Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 4,
April 2022
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1
PROBOLINGGO
Moh. Rifa�i, Nurul Azizah
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini menjelaskan tentang manajemen sumber daya manusia dalam upaya peningkatan mutu sekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Probolinggo. Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus lapangan, yakni upaya peningkatan mutu sekolah melalui manajemen sumber daya manusia. Analisis data yang digunakan ialah observasi, wawancara (interview) serta dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai penambah wawasan terkait upaya peningkatan mutu sekolah melalui manajemen sumber daya manusia. Adapun hasil penelitian ini adalah terdapat� beberapa hal dalam penerapan manajemen sumber daya manusia dalam upaya peningkatan mutu sekolah di MAN 1 Probolinggo, yaitu pertama dengan cara pemeriksaan� supervisi akademik terkait perangkat pembelajaran atau perangkat di kelas serta diadakannya evaluasi perangkat dari ajang kreatifitas guru (AKG) juga memeriksa Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dan metode yang digunakan.
Kata kunci: Manajemen, Sumber Daya Manusia, Peningkatan Mutu Sekolah
Abstract
This study
describes the management of humen resource in an effort to improve the quality
of schools in Madrasah Aliyah Negeri 1 Probolinggo. This approach uses a
qualitative case study approach. The research design used is a field case
study, namely efforts to improve school quality through human resource
management. Analysis of the data used is observasion, interviews and
documentation. The purpose of this research is to add insight regarding efforts
to improve school quality through human resource management. The result of this
study are that there are several things in the application of human resource
management in an effort to improve the quality of schools at MAN 1 Probolinggo.
Namely first by examining academic supervision related to learning tools or
equipment in the classroom and holding an evaluation from the teacher
creativity event (AKG). Examine the Learning Process Plan (RPP) and the method
used.
Keywords: Management, Human Resources, School Quality
Improvement
Pendahuluan
Pada era globalisasi, Indonesia akan menghadapi berbagai
tantangan. Seperti usaha memperlihatkan keunggulan masing-masing yang dilakukan
oleh lembaga pendidikan. Oleh karena itu pendidikan harus diorientasikan sesuai
dengan kondisi dan tuntutan tersebut, agar output pendidikan dapat mengikuti
perkembangan yang terjadi. Dengan adanya Otonomi Daerah dan diterapkannya
desentralisasi pendidikan, maka sekolah berhak mengelola sekolah dan melakukan
manajemen sekolahnya sendiri termasuk dengan diterapkannya manajemen yang
Berbasis Sekolah dan diantaranya adalah mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia.
(Mustamin, Sirojudin Didin, 2020)
Jadi di era modern seperti saat ini banyaknya persaingan antar sekolah dan
lembaga-lembaga, untuk membuktikan keunggulan dan peningkatkan mutu sekolah
atau lembaga itu sendiri.
Manajemen sumber daya manusia di sekolah agar bermutu,
diperlukan penataan dan peningkatan sumber daya manusia yang profesional.
Sumber daya manusia yang profesional di sekolah akan menentukan berhasil atau
tidaknya pengembangan dan peningkatan mutu sekolah. Dengan demikian untuk
mewujudkan sekolah yang bermutu sesuai dengan yang diharapkan maka pembinaan
masalah sumber daya manusia di sekolah harus menjadi prioritas utama sebelum
mengembangkan bidang-bidang lainnya.(Teguh Setyo Widodo, 2014)
Maka dari itu diperlukan peran SDM yang kompeten yaitu SDM yang memiliki
pengetahuan (knowledge-based worker) dan memiliki keterampilan (mustiskilling
worker) sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan (Arief, 2021).
Peran MSDM di sebuah organisasi sekolah sangat strategis.
Peran yang dilakukan diantaranya terkait dengan kebijakan rekrutmen,
penempatan, penggajian atau pemberian kompensasi dan pengembangan karier yang
didasarkan pada kompetensi. Tugas MSDM yang paling utama berkaitan dengan
kegiatan administrasi seperti rekrutmen, sistem penghargaan, promosi, dan
sebagainya. MSDM juga harus dapat mengusahakan penciptaan SDM yang berkualitas
untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dalam dunia kerja komitmen pegawai terbukti
dapat memperkirakan perilaku pegawai yang secara teratur khususnya terkait
dengan presensi pegawai tersebut.(Hanafi, 2020)
Suatu sekolah akan sanggup mencapai visi, misi, dan
tujuannya apabila seluruh unsur sekolah dapat menjalankan peranan masing-masing
dengan baik. Begitu juga dengan peran seorang kepala sekolah. Seorang kepala
sekolah memiliki pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pekerjaan yang
dibebankan dan jabatan yang meliputi: 1) Pendidikan (Education), 2) Manajer, 3)
Administrator, 4) Supervisor, 5) Pemimpin (Leader), 6) Inovator, 7) Motivator.
Diantara tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, salah satu tugas yang terkait
dengan kemampuan manajerial tau pengelolaan adalah sebagai seorang manajer di
sekolah.
Dengan demikian sumber daya manusia sebagai unsur
pendidikan yang dianggap menjadi kunci keberhasilan pendidikan harus di bimbing
dan dikembangkan secara berkelanjutan (kontinue) sehingga menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas mampu menjalankan fungsinya secara professional.(Padri, 2021)
Oleh karenanya sumber daya manusia yang berkualitas dan professional merupakan
suatu kebutuhan mutlak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan atau sekolah.
Di dalam memajukan sekolah, manajemen SDM yang terpenting
adalah dari faktor tenaga pendidiknya, dengan memiliki tenaga pendidik yang
kompeten dibidangnya maka akan dapat memberikan kontribusi yang sangat
bermanfaat bagi keberlangsungan atau kemajuan suatu sekolah. Mutu dapat dilihat
bagaimana sekolah melalui guru-gurunya dapat melaksanakan tugas sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih sesuai dengan tuntutan kurikulum
yang telah ditetapkan secara baku dalam konteks lokal maupun nasional. Mutu
juga dapat menentukan bagaimana input, proses, output yang ada di sekolah
tersebut.(Suparto, 2016).
Disamping itu, jika hendak mencapai SDM yang memadai, maka hal tersebut
termasuk faktor sentral dalam suatu organisasi atau dalam suatu lembaga,
diantaranya yaitu di MAN 1 Probolinggo.
MA Negeri 1 Probolinggo merupakan salah satu madrasah
negeri yang berada di bawah naungan pondok pesantren Nurul Jadid. Madrasah ini
berdiri sejak tahun 1978. Madrasah ini memiliki tujuan yang tinggi yaitu
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, akhlak mulia serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut. Madrasah tersebut
memiliki 2 lokasi yaitu MA Negeri 1 Probolinggo (umum) yang letaknya di luar
pesantren, sedangkan MA Negeri 1 Probolinggo (santri) yang terletak di dalam
pesantren. Namun, nyatanya terdapat perbedaan dalam kuantitas sumber daya manusianya.
Dan hal tersebut tidak memungkiri bahwa di MA Negeri 1 Probolinggo kuantitas
sumber daya manusianya dapat meningkat dari tahun ketahun yang didukung dengan
adanya mutu sekolah yang tinggi.
Pada dasarnya peningkatan mutu pendidikan telah lama dibicarakan
oleh pihak pelaku pembangunan dibidang pendidikan, tetapi realistis dan bukti
empirik yang kita lihat dilapangan telah menunjukkan bahwa mutu pendidikan di
Indonesia masih dikatakan rendah. Karena itu dapat dikatakan bahwa sampai saat
ini ttitk berat pembangunan pendidikan masih ditekankan pada upaya untuk
peningkatan mutu. Konsekuensi logis dari upaya peningkatan mutu pendidikan
adalah perlunya peningkatakn kualitas secara keseluruhan komponen sistem
pendidikan, baik yang berupa sumber daya manusia maupun berupa sumber daya
material. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, komponen pendidikan yang
berupa sumber daya manusia (SDM) mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan.��
Oleh karena itu para pemimpin sekolah pendidikan perlu
memberikan perhatian yang serius terhadap pengelolaah sumber daya manusia yang
terlibat di dalamnya, bukan hanya guru, kepala sekolah dan karyawan tetapi juga
para siswa, wali murid dan masyarakat. Karena hanya dengan kesiapan SDM yang
akan mampu membawa sekolah pendidikan tetap bertahan dan bisa meningkatkan mutu
pendidikan.(Nurjanah Nina, Qomariyah Siti, 2021)
Dari berbagai hal tersebut maka manajemen sumber daya manusia menjadi hal yang
sangat menarik, dikarenakan sumber daya manusia merupakan hal yang sangat
penting di perguruan tinggi dalam upayanya untuk peningkatan mutu.
Dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari sistem
manajemen. Pada pendidikan terdapat beberapa kelemahan mendasar dalam
penyelenggaraan pendidikan di indonesia, dan kelemahan mandasar itu antara lain
yaitu bidang manajemen yang masuk dalam ranah substansi dan ranah proses.(Muhammadun, 2020).
Dengan berkembangnya zaman lembaga pendidikan harus dapat beradaptasi dalam
meningkatkan mutu sekolah. Maka dari itu MAN 1 Probolinggo melakukan upaya
dalam meningkatkan mutu pendidikan, agar setiap masalah yang terjadi dalam
dunia pendidik yang berkaitan dengan masalah peningkatan dan penyebaran mutu
pendidikan dapat teratasi dengan baik serta dapat mengurangi hambatan- hambatan
yang terjadi dalam upaya peningkatan mutu sekolah.
Dengan demikian tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Upaya Peningkatan Mutu Sekolah bagi MAN 1 Probolinggo ialah untuk mengetahui
bagaimana upaya pendidikan khususnya kepala sekolah dalam meningkatkan sumber
daya manusia yang tinggi guna mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pula
manfaat untuk MAN 1 Probolinggo agar mutu sekolah dapat meningkat sehingga
sumber daya manusianya dapat terkelola dengan baik, dan juga sebagai bahan
masukan dalam meningkatkan mutu sekolah.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling
bekerja sama secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Metode Penelitian
Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif, data yang
diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan sumber yang luas dan tumpuan
kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dilingkungan
setempat. Data yang diperoleh secara kualitatif dapat mengikuti dan memahami alur
peristiwa secara kronologis, serta menilai sebab akibat dalam lingkup
orang-orang setempat.(Arief, 2021)
jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang dilakukan menggunakan
pengumpulan data dan juga berupa wawancara, yang bertujuan untuk menjelaskan
tentang Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Upaya Peningkatan Mutu Sekolah di
MAN 1 Probolinggo.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi
kasus untuk memahami dan menganalisis tentang Manajemen Sumber Daya Manusia
dalam upaya peningkatan Mutu Sekolah di MAN 1 Probolinggo. Wawancara dilakukan
kepada beberapa narasumber di antaranya, Kepala Sekolah, Koordinator MAN Putri,
Karyawan dan Guru untuk mengetahui informasi umum yang berkaitan dengan tema
penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Secara global Manajemen SDM di MAN 1 Probolinggo dapat di klasifikasikan dengan berdasarkan tugas dan fungsinya, salah satu menejemennya dengan mengklasifikasikan SDM yang bertugas mengajar (guru) dan adanya klasifikasi karyawan atau tata usaha (TU) dan juga tenaga kependidikan.
Hal tersebut dipaparkan oleh Bapak Syaiful Abdi, M.Pd selaku� kepala MAN 1 Probolinggo: �Manajemen SDM di MAN 1 Probolinggo secara spesifiknya di kualifikasikan berdasarkan ijazah minimal S1. Serta linearitas (kesesuaian) antara tugas yang di ampu dengan kemampuan yang dimiliki perindividu atau backround pendidikan dengan catatan guru B. Arab harus berbackround B. Arab agar dapat menyesuaikan kemampuan peserta didik, serta, tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang di harapkan dan juga guru atau pendidik bisa dijamin dapat terklasifikasi sebagai guru dan sudah tersertifikasi agar tepat sasaran untuk layak mengajar sebagai bukti bahwa presentase di MAN 1 Probolinggo 98% ter realisasi. Dan juga perlu adanya pengupgrade an guru yang berupa ajang kreatifitas guru (AKG) atau assessment kompetensi guru sehingga dengan demikian SDM di MAN 1 Probolinggo tetap terasah.�
Segala sesuatu yang telah direncanakan sedemikian rapi bisa terlaksana jika di dalamnya terdapat faktor pendukung dan penghambat.(Suyeno, 2022) Begitu juga dengan pelaksanaan program upaya peningkatan mutu sekolah di MAN 1 Probolinggo. Dalam pelaksanaan program ini terdapat beberapa faktor penghambat. Diantaranya ialah bersifat Internal dan Eksternal.
Namun dalam meningkatkan mutu sekolah ada beberapa faktor (penghambat) diantaranya disebabkan adanya faktor usia yang tidak terlalu cekatan dalam menerima perubahan teknologi atau metode pembelajaran, juga kemampuan IT nya yang terkadang cenderung lambat dalam proses pemajuan. Juga kondisi mental dan pengalaman atau jabatan pendidik yang berbeda. Akan tetapi dengan adanya faktor-faktor penghambat tidak mengurangi peningkatan mutu sekolah, hal tersebut dapat di tunjang dengan adanya beberapa pendukung meliputi faktor internal yang mencakup guru atau tenaga pendidik yang mana semakin tinggi pendidikan semakin sadar akan sesuatu yang dibutuhkan, adapun faktor eksternal sebagian sudah terpenuhi mengenai sarana prasarana dan tenaga pengajar yang sangat memadai.�
Juga dalam mengevaluasi Manajemen SDM di MAN 1 Probolinggo dapat melalui data hasil supervise akademik pemeriksaan terkait perangkat pembelajaran atau perangkat di kelas. Serta diadakannya evaluasi perangkat dari AKG (ajang kreatifitas guru) memeriksa RPP dan metode yang dipakai, apakah sesuai atau sudah lengkap. Juga dari segi penggunaan metode yang monoton dapat pula dijadikan evaluasi. Dipaparkan pula bahwa mengadakan rapat evaluasi bulanan yang di dalamnya terdapat evaluasi pembelajaran berdasarkan presensi kehadiran guru, penyimpangan pelanggaran kedisiplinan, kenakalan siswa serta evaluasi ketuntasan materi yang biasanya dilaksanakan dalam rangka pra ujian semester. Sehingga dengan adanya beberapa evaluasi Manajemen SDM dapat meningkatkan mutu sekolah secara standart.�
Secara etimologi manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus yang berarti tangan, dan egere artinya melakukan; digabung menjadi kata kerja manager, berarti menangani; diterjemahkan dalam bahasa inggris, to manage, kata bendanya management (mengatur atau mengelola); manajemen dapat dimaknai sebagai pengelolaan.(RM Agus Hasan Abu, 2019) Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen ialah Penggunaan sumber daya yang memberikan pengaruh untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen merupakan suatu ilmu atau proses untuk mengatur, memimpin, mengorganisasikan, serta mengarahkan �usaha sebuah organisasi dengan semua aspek yang terdapat di dalamnya agar tujuan organisasi dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Manajemen menurut George B. Terry dalam Manullang memberikan pengertian istilah manajemen sebagai berikut: Manajemen yaitu proses yang berbeda, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, pemanfaatan di masing-masing ilmu dan seni juga mengikuti untuk mencapai tujuan yang disebut kebanggaan.(Baharun, 2016) Dari definisi George B. Terry, manajemen dapat diartikan sebagai suatu pengelolaan yang didalamnya terdiri dari POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Adapun pengertian Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling ialah sebagai berikut :
1.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan faktor yang mendasar dalam sebuah organisasi atau lembaga, dan bagi setiap elemen yang terdalam suatu individu atau kelompok. Kegagalan dan kesulitan dapat diukur dengan adanya planning atau perencanaan. Dalam suatu sekolah atau lembaga, adanya perencanaan ini sangat besar manfaatnya karena tanpa adanya perencanaan suatu organisasi atau lembaga akan berjalan tanpa alur dan sangat bebas. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Zainul Abidin,� selaku WKM sarpras MAN 1 Probolinggo: �Membentuk komunikasi antar yayasan dengan konsumen sebagai sasaran dan menentukan gambaran suatu usaha dalam menonjolkan diri, serta mengadakan komunikasi eksternal yang salah satunya mengadakan komunikasi dengan pihak wali murid.�
2.
Pengorganisasian (Organizing)
Organizing merupakan tempat untuk menyimpan apa yang dapat digunakan untuk bekerjasama dan berinteraksi bagi suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Manfaat dan tujuan organisasi yaitu: mampu mengatasi problem atau keterbatasan skill yang dimiliki oleh setiap orang, kebersamaan dalam mancapai suatu tujuan yang lebih efektif dan efisien, pembagian tugas sesuai dengan skil yang dimiliki, lebih mengutamakan kebutuhan kelompok. Penempatan dan pemberdayaan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi (staffing), dalam kutipan harus mengerahkan secara sungguh-sungguh proses the right man on the right place. (RM Agus Hasan Abu, 2019)
3.
Penggerakan (Actuating)
Actuating merupakan kegiatan seorang pemimpin dalam melakukan, menunjukan dan membina pegawai atau personil untuk melaksanakan suatu pekerjaan supaya sesuai dengan apa yang kita tuju yang telah disepakati secara bersamaan.
4.
Pengawasan (Controlling)
Controlling merupakan semua aktivitas yang telah dilakukan oleh
manajer untuk memastikan hasil yang direncanakan
sesuai dengan hasil yang terbukti�
(aktual). Pelaksanaan controlling ada juga yang dilakukan secara formal
dalam laporan rutin seperti laporan bulanan, persemester atau laporan
pertanggung jawaban (LPJ) yang dilakukan setiap tahunnya. Pengubahan program
kegiatan dan anggaran merupakan faktor utama pelaksanaannya. Ada pula yang
dilakukan secara nonformal apabila diperlukan, bahkan ada kemungkinan besar
pengontrolan yang bersifat rahasia. Dalam rantai fungsional kegiatan manajemen,
controlling merupakan jembatan terakhir sehingga pelaksanaannya sangatlah
penting. (Samsirin, 2015)
Dengan kata lain, semua proses kegiatan yang berada di manajemen tidak bisa
dipisahkan dan sangat erat hubungannya.
Sumber daya manusia juga berkaitan di dalam runtunan
perubahan edukasi yang merupakan salah satu bagian terpenting bagi tenaga
pendidik. Oleh karena itu, sumber daya manusia dalam dunia pendidikan di
sekolah khususnya memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik sebagai
upaya meningkatkan kinerjanya, agar meraka dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Meningkatnya kinerja sumber
daya manusia bukanlah sesuatu yang dapat terjadi dengan sendirinya, namun
mamerlukan pengelolaan yang terencana, sistematis dan terarah agar proses
pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini
berarti bahwa MSDM merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mengelola
sumber daya manusia guna membentuk tenaga-tenaga yang professional untuk
kepentingan proses dan hasil pendidikan di sekolah.
Manajemen sumber daya manusia tidak akan terlaksana tanpa
adanya kerjasama karena tidak mungkin lembaga dapat menjadi besar apabila
dikerjakan sendiri tanpa bekerjasama dengan kelompok lain. Jika kerjasama sudah
terjalin dengan baik, maka tujuan yang sama menjadi penentu basarnya lembaga.
Jangan sampai dalam kerjasama antar lembaga tetapi memiliki tujuan yang
berbeda. Untuk mencapai tujuan dengan cepat dan tepat maka harus ada pembagian
tugas yang diikat dengan tata tertib yang terorganisir sehingga dalam proses
kerjasama tidak akan keluar dari tupoksi yang telah ditentukan.(Purwaningsih, 2019).
Pelaksanaan manajemen sumber daya manusia di MAN 1 Probolinggo sebagaimana yang
telah disampaikan oleh� Bapak Zainul
Abidin,� selaku WKM sarpras MAN 1
Probolinggo bahwa pelaksanaan Manajemen Sarana Prasarana yang harus
diperhatikan khususnya bagi tenaga pendidik yaitu harus menyesuaikan dengan
tugas masing-masing.
Manajemen sumber daya manusia ialah suatu bidang manajemen
yang secara khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi
perusahaan (sekolah). Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian dalam mendayagunakan sumber
daya manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Beberapa kegiatan Manajemen
Sumber Daya Manusia antara lain:
1.
Perencanaan sumber daya manusia
2.
Rekrutmen
3.
Seleksi dan penempatan
4.
Sosialisasi
5.
Pelatihan dan pengembangan
6.
Penilaian prestasi kerja
7.
Mutasi dan promosi
8.
Kompensasi (Asafu, 2018)
Manajemen sumber daya manusia khususnya dalam lembaga
pendidikan merupakan unsur yang sangat diperlukan untuk mengembangkan sekaligus
meningkatkan unsur yang sangat diperlukan untuk mengembangkan sekaligus
meningkatkan mutu pendidikan demi terealisasikannya tujuan pendidikan, hal ini
disebabkan karena salah satu unsur pencapaian mutu pendidikan ditentukan oleh
sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat urgen dalam peningkatan mutu
pendidikan hal ini dapat dirasakan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Kehadiran
manajemen dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tidak lagi terbantahkan.
Manajemen merupakan bagian penting dalam kegiatan-kegiatan untuk peningkatan
dan relevansi mutu pendidikan. Oleh sebab itu seluruh stakeholder dalam dunia
pendidikan dapat memahami perannya bahkan dapat mengimplementasikannya.(Dedi Fatimah Siti, Herawati, Saroni, 2021)
Permasalahan sekolah dalam memberdayakan SDM yang dimiliki
diikuti dengan optimalisasi peran dan perilaku SDM, agar dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ada. Peran kepala sebagai pemimpin pendidikan
menjadi penentu optimalnya peran yang dimiliki oleh guru dan TAS. Peran kepala
sekolah adalah sebagai pemimpin dan motivator bagi semua warga sekolah. Kepala
sekolah sebagai pemimpin sekolah dituntut mampu memberikan arah perubahan dan
visi sekolah ke depannya. Kepala sekolah sebagai motivator yakni dengan selalu
memberikan support atau energi positif untuk menggerakkan guru melakukan tugas
secara baik dan bertanggung jawab.(Kusumaningrum, Sumarsono, & Gunawan, 2017).
Ada beberapa faktor penghambat dalam SDM di MAN 1 Probolinggo, sebagaimana yang
disampaikan oleh Ustadzah Masruroh, M.Pd selaku koordinator MAN putri:
�peningkatan mutu sekolah secara otomatis pasti terdapat hambatan-hambatan
diantaranya, guru dan siswi memiliki rasa malas dan kurangnya kesadaran diri
serta kurangnya fasilitas.�
�Namun hal tersebut
tidak menjadi pengaruh bagi tenaga kependidikan. Karena hal tersebut dapat ter
atasi dengan di adakannya perbaikan dari segi lingkungan sekitar, juga adanya
masukan dari senior-senior mengenai kegagalan-kegagalan yang terjadi
sebelumnya, sehingga dapat dijadikan motivasi juga sebagai pendukung bagi kita
dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Juga di dukung dengan adanya fasilitas
yang mencukupi, musyawarah guna mata pelajaran serta adanya aplikasi guru dan
fasilitas pembelajaran yang lain seperti TV, hal tersebut menjadi salah satu
hal yang dapat mencapai tujuan sekolah yang diharapkan seperti mutu sekolah
dapat meningkat secara efisien.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen utama dan juga
sebagai penentu keberhasilan dan kegagalan dalam suatu lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan sangat membutuhkan SDM yang kompeten agar dapat menunjang
keberhasilan dan pencapaian tujuan. SDM merupakan penggerak dari suatu sistem
dan semua fasilitas, asset, kurikulum, sarana, prasarana serta semua sumber
daya lainnya. Semua sumber daya pendidikan tidak dapat berfungsi secara optimal
apabila tidak didukung dengan ketersediaan SDM. Lembaga pendidikan perlu
melakukan suatu perencanaan SDM pendidikan yang bersifat strategis, terintegrasi,
saling berkaitan, dan menyeluruh melalui manajemen SDM pendidikan dalam
mengoptimalkan peran dan fungsi pendidikan dan tenaga kependidikan yang
diinginkan di masa yang akan dating.(Hasnadi, 2019)
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu
lembaga atau sekolah. Sumber daya manusia juga bisa dipahami sebagai kekuatan
yang timbul dari potensi dirinya dalam suatu lembaga atau sekolah. Sumber daya
manusia yang baik kemungkinan besar akan dapat mengantarkan suatu lembaga atau
sekolah mencapai tujuannya.(Kuntoro, 2019)
Tanpa sumber daya manusia yang baik kemungkinan besar sulit untuk mencapai
sebuah tujuan lembaga atau sekolah tersebut. Ini yang termasuk salah satu
fungsi dari manajemen sumber daya manusia.�
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan
tidak saja sebagai objek (dianggap sebagai salah satu produksi) tetapi ia
sebagai subjek yang menentukan keberhasilan organisasi itu untuk mencapai suatu
tujuan. Selanjutnya menyatakan bahwa SDM paling menentukan dibandingkan dengan
mesin-mesin atau peralatan apapun yang ada dalam organisasi tersebut.(Wicaksono, 2016)
Jadi sumber daya manusia ini tidak hanya sebagai alat untuk tercapainya suatu
tujuan, akan tertapi juga dapat berjalan dengan lancar suatu organisasi
tersebut.
Dalam KBBI, mutu merupakan (ukuran) baik buruk suatu benda,
taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya) kualitas. Hal ini
disebabkan karena tidak ada ukuran yang baku tentang mutu itu sendiri. Sehingga
sulit kiranya untuk mendapatkan sebuah jawaban yang sama, apakah sesuatu itu
bermutu atau tidak. Secara esensial istilah mutu menunjukan kepada sesuatu
ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang
dan atau kinerjanya. Dalam konteks pendidikan, gambaran mutu mencakup beberapa
aspek:� input, proses, dan output
pendidikan.(Azwardi, Widiastuty Rica, 2021).
Mutu dibidang pendidikan mencakup mutu input, proses, output, dan outcome.
Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan
bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang pakem (pembelajaran yang aktif,
kreatif, dan menyenangkan).
Mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk baik
berupa barang maupun jasa. Oakland menyatakan mutu digunakan untuk menunjukkan
keunggulan dari sebuah produk atau jasa. Konsep mutu mempunyai banyak arti
seperti: degree of action, sesuai dengan reqruirement, keseluruhan
karakteristik yang memuaskan di dalam Penggunaan produk. Sedangkan rusman
bahwah mutu adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung
pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan. Sedangkan Macdonald
menyatakan mutu berarti kesesuaian dengan persyaratan. Persyaratan yang
memungkinkan untuk mengukur mutu dengan mengetahui bahwa sesuatu itu memenuhi
syarat tertentu untuk dikatakan bermutu.(Fitrah Muh, Ruslan, 2018)
Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi
yang dicapai pada setiap kurun waktu tertentu baik dalam bidang akademik maupun
dalam bidang non akademik yang tentunya dapat dicapai oleh subjek pendidikan
baik guru atau siswa atau dapat juga prestasi dalam bidang keunggulan lokal
tertentu atau bahkan dapat pula berupa kondisi yang menjadi unggulan yang
secara khusus berbeda dari lembaga pendidikan lainnya seperti suasana disiplin,
keakraban, saling menghormati, kebersihan, mengedepankan adab dan lain
sebagainya.(Akhyar, 2019).
Agar tercapai upaya peningkatan mutu seorang pendidik haruslah mengikuti
berbagai kegiatan-kegiatan sebagaimana yang dipaparkan oleh Miss Dzurrotul
Arifah, S.Kom selaku guru di MAN 1 Probolinggo: �salah satu tenaga pendidik MAN
1 Probolinggo bahwa dalam Manajemen SDM yakni dengan mengadakan workshop,
adanya pembekalan bagi para pegawai, pemanfaatan para pegawai yang sudah ada,
membangun dan mengembangkan pegawai yang ada juga adanya penyaringan selektif
pegawai MAN 1 Probolinggo putri serta diadakannya evaluasi kerja setiap dua
minggu sekali. Sehingga dengan demikian mutu sekolah dapat meningkat dengan
sendirinya.�
Kepala sekolah seorang pemimpin yang mempunyai wewenang
dalam mengelola instansi pendidikan baik sekolah atau madrasah yang
dipimpinnya. Kepala madrasah memiliki peran untuk terus meningkatkan mutu
madrasahnya. Madrasah yang unggul dan berkualitas tidak terlepas dari peran
kepala madrasah dalam hal mengatur dan memonitoring kegiatan pembelajaran agar
berlangsung sesuai dengan harapan dan cita-cita pendidikan yang diinginkan,
sehingga harus memiliki kemampuan dasar kepemimpinan dan rasa tanggung jawab
terhadap madrasah yang dipimpinnya.(Fauzi Anis, Syarifudin Encep, 2022)
Mutu lembaga pendidikan memiliki karakter tersendiri,
berbeda dengan mutu perusahaan. Input, proses, dan output lembaga pendidikan
tidak sama dengan perusahaan, karena input berupa manusia. Oleh karena itu,
ukuran mutu serta pembentukan budaya mutu juga berbeda dengan perusahaan.
Secara lebih jelas dipaparkan konsep mutu menurut para ahli sebagai berikut:
1.
Filsafat Mutu Deming
Deming melihat bahwa masalah mutu terletak pada
masalah manajemen. Masalah utama dalam dunia industry adalah kegagalan
manajemen senior dalam menyusun perencanaan kedepannya. Biasanya, perencanaan
tersebut bukan merupakan serangkaian langkah untuk menerapkan mutu, tetapi
merupakan desakan serius terhadap manajemen. Peningkatan kualitas pendidikan,
menurut Deming dapat diterapkan dengan menggunakan metode plen-do-check-act
atau PDCA.
Pertama adalah plan yang berarti perencanaan.
Peningkatan kualitas pendidikan di tahapan plan ini, berarti menentukan
perbaikan dalam proses peningkatannya, meliputi informasi dan data perbaikan
mana yang akan dipilih untuk diproses. Kedua adalah tahapan do. Tahapan ini
berisi pengumpulan data dasar dan informasi guna mengetahui ada tidaknya
perubahan. Ketiga, disebut check. Yaitu sebuah langkah atau upaya yang
melibatkan peran pemimpin dalam mengetahui hasil implementasinya berhasil atau
tidak berhasil. Keempat adalah tahapan act. Tahapan ini merupakan proses berupa
keputusan yang sudah diambil tentang perubahan mana yang harus diperbaiki dan
diterapkan, melakukan pelatihan untuk sumber daya manusianya, menyusun
prosedur, serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan.(Amin, 2019)
2.
Langkah Philip Crosby Untuk Meraih Mutu
Kedua, ide bahwa kesalahan, kegagalan,
pemborosan, dan penundaan waktu-serta semua hal yang tidak bermutu lainnya bisa
dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk itu. Gagasan bahwa
peningkatan mutu dapat membantu organisasi khususnya kegagalan pelajar dan
murid merupakan gagasan yang sering kali diabaikan oleh sebagian besar
institusi. Crosby-seperti para guru lain telah berusaha keras menekankan bahwa
tanpa cacat adalah sebuah hal yang dapat diwujudkan Meskipun memang sangat
sulit (Andiek Widodo, 2021)
Definisi mutu atau kualitas yang populer dikembangkan oleh empat pakar kualitas yaitu:
a)
Menurut Crosby, mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
b)
Menurut Deming, mutu adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau konsumen.
c)
Menurut Juran, mutu adalah kecocokan
Penggunaan produk (Fitness for use)
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
d)
Menurut Feigenbaum, mutu adalah kepuasan
pelanggan sepenuhnya (full customer
satisfaction).
Menurut Crosby, mutu ialah kesesuaian dengan yang
disyaratkan atau distandarkan (conformance to requirement) yakni sesuai dengan
yang telah distandarkan, baik itu inputnya, prosesnya maupun outputnya.(Wijaya, 2019)
Oleh sebab itu mutu pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah atau lembaga
dituntut untuk memiliki standat mutu pendidikan.
Untuk memperoleh suatu mutu yang berkualitas sesuai dengan
harapan pelanggan, tentunya dibutuhkannya usaha perencanaan yang sangat matang,
karena total quality merupakan sesuatu yang diraih melalui proses yang dijaga
mutunya secara berkelanjutan, maka kita harus menghilangkan suatu kesalahan
harus guna mencapai suatu keunggulan serta menghasilkan lulusan yang bersifat
kompetitif dan juga memiliki keunggulan koperatif sesuai dinamika dunia kerja
dan tantangan global masa kini.
Sedangkan mutu dalam pendidikan merupakan hal yang
membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Sehingga mutu merupakan masalah
pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dalam meraih status di
tengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang semakin keras. Sumber mutu dalam
pendidikan antara lain: sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai
moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan,
dorongan orang tua, bisnis dan komunikasi local, sumberdaya yang melimpah,
aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian
kepada pelajar dan anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari
faktor-faktor tersebut.(Akbarjono, 2014)
Ada 14 langkah Philip B Crosby untuk meraih manajemen mutu
pendidikan yaitu:
1. Komitmen Manajemen (Management Commitment). 2. Membangun Tim
Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team). 3. Pengukuran Mutu (Quality
Measurement). 4. Mengukur Biaya Mutu (The Cost Of Quality). 5. Membangun
Kasadaran Mutu (Quality Awareness). 6. Kegiatan Perbaikan (Corrective Action).
7. Perencanaan tanpa cacat (Zero Deffects Planning). 8. Menekankan Perlunya
Pelatihan Pengawas (Supervisor Training). 9. Menyelenggarakan Hari Tanpa Cacat
(Zero Defects Day). 10. Penyusunan Tujuan (Goal Setting). 11. Penghapusan Sebab
Kesalahan (Error Cause Removal). 12. Pengakuan (Recognition). 13. Mendirikan
Dewan-dewan Mutu (Quality Councils). 14. Lakukan Lagi (Do It Over Again).(Chaeriah, Taylor, Jerman, & Benz, 2016).
Kesimpulan
Dari paparan panjang di atas dapat disimpulkan bahwasanya
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan faktor penting dalam suatu
lembaga atau sekolah. Sumber daya manusia juga bisa dipahami sebagai kekuatan
yang timbul dari potensi dirinya dalam suatu lembaga atau sekolah. Sehingga
dalam meningkatkan mutu sekolah dapat menjamin perkembangan sekolah dalam meraih
status di tengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang semakin keras, dan
secara otomatis akan� ada beberapa faktor
penghambat dalam manajemen SDM, namun hal tersebut tidak memungkiri
terhambatnya peningkatan mutu sekolah. Karena disebabkan adanya beberapa faktor
pendukung serta adanya evaluasi- evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh suatu
mutu yang berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan, tentunya dibutuhkannya
usaha perencanaan yang sangat matang, karena total quality merupakan sesuatu
yang diraih melalui proses yang dijaga mutunya secara berkelanjutan, maka kita
harus menghilangkan suatu kesalahan harus guna mencapai suatu keunggulan serta
menghasilkan lulusan yang bersifat kompetitif dan juga memiliki keunggulan
koperatif sesuai dinamika dunia kerja dan tantangan global masa kini.
Dalam meningkatkan mutu sekolah dibutuhkan beberapa langkah
salah satunya, yaitu adanya (Management Commitment). (Quality Improvement
Team). (Quality Measurement). (The Cost Of Quality). (Quality Awareness).
(Corrective Action). (Zero Deffects Planning). (Supervisor Training). (Zero
Defects Day). (Goal Setting). (Error Cause Removal). (Recognition). (Quality
Councils). (Do It Over Again).�
Sehingga dengan demikian terciptalah�
suatu mutu yang berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan, dan dengan
adanya usaha perencanaan yang sangat matang, juga melalui proses yang dijaga
mutunya secara berkelanjutan, juga dengan menghilangkan suatu kesalahan dapat
mencapai suatu keunggulan serta menghasilkan lulusan yang bersifat kompetitif
dan juga memiliki keunggulan koperatif sesuai dinamika dunia kerja dan
tantangan global masa kini.
BIBLIOGRAFI
akbarjono, Ali. (2014). Konsep Mutu Dalam Perspektif
Konsumenpendidikan. Jurnal Al-Ta�lim, 13(1), 1�18. Google Scholar
Akhyar, Syaiful. (2019). Manajemen Mutu Madrasah
Ibtidaiyah Hijriyah Ii Palembang. 1, 133�148. Google Scholar
Amin, Muhammad Fahrizal. (2019). Mutu Dalam
Perspektif Fegeinbaum Dan Implementasinya Dalam Lembaga Pendidikan. 01(01),
86�98. Google Scholar
Arief, Mohammad. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus Di Sd Insan Amanah Malang). Jurnal
Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 6(1), 1�13. Google Scholar
Asafu, Afif Nur. (2018). Implementasi Manajemen Sumber
Daya Manusia Di Sekolah Menengah Pertama (Smp) Plus Melati Samarinda. Jurnal
Keislaman Dan Kemasyarakatan, 2(1), 94�116. Google Scholar
Azwardi, Widiastuty Rica, Usiono. (2021). Evaluasi
Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru. Journal
Of Research And Educational Studies, 2(3), 55�65. Google Scholar
Baharun, Hasan. (2016). Manajemen Kinerja Dalam
Meningkatkan Competitive Advantage Pada Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal At-Tajdid,
5(2), 243�262. Google Scholar
Chaeriah, Ella Siti, Taylor, Winslow, Jerman, Di,
& Benz, Karl Friedrich. (2016). Manajemen Berbasis Mutu. Jurnal
Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 4(2), 1�9.
Google Scholar
Dedi Fatimah Siti, Herawati, Saroni, Susilawati.
(2021). Efektivitas Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Di Sdn 3 Klangenan. 321�327. Google Scholar
Fauzi Anis, Syarifudin Encep, Sugiri Hidayat Asep R.
(2022). Peran Gaya Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Di
Provinsi Banten. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 10(01),
34�48. Google Scholar
Fitrah Muh, Ruslan, Hendra. (2018). Urgensi Sistem
Penjaminan Mutu Internal Terhadap Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Jurnal
Penjaminan Mutu, 4(1), 76�86. Google Scholar
Hanafi, Mochamad. (2020). Manajemen Sumber Daya
Manusia Smk Bisnis Dan Manajemen Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 5(1), 31�44. Google Scholar
Hasnadi. (2019). Perencanaan Sumber Daya Manusia
Pendidikan. Jurnal Bidayah, 10(2), 141�148. Google Scholar
Kuntoro, Tri Alfian. (2019). Manajemen Mutu Pendidikan
Islam. Jurnal Kependidikan, 7(1), 84�97. Google Scholar
Kusumaningrum, Desi Eri, Sumarsono, Raden Bambang,
& Gunawan, Imam. (2017). Problematika Pemberdayaan Dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Di Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pesantren. Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2(2), 139�150. Google Scholar
Muhammadun, Anwar Saeful Dan. (2020). Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sdit Ibnu Khaldun Sedong. Jurnal
Ilmiah Indonesia, 5(9), 929�940. Google Scholar
Mustamin, Sirojudin Didin, Waqfin Ibnu Saat. M.
(2020). Manajemen Sumber Daya Manusia (Sdm) Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Sma 1 Darul Ulum. Jurnal Education And Development Institut
Pendidikan Tapanuli Selatan, 8(4), 275�280. Google Scholar
Nurjanah Nina, Qomariyah Siti, Nurachadijat Kun.
(2021). Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Dalam Peningkatan Mutu
Sekolah. Jurnal Al-Iqnaa, 1(1), 43�68. Google Scholar
Padri, Robi Abdul. (2021). Penerapan Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sma Negeri Cirebon. Jurnal
Sosial Teknik, 3(1), 1�8. Google Scholar
Purwaningsih. (2019). Implementasi Manajemen Sumber
Daya Manusia Di Sman 1 Kota Metro. Jurnal Dewantara, Vii,
136�152. Google Scholar
Rm Agus Hasan Abu, Amalia Zakiatul Siti. (2019). Implementasi
Manajemen Sumber Daya Manusia Di Era Digital: Studi Kasus Di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Jadid. Jurnal Al-Idarah, 9(1), 50�57. Google Scholar
Samsirin. (2015). Konsep Manajemen Pengawasan Dalam
Pendidikan Islam. Jurnal At-Ta�dib, 10(2), 342�360. Google Scholar
Suparto. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Sdm) Guru
Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Islam Kota Bengkulu.
An-Nizom, 1(3), 275�285. Google Scholar
Suyeno, Ati Umi Nurul. Mardiyah Waliyatul. (2022). Implementasi
Program Balai Latihan Kerja Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Di
Desa Kebunteluk Dalam Kecamatan Sangkapura Kebupaten Gresik. Jurnal Respon
Publik, 16(1), 75�84. Google Scholar
Wicaksono, Satrio Yosep. (2016). Pengaruh Pelatihan
Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Rangka Meningkatkan Semangat Kerja
Dan Kinerja Karyawan (Studi Di Skm Unit V Pt. Gudang Garam,Tbk Kediri). Bisnis
Dan Manajemen, 3(1), 31�39. Google Scholar
Widodo, Andiek. (2021). Pengambangan Budaya Mutu Dalam
Meningkatkan Kualitas Layanan Pendidikan Di Madrasah. Jurnal Pendidikan, Sosial,
Dan Agama, 3(1), 555�568. Google Scholar
Widodo, Teguh Setyo. (2014). Manajemen Sumber Daya
Manusia Dalam Peningkatan Mutu Sekolah (Studi Kasus Pada Sekolah Regrouping Di
Sdn Petompon 02). Education Management, 3(2), 74�79. Google Scholar
Wijaya, Hengky. .. (2019). Implementasi Manajemen Mutu
Di Sekolah. Journal of Education Management, 01(01), 17�29. Google Scholar
Copyright holder: Moh. Rifa�i, Nurul
Azizah (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |