Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 4, April 2022

 

ANALISIS PENGARUH SUASANA, KUALITAS PELAYANAN DAN KEWAJARAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN CAF� LA BALIZA KOTA JAYAPURA

 

Yasir Attamimi, Johanis R. Wanma

Universitas Cenderawasih Jayapura, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya ketidakpuasan terhadap beberapa caf� yang berada di pantai holtekamp. dari hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa pelanggan, dinilai masih rendahnya kepuasan pelanggan bisah dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut: (1). Kurangnya inovasi dan pembaharuan kepada suasana (atmosphere); (2). Belum optimalnya kualitas pelayanan (service quality) yang diberikan ; (3). Adanya ketidakwajaran harga yang dirasakan oleh pelanggan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai signifikasi variabel suasana (X1) Sebesar 0.543, Nilai signifikasi variabel Kualitas Layanan (X2) sebesar 0,042 dan Nilai signifikasi variabel Kewajaran Harga (X3) sebesar 0,000. Dengan demikian dikarnakan uji t < 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa secara parsial suasana (X1) tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y), serta Kualitas Layanan (X2), dan Kewajaran Harga (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).

 

Kata Kunci: suasana; kualitas layanan; kewajaran harga dan kepuasan pelanggan.

 

Abstract

This research is motivated by dissatisfaction with several cafes located on Holtekamp beach. from the results of observations and interviews that researchers conducted with several customers, it was assessed that customer satisfaction was still low, it could be seen from several factors as follows: (1). Lack of innovation and renewal of the atmosphere; (2). Not yet optimal quality of service (service quality) provided; (3). There is an unfair price perceived by the customer. The results showed that the significance value of the atmosphere variable (X1) was 0.543, the significance value of the Service Quality variable (X2) was 0.042 and the significance value of the Price Fairness variable (X3) was 0.000. Thus, because the t-test <0.05, this shows that partially the atmosphere (X1) does not have a significant effect on customer satisfaction (Y), and Service Quality (X2), and Price Fairness (X3) significantly affects Satisfaction. Customer (Y).

 

Keywords: atmosphere; service quality; fairness of price and customer satisfaction.

 

 

Pendahuluan

Sejak diresmikanya jembatan merah yautefa yang menghubungkan daerah Holtekamp dengan daerah Hamadi oleh bapak Presiden Negara Republik Indonesia Ir. Joko Widodo pada tanggal 28 Oktober 2019, jembatan yang memiliki panjang hingga � 1.800meter dan lebar 17meter tersebut lantas menjadi salah satu ikonik bagi Kota Jayapura dan Provinsi Papua.

Jembatan merah yautefa kini tidak saja menjadi jembatan penghubung antara dua daearah melainkan juga menjadi menjadi simbol perkembangan dan kemajuan pembangunan di Provinsi Papua, yang kemudian menjadi daya tarik bagi orang-orang untuk datang mengunjungi jembatan merah yautefa sekedar untuk mengabadikan momen berfoto dan bervideo dengan jembatan ini.

Keberadaan jembatan merah yautefa telah menjadi ikonik bagi Kota Jayapura dan memberikan dampak positif bagi daerah-daerah yang ada disekitarnya, seperti daerah pantai holtekamp yang kini menjadi objek wisata yang sangat ramai serta banyaknya caf� dan rumah makan yang didirikan di sepanjang pantai tersebut.

Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini caf� dan rumah makan yang ada disepanjang pantai hamadi dan pantai holtekamp telah menjadi primadona baru bagi masyarakat kota jayapura untuk menikmati waktu senggangnya, searah dengan hal itu saat inipun caf� dan rumah makan baru mulai bermunculan di sepanjang pantai hamadi dan pantai holtekamp.

Pada awalnya tempat wisata yang ada disepanjang pantai hamadi dan pantai holtekamp hanya menyediakan gubuk atau pondokan kecil untuk disewakan kepada pengunjung yang datang untuk sekedar berenang atau mengisi waktu sengangnya, namun seiring dengan perkembangan dan meningkatnya jumlah pengunjug yang datang kewilayah ini maka para investor mulai melihat wilayah ini sebagai satu kawasan yang dapat memberikan keuntungan besar dimasa sekarang dan seerusnya.

Saat ini terdapat beberapa caf� dan rumah makan yang ada disepanjang pantai hamadi dan pantai holtekamp, yang mana setiap caf� dan rumah makan tersebut memiliki keunikan masing-masing namun tetap memiliki satu kesamaan yaitu menonjolkan destinasi caf� di pinggiran pantai.

Caf� la baliza merupakan salah satu caf� yang saat ini menjadi primadona dan sedang ramai dikunjungi oleh masyarakat Kota Jayapura untuk menikmati waktu senggangnya di pantai holtekamp, dengan menawarkan suasana kenikmatan pinggiran pantai dan lantunan musik serta makanan yang mengunggah selera agar dapat memberikan kepuasan bagi setiap pelangganya.

(Dirgantara, 2013), menyatakan bahwa terdapat delapan factor yang memiliki pengaruh lansung terhadap kepuasan pelanggan, kedelapan factor tersebut adalah nilai, daya saing, persepsi pelanggan, harga, citra, tahap pelayanan, situasi pelayanan dan tingkat kepentingan pelanggan. Sedangkan menurut (Irawan, 2005), faktor-faktor yang mendorong tingkat kepuasan pelanggan adalah kualitas produk, harga, service quality, emotional faktor serta biaya dan kemudahan. Sedangkan menurut (Irawan, 2005), menyatakan bahwa terdapat lima factor yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan, yaitu kualitas produk, harga, service quality, emotional factor dan biaya dan kemudahan

Ketika mengunjungi caf� la baliza yang berada di pantai holtekamp, setiap pelanggan pasti akan merasakan suasana yang berbeda dengan caf�-caf� lain pada umumnya, dimana pada caf� ini rancang ruang dan layout caf� didesain sedemikian rupa sesuai dengan lokasi dimana caf� ini berada sehingga konsumen akan merasakan kenikmatan tersendiri dalam menikmati sajian makanan yang disediakan.

Suasana (atmosphere) ialah suatu desain rancangan ruang yang sengaja diciptakan dengan tujuan agar dapat menciptakan efek emosional tertentu kepada pelanggan dengan maksud agar pelanggan tersebut merasa puas dan meningkatkan probabilitasnya dalam berbelanja (Hilaliyah, 2017).

Pemahaman mengenai penciptaan suasana yang sesuai dengan lokasi dimana caf� ini berada, sepertinya di pahami secara benar oleh pengelola atau manajemenya, hal ini dapat dilihat oleh layout caf� yang tidak terlalu formal namun mampu memberikan kenikmatan dan sesuai dengan alam sekitar caf� ini.

Penyediaan spot area untuk berfoto juga menjadi daya tarik tersendiri, banyak pelanggan yang menikamati berfoto dengan background jembatan merah yautefa dan pantai holtekamp serta background- background lainya yag memang sengaja disediakan oleh pengelola. Namun dikarenakan suasana pada caf�-caf� yang berada di pantai holtekamp hampir serupa bahkan dapat dikatakan sama maka pelanggan biasanya lebih tertarik untuk datang ke caf� yang terbaru atau yang memiliki inovasi berbeda dan baru, hal inilah yang perlu dipahami oleh pengelola sehingga selalu berinovasi dan tidak stagnan pada satu suasana saja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fendy Maradita, (Maradita & Susilawati, 2021) yang berjudul pengaruh suasana, kualitas makanan, dan persepsi nilai terhadap kepuasan pelanggan rumah makan goa Sumbawa, yang menjelaskan bahwa suasana memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan yang memiliki makna kepuasan pelanggan akan semakin meningkat ketika suasana yang diciptakan semakin indah dan nyaman.

Selain rancang ruang yang sengaja didesain dengan tujuan agar dapat menciptakan efek emosional tertentu kepada pelanggan, faktor lainya yang harus diperhatikan adalah pemberian pelayanan yang optimal, hal ini dikarenakan ketika seorang pelanggan merasakan kesesuaian atas apa yang diterima dan dirasakannya, maka pelanggan tersebut akan memiliki persepsi yang baik dan memuaskan terhadap pelayanan yang diterimanya, begitupun sebaliknya ketika seorang pelanggan tidak merasakan kesesuaian atas apa yang diterima dan dirasakannya, maka pelanggan tersebut akan memiliki persepsi yang tidak baik dan tidak memuaskan terhadap pelayanan yang diterimanya

Menurut (Kotler et al., 2004) kualitas pelayanan merupakan hasil penilaian yang diberikan oleh pelanggan kepada pelayanan yang diterima oleh pelanggan tersebut, apakah sesuai dengan apa yang diharapkanya atau tidak. Jika apa yang diharapakan oleh pelanggan mengenai apa yang akan didapatkanya sesuai dengan apa yang pelanggan tersebut dapatkan, maka kualitas pelayanan akan dipersepsikan memuaskan dan baik, sehingga jika pelanggan merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diterimanya akan membuat pelanggan tersebut menjadi setia dan terus melakukan pembelian lagi.

Saat ini pelayanan yang diberikan oleh karyawan caf�- la baliza dinilai masih kurang optimal, hal ini dapat terlihat dari sudut pandang bukti fisik (Tangibles)� yang mana masih kurang menariknya perlengkapan seperti buku menu yang belum didesain menarik, tempat cuci tangan yang hanya ada satu sehingga pelanggan sering antri, pegawai yang tidak semuanya menggunakan seragam dan komunikasi dengan pelanggan yang masih belum baik.

Begitu pula jika dilihat dari segi kehandalan dalam memberikan pelayanan secara akurat, cepat dan memuaskan, dimana terlihat jika para karyawan masih belum bisa dikatakan maksimal, hal ini mungkin dikarenakan oleh banyaknya pelanggan dan kurangnya pelatihan.

Sesungguhnya agar dapat menciptakan kepuasan pada diri pelanggan maka kualitas pelayanan sangat penting untuk diperhatikan, dalam berbagai literatur mengenai manajemen pemasaran, salah satu faktor utama yang mutlak dimiliki oleh suatu organisasi agar mampu memuaskan pelanggannya adalah kualitas pelayanan, selain itu dalam berbagai bukti empiris oleh Maria Kristiana dan Drs. Muhammad Edwar, M.Si. (2017) dengan judul pengaruh store atmosphere dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen cafe heerlijk gelato perpustakaan bank indonesia surabaya menjelaskan bahwa Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Cafe Heerlijk Gelato Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya dengan cukup signifikansi.

Selain suasana caf� dan kualitas layanan yang diberikan, satu faktor yang juga perlu untuk diperhatikan adalah kewajaran harga (price fairness). Ariastuti dan Untoro, (2017) menjelaskan bahwa kewajaran harga atau price fairness merupakan persepsi pelanggan mengenai transaksi penjualan yang harus dibayarkan.

Komperatif para pihak yang terlibat dalam suatu transasksi merupakan hal utama yang mempengaruhi penilaian tentang kewajaran harga. Jika pelanggan dalam melakukan pembelian merasakan harga suatu produk wajar atau masuk akal maka pelanggan tersebut akan secara berulang, sebaliknya jika pelanggan dalam melakukan pembelian merasakan harga suatu produk tidak wajar atau tidak masuk akal maka pelanggan tersebut akan membili� produk tersebut lagi

Saat ini harga untuk caf� la baliza dirasa sudah cukup wajar dan sesuai dengan apa yang diterima, hanya saja beberapa fasilitas yang disediakan seperti bantal pasir, toilet dan parkir masih harus dibayarkan secara terpisah oleh pelanggan, hal ini menjadi perbincangan bagi beberapa pelanggan yang sedikit merasakan keanehan karena hal tersebut.

Hal inilah yang perlu menjadi perhatian oleh pengelola untuk senantiasa dapat memberikan harga yang wajar bagi pelanggan sehingga pelanggan merasakan apa yang diterimanya sesuai dengan apa yang dibayarkanya sehingga akan terbentuk rasa puas pada diri pelanggan tersebut.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mega Lestari, Abd. Kodir Djaelani dan (Wafa, Wahono, & Millanintyas, 2020), dengan judul pengaruh kualitas makanan, suasana dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan (studi pada cafe photokopi di Kota Malang). yang menjelaskan bahwa kewajaran harga memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan yang artinya semakin baik kewajaran harga maka kepuasan pelanggan akan semakin meningkat, begitupun sebaliknya.

 

Metode Penelitian

1.     Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory), di mana penelitian ini berupaya menjelaskan hubungan antara variabel-variabel dan pengaruhnya dengan pengujian hipotesis (Sugiono,2005). Pendekatan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dan model penelitian ini adalah model penelitian survei dengan menggunakan instrument kuisioner. Metode penelitian survei dilakukan untuk mendapatkan data opini individu responden (Hartono, 2009).

2.     Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Caf� La Baliza yang berada dipantai holtekamp Kota Jayapura.

3.     Populasi dan Sampel Peneltian

1)     Populasi

Menurut (Rode‐Margono, Nekaris, Kappeler, & Schwitzer, 2015), �Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup� dan waktu yang kita tentukan�. Sedangkan menurut sukmadinata (2011:250) mengemukakan bahwa populasi adalah �kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita�. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura, yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti atau tidak terbatas.

2)     Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan (Mandey & Lengkong, 2015) Sugiyono (2012:76) menjelaskan bahwa dalam penentuan sampel yang populasinya besar dan jumlah tidak diketahui dapat menggunakan rumus :

n =

Dimana :

n��������� = jumlah sampel

z��������������������� = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan jumlah sampel

����������������������� �� yaitu sebesar 95% yang mengacu pada tabel Z

Moe���� = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi

�������������� �� sebesar 10%.

Dari rumus tersebut diatas maka perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut:

n = ��n = 96,04

Untuk memudahkan penulis maka penulisan menggenapi sampelnya menjadi 100 yang merupakan hasil pembulatan dari 96,0.

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Hasil

1.     Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 yang telah disajikan dibawah ini:

 

Tabel 1

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Jenis kelamin

Frekuensi

Persentase

1

Laki-laki

42

42%

2

Perempuan

58

58%

 

Total

100

100%

Sumber: Data diolah, 2021

 

Pada tabel 1 tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini ialah responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 58 responden atau sebesar 58 %, sedangkan sisanya adalah responden berjenis kelamin laki-laik yaitu sebanyak 42 responden atau sebesar 42 %.

2.     Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 yang telah disajikan dibawah ini:

 

Tabel 2

Karateristik Responden Berdasarkan Usia

No

Usia

Frekuensi

Persentase

1

15-20

22

22%

2

21-25

33

33%

3

26-30

32

32%

4

31-35

9

9%

5

35-40

4

4%

 

Total

100

100%

Sumber: Data diolah, 2021

 

Pada tabel 2 tentang karakteristik responden berdasarkan usia diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini ialah responden yang berusia 21 sampai dengan 25 tahun yaitu sebanyak 33 responden atau sebesar 33 %, dan yang berusia 26 sampai dengan 30 tahun yaitu sebanyak 32 responden atau sebesar 32 %, serta yang terbanyak ketiga adalah responden dengan usia yang berusia 15 sampai dengan 20 tahun yaitu sebanyak 22 responden atau sebesar 22 %, hal ini menunjukan bahwa pengunjung caf� La baliza didominasi oleh anak muda dengan usia 15-30 tahun.

3.     Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan terakhir dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 yang telah disajikan dibawah ini:

 

Tabel 3

Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No

Jenis kelamin

Frekuensi

Persentase

1

SMA

43

43%

2

D1 dan D3

6

6%

3

S1

48

48%

4

S2

3

3%

 

Total

100

100%

Sumber: Data diolah, 2021

 

Pada tabel 3 tentang karakteristik responden berdasarkan Pendidikan terakhir diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki Pendidikan terakhir Sarjana yaitu sebanyak 48 responden atau sebesar 48 %, diikuti oleh responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 43 responden atau sebesar 43 %.

4.     Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Karakteristik responden berdasarkan Pendapatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 yang telah disajikan dibawah ini:

 

Table 4

Karateristik Responden Berdasarkan Pendapatan

No

Jenis kelamin

Frekuensi

Persentase

1

<� Rp 1.000.000

51

51%

2

Rp 1.000.000 � Rp 3.000.000

19

19%

3

Rp 3.000.000 � Rp 5.000.000

24

24%

4

> Rp 5.000.000

6

6%

 

Total

100

100%

Sumber: Data diolah, 2021

 

Pada tabel 4 tentang karaktristik responden berdasarkan Pendapatan diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki Pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000 yaitu sebanyak 51 responden atau sebesar 51 %, diikuti oleh responden yang memiliki pendapatan Rp. Rp 3.000.000 � Rp 5.000.000�� yaitu sebanyak 43 responden atau sebesar 43 %.

 

 

5.     Hasil Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui frekuensi jawaban responden dari hasil kuisioner yang telah di distribusikan melalui empat variable yaitu Suasana, Kualitas Pelayanan, Kewajaran Harga dan Kepuasan Pelanggan, Analisa ini bersifat memberi makna secara deskriptif dan kecenderungan yang timbul mengenai variable penelitian sesuai dengan hasil dari data lapangan (field data) tanpa menarik suatu kesimpulan yang berarti. Dalam hal ini dasar interprestasi skor tanggapan responden tentang variable penelitian.

 

Tabel 5

Dasar Interprestasi Skor Item Dalam Variable Penelitian

No

Nilai skor (NS)

Interprestasi

1

0<NS� <� 1

Berada pada daerah sangat tidak baik

2

1 < NS < 2

Berada pada tidak baik

3

2 < NS < 3

Berada pada daerah tengah-tengah

4

3 < NS < 4

Berada pada daerah baik

5

4 < NS < 5

Berada pada daerah sangat baik

Sumber: Arikunto, 2002

 

Gambaran karateristik jawaban responden terhadap masing-masing variabel di tinjau dari rata-rata. Pengukuran dari setiap item dari masing-masing variabel menggunakan skala likert dengan skor 1 sampai dengan 5.

6.     Variabel Suasana (X1)

Pengukuran terhadap variabel suasana menggunakan 5 indikator, yaitu komunikasi visual, pencahayaan, warna music dan aroma. Kelima indikator tersebut secara keseluruhan diuraikan dalam 6 item pernyataan dalam kuisioner. Distribusi frekuensi variabel-bariabel suasana disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Variabel Suasana (X1)

VARIABEL

ITEM

JAWABAN RESPONDEN

MEAN

STS

TS

CS

S

SS

F

%

F

%

F

%

F

%

F

%

SUASANA
(X1)

X1.1

1

1%

7

7%

43

43%

32

32%

17

17%

����� 3,57

X1.2

1

1%

5

5%

36

36%

38

38%

20

20%

����� 3,71

X1.3

2

2%

5

5%

26

26%

50

50%

17

17%

����� 3,75

X1.4

1

1%

4

4%

46

46%

34

34%

15

15%

����� 3,58

X1.5

3

3%

4

4%

32

32%

48

48%

13

13%

����� 3,64

X1.6

2

2%

5

5%

29

29%

41

41%

23

23%

����� 3,78

 

MEAN INDIKATOR VARIABEL SUASANA (X1)

���� 3,67

Sumber : Data diolah, 2021

 

Pada tabel 6 tentang distribusi frekuensi variabel suasana (X1) di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diteliti, secara umum persepsi responden terhadap variabel suasana (X1) berada pada daerah yang baik dengan rata-rata skor (mean) 3,67%. Item Indikator yang memperoleh respon yang paling tinggi adalah (X1.6) dengan rata-rata skor 3,78%. Sedangkan item indikator pertanyaan yang memperoleh respon terendah adalah item indikator X1.1 dengan rata-rata skor 3,57%. Pada umumnya, responden cenderung memilih opsi jawaban 4 yang termasuk dalam kategori setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden cenderung setuju mengenai pencapaian kriteria-kriteria suasana.

7.     Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

Pengukuran terhadap variabel Kualitas Pelayanan menggunakan 5 indikator, yaitu Bukti Fisik (Tangibles), Kehandalan (Reability), Ketanggapan (Responsiveneess), Jaminan (Assurance) dan Empati (Empaty). Kelima indikator tersebut secara keseluruhan diuraikan dalam 5 item pernyataan dalam kuisioner. Distribusi frekuensi variabel-bariabel suasana disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

VARIABEL

ITEM

JAWABAN RESPONDEN

MEAN

STS

TS

CS

S

SS

F

%

F

%

F

%

F

%

F

%

KUALITAS PELAYANAN
(X2)

X2.1

 

0%

7

7%

34

34%

44

44%

15

15%

3,67

X2.2

4

4%

4

4%

42

42%

39

39%

11

11%

3,49

X2.3

1

1%

6

6%

44

44%

38

38%

11

11%

3,52

X2.4

1

1%

8

8%

35

35%

44

44%

12

12%

3,58

X2.5

1

1%

6

6%

39

39%

41

41%

13

13%

3,59

 

MEAN INDIKATOR VARIABEL KUALITAS PELAYANAN (X2)

���� 3,57

Sumber : Data diolah, 2021

 

Pada tabel 7 tentang distribusi frekuensi variabel Kualitas Pelayanan (X2) di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diteliti, secara umum persepsi responden terhadap variabel Kualitas Pelayanan (X2) berada pada daerah yang baik dengan rata-rata skor (mean) 3,57%. Item Indikator yang memperoleh respon yang paling tinggi adalah (X2.1) dengan rata-rata skor 3,67%. Sedangkan item indikator pertanyaan yang memperoleh respon terendah adalah item indikator X2.2 dengan rata-rata skor 3,49%. Pada umumnya, responden cenderung memilih opsi jawaban 4 yang termasuk dalam kategori setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden cenderung setuju mengenai pencapaian kriteria-kriteria Kualitas Pelayanan.

8.     Variabel Kewajaran Harga (X3)

Pengukuran terhadap variabel suasana menggunakan 4 indikator, yaitu Harga yang wajar pada transaksi, Referensi tingkat kewajaran harga, Kebijakan kewajaran harga dan Kewajaran harga yang ditetapkan merupakan sebuah etika. Keempat indikator tersebut secara keseluruhan diuraikan dalam 4 item pernyataan dalam kuisioner. Distribusi frekuensi variabel-bariabel suasana disajikan dalam tabel berikut ini:

 

Tabel 8

Distribusi Frekuensi Variabel Kewajaran Harga (X3)

VARIABEL

ITEM

JAWABAN RESPONDEN

MEAN

STS

TS

CS

S

SS

F

%

F

%

F

%

F

%

F

%

KEWAJARAN HARGA (X3)

X3.1

2

2%

14

14%

39

39%

35

35%

10

10%

3,37

X3.2

3

3%

5

5%

31

31%

49

49%

12

12%

3,62

X3.3

1

1%

12

12%

44

44%

34

34%

9

9%

3,38

X3.4

1

1%

5

5%

28

28%

50

50%

16

16%

3,75

 

MEAN INDIKATOR VARIABEL KEWAJARAN HARGA (X3)

���� 3,53

Sumber : Data diolah, 2021

 

Pada tabel 8 tentang distribusi frekuensi variabel Kewajaran Harga (X3) di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diteliti, secara umum persepsi responden terhadap variabel Kewajaran Harga (X3) berada pada daerah yang baik dengan rata-rata skor (mean) 3,53%. Item Indikator yang memperoleh respon yang paling tinggi adalah (X3.4) dengan rata-rata skor 3,75%. Sedangkan item indikator pertanyaan yang memperoleh respon terendah adalah item indikator X3.1 dengan rata-rata skor 3,37%. Pada umumnya, responden cenderung memilih opsi jawaban 4 yang termasuk dalam kategori setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden cenderung setuju mengenai pencapaian kriteria-kriteria Kewajarann Harga.

9.     Variabel Kepuasan Pelanggan (Y)

Pengukuran terhadap variabel kepuasan pelanggan menggunakan 4 indikator, yaitu Perasaan puas, Selalu membeli produk, Akan merekomendasikan kepada orang lain dan Terpenuhinya harapan pelanggan setelah membeli produk. Keempat indikator tersebut secara keseluruhan diuraikan dalam 4 item pernyataan dalam kuisioner. Distribusi frekuensi variabel-bariabel kepuasan pelanggan disajikan dalam tabel berikut ini :

 

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Pelanggan (Y)

VARIABEL

ITEM

JAWABAN RESPONDEN

MEAN

STS

TS

CS

S

SS

F

%

F

%

F

%

F

%

F

%

KEPUASAN
PELANGGAN
(Y)

Y1

 

0%

6

6%

33

33%

43

43%

18

18%

3,73

Y2

3

3%

11

11%

28

28%

45

45%

13

13%

3,54

Y3

2

2%

8

8%

23

23%

50

50%

17

17%

3,72

Y4

3

3%

7

7%

26

26%

46

46%

18

18%

3,69

 

MEAN INDIKATOR VARIABEL KEPUASAN PELANGGAN (Y)

���� 3,67

Sumber : Data diolah, 2021

Pada tabel 9 tentang distribusi frekuensi variabel Kepuasan Pelanggan (Y) di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diteliti, secara umum persepsi responden terhadap variabel Kepuasan Pelanggan (Y) berada pada daerah yang baik dengan rata-rata skor (mean) 3,67%. Item Indikator yang memperoleh respon yang paling tinggi adalah (Y1) dengan rata-rata skor 3,73%. Sedangkan item indikator pertanyaan yang memperoleh respon terendah adalah item indikator Y.2 dengan rata-rata skor 3,54%. Pada umumnya, responden cenderung memilih opsi jawaban 4 yang termasuk dalam kategori setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden cenderung setuju mengenai pencapaian kriteria-kriteria Kepuasan Pelanggan.

10.  Hasil Uji Validitas

Uji validitas menurut (Iasha et al., 2020) digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner di katakana valid jika pertanyaan yang ada pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur pada koesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Kemudian membandingkan dengan r table untuk degree of freedom (df) = n-2. Dalam hal ini adalah jumlah sampel.

Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS. Untuk menguji apakah masing-masing indicator variabel valid atau tidak, maka dapat dilihat pada hasil data SPSS pada kolom Correlated item � Total correlation dengan hasil perhitungan r table. Jika nilai Correlated item � Total correlation lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan atau indicator tersebut dinyatakan valid.Besarnya r tabel dengan level of significance 5% atau 0,05 pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

r tabel = r0,05(n-2) dalam hal ini n adalah jumlah sampel

r tabel = r(a;100-2)

r tabel = r(0,05;98) = 0,197

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS 24 adalah sebagai berikut:

 

Tabel 10

Validasi item Pertanyaan Kuisioner

Variabel

Item

Correlated item �
Total correlation

r Tabel

Keterangan

SUASANA
(X1)

X1.1

.689

0,197

VALID

X1.2

.752

0,197

VALID

X1.3

.778

0,197

VALID

X1.4

.780

0,197

VALID

X1.5

.696

0,197

VALID

X1.6

.637

0,197

VALID

KUALITAS
PELAYANAN
(X2)

X2.1

.689

0,197

VALID

X2.2

.761

0,197

VALID

X2.3

.758

0,197

VALID

X2.4

.834

0,197

VALID

X2.5

.790

0,197

VALID

KEWAJARAN
HARGA
(X3)

X3.1

.811

0,197

VALID

X3.2

.800

0,197

VALID

X3.3

.771

0,197

VALID

X3.4

.566

0,197

VALID

KEPUASAN
(Y)

Y.1

.799

0,197

VALID

Y.2

.830

0,197

VALID

Y.3

.862

0,197

VALID

Y.4

.843

0,197

VALID

 

 

 

 

 

 

Sumber: Data diolah, 2021

 

Pada tabel 10 tentang validasi item pertanyaan kuisioner di atas, dapat dilihat bahwa korelasi antar skor butir pernyataan dengan total skor variabel (corrected item-total correlation) pada semua item pernyataan lebih besar dari r tabel, hal ini berarti bahwa semua pernyataan yang digunakan dalam kuisioner ini telah valid.

11.  Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan. Berikut hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel dengan menggunakan bantuan software SPSS yang ditunjukkan tabel sebagai berikut :

Tabel 11

Uji Reliabilitas

Variabel

Koefisien Alpha

Keterangan

Variabel Suasana (X1)

.793

RELIABEL

Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

.759

RELIABEL

Variabel Kewajaran Harga (X3)

.817

RELIABEL

Kepuasan Pelanggan (Y)

.835

RELIABEL

Sumber : Data Primer diolah, 2021

 

Pada tabel 11 tentang uji reliabicitas di atas, terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai α lebih besar dari 0.6. Hal ini menjelaskan bahwa seluruh item pertanyaan adalah reliabel. Artinya bahwa dalam setiap item pertanyaan dan pernyataan pada kuisioner penelitian benar-benar terjadi dan dialami oleh responden di lapangan.

12.  Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Penguraian dari uji asumsi klasik ialah sebagai berikut:

a)     Uji Normalitas

Uji normalitas di gunakan unuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Penguji distribusi normal dilakukan dengan menggunakan uji P-Plot Normality. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melihat penyebaran dua data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas adalah:

a.      Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b.     Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

 

Gambar 1

Grafik Normal P-Plot

 

Pada gambar 1 tentang Grafik Normal P-Plot� di atas, dapat dilihat bahwa data terdistribusi secara normal karena titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, maka dapat disimpukan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b)     Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Menurut (Zulkarnaen, 2015) tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya, sehingga nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Menurut Ghozali (2013:106), nilai cut off yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah:

a.      Jika nilai tolerance< 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas).

b.     Jika nilai tolerance> 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

 

Tabel 12

Uji Multikolinieritas

Variabel

Tolerance

VIF

Keterangan

Variabel Suasana (X1)

.513

1.950

Non Multikolinier

Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

.653

1.531

Non Multikolinier

Variabel Kewajaran Harga (X3)

.460

2.172

Non Multikolinier

Sumber : Data diolah, 2021

 

Pada tabel 12 tentang Uji Multikolinieritas di atas, dapat dilihat bahwa Dari tabel penelitian ini bebas dari multikolinearitas karena variabel suasana (X1), kualitas pelayanan (X2) dan kewajaran harga (X3) mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10.

c)     Uji Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah di dalam model regresi ada atau tidak korelasi antar variabel independen dengan variabel pengganggu. Heteros-kedastisitas dapat dideteksi dengan, melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED diman sumbuh Y adalah Y yang telah terprediksi, dan sumbu X adalah residual� (Y prediksi � Y sesungguhnya). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat diketahui dari scatterplot. Menurut (Ghozali & Cahyono, 2001) dalam Jurnal Aplikasi Manajemen (2004:403) disebutkan, bahwa untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

a)     Jika ada pola tertentu yang teratur, maka terjadi hetteroskedastisitas.

b)     Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c)     Model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Adapun grafik Scatterplot hasil pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

 

Gambar 2

Grafik Scatterplot

 

Pada gambar 2 tentang Grafik Scatterpt di atas, dapat dilihat bahwa data yang diolah sudah tidak mengandung heteroskesdastisitas karena titik-titik data tersebar di daerah antara 0 � Y dan tidak membentuk pola tertentu.

13.  Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:96). Dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara Suasana (X1), Kualitas Layanan (X2), dan Kewajaran Harga (X3), terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).

Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini yang didapat dari hasil pengolahan data dengan program SPSS adalah:

 

Tabel 13

Persamaan Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

Correlations

B

Std. Error

Beta

Zero-order

1

(Constant)

1.081

1.213

 

.891

.375

 

X1

.042

.070

.054

.610

.543

.574

X2

.131

.063

.162

2.065

.042

.554

X3

.734

.107

.641

6.860

.000

.770

Sumber : Data diolah, 2021

 

Dari tabel 13 tentang persamaan regresi linier berganda di atas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

����������� Y = 1,081 + 0,042X1 + 0,131X2+ 0,734X3

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat dijelaskan bahwa:

a)     Nilai a sebesar 1,081 yang menunjukkan nilai kostanta. Artinya jika variabel bebas Suasana (X1), Kualitas Layanan (X2), dan Kewajaran Harga (X3) sama dengan nol, maka terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) akan sebesar 1,081 satuan.

b)     Nilai b1 sebesar 0,042 yang menunjukkan nilai koefisien Suasana (X1). Artinya jika Suasana (X1) mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka Kepuasan Pelanggan (Y) juga akan meningkatkan sebesar 0,042 satuan dengan asumsi besarnya variabel bebas Kualitas Layanan (X2), dan Kewajaran Harga (X3) konstan.

c)     Nilai b2 sebesar 0,131 yang menunjukkan nilai koefisien Kualitas Layanan (X2). Artinya jika Kualitas Layanan (X2) mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka Kepuasan Pelanggan (Y) juga akan meningkatkan sebesar 0,131 satuan dengan asumsi besarnya variabel Suasana (X1) dan Kewajaran Harga (X3) �konstan.

d)     Nilai b3 sebesar 0,734 yang menunjukkan nilai koefisien Kewajaran Harga (X3). Artinya jika Kewajaran Harga (X3) mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka Kepuasan Pelanggan (Y) juga akan meningkatkan sebesar 0,734 satuan dengan asumsi besarnya variabel Suasana (X1), Kualitas Layanan (X2) konstan.

14.  Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel Suasana (X1), Kualitas Layanan (X2), dan Kewajaran Harga (X3) dapat menjelaskan atau mempengaruhi variabel Kepuasan Pelanggan (Y). Dari hasil pengolahan data dengan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 14

Koefisien Determinasi Berganda(R2)

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.784a

.614

.602

2.012

Sumber : Data diolah, 2021

 

Dari tabel 14 tentang Koefisien Determinasi Berganda(R2) di atas, diketahui bahwa besarnya R Square (R2) adalah sebesar 0,614 atau 61,4%. Hal ini menunjukkan bahwa 61,4% variasi naik turunnya kepuasan pelanggan (Y) dapat dipengaruhi oleh variasi naik turunnya suasana (X1), kualitas layanan (X2), dan kewajaran harga (X3) sedangkan sisanya sebesar 38,6% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.

15.  Pembuktian Hipotesis

a)     Uji Pengaruh Simutan

Uji pengaruh simultan pada penelitian ini menggunakan uji F. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh simultan antara suasana (X1), kualitas layanan (X2), dan kewajaran harga (X3) terhadap kepuasan pelanggan (Y). �Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 15

Uji Pengaruh Simultan

ANOVAa

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

619.111

3

206.370

50.975

.000b

Residual

388.649

96

4.048

 

 

Total

1007.760

99

 

 

 

Sumber : Data diolah, 2021

 

Dari tabel 15 tentang Uji Pengaruh Simultan di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan suasana (X1), kualitas layanan (X2), dan kewajaran harga (X3) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y).

b)     Uji Pengaruh Parsial

Uji pengaruh parsial pada penelitian ini menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh parsial antara suasana (X1), kualitas layanan (X2), dan kewajaran harga (X3) terhadap kepuasan pelanggan (Y).

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS yang dapat dilihat pada� tabel 6.13 tentang persamaan regresi linier berganda didapatkan hasil sebagai berikut :

a.      Nilai signifikasi variabel suasana (X1) lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,543. Artinya suasana secara parsial tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y).

b.     Nilai signifikasi variabel kualitas layanan (X2) lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,042. Artinya kualitas layanan secara parsial memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y).

c.      Nilai signifikasi variabel kewajaran harga (X3) lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Artinya kewajaran harga secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y).

B.    Pembahasan

1.     Suasana, Kualitas Layanan, Dan Kewajaran Harga Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Berdasarkan hasil pengujian koefisien model regresi secara simultan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hipotesis 1 diterima, karena variabel Suasana, Kualitas Layanan, Dan Kewajaran Harga secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Pengaruh tersebut bersifat positif. hal ini menggambarkan bahwa apabila semakin baik faktor suasana serta semakin tinggi faktor kualitas layanan dan semakin baiknya faktor kewajaran harga pada Caf� La Baliza secara berasama-sama, maka kepuasan dari para pelanggan pun akan semakin meningkat.

2.     Suasana Secara Parsial tidak memiliki pengaruh secara signifikan Terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka suasana (X1) tidak memiliki pengaruh secara signifikan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Y), hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian dengan uji t dimana nilai signifikansi uji t variabel suasana lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan yaitu �Suasana secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura� tidak dapat diterima.

Artinya Suasana yang meliputi, Komunikasi Visual, Pencahayaan, Warna, Musik dan Aroma tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Pengaruh suasana terhadap Kepuasan Pelanggan adalah pengaruh yang positif namun tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien sebesar 0,042. Pengaruh positif atau pengaruh yang searah menunjukkan bahwa semakin baik suasana yang disajikan oleh karyawan Caf� La Baliza maka akan semakin meningkatkan Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Hasil dalam penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mega Lestari, Abd. Kodir Djaelani dan Restu Millanintyas, (2020), dengan judul Pengaruh Kualitas Makanan, Suasana dan Kewajaran Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi pada Cafe Photokopi di Kota Malang) dan juga penelitian yang dilakukan oleh Fendy Maradita dan Mega Susilawati, (2021), dengan judul Pengaruh Suasana, Kualitas Makanan, dan Persepsi Nilai terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Goa Sumbawa yang menemukan bahwa suasana berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.

3.     Kualitas Layanan Secara Parsial Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka Kualitas Layanan (X2) memiliki pengaruh secara signifikan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Y), hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian dengan uji t dimana nilai signifikansi uji t variabel kualitas layanan lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan yaitu �Kualitas Layanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura� dapat diterima.

Artinya Kualitas Layanan yang meliputi Bukti Fisik (Tangibles), Kehandalan (Reability), Ketanggapan (Responsiveneess), Jaminan (Assurance) dan Empati (Empaty) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Pengaruh kualitas layanan terhadap Kepuasan Pelanggan adalah pengaruh yang positif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien sebesar 0,131. Pengaruh positif atau pengaruh yang searah menunjukkan bahwa semakin baik kualitas layanan yang diberikan oleh karyawan Caf� La Baliza maka akan semakin meningkatkan Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Kristiana dan �Drs. Muhammad Edwar, M.Si. (2017) dengan judul pengaruh store atmosphere dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen cafe heerlijk gelato perpustakaan bank indonesia surabaya I wayan Juniantara (2015) yang menemukan bahwa Kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Cafe Heerlijk Gelato Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya dengan signifikansi.

4.     Kewajaran Harga Secara Parsial Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka Kewajaran Harga (X3) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan (Y), hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian dengan uji t dimana nilai signifikansi uji t variabel kewajaran harga lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan yaitu �Kewajaran Harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura� dapat diterima.

Artinya kewajaran harga yang meliputi Harga yang wajar pada transaksi,� Referensi tingkat kewajaran harga, Kebijakan kewajaran harga dan Kewajaran harga yang ditetapkan merupakan sebuah etika memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Pengaruh kewajaran harga terhadap Kepuasan Pelanggan adalah pengaruh yang positif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien sebesar 0,734. Pengaruh positif atau pengaruh yang searah menunjukkan bahwa semakin baik kewajaran harga yang dilakukan oleh karyawan Caf� La Baliza maka akan semakin meningkatkan Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mega Lestari, Abd. Kodir Djaelani dan Restu Millanintyas, (2020), dengan judul Pengaruh Kualitas Makanan, Suasana dan Kewajaran Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi pada Cafe Photokopi di Kota Malang) yang menemukan bahwa kewajaran harga berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.

5.     Kewajaran Harga Memiliki Pengaruh Dominan Terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan maka kewajaran harga (X3) adalah variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) �Caf� La Baliza Kota Jayapura, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar 6,860 dan nilai signifikasi yang paling kecil yaitu sebesar 0,000 serta koefisien unstandardized β yang terbesar yaitu sebesar 0,734 sehingga hipotesis yang diajukan yaitu �Kewajaran Harga adalah faktor yang berpengaruh dominan terhadap Kepuasan Pelanggan Caf� La Baliza Kota Jayapura� dapat diterima

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a). Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan suasana (X1), kualitas layanan (X2), dan kewajaran harga (X3) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y). b). Berdasarkan hasil uji t nilai signifikasi variabel suasana (X1) lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,543. Artinya suasana secara parsial tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). c). Berdasarkan hasil uji t nilai signifikasi variabel kualitas layanan (X2) lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,042. Artinya kualitas layanan secara parsial memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). d). Berdasarkan hasil uji t nilai signifikasi variabel kewajaran harga (X3) lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Artinya kewajaran harga secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y). e). Berdasarkan uji regresi linier berganda dapat dilihat bahwa nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar 6,860 dan nilai signifikasi yang paling kecil yaitu sebesar 0,000 serta koefisien unstandardized β yang terbesar yaitu sebesar 0,734. Artinya kewajaran harga merupakan variabel yang berpengaruh dominan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Dirgantara, Wara. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Pengunjung Museum Kartini Jepara. Management Analysis Journal, 2(1).Google Scholer

 

Ghozali, Imam, & Cahyono, Dwi. (2001). Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasional Dan Konflik Peran Terhadap Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi: Studi Empiris Di Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi Iv, Bandung, 30�31.Google Scholer

 

Hartono, Anita Susrono. (2009). Reaksi Harga Saham Terhadap Peristiwa Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Mei 2008. Fakultas Ekonomi Unika Sorgijapranata.Google Scholer

 

Hilaliyah, Siti Nur. (2017). Game Edukasi Tematik Berbasis Android. Jurnal Mahasiswa Fakultas Teknik, 1(1), 6.Google Scholer

 

Iasha, Vina, Al Ghozali, M. Iqbal, Supena, Asep, Wahyudiana, Endang, Setiawan, Bramianto, & Auliaty, Yetty. (2020). The Traditional Games Effect On Improving Students Working Memory Capacity In Primary Schools. Proceedings Of The 4th International Conference On Learning Innovation And Quality Education, 1�5.Google Scholer

 

Irawan, Bambang. (2005). Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, Dan Faktor Determinan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23(1), 1�18.Google Scholer

 

Kotler, Moshe, Strous, Rael D., Reznik, Ilya, Shwartz, Sima, Weizman, Abraham, & Spivak, Baruch. (2004). Sulpiride Augmentation Of Olanzapine In The Management Of Treatment-Resistant Chronic Schizophrenia: Evidence For Improvement Of Mood Symptomatology. International Clinical Psychopharmacology, 19(1), 23�26.Google Scholer

 

Mandey, Maya Agustin, & Lengkong, Victor P. K. (2015). Pengaruh Kompensasi, Gaya Kepemimpinan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unsrat). Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(3).Google Scholer

 

Maradita, Fendy, & Susilawati, Mega. (2021). Pengaruh Suasana, Kualitas Makanan, Dan Persepsi Nilai Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Goa Sumbawa. Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & Sdm, 2(1), 1�14.Google Scholer

 

Rode‐Margono, Eva Johanna, Nekaris, K. Anne‐Isola, Kappeler, Peter M., & Schwitzer, Christoph. (2015). The Largest Relative Testis Size Among Primates And Aseasonal Reproduction In A Nocturnal Lemur, M Irza Zaza. American Journal Of Physical Anthropology, 158(1), 165�169.Google Scholer

 

Wafa, M. Naufal Syafi�ul, Wahono, Budi, & Millanintyas, Restu. (2020). Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Customer Behavior Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pelanggan Brewog Sound System Blitar). Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 9(19).Google Scholer

 

Zulkarnaen, Novriansyah. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Esensi: Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 5(1).Google Scholer

�������

Copyright holder:

Yasir Attamimi, Johanis R. Wanma (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: