Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 5, Mei 2022
ANALISIS
KEBIJAKAN KURIKULUM BARU DALAM PERSPEKTIF PEDAGOGIK KRITIS: TELAAH KRITIS
KEBIJAKAN PENDIDIKAN INDONESIA
Teni Marliyani, Tatang
Muhtar
Universitas Pendidikan Indonesia �UPI�, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan dasar
kebijakan kurikulum baru. Pedagogik berusaha menjelaskan dan meluruskan
pendapat yang keliru menjadi pemikiran yang realistis. Penelitian ini
menggunakan metode studi literatur (kepustakaan). Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
(1) Mengumpulkan bahan pustaka, (2) Membaca bahan pustaka, (3) Membuat catatan
penelitian, (4) Mengolah catatan penelitian dan (5) Menyimpulkan hasil catatan
penelitian. Hasil penelaahan kurikulum baru terdapat dampak positif dan negatif
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Ada lima catatan penting dari pemikiran
analisis kurikulum (1) Indonesia mengalami neoliberal di dalam pendidikan, (2)
Pendidikan dijajah oleh formalisme agama, (3) Menyebarnya paham fundamental
agama dan ekonomi, (4) Bergerak dari pedagogik tradisional ke pedagogik kritis,
(5) Berperan dalam demokrasi Indonesia.
Kata Kunci: kebijakan; kurikulum baru; perspektif; pedagogik kritis
Abstract
This paper is intended to reveal the basis of the new curriculum policy.
Pedagogics try to explain and correct erroneous opinions, into realistic
thinking. This research uses literature study method (library). This research
belongs to the type of qualitative descriptive research. The stages carried out
in this research are (1) collecting library materials, (2) reading library
materials, (3) making research notes, (4) processing research notes and (5)
summarizing the results of research notes. The results of the study of the new
curriculum have positive and negative impacts faced by the Indonesian people.
There are five important notes from curriculum analysis thinking (1) Indonesia
is experiencing neoliberalism in education, (2) Education is colonized by
religious formalism, (3) The spread of religious and economic fundamentals, (4)
Moves from traditional pedagogy to critical pedagogy, (5 )
Play a role in Indonesian democracy.
Keywords: policy; new curriculum;
perspective; critical pedagogy
Pendahuluan
Kurikulum
menjadi hal yang sangat penting, tanpa adanya kurikulum yang tepat, peserta
didik tidak akan mendapatkan pelajaran yang sesuai, seiring dengan perubahan
zaman kurikulum pun telah mengalami perubahan. Kurikulum berisi
sekumpulan rencana, tujuan dan materi pembelajaran yang menjadi pedoman dalam
mengajar bagi guru supaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kurikulum
merupakan sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam menyelesaikan pendidikan. Dalam menyelesaikan pendidikan peserta didik tidak
selalu berjalan lancar dan mulus, akan tetapi pasti mengalami yang namanya
kegagalan atau tidak dapat menyelesaikan pendidikannya, Pengukuran hasil
belajar siswa yang menunjukkan masih relatif rendah, dan� tidak terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran beberapa tahun terakhir, merupakan salah satu menurunnya kualitas
pendidikan di Indonesia, yang apabila tidak segera ditangani akan berdampak
kurang baik terhadap kualitas pendidikan.
Pemerintah
berusaha untuk mengeluarkan kebijakan dengan merancang kurikulum baru sebagai
usaha untuk memperbaiki pendidikan. Kurikulum baru dirancang sebagai bentuk
penyederhanaan dan perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Alasan pemerintah
mengeluarkan kebijakan kurikulum baru ini untuk menghadapi persaingan global
yang semakin maju, serta kurikulum baru ini dirancang supaya berfokus kepada materi
yang esensial dan tidak terlalu padat, sehingga guru dapat memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan diri.
Kebijakan� kurikulum baru tersebut� dilakukan dari hasil pemikiran, penilaian,
dan tantangan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, yang disesuaikan
dengan keadaan dan situasi perkembangan zaman, yang mengutamakan hasil belajar
siswa secara optimal. Efektivitas kurikulum sangat menguatkan pentingnya
perubahan untuk mengatasi serta memperkecil kesenjangan yang terjadi dalam
dunia pendidikan. Dengan hadirnya kurikulum baru tersebut diusahakan dapat
mengubah kualitas pendidikan yang semakin terpuruk menjadi pendidikan yang
setahap lebih terbuka dan maju.
Dengan diberlakukannya
kurikulum baru ini diharapkan dapat mengubah pendidikan di Indonesia untuk
bergerak menata kembali dunia pendidikan, sebagai kurikulum berbasis proyek,
kurikulum baru ini juga merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi� yang dapat mempersiapkan manusia agar
beriman, produktif, inovatif,� serta
dapat berkontribusi dengan masyarakat luas sesuai dengan peradaban dunia.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode studi literatur (kepustakaan). Penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini
dengan (1) Mengumpulkan bahan pustaka, (2) Membaca bahan pustaka, (3) Membuat
catatan penelitian, (4) Mengolah catatan penelitian dan (5) Menyimpulkan hasil
catatan penelitian.
Hasil dan Pembahasan
1) Kebijakan
Menurut Irfan
Islamy (1999), kebijaksanaan berasal dari kata�Wisdom� tindakan yang
memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih jauh dan mendalam. M.Solly
Lubis (2007), Wisdom dalam arti kebijaksanaan atau kearifan adalah
pertimbangan yang mendalam untuk menjadi dasar (landasan) bagi perumusan
kebijakan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan kebijakan merupakan
pertimbangan yang mendalam atas dasar pemikiran agar menuju ke arah yang lebih
baik. Kebijakan tersebut merupakan keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku
politik dalam rangka memilih cara untuk pencapaian tujuan.
Keban
(2008), kebijaksanaan sebagai suatu keputusan yang memperbolehkan
sebagai pertimbangan kemanusiaan. kebijakan menunjukkan adanya serangkaian
alternatif yang dipilih berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan merupakan keputusan yang
dipertimbangkan berdasarkan prinsip dan kemanusiaan.
Menurut
Carl Friendrich, kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah kepada tujuan
seseorang atau kelompok.� Anderson
(1979), menyatakan kebijakan merupakan� arah tindakan yang mempunyai maksud yang
ditetapkan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan
merupakan tindakan yang memiliki tujuan yang ditetapkan oleh seseorang atau
kelompok dalam mencapai suatu tujuan.
2) Kurikulum Baru
Kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang
berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam jenjang
waktu yang telah ditentukan, sebagai pedoman dalam melaksanakan pendidikan.
Penyusunan seperangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Bagi Sekolah dan Guru, kurikulum baru sudah disiapkan beberapa tahun lalu untuk
diterapkan pada Program Sekolah Penggerak. Aturan mengenai kurikulum baru ini ada dalam
Keputusan Mendikbudristek Nomor 162/M/2021.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution, kurikulum adalah
serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses belajar mengajar. Dr.
Nana Sudjana memberikan pendapat bahwa kurikulum adalah kumpulan niat dan
harapan yang tertuang��� dalam bentuk
program pendidikan yang dilaksanakan oleh guru. Menurut Saylor, Alexander, dan
lewis� kurikulum merupakan semua upaya
yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik dalam belajar
di dalam kelas, di luar kelas. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan kurikulum
merupakan serangkaian perencanaan yang harus dilaksanakan oleh guru untuk
mempengaruhi siswa di dalam kelas, dan di luar kelas.
Kurikulum baru melanjutkan arah pengembangan
sebelumnya, dengan di dasarkan kepada, (1) Pembelajaran yang menyeluruh dan
terintegrasi. (2) Berbasis kompetensi. (3) sesuai lingkungan dan kebutuhan
murid dengan pengembangan karakter. Secara singkat kurikulum baru memiliki
beberapa karakteristik yakni: (1) Pembelajarannya di rancang berbasis proyek
(2) materi esensial seperti membaca dan�
berhitung (3) disesuaikan� dengan
kemampuan murid dan muatan lokal. Dari pendapat tersebut dapat ditarik
kesimpulan kurikulum baru ini merupakan kurikulum yang menyajikan pembelajaran
yang esensial berbasis proyek yang disesuaikan dengan keadaan sosial dan
kearifan lokal.
3) Perspektif
Perspektif secara umum sebuah pandangan terhadap
suatu peristiwa. menurut Kamus Bahasa Indonesia modern, perspektif adalah sudut
pandang manusia dalam memilih opini dan kepercayaan mengenai suatu hal. Martono
(2010), perspektif� adalah
cara pandang yang digunakan oleh manusia ketika melihat suatu fenomena atau
suatu masalah yang sedang terjadi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan perspektif merupakan cara pandang manusia dalam menyikapi suatu
masalah, dilihat dari berbagai kepercayaan yang diyakininya.
Menurut Suhanadji dan Waspada Ts (2004),
perspektif adalah cara pandang atau wawasan untuk melihat dunia dari berbagai
macam segi politik, ekonomi, dan budaya. Menurut Sumaatmadja dan Winardit
(1999), perspektif adalah cara pandang dan cara berperilaku terhadap
suatu masalah atau kejadian atau kegiatan. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa manusia senantiasa akan memiliki pandangan yang berbeda untuk
memahami sesuatu masalah atau kebijakan�
yang kemudian mempengaruhi persepsi kita dan mempengaruhi tindakan dalam
situasi.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapatlah
disimpulkan bahwa perspektif adalah cara pandang manusia� atau wawasan manusia terhadap suatu masalah
dalam menilai� kepercayaan terhadap suatu
kejadian, yang mempengaruhi� tindakan
dalam situasi tertentu untuk mengambil suatu keputusan yang tepat.
4) Pedagogik
Kritis
Pedagogik kritis sudah di gagas oleh Nabi Muhamad
SAW, sebelum kehadiran Ivan Illich dan Paule Freire yang dianggap sebagai
penggagas pedagogik kritis modern, pendidikan merupakan hak semua manusia,
pendidikan harus murah sehingga semua orang dapat merasakan akses pendidikan.
Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan pendidikan merupakan hak semua
orang dan semua orang dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
Pedagogi kritis merupakan alat untuk membangun
kesadaran dan mendorong perubahan sosial. untuk memahami serta mengubah
masyarakat. Pedagogi kritis penting, ketika orang hidup dalam masyarakat. Di
dalam masyarakat semacam itu, banyak orang tak memiliki kesempatan untuk
menentukan hidupnya sendiri, dan ikut mengatur masyarakatnya. Dapat disimpulkan
bahwa pedagogik kritis menanamkan kepada manusia untuk hidup bermasyarakat dan
dapat mengatur hidupnya sendiri sesuai norma atau aturan yang berlaku.
Dari sudut pandang pedagogik kritis, sekolah bukan
hanya tempat untuk menyampaikan pengetahuan dan mengajarkan nilai-nilai
kehidupan. Tetapi tempat untuk mempertanyakan asal pengetahuan, hubungan di
masyarakat dan nilai-nilai yang ada. Pedagogik kritis menjalankan misi
pendidikan yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Paule Freire, bahwa
pendidikan membebaskan dari kebodohan dan memberikan kesadaran kepada
masyarakat dan hubungan sosial. Dapat disimpulkan bahwa pedagogik berusaha
untuk membebaskan masyarakat dari kebodohan untuk lebih memiliki sikap sosial
terhadap pendidikan di masyarakat.
Pedagogik kritis mengajarkan siswa untuk bisa
mengaitkan antara tantangan yang ada di masyarakat dengan tantangan pribadi,
sehingga siswa dapat bertanggung jawab antara pribadi dan sikap sosial yang
tidak dapat terpisahkan.
Ciri khas dari pedagogi kritis, tidak membatasi
kebebasan di dalam masyarakat, serta memperjuangkan kepentingan kaum muda untuk
menjadi pendorong perubahan sosial, berpikir kritis di dalam menyingkapi
keadaan masyarakat, termasuk hubungan sosial agar dapat memperkaya sistem
pendidikan yang sudah ada. Tujuan dari pedagogik kritis adalah membantu peserta
didik untuk menjalani hidup yang bermakna dan menciptakan kebaikan bersama
(common good).
5)
Analisis Kebijakan Kurikulum Baru Dalam
Perspektif Pedagogik Kritis
Dengan
adanya Kurikulum baru ini diharapkan mampu memulihkan kembali pembelajaran agar
tidak terjadi learning loss atau kehilangan pembelajaran di masa pandemi.
Kurikulum baru ini diharapkan dapat menghadirkan reformasi bagi dunia
pendidikan yang membelenggu kebebasan pendidikan dan pembelajaran, dengan
memberikan ruang lebih banyak bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
Dalam
pedagogik kritis kurikulum baru bisa menjadi peluang untuk menata kembali
sekolah sebagai tempat yang demokrasi, dapat menata ulang kurikulum dengan
memberdayakan teknologi informasi seiring dengan pertumbuhan karakter peserta
didik, memberikan kemerdekaan belajar kepada peserta didik seluas-luasnya dalam
memanfaatkan teknologi� membuat produk
karya teknologi, hal ini selaras dengan karakteristik Kurikulum merdeka yaitu
pembelajaran berbasis proyek.
Dari
sudut pandang pedagogik kritis peserta didik harus memiliki kemampuan
berkomunikasi kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan
sekitarnya, memahami dan menyampaikan pesan, mengekspresikan perasaan dan
gagasan, berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi secara santun. Dengan hadirnya
kurikulum baru mengajarkan peserta didik peka terhadap keadaan
lingkungan sekitar, dan upaya untuk terlibat aktif di dalam perubahan sosial,
menjadi bagian dari proses pembentukan identitas.
Pedagogik
kritis mendukung kurikulum baru untuk memberikan sekolah dan guru pelatihan
dalam berbagai tingkatan, pelatihan dasar yang berfokus pada modifikasi,
pelatihan sedang dengan pengembangan yang melibatkan warga sekolah secara
terbatas, serta pelatihan tinggi dengan pengembangan yang melibatkan warga
sekolah secara luas yang memberikan kebebasan bagi sekolah dengan ditetapkannya
tujuan belajar per fase dan jam pelajaran yang ditetapkan per tahun sehingga
sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum pembelajarannya (Kemendikbud,
2021).
Dampak
positif dari kurikulum baru ini sebagai pelengkap dari kekurangan yang ada pada
kurikulum sebelumnya, dan menelaah apa saja yang menjadi kendala dalam
kurikulum sebelumnya, serta dipersiapkan untuk menghadapi tantangan di masa
depan� disesuaikan dengan perubahan
zaman, Dampak negatif dari kurikulum baru ini di awal penerapan tidak
tercapainya target kurikulum hal ini dikarenakan di awal penerapan kurikulum
baru baik kepala sekolah maupun guru tidak sepenuhnya menguasai kurikulum baru,
setiap sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menerapkan kurikulum
baru ini karena sekolah belum merata dalam menerima bantuan sarana dan
prasarana, sosialisasi penerapan kurikulum baru ini membutuhkan waktu yang
cukup lama.
Ada lima
catatan penting dari analisis dan penelaahan kurikulum : (1)� Indonesia mengalami neolliberal di dalam
pendidikan. Jadi pendidikan yang dimaksud tidak lagi bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi menjadi ajang lahan bisnis dan menyuplai
tenaga kerja, sehingga ijazah merupakan hal yang mudah untuk di dapatkan. (2)
pendidikan dijajah oleh formalisme agama ini jelas bertentangan dengan
cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena akan
dijumpai manusia yang� berpikiran tertutup,
dan fanatik serta tidak memiliki jiwa toleransi terhadap sesama manusia. Jika
tidak ditanggapi secara kritis, pola pendidikan semacam ini justru
menghancurkan mental dan pola pikir para peserta didik. (3) Menyebarnya paham
fundamentalisme agama dan fundamentalisme ekonomi di dalam pendidikan di mana
menjadikan agama dan ekonomi sebagai elemen penting dan atas dasar keyakinan
yang dianutnya.(4) bergerak dari pedagogik tradisional ke pedagogik kritis.
pedagogik tradisional bersifat obyektif, tunduk kepada perintah, tetapi
pedagogik kritis bersifat pro demokrasi, memproduksi dan kritik dan harapan
dijadikan pegangan. (5) Pedagogik kritis juga bisa berperan besar di dalam
pengembangan demokrasi di Indonesia, Masyarakat bebas menyampaikan inspirasi
atau usulan dan pendapatnya selama tidak menyimpang dari norma hukum dan agama.
Kesimpulan
Kurikulum baru
selaras degan pedagogik kritis yang memberikan kebebasan merdeka belajar kepada
peserta didik. pedagogik kritis jelas amat dibutuhkan, karena dengan wawasan
yang luas serta kepekaan moral menuntut pada tindakan nyata yang membawa
perubahan sosial ke arah yang lebih baik, di mana setiap siswa bisa hidup
secara bersama. Pedagogik kritis memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan keleluasaan, kebebasan dalam belajar sehingga siswa dapat
mengekpresikan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya.
Pedagogik kritis
memetakan hubungan yang mendorong siswa untuk memiliki perubahan sosial ke arah
lebih terbuka, Dengan melihat keadaan Indonesia, serta beberapa ide dasar dari
pedagogi kritis, maka dapatlah disimpulkan, bahwa pedagogi kritis amat cocok
diterapkan di Indonesia.
Dido, Wendi. (2020). Kajian Implementasi Kurikulum
2013 Ditinjau dari Kompetensi Pedagogik dan Penguasaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Guru SD Negeri 006 Bengkong Kota Batam. Pedagogi: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 20(2).
Hasan, Dkk. (2015). Kebijakan dan
Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Khofiatun, Dkk. (2016). Peran kompetensi
pedagogik guru dalam pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(5), 984�988.
Retrieved from www.journal.um.ac.id
Langeveld, M. .. (1980). Pedagogik
Teoritis dan Sistematis. Bandung: Jemmars.
Malik, A. (2014). Kompetensi pedagogis
guru dalam konteks implementasi Kurikulum. Retrieved from
http://repository.ut.ac.id/4705/1/2014-dn-001
Melianasari, Dewi. (2015). Layanan
bimbingan kelompok teknik modeling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Jurnal
Pedagogia, 2(2), 1�6.
Melianasari, Herlini. (2015). Kompetensi
pedagogik guru dalam implementasi Kurikulum 2013 SD se-Kecamatan Kasihan Bantul
Yogyakarta. Jurnal PGSD Indonesia, 1(4), 1�7.
Moleong. (2005). In-depth Interview
Wawancara Mendalam. https://qmc.binus.ac.id.
Munir. (2010). Pendidikan Karakter
Menbangun Karakter Anak Sejak dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogi.
Nurhamidah, I. (2018). Problematika
kompetensi pedagogi guru terhadap karakteristik peserta didik. Jurnal Teori
Dan Praksis Pembelajaran IPS, 3(1), 27�38.
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan penilaian
pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 20(2),
166�178.
Setyowati, Siswandini, & Octoria, D.
(2014). Analisis kompetensi pedagogik guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013
mata pelajaran produktif kelompok keahlian Akuntansi di SMK Negeri 6 Surakarta
(pp. 312�322). pp. 312�322. Jupe UNS.
Watimena, Reza, A. .. (2018). Pedagogi
Kritis: Pemikiran Henry Giroux Tentang Pendidikan Dan relevansinya untuk
Indonesia. Jurnal Filsafat.
Winingsih, Lucia H. (2016). Peran
Pemerintah Daerah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1(1), 37�57.
Zulkifli. (2022). Kajian Akademik,
Kurikulum untuk pemulihan Pembelajaran. Pusat kurikulum dan pembelajaran.
Badan standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Copyright holder: Teni Marliyani, Tatang Muhtar (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |