Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 4, April 2022
PENGARUH PENGETAHUAN KEUANGAN TERHADAP NIAT INVESTASI SAHAM� DI INDONESIA DENGAN PERSEPSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Achmad Chusanudin, Agus
Munandar,
Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Esa Unggul, Indonesia
Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Esa Unggul, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]�
Abstrak
Tujuan investasi seorang investor adalah memperolah keuntungan (Return) baik
yang berupa Capital Gain maupun
dividen. Investasi akan mengalami keuntungan apabila keputusan yang diambil oleh
investor sesuai dengan analisa yang ada. Sehingga dengan adanya keputusan yang tepat ini maka
peluang lebih besar dalam menghasilkan
keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi Pengaruh Pengetahuan Keuangan terhadap Niat Investasi
Saham dengan Persepsi Risiko sebagai Moderasi pada Bursa Efek
Indonesia. Dengan adanya penelitian ini semoga dapat memberikan
kontribusi pada tataran teori/keilmuan manajemen keuangan dan juga memberikan implikasi terhadap perkembangan Pasar Modal
Indonesia. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara menggunakan kuisioner dengan 120 sampel. Peneliti menggunakan sampel acak dan populasi penelitian termasuk investor perorangan di
Bursa Efek Indonesia (IDX). Studi
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Structural Equation
Model (SEM). Pengolahan dan analisa
data menggunakan perangkat lunak SPSS dan Lisrel. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai pengukuran
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, Pertama, terdapat pengaruh pengetahuan keuangan terhadap niat investasi. Kedua, terdapat pengaruh persepsi risiko terhadap niat investasi. Ketiga, persepsi risiko memoderasi hubungan antara pengetahuan keuangan dan niat investasi. Implikasi penelitian ini terhadap investor hendaknya meningkatkan pengetahuan keuangan sehingga dalam berinvestasi akan tercapai tujuan yaitu mendapatkan hasil yang sesuai
Kata Kunci: Pengetahuan Keuangan, Niat Investasi, Perilaku Keuangan, Persepsi Risiko
Abstract
The
investment objective of an investor is to obtain a return, either in the form
of capital gains or dividends. Investment will experience profits if the
decisions taken by investors are in accordance with the existing analysis. So with this right decision, there is a greater chance of
making a profit. The purpose of this study was to explore the effect of
financial knowledge on stock investment intentions with risk perception as
moderating on the Indonesia Stock Exchange. It is hoped that this research can
contribute to the theoretical/scientific level of financial management and have
implications for the development of the Indonesian Capital Market. This
research was conducted using a questionnaire to collect data with 120 samples.
The researcher used a random sample and the study population included all
individual investors on the Indonesia Stock Exchange (IDX). This study is a
quantitative study using the Structural Equation Model (SEM) method. Processing
and analyzing data using SPSS and Lisrel software.
The validity test was carried out by looking at the measurement values
of Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). The results of the study conclude
that, First, there is an effect of knowledge on investment intentions. Second,
there is an influence of risk perception on investment intention. Third, risk
perception moderates the relationship between financial knowledge and
investment. The implication of this research for investors is to increase
financial knowledge so that in investing will be achieved, namely getting
appropriate results
Keywords: Financial
Knowledge, Investment Intention, Financial Behavior, Risk Perception
Pendahuluan
Berdasarkan data pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) pada bulan April 2021 jumlah investor yang
ada di Pasar Modal Indonesia berjumlah 5.088.093, dengan total aset mencapai 801,97 T. Berdasarkan data tersebut terbagi ke dalam tingkat
pendidikan dibawah SMA
52,25%, D3 7,86%, S1 36,41%, dan ≥ S2 3,49%. Berdasarkan
persebaran wilayah, Pulau Jawa terdapat investor terbanyak sejumlah 70,66% (www.ksei.co.id/, 2021). Jumlah Investor
yang ada jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk di Indonesia sangatlah kecil, Sehingga informasi tentang pasar
modal ini masih perlu disampaikan kepada masyarakat guna meningkatkan jumlah
investor yang ada.
Tujuan investasi seorang investor adalah memperolah keuntungan (Return)
baik yang berupa Capital
Gain maupun dividen. Investasi akan mengalami keuntungan apabila keputusan yang diambil oleh investor tepat sesuai dengan Analisa yang ada. Sehingga dengan
adanya keputusan yang tepat ini maka
peluang lebih besar dalam menghasilkan
keuantungan. Pada dasarnya,
setiap investor akan memiliki hal yang berbeda dalam mengambil
keputusan. Hal ini dikarenakan adanya factor psikologi investor yang berbeda sehingga mempengaruhi keputusan investasi yang diambil (Seto, 2017).
Pengetahuan keuangan merupakan hal mendasar
dalam menentukan proses bisnis pada lembaga keuangan baik Lembaga perbankan maupun lembaga keuangan non-bank (Dewi, Febrian, Effendi, & Anwar, 2020). Selain itu, pengetahuan keuangan juga diperlukan oleh
investor individu dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi, hal ini dikarenakan pengetahuan keuangan dianggap sebagai sarana untuk mempercepat
kesejahteraan finansial (Yang, Al Mamun, Mohiuddin, Ali Al-Shami, &
Zainol, 2021). Dengan adanya kemampuan ini memungkinkan penilaian yang tepat dan pengambilan keputusan yang efektif tentang penggunaan investasi, sehingga investor dapat percaya diri untuk
melakukan penilaian yang rasional dan diperhitungkan dengan baik.
Terdapat beberapa penelitian yang sudah di teliti sehubungan dengan pengetahuan keuangan dengan niat berinvestasi diantaranya yaitu (Shehata et al., 2021) melakukan penelitian pada bursa efek Arab
Saudi dan mendapatkan hasil
bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan keuangan dengan niat investasi. Penelitian juga dilakukan oleh Rahim Khan et al., (2020) pada bursa efek
Amerika dengan menghasilkan
bahwa pengetahuan keuangan mempunyai hubungan positif signifikan dengan keputusan investasi. Penelitian lain juga dilakukan
oleh O. T. Nguyen, (2020), (Lima et al., 2020), (Dewi et al., 2020; Kurniawan, 2021; Salisa, 2021;
Sumiati, Widyastuti, Takidah, & Suherman, 2021).
Selain pengetahuan keuangan, terdapat juga persepsi risiko yang mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Persepsi risiko merupakan cara memandang atau mengasumsikan risiko yang mungkin terjadi pada seseorang dengan cara merefleksikan
peristiwa yang telah terjadi pada orang lain (Kurniawan, 2021). Risiko yang ini direfleksikan ini mempunyai arti bahwa setiap tindakan
investor memiliki risiko
yang kemungkinan tidak bisa dihindari dengan pasti, dan beberapa di antaranya merupakan hal yang tidak menyenangkan (Thai, Trang, & Tho, 2017). Menurut teori risiko yang ada menunjukkan bahwa manfaat atau
keuntungan sering disertai dengan risiko. Dalam investasi
terdapat risiko kerugian keuangan karena kesalahan transaksi atau penyalahgunaan rekening saham. Selain itu
juga terdapat risiko hilangnya privasi karena penipuan internet atau intrusi peretas
(Maziriri, Mapuranga, & Madinga, 2019).
Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi risiko dengan niat
investasi sebagaimana yang sudah diteliti oleh (Shehata et al., 2021) pada bursa efek Arab
Saudi. Penelitian terkait persepsi risiko juga dilakukan oleh (Maziriri et al., 2019); (Ibrahim & Arshad, 2017); (Thai et al., 2017); (Ricciardi, 2011); dan (Oanh Thi Nguyen, 2020). di Indonesia sendiri
juga pernah dilakukan penelitian tentang persepsi risiko berkaitan dengan keputusan investasi yaitu (Anastasia & Malelak, 2018; Kurniawan, 2021; Nur
Aini & Lutfi, 2019; Onasie & Widoatmodjo, 2020).
Eksplorasi terkait Pengaruh Pengetahuan Keuangan Terhadap Niat Investasi Saham Dengan Persepsi Risiko Sebagai Moderasi sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu (Shehata et al., 2021) pada Bursa Efek Arab
Saudi dengan responden sejumlah 400 peserta. di
Indonesia juga pernah dilakukan
penelitian tentang pengaruh pengetahuan keuangan terhadap niat berinvestasi diantaranya yaitu oleh (Dewi et al., 2020; Kurniawan, 2021; Salisa,
2021; Sumiati et al., 2021). Para peneliti tersebut menghasilkan penemuan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan keuangan dengan niat investasi.
Sedangkan pada penelitian lain, terdapat perbedaan hasil yaitu tidak adanya
hubungan signifikan antara pengetahuan keuangan dengan niat investasi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Abdillah, Permatasari, & Hendrawaty, 2019;
Claudia & Nuryasman MN, 2019; Darmawan, Kurnia, & Rejeki, 2019).
Adanya ketidakkonsistensian
hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pengetahuan keuangan terhadap niat berinvestasi berdasarkan penelitian diatas, maka ini
merupakan sebuah bukti empiris bahwa
penelitian tersebut belum memberikan bukti yang kuat mengenai pengaruh pengetahuan keuangan terhadap niat berinvestasi.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
ingin menguji ketidakkonsistenan penelitian-penelitian
tersebut serta melanjutkan penelitian Shehata et al., (2021) terkait Pengaruh Pengetahuan Keuangan terhadap Niat Investasi Saham dengan Persepsi Risiko sebagai Moderasi pada Bursa Efek
Indonesia. Selain itu juga
pada penelitian dengan menggunakan variabel persepsi risiko sebagai moderasi antara pengetahuan keuangan dan niat investasi masih jarang dilakukan di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Pengaruh Pengetahuan Keuangan terhadap Niat Investasi
Saham dengan Persepsi Risiko sebagai Moderasi pada Bursa Efek
Indonesia. Semoga dengan adanya penelitian ini bisa memberikan
sumbangsih pada tataran teori/keilmuan manajemen keuangan dan juga memberikan implikasi terhadap perkembangan pasar modal
Indonesia.
Teori Financial Behaviour
Pada dunia investasi,
seorang investor tidak hanya menggunakan perkiraan atas kinerja suatu produk
investasi, tetapi juga menggunakan factor psikologi untuk penetapan dalam produk investasi
tersebut. Bahkan, ada beberapa orang yang menyatakan bahwa faktor psikologi investor ini mempunyai peranan
besar dalam berinvestasi (Haymans,
2012). Adanya faktor tersebut
dapat mempengaruhi seorang investor dalam berinvestasi dan keuantungan yang
akan diperoleh. Oleh karena itu, analisis
pada bidang investasi yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan dikenal dengan tingkah laku atau perilaku
keuangan (Behaviour
Finance).
Bias perilaku ini pernah diteliti
di negara maju yaitu
Kahneman & Tversky, (1979) menegaskan bahwa mayoritas investor menggabungkan bias perilaku ini dalam keputusan
investasi mereka (Ullah,
2019). Ahli keuangan juga menyadari bahwa investor bisa menjadi tidak rasional.
Kesalahan keputusan yang diambil oleh investor dapat mempengaruhi fungsi pasar (Nofsinger,
2016). Perilaku keuangan dalam hal ini
berupaya untuk menyelesaikan inkonsistensi tersebut melalui penjelasan berdasarkan perilaku manusia, baik secara individu
maupun kelompok. Misalnya, perilaku keuangan membantu investor terkait mengapa dan bagaimana keadaan pasar mempunyai ketidak efisienan (Baker
& Nofsinger, 2010).
Terdapat empat bidang perilaku
keuangan yaitu: Heuristic,
Framing, Emotion, dan Market Impact. Heuristic merupakan
penyederhanaan metode kompleks yang digunakan untuk membuat suatu
penilaian. Framing merupakan
persepsi seorang investor tentang pemilihan yang investor miliki guna membingkai
suatu pilihan tersebut. Emotion merupakan
emosi manusia dan kebutuhan alam bawah sadar manusia
yang universal, fantasi, dan ketakutan
mendorong banyak keputusan mereka. Sedangkan market impact merupakan
bagian dari perilaku keuangan karena anomali pasar memberi minat pada kemungkinan bahwa mereka dapat dijelaskan
oleh psikologi (Baker
& Nofsinger, 2010).
Perilaku keuangan didefinisikan sebagai studi pengaruh
psikologi pada pelaku jasa keuan dan efek suatu pasar saham yang dapat membantu menjelaskan tentang mengapa dan bagaimana pasar mungkin tidak efisien.
Menurut Tversky & Kahneman (1987)
bahwa orang tidak menggunakan metode statistik dalam pengambilan keputusan
mereka, tetapi mereka mengandalkan sejumlah prinsip heuristik dalam pengambilan
keputusan mereka. Kahneman & Tversky dianggap sebagai bapak Perilaku
keuangan. Sejak 1960-an mereka telah menerbitkan sekitar 200 makalah dan
artikel, kebanyakan dari mereka terkait dengan konsep Perilaku keuangan (Barberis & Thaler, 2002).
Menurut pendapat Islam (2012) bahwa perilaku keuangan yaitu lebih menekankan pada �pembelian dan
keputusan penjualan mengenai investor pasar saham. Menurut Dunne et al (2002)
Perilaku keuangan adalah pemahaman tentang investasi yang lebih baik dari
keputusan investasi yang mempengaruhi harga pasar yang berkaitan dengan bias
kognitif dan emosional manusia dan sosial. Menurut Ritter (2003)
Perilaku keuangan didefinisikan sebagai faktor perilaku yang mempengaruhi
pengambilan keputusan individu.
Hubungan Pengetahuan Keuangan dengan Niat Investasi
Pengetahuan keuangan baik yang bersifat objektif dan subjektif memiliki efek positif pada niat untuk berinvestasi
di pasar saham.�
Keputusan investor untuk menempatkan
modalnya pada pasar saham
juga dipengaruhi oleh hal ini. Semakin bagus
pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh investor, maka tujuan invetasi akan terwujud dan juga dapat mengurangi risiko dalam investasi.
Namun, adanya pengetahuan keuangan atau pengetahuan keuangan yang subjektif ini dapat mempengaruhi
keputusan berinvestasi. Sehingga investor akan berperilaku tidak rasional dikarenakan mengikuti pendapat subjektif investor sendiri. Hal ini juga akan berpengaruh
terhadap hasil investasi yang akan diputuskan (Shehata
et al., 2021).
Menurut Khairunizam
& Isbanah (2019)
investor yang memiliki tingkat
pengetahuan keuangan yang tinggi, dapat melakukan
investasi pada berbagai jenis instrument investasi dan
juga memahami terkait risiko yang ada yang kemungkinan akan muncul. Sehinga dengan meningkatnya pengetahuan keuangan investor, maka investor tersebut akan menjadi lebih
bijak dalam membuat keputusan. Namun, di sisi lain, investor
yang melek finansial karena memiliki pengetahuan yang mendalam tentang keuangan melebih-lebihkan keterampilan dan
profesi mereka dan lebih berperilaku percaya diri yang berlebihan (overconfidence)
(Ullah,
2019). Dengan adanya pengetahuan
keuangan, investor juga dapat
memahami risiko investasi yang ada. Sehingga keputusan investasi yang ditentukan akan membawa hasil
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.
Keterkaitan antara pengetahuan keuangan dan niat untuk berinvestasi sebelumnya sudah pernah diteliti yaitu oleh : (Shehata
et al., 2021); (Rahim
Khan et al., 2020); (Oanh
Thi Nguyen, 2020);(Thi
Anh Nhu Nguyen & Nguyen, 2020); dan (Pangestika
& Rusliati, 2019). Berdasarkan rekomendasi penelitian tersebut, maka dibangun hipotesa
sebagai berikut:
H1 : Terdapat hubungan positif antara pengetahuan keuangan dan niat untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia.
Hubungan Persepsi Risiko dengan Niat
Investasi
Risiko dalam dunia investasi merupakan adanya tingkat kerugian yang terjadi akibat keinginan atau tujuan investasi
yang tidak searah dengan yang diharapkan pada saat berinvestasi. Toleransi risiko ini menunjukkan tingkat kesediaan individu untuk menoleransi risiko dari keputusan investasi yang diambil (Yulianis & Sulistyowati,
2020). Persepsi risiko merupakan bagian dari bias kognitif dan dalam situasi yang tidak pasti, mempengaruhi
perilaku manusia dan pengambilan keputusan. Dalam mengambil keputusan, investor memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda. Toleransi risiko finansial tidak hanya dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi tetapi juga faktor kondisional yang mendorong toleransi risiko berubah seiring waktu (Shehata et al., 2021).
Persepsi risiko merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang baik itu individu,
kelompok, maupun masyarakat yang berkaitan dengan kemungkinan adanya risiko atau
tentang tingkat, besarnya, dan waktu efeknya, dan beberapa peneliti tentang perilaku mendefinisikan itu adalah bagaimana
orang "melihat" atau
"merasa" berkaitan
dengan adanya� potensi
bahaya atau bahaya. Hal ini akan mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. semakin baik persepsi
risikonya maka keputusan hasil investasi juga akan mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan risiko
tersebut.
Keterkaitan antara Persepsi Risiko dengan Keputusan Investasi sebelumnya sudah pernah diteliti yaitu oleh : Areiqat
et al., (2019); Shehata et al., (2021); Ady
& Hidayat, (2019); dan Yulianis
& Sulistyowati, (2020). Dari rekomendasi
penelitian tersebut diatas maka dibangun
hipotesis sebagai berikut:
H2 : Terdapat hubungan antara persepsi risiko dan niat untuk berinvestasi
di Bursa Efek Indonesia.
Peran Moderasi dari Persepsi Risiko
Variabel moderasi secara umum yaitu
variabel yang dapat mempengaruhi arah dan/atau kekuatan hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Efek moderasi ini bisa
berubah yaitu dapat meningkatkan atau menurunkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Baron & Kenny, 1986). Pada penelitian ini, peran mediasi dari
persepsi risiko akan diukur apakah
persepsi risiko dapat memoderasi hubungan antara pengetahuan keuangan dan niat untuk berinvestasi.
Persepsi risiko sendiri merupakan cara seseorang menafsirkan risiko yang berbeda tentang perkiraan serta kenyataan yang ada. Persepsi risiko ini membuat ketidakpastian
dalam menetapkan tujuan pembelian serta dalam mengevaluasi
produk (Mello & Collins, 1998). Proses pengambilan keputusan pada pasar modal juga dipengaruhi
oleh informasi yang diperoleh
dari orang lain, hal ini dapat menyebabkan
investor mengalami kesalahan
dalam mengenali risiko dan imbal hasil investasi (Rasheed, Rafique, Zahid, & Akhtar, 2018). Semakin
tinggi persepsi risiko, semakin kecil proporsi dana yang diinvestasikan pada aset berisiko tinggi (Nur Aini & Lutfi, 2019).
Peran moderasi persepsi risiko sebelumnya sudah pernah dilakukan
penelitian oleh Shehata et al. (2021) dengan hasil persepsi risiko memiliki pengaruh yang cukup negatif terhadap hubungan antara pengetahuan keuangan dan niat untuk berinvestasi
di Pasar Saham Arab Saudi. Dengan demikian,
semakin rendah risiko yang dirasakan, semakin kuat hubungan
ini. Hasil analisis variabel moderasi juga menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan keuangan terhadap niat untuk berinvestasi
lebih besar jika risiko yang dipersepsikan lebih rendah, dan pengaruhnya lebih rendah jika
risiko yang dipersepsikan lebih tinggi.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut:
H3 : Persepsi Risiko memoderasi hubungan antara pengetahuan keuangan dan niat untuk berinvestasi
di Bursa Efek Indonesia
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Metode Penelitian
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer untuk penelitian ini.
Kuesioner terdiri dari tiga bagian utama. Bagian pertama mengukur niat untuk
berinvestasi saham pada Bursa Efek Indonesia. Peneliti menggunakan indikator Yang et
al., (2021) dengan meminta peserta untuk menyatakan tingkat
persetujuan mereka terhadap empat pernyataan tentang niat untuk berinvestasi. yaitu :
a. Saya akan sering berinvestasi di pasar saham
b. Saya akan mendorong teman dan keluarga saya untuk
berinvestasi di pasar saham
c. Saya akan berinvestasi di pasar saham dalam waktu dekat
d. Saya percaya bahwa Bursa Efek adalah sarana investasi
yang menarik
Bagian kedua mengukur pengetahuan keuangan tentang saham dengan meminta peserta menjawab pernyataan pengetahuan keuangan yang merupakan indikator dari Yang et
al., (2021) yaitu :
a. Saya memiliki pengetahuan lengkap tentang bursa
b. Saya memeriksa laporan keuangan perusahaan 5 tahun terakhir sebelum berinvestasi
c. Saya mempertimbangkan
posisi keuangan perusahaan sebelum berinvestasi
d. Mempertimbangkan periode jangka panjang (misalnya, 10�20 tahun) saham biasanya memberikan keuntungan tinggi
Bagian ketiga mengukur persepsi risiko yang dirasakan dengan meminta peserta untuk
menyatakan tingkat persetujuan mereka dengan enam pernyataan tentang risiko
yang dirasakan sesuai dengan penelitian Areiqat
et al., (2019) yaitu :
a)
Saya memiliki rasa takut
untuk berinvestasi di saham
b)
Saya berhati-hati dengan
saham yang menunjukkan perubahan harga atau aktivitas perdagangan secara tiba-tiba
c)
Saya khawatir berinvestasi
di saham yang memiliki kinerja negatif di masa lalu
d)
Saya merasa bahwa membeli saham di Bursa Efek Indonesia itu penuh ketidakpastian
e)
Investasi saya di saham sebagian besar didasarkan pada pengetahuan investasi, pengalaman dan pendidikan.
f)
Saya takut membeli saham pada perusahaan yang mengalami kerugian
g)
Saya merasa bahwa membeli saham di Bursa Efek Indonesia itu menarik
Jawaban semua pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti dengan cara memilih satu
jawaban yaitu : 1 sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 ragu-ragu, 4 setuju, 5
sangat setuju.
Penelitian ini memiliki populasi yaitu investor individual di Bursa Efek Indonesia dengan populasi investor yang ada sejumlah 5.088.093 (www.ksei.co.id/, 2021). Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan nonprobability
sampling, berupa survei online. Penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif secara survei online melalui tautan formulir Google di berbagai platform media social seperti:
WhatsApp, Telegram dan Instagram. Periode pengumpulan data yaitu bulan Oktober sampai
November 2021.
Menurut Sugiyono,
(2016) untuk menentukan besarnya sampel dilakukan melalui
pendekatan statistik dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : derajat toleransi
Jumlah populasi pada penelitian ini merupakan ukuran
populasi (N) dalam rumus slovin. Derajat
kesalahan yang digunakan yaitu sebesar 10% didapat berdasarkan derajat kepercayaan sebesar 90%. Maka didapatkan jumlah sampel sebesar 100 sampel. Berikut perhitungan menggunakan rumus sloven:
5.088.093��������� = 100
1+5.088.093x0,102��
Penelitian ini membutuhkan sampel sebesar 100 sampel. Untuk antisipasi
adanya data eror peneliti menjadikan sampel menjadi 120. Sampel pada penelitian ini mempunyai kriteria
yaitu investor perorangan
yang tinggal di Wilayah Negara Indonesia yang sedang atau akan
melakukan transaksi membeli saham perusahaan
terbuka yang tercatat pada
Bursa Efek Indonesia.
Analisa
Data
Menurut (Sugiyono,
2016) analisa data merupakan proses menjelaskan data yang diambil dari hasil wawancara
dan jenis pengumpulan data
lain guna disajikan dengan baik. Untuk
menganalisis data yang terkumpul,
peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan kondisi demograsi dari data yang diperoleh, hal ini meliputi
jumlah data, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jangka waktu treding
serta modal portofolionya. Dengan adanya analisa
deskriptif ini peneliti akan mengetahui
gambaran data responden secara keseluruhan.�
Analisa validitas dan
reliabilitas ini dilakukan dengan melihat nilai
pengukuran Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Measure of Sampling Adequacy
(MSA). Nilai KMO dan MSA lebih dari 0,5 artinya analisis faktornya sudah
sesuai. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS, uji
ini mengunakan pengukuran Cronbach�s Alpha. Jika nilai Cronbach�s Alpha lebih
dari 0,6 maka lebih baik dan bermakna reliabel (Hair,
Anderson, Babin, & Black, 2018).
Penelitian ini menggunakan metode structural equation modeling (SEM) untuk menganalisis data. Analisa
model statistik bersifat cross-sectional.
Untuk melakukan uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian akan diuji dengan SEM melalui metode analisis jalur (path
diagram analysis) menggunakan bantuan
Lisrel. Untuk uji statistic menggunakan uji T, dengan derajat signifikansi 10% yaitu > 1,28. Jika data yang diperoleh
nilai T lebih dari nilai standar
(1,28) maka data tersebut mendukung hipotesis. Selain uji T, dilakukan juga pengukuran persamaan model yang dilihat pada nila R2, nilai ini memiliki
makna bagaimana variabel independent mampu menjelaskan variabel dependen (Sugiyono,
2016).
Uji variabel moderasi persepsi risiko terhadap niat investasi
dengan menggunakan Uji
Sobel yang mana uji ini dengan
melihat nilai ta dan
tb. Nilai ta ini merupakan nilai T-hitung dari variabel
independent menuju variabel
moderasi dan tb merupakan
nilai T-hitung dari variabel moderasi
menuju variabel dependen. Jika nilai T > 1,28 maka artinya variabel
tersebut mampu memoderasi hubungan antara variabel independent dan variabel dependen
Hasil dan Pembahasan
Responden pada penelitian ini merupakan investor perorangan
yang melakukan transaksi beli/jual saham
perusahaan yang tercatat
pada Bursa Efek Indonesia, dengan
total responden sejumlah
120 responden. Hal ini menunjukan bahwa responden pada penelitian ini sudah mewakili
dalam hal penelitian dengan derajat kepercayaan 90 % dengan eror 10 % yang mana hanya memerlukan 100 responden, untuk antisipasi eror maka peneliti menambahkan
sehingga menjadi 120 responden.
Sebelum kuisioner atau daftar pertanyaan digunakan, terlebih dahulu daftar pertanyaan tersebut di uji tentang validitas dan realibilitasnya. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa daftar pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat ukut
dengan ketepatan pengukuran (goodness of measure). Pada pengukuran uji validitas dengan 30 responden, mendapatkan hasil bahwa seluruh variabel
memiliki nilai KMO >
0,50 dan nilai MSA lebih dari 0,5. Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan analisis CFA uji KMO and Bartlett's Test dan MSA. Sedangkan untuk uji reliabilitas pada 30 responden memiliki nilai hasil uji reliabilitas yaitu 0,866. Hal ini menyatakan bahwa setiap pernyataan atau variabel dapat
diterima/valid.
Hasil Uji Validitas pada 30 Responden menggunakan
KMO dan
Bartlett�s Test�
No |
Variabel |
KMO |
1 |
Niat Investasi |
0.802 |
2 |
Pengetahuan Keuangan |
0.722 |
3 |
Persepsi Risiko |
0.638 |
Sumber : hasil olah data SPSS
Hasil Uji pada 30 Responden Nilai MSA
No |
Niat Investasi� |
Nilai MSA |
Pengetahuan Keuangan |
Nilai MSA |
Persepsi Risiko |
Nilai MSA |
1 |
NI1 |
0,785 |
PK1 |
0,743 |
PR1 |
0,529 |
2 |
NI2 |
0,778 |
PK2 |
0,687 |
PR2 |
0,714 |
3 |
NI3 |
0,829 |
PK3 |
0,689 |
PR3 |
0,545 |
4 |
NI4 |
0,820 |
PK4 |
0,809 |
PR4 |
0,726 |
5 |
|
|
|
|
PR5 |
0,679 |
6 |
|
|
|
|
PR6 |
0,725 |
7 |
|
|
|
|
PR7 |
0,669 |
Sumber : hasil olah data SPSS
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Hasil
uji reliabilitas seluruh variabel dengan 30 responden terdapat pada tabel berikut:
Hasil Uji Reliabilitas 30 Responden
Cronbach's Alpha |
N of Items |
.866 |
15 |
Uji reliabilitas mendapatkan nilai Cronbach's
Alpha yaitu 0,847. Hal ini
menyatakan bahwa setiap pernyataan dapat diterima dikarenakan jumlah nilai Cronbach's Alpha lebih
dari 0,60 (Hair
et al., 2018).
Setelah dilakukan pengumpulan data pada
120 responden, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap data tersebut. Uji validitas mendapatkan nilai KMO lebih dari 0,5. Sebagaimana terlampir pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Hasil Uji Validitas pada 120 Responden
Menggunakan KMO dan
Bartlett�s Test
No |
Variabel |
KMO |
1 |
Niat Investasi |
0.822 |
2 |
Pengetahuan Keuangan |
0.690 |
3 |
Persepsi Risiko |
0.586 |
Selain melihat nilai KMO, untuk mengukur validitas setiap pertanyaan pada variabel digunakan juga nilai Anti Image
Matrix atau nilai MSA, jika nilai dibawah
0,5, maka pertanyaan tersebut dikeluarkan dari daftar pertanyaan variabel tersebut. Berikut adalah tabel nilai Anti Image Matrix
(MSA) pada 120 Responden.
Tabel 5
Hasil Nilai Uji MSA pada
120 Responden
No |
Niat Investasi� |
Nilai MSA |
Pengetahuan Keuangan |
Nilai MSA |
Persepsi Risiko |
Nilai MSA |
1 |
NI1 |
0,818 |
PK1 |
0,683 |
PR1 |
0,414 |
2 |
NI2 |
0,790 |
PK2 |
0,676 |
PR2 |
0,588 |
3 |
NI3 |
0,819 |
PK3 |
0,662 |
PR3 |
0,747 |
4 |
NI4 |
0,878 |
PK4 |
0,753 |
PR4 |
0,458 |
5 |
|
|
|
|
PR5 |
0,706 |
6 |
|
|
|
|
PR6 |
0,641 |
7 |
|
|
|
|
PR7 |
0,495 |
Sumber : hasil olah data SPSS
Berdasarkan tabel diatas terdapat
nilai yang kurang dari 0,5 yaitu pada variabel persepsi risiko pada pertanyaan PR1, PR4,
dan PR7. Sehingga pertanyaan
tersebut dikeluarkan sehingga menjadi sebagai berikut :
Tabel 6
Perubahan Hasil Nilai MSA 120 Responden
No |
Niat Investasi� |
Nilai MSA |
Pengetahuan Keuangan |
Nilai MSA |
Persepsi Risiko |
Nilai MSA |
1 |
NI1 |
0,818 |
PK1 |
0,683 |
PR2 |
0,666 |
2 |
NI2 |
0,790 |
PK2 |
0,676 |
PR3 |
0,772 |
3 |
NI3 |
0,819 |
PK3 |
0,662 |
PR5 |
0,653 |
4 |
NI4 |
0,878 |
PK4 |
0,753 |
PR6 |
0,758 |
Sumber: hasil olah data SPSS.
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Hasil
uji reliabilitas seluruh variabel dengan 120 responden terdapat pada tabel berikut:
Hasil Uji Reliabilitas 120 Responden
Reliability |
|
Nilai Cronbach's Alpha |
N |
.847 |
15 |
����������������������������������� ������� Sumber : hasil olah
data SPSS
Uji reliabilitas mendapatkan nilai Cronbach's
Alpha yaitu 0,847. Hal ini
menyatakan bahwa setiap pernyataan dapat diterima dikarenakan jumlah nilai Cronbach's Alpha lebih
dari 0,60 (Hair
et al., 2018).
Setelah mendapatkan data dari responden, maka peneliti juga mendapatkan data demografi dari 120 responden sebagai berikut:
Data Demografi
120 Responden
Demografi |
Jumlah Responden
|
Persentase |
|
Jenis Kelamin |
Laki Laki |
83 |
69% |
Perempan |
37 |
31% |
|
total |
120 |
100% |
|
Usia |
17-30 |
61 |
51% |
31-50 |
48 |
40% |
|
>50 |
11 |
9% |
|
total |
120 |
100% |
|
Pendidikan |
<SMA |
5 |
4% |
SMA |
15 |
13% |
|
D3 |
2 |
2% |
|
S1 |
78 |
65% |
|
>S2 |
20 |
17% |
|
total |
120 |
100% |
|
Pengalaman Investasi |
< 1 tahun |
73 |
60% |
2-5 tahun |
38 |
32% |
|
6-10 tahun |
9 |
8% |
|
total |
120 |
100% |
|
Modal |
1-10jt |
81 |
68% |
11-100jt |
29 |
24% |
|
101 juta -1m |
10 |
8% |
|
total |
120 |
100% |
Sumber : Hasil olah data
Berdasarkan tabel diatas tentang
demografi responden diatas terlihat bahwa jumlah responden
dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 83 (69%) lebih banyak jika dibandingkan
dengan perempuan yang berjumlah 37 (31%). Pada data usia
investor juga menunjukan bahwa
kelompok usia investor
17-30 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu mencapai 61 (51%), disusul dengan rentang usia 31-50 sebanyak 48 investor. Jika demikian
maka investor generasi milenial merupakan investor terbanyak pada penelitian ini. Sedangkan latar belakang Pendidikan jumlah investor yang memiliki gelar sarjana S1 sejumlah 78 orang. Pengalaman investasi sendiri masih rendah yaitu
kurang dari 1 tahun yang dimiliki oleh responden terbanyak sejumlah 73 (60%).
Data yang ada kemudian diolah dengan menggunakan analisis SEM (Structural Equation Modelling) dengan aplikasi Lisrel. Pada uji ini dilakukan analisis kecocokan yaitu (Goodnes of Fit. Berdasarkan
analisis jalur, semua hasil pengujian
hampir menunjukan nilai good fit: Chi Square, RMSEA, ECVI, AIC, Fit Index terdapat nilai Good
fit. Pada uji critical N dan GFI & AGFI mendapatkan
hasil berupa marginal fit. Maka dapat disimpulkan
kecocokan seluruh model telah memenuhi syarat (good fit), untuk lebih jelas dapat
dilihat pada uraian berikut:
Uji 1:
Chi Square
Nilai Chi Square pada penelitian
ini yaitu 79,81. apabila dibagi dengan df (49). Jika hasil perhitungan tersebut kurang dari 3 artinya adalah good fit. Berdasarkan
perhitungan mendapatkan nilai 1,62. Artinya adalah good fit
Uji 2:
RMSEA
RMSEA pada penelitian
ini yaitu 0.073, jika nilai <0,08 maka kecocokannya adalah mencukupi good fit.
Uji 3:
ECVI
a.
nilai ECVI model (1.16) jika dibandingkan dengan nilai ECVI saturated model (1,31) dan ECVI independence
model (9,74).
b.
ECVI model sedikit
lebih kecil dari ECVI saturated model dan selisihnya
jauh lebih besar lagi dari
ECVI independence model, atau dengan
kata lain ECVI saturated mendekati ECVI model dari pada ECVI independence model, serta
90 % confidence interval adalah (0,98
; 1,40) maka diperoleh
good fit (berada di sekitar
ECVI model).
Uji 4:
AIC dan CAIC
a.
Nilai AIC (137,81) jika dibandingkan dengan AIC saturated (156,00) dan AIC independence model
(1158,81). AIC model sedikit lebih
kecil dari AIC saturated
model dan selisih jauh lebih besar dari
AIC independence model, maka nilai
yang lebih kecil ini menggambarkan good fit.
b.
CAIC model (247,65) jauh dari CAIC saturated model
(451,42) dan lebih jauh lagi dari CAIC independence
(1204,26) maka nilai yang lebih kecil menunjukkan
good fit
Uji 5:
Fit Index
NFI =
0.93 nilai ini lebih dari 0,90 maka good fit
NNFI =
0.96 nilai ini lebih dari 0,90 maka artinya good fit.
PNFI =
0,69 lebih dari 0,6 artinya yaitu model ini menunjukan good fit
CFI =
0.97 lebih besar dari 0,90 mempunyai arti good
fit.
IFI =
0.97 nilainya lebih dari 0,90 memiliki arti good fit.
Uji 6:
Critical N
a.
Critical N (CN) = 107,56 nilai ini masih
kurang dari 200 artinya yaitu marginal fit
Uji 7: Goodness
of Fit
b.
(RMR) Root Mean Square Residual� = 0,058 nilainya <0,10 maknanya yaitu good fit
c.
Standardized RMR = 0,63 memiliki nilai lebih dari 0,10 hal ini memiliki
arti marginal fit.
d.
(GFI) Goodness of Fit Index = 0,90 menunjukkan good fit, hal ini dikarenakan nilai tersebut 0,90 artinya good� fit
e.
(AGFI) Adjusted Goodness of Fit Index� = 0,84 nilainya kurang dari 0,90 hal ini
memiliki arti marginal fit.
Dari hasil uji diatas, kebanyakan uji yang dilakukan memiliki nilai yang sesuai dengan indicator good fit.�
Pada uji Critical N dan Uji RMR dan lainya mendapat hasil berupa marginal fit. Berdasarkan hasil analisis tersebut, disimpulkan bahwa kesesuaian seluruh model telah memenuhi syarat atau good fit.
Uji hipotesis merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk melakukan evaluasi kekuatan data yang diambil dari sampel, dan memberikan dasar guna membuat kesimpulan yang berhubungan dengan populasi. Tujuan uji hipotesis yaitu untuk menentukan apakah hipotesis yang diuji ditolak atau diterima. Pengujian terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan metode statistik sehingga hasil pengujian tersebut dapat dinyatakan signifikan secara statistik.
Diagram T-value
Berdasarkan gambar 2 diagram t-value, maka hipotesis pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 9
Uji Hipotesis
Model Penelitian
Hipotesis |
Pernyataan |
Nilai T (>1,28) |
Penjelasan |
H1 |
Terdapat hubungan positif antara pengetahuan keuangan dan niat untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. |
9,20 |
Hipotesis diterima |
H2 |
Terdapat hubungan positif antara persepsi risiko dan niat untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. |
-1,81 |
Hipotesis ditolak |
H3 |
Persepsi Risiko memoderasi hubungan antara pengetahuan keuangan dan niat untuk berinvestasi
di Bursa Efek Indonesia |
-3,9 |
Hipotesis diterima |
Sumber: hasil olah data Lisrel
Hubungan Pengetahuan Keuangan dengan Niat Investasi
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan Pengetahuan Keuangan memiliki pengaruh positif terhadap niat investasi.
Artinya semakin tinggi pengetahuan keuangan yang dimiliki maka semakin tinggi
niat investasi saham pada Bursa Efek Indonesia.
Hal ini diperoleh dari nilai T value sebesar 9,20 dan dibandingkan dengan nilai t table (1,28) pada derajat kepercayaan 90 % dengan eror 10%. Nilai tersebut lebih besar dari nilai
t tabel sehingga hipotesis pada penelitian ini diterima.
Hubungan Persepsi Risiko dengan Niat Investasi
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan semakin tinggi tingkat persepsi risiko maka niat investasi
akan menurun. Hal ini dikarenakan adanya persepsi investor yang mengalami ketakutan untuk berinvestasi pada pasar saham dikarenakan volatilitas yang tinggi dan memiliki risiko yang besar. Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh nilai T value sebesar -1, 81 dan dibandingkan dengan nilai t table (1,28) pada derajat kepercayaan 90 % dengan eror 10%. Nilai tersebut lebih besar dari nilai
t tabel sehingga hipotesis pada penelitian ini ditolah dikarenakan
berpengaruh secara negative
dan signifikan.
Uji variabel moderasi persepsi risiko antara pengetahuan
keuangan dan niat investasi dengan menggunakan Uji Sobel yang mana uji ini
dengan melihat nilai ta dan tb. Nilai ta ini merupakan nilai T-hitung dari variabel
independent menuju variabel
moderasi dan tb merupakan nilai T-hitung dari variabel moderasi
menuju variabel dependen. Jika nilai T > 1,28 maka artinya variabel
tersebut mampu memoderasi hubungan antara variabel independent dan variabel dependen. Pada penelitian ini variabel persepsi risiko sebagai variabel moderasi. Hasil analisis variabel persepsi risiko pada hubungan pengetahuan keuangan dan niat investasi memiliki nilai t = -3,9 (>1,28) dengan nila ta (2,89) dan tb (-1,81), artinya
variabel persepsi risiko mampu memediasi
hubungan antara pengetahuan keuangan dan niat investasi.
Persamaan Model Struktural
Model persamaan
structural yaitu dengan cara melihat nilai
R�, dimana untuk setiap fungsi persamaan
berfungsi menilai seberapa besar variabel dependen mampu dipengaruhi oleh� variabel
independen. Analisa pada variabel
niat investasi dipengaruhi oleh variabel pengetahuan keuangan dan persepsi risiko terdapat nilai R� sebesar 0,13 (13%) artinya bahwa variabel niat investasi dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diuji pada penelitian ini sebesar 0,13 (13%). Maka artinya variabel niat investasi dipengaruhi oleh variabel pengetahuan keuangan dan persepsi risiko sebesar 87%. Sedangkan untuk persepsi risiko dipengaruhi oleh pengetahuan keuangan hanya sebesar 14 % (0,14) dan dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak di uji pada penelitian
ini sebesar 86 %
(0,86).�
Tabel 10
Persamaan Model
������ NI =� - 0.16*PR + 0.98*PK, Errorvar.= 0.13� , R�
= 0.87
������������� (0.091)�� (0.11)������������� (0.077)����������
������������� -1.81����� 9.20��������������� 1.74������������
������� PR = 0.38*PK, Errorvar.= 0.86 , R� = 0.14
���������� (0.13)���������� ���(0.29)����������
����������� 2.89��������������� 2.91�����������
Sumber : hasil olah data lisrel
Penelitian ini bermaksud mengukur
pengaruh pada pengetahuan keuangan dan persepsi risiko terhadap niat investasi serta peran persepsi
risiko sebagai variabel moderasi antara pengetahuan keuangan dan niat investasi. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan Pengetahuan Keuangan memiliki pengaruh positif terhadap niat investasi.
Artinya semakin tinggi pengetahuan keuangan yang dimiliki maka semakin tinggi
niat investasi saham pada Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan terkait pengaruh pengetahuan dengan niat berinvestasi
diantaranya yaitu (Shehata
et al., 2021) melakukan penelitian pada Bursa Efek Arab Saudi menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan keuangan dengan niat investasi. Penelitian juga dilakukan oleh Rahim
Khan et al., (2020) pada
Bursa Efek Amerika dengan menghasilkan bahwa pengetahuan keuangan mempunyai hubungan positif signifikan dengan keputusan investasi. Penelitian lain juga dilakukan oleh O. T.
Nguyen, (2020), (Lima et
al., 2020), (Dewi et
al., 2020; Kurniawan, 2021; Salisa, 2021; Sumiati et al., 2021).
Apabila pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh investor bagus, maka dalam pengambilan
keputusan investasi saham, akan dilakukan
dengan pendekatan rasional yaitu dengan analisis keuangan sebelum membeli saham tersebut.
sehingga hasil investasi yang diharapkan juga akan tercapai.� Diharapkan dengan adanya pengetahuan
keuangan yang dimiliki
investor, maka dalam pengambilan keputusan juga berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, sehingga risiko yang ada pada pasar saham bisa dikelola
dengan baik.
Pengetahuan keuangan merupakan hal mendasar dalam
menentukan proses bisnis
pada lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan non-bank (Dewi
et al., 2020). Selain itu, pengetahuan
keuangan juga diperlukan
oleh investor individu dalam
melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi, hal ini dikarenakan pengetahuan keuangan dianggap sebagai sarana untuk mempercepat
kesejahteraan finansial (Yang
et al., 2021). Dengan adanya kemampuan
ini memungkinkan penilaian yang tepat dan pengambilan keputusan yang efektif tentang penggunaan investasi, sehingga investor dapat percaya diri untuk
melakukan penilaian yang rasional dan diperhitungkan dengan baik.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan semakin tinggi tingkat persepsi risiko maka niat investasi
akan menurun. Hal ini dikarenakan adanya persepsi investor yang mengalami ketakutan untuk berinvestasi pada pasar saham dikarenakan volatilitas yang tinggi dan memiliki risiko yang besar. Hipotesis pada penelitian ini ditolak, hal ini
dikarenakan adanya factor responden yang menurut data demografi merupakan investor pemula, selain itu juga pengalaman yang dimiliki masih kurang. Pentingnya mengelola risiko ini yaitu dengan
cara memiliki pengetahuan keuangan serta pengalaman yang cukup dalam dunia investasi, sehingga persepsi risiko yang dimiliki investor tersebut dapat dikelola dengan baik. Penelitian
ini juga membuktikan bahwa variabel persepsi risiko ini mampu memediasi
hubungan antara pengetahuan keuangan dan niat investasi. Artinya semakin tinggi pengetahuan keuangan maka persepsi
risiko akan menurun.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan usia generasi milenial
merupakan jumlah investor terbanyak dengan niat investasi saham pada Bursa Efek Indonesia.
Investor dengan
Pendidikan sarjana strata satu
merupakan investor yang mendominasi
dalam dunia investasi saham pada Bursa Efek Indonesia.
Semakin tinggi pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh
investor maka akan semakin tinggi juga niat investasi saham pada Bursa Efek Indonesia.
Persepsi risiko yang dimiliki oleh
investor akan berpengaruh terhadap niat investasi
saham pada Bursa Efek
Indonesia.
Niat investasi seorang investor dapat diketahui dari keinginan investor dalam mengajak investasi saham terhadap keluarga dan temannya.
Investor hendaknya mengelola risiko yang ada dengan landasan
pada pengetahuan investasi,
pengalaman dan pendidikan.
Penelitian ini memiliki kontribusi
untuk investor maupun calon investor yang akan berinvestasi saham pada Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya pengetahuan keuangan yang dimiliki oleh
investor, maka dalam berinvestasi akan dapat dikelola risiko yang ada. Sehingga tujuan untuk investasi tercapai.
Mengingat pentingnya pengetahuan keuangan, diharapkan kepada segenap pihak terkait untuk
selalu mengkampanyekan kembali gerakan �Yuk Nabung Saham� sehingga pengetahuan akan investasi ini akan
menular dan membumi di masyarakat, tidak hanya di perkotaan saja melainkan sampe seluruh negeri ini.
Penelitian ini terdapat beberapa
keterbatasan yaitu hanya sebatas membahas
variabel pengetahuan keuangan, persepsi risiko dan niat investasi dengan pengambilan sampel melalui google form. Pada penelitian
selanjutnya disarankan peneliti dapat mengkaji ulang pertanyaan pada variabel persepsi risiko pada poin ke 1, 4 dan 7 hal ini dikarenakan
pada uji validitas mendapat
nilai MSA kurang dari 0,5. Selain itu juga dapat menambah variabel-variabel terkait perilaku keuangan seperti Overconfidence,
dan Herding. serta menambah
jumlah sampel.
Abdillah, Willy, Permatasari, Rika, & Hendrawaty,
Ernie. (2019). Understanding Determinants Of Individual Intention To Invest In
Digital Risky Investment. Jurnal Dinamika Manajemen, 10(1),
124�137. Google Scholar
Anastasia, Njo, & Malelak, Mariana Ing.
(2018). Effects Of Personality Trait In Financial Risk Tolerance Investor In
Surabaya. International Journal Of Finance And Investment, 4(3),
547�562. Google
Scholar
Areiqat, Ahmad Yousef, Abu-Rumman, Ayman,
Al-Alani, Yousef Satea, & Alhorani, Alaa. (2019). Impact Of Behavioral
Finance On Stock Investment Decisions Applied Study On A Sample Of Investors At
Amman Stock Exchange. Academy Of Accounting And Financial Studies Journal,
23(2), 1�18. Google
Scholar
Baker, Kent H., & Nofsinger, John R.
(2010). Behavioral Finance Investors, Corporations, And Markets. In John
Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
Barberis, Nicholas, & Thaler, Richard.
(2002). Nber Working Paper Series A Survey Of Behavioral Finance. Nber
Working Paper Series , 2�67. Google Scholar
Baron, Reuben, & Kenny, David. (1986).
The Moderator-Mediator Variable Distinction In Social Psychological Research:
Conceptual, Strategic, And Statistical Considerations. Journal Of
Personality And Social Psychology, 51(6), 1173�1182. Google
Scholar
Claudia, Cindy, & Nuryasman Mn. (2019).
Emotional Intelligence, Risk Aversion, External Locus Of Control, Financial
Literacy Serta Demografi Sebagai Prediktor Risky Investment Intention. Jurnal
Manajerial Dan Kewirausahaan, 1(2), 153�163.
Google
Scholar
Darmawan, Akhmad, Kurnia, Kesih, &
Rejeki, Sri. (2019). Pengetahuan Investasi, Motivasi Investasi, Literasi
Keuangan Dan Lingkungan Keluarga Pengaruhnya Terhadap Minat Investasi Di Pasar
Modal. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 8(2), 44�56. Google
Scholar
Dewi, Vera Intanie, Febrian, Erie, Effendi,
Nury, & Anwar, Mokhamad. (2020). Financial Literacy Among The Millennial
Generation: Relationships Between Knowledge, Skills, Attitude, And Behavior. Australasian
Accounting, Business And Finance Journal, 14(4), 24�37. Google
Scholar
Hair, Joseph, Anderson, Rolph, Babin,
Barry, & Black, Wiiliam. (2018). Multivariate Data Analysis.Pdf. Australia :
Cengage, P. 758. Google
Scholar
Haymans, Adler. (2012). Teori Investasi:
Konsep Dan Empiris. In Trends In Cognitive Sciences (Vol. 1). Google
Scholar
Https://Www.Ksei.Co.Id/. (2021).
Ibrahim, Yusnidah, & Arshad, Imran.
(2017). Examining The Impact Of Product Involvement, Subjective Norm And
Perceived Behavioral Control On Investment Intentions Of Individual Investors
In Pakistan. Investment Management And Financial Innovations, 14(4),
181�193. Google
Scholar
Islam, Sohani. (2012). Behavioral Finance
Of An Inefficient Market. Global Journal Of Management And Business Research. Google
Scholar
Khairunizam, & Isbanah, Yuyun. (2019).
Pengaruh Financial Literacy Dan Behavioral Finance Factors Terhadap Keputusan
Investasi (Studi Terhadap Investor Saham Syariah Pada Galeri Investasi Syariah
Uin Sunan Ampel Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya, 7(2), 516�528. Google
Scholar
Kurniawan, P. Iwan. (2021). Effect Of
Expected Return, Self Efficacy, And Perceived Risk On Investment Intention: An
Empirical Study On Accounting Master Degree In Udayana University, Bali. Journal
Of Accounting Finance And Auditing Studies (Jafas), 7(1), 40�55. Google
Scholar
Lima, Thien Sang, Mail, Rasid, Karim, Mohd
Rahimie Abd, Ulum, Zatul Karamah Abdul Baharul, Mifli, Mazalan, & Jaidi,
Junainah. (2020). An Investigation Of Financial Investment Intention Using
Covariance-Based Structural Equation Modelling. Global Business And Finance
Review, 25(2), 37�50.
Maziriri, Eugine T., Mapuranga, Miston,
& Madinga, Nkosivile W. (2019). Navigating Selected Perceived Risk Elements
On Investor Trust And Intention To Invest In Online Trading Platforms. Journal
Of Economic And Financial Sciences, 12(1). Google
Scholar
Mello, S�rgio C. Ben�cio De, & Collins,
Martin. (1998). Risk Perception And Industrial Buyer Differences. Encontro
Nacional Da Anpad, 1�15. Google
Scholar
Nguyen, Oanh Thi. (2020). Factors Affecting
The Intention To Use Digital Banking In Vietnam. Journal Of Asian Finance,
Economics And Business, 7(3), 303�310. Google
Scholar
Nguyen, Thi Anh Nhu, & Nguyen, Kieu
Minh. (2020). Role Of Financial Literacy And Peer Effect In Promotion Of
Financial Market Participation: Empirical Evidence In Vietnam. Journal Of
Asian Finance, Economics And Business, 7(6), 1�8. Google
Scholar
Nofsinger, John R. (2016). The Psychology
Of Investing. In The Psychology Of Investing. Google
Scholar
Nur Aini, Nadya Septi, & Lutfi, Lutfi.
(2019). The Influence Of Risk Perception, Risk Tolerance, Overconfidence, And
Loss Aversion Towards Investment Decision Making. Journal Of Economics,
Business & Accountancy Ventura, 21(3), 401. Google
Scholar
Onasie, Vania, & Widoatmodjo, Sawidji.
(2020). Niat Investasi Generasi Milenial Di Pasar Modal. Jurnal Manajerial
Dan Kewirausahaan, 2(2), 318�326. Google
Scholar
Pangestika, Tri, & Rusliati, Ellen.
(2019). Literasi Dan Efikasi Keuangan Terhadap Minat Mahasiswa Berinvestasi Di
Pasar Modal. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 12(1), 37. Google
Scholar
Rahim Khan, Mostafa Saidur, Rabbani,
Naheed, & Kadoya, Yoshihiko. (2020). Is Financial Literacy Associated With
Investment In Financial Markets In The United States? Sustainability
(Switzerland), 12(18), 1�15. Google Scholar
Rasheed, Muhammad Haroon, Rafique, Amir,
Zahid, Tayyaba, & Akhtar, Muhammad Waqar. (2018). Factors Influencing
Investor�s Decision Making In Pakistan: Moderating The Role Of Locus Of
Control. Review Of Behavioral Finance, 10(1), 70�87. Google
Scholar
Ricciardi, Victor. (2011). A Risk
Perception Primer: A Narrative Research Review Of The Risk Perception
Literature In Behavioral Accounting And Behavioral Finance. Ssrn Electronic
Journal. Google
Scholar
Ritter, Jay R. (2003). Behavioral Finance. Pacific
Basin Finance Journal, 11(4), 429�437. Google
Scholar
Salisa, Naila Rizki. (2021). Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Investasi Di Pasar Modal: Pendekatan Theory Of Planned
Behaviour (Tpb). Jurnal Akuntansi Indonesia, 9(2), 182. Google
Scholar
Seto, Agung Anggoro. (2017). Behavioral
Biases Pada Individual Investor. Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 8(01),
6�11. Google
Scholar
Shehata, Saleh M., Abdeljawad, Alaa M.,
Mazouz, Loqman A., Aldossary, Lamia Yousif Khalaf, Alsaeed, Maryam Y., &
Sayed, Mohamed Noureldin. (2021). The Moderating Role Of Perceived Risks In The
Relationship Between Financial Knowledge And The Intention To Invest In The
Saudi Arabian Stock Market. International Journal Of Financial Studies, 9(1),
1�16. Google
Scholar
Sias, Richard. (2002). Institutional
Herding. Department Of Finance, Insurance, And Real Estate, Washington State
University, 21(75), 147�173.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Google
Scholar
Sumiati, Ati, Widyastuti, Umi, Takidah,
Erika, & Suherman. (2021). The Millennials Generation�s Intention To
Invest: A Modified Model Of The Theory Of Reasoned Action. International
Journal Of Entrepreneurship, 25(3), 1�11. Google
Scholar
Thai, Phung, Trang, Minh, & Tho, Nguyen
Huu. (2017). Perceived Risk, Investment Performance And Intentions In Emerging
Stock Markets. International Journal Of Economics And Financial Issues, 7(1),
269�278. Google
Scholar
Tversky, Amos, & Kahneman, Daniel.
(1987). Nonwovens: Sophisticated Process Technique. 185(4157),
1124�1131.
Ullah, Zain. (2019). Individual Investment
Behavior And Trade Returns : City University Research Journal, 09(01),
112�129. Google
Scholar
Yang, Marvello, Al Mamun, Abdullah,
Mohiuddin, Muhammad, Ali Al-Shami, Sayed Samer, & Zainol, Noor Raihani.
(2021). Predicting Stock Market Investment Intention And Behavior Among
Malaysian Working Adults Using Partial Least Squares Structural Equation
Modeling. Mathematics, 9(8). Google
Scholar
�����������
Copyright holder: Achmad Chusanudin,
Agus Munandar (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |