Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei
2022
AKTIVITAS PENGHAMBATAN
XANTIN OKSIDASE HERBA TAPAK LIMAN, BIJI JINTAN HITAM, DAN DAUN TALOK SECARA IN
SILICO DAN IN VITRO
Marybet Tri Retno Handayani 1,2, Esti Mumpuni2, Dian Ratih Laksmitawati2
1 Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia
2 Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Indonesia
�Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat darah di atas normal yang merupakan faktor resiko penyakit gout. Allopurinol digunakan untuk terapi hiperurisemia, namun masyarakat Indonesia menyukai herbak sebagai alternatif terapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas penghambatan xantin oksidase secara in silico dan in vitro pada tanaman herba tapak liman (Elephantopus scaber Linn), biji jintan hitam (Nigella sativa Linn) dan daun talok (Muntingia calabura Linn). Pada pengujian secara in silico, 70 senyawa bioaktif yang berasal dari herba tapak liman, biji jintan hitam dan daun talok diujikan sebagai ligan dan divisualisasikan interaksinya terhadap reseptor pada enzim yang berperan sebagai antihiperurisemia dengan metode Structure based ligand Dari hasil docking diperoleh 15 senyawa uji yang dapat menghambat enzim xantin oksidase kerena memperoleh score docking lebih kecil dari kontrol positif. Kemudian dilakukan penelitian secara in vitro untuk mengetahui aktivitas penghambatan xantin oksidase oleh ekstrak etanol 70% herba tapak liman, biji jintan hitan, dan daun talok, hasil menunjukkan adanya aktivitas penghambatan xantin oksidase masing-masing sebesar 41,08%; 34.92%; dan 31,57%. Tanaman herba tapak liman (Elephantopus scaber Linn), biji jintan hitam (Nigella sativa Linn) dan daun talok (Muntingia calabura Linn) mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sebagai penghambat xantin oksidase pada hiperurisemia.
Kata kunci: Xantin oksidase, docking, Elephantopus scaber, Nigella sativa, Muntingia calabura
Abstract
Hyperuricemia is an increase in blood
uric acid levels above normal which causes gout. There are several herbs that
are often used by people as a treatment, including tapak liman herbs, black
cumin seeds and talok leaves. This study tested the inhibition of xanthine
oxidase activity in silico and in vitro on tapak liman herbs (Elephantopus
scaber Linn), black cumin seeds (Nigella sativa Linn) and talok leaves
(Muntingia calabura Linn). In in silico testing 70 bioactive compounds derived
from tapak liman herbs, black cumin seeds and talok leaves were tested as
ligands and modeled the interaction of compounds on enzymes that act as
antihyperuricemia. From the results of the docking, 15 compounds can inhibit
the xanthine oxidase enzyme because they get a smaller docking score�s than
positive control. Then an in vitro study was conducted, the results showed an
inhibitory activity by 70% ethanol extract of tapak liman herb, black cumin
seeds and talok leaves, each of 41.08%; 34.92%; and 31.57%.
Keywords:
Xantin oksidase,
docking, Elephantopus scaber, Nigella sativa, Muntingia calabura �
Pendahuluan
Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin dalam tubuh. Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan antara pembentukan dan degradasi nukleotida purin serta kemampuan ginjal dalam mengekskresikan asam urat (Widyanto, 2017). Asam urat dalam darah dapat diekskresikan melalui ginjal atau disimpan di tempat penyimpanan, yaitu dalam jaringan terutama jaringan sendi. Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) merupakan faktor utama terjadinya artritis gout (Weaver, 2008). Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme asam nukleat atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penyelidikan bahwa 90% dari asam urat merupakan hasil katabolisme purin oleh enzim guanase dan xantin oksidase (Rina, Eff, Rahayu, & Syachfitri, 2016).
Xantin oksidase adalah enzim yang mengkatalisis metabolisme hipoxantin menjadi xantin dan kemudian xantin menjadi asam urat (Indonesia, 2011). Suatu senyawa atau bahan yang dapat menghambat enzim ini berpotensi sebagai obat anti hiperurisemia seperti allopurinol dan metabolit utamanya oksipurinol (Ngestiningsih & Hadi, 2011).
Masyarakat Indonesia menyukai herbal sebagai alternatif terapi, berdasarkan pengalaman empirik di masyarakat Indonesia, beberapa jenis tanaman obat seperti daun talok (Muntingia calabura), dan biji jintan hitam (Nigella sativa) dapat digunakan untuk menghilangkan gejala inflamasi, serta mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah. Demikian juga biji jintan hitam (Nigella sativa) yang telah terbukti dapat menurunkan kadar IL-67 (Azter, 2009). Pada penelitian lain menunjukkan kandungan senyawa flavonoid pada estrak etanol 70% herba tapak liman (Elephantopus scaber) efektif memberikan penurunan kadar asam urat darah (Nguyen et al., 2004).
Selain itu herba tapak liman secara empiris di masyarakat juga digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik). Kandungan alkaloid dan flavonoid pada tapak liman dapat menghambat pengkristalan asam urat di dalam tubuh (Kabeer, 2014). Beberapa asam fenolat dan flavonoid pada herba tapak liman sudah terisolasi (Venkatachallam, Pattekhan, Divakar, & Kadimi, 2010). Biji jintan hitam digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit asma, batuk, bronchitis, sakit kepala, asam urat, demam, influenza. Ekstrak kering biji jinten hitam, menunjukkan aktivitas antihiperurisemia secara in vivo terhadap mencit putih jantan galur Balb-C yang diinduksi dengan kalium oksonat dosis 250 mg/kgBB. (Suhendi, Nurcahyanti, Muhtadi, & Sutrisna, 2011). Minyak biji jintan hitam dapat digunakan untuk mengkontrol diabetes, hipertensi, kanker, antiinflamasi, gangguan ginjal dan komplikasi pada kardiovaskular. Beberapa senyawa sudah diisolasi dengan aktivitas tersebut (Akram Khan & Afzal, 2016). Pengobatan tradisional oleh rakyat Peru, bunga talok dan kulit pohon talok digunakan sebagai antiseptik dan untuk mengurangi pembengkakan pada ekstremitas bawah, sedangkan daun, baik direbus atau direndam dalam air, digunakan untuk mengurangi ulkus lambung dan pembengkakan kelenjar prostat, dan untuk meredakan sakit kepala dan demam (Moghadamtousi et al., 2015).
Bukti-bukti penelitian di atas menunjukkan potensi ketiga tanaman sebagai terapi penyakit hiperurisemia dan inflamasi. Namun khasiat tersebut belum pernah dikaji secara in silico kandungan senyawa apa yang dapat menghambat xantin oksidase. Molecular docking merupakan suatu teknik penelitian komputasi yang melakukan pendekatan dalam mendesain obat berdasarkan struktur kimianya dengan memprediksi pada tingkat akurasi yang tinggi apakah suatu molekul dapat berikatan secara selektif dengan reseptor dan memberikan gambaran interaksi secara molecular antara enzim dan ligan (Alvita, 2017). Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji in silico pada senyawa yang terdapat dalam tanaman tapak liman, biji jintan hitam dan daun talok melalui kajian molecular docking untuk menentukan senyawa yang memiliki aktivitas antihiperurisemia dan uji secara in vitro untuk menentukan aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase oleh masing-masing ekstrak tanaman uji.
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
aplikasi yang dapat diunduh dengan secara gratis yaitu Protein-Ligand ANT
system (PLANTS), Co-Prendrivelinux-KDE, YASARA dan, ChemSketch. Serta
menggunakan peralatan laboratorium antara lain timbangan analitik, alat-alat
gelas (Pyrex), alat-alat volumetrik, pH meter, kertas saring, spatula, kertas
perkamen, pipa kapiler, , oven, tabung. Laptop Samsung AMD E-300 HD Graphic
1.30 Hz/ 32-bit operating system / 2.00 GB.
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah Kristal
enzim xantin oksidase yang diperoleh dari Protein Data Bank, struktur virtual
senyawa pada herba tapak liman (Elephantopus scaber), biji jintan hitam
(Nigella sativa),� daun talok (Muntingia
calabura), enzim xantin oksidase dalam suspensi ammonium sulfat (X1875),
substrat Xantin (sigma X4002), dimetilsulfoksida (DMSO), dapar fosfat pH 7,5,
natrium hidroksida 1 N, asam klorida 1 N dan etanol 70%,� herba tapak liman (Elephantopus scaber),
dan� biji jinten hitam (Nigella sativa)
dan daun talok (Muntingia calabura) yang�
diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro),
Bogor.
In Silico
Preparasi reseptor.
Struktur komplek protein Xantin Oksidase didapatkan dari
Protein Data Bank (PDB) dari situs http://www.rscb.org/pdb. Dipreparasi kembali dengan program YASARA dan diperoleh
tiga file yaitu protein.mol2, ref_ligand.mol2 dan ligand.mol2.
Preparasi ligan.
Dilakukan preparasi ligan protein, ligan kontrol positif
(Allopurinol), ligan senyawa uji dengan Marvin Sketch. Ligan disimpan sebgagai
ligand_2D.mrv dilakukan Conformational search lalu disimpan hasil pencarian
konformasi sebagai ligand dan tipe file.mol2.
Optimasi protein dan menetapkan
RMSD.
Native ligand yang sudah dipreparasi lalu dioptimasi dengan
struktur kristal protein menggunakan program PLANTS yang dihubungkan program
C0-Pendrivelinux-KDE hingga didapat score. Dipilih score terbaik lalu disimpan
dalam bentuk file mol.2 Dihitung besarnya RSMD pose hasil optimasi dengan
referensi hasil eksperimen atau struktur kristal protein dengan program YASARA.
Docking ligan uji dan pembanding.
Dilakukan docking menggunakan program PLANTS yang
dihubungkan dengan program Co-Pendrivelinux-KDE. Diperoleh besarnya best score
dari ligan pembanding atau kontrol positif dan masing-masing ligan uji yang
nantinya akan dibandingkan dengan nilai best score.
Visualisasi interaksi ligan dan
reseptor.
Membuat file hasil docking dari masing-masing ligan senyawa
uji dengan program YASARA (tipe file.pdb) atau VMD. File hasil docking inilah
yang akan divisualisasi dan diinterpretasi untuk diketahui interaksi-interaksi
yang
In Vitro
Ekstraksi.
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode
ektraksi kinetik. Ditimbang masing-masing sejumlah 500 gram simplisia herba tapak
liman, biji jintan hitam dan daun talok kemudian diekstraksi menggunakan etanol
70%. Pemeriksaan organoleptik meliputi bentuk, bau dan warna. Pengamatan bentuk
dilakukan secara visual dari ekstrak herba tapak liman, biji jintan hitam dan
daun talok, untuk pengamatan warna dilakukan secara visual terhadap ektrak
herba tapak liman, biji jintan hitam dan daun talok yang dikemas dalam botol
bening. Pengamatan bau dari� ekstrak yang
telah disimpan dalam wadah yang sesuai dengan cara membuka tutup botol dan
mencium aromanya.
Skrining fitokimia ekstrak.
Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif dengan
menggunakan metode uji dragendroff,, uji FeCl3, uji Shinoda, uji Salkowski, uji
Keller killiani, dan uji saponin (abbas dkk,2012).
Pembuatan larutan uji.
Ekstrak herba tapak liman, biji jintan hitam dan, daun
talok ditimbang sejumlah 50 mg, kemudian ditambahkan dengan beberapa tetes
dimetilsulfoksida (DMSO) hingga larut, lalu ditambahkan dapar fosfat pH 7,5 ad
5 mL sehingga diperoleh konsentrasi induk 10000 bpj.
Pembuatan
larutan dapar fosfat.
Kalium dihidrogen fosfat 100 mL dicampurkan dengan dikalium
hydrogen fosfat 195 mL. Larutan kalium dihidrogen fosfat 0,05 M dibuat dengan
cara kalium dihidrogen fosfat ditimbang sebanyak 0,6845 g, dilarutkan dalam
akuades sampai dengan 100 mL. disesuaikan pH larutan menjadi 7,5 dengan natrium
hidroksida 0,2 N.
Pembuatan larutan enzim xantin oksidase.
Enzim xantin oksidase dipipet sebanyak 38,5 mikroliter
menggunakan mikropipet kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah
dikalibrasi 1 mL dan ditambahkan larutan dapar fosfat 0,05 M sampai tanda
kalibrasi, sehingga diperoleh larutan enxim xantin oksidase 0,19 U/mL.
Pembuatan larutan substrat xantin.
Sebanyak 15,21 mg xantin ditimbang, kemudian ditambahkna
dengan 5 tetes NaOH 1 N hingga larut, setelah itu diencerkan dengan dapar
fosfat sampai dengan 100 mL.
Pembuatan standar
allopurinol.
Sebanyak 10 mg standar allopurinol ditambahkan 5 tetes NaOH
1 N aduk hingga larut, lalu diencerkan dengan akuades di dalam labu tentukur 10
mL sehingga diperoleh konsentrasi 1000 bpj. Larutan standar Allopurinol
kemudian diencerkan sehingga menjadi 300 bpj.
Uji hambat xantin oksidase
secara in vitro.
Larutan ekstrak uji 300 bpj / Allopurinol 300 bpj
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,5 mL. campuran dengan dapar fosfat
0,005M pH7,5 sebanyak 1,45 mL kemudian ditambah 1 mL larutan substrat xantin
0,4 mM.. Setelah itu dilakukan prainkubasi pada suhu 25o C selama 15 menit,
reaksi dimulai dengan penambahan enzim xantin oksidase 0,19 unit/mL sebanyak
0,05 mL lalu diinkubasi pada suhu 25oC selama 45 menit. Setelah inkubasi,
campurkan segera ditambahkann HCl 1 N sebanyak 0,5 mL untuk menghentikan
reaksinya. Asam urat yang terbentuk diukur serapannya menggunakan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang 291 nm. Pengujian ini dilakukan
sebanyak 3 kali.
Analisa Data
Persentase penghambatan xantin oksidase
dihitung dengan rumus :
% inhibisi = (B-KB) � (S-KS) x 100%�������
����������������������������� (B � KB)
Keterangan :
�B��� :
Serapan Blangko
��������
KB : Serapan Kontrol Blangko
�S��� :
Serapan Sampel
�KS :
Serapan Kontrol Sampel
Kemudian data dianalisis secara statistika deskriptif untuk
menentukan persentase penghambatan terbesar. Bila data rata-rata yang diperoleh
dari data penelitian terbukti homogen dan terdistribusi normal, maka perbedaan
statistik diuji dengan menggunakan uji ANOVA.
Hasil dan Pembahasan
Validasi Metode Docking
Enzim dapat digunakan dalam aplikasi docking apabila
divalidasi akan menghasilkan Root Mean Square Deviation (RMSD). Besarnya nilai
Root Mean Square Deviation (RMSD) menunjukkan keakuratan perhitungan, jika
nilai RMSD >2� ini menunjukkan bahwa penyimpangan dari hasil perhitungan
lebih besar, sedangkan jika nilai RMSD <2� ini menunjukkan bahwa semakin
kecil kesalahan dari hasil perhitungan sehingga dikatakan lebih akurat
perhitungannya. Namun hasil validasi dengan nilai RMSD < 4� masih lazim
digunakan (Ferwadi & Gunawan,
2017). Setelah dilakukan validasi terhadap enzim, maka enzim
yang digunakan ialah enzim xantin oksidase dengan kode PDB: 1FIQ dengan nilai
RSMSD 2,5518 �. Meskipun terdapat enzim xantin oksidase lain dalam PDB yang
juga dapat berperan dalam penyakit hiperurisemia,
Docking Ligan Uji
70 senyawa dari tanaman herba tapak liman (Elephantopus
scaber Linn), biji jintan hitam (Nigella sativa Linn), dan daun talok
(Muntingia calabura Linn) yang diuji secara in silico menggunakan metode
docking molecular. Hasil skor yang diperoleh kemudian dilakukan pemilihan
senyawa representatif aktif dengan nilai ChemPLP lebih kecil (lebih negatif)
dibandingakan dengan Allopurinol sebagai senyawa pembanding.�� Senyawa kandidat aktif sebagai penghambat
enzim xantin oksidase pada herba tapak liman, biji jintan hitam, dan daun talok
ditunjukkan oleh nilai score docking yang lebih kecil (minus) dibandingkan
dengan kontrol positif (allopurinol) pada uji in silico. Menurut hasil docking
diperoleh 15 kandidat senyawa dari herba tapak liman, biji jintan hitam, dan
daun talok yang memilki aktivitas antihiperurisemia dan berpotensi menghambat
reseptor enzim xantin oksidase, diantaranya: senyawa kandidat aktif pada herba
tapak liman adalah Ethyl Caffeate; P-coumaric acid; E-3-(3-ethoxy-4-)
hydrophenyl acrvlic acid;� dan 3 methoxy
4-hydroxy cinnamaldehide, senyawa kandidat aktif pada biji jintan hitam yaitu
Nigellicne dan Octadecenamide, dan senyawa kandidat aktif pada daun talok yaitu
Calaburone, Muntingone, Quercetin, 2�,4�-dihidroxy-3�methoxydihydrochalcone,
Eugenol, Pyridoxine, (-)-3�-Methoxy-2�,4�,β-trihydroxydihydrochalcone, dan
Citronellol.
Tabel 1
Nilai Score Docking Senyawa
Kandidat Aktif Pada Herba Tapak Liman, Biji Jintan Hitam, Dan Daun Talok.
No |
Senyawa
representatif aktif pada herba tapak liman, biji jintan hitam, dan daun talok |
Score docking senyawa
uji |
Score docking allopurinol |
1 |
Callaburone |
-98,5628 |
-78,5289 |
2 |
Nigellicine |
-92,8863 |
|
3 |
E-3-(3-ethoxy-4-hydroxyphenyl) acrvlic
acid |
-92,792 |
|
4 |
Muntingone |
-91,6723 |
|
5 |
Quercetin |
-90,9668 |
|
6 |
Octadecenamide |
-89,6428 |
|
7 |
2�-4�dihydroxy-3�-methoxydihydrochalcone |
-88,6086 |
|
8 |
Ethyl Caffeate |
-86,7475 |
|
9 |
4,2�-dihydroxy-3�-methoxydihydrochalcone |
-85,6869 |
|
10 |
P-coumaric acid |
-84,717 |
|
11 |
(-)-3�-methoxy-2�,4�,β-trihydroxydihydrochalcone |
-82,6329 |
|
12 |
3 methoxy 4-hydroxy cinnamaldehyde |
-81,8345 |
|
13 |
Eugenol |
-81,2257 |
|
14 |
Pyridoxine |
-80,7288 |
|
15 |
Citronellol |
-79,3154 |
�
Visualisasi Senyawa
Kandidat Aktif
Senyawa kandidat aktif sebagai ligan pada reseptor enzim
xantin oksidase secara in silico divisualisasi menggunakan aplikasi VMD.
Aplikasi VMD akan menunjukkan bentuk ikatan dari suatu senyawa dengan
reseptornya secara 3D dan dapat menunjukkan jarak ikatan dari struktur yang
diuji dengan asam aminonya. Dari hasil analisis dapat diketahui asam amino yang
aktif dalam binding site reseptor atau enzim. Terdapat beberapa residu asam
amino pada reseptor yang berdekatan pada senyawa representatif aktif. Residu
asam amino tersebut berpengaruh terhadap inhibisi reseptor enzim xantin
oksidase senyawa respresentatif aktif. Maka hasil elusidasi moda ikatan senyawa
kandidat aktif dengan pembanding didapatkan bahwa asam amino yang berpengaruh
terhadap aktifitas inhibisi enzim xantin oksidase antara lain ALA910, ARG912,
GLN201, GLY913, GLY722, GLY790, GLU802, PHE911, PHE912, PHE798, dan PHE914.
Tabel 2
Visualisasi Kandidat Senyawa Aktif Penghambat Xantin Oksidase Pada
Herba Tapak Liman, Biji Jintan Hitam, Dan Daun Talok Serta Jarak Ikatannya
(Dalam �) Dengan Asam Amino Pada Reseptor
No. |
Visualisasi
Senyawa Kandidat Aktif |
Jenis
Asam Amino |
Jarak
Ikatan (�) |
1 |
Calaburone |
ARG912 PHE911 GLY913 PHE798 GLY933 |
1,51 2 1,8 1,17 1,37 |
2 |
Nigellicne |
GLY913 GLY799 ARG912 PHE912 PHE911 PHE798 |
0,76 1,03 0,51 1,31 1,91 1,47 |
3 |
E-3-(3-Ethoxy-4-hydroxypenyl)
acrvlic acid |
ARG912 GLY913 PHE911 ALA910 |
0,43 1,19 1,96 1,19 |
4 |
Muntingone |
ALA910 GLY913 ARG912 GLY722 |
1,2 1,18 1,11 1,07 |
5 |
Quercetin |
GLN120 ARG912 GLY913 ALA910 GLY799 PHE911 |
1,14 0,84 0,84 1,13 1,57 1,83 |
6 |
Octadecenamide |
GLN201 ARG912 GLY913 PHE914 ALA910 GLU802 GLY799 |
0,95 1,51 0,78 1,93 0,71 1,73 1,51 |
Skrining Fitokimia Ekstrak
Skrining fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak herba
tapak liman, biji jintan hitam dan daun talok merupakan tahapan awal untuk
mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
ekstrak etanol 70% herba tapak liman, biji jintan hitam, dan daun talok. Hasil
pengujian menunjukkan adanya kandungan senyawa alkaloid, �flavonoid, tannin, terpenoid, saponin,
fenolik, dan triterpenoid pada ekstrak herba tapak liman, biji jintan hitam,
dan daun talok.
Tabel 3
Hasil
skrining fitokimia pada ekstrak etanol 70% herba tapak liman, biji jintan
hitam, dan daun talok
Pengujian
Fitokimia |
Ekstrak |
||
Herba
Tapak Liman |
Biji
Jintan Hitam |
Daun Talok |
|
Alkaloid |
+ |
+ |
+ |
Saponin |
+ |
+ |
+ |
Tannin |
+ |
+ |
+ |
Fenolik |
+ |
+ |
+ |
Flavonoid |
+ |
+ |
+ |
Triterpenoid |
+ |
+ |
+ |
Steroid |
- |
+ |
+ |
Glikosida |
+ |
+ |
+ |
Uji Penghambatan Xantin
Oksidase Secara In Vitro
Uji penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase secara in
vitro dilakukan menggunakan proses enzimatis dengan menghitung banyaknya asam
urat yang terbentuk, dan dapat dihitung dalam serapan yang terbentuk dengan
spektrofotometri UV VIS 291 nm. Uji secara in vitro menunjukkan persentase
penghambatan xantin oksidase tertinggi diperoleh ekstrak etanol 70% herba tapak
liman dengan 41,08,%, kemudian ekstrak etanol 70% biji jintan hitam sebesar
34,92% dan ekstrak etanol 70% daun talok sebesar 31,57%. Ekstrak yang digunakan
merupakan crude ekstrak atau ekstrak kasar, sehingga ekstrak yang digunakan
masih mengandung berbagai� macam komponen
senyawa.
Tabel 4
Hasil uji penghambatan
xantin oksidase secara in vitro.
Bahan
Uji |
Rata-rata
% inhibisi (%) � SD (n=3) |
Ekstrak herba tapak liman (300 bpj) |
�� 41,08 � 0.025 |
Ekstrak biji jintan hitam (300 bpj) |
34,92 �
0.05 |
Ekstrak daun talok (300 bpj) |
31,57 �
0.04 |
Allopurinol (300bpj) |
� 37,35 � 0.072 |
Senyawa callaburone memiliki score docking tertinggi,
dengan score tersebut diduga senyawa callaburone dapat berikatan dengan ligan
pada active site sehingga pembentukkan asam urat dapat terhambat. Sedangkan
dalam uji in vitro ekstrak herba tapak liman memperoleh persentase penghambatan
xantin oksidase tertinggi dibandingkan dengan ekstrak biji jintan hitam,
ekstrak daun talok, dan allopurinol. Kandungan senyawa kimia yang terdapat
dalam ekstrak tapak liman yakni 3-methoxy-4 hydroxy cinnamaldehyde ; P-coumaric
acid ; E-3-(3-ethoxy-4-hydroxypenyl) acrylic acid dan Ethyl Caffeate. Hasil
statistik menyebutkan bahwa masing-masing ekstrak mampu menghambat pembentukkan
asam urat dengan nilai sig >1. Hasil ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara aktivitas penghambatan xantin oksidase allopurinol
(kontrol positif) dengan masing-masing ektrak uji (ekstrak etanol 70% herba
tapak liman, biji jintan hitam, dan daun talok). Pada uji lanjut Duncan
menyatakan aktivitas pemnghambatan xantin oksidase oleh ekstrak etanol 70%
herba tapak liman, ekstrak etanol 70% biji jintan hitam, ekstrak etanol 70%
daun talok, dan allopurinol terdapat perbedaan nyata.
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa herba tapak
liman, biji jintan hitam, dan daun talok memiliki senyawa kandidat aktif
sebagai penghambat xantin oksidase secara in silico, dengan senyawa callaburone
sebagai senyawa dengan docking tertinggi. Secara in vitro ekstrak etanol 70%
herba tapak liman, biji jintan hitam dan daun talok masing masing menunjukkan
adanya aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase.
BIBLIOGRAFI
Akram Khan, M., & Afzal, M. (2016). Chemical
Composition Of Nigella Sativa Linn: Part 2 Recent Advances. Inflammopharmacology,
24(2�3), 67�79. Https://Doi.Org/10.1007/S10787-016-0262-7 Google
Scholar
Alvita, Imelda Dian. (2017). Skrining Virtual
Senyawa Inhibitor Enzim A-Amilase Pada Beberapa Tanaman Dengan Aktivitas
Anti-Obesitas (Skripsi). Jakarta: Universitas Pancasila.
Azter, Abdul Arief. (2009). Uji Ekstrak Etanol
Herba Tapak Liman Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan
Yang Diinduksi Kafeina (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah.Google
Scholar
Ferwadi, Susmi, & Gunawan, Rahmat. (2017). Studi
Docking Molekular Senyawa Asam Sinamat Dan Derivatnya Sebagai Inhibitor Protein
1J4X Pada Sel Kanker Serviks Molecular Docking Study Of Cinnamate Acid Compound
And Its Derivatives As Protein 1J4X Inhibitor To Cervical Cancer Cell. Jurnal
Kimia Mulawarman, 14(2), 85�90.Google
Scholar
Indonesia, Kementrian Kesehatan Republik. (2011). Suplemen
II Farmakope Herbal Indonesia. (1st Ed.). Jakarta: Direktorat Jendral Bina
Farmasi Dan Alat Kesehatan.Google
Scholar
Kabeer, Farha Arakkaveettil. (2014). Chem-Comp
Elephantopus Scaber.Pdf. Pharmacologia, 8(Phytopharmacological
Profile Of Elephantopus Scaber).
Moghadamtousi, Soheil Zorofchian, Fadaeinasab, Mehran,
Nikzad, Sonia, Mohan, Gokula, Ali, Hapipah Mohd, & Kadir, Habsah Abdul.
(2015). Annona Muricata (Annonaceae): A Review Of Its Traditional Uses,
Isolated Acetogenins And Biological Activities. International Journal Of
Molecular Sciences, 16(7), 15625�15658.
Https://Doi.Org/10.3390/Ijms160715625 Google
Scholar
Ngestiningsih, Dwi, & Hadi, Suyanto. (2011).
Ekstrak Herbal (Daun Salam, Jintan Hitam, Daun Seledri) Dan Kadar IL-6 Plasma
Penderita Hiperurisemia. Materia Medika Indonesia, 45(2),
113�117.Google
Scholar
Nguyen, Mai Thanh Thi, Awale, Suresh, Tezuka,
Yasuhiro, Tran, Quan Le, Watanabe, Hiroshi, & Kadota, Shigetoshi. (2004).
Xanthine Oxidase Inhibitory Activity Of Vietnamese Medicinal Plants. Biological
& Pharmaceutical Bulletin, 27(9), 1414�1421.
Https://Doi.Org/10.1248/Bpb.27.1414. Google
Scholar
Rina, Aprilita, Eff, Yanti, Rahayu, Sri Teguh, &
Syachfitri, Resta Dwi. (2016). Uji Aktivitas Penghambatan Xantin Oksidase
Secara In-Vitro Glukopiranosida (C20H22O10) Yang Diisolasi Dari Mahkota Dewa
(Phaleria Macrocarpa (Scheff.) Boerl). Pharm Sci Res, 3(1), 1�11.Google
Scholar
Suhendi, Andi, Nurcahyanti, Muhtadi, & Sutrisna,
EM. (2011). Antihyperurisemia Activity Of Water Extract Of Black Seed (Coleus
Ambonicus Lour) In Balb-C Mice And Its Standardization. Majalah Farmasi
Indonesia, 22(2), 77�84. Google
Scholar
Venkatachallam, Suresh Kumar Tiruppur, Pattekhan,
Hajimalang, Divakar, Soundar, & Kadimi, Udaya Sankar. (2010). Chemical
Composition Of Nigella Sativa L. Seed Extracts Obtained By Supercritical Carbon
Dioxide. Journal Of Food Science And Technology, 47(6), 598�605.
Https://Doi.Org/10.1007/S13197-010-0109-Y. Google
Scholar
Weaver, Arthur L. (2008). Epidemiology Of Gout.
75 Suppl 5, S9-12. Https://Doi.Org/10.1038/Nrrheum.2010.78
Widyanto, Fandi Wahyu. (2017). Arthritis Gout Dan
Perkembangannya. Saintika Medika, 10(2), 145�152.Google
Scholar
Akram Khan, M., & Afzal, M. (2016). Chemical
Composition Of Nigella Sativa Linn: Part 2 Recent Advances. Inflammopharmacology,
24(2�3), 67�79. Https://Doi.Org/10.1007/S10787-016-0262-7. Google
Scholar
Alvita, Imelda Dian. (2017). Skrining Virtual
Senyawa Inhibitor Enzim A-Amilase Pada Beberapa Tanaman Dengan Aktivitas
Anti-Obesitas (Skripsi). Jakarta: Universitas Pancasila.
Azter, Abdul Arief. (2009). Uji Ekstrak Etanol
Herba Tapak Liman Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan
Yang Diinduksi Kafeina (Skripsi).
Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Google
Scholar
Ferwadi, Susmi, & Gunawan, Rahmat. (2017). Studi
Docking Molekular Senyawa Asam Sinamat Dan Derivatnya Sebagai Inhibitor Protein
1J4X Pada Sel Kanker Serviks Molecular Docking Study Of Cinnamate Acid Compound
And Its Derivatives As Protein 1J4X Inhibitor To Cervical Cancer Cell. Jurnal
Kimia Mulawarman, 14(2), 85�90.Google
Scholar
Indonesia, Kementrian Kesehatan Republik. (2011). Suplemen
II Farmakope Herbal Indonesia. (1st Ed.). Jakarta: Direktorat Jendral Bina
Farmasi Dan Alat Kesehatan. Google
Scholar
Kabeer, Farha Arakkaveettil. (2014). Chem-Comp
Elephantopus Scaber.Pdf. Pharmacologia, 8(Phytopharmacological
Profile Of Elephantopus Scaber).
Moghadamtousi, Soheil Zorofchian, Fadaeinasab, Mehran,
Nikzad, Sonia, Mohan, Gokula, Ali, Hapipah Mohd, & Kadir, Habsah Abdul.
(2015). Annona Muricata (Annonaceae): A Review Of Its Traditional Uses,
Isolated Acetogenins And Biological Activities. International Journal Of
Molecular Sciences, 16(7), 15625�15658.
Https://Doi.Org/10.3390/Ijms160715625.Google
Scholar
Ngestiningsih, Dwi, & Hadi, Suyanto. (2011).
Ekstrak Herbal (Daun Salam, Jintan Hitam, Daun Seledri) Dan Kadar IL-6 Plasma
Penderita Hiperurisemia. Materia Medika Indonesia, 45(2), 113�117.Google
Scholar
Nguyen, Mai Thanh Thi, Awale, Suresh, Tezuka,
Yasuhiro, Tran, Quan Le, Watanabe, Hiroshi, & Kadota, Shigetoshi. (2004).
Xanthine Oxidase Inhibitory Activity Of Vietnamese Medicinal Plants. Biological
& Pharmaceutical Bulletin, 27(9), 1414�1421. Https://Doi.Org/10.1248/Bpb.27.1414.
Google
Scholar
Rina, Aprilita, Eff, Yanti, Rahayu, Sri Teguh, &
Syachfitri, Resta Dwi. (2016). Uji Aktivitas Penghambatan Xantin Oksidase
Secara In-Vitro Glukopiranosida (C20H22O10) Yang Diisolasi Dari Mahkota Dewa
(Phaleria Macrocarpa (Scheff.) Boerl). Pharm Sci Res, 3(1), 1�11.Google
Scholar
Suhendi, Andi, Nurcahyanti, Muhtadi, & Sutrisna,
EM. (2011). Antihyperurisemia Activity Of Water Extract Of Black Seed (Coleus
Ambonicus Lour) In Balb-C Mice And Its Standardization. Majalah Farmasi
Indonesia, 22(2), 77�84. Google
Scholar
Venkatachallam, Suresh Kumar Tiruppur, Pattekhan,
Hajimalang, Divakar, Soundar, & Kadimi, Udaya Sankar. (2010). Chemical
Composition Of Nigella Sativa L. Seed Extracts Obtained By Supercritical Carbon
Dioxide. Journal Of Food Science And Technology, 47(6), 598�605.
Https://Doi.Org/10.1007/S13197-010-0109-Y. Google
Scholar
Weaver, Arthur L. (2008). Epidemiology Of Gout.
75 Suppl 5, S9-12. Https://Doi.Org/10.1038/Nrrheum.2010.78
Widyanto, Fandi Wahyu. (2017). Arthritis Gout Dan
Perkembangannya. Saintika Medika, 10(2), 145�152. Google Scholar
Copyright holder: Marybet Tri Retno
Handayani, Esti Mumpuni, Dian Ratih Laksmitawati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |