Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 5, Mei 2022
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS DALAM MENGUKUR KINERJA
KEUANGAN PT MANDOM INDONESIA, TBK PERIODE 2011�2020
Hesti Sri Maryani, Aria Aji Priyanto
Universitas Pamulang Tangerang Selatan, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan melalui Analisis Rasio Likuiditas,
Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas pada PT Mandom Indonesia, Tbk Periode Tahun 2011 - 2020. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yang mengumpulkan
data melalui beberapa teori yang didapat dan buku-buku, laporan keuangan dan
internet tentang masalah yang akan diteliti. dalam penelitian ini khususnya
untuk mengumpulkan data keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk yaitu laporan keuangan dari tahun 2011 sampai
dengan 2020. Metode analisis yang digunakan adalah analisis rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan PT. Mandom Indonesia,Tbk. Ditinjau dari Rasio
Likuiditas(CR dan QR) dikatakan sangat sehat, karena berada diatas rata-rata
standar industri. CR menghasilkan rata-rata sebesar 615.69 sedangkan rata-rata
industrinya sebesar 150%. QR menghasilkan rata- rata sebesar 370.47% sedangkan
rata-rata industrinya sebesar 150%. Sedangkan ditinjau dari Rasio
Profitabilitas (ROA dan ROE) dalam keadaan kondisi sehat, karena dari tahun ke
tahun dan memenuhi rata-rata industri. ROA menghasilkan rata-rata sebesar 9.45%
sedangkan rata-rata industrinya sebesar 12%. ROE menghasilkan rata-rata sebesar
11.59% sedangkan rata-rata industrinya 12%. Dan ditinjau dari Rasio
Solvabilitas (DAR dan DER) menunjukkan keadaan kurang sehat, karena berada
dibawah rata-rata standar industri. DAR menghasilkan rata-rata sebesar 19.19%
sedangkan rata-rata industrinya 200%. DER menghasilkan rata-rata 23.06%
sedangkan rata-rata industrinya 200%.
Kata Kunci: rasio likuiditas;
rasio profitabilitas; rasio solvabilitas dan kinerja keuangan
Abstract
This study aims to determine financial performance through Liquidity
Ratio Analysis, Profitability Ratios, and Solvency Ratios at PT Mandom Indonesia, Tbk Period 2011
- 2020. The method used in this study is a quantitative descriptive method that
collects data through several theories obtained from books, financial reports
and the internet about the problem to be studied. in this study in particular
to collect financial data PT Mandom Indonesia, Tbk namely the financial statements from 2011 to 2020. The
analytical method used is the analysis of liquidity ratios, profitability
ratios, and solvency ratios. The results of this study indicate that the
financial performance of PT. Mandom Indonesia, Tbk. Judging from the Liquidity Ratio (CR and QR) it is
said to be very healthy, because it is above the industry standard average. CR
produces an average of 615.69 while the industry average is 150%. QR produces
an average of 370.47% while the industry average is 150%. While in terms of
Profitability Ratios (ROA and ROE) in a healthy condition, because from year to
year and meet the industry average. ROA yields an average of 9.45% while the
industry average is 12%. ROE produces an average of 11.59% while the industry
average is 12%. And in terms of the Solvency Ratio (DAR and DER) it shows an
unhealthy condition, because it is below the average industry standard. DAR
produces an average of 19.19% while the industry average is 200%. DER produces
an average of 23.06% while the industry average is 200%.
Keywords: liquidity ratio;
profitability ratio; solvency ratio and financial performance
Pendahuluan
Kosmetik
merupakan salah satu produk yang sangat populer terutama dikalangan kaum wanita
untuk menambah kecantikan wajah, kosmetik kini telah menjadi kebutuhan wajib
sehari-hari. Tuntutan
tersebut menciptakan sebuah industri tersendiri yang mampu bertahan walau
diterjang krisis sekalipun, industri kecantikan atau kosmetik kian merona dari
masa ke masa,
perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image yang positif dan
kesetiaan konsumen terhadap produknya. Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan
kosmetik di Indonesia, munculnya pesaing-pesaing baru membuat persaingan bisnis
kosmetik semakin ketat. Perusahaan tidak hanya bersaing dalam menarik pelanggan
baru, tetapi juga perlu mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Bisnis
kecantikan memang tidak akan ada matinya. Meski ekonomi melambat dan daya beli
masyarakat merosot, industri kosmetik tetap saja berkibar.
Setiap
perusahaan memiliki masalah yang hampir sama yaitu bagaimana cara yang tepat
untuk mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat berjalan secara
efektif dan efisien sehingga dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat
dalam bisnis,
dengan berkembangnya usaha PT Mandom Indonesia, Tbk dapat memperoleh
laba yang besar, Laba hanya bisa
di peroleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan
itu sendiri.
Pencapaian laba
yang maksimum merupakan sebuah tujuan perusahaan yang berorientasi pada profit.
Para investor akan mencari perusahaan yang dapat menghasilkan laba lebih banyak
dengan tingkat pengembalian yang lebih cepat. Keinginan untuk menghasilkan laba
maksimal, perusahaan harus mampu melakukan analisis terhadap kinerja keuangan
dari waktu ke waktu dan mempunyai kemampuan membayar sehingga dapat memenuhi
kewajiban finansialnya.
Bagi suatu
perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur
dalam menilai keberhasilan perusahaan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan akan
berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan. pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi Efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Menurut (Hery,
2015).
Untuk mengetahui
kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek
keuangan dan aspek non keuangan. non aspek keuangan kinerja dapat diukur dengan
tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasi, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan karyawan, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. penilaian aspek non keuangan lebih sulit dilakukan, karena penilaian dari 1 orang berbeda dengan hasil penilaian
orang lain. Penilaian kinerja
melalui analisis laporan keuangan dengan adanya analisis
laporan keuangan akan dapat diketahui
tingkat kualitas, tingkat profitabilitas, solvabilitas perusahaan.
Salah satu
metode yang dapat digunakan�� untuk�� mengukur dan menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan adalah melalui analisis rasio �keuangan. Caranya adalah dengan membandingkan
angka-angka yang ada �dalam laporan
keuangan atau antar laporan keuangan. Laporan keuangan harus menggambarkan
semua data keuangan yang relevan dan telah ditetapkan agar laporan keuangan
dapat diperbandingkan
dengan sehingga tingkat akurasi analisis dapat dipertanggungjawabkan. Laporan keuangan
akan sangat membantu memberikan informasi keuangan kepada pihak Internal hal
ini dimaksud agar manager perusahaan dapat menentukan keputusan dan bertanggung
jawab atas pengelolaan sumber daya perusahaan�
dan untuk pihak eksternal berguna untuk
para investor untuk melihat kinerja perusahaan.
Menurut (Kasmir,
2016) mengatakan
bahwa, Analisis rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Analisis rasio keuangan juga merupakan suatu cara analisa dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan perbandingan atas data-data �keuangan yang ada dalam neraca, laporan arus
kas, maupun laba rugi sehingga didapat angka rasio masing-masing data
keuangannya. Dengan
membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, dengan mempelajari
komposisi perubahan yang terjadi dan menentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan
kondisi keuangan dan kinerja keuangan selama waktu tersebut. Selain itu,
dengan melakukan analisis terhadap rasio keuangan pihak manajemen dapat �mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat
demi kelangsungan perusahaannya.
Berdasarkan
laporan tahunan yang telah dipublikasikan oleh PT Mandom
Indonesia, Tbk maka
hasil yang dicapai setiap tahunnya selalu mengalami fluktuatif atau mengalami
perubahan yang menunjukkan peningkatan maupun penurunan banyak indikator rasio
keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan
tetapi disini penulis akan menganalisis rasio likuiditas, profitabilitas, dan
solvabilitas pada PT Mandom Indonesia, Tbk. Berikut ini adalah ringkasan data
yang telah diolah berdasarkan laporan ikhtisar data laporan keuangan yang telah
dipublikasikan oleh PT mandom Indonesia, Tbk dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2020 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1
Data Laporan Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk
Keterangan |
Rasio Likuiditas |
Rasio Profitabilitas |
Rasio Solvabilitas |
|||
Current |
Quick |
Return On |
Return On |
Debt To |
Debt To |
|
Asset |
Equity |
Assets |
Equity |
|||
Ratio |
Ratio |
Ratio |
Ratio |
Ratio |
Ratio |
|
2011 |
1174.28% |
687.65% |
12.38% |
13.72% |
9.77% |
10.82% |
2012 |
772.65% |
510.52% |
11.95% |
13.75% |
13.06% |
15.02% |
2013 |
357.32% |
194.86% |
10.95% |
13.57% |
19.30% |
23.92% |
2014 |
179.82% |
93.48% |
9.44% |
13.63% |
30.74% |
44.39% |
2015 |
499.11% |
327.43% |
25.99% |
31.55% |
17.64% |
21.41% |
2016 |
532.45% |
309.07% |
6.90% |
8.45% |
18.39% |
22.54% |
2017 |
491.32% |
328.65% |
6.67% |
8.48% |
21.32% |
27.09% |
2018 |
575.91% |
341.62% |
8.04% |
9.97% |
19.33% |
23.96% |
2019 |
548.79% |
288.63% |
5.14% |
6.49% |
20.85% |
26.35% |
2020 |
1025.24% |
622.81% |
-2.97% |
-3.68% |
19.39% |
24.05% |
Periode 2011-2020
Sumber : Data Laporan Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk
Berdasarkan
tabel 1 diatas
dapat dilihat bahwa perkembangan current Ratio (CR) PT Mandom Indonesia,
Tbk periode 2011-2020. Pada tahun 2011�
nilai current ratio sebesar 1174,28% di
dapatkan dari perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, Pada tahun 2012
Sampai dengan tahun 2014 nilai current ratio mengalami penurunan dimana
pada tahun 2012 yaitu sebesar 772,65%, pada tahun 2013 yaitu sebesar 357,32%,
pada tahun 2014 yaitu sebesar 179,82% dimana penurunan ini disebabkan oleh
turunnya nilai aktiva lancar yaitu terjadinya penurunan pada asset yang
digunakan dalam jangka pendek dan meningkatnya hutang lancar yang lebih besar,
dan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuatif dimana pada
tahun 2015 Current ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 499,11% hal ini
disebabkan oleh
peningkatan nilai aktiva lancar yaitu terjadinya peningkatan pada asset yang
digunakan dalam jangka pendek dan nilai hutang lancar yang lebih menurun, pada
tahun 2016 mengalami kenaikan yaitu sebesar 532,45%, pada tahun 2017 mengalami
penurunan yaitu sebesar 491,32%, pada tahun 2018 mengalami peningkatan yaitu
sebesar 575,91%, pada tahun 2019 mengalami penurunan yaitu sebesar 548,79%
penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai aktiva lancar yaitu terjadinya
penurunan pada asset yang digunakan dalam jangka pendek dan meningkatnya nilai
hutang lancar. sedangkan pada tahun 2020 mengalami peningkatan current
ratio, yaitu sebesar 1025,79%. peningkatan ini disebabkan meningkatnya
aktiva lancar yang terus meningkat, peningkatan aktiva lancar yaitu terjadinya
peningkatan pada asset yang digunakan dalam jangka pendek. Jika nilai current
ratio semakin tinggi maka perusahaan dapat memanfaatkan aktiva untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak. yang artinya perusahaan mampu untuk
memenuhi kewajiban hutang jangka pendek atau yang akan segera jatuh tempo.
Berdasarkan
tabel 1 diatas
dapat dilihat bahwa Quick Ratio (QR) pada PT. Mandom Indonesia, Tbk
Periode 2011-2020. Nilai quick ratio mengalami penurunan pada tahun 2012
sampai tahun 2014 dimana pada tahun 2012 quick ratio yaitu sebesar
510,52%, pada tahun 2013 yaitu sebesar 194,86%, pada tahun 2014 yaitu sebesar
93,48%. dan pada tahun 2015 sampai dengan 2020 mengalami fluktiasi dimana nilai
quick ratio pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu sebesar 327,43%,
pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 309,07%, nilai quick ratio
pada tahun 2017 mengalami peningkatan yaitu sebesar 328,65%, pada tahun 2018
mengalami penurunan yaitu sebesar 288,63%. Dan pada tahun 2019 mengalami
penurunan yaitu sebesar 288,63%. Penurunan ini disebabkan asset lancar yang
menurun dibandingkan kewajiban lancar tanpa menghitung nilai persediaan, dan
pada tahun 2020 nilai quick ratio kembali mengalami peningkatan yaitu
sebesar 622,81%. peningkatan ini disebabkan asset lancar lebih meningkat
dibandingkan kewajiban lancar. Jika quick ratio tinggi atau berada
diatas Rp.1,. dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki jumlah aset lancar yang lebih cukup untuk melunasi
seluruh kewajiban lancar atau jangka pendek yang akan jatu tempo dengan segera.
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa
nilai Return on Asseet Ratio (ROA) PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami
kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 return on asset
ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk memperoleh sebesar 12,38%. Pada tahun 2012
sampai dengan 2014 return on asset ratio mengalami penurunan, pada tahun
2012 yaitu sebesar 11,95%, pada tahun 2013 yaitu sebesar 10,95%, pada tahun
2014 yaitu sebesar 9,44%. pada tahun 2015, return on asset ratio
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 25,99%. Pada tahun
2016 sampai dengan 2017 mengalami penurunan, pada tahun 2016 yaitu sebesar
6,90, pada tahun 2017 yaitu sebesar 6,67%, pada tahun 2018, return on asset mengalami
peningkatan yaitu sebesar 8,04%. Pada tahun 2019 sampai dengan 2020 return
on asset ratio mengalami penurunan, pada tahun 2019 yaitu sebesar
5,14% dan pada tahun 2020 yaitu sebesar -2,97%. Hal ini disebabkan laba bersih
setelah pajak mengalami penurunan signifikan dan total aktiva meningkat. Hal ini
menunjukan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROA.
Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa
nilai Return on Equity Ratio (ROE) pada PT. Mandom Indonesia, Tbk
mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 return on
equity ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk memperoleh nilai yaitu sebesar
13,72% dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu sebesar 13,75%. Hal ini
disebabkan karena laba bersih setelah pajak yang diterima mengalami peningkatan
sedangkan ekuitas perusahaan mengalami kenaikan, pada tahun 2013, return on
equity ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 13,57%� hal ini disebabkan karena laba bersih setelah
pajak yang diterima mengalami peningkatan sedangkan ekuitas perusahaan
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2014
sampai dengan tahun 2015 return on equity ratio mengalami peningkatan,
pada tahun 2014 yaitu sebesar 13,63% , pada tahun 2015 mengalami peningkatan
yang signifikan yaitu sebesar 31,55%. Hal ini disebabkan karena laba bersih
setelah pajak yang diterima mengalami peningkatan sedangkan ekuitas perusahaan
mengalami peningkatan, pada tahun 2016, return on equity ratio mengalami
penurunan signifikan yaitu sebesar 8,45%, pada tahun 2017, return on equity
ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 8,48%, pada tahun 2018, return
on equity ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 9,97%, pada tahun 2019
dan tahun 2020, pada tahun 2019� yaitu
sebesar 6,49, pada tahun 2020 yaitu sebesar 3,68. Hal ini disebabkan karena laba
bersih setelah pajak yang diterima oleh PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami
penurunan sedangkan ekuitas perusahaan mengalami kenaikan dari tahun.
Berdasarkan
table 1
diatas, dapat dilihat bahwa nilai nilai Debt to Asset Ratio (DAR) pada
PT. Mandom Indonesia, Tbk pada tahun 2011, sebesar 9,77%, pada tahun 2012
sampai dengan 2014 debt to asset ratio mengalami peningkatan. Pada tahun
2012 yaitu sebesar 13,06% pada tahun 2013 yaitu sebesar 19,30%, dan pada tahun
2014 yaitu sebesar 30,74%. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan total
hutang dan total asset yang besar dari tahun sebelumnya pendaanaan perusahaan
dibiayai dengan hutang dengan kata lain telah disediakan oleh pemegang saham,
pada tahun 2015 debt to asset ratio mengalami penurunan yaitu sebesar
17,64%, pada tahun 2016 sampai dengan 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun
2016 yaitu sebesar 18,39%, pada tahun 2017 yaitu sebesar 21,32%. Pada tahun
2018 debt to asset ratio ini mengalami penurunan yaitu sebesar 19,33%,
pada tahun 2019 debt to asset ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar
20,85%. Dan pada tahun 2020 debt to asset ratio mengalami penurunan
yaitu sebesar 19,39%. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan total hutang
dan total asset dari tahun sebelumnya, pendaanaan perusahaan dibiayai dengan
hutang dengan kata lain telah disediakan oleh pemegang saham. Jika Debt to
Asset Ratio tinggi hal ini menandakan banyaknya asset yang diperoleh
perusahan dari pembiayaan utang.
Berdasarkan
table 1 diatas
dapat dilihat bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER) pada PT. Mandom
Indonesia, Tbk mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun
2011, debt to equity ratio yang diperoleh sebesar 10,82%, pada tahun
2012 sampai dengan tahun 2014 debt to equity ratio mengalami
peningkatan, pada tahun 2012 yaitu sebesar 15,02%, pada tahun 2013 yaitu
sebesar 23,92%, pada tahun 2014 yaitu sebesar 44,39. Hal ini disebabkan adanya
kenaikan total hutang dan kenaikan total modal dari tahun sebelumnya. pada
tahun 2015, debt to equity ratio mengalami penurunan� yaitu sebesar 21,41%, pada tahun 2016 sampai
dengan 2017 debt to equity ratio mengalami kenaikan, pada tahun 2016
yaitu sebesar 22,54%, pada tahun 2017 yaitu sebesar 27,09%, pada tahun 2018 debt
to equity ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 23,96%, pada tahun 2019 debt
to equity ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 26,35%. Hal ini
disebabkan adanya kenaikan total hutang dan kenaikan total modal dari tahun
sebelumnya, pada tahun 2020 debt to equity ratio mengalami penurunan
yaitu sebesar 24,05% yang didapatkan dari perbandingan total hutang dengan
total modal. Hal ini disebabkan adanya penurunan total hutang dan penurunan
total modal dari tahun sebelumnya. Jika Debt to equity ratio tinggi maka
semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham yang
artinya debt to equity ratio menunjukkan komposisi total hutang (jangka
pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri.
Semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya. Rasio keuangan ditinjau dari segi likuiditas yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melakukan operasi jangka
pendek, seperti pembayaran biaya operasional dan kewajiban jangka pendek dan
harus segera dibayar. Likuiditas mempunyai hubungan yang kuat dengan
profitabilitas, karena likuiditas memperlihatkan tingkat ketersediaan modal
kerja yang dibutuhkan dalam aktivitas operasional.
Rasio keuangan
ditinjau dari segi profitabilitas yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Setiap usaha bisnis yang dilakukan oleh
perorangan atau organisasi bertujuan mendapatkan laba atau keuntungan demi
mensejahterakan pemiliknya maupun nilai perusahaan dengan laba yang maksimal,
maka dari itu untuk menghitung tingkat laba suatu perusahaan dapat menggunakan
analisis rasio profitabilitas. kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh
laba atau profit dengan suatu ukuran dalam persentase untuk menilai sejauh
mana perusahaan mampu menghasilkan laba atau keuntungan. Angka profitablitas
dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan persaham,
dan laba penjualan. Nilai
profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan.
Rasio keuangan
ditinjau dari segi Solvabilitas yang bertujuan untuk menilai kemampuan dari
suatu perusahaan dalam membayar semua hutang-nya, baik hutang jangka pendek
atau jangka panjang jika perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. rasio
solvabilitas suatu perusahaan dikatakan solvable apabila
perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua utang-utangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih
kecil dari pada jumlah hutangnya, maka perusahaan tersebut dalam keadaaan
insolvable.
Adapun mengenai
tentang rasio likuditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas ada
beberapa perbedaan pada jurnal penelitian yang dilakukan oleh beberapa
penelitian sebelumnya antara lain:
Penelitian yang
dilakukan oleh Rizka Dahlia (2019) yang berjudul �Analisis Rasio Likuiditas,
Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas Dalam Kinerja Keuangan Pada PT
Adaro Energy, Tbk. Periode Tahun 2013-2017 Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa Kinerja Keuangan pada PT Adaro Energy, Tbk. ditinjau dari
Rasio Likuiditas (CR dan CAR) dikatakan sangat baik karena berada diatas
rata-rata standar industri. CR menghasilkan rata-rata sebesar 217% sedangkan
rata-rata industrinya sebesar 200%. CAR menghasilkan rata-rata sebesar 132% sedangkan
rata-rata industrinya sebesar 50%. Sedangkan, ditinjau dari Rasio
Profitabilitas (ROI dan ROE) dalam keadaan kurang baik karena berada dibawah
rata-rata standar industri. ROI menghasilkan rata-rata sebesar 6% sedangkan
rata-rata industrinya sebesar 30%. ROE menghasilkan rata-rata sebesar 8%
sedangkan rata-rata industrinya sebesar 40%. Dan ditinjau dari Rasio
Solvabilitas (DAR dan DER) menunjukkan keadaan kurang baik karena berada di
atas rata-rata standar industri. DAR menghasilkan rata-rata sebesar 46% sedangkan
rata-rata industrinya sebesar 35%. CAR menghasilkan rata-rata sebesar 85%
sedangkan rata-rata industrinya sebesar 80%.
Penelitian yang
dilakukan Nur Cahaya (2018) yang berjudul �Analisis Profitabilitas dan
Likuiditas untuk menilai kinerja keuangan pada Pt Sumber Alfaria Tbk�. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk
selama delapan tahun dari 2010 � 2017 berdasarkan rasio profitabilitas (Return
on Assets & Return on Equity) dikatakan kurang sehat. Dimana rata �
rata rasio tersebut berada dibawah standar penilaian rata � rata rasio
industri. Return on Assets menghasilkan rata � rata sebesar 3,438%,
sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar < 20%, dikatakan kurang
sehat. Dimana rata � rata rasio tersebut berada dibawah standar penilaian rata
� rata rasio industri. Return on Equity menghasilkan rata � rata sebesar
15,65%, sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar < 30% Kondisi
keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk selama delapan tahun dari 2010 � 2017
berdasarkan rasio likuiditas (Current Ratio & Cash Ratio) dikatakan
kurang sehat. Dimana rata � rata rasio tersebut berada dibawah standar penilaian
rata � rata rasio industri. Current Ratio menghasilkan rata � rata
sebesar 90,21%, sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar < 200%,
dikatakan kurang sehat. Dimana rata � rata rasio tersebut berada dibawah
standar penilaian rata � rata rasio industri. Cash Ratio menghasilkan
rata � rata sebesar 10,82%, sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar
< 50%
kondisi keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk selama delapan tahun dari 2010
� 2017 dikatakan dalam keadaan sehat, karena berada diatas standar rata � rata
industri.
Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk menguji mengenai
rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas untuk melihat pengaruhnya
terhadap kinerja keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk.
Oleh sebab itu,
penulis memilih judul skripsi �Analisis
Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2011-2020�
Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan
dalam penyusunan skripsi yang digunakan adalah jenis penelitian
kuantitatif dengan teknik deskriptif. Menurut (Sugiyono,
2020) Metode
penelitian kuantitatif merupakan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dan data penelitian berupa angka-angka dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang diterapkan.
Menurut (Sugiyono,
2018) Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi.
Dalam penelitian
ini penulis hanya mendeskripsikan tentang kinerja PT. Mandom Indonesia, Tbk. Dengan menggunakan rasio keuangan yaitu, Rasio Likuiditas,
Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas. Sehingga bisa diketahui
kinerja keuangan serta kemampuan pembiayaan kedepannya. Dan data
yang diambil penulis dalam penelitian dan penulisan ini adalah
data-data yang terdapat dalam
laporan keuangan PT Mandom Indonesia Tbk. Selama sepuluh periode terhitung dari tahun 2011-2020.
2. Tempat
Dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi
penelitian pada PT Mandom Indonesia, Tbk. Untuk memperoleh data dan informasi
dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan penelitian pada website
resmi laporan keuangan perusahaan PT Mandom Indonesia,Tbk. Yang berlokasi di
gedung Wisma 46 Kota BNI,Suite 7.01, 7th Floor, Jl. Jend.Sudirman No.Kav-1,
RT.10/RW.11, Karet Tengsin, Jakarta 10220, Indonesia Telp. 021-2980-9500.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang
dilakukan oleh meneliti untuk mengumpulkan data, pengumpulan data dilakukan
guna untuk mencapai tujuan penelitian, dalam penelitian dan penyusunan skripsi
ini penyusun memperoleh data-data dan informasi dari berbagai sumber, baik dari
perusahaan yang bersangkutan maupun pihak eksternal seperti media online,
perpustakaan sharing dan lain-lain. Sementara itu instrumen dalam pengumpulan
data berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera
untuk foto atau untuk merekam gambar.
a) Data Premier
Data primer adalah sumber data yang telah didapatkan
langsung kepada pengumpul data, data diperoleh dari angket yang dibagikan
kepada responden, kemudian responden akan menjawab pertanyaan sistematis.
Pilihan jawaban juga telah tersedia, responden memilah jawaban yang sesuai dan
dianggap benar setiap individu atau data tersebut diolah sendiri oleh para
riset langsung kepada objeknya. Menurut
(Sugiyono, 2018).
b) Data Sekunder
Menurut (Sugiyono, 2018) data yang tidak diberikan secara langsung kepada
pengumpul data disebut data sekunder, biasanya dalam bentuk file dokumen atau
melalui orang lain. Peneliti
mendapatkan tambahan data melalui berbagai sumber, mulai dari buku, jurnal online, artikel, berita dan
penelitian terdahulu sebagai penunjang data maupun pelengkap data. Data
sekunder merupakan data-data pendukung selain data primier, dalam mendapatkan
data sekunder tersebut peneliti perlu mempelajari buku-buku serta literature
atau sumber bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis teliti,
selain itu juga penulis melakukan pengutipan langsung dari beberapa teori-teori
yang menjadi landasan dalam penulisan ini yaitu dengan cara membaca buku-buku,
artikel, jurnal dan informasi lainnya yang dapat diakses melalui internet dan
website-website yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh hasil informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian dibutuhkan informasi yang tepat dan relevan agar dapat
menunjang penelitian ini, maka penulis memiliki cara teknik pengumpulan yaitu :
1.
Penelitian
Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur atau sumber bacaan lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti. Data sekunder ini digunakan sebagai
pembanding yang mendukung pembahasan hasil penelitian, sehingga penulis dapat
menarik kesimpulan yang logis dari hasil penelitian pada PT Mandom Indonesia
Tbk.
2.
Documentation Research
Penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari data dokumen berupa laporan keuangan tahun 2011 sampai dengan tahun
2020 yang digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan neraca dan laporan laba rugi PT. Mandom
Indonesia Tbk.
3.
Observasi
Penulis melakukan penelitian ini dengan melakukan observasi pada obyek penelitian dengan tujuan memperoleh data sekunder, yaitu dengan melakukan penelitian pada situs resmi web perusahaan PT. Mandom Indonesia Tbk yang beralamat� www.mandom.co.id.
5. Teknik Analisis Data
Seperti yang sudah penulis uraikan sebelumnya, dalam
penyusunan skripsi
ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data deskriptif kuantitatif. Metode penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan obyek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada dengan cara mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, serta menganalisis berbagai data yang ditemukan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh
data-data yang berkaitan objek penelitian. data-data tersebut teerdiri
dari laporan keuangan yaitu laporan keuangan neraca laporan keuangan laba rugi
selama 10 tahun dari periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2020.
Beberapa rasio yang sering digunakan dalam analisis
laporan keuangan adalah Rasio likuiditas, rasio profitabilitas
dan rasio solvabilitas. rasio ini penulis dapat membandingkan keadaan
perusahaan dari satu periode ke periode lainnya sehingga dapat diketahui
peningkatan atau penurunan kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, dengan
analisis rasio ini penulis juga membandingkan keadaan perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
Maka penulis membandingkan dengan standar rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, dan rasio solvabilitas menggunakan pembanding yaitu dari SK Menteri
Keuangan No.740/KMK.00/1989.
Standart Tingkat Kesehatan Perusahaan Berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Menteri Republik Indonesia Nomor 740//KMK.00/1989.
Tabel 2
Standart Tingkat Kesehatan Perusahaan
Berdasarkan SK Menteri Keuangan
No.740/KMK.00/1989
Nilai |
Keadaan
Perusahaan |
||
Rasio Likuiditas |
Rasio��� Profitabilitas |
Rasio Solvabilitas |
|
>150% |
>12% |
>200% |
Sehat Sekali |
>100% - 150% |
>8% - 12% |
>150% - 200% |
Sehat |
>75% - 100% |
>5% - 8% |
>100% - 150% |
Kurang Sehat |
<75% |
<5% |
<100% |
Tidak Sehat |
�Sumber: SK MenKeu
No.740/KMK.00/1989
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Perhitungan Rasio
Keuangan PT Mandom
Indonesia, Tbk
Untuk mendapatkan gambaran kondisi keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk perlu dilakukan perhitungan dan analisis terlebih dahulu. Adapun perhitungan dan hasilnya sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang akan segera jatuh
tempo.
a) Current ratio (CR)
Dalam mencari current ratio, data yang digunakan adalah aktiva
lancar dan hutang lancar. Rumus yang
digunakan current ratio adalah :
Setelah mengolah data laporan keuangan tersebut,
maka didapatkan nilai current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk sebagai
berikut :
Tabel 3
Hasil perhitungan Current Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk
Tahun 2011 sampai dengan tahun
2020
Aktiva |
Hutang |
Current |
||
Lancar |
Lancar |
Persentase |
Ratio |
|
(A) |
(B) |
(C) |
(A/B)xC |
|
2011 |
671,882,437,539 |
57,216,463,759 |
100% |
1174.28% |
2012 |
768,615,499,251 |
99,477,347,026 |
100% |
773.65% |
2013 |
726,505,280,778 |
203,320,578,032 |
100% |
357.3% |
2014 |
874,017,297,803 |
486,053,837,459 |
100% |
179.28% |
2015 |
1,112,672,539,416 |
222,930,621,643 |
100% |
499,11% |
2016 |
1,174,482,404,487 |
220,580,384,140 |
100% |
532,45% |
2017 |
1,276,478,591,542 |
259,806,845,843 |
100% |
491,32% |
2018 |
1,333,428,311,186 |
231,533,842,787 |
100% |
575,91% |
2019 |
1,428,191,709,308 |
260,244,280,265 |
100% |
548,79% |
2020 |
1,343,961,709,769 |
131,087,175,475 |
100% |
1025,24% |
Nilai Minimum |
671,882,437,539 |
57,216,463,759 |
100% |
179,82% |
Nilai Maksimum |
1,428,191,709,308 |
486,053,837,459 |
100% |
1174,28% |
Rata-Rata |
107,102,3578107.90 |
217,225,137,643 |
100% |
615,69% |
Sumber: Data Laporan Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk
Pada
tahun 2011, Current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk sebesar 1174.28% di
dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 671,882,437,539 dengan
hutang lancar sebesar Rp. 57,216,463,759. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang
lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 11,74.
Pada
tahun 2012, current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk
mengalami penurunan dari 1174,28% pada tahun 2011, menjadi sebesar 772,65% di
dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 768,615,499,251 dengan
hutang lancar sebesar Rp. 99,477,347,026. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang
lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 7,73. penurunan ini disebabkan
oleh adanya kenaikan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang yang
didapatkan lebih besar dari tahun sebelumnya.
Pada
tahun 2013, current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 772,65% pada tahun 2012, menjadi
sebesar 357,32% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar
Rp.726,505,280,778 dengan hutang lancar sebesar Rp. 203,320,578,032. hal ini
berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
3,57. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai aktiva lancar dan
meningkatnya nilai hutang lancar yang lebih besar, sehingga rasio yang
didapatkan tahun ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.
Pada
tahun 2014, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk
mengalami penurunan dari 357,3% pada tahun 2013, menjadi sebesar 179,82% di
dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.874,017,297,803 dengan
hutang lancar sebesar Rp. 486,053,837,459. Hal ini berarti setiap Rp. 1,-
hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,80. Penurunan ini
disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar
yang lebih besar. Ditahun sebelumnya hutang lancar menurun sehingga rasio yang
didapatkan tahun ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.
Pada
tahun 2015, current ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk peningkatan yang cukup signifikan dari 179,82% pada tahun 2014,
menjadi sebesar 499,11% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.
1,112,672,539,416 dengan hutang lancar sebesar Rp. 222,930,621,643. Hal ini
berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
4,99. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar
dan nilai hutang lancar yang lebih menurun lebih besar sehingga rasio yang
didapatkan tahun ini lebih besar dari tahun 2014.
Pada
tahun 2016, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk
peningkatan dari 499,11% pada tahun 2015, menjadi sebesar 532,45% di dapatkan
dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,174,482,404,487 dengan hutang
lancar sebesar Rp. 220,580,384,140. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang
lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 5,32. Peningkatan ini disebabkan
oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang lebih
menurun lebih besar sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih besar dari
tahun sebelumnya.
Pada
tahun 2017, current ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk penurunan dari 532,45% pada tahun 2016, menjadi sebesar 491,32%
di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,276,478,591,542
dengan hutang lancar sebesar Rp.259,806,845,843. Hal ini berarti setiap Rp. 1,-
hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 4,91. Penurunan ini
disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar.
Ditahun sebelumnya hutang lancar menurun sehingga rasio yang didapatkan tahun
ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.
Pada
tahun 2018, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk
peningkatan dari 491,32% pada tahun 2017, menjadi sebesar 575,91% di dapatkan
dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,333,428,311,186 dengan hutang
lancar sebesar Rp. 231,533,842,787. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang
lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 5,76. Peningkatan ini disebabkan
oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang lebih
menurun, sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih besar dari tahun
sebelumnya.
Pada
tahun 2019, current ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk mengalami penurunan dari 575,91% pada tahun 2018, menjadi
sebesar 548,79% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.
1,428,191,709,308 dengan hutang lancar sebesar Rp. 260,244,280,265. Hal ini
berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
5,49. Penurunan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan
nilai hutang lancar. Ditahun sebelumnya hutang lancar menurun sehingga rasio
yang didapatkan tahun ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.
Pada
tahun 2020, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang cukup signifikan dari 548,79%
pada tahun 2019 menjadi sebesar 1025,24% di dapatkan dari perbandingan aktiva
lancar sebesar Rp. 1,343,961,709,769 dengan hutang lancar sebesar Rp.
131,087,175,475. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh
aktiva lancar sebesar Rp 10,25. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya sedikit
penurunan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar menurun lebih besar.
Walaupun ditahun sebelumnya hutang lancar meningkat sehingga rasio yang
didapatkan tahun ini lebih besar ketimbang tahun sebelumnya.
Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai aktiva lancar� dan hutang lancar dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2020 mengalami fluktuatif namun current ratio yang didapat
dalam periode tersebut terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai
dengan tahun
2015 dan tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 dan mengalami penurunan dari tahun
2012 sampai dengan 2014.
Berdasarkan
perhitungan dari Current ratio selama 10 tahun dari tahun 2010
sampai dengan 2020, diperoleh nilai minimum sebesar 179,82%, nilai maksimum
sebesar 1174,28%, dan nilai rata-rata sebesar 615,69%.
b) Quick
Ratio
Dalam mencari
quick ratio, data yang digunakan adalah aktiva lancar
tanpa menghitung adanya nilai persediaan
dan hutang lancar.
Rumus yang digunakan
untuk menilai quick
ratio adalah :
Setelah mengolah data laporan keuangan tersebut,
maka didapatkan nilai quick ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk sebagai berikut:
Tabel 4
Aktiva Lancar |
Hutang Lancar |
Persediaan |
Persentase |
Quick Ratio |
|
||
(A) |
(B) |
(C) |
(D) |
(A-C)/B X D |
|||
2011 |
671,882,437,539 |
����� 57,216,463,759 |
278,433,445,457 |
100% |
687.65% |
||
2012 |
768,615,499,251 |
����� 99,477,347,026 |
260,765,704,853 |
100% |
511% |
||
2013 |
726,505,280,778 |
��� 203,320,578,032 |
330,318,448,755 |
100% |
194.86% |
||
2014 |
874,017,297,803 |
��� 486,053,837,459 |
419,658,098,409 |
100% |
93.48% |
||
2015 |
1,112,672,539,416 |
��� 222,930,621,643 |
382,731,850,133 |
100% |
327.43% |
||
2016 |
1,174,482,404,487 |
��� 220,580,384,140 |
492,740,699,381 |
100% |
309.07% |
||
2017 |
1,276,478,591,542 |
��� 259,806,845,843 |
422,625,745,680 |
100% |
328.65% |
||
2018 |
1,333,428,311,186 |
��� 231,533,842,787 |
542,466,904,015 |
100% |
341.62% |
||
2019 |
1,428,191,709,308 |
��� 260,244,280,265 |
677,051,920,275 |
100% |
288.63% |
||
2020 |
1,343,961,709,769 |
��� 131,087,175,475 |
527,537,794,084 |
100% |
622.81% |
||
Nilai min |
671,882,437,539 |
57,216,463,759 |
260,765,704,853 |
100% |
93.48% |
||
Nilai Maks |
1,428,191,709,308 |
486,053,837,459 |
677,051,920,275 |
100% |
687.65% |
||
Rata-Rata |
1,071,023,578,108 |
217,225,137,643 |
433,433,061,104 |
100% |
370.47% |
Hasil perhitungan
Quick Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk
Tahun 2011 sampai dengan tahun 2020
Sumber:
Data Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia, Tbk
Pada tahun 2011, Quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk 687,65% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar
sebesar Rp. 671,882,437,539 tanpa menghitung nilai persediaan sebesar Rp.
278,433,445,457 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp.
57,216,463,759. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar
6,88 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,-
kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 6,88 aset sangat lancar.
Pada tahun 2012, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun dari 687,65% menjadi
510,52% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 768,615,499,251
menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 260,765,704,853 dibandingkan dengan
nilai hutang lancar sebesar Rp. 99,477,347,026. Hal ini berarti perusahaan
memiliki asset sangat lancar sebesar 5,11
kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,-
kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 5,11 aset sangat lancar.
Pada tahun 2013, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun secara signifikan
dari 510,52% menjadi 194,86% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar
Rp. 726,505,280,778 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 330,318,448,755
dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 203,320,578,032. Hal ini
berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 1,95 kali dari total
kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar
dijamin oleh Rp. 1,95 aset sangat lancar.
Pada tahun 2014, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun secara signifikan
dari 194,86% menjadi 93,48% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar
Rp. 874,017,297,803 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 419,658,098,409
dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 486,053,837,459. Hal ini
berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 0,93 kali dari total
kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar
dijamin oleh Rp. 0,93 dengan aset lancar.
Pada tahun 2015, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 93,48% menjadi
327,43% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,112,672,539,416
menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 382,731,850,133 dibandingkan dengan
nilai hutang lancar sebesar Rp. 222,930,621,643. Hal ini berarti
perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 3,27 kali dari total kewajiban
lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh
Rp. 3,27 asset sangat
lancar.
Pada tahun 2016, quick ratio PT
Mandom Indonesia, Tbk menurun dari 327,43%
menjadi 309,07% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp.
1,174,482,404,487 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 492,740,699,381
dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 220,580,384,140. Hal ini
berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 3,09 kali dari total
kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar
dijamin oleh Rp. 3,09 asset sangat lancar.
Pada tahun 2017, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 309,07% menjadi
328,65% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,276,478,591,542
menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 422,625,745,680 dibandingkan dengan
nilai hutang lancar sebesar Rp. 259,806,845,843. Hal ini berarti perusahaan
memiliki asset sangat lancar sebesar 3,09 kali dari total kewajiban lancar atau
dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,09
aset sangat lancar.
Pada tahun 2018, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 328,65%
menjadi 341,62% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp.
1,333,428,311,186 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 542,466,904,015 dibandingkan dengan
nilai hutang lancar sebesar Rp. 231,533,842,787. Hal ini berarti perusahaan
memiliki asset sangat lancar sebesar 3,42 kali dari total kewajiban lancar atau
dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,42
aset sangat lancar.
Pada tahun 2019, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun dari 341,62% menjadi
288,63% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,428,191,709,308
menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 677,051,920,275 dibandingkan dengan
nilai hutang lancar sebesar Rp. 260,244,280,265. Hal ini berarti perusahaan
memiliki asset sangat lancar sebesar 2,89 kali dari total kewajiban lancar atau
dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 2,89
dengan aset lancar.
Pada tahun 2020, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 288,63%
menjadi 622,81% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp.
1,343,961,709,769 nilai persediaan sebesar Rp. 527,537,794,084 dibandingkan
dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 131,087,175,475. Hal ini berarti
perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 6,23 dari total kewajiban
lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh
Rp. 6,23 aset sangat lancar.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai aktiva lancar tanpa nilai persediaan dan hutang lancar dari tahun 2011
sampai tahun 2020 mengalami fluktuatif namum quick ratio yang didapat
dalam periode tersebut terus
mengalami kenaikan dari tahun 2011, tahun 2015 sampai tahun 2020, dan mengalami
penurunan tahun 2012 sampai tahun 2014.
Berdasarkan perhitungan dari Quick Ratio
selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020, diperoleh nilai
minimum 93,48%, nilai maksimum sebesar 687,65%, dan nilai rata-rata sebesar
370,47.
B. Pembahasan
Berdasarkan data-data hasil penelitian dan
perhitungan rasio-rasio keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk selama 10 (sepuluh) tahun, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020.
Berikut ini grafik
yang didapat dari hasil penelitian dan
perhitungan rasio keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk:
Gambar 1
Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia,
Tbk Tahun 2011 sampai dengan tahun
2020
��� Sumber :
Data Laporan Keuangan Tahunan PT Mandom Indonesia, Tbk
Tabel 5
Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk Tahun 2011 sampai dengan tahun 2020
Keterangan |
Rata-rata |
Standar Industri kep. Men Nomor 740/KMK.00/1989 |
Interprestasi |
Rasio Likuiditas a.
Current ratio b.
Quick ratio |
615.69% 370.47% |
>150% >150% |
Sehat Sekali Sehat Sekali |
Rasio Pritabilitas a.
Return on asset ratio b.Return on equity ratio |
9.45% 11.59% |
<12% <12% |
Sehat Sehat |
Rasio Solvabilitas a.� Debt to asset ratio b.
Debt to equity ratio |
19.19% 23.96% |
<200% <200% |
Tidak Sehat Tidak Sehat |
���� Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan
�Grafik diatas, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020
PT. Mandom Indonesia, Tbk dengan rata-rata standar rasio industri, secara umum
dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Jika
dilihat dari Rasio Likuiditas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari current
ratio, dan quick ratio masing-masing ratio mengalami keadaan yang sama. Current
Ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk. menunjukan keadaan sehat sekali dimana keadaan tersebut diatas
angka rata-rata current ratio sebesar 615,69%, sedangkan rata-rata
industri current ratio adalah 150%. Rata-rata current ratio
tersebut diatas dari rata-rata rasio industri yang ditetapkan. Dalam hal ini
kenaikan aktiva lancar sebanding dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya
sehingga menimbulkan kondisi yang sangat baik yang mengakibatkan hutang jangka pendek
pada PT �Mandom Indonesia, Tbk dapat direalisasikan
secara optimal. Sedangkan rata-rata quick ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk selama 10 (sepuluh) tahun Dikatakan mengalami kondisi sehat
sekali yaitu sebesar 370,40% dimana keadaan tersebut diatas Rata-rata industri 150%.
Hal ini disebabkan karena kenaikan aktiva lancar dan persediaan sebanding
dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang
sehat sekali yang mengakibatkan hutang PT Mandom Indonesia, Tbk dapat dibayarkan
tepat waktu.
Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh
Hendry Andreas Maith dalam judul �Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk� yang menunjukkan bahwa rasio likuiditas� dalam
keadaan baik, dimana likuiditas dalam penelitian ini mengalami peningkatan
setiap tahunnya dengan meningkatnya aktiva lancar lebih
besar dibandingkan dengan hutang lancar.
2. Selanjutnya
pada rasio profitabilitas yang terdiri dari return on assets ratio dan return
on equity ratio kedua rasio tersebut juga memperlihatkan keadaan perusahaan
yang sama. rata-rata industri adalah sebesar 12%, sedangkan rata-rata return
on assets ratio Pada PT Mandom Indonesia, Tbk sebesar 9,45%
Menunjukkan kondisi perusahaan sehat. Hal ini disebabkan total aset yang
dimiliki dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga perusahaan dapat
menghasilkan laba yang optimal atau dengan kata lain perusahaan ini dapat
menghasilkan ROA yang sudah profit. Sedangkan dalam return on equity ratio
rata-rata industri sebesar 12% return on equity ratio pada PT Mandom
Indonesia, Tbk menunjukkan keadaan sehat dimana rata-rata return on equity
sebesar 11,59%. dan posisi pemilik perusahaan semakin baik karena laba yang
dihasilkan tinggi maka perusahaan dikatakan profit dalam menghasilkan
keuntungan dari modal yang dimiliki perusahaan. Hal ini disebabkan meningkatnya
total ekuitas sebanding dengan meningkatnya laba bersih setelah pajak
perusahaan.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Kamilah
Said�ah & Dhita Anggraeni dalam judul �Analisis Perbandingan Rasio
Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI)� yang menunjukan bahwa rasio profitabilitas dalam
keadaan sehat hal ini dikarenakan perusahaan mampu menghasilkan profit setiap
tahunnya.
3. Pada
rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari debt to assets
ratio dan debt to equity ratio. Standar rasio industri pada debt
to assets ratio yaitu sebesar 200%. Debt to assets ratio PT. Mandom
Indonesia, Tbk selama 10 selama 10 tahun tersebut kurang dari angka rata-rata
standar industri di mana debt to asset ratio mendapatkan rata-rata
sebesar 19,19% menunjukkan keadaan tidak sehat. Hal ini karena adanya total
hutang yang meningkat setiap tahunnya dan total aktiva yang terus meningkat
setiap tahunnya. Sedangkan debt to equity ratio PT Mandom Indonesia, Tbk
menunjukkan sebesar 23,906% mengalami kondisi tidak sehat. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan hutang yang meningkat setiap tahunnya meskipun total ekuitas
perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak sebanding dengan
pertumbuhan total hutangnya. Kedua rasio solvabilitas tersebut menunjukkan
keadaan tidak sehat karena rata-rata kedua rasio tersebut kurang dari angka
rata-rata rasio industri dari kedua rasio tersebut artinya pendanaan perusahaan
dengan menggunakan hutang semakin banyak maka semakin sulit bagi perusahaan
memperoleh tambahan dana dari pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi hutang hutangnya tersebut.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Aria
Aji Priyanto & Ines Dyanti Saleh dalam judul �Analisis Rasio Likuiditas,
Solvabilitas Dan Profitabilitas Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
PT. Fast Food Indonesia, Tbk� yang menunjukkan bahwa rasio solvabilitas dalam
keadaan tidak sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa modal perusahaan tidak lagi
mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor sehingga keadaan
perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvable.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan
pada PT Mandom Indonesia, Tbk
penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan dan menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Berikut kesimpulan dari hasil penelitian: 1) Pada Rasio Likuditas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari current ratio dan
quick ratio yaitu : Current Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata-rata rasio sebesar 615,69% dimana kondisi ini menunjukan keadaan sangat sehat dan diatas
rata-rata standar industri
current ratio, yaitu >150%. Dalam hal ini
kenaikan aktiva lancar sebanding dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya
sehingga menimbulkan kondisi yang bagus yang mengakibatkan hutang jangka pendek
pada PT Mandom Indonesia, Tbk dapat
direalisasikan secara optimal. Dan Quick Ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata-rata rasio sebesar 370,47% mengalami kondisi sangat sehat dimana
standar industri quick ratio yaitu >150%. Dalam hal ini
kenaikan aktiva lancar dan persediaan sebanding dengan kenaikan hutang lancar
setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang bagus yang mengakibatkan
hutang dapat dibayarkan tepat waktu. 2) Pada Rasio Profitabilitas PT Mandom
Indonesia, Tbk yang terdiri
dari return on asset ratio dan return on
equity ratio yaitu : Return on Assets Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2020 dengan rata�rata rasio sebesar 9,45% menunjukan
kondisi sehat, dengan standar rasio yaitu
<12%. Hal ini disebabkan total asset yang dimiliki tidak
dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan
laba yang optimal. Dan Return on Equity Ratio PT. Mandom
Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan
rata � rata rasio sebesar 11,59% menunjukan kondisi sehat, dengan
standar rasio sebesar <12%. Hal ini disebabkan meningkatnya total
ekuitas sebanding
dengan meningkatnya laba bersih setelah pajak perusahaan. 3) Pada Rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari Debt to asset
ratio dan debt to equity ratio yaitu : Debt to Assets Ratio PT Mandom
Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2020 dengan rata � rata rasio sebesar 19,19% menunjukan
kondisi tidak sehat, dimana standar
rasio yaitu <200%. Hal
ini dikarenakan pertumbuhan hutang yang tidak sebanding dengan pertumbuhan asset setiap tahunnya. Dan Debt to
Equity
Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2020 dengan rata � rata rasio sebesar 23,96%. Menunjukan kondisi tidak sehat, dimana
standar rasio
yaitu <200%. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
hutang yang meningkat setiap tahunnya, meskipun total ekuitas perusahaan
mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak sebanding dengan pertumbuhan total
hutangnya. 4)
Kinerja Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk. Berdasarkan
rasio likuiditas mengalami keadaan yang sangat sehat, Hal ini disebabkan karena
kenaikan aktiva lancar dan persediaan sebanding dengan kenaikan hutang lancar
setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang sehat sekali yang
mengakibatkan hutang PT Mandom Indonesia, Tbk dapat dibayarkan tepat waktu,� rasio profitabilitas mengalami keadaan yang
sehat menunjukan bahwa rasio profitabilitas dalam keadaan sehat hal ini
dikarenakan perusahaan mampu menghasilkan profit setiap tahunnya. dan rasio
solvabilitas mengalami keadaan yang tidak sehat. Hal ini menyebabkan bahwa
bahwa modal perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menjamin hutang yang
diberikan oleh kreditor sehingga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan
insolvable.
Amirullah, Haris Budiyono. (2004). Pengantar
manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ass, S. B. (2020). Analisis Rasio
Solvabilitas Dan Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Mayora
Indah Tbk. Brand Jurnal Ilmiah Manajemen Pemasaran, 2(2),
195�206.
Dahlia, R. (2019). Analisis Rasio
Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas dalam Kinerja Keuangan
pada PT Adaro Energy.
Dewi, Muetia. (2017). Jurnal Penelitian
Ekonomi Akuntansi (Jensi). Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (Jensi), 1(1).
Epang, F. V., Manoppo, W. S., &
Mangindaan, J. V. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio
Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Pada Pt. Bank Bri (Persero), Tbk. Jurnal
Administrasi Bisnis (Jab), 7(2), 21�29.
Hery, S. E. (2015). Analisis kinerja
manajemen. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Irham, Fahmi. (2012). Analisis laporan
keuangan. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Maith, H. A. (2013). Analisis Laporan
Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
1(2).
Masyita, E., & Harahap, K. K. S.
(2018). Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Likuiditas Dan
Profitabilitas. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Kontemporer.
Mulyanti, D. (2017). Manajemen Keuangan
Perusahaan. AKURAT| Jurnal Ilmiah Akuntansi FE Unibba, 8(2),
62�71.
Nur�Rahmah, M., & Komariah, E. (2016).
Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen Yang
Terdaftar Di BEI (Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK). Jurnal
Online Insan Akuntan, 1(1), 43�58.
Nurati, A., Burhanudin, B., &
Damayanti, R. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pt Mustika Ratu
Tbk. Berdasarkan Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Rentabilitas. Jurnal
Ilmiah Edunomika, 3(1).
Nurazizah, S., Suriana, I., & Rakim, A.
A. (2020). Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Pt Asuransi Jasa Indonesia (Persero), Pt Asuransi
Jasa Raharja (Persero), Dan Pt Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) Periode
2014-2018. Jmap: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Akuntansi Poltekba, 2(1),
450�459.
Oktrima, B. (2018). Analisa Kinerja
Keuangan Menggunakan Rasio Profitabilitas dan Likuiditas Pada PT. Ramayana
Lestari Sentosa, Tbk. Jurnal Ekonomi Efektif, 1(1), 261�171.
Putranto, A. T. (2018). Analisis Laporan
Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Mayora Indah Tbk Tangerang. Jurnal
SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 1(3).
Rakhmawati, A. N. (2017). Analisis Rasio
Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Guna Mengukur Kinerja Keuangan Pt.
Vepo Indah Pratama Gresik. E-Journal Akuntansi" Equity", 3(3).
Ratningsih. & Alawiyah, T. (2017).
Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Profitabilitas Dan Rasio
Aktivitas Pada PT. Bata Tbk. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi, 3(2),
14�27.
Sadi�ah, K., & Anggraeni, D. (2019).
Analisa Perbandingan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Sebagai
Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Property Dan Real Estate
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Pada Tahun 2011-2014. Jurnal
Ilmiah Binaniaga, 12(02), 1�16.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Copyright holder: Hesti Sri Maryani, Aria Aji Priyanto (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |