Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 4, April 2022

 

MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN MASA PANDEMI COVID-19 BERBASIS FILANTROPI PADA MTs MUHAMMADIYAH CILACAP

 

Enas, Agus Darwanto

Universitas Galus Ciamis, Indonesia

SMA Negeri 1 Maos Cilacap, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

MTs Muhammadiyah Cilacap berupaya mengembangkan model pendidikan boarding school dengan biaya Rp. 0,- yang sudah pasti menimbulkan kesulitan dalam pendanaan. Untuk mengatasi kendala finansial tersebut, Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Cilacap Tengah mengembangkan Panti Asuhan Muhammadiyah sebagai tempat untuk asrama puteri yang terintegrasi dengan MTs Muhammadiyah Cilacap yang menjadi rintisan awal program boarding school. Selanjutnya pihak lembaga pendidikan MTs Muhammadiyah Cilacap menyewa 1 (satu) unit rumah dan diberi pinjaman 1 (satu) unit rumah untuk asrama putera. Peserta didik baik yang mengikuti program boarding maupun non boarding hanya dikenakan biaya SPP sebenar Rp. 85.000,- / bulan. Namun demikian bagi siswa yang tidak mampu akan dibebaskan dari semua biaya. Pemasukan MTs Muhammadiyah Cilacap hanya bersumber dari dana BOS dan SPP, tetapi hanya 40% siswa yang sanggup membayar SPP karena terdampak pandemi covid-19. Rencana penggunaan dana BOS Reguler dilakukan dengan menyusun RKAM yang mengalokasikan penggunaan 40% dana untuk honor guru dan 60% untuk pembiayaan operasional sekolah. Sedangkan pemasukan dari SPP digunakan untuk menambah honor guru, membeli token listrik untuk asrama putera dan membayar honor pembimbing (pengampu) asrama putera. Realisasi penggunaan dana BOS sudah sesuai dengan alokasi yang ditentukan dalam RKAM. Kekurangan pengalokasian 40% dana BOS untuk honor guru dapat ditutup dengan menggunakan dana SPP. Penggunaan dana BOS dan SPP dilaporkan oleh pihak MTs Muhammadiyah Cilacap secara transparan. Semangat filantropi membuat para guru di MTs Muhammadiyah Cilacap merelakan sebagian dana pemasukan SPP digunakan untuk pembiayaan asrama putera dan sikap para guru yang mendapatkan TPG secara sukarela menyisihkan 10% dari tunjangan tersebut untuk membantu guru-guru yang belum mendapatkan TPG.

 

Kata kunci: boarding school, BOS, filantropi, MTs Muhammadiyah, RKAM

 

Abstract

MTs Muhammadiyah Cilacap seeks to develop a boarding school education model at a cost of Rp. 0, - which certainly causes difficulties in funding. To overcome these financial constraints, the Muhammadiyah Branch Board (PCM) Cilacap Tengah developed the Muhammadiyah Orphanage as a place for girls' dormitories integrated with Muhammadiyah Cilacap MTs which became the initial startup of the boarding school program. Furthermore, the educational institution MTs Muhammadiyah Cilacap rented 1 (one) unit of house and was given a loan of 1 (one) housing unit for the prince's dormitory. Students who participate in the boarding and non-boarding programs are only charged a real SPP fee of Rp. 85,000, - / month. Nevertheless for students who cannot afford it will be exempt from all fees. Muhammadiyah Cilacap MTs income is only sourced from BOS and SPP funds, but only 40% of students can afford to pay SPP due to the impact of the Covid-19 pandemic.The plan to use regular BOS funds is carried out by compiling an RKAM that allocates the use of 40% of funds for teacher honors and 60% for school operational financing. While the income from SPP is used to increase teacher honor, buy electricity tokens for the boys' dormitory and pay the honor of the supervisor (pengampu) of the prince's dormitory. The realization of the use of BOS funds is in accordance with the allocation specified in the RKAM. The lack of allocating 40% of BOS funds to teacher honors can be closed using SPP funds. The use of BOS and SPP funds was reported by MTs Muhammadiyah Cilacap transparently. The spirit of philanthropy made teachers at MTs Muhammadiyah Cilacap give up some of the SPP income funds used for the financing of the boys' dormitories and the attitude of teachers who get TPG voluntarily set aside 10% of the allowance to help teachers who have not received TPG.

 

Keywords: boarding school, BOS, philanthropy, MTs Muhammadiyah, RKAM

 

Pendahuluan

Pendidikan merupakan sebuah upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kemampuan sosial peserta didik dan mendukung perkembangan potensi masing-masing peserta didik secara lebih optimal (Umam, 2019). Menilik tujuan pendidikan tersebut, banyak orang tua yang mempercayakan pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya pada sekolah berasrama atau boarding school (Ar Rozy, 2021). Model pendidikan boarding school yang diinspirasi oleh model pendidikan di pondok pesantren tradisional terbukti mampu mencetak lulusan yang berkualitas, baik dalam ilmu pengetahuan umum maupun agama dan budi pekerti (Al Anshori, 2017). Dengan penerapan konsep boarding school peserta didik memperoleh pengetahuan akademik sebagaimana peserta didik pada sekolah umum dan memperoleh pendidikan agama yang lebih mendalam sesuai dengan kurikulum pondok pesantren seperti tahfidz Al-Qur�an, halaqah tarbawiyah, muhadharah ilmiyah dan sebagainya (Heriyadi, Fitriani, & Mutaqin, 2019).

Pada saat terjadinya krisis karakter yang menerpa kalangan peserta didik yang sempat menjadi kegelisahan nasional yang dirasakan oleh para orang tua dan para pendidik karena bermunculan banyak perilaku peserta didik yang menyimpang atau bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan maupun ajaran agama, konsep boarding school menjadi salah satu alternatif solusi terbaiknya karena menggunakan metode mengisolasi yang membatasi pergaulan peserta didik agar terjaga dari pengaruh negatif dunia luar (Nadhifah, 2020). Sehingga model boarding school menjadi salah satu alternatif yang dinilai efektif membina siswa agar menjadi peserta didik yang berkarakter dan memiliki mutu kecerdasan yang bagus sehingga layak menjadi generasi penerus bangsa (Rizkiani, 2017).

Sekolah umum seperti SMP atau MTs memiliki keunggulan tersendiri sebagaimana pendidikan pondok pesantren juga memiliki keunggulan tersendiri (Nurochim, 2016). Sekolah umum rata-rata mengedepankan penguatan kecerdasan intelektual (IQ) namun masih dirasa kurang dalam pengembangan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) (Mataputun, 2018). Sebaliknya pondok pesantren lebih cenderung menekankan kepada kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) sehingga dianggap tidak optimal dalam penguatan kecerdasan intelektual (IQ) (Khoiruzzahro, 2015). Boarding school sebagai penjelmaan pesantren modern berupaya menyeimbangkan antara ketiga kecerdasan tersebut. Namun biaya pendidikan model boarding school dinilai cukup mahal sehingga tidak terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Seperti model pendidikan di berbagai sekolah atau madrasah berlebel Islamic Boarding School yang memang terbukti mampu mengantarkan siswa-siswinya membuat pencapaian yang memuaskan, namun biaya penididikan yang dibanderol sangat fantastis sehingga tidak mungkin dapat dijangkau oleh masyarakat ekonomi lemah.

MTs Muhammadiyah Cilacap berupaya mengembangkan model pendidikan boarding school berbasis filantropi dengan biaya yang sangat terjangkau, bahkan Rp. 0,- alias gratis. Upaya ini tentu menimbulkan kesulitan dalam pendanaan. Untuk mengatasi kendala finansial tersebut, Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Cilacap Tengah mengembangkan Panti Asuhan Muhammadiyah sebagai tempat untuk asrama puteri yang terintegrasi dengan pendidikan formal di MTs Muhammadiyah Cilacap. Sedangkan pihak lembaga pendidikan MTs Muhammadiyah Cilacap menyewa 1 (satu) unit rumah dan mendapatkan pinjaman 1 (satu) unit rumah untuk asrama putera. Implementasi dari konsep ini menjadi rintisan awal program boarding school di MTs Muhammadiyah.� Semua peserta didik baik yang mengikuti program boarding maupun non boarding hanya dikenakan biaya SPP sebenar Rp. 85.000,- / bulan. Namun demikian bagi siswa yang benar-benar tidak mampu secara ekonomi akan dibebaskan dari semua biaya. Pendanaan kebutuhan harian di asrama puteri ditanggung oleh pihak Panti Asuhan melalui para donator dan dermawan (Sa�idah, 2015). Sedangkan pendanaan kebutuhan harian di asrama putera ditanggung sepenuhnya oleh lembaga MTs Muhammadiyah Cilacap. Implementasinya membutuhkan manajemen keuangan yang baik dan terintegrasi.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mengisolasi yang membatasi pergaulan peserta didik agar terjaga dari pengaruh negatif dunia luar. Sehingga model boarding school menjadi salah satu alternatif yang dinilai efektif membina siswa agar menjadi peserta didik yang berkarakter dan memiliki mutu kecerdasan yang bagus sehingga layak menjadi generasi penerus bangsa.

 

Hasil dan Pembahasan

MTs Muhammadiyah Cilacap merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Cilacap Tengah yang beralamat di Jalan Slamet No. 11 Cilacap dan sudah terakreditasi B (Baik). MTs Muhammadiyah Cilacap memiliki NPSN 20363356 dan NSS 121233010015. Semenjak tahun 2015, MTs Muhammadiyah Cilacap bekerjasama dengan Panti Asuhan Muhammadiyah Cilacap menyelenggarakan boarding school. Dalam pelaksanaannya terdapat sharing manajemen boarding antara pihak Panti Asuhan yang hanya menyediakan asrama untuk peserta didik puteri dengan lembaga MTs Muhammadiyah yang menyediakan asrama untuk peserta didik putera. Sehingga pengelolaan asrama puteri sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak Panti Asuhan. Pihak MTs Muhammadiyah hanya memberikan fasilitas pendidikan formalnya secara cuma-cuma (gratis). Sedangkan pengelolaan asrama puteranya, terutama untuk biaya sewa rumah, token listrik dan honor pembimbing (pengampu) ditanggung oleh pihak MTs Muhammadiyah. Ada pun biaya konsumsi para siswa boarding menggunakan dana bantuan dari para donator dan dermawan yang dikelola sepenuhnya oleh pihak Panti Asuhan.

 

Tabel 1

�Sharing Manajemen MTs Muhammadiyah Boarding School

Tanggungan

Asrama Puteri

Asrama Putera

Asrama

Panti Asuhan Muhammadiyah

MTs Muhammadiyah

Pendidikan Formal

MTs Muhammadiyah

MTs Muhammadiyah

Token Listrik

Panti Asuhan Muhammadiyah

MTs Muhammadiyah

Konsumsi

Panti Asuhan Muhammadiyah

Panti Asuhan Muhammadiyah

Honor Pengampu

Panti Asuhan Muhammadiyah

MTs Muhammadiyah

Sumber : wawancara dengan Kepala MTs Muhammadiyah Cilacap

Tidak semua siswa MTs Muhammadiyah Cilacap mengikuti program boarding. Sekitar 70% siswa yang mengikuti program boarding, selebihnya hanya mengikuti program pembelajaran regular. Dari keseluruhan siswa yang mengikuti boarding, 60% adalah puteri dan 40% adalah putera. Ada 2 (dua) rumah yang digunakan sebagai asrama putera, namun pemilik rumah hanya meminta pembayaran sewa untuk 1 (satu) rumah sedangkan rumah lainnya dipinjamkan untuk kegiatan asrama siswa. Untuk asrama puteri langsung diampu oleh pengurus Panti Asuhan, sedangkan untuk asrama putera diberdayakan seorang pembimbing (pengampu) dengan honor sekitar Rp. 500.000,-/bulan.

Pemasukan MTs Muhammadiyah Cilacap bersumber dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan SPP siswa. Namun dari keseluruhan siswa MTs Muhammadiyah Cilacap hanya 40% yang sanggup membayar karena dampak dari pandemi covid-19 yang melumpuhkan perekonomian keluarga mereka. Padahal besaran SPP hanya Rp. 85.000,- / bulan. Rencana penggunaan dana BOS Reguler dilakukan dengan menyusun RKAM (Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah) yang mengalokasikan penggunaan dana 40% untuk honor guru dan 60% untuk pembiayaan operasional sekolah, seperti alat tulis kantor (ATK), internet, token listrik dan sebagainya. Sedangkan pemasukan dari SPP digunakan untuk menutupi kekurangan honor guru, membeli token listrik untuk asrama putera dan membayar honor pembimbing (pengampu) asrama putera.

Realisasi penggunaan dana BOS sesuai dengan alokasi yang ditentukan dalam RKAM, yaitu 40% untuk pembayaran honor guru dan 60% untuk kegiatan operasional sekolah. Besaran honor guru di MTs Muhammadiyah Cilacap adalah Rp. 18.000,-/jam ditambah tunjangan transportasi Rp. 50.000,-/minggu. Meskipun masih dalam kisaran honor yang tidak terlalu tinggi, namun pengalokasian 40% dana BOS untuk honor guru masih sangat kurang. Kekurangannya ditutup dengan menggunakan dana SPP. Dengan ketentuan demikian, total rata-rata honor dan tunjangan transportasi yang diberikan kepada setiap guru di MTs Muhamamdiyah Cilacap hanya sekitar Rp. 500.000,-/bulan. Meskipun demikian, 80% guru di MTs Muhammadiyah sudah mendapatkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) dari Kementerian Agama RI. Sebagai bentuk solidaritas, para guru yang sudah mendapatkan TPG, mereka menyisihkan 10% dana tunjangan yang diterimanya untuk menambah pemasukan bagi guru-guru yang tidak mendapatkan TPG. Apalagi pada masa pandemi covid-19 yang memberikan pukulan telak terhadap perekonomian masyarakat kecil.

Tabel 2

Rencana dan Realisasi Penggunaan Dana

Sumber Dana

Pemasukan Dana

Penggunaan Dana

Keterangan

Target

Realisasi

Target

Realisasi

BOS

100 %

100 %

100 %

100 %

Kekurangan alokasi dana diatasi dengan cara filantropi

SPP

100 %

40 %

100 %

40 %

Sumber : wawancara dengan Kepala MTs Muhammadiyah Cilacap

Semangat filantropi membuat para guru di MTs Muhammadiyah Cilacap merelakan sebagian dana pemasukan SPP digunakan untuk pembiayaan asrama putera baik untuk sewa rumah, token listrik, honor pembimbing (pengampu) dan sebagainya. Semangat filantropi tersebut semakin terlihat dari kerelaan para guru yang mendapatkan dana TPG menyisihkan 10% dari tunjangan mereka untuk membantu guru-guru yang belum mendapatkan TPG.

Pelaporan penggunaan dana BOS Reguler dilakukan secara online maupun offline kepada Kementerian Agama RI. Selain itu, rincian penggunaan dana BOS juga ditempelkan di papan pengumuman sekolah sehingga bisa diakses oleh siapa pun. Sementara penggunaan dana SPP dilaporkan dalam bentuk pembukuan yang setiap saat diperiksa oleh Pengawas Madrasah secara berkala. Meskipun tidak ditempelkan di papan pengumuman sekolah, siapa pun bisa mengaksesnya melalui Bendahara MTs Muhammadiyah Cilacap.

 

Kesimpulan

MTs Muhammadiyah Cilacap berupaya mengembangkan model pendidikan boarding school dengan biaya Rp. 0,- (gratis). Upaya ini menimbulkan kesulitan dalam pendanaan. Untuk mengatasi kendala finansial tersebut, Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Cilacap Tengah mengembangkan Panti Asuhan Muhammadiyah sebagai tempat untuk asrama puteri yang terintegrasi dengan MTs Muhammadiyah Cilacap yang menjadi rintisan awal program boarding school. Sedangkan pihak lembaga pendidikan MTs Muhammadiyah Cilacap menyewa 1 (satu) unit rumah dan mendapatkan pinjaman 1 (satu) unit rumah untuk asrama putera. Peserta didik baik yang mengikuti program boarding maupun non boarding hanya dikenakan biaya SPP sebenar Rp. 85.000,- / bulan. Namun demikian bagi siswa yang benar-benar tidak mampu akan dibebaskan dari semua biaya. Pemasukan MTs Muhammadiyah Cilacap bersumber dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan SPP siswa. Namun hanya 40% siswa yang sanggup membayar karena dampak dari pandemi covid-19 yang melumpuhkan perekonomian keluarganya. Rencana penggunaan dana BOS Reguler dituangkan dalam RKAM yang mengalokasikan penggunaan 40% dana untuk honor guru dan 60% dana untuk pembiayaan operasional sekolah. Sedangkan pemasukan dari SPP digunakan untuk menambah honor guru, membeli token listrik untuk asrama putera dan membayar honor pengampu asrama putera. Realisasi penggunaan dana BOS sesuai dengan alokasi yang ditentukan dalam RKAM, kekurangan pengalokasian 40% dana BOS untuk honor guru ditutup dengan menggunakan dana SPP. Penggunaan dana dilaporkan oleh pihak MTs Muhammadiyah Cilacap secara transparan. Semangat filantropi membuat para guru di MTs Muhammadiyah Cilacap merelakan sebagian dana pemasukan SPP digunakan untuk pembiayaan asrama putera dan para guru yang mendapatkan TPG merelakan diri untuk menyisihkan 10% dari tunjangan tersebut untuk membantu guru-guru yang belum mendapatkan TPG.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Al Anshori, Miftahul Huda. (2017). Perancangan Vocational Islamic Boarding School Di Kabupaten Ngawi Dengan Pendekatan Arsitektur Islam. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.�Google Scholar

 

Ar Rozy, Jamil. (2021). ..(Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Blm Ada, Upload Ulang).. Pengasuhan Anak Dalam Pembentukan Keluarga Sakinah (Studi Kasus Pasangan Guru Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak). Ponorogo: Iain Ponorogo.�Google Scholar

 

Heriyadi, Tantan, Fitriani, Tantri, & Mutaqin, Zaenal. (2019). Implementasi Pendidikan Berasrama (Boarding School) Di Mts Al-Falah Tanjung Jaya. Al-Karim, 4(2), 154�166.�Google Scholar

 

Khoiruzzahro, M. Wildan. (2015). Pengaruh Spiritual Quotient (Sq) Dan Motivasi Belajar Tehadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Mtsn Kunir Tahun Ajaran 2014/2015.�Google Scholar

 

Mataputun, Yulius. (2018). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Berbasis Kecerdasan Intelektual, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Iklim Sekolah. Uwais Inspirasi Indonesia.�Google Scholar

 

Nadhifah, Mutimmatun. (2020). Rahayu Nir Sambikala. Lp2m.�Google Scholar

 

Nurochim, Nurochim. (2016). Sekolah Berbasis Pesantren Sebagai Salah Satu Model Pendidikan Islam Dalam Konsepsi Perubahan Sosial. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam, 16(1), 69�88.�Google Scholar

 

Rizkiani, Anisa. (2017). Pengaruh Sistem Boarding School Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik (Penelitian Di Ma�had Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut). Jurnal Pendidikan Uniga, 6(1), 10�18.�Google Scholar

 

Sa�idah, Ratna. (2015). Pola Asuh Anak Yatim Di Panti Asuhan Muhammadiyah Putri Pare. Realita: Jurnal Penelitian Dan Kebudayaan Islam, 13(2).�Google Scholar

 

Umam, Muhamad Khoirul. (2019). Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Peserta Didik. Al-Hikmah: Jurnal Kependidikan Dan Syariah, 6(2), 62�76.�Google Scholar

 

 

 

 

 

 

 

 

�������

Copyright holder:

Enas, Agus Darwanto (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: