Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 5, Mei 2022

 

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT MANDOM INDONESIA, TBK PERIODE 2011�2020

 

Hesti Sri Maryani, Aria Aji Priyanto

Universitas Pamulang Tangerang Selatan, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan melalui Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas pada PT Mandom Indonesia, Tbk Periode Tahun 2011 - 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yang mengumpulkan data melalui beberapa teori yang didapat dan buku-buku, laporan keuangan dan internet tentang masalah yang akan diteliti. dalam penelitian ini khususnya untuk mengumpulkan data keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk yaitu laporan keuangan dari tahun 2011 sampai dengan 2020. Metode analisis yang digunakan adalah analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Mandom Indonesia,Tbk. Ditinjau dari Rasio Likuiditas(CR dan QR) dikatakan sangat sehat, karena berada diatas rata-rata standar industri. CR menghasilkan rata-rata sebesar 615.69 sedangkan rata-rata industrinya sebesar 150%. QR menghasilkan rata- rata sebesar 370.47% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 150%. Sedangkan ditinjau dari Rasio Profitabilitas (ROA dan ROE) dalam keadaan kondisi sehat, karena dari tahun ke tahun dan memenuhi rata-rata industri. ROA menghasilkan rata-rata sebesar 9.45% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 12%. ROE menghasilkan rata-rata sebesar 11.59% sedangkan rata-rata industrinya 12%. Dan ditinjau dari Rasio Solvabilitas (DAR dan DER) menunjukkan keadaan kurang sehat, karena berada dibawah rata-rata standar industri. DAR menghasilkan rata-rata sebesar 19.19% sedangkan rata-rata industrinya 200%. DER menghasilkan rata-rata 23.06% sedangkan rata-rata industrinya 200%.

 

Kata Kunci: rasio likuiditas; rasio profitabilitas; rasio solvabilitas dan kinerja keuangan

 

Abstract

This study aims to determine financial performance through Liquidity Ratio Analysis, Profitability Ratios, and Solvency Ratios at PT Mandom Indonesia, Tbk Period 2011 - 2020. The method used in this study is a quantitative descriptive method that collects data through several theories obtained from books, financial reports and the internet about the problem to be studied. in this study in particular to collect financial data PT Mandom Indonesia, Tbk namely the financial statements from 2011 to 2020. The analytical method used is the analysis of liquidity ratios, profitability ratios, and solvency ratios. The results of this study indicate that the financial performance of PT. Mandom Indonesia, Tbk. Judging from the Liquidity Ratio (CR and QR) it is said to be very healthy, because it is above the industry standard average. CR produces an average of 615.69 while the industry average is 150%. QR produces an average of 370.47% while the industry average is 150%. While in terms of Profitability Ratios (ROA and ROE) in a healthy condition, because from year to year and meet the industry average. ROA yields an average of 9.45% while the industry average is 12%. ROE produces an average of 11.59% while the industry average is 12%. And in terms of the Solvency Ratio (DAR and DER) it shows an unhealthy condition, because it is below the average industry standard. DAR produces an average of 19.19% while the industry average is 200%. DER produces an average of 23.06% while the industry average is 200%.

 

Keywords: liquidity ratio; profitability ratio; solvency ratio and financial performance

 

Pendahuluan

Kosmetik merupakan salah satu produk yang sangat populer terutama dikalangan kaum wanita untuk menambah kecantikan wajah, kosmetik kini telah menjadi kebutuhan wajib sehari-hari. Tuntutan tersebut menciptakan sebuah industri tersendiri yang mampu bertahan walau diterjang krisis sekalipun, industri kecantikan atau kosmetik kian merona dari masa ke masa, perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image yang positif dan kesetiaan konsumen terhadap produknya. Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan kosmetik di Indonesia, munculnya pesaing-pesaing baru membuat persaingan bisnis kosmetik semakin ketat. Perusahaan tidak hanya bersaing dalam menarik pelanggan baru, tetapi juga perlu mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Bisnis kecantikan memang tidak akan ada matinya. Meski ekonomi melambat dan daya beli masyarakat merosot, industri kosmetik tetap saja berkibar.

Setiap perusahaan memiliki masalah yang hampir sama yaitu bagaimana cara yang tepat untuk mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat dalam bisnis, dengan berkembangnya usaha PT Mandom Indonesia, Tbk dapat memperoleh laba yang besar, Laba hanya bisa di peroleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan itu sendiri.

Pencapaian laba yang maksimum merupakan sebuah tujuan perusahaan yang berorientasi pada profit. Para investor akan mencari perusahaan yang dapat menghasilkan laba lebih banyak dengan tingkat pengembalian yang lebih cepat. Keinginan untuk menghasilkan laba maksimal, perusahaan harus mampu melakukan analisis terhadap kinerja keuangan dari waktu ke waktu dan mempunyai kemampuan membayar sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya.

Bagi suatu perusahaan kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai keberhasilan perusahaan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan.  Perusahaan akan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan. pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi Efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Menurut (Hery, 2015).

Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek non keuangan.  non aspek keuangan kinerja dapat diukur dengan tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasimengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinyamengukur tingkat kesejahteraan karyawanmengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaanpenilaian aspek non keuangan lebih sulit dilakukankarena penilaian dari 1 orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain.  Penilaian kinerja melalui analisis laporan keuangan dengan adanya analisis laporan keuangan akan dapat diketahui tingkat kualitastingkat profitabilitas, solvabilitas perusahaan.

Salah satu metode yang dapat digunakan�� untuk�� mengukur dan menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah melalui analisis rasio keuangan. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Laporan keuangan harus menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah ditetapkan agar laporan keuangan dapat diperbandingkan dengan sehingga tingkat akurasi analisis dapat dipertanggungjawabkan. Laporan keuangan akan sangat membantu memberikan informasi keuangan kepada pihak Internal hal ini dimaksud agar manager perusahaan dapat menentukan keputusan dan bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya perusahaandan untuk pihak eksternal berguna untuk para investor untuk melihat kinerja perusahaan.

Menurut (Kasmir, 2016) mengatakan bahwa, Analisis rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisis rasio keuangan juga merupakan suatu cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data-data keuangan yang ada dalam neraca, laporan arus kas, maupun laba rugi sehingga didapat angka rasio masing-masing data keuangannya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, dengan mempelajari komposisi perubahan yang terjadi dan menentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja keuangan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan melakukan analisis terhadap rasio keuangan pihak manajemen dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat demi kelangsungan perusahaannya.

Berdasarkan laporan tahunan yang telah dipublikasikan oleh PT Mandom Indonesia, Tbk maka hasil yang dicapai setiap tahunnya selalu mengalami fluktuatif atau mengalami perubahan yang menunjukkan peningkatan maupun penurunan banyak indikator rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan tetapi disini penulis akan menganalisis rasio likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas pada PT Mandom Indonesia, Tbk. Berikut ini adalah ringkasan data yang telah diolah berdasarkan laporan ikhtisar data laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh PT mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 yaitu sebagai berikut :

 

Tabel 1

Data Laporan Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk

Keterangan

Rasio Likuiditas

Rasio Profitabilitas

Rasio Solvabilitas

Current

Quick

Return On

Return On

Debt To

Debt To

Asset

Equity

Assets

Equity

Ratio

Ratio

Ratio

Ratio

Ratio

Ratio

2011

1174.28%

687.65%

12.38%

13.72%

9.77%

10.82%

2012

772.65%

510.52%

11.95%

13.75%

13.06%

15.02%

2013

357.32%

194.86%

10.95%

13.57%

19.30%

23.92%

2014

179.82%

93.48%

9.44%

13.63%

30.74%

44.39%

2015

499.11%

327.43%

25.99%

31.55%

17.64%

21.41%

2016

532.45%

309.07%

6.90%

8.45%

18.39%

22.54%

2017

491.32%

328.65%

6.67%

8.48%

21.32%

27.09%

2018

575.91%

341.62%

8.04%

9.97%

19.33%

23.96%

2019

548.79%

288.63%

5.14%

6.49%

20.85%

26.35%

2020

1025.24%

622.81%

-2.97%

-3.68%

19.39%

24.05%

Periode 2011-2020

Sumber : Data Laporan Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk

 

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan current Ratio (CR) PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2011-2020. Pada tahun 2011nilai  current  ratio sebesar 1174,28%  di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, Pada tahun 2012 Sampai dengan tahun 2014 nilai current ratio mengalami penurunan dimana pada tahun 2012 yaitu sebesar 772,65%, pada tahun 2013 yaitu sebesar 357,32%, pada tahun 2014 yaitu sebesar 179,82% dimana penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai aktiva lancar yaitu terjadinya penurunan pada asset yang digunakan dalam jangka pendek dan meningkatnya hutang lancar yang lebih besar, dan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2015 Current ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 499,11% hal ini disebabkan oleh peningkatan nilai aktiva lancar yaitu terjadinya peningkatan pada asset yang digunakan dalam jangka pendek dan nilai hutang lancar yang lebih menurun, pada tahun 2016 mengalami kenaikan yaitu sebesar 532,45%, pada tahun 2017 mengalami penurunan yaitu sebesar 491,32%, pada tahun 2018 mengalami peningkatan yaitu sebesar 575,91%, pada tahun 2019 mengalami penurunan yaitu sebesar 548,79% penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai aktiva lancar yaitu terjadinya penurunan pada asset yang digunakan dalam jangka pendek dan meningkatnya nilai hutang lancar. sedangkan pada tahun 2020 mengalami peningkatan current ratio, yaitu sebesar 1025,79%. peningkatan ini disebabkan meningkatnya aktiva lancar yang terus meningkat, peningkatan aktiva lancar yaitu terjadinya peningkatan pada asset yang digunakan dalam jangka pendek. Jika nilai current ratio semakin tinggi maka perusahaan dapat memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. yang artinya perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendek atau yang akan segera jatuh tempo.

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa Quick Ratio (QR) pada PT. Mandom Indonesia, Tbk Periode 2011-2020. Nilai quick ratio mengalami penurunan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 dimana pada tahun 2012 quick ratio yaitu sebesar 510,52%, pada tahun 2013 yaitu sebesar 194,86%, pada tahun 2014 yaitu sebesar 93,48%. dan pada tahun 2015 sampai dengan 2020 mengalami fluktiasi dimana nilai quick ratio pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu sebesar 327,43%, pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 309,07%, nilai quick ratio pada tahun 2017 mengalami peningkatan yaitu sebesar 328,65%, pada tahun 2018 mengalami penurunan yaitu sebesar 288,63%. Dan pada tahun 2019 mengalami penurunan yaitu sebesar 288,63%. Penurunan ini disebabkan asset lancar yang menurun dibandingkan kewajiban lancar tanpa menghitung nilai persediaan, dan pada tahun 2020 nilai quick ratio kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar 622,81%. peningkatan ini disebabkan asset lancar lebih meningkat dibandingkan kewajiban lancar. Jika quick ratio tinggi atau berada diatas Rp.1,. dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki jumlah aset lancar yang lebih cukup untuk melunasi seluruh kewajiban lancar atau jangka pendek yang akan jatu tempo dengan segera.

Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa nilai Return on Asseet Ratio (ROA) PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 return on asset ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk memperoleh sebesar 12,38%. Pada tahun 2012 sampai dengan 2014 return on asset ratio mengalami penurunan, pada tahun 2012 yaitu sebesar 11,95%, pada tahun 2013 yaitu sebesar 10,95%, pada tahun 2014 yaitu sebesar 9,44%. pada tahun 2015, return on asset ratio mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 25,99%. Pada tahun 2016 sampai dengan 2017 mengalami penurunan, pada tahun 2016 yaitu sebesar 6,90, pada tahun 2017 yaitu sebesar 6,67%, pada tahun 2018, return on asset mengalami peningkatan yaitu sebesar 8,04%. Pada tahun 2019 sampai dengan 2020 return on asset ratio mengalami penurunan, pada tahun 2019 yaitu sebesar 5,14% dan pada tahun 2020 yaitu sebesar -2,97%. Hal ini disebabkan laba bersih setelah pajak mengalami penurunan signifikan dan total aktiva meningkat. Hal ini menunjukan ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROA.

Berdasarkan tabel 1 diatas bahwa nilai Return on Equity Ratio (ROE) pada PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 return on equity ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk memperoleh nilai yaitu sebesar 13,72% dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu sebesar 13,75%. Hal ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak yang diterima mengalami peningkatan sedangkan ekuitas perusahaan mengalami kenaikan, pada tahun 2013, return on equity ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 13,57%hal ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak yang diterima mengalami peningkatan sedangkan ekuitas perusahaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 return on equity ratio mengalami peningkatan, pada tahun 2014 yaitu sebesar 13,63% , pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 31,55%. Hal ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak yang diterima mengalami peningkatan sedangkan ekuitas perusahaan mengalami peningkatan, pada tahun 2016, return on equity ratio mengalami penurunan signifikan yaitu sebesar 8,45%, pada tahun 2017, return on equity ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 8,48%, pada tahun 2018, return on equity ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 9,97%, pada tahun 2019 dan tahun 2020, pada tahun 2019yaitu sebesar 6,49, pada tahun 2020 yaitu sebesar 3,68. Hal ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak yang diterima oleh PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami penurunan sedangkan ekuitas perusahaan mengalami kenaikan dari tahun.

Berdasarkan table 1 diatas, dapat dilihat bahwa nilai nilai Debt to Asset Ratio (DAR) pada PT. Mandom Indonesia, Tbk pada tahun 2011, sebesar 9,77%, pada tahun 2012 sampai dengan 2014 debt to asset ratio mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 yaitu sebesar 13,06% pada tahun 2013 yaitu sebesar 19,30%, dan pada tahun 2014 yaitu sebesar 30,74%. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan total hutang dan total asset yang besar dari tahun sebelumnya pendaanaan perusahaan dibiayai dengan hutang dengan kata lain telah disediakan oleh pemegang saham, pada tahun 2015 debt to asset ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 17,64%, pada tahun 2016 sampai dengan 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 yaitu sebesar 18,39%, pada tahun 2017 yaitu sebesar 21,32%. Pada tahun 2018 debt to asset ratio ini mengalami penurunan yaitu sebesar 19,33%, pada tahun 2019 debt to asset ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 20,85%. Dan pada tahun 2020 debt to asset ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 19,39%. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan total hutang dan total asset dari tahun sebelumnya, pendaanaan perusahaan dibiayai dengan hutang dengan kata lain telah disediakan oleh pemegang saham. Jika Debt to Asset Ratio tinggi hal ini menandakan banyaknya asset yang diperoleh perusahan dari pembiayaan utang.

Berdasarkan table 1 diatas dapat dilihat bahwa nilai Debt to Equity Ratio (DER) pada PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011, debt to equity ratio yang diperoleh sebesar 10,82%, pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 debt to equity ratio mengalami peningkatan, pada tahun 2012 yaitu sebesar 15,02%, pada tahun 2013 yaitu sebesar 23,92%, pada tahun 2014 yaitu sebesar 44,39. Hal ini disebabkan adanya kenaikan total hutang dan kenaikan total modal dari tahun sebelumnya. pada tahun 2015, debt to equity ratio mengalami penurunanyaitu sebesar 21,41%, pada tahun 2016 sampai dengan 2017 debt to equity ratio mengalami kenaikan, pada tahun 2016 yaitu sebesar 22,54%, pada tahun 2017 yaitu sebesar 27,09%, pada tahun 2018 debt to equity ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 23,96%, pada tahun 2019 debt to equity ratio mengalami peningkatan yaitu sebesar 26,35%. Hal ini disebabkan adanya kenaikan total hutang dan kenaikan total modal dari tahun sebelumnya, pada tahun 2020 debt to equity ratio mengalami penurunan yaitu sebesar 24,05% yang didapatkan dari perbandingan total hutang dengan total modal. Hal ini disebabkan adanya penurunan total hutang dan penurunan total modal dari tahun sebelumnya. Jika Debt to equity ratio tinggi maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham yang artinya debt to equity ratio menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri. Semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rasio keuangan ditinjau dari segi likuiditas yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melakukan operasi jangka pendek, seperti pembayaran biaya operasional dan kewajiban jangka pendek dan harus segera dibayar. Likuiditas mempunyai hubungan yang kuat dengan profitabilitas, karena likuiditas memperlihatkan tingkat ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan dalam aktivitas operasional.

Rasio keuangan ditinjau dari segi profitabilitas yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Setiap usaha bisnis yang dilakukan oleh perorangan atau organisasi bertujuan mendapatkan laba atau keuntungan demi mensejahterakan pemiliknya maupun nilai perusahaan dengan laba yang maksimal, maka dari itu untuk menghitung tingkat laba suatu perusahaan dapat menggunakan analisis rasio profitabilitas. kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba atau profit dengan suatu ukuran dalam persentase untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba atau keuntungan. Angka profitablitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasipendapatan persaham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan.

Rasio keuangan ditinjau dari segi Solvabilitas yang bertujuan untuk menilai kemampuan dari suatu perusahaan dalam membayar semua hutang-nya, baik hutang jangka pendek atau jangka panjang jika perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi.  rasio solvabilitas suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari pada jumlah hutangnya, maka perusahaan tersebut dalam keadaaan insolvable.

Adapun mengenai tentang rasio likuditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas ada beberapa perbedaan pada jurnal penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Rizka Dahlia (2019) yang berjudul �Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas Dalam Kinerja Keuangan Pada PT Adaro Energy, Tbk. Periode Tahun 2013-2017 Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja Keuangan pada PT Adaro Energy, Tbk. ditinjau dari Rasio Likuiditas (CR dan CAR) dikatakan sangat baik karena berada diatas rata-rata standar industri. CR menghasilkan rata-rata sebesar 217% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 200%. CAR menghasilkan rata-rata sebesar 132% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 50%. Sedangkan, ditinjau dari Rasio Profitabilitas (ROI dan ROE) dalam keadaan kurang baik karena berada dibawah rata-rata standar industri. ROI menghasilkan rata-rata sebesar 6% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 30%. ROE menghasilkan rata-rata sebesar 8% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 40%. Dan ditinjau dari Rasio Solvabilitas (DAR dan DER) menunjukkan keadaan kurang baik karena berada di atas rata-rata standar industri. DAR menghasilkan rata-rata sebesar 46% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 35%. CAR menghasilkan rata-rata sebesar 85% sedangkan rata-rata industrinya sebesar 80%.

Penelitian yang dilakukan Nur Cahaya (2018) yang berjudul �Analisis Profitabilitas dan Likuiditas untuk menilai kinerja keuangan pada Pt Sumber Alfaria Tbk�.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk selama delapan tahun dari 2010 � 2017 berdasarkan rasio profitabilitas (Return on Assets & Return on Equity) dikatakan kurang sehat. Dimana rata � rata rasio tersebut berada dibawah standar penilaian rata � rata rasio industri. Return on Assets menghasilkan rata � rata sebesar 3,438%, sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar < 20%, dikatakan kurang sehat. Dimana rata � rata rasio tersebut berada dibawah standar penilaian rata � rata rasio industri. Return on Equity menghasilkan rata � rata sebesar 15,65%, sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar < 30% Kondisi keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk selama delapan tahun dari 2010 � 2017 berdasarkan rasio likuiditas (Current Ratio & Cash Ratio) dikatakan kurang sehat. Dimana rata � rata rasio tersebut berada dibawah standar penilaian rata � rata rasio industri. Current Ratio menghasilkan rata � rata sebesar 90,21%, sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar < 200%, dikatakan kurang sehat. Dimana rata � rata rasio tersebut berada dibawah standar penilaian rata � rata rasio industri. Cash Ratio menghasilkan rata � rata sebesar 10,82%, sedangkan standar rata � rata industrinya sebesar < 50% kondisi keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk selama delapan tahun dari 2010 � 2017 dikatakan dalam keadaan sehat, karena berada diatas standar rata � rata industri.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk menguji mengenai rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk.

Oleh sebab itu, penulis memilih judul skripsi �Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2011-2020�

 

Metode Penelitian

1.   Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan teknik deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2020) Metode penelitian kuantitatif merupakan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dan data penelitian berupa angka-angka dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang diterapkan.

Menurut (Sugiyono, 2018) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini penulis hanya mendeskripsikan tentang kinerja PT. Mandom Indonesia, Tbk. Dengan menggunakan rasio keuangan yaitu, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas. Sehingga bisa diketahui kinerja keuangan serta kemampuan pembiayaan kedepannya. Dan data yang diambil penulis dalam penelitian dan penulisan ini adalah data-data yang terdapat dalam laporan keuangan PT Mandom Indonesia Tbk. Selama sepuluh periode terhitung dari tahun 2011-2020.

2.   Tempat Dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian pada PT Mandom Indonesia, Tbk. Untuk memperoleh data dan informasi dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan penelitian pada website resmi laporan keuangan perusahaan PT Mandom Indonesia,Tbk. Yang berlokasi di gedung Wisma 46 Kota BNI,Suite 7.01, 7th Floor, Jl. Jend.Sudirman No.Kav-1, RT.10/RW.11, Karet Tengsin, Jakarta 10220, Indonesia Telp. 021-2980-9500.

3.   Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh meneliti untuk mengumpulkan data, pengumpulan data dilakukan guna untuk mencapai tujuan penelitian, dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penyusun memperoleh data-data dan informasi dari berbagai sumber, baik dari perusahaan yang bersangkutan maupun pihak eksternal seperti media online, perpustakaan sharing dan lain-lain. Sementara itu instrumen dalam pengumpulan data berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.

a)  Data Premier

Data primer adalah sumber data yang telah didapatkan langsung kepada pengumpul data, data diperoleh dari angket yang dibagikan kepada responden, kemudian responden akan menjawab pertanyaan sistematis. Pilihan jawaban juga telah tersedia, responden memilah jawaban yang sesuai dan dianggap benar setiap individu atau data tersebut diolah sendiri oleh para riset langsung kepada objeknya. Menurut (Sugiyono, 2018).

b)  Data Sekunder

Menurut (Sugiyono, 2018) data yang tidak diberikan secara langsung kepada pengumpul data disebut data sekunder, biasanya dalam bentuk file dokumen atau melalui orang lain. Peneliti mendapatkan tambahan data melalui berbagai sumber, mulai dari buku, jurnal online, artikel, berita dan penelitian terdahulu sebagai penunjang data maupun pelengkap data. Data sekunder merupakan data-data pendukung selain data primier, dalam mendapatkan data sekunder tersebut peneliti perlu mempelajari buku-buku serta literature atau sumber bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis teliti, selain itu juga penulis melakukan pengutipan langsung dari beberapa teori-teori yang menjadi landasan dalam penulisan ini yaitu dengan cara membaca buku-buku, artikel, jurnal dan informasi lainnya yang dapat diakses melalui internet dan website-website yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

 

4.   Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh hasil informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dibutuhkan informasi yang tepat dan relevan agar dapat menunjang penelitian ini, maka penulis memiliki cara teknik pengumpulan yaitu :

1.   Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur atau sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Data sekunder ini digunakan sebagai pembanding yang mendukung pembahasan hasil penelitian, sehingga penulis dapat menarik kesimpulan yang logis dari hasil penelitian pada PT Mandom Indonesia Tbk.

2.   Documentation Research

Penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari data dokumen berupa laporan keuangan tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 yang digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan neraca dan laporan laba rugi PT. Mandom Indonesia Tbk.

3.   Observasi

Penulis melakukan penelitian ini dengan melakukan observasi pada obyek penelitian dengan tujuan memperoleh data sekunder, yaitu dengan melakukan penelitian pada situs resmi web perusahaan PT. Mandom Indonesia Tbk yang beralamatwww.mandom.co.id.

5.   Teknik Analisis Data

Seperti yang sudah penulis uraikan sebelumnya, dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data deskriptif kuantitatif. Metode penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan obyek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, serta menganalisis berbagai data yang ditemukan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data-data yang berkaitan objek penelitian.  data-data tersebut teerdiri dari laporan keuangan yaitu laporan keuangan neraca laporan keuangan laba rugi selama 10 tahun dari periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2020.

Beberapa rasio yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah Rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. rasio ini penulis dapat membandingkan keadaan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya sehingga dapat diketahui peningkatan atau penurunan kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, dengan analisis rasio ini penulis juga membandingkan keadaan perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Maka penulis membandingkan dengan standar rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas menggunakan pembanding yaitu dari SK Menteri Keuangan No.740/KMK.00/1989.

Standart Tingkat Kesehatan Perusahaan Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Republik Indonesia Nomor 740//KMK.00/1989.

Tabel 2

Standart Tingkat Kesehatan Perusahaan

Berdasarkan SK Menteri Keuangan No.740/KMK.00/1989

Nilai

Keadaan Perusahaan

Rasio Likuiditas

Rasio��� Profitabilitas

Rasio Solvabilitas

>150%

>12%

>200%

Sehat Sekali

>100% - 150%

>8% - 12%

>150% - 200%

Sehat

>75% - 100%

>5% - 8%

>100% - 150%

Kurang Sehat

<75%

<5%

<100%

Tidak Sehat

Sumber: SK MenKeu No.740/KMK.00/1989

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil

1.   Perhitungan Rasio Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk

Untuk mendapatkan gambaran kondisi keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk perlu dilakukan perhitungan dan analisis terlebih dahulu. Adapun perhitungan dan hasilnya sebagai berikut :

1)  Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.

a)  Current ratio (CR)

Dalam mencari current ratio, data yang digunakan adalah aktiva lancar dan hutang lancar. Rumus yang digunakan current ratio adalah :

 

Setelah mengolah data laporan keuangan tersebut, maka didapatkan nilai current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk sebagai berikut :

 

Tabel 3

Hasil perhitungan Current Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk

Tahun 2011 sampai dengan tahun 2020

Tahun

Aktiva

Hutang

Current

Lancar

Lancar

Persentase

Ratio

(A)

(B)

(C)

(A/B)xC

2011

671,882,437,539

57,216,463,759

100%

1174.28%

2012

768,615,499,251

99,477,347,026

100%

773.65%

2013

726,505,280,778

203,320,578,032

100%

357.3%

2014

874,017,297,803

486,053,837,459

100%

179.28%

2015

1,112,672,539,416

222,930,621,643

100%

499,11%

2016

1,174,482,404,487

220,580,384,140

100%

532,45%

2017

1,276,478,591,542

259,806,845,843

100%

491,32%

2018

1,333,428,311,186

231,533,842,787

100%

575,91%

2019

1,428,191,709,308

260,244,280,265

100%

548,79%

2020

1,343,961,709,769

131,087,175,475

100%

1025,24%

Nilai Minimum

671,882,437,539

57,216,463,759

100%

179,82%

Nilai Maksimum

1,428,191,709,308

486,053,837,459

100%

1174,28%

Rata-Rata

107,102,3578107.90

217,225,137,643

100%

615,69%

Sumber: Data Laporan Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk

 

Pada tahun 2011, Current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk sebesar 1174.28% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 671,882,437,539 dengan hutang lancar sebesar Rp. 57,216,463,759. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 11,74.

Pada tahun 2012, current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami penurunan dari 1174,28% pada tahun 2011, menjadi sebesar 772,65% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 768,615,499,251 dengan hutang lancar sebesar Rp. 99,477,347,026. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 7,73. penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang yang didapatkan lebih besar dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2013, current ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 772,65% pada tahun 2012, menjadi sebesar 357,32% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.726,505,280,778 dengan hutang lancar sebesar Rp. 203,320,578,032. hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 3,57. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai aktiva lancar dan meningkatnya nilai hutang lancar yang lebih besar, sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.

Pada tahun 2014, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk mengalami penurunan dari 357,3% pada tahun 2013, menjadi sebesar 179,82% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.874,017,297,803 dengan hutang lancar sebesar Rp. 486,053,837,459. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,80. Penurunan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang lebih besar. Ditahun sebelumnya hutang lancar menurun sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.

Pada tahun 2015, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk peningkatan yang cukup signifikan dari 179,82% pada tahun 2014, menjadi sebesar 499,11% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,112,672,539,416 dengan hutang lancar sebesar Rp. 222,930,621,643. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 4,99. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang lebih menurun lebih besar sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih besar dari tahun 2014.

Pada tahun 2016, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk peningkatan dari 499,11% pada tahun 2015, menjadi sebesar 532,45% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,174,482,404,487 dengan hutang lancar sebesar Rp. 220,580,384,140. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 5,32. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang lebih menurun lebih besar sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2017, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk penurunan dari 532,45% pada tahun 2016, menjadi sebesar 491,32% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,276,478,591,542 dengan hutang lancar sebesar Rp.259,806,845,843. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 4,91. Penurunan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar. Ditahun sebelumnya hutang lancar menurun sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk peningkatan dari 491,32% pada tahun 2017, menjadi sebesar 575,91% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,333,428,311,186 dengan hutang lancar sebesar Rp. 231,533,842,787. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 5,76. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar yang lebih menurun, sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk mengalami penurunan dari 575,91% pada tahun 2018, menjadi sebesar 548,79% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,428,191,709,308 dengan hutang lancar sebesar Rp. 260,244,280,265. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 5,49. Penurunan ini disebabkan oleh adanya peningkatan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar. Ditahun sebelumnya hutang lancar menurun sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih kecil ketimbang tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020, current ratio PT Mandom Indonesia, Tbk mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang cukup signifikan dari 548,79% pada tahun 2019 menjadi sebesar 1025,24% di dapatkan dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 1,343,961,709,769 dengan hutang lancar sebesar Rp. 131,087,175,475. Hal ini berarti setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 10,25. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya sedikit penurunan nilai aktiva lancar dan nilai hutang lancar menurun lebih besar. Walaupun ditahun sebelumnya hutang lancar meningkat sehingga rasio yang didapatkan tahun ini lebih besar ketimbang tahun sebelumnya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai aktiva lancardan hutang lancar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuatif namun current ratio yang didapat dalam periode tersebut terus mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dan tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 dan mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai dengan 2014.

Berdasarkan perhitungan dari Current ratio selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2020, diperoleh nilai minimum sebesar 179,82%, nilai maksimum sebesar 1174,28%, dan nilai rata-rata sebesar 615,69%.

b)  Quick Ratio

Dalam mencari quick ratio, data yang digunakan adalah aktiva lancar tanpa menghitung adanya nilai persediaan dan hutang lancar.

Rumus yang digunakan untuk menilai quick ratio adalah :

Setelah mengolah data laporan keuangan tersebut, maka didapatkan nilai quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk sebagai berikut:

 

Tabel 4

Tahun

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Persediaan

Persentase

Quick Ratio

 

(A)

(B)

(C)

(D)

(A-C)/B X D

2011

671,882,437,539

����� 57,216,463,759

278,433,445,457

100%

687.65%

2012

768,615,499,251

����� 99,477,347,026

260,765,704,853

100%

511%

2013

726,505,280,778

��� 203,320,578,032

330,318,448,755

100%

194.86%

2014

874,017,297,803

��� 486,053,837,459

419,658,098,409

100%

93.48%

2015

1,112,672,539,416

��� 222,930,621,643

382,731,850,133

100%

327.43%

2016

1,174,482,404,487

��� 220,580,384,140

492,740,699,381

100%

309.07%

2017

1,276,478,591,542

��� 259,806,845,843

422,625,745,680

100%

328.65%

2018

1,333,428,311,186

��� 231,533,842,787

542,466,904,015

100%

341.62%

2019

1,428,191,709,308

��� 260,244,280,265

677,051,920,275

100%

288.63%

2020

1,343,961,709,769

��� 131,087,175,475

527,537,794,084

100%

622.81%

Nilai min

671,882,437,539

57,216,463,759

260,765,704,853

100%

93.48%

Nilai Maks

1,428,191,709,308

486,053,837,459

677,051,920,275

100%

687.65%

Rata-Rata

1,071,023,578,108

217,225,137,643

433,433,061,104

100%

370.47%

Hasil perhitungan Quick Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk Tahun 2011 sampai dengan tahun 2020

Sumber: Data Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia, Tbk

Pada tahun 2011, Quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk 687,65% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 671,882,437,539 tanpa menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 278,433,445,457 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 57,216,463,759. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 6,88 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 6,88 aset sangat lancar.

Pada tahun 2012, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun dari 687,65% menjadi 510,52% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 768,615,499,251 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 260,765,704,853 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 99,477,347,026. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 5,11 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 5,11 aset sangat lancar.

Pada tahun 2013, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun secara signifikan dari 510,52% menjadi 194,86% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 726,505,280,778 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 330,318,448,755 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 203,320,578,032. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 1,95 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 1,95 aset sangat lancar.

Pada tahun 2014, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun secara signifikan dari 194,86% menjadi 93,48% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 874,017,297,803 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 419,658,098,409 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 486,053,837,459. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 0,93 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 0,93 dengan aset lancar.

Pada tahun 2015, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 93,48% menjadi 327,43% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,112,672,539,416 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 382,731,850,133 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 222,930,621,643. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 3,27 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,27 asset sangat lancar.

Pada tahun 2016, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun dari 327,43% menjadi 309,07% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,174,482,404,487 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 492,740,699,381 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 220,580,384,140. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 3,09 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,09 asset sangat lancar.

Pada tahun 2017, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 309,07% menjadi 328,65% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,276,478,591,542 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 422,625,745,680 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 259,806,845,843. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 3,09 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,09 aset sangat lancar.

Pada tahun 2018, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 328,65% menjadi 341,62% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,333,428,311,186 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 542,466,904,015 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 231,533,842,787. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 3,42 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,42 aset sangat lancar.

Pada tahun 2019, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menurun dari 341,62% menjadi 288,63% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,428,191,709,308 menghitung nilai persediaan sebesar Rp. 677,051,920,275 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 260,244,280,265. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 2,89 kali dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 2,89 dengan aset lancar.

Pada tahun 2020, quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk meningkat dari 288,63% menjadi 622,81% didapatkan dari perhitungan aktiva lancar sebesar Rp. 1,343,961,709,769 nilai persediaan sebesar Rp. 527,537,794,084 dibandingkan dengan nilai hutang lancar sebesar Rp. 131,087,175,475. Hal ini berarti perusahaan memiliki asset sangat lancar sebesar 6,23 dari total kewajiban lancar atau dengan kata lain bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 6,23 aset sangat lancar.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai aktiva lancar tanpa nilai persediaan dan hutang lancar dari tahun 2011 sampai tahun 2020 mengalami fluktuatif namum quick ratio yang didapat dalam periode tersebut terus mengalami kenaikan dari tahun 2011, tahun 2015 sampai tahun 2020, dan mengalami penurunan tahun 2012 sampai tahun 2014.

Berdasarkan perhitungan dari Quick Ratio selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020, diperoleh nilai minimum 93,48%, nilai maksimum sebesar 687,65%, dan nilai rata-rata sebesar 370,47.

B.  Pembahasan

Berdasarkan data-data hasil penelitian dan perhitungan rasio-rasio keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk selama 10 (sepuluh) tahun, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020. Berikut ini grafik yang didapat dari hasil penelitian dan perhitungan rasio keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk:

 

Gambar 1

Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk Tahun 2011 sampai dengan tahun 2020

��� Sumber : Data Laporan Keuangan Tahunan PT Mandom Indonesia, Tbk

 

Tabel 5

Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk Tahun 2011 sampai dengan tahun 2020

 

Keterangan

 

Rata-rata

Standar Industri kep. Men Nomor 740/KMK.00/1989

 

Interprestasi

Rasio Likuiditas

a. Current ratio

b. Quick ratio

615.69%

370.47%

 

 

>150%

>150%

 

Sehat Sekali

Sehat Sekali

Rasio Pritabilitas

a. Return on asset ratio

b.Return on equity ratio

 

9.45%

11.59%

 

 

<12%

<12%

 

Sehat

Sehat

Rasio Solvabilitas

a.Debt to asset ratio

b. Debt to equity ratio

19.19%

23.96%

 

<200%

<200%

 

Tidak Sehat

Tidak Sehat

���� Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan Grafik diatas, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 PT. Mandom Indonesia, Tbk dengan rata-rata standar rasio industri, secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :

1.   Jika dilihat dari Rasio Likuiditas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari current ratio, dan quick ratio masing-masing ratio mengalami keadaan yang sama. Current Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk. menunjukan keadaan sehat sekali dimana keadaan tersebut diatas angka rata-rata current ratio sebesar 615,69%, sedangkan rata-rata industri current ratio adalah 150%. Rata-rata current ratio tersebut diatas dari rata-rata rasio industri yang ditetapkan. Dalam hal ini kenaikan aktiva lancar sebanding dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang sangat baik yang mengakibatkan hutang jangka pendek pada PT Mandom Indonesia, Tbk dapat direalisasikan secara optimal. Sedangkan rata-rata quick ratio PT Mandom Indonesia, Tbk selama 10 (sepuluh) tahun Dikatakan mengalami kondisi sehat sekali yaitu sebesar 370,40% dimana keadaan tersebut diatas Rata-rata industri 150%. Hal ini disebabkan karena kenaikan aktiva lancar dan persediaan sebanding dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang sehat sekali yang mengakibatkan hutang PT Mandom Indonesia, Tbk dapat dibayarkan tepat waktu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Hendry Andreas Maith dalam judulAnalisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk� yang menunjukkan bahwa rasio likuiditasdalam keadaan baik, dimana likuiditas dalam penelitian ini mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan meningkatnya aktiva lancar lebih besar dibandingkan dengan hutang lancar.

2.   Selanjutnya pada rasio profitabilitas yang terdiri dari return on assets ratio dan return on equity ratio kedua rasio tersebut juga memperlihatkan keadaan perusahaan yang sama.  rata-rata industri adalah sebesar 12%, sedangkan rata-rata return on assets ratio Pada PT Mandom Indonesia, Tbk sebesar 9,45% Menunjukkan kondisi perusahaan sehat. Hal ini disebabkan total aset yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba yang optimal atau dengan kata lain perusahaan ini dapat menghasilkan ROA yang sudah profit. Sedangkan dalam return on equity ratio rata-rata industri sebesar 12% return on equity ratio pada PT Mandom Indonesia, Tbk menunjukkan keadaan sehat dimana rata-rata return on equity sebesar 11,59%. dan posisi pemilik perusahaan semakin baik karena laba yang dihasilkan tinggi maka perusahaan dikatakan profit dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang dimiliki perusahaan. Hal ini disebabkan meningkatnya total ekuitas sebanding dengan meningkatnya laba bersih setelah pajak perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Kamilah Said�ah & Dhita Anggraeni dalam judul �Analisis Perbandingan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)� yang menunjukan bahwa rasio profitabilitas dalam keadaan sehat hal ini dikarenakan perusahaan mampu menghasilkan profit setiap tahunnya.

3.   Pada rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari debt to assets ratio dan debt to equity ratio. Standar rasio industri pada debt to assets ratio yaitu sebesar 200%. Debt to assets ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk selama 10 selama 10 tahun tersebut kurang dari angka rata-rata standar industri di mana debt to asset ratio mendapatkan rata-rata sebesar 19,19% menunjukkan keadaan tidak sehat. Hal ini karena adanya total hutang yang meningkat setiap tahunnya dan total aktiva yang terus meningkat setiap tahunnya. Sedangkan debt to equity ratio PT Mandom Indonesia, Tbk menunjukkan sebesar 23,906% mengalami kondisi tidak sehat. Hal ini dikarenakan pertumbuhan hutang yang meningkat setiap tahunnya meskipun total ekuitas perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak sebanding dengan pertumbuhan total hutangnya. Kedua rasio solvabilitas tersebut menunjukkan keadaan tidak sehat karena rata-rata kedua rasio tersebut kurang dari angka rata-rata rasio industri dari kedua rasio tersebut artinya pendanaan perusahaan dengan menggunakan hutang semakin banyak maka semakin sulit bagi perusahaan memperoleh tambahan dana dari pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang hutangnya tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Aria Aji Priyanto & Ines Dyanti Saleh dalam judul �Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan PT. Fast Food Indonesia, Tbk� yang menunjukkan bahwa rasio solvabilitas dalam keadaan tidak sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa modal perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor sehingga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvable.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT Mandom Indonesia, Tbk penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan dan menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Berikut kesimpulan dari hasil penelitian: 1) Pada Rasio Likuditas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari current ratio dan quick ratio yaitu : Current Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata-rata rasio sebesar 615,69% dimana kondisi ini menunjukan keadaan sangat sehat dan diatas rata-rata standar industri current ratio, yaitu >150%. Dalam hal ini kenaikan aktiva lancar sebanding dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang bagus yang mengakibatkan hutang jangka pendek pada PT Mandom Indonesia, Tbk dapat direalisasikan secara optimal. Dan Quick Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata-rata rasio sebesar 370,47% mengalami kondisi sangat sehat dimana standar industri quick ratio yaitu >150%. Dalam hal ini kenaikan aktiva lancar dan persediaan sebanding dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang bagus yang mengakibatkan hutang dapat dibayarkan tepat waktu. 2) Pada Rasio Profitabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari return on asset ratio dan return on equity ratio yaitu : Return on Assets Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata�rata rasio sebesar 9,45% menunjukan kondisi sehat, dengan standar rasio yaitu <12%. Hal ini disebabkan total asset yang dimiliki tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan laba yang optimal. Dan Return on Equity Ratio PT. Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata � rata rasio sebesar 11,59% menunjukan kondisi sehat, dengan standar rasio sebesar <12%. Hal ini disebabkan meningkatnya total ekuitas sebanding dengan meningkatnya laba bersih setelah pajak perusahaan. 3) Pada Rasio Solvabilitas PT Mandom Indonesia, Tbk yang terdiri dari Debt to asset ratio dan debt to equity ratio yaitu : Debt to Assets Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata � rata rasio sebesar 19,19% menunjukan kondisi tidak sehat, dimana standar rasio yaitu <200%. Hal ini dikarenakan pertumbuhan hutang yang tidak sebanding dengan pertumbuhan asset setiap tahunnya. Dan Debt to Equity Ratio PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan rata � rata rasio sebesar 23,96%. Menunjukan kondisi tidak sehat, dimana standar rasio yaitu <200%. Hal ini dikarenakan pertumbuhan hutang yang meningkat setiap tahunnya, meskipun total ekuitas perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan namun tidak sebanding dengan pertumbuhan total hutangnya. 4) Kinerja Keuangan PT Mandom Indonesia, Tbk. Berdasarkan rasio likuiditas mengalami keadaan yang sangat sehat, Hal ini disebabkan karena kenaikan aktiva lancar dan persediaan sebanding dengan kenaikan hutang lancar setiap tahunnya sehingga menimbulkan kondisi yang sehat sekali yang mengakibatkan hutang PT Mandom Indonesia, Tbk dapat dibayarkan tepat waktu,rasio profitabilitas mengalami keadaan yang sehat menunjukan bahwa rasio profitabilitas dalam keadaan sehat hal ini dikarenakan perusahaan mampu menghasilkan profit setiap tahunnya. dan rasio solvabilitas mengalami keadaan yang tidak sehat. Hal ini menyebabkan bahwa bahwa modal perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor sehingga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvable.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Amirullah, Haris Budiyono. (2004). Pengantar manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

 

Ass, S. B. (2020). Analisis Rasio Solvabilitas Dan Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Mayora Indah Tbk. Brand Jurnal Ilmiah Manajemen Pemasaran, 2(2), 195�206.

 

Dahlia, R. (2019). Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas dalam Kinerja Keuangan pada PT Adaro Energy.

 

Dewi, Muetia. (2017). Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (Jensi). Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (Jensi), 1(1).

 

Epang, F. V., Manoppo, W. S., & Mangindaan, J. V. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Pada Pt. Bank Bri (Persero), Tbk. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 7(2), 21�29.

 

Hery, S. E. (2015). Analisis kinerja manajemen. Gramedia Widiasarana Indonesia.

 

Irham, Fahmi. (2012). Analisis laporan keuangan. Bandung: Alfabeta.

 

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 

Maith, H. A. (2013). Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(2).

 

Masyita, E., & Harahap, K. K. S. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Kontemporer.

 

Mulyanti, D. (2017). Manajemen Keuangan Perusahaan. AKURAT| Jurnal Ilmiah Akuntansi FE Unibba, 8(2), 62�71.

 

Nur�Rahmah, M., & Komariah, E. (2016). Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen Yang Terdaftar Di BEI (Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK). Jurnal Online Insan Akuntan, 1(1), 43�58.

 

Nurati, A., Burhanudin, B., & Damayanti, R. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pt Mustika Ratu Tbk. Berdasarkan Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Rentabilitas. Jurnal Ilmiah Edunomika, 3(1).

 

Nurazizah, S., Suriana, I., & Rakim, A. A. (2020). Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pt Asuransi Jasa Indonesia (Persero), Pt Asuransi Jasa Raharja (Persero), Dan Pt Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) Periode 2014-2018. Jmap: Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Akuntansi Poltekba, 2(1), 450�459.

Oktrima, B. (2018). Analisa Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Profitabilitas dan Likuiditas Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Jurnal Ekonomi Efektif, 1(1), 261�171.

 

Putranto, A. T. (2018). Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Mayora Indah Tbk Tangerang. Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 1(3).

 

Rakhmawati, A. N. (2017). Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Guna Mengukur Kinerja Keuangan Pt. Vepo Indah Pratama Gresik. E-Journal Akuntansi" Equity", 3(3).

 

Ratningsih. & Alawiyah, T. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Profitabilitas Dan Rasio Aktivitas Pada PT. Bata Tbk. Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi, 3(2), 14�27.

 

Sadi�ah, K., & Anggraeni, D. (2019). Analisa Perbandingan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Pada Tahun 2011-2014. Jurnal Ilmiah Binaniaga, 12(02), 1�16.

 

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.

 

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

 

Copyright holder:

Hesti Sri Maryani, Aria Aji Priyanto (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: