Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 5, Mei 2022
PENGARUH PAPARAN MEDIA DAN
NORMA SUBYEKTIF TERHADAP NIAT PEMBELIAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN
Ferry
Firdaus
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh paparan media dan norma subyektif konsumen terhadap niat pembelian
produk ramah lingkungan konsumen di wilayah
Malang Raya. Penelitian dilakukan
dengan menyebarkan kuisener secara online dan diperoleh 263 responden yang mengisi dan mengirimkan kuisener responden tersebut.� Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan media tidak berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian produk ramah lingkungan,
sedangkan norma subyektif berpengaruh secara signifikan terhadap niat pembelian
produk ramah lingkungan.
Kata Kunci: paparan media; norma
subyektif; niat pembelian produk ramah lingkungan
Abstract
This study aims to see the effect of media exposure and consumer
subjective norms on the purchase intention of consumers' environmentally
friendly products in the area of Malang Raya. The research was conducted by
distributing online questionnaires and obtained 263 respondents who filled out
and sent the respondent's questionnaire. The results showed that media exposure
had no significant effect on the purchase intention of environmentally friendly
products, while subjective norms had a significant effect on the purchase
intention of environmentally friendly products.
Keywords: media exposure;
subjective norms; purchase intention of environmentally friendly products
Pendahuluan
Permasalahan lingkungan
dalam kehidupan manusia semakin hari semakin menjadi
perhatian. Pemanasan
global, krisis energi hingga pencemaran lingkungan mendasari banyak perusahaan menjadi lebih concern terhadap isu lingkungan
dengan mulai memproduksi produk ramah lingkungan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan informasi pasar telah meningkatkan daya beli dan pengetahuan konsumsi (Mishal, Dubey, Gupta, & Luo, 2017).
Misalnya, konsumen dapat memperoleh berbagai informasi produk karena perkembangan
teknologi digital dan internet. Produsen
pada akhirnya akan beralih ke sumber
daya dan pengelolaan limbah yang lebih baik karena permintaan
pelanggan dan kelangkaan sumber daya. Oleh karena itu, perusahaan
juga menunjukkan kepedulian
terhadap tanggung jawab bersama konsumen
terhadap lingkungan yang semakin nyata (Lin & Niu, 2018).
Untuk menangkap
pasar produk ramah lingkungan, ada batasan potensial dari tiga pelaku
komunitas: pengusaha, konsumen dan pemerintah. Sikap bisnis yang berorientasi pada keuntungan yang
lebih baik daripada pesaingnya adalah hambatan besar untuk menjadi
ramah lingkungan sementara perhatian perusahaan berfokus pada menghasilkan keuntungan daripada memaksimalkan nilai sosial. Kepedulian
produsen terhadap lingkungan diwujudkan dengan melakukan produksi yang berasaskan terhadap kegiatan ramah lingkungan, seperti menggunakan bahan baku ramah
lingkungan, menggunakan bahan baku hasil
daur ulang atau melakukan proses produksi yang berbasis pada prinsip-prinsip lingkungan.
Di sisi
lain, juga perlu diketahui apa yang mendorong perilaku pembelian produk yang ramah lingkungan, dengan memahami perspektif konsumen terhadap produk ramah lingkungan.
Penelitian (Welsch & K�hling, 2009)
memahami faktor penentu pembelian produk ramah lingkungan
juga dapat membantu menghilangkan hambatan dalam konsumsi ramah lingkungan. Konsumen juga dituntut untuk semakin meningkatkan
peran terhadap pemahaman sikap, keyakinan dan perilaku dalam kaitannya dengan isu-isu ekologi dan produk yang ramah lingkungan.� Dalam beberapa penelitian, peran media diyakini dapat dapat secara
signifikan mempengaruhi kepedulian ekologis konsumen (Rios, Martinez, Moreno, & Soriano, 2006);
(Trivedi, Patel, & Acharya, 2018).
Media dapat memainkan peran penting dengan
menyampaikan informasi yang
relevan, sehingga memperkuat kepedulian konsumen dalam membentuk sikap lingkungan jangka panjang.
Media tidak
hanya mempengaruhi orang tentang apa yang harus dipikirkan, tetapi juga mengarahkan pemikiran mereka tentang orang, objek, atau masalah tertentu.
Peran media akan berpengaruh
besar dalam kaitannya dengan pemasaran produk ramah lingkungan serta isu yang berkaitan lingkungan seperti penggunaan bahan bakar fosil
yang berlebihan yang dapat mengakibatkan pemanasan global.
Media sering memainkan peran penting dalam
menyampaikan informasi penting kepada konsumen sehingga dapat mempengaruhi kepedulian ekologi kolektif mereka (Yu, Ramanathan, & Nath, 2017).
Penelitian yang dilakukan
oleh (Fouad, Chang, & Huang, 2021)
terhadap kalangan pemuda di
Taiwan menunjukkan bahwa konsumen dapat dipengaruhi oleh media berwawasan
hijau untuk memiliki kepercayaan lebih terhadap produk ramah lingkungan,
yang pada kemudian secara positif dapat mempengaruhi
sikap terhadap lingkungan.� Berdasarkan survei yang dilakukan oleh (Lee & Cho, 2020)
menunjukkan bahwa paparan dan perhatian media memiliki efek berbeda
pada niat perilaku konsumen pro-lingkungan.
Pengaruh sosial
dapat dijelaskan sebagai keadaan di mana seseorang memenuhi harapan orang lain atau menganggap informasi yang diperoleh dari orang lain sebagai tanda realitas
Konsumen sangat dipengaruhi
oleh pengaruh normatif dan konteks kehidupan mereka. Keyakinan individu bahwa perilaku tertentu berkontribusi terhadap lingkungan, terkait dengan keyakinan bahwa orang lain yang mereka anggap penting juga memiliki keyakinan ini (Kim & Seock, 2019).
(Fishbein & Ajzen, 1977)
dan (Ajzen, 1991),
menjelaskan bahwa norma subyektif sebagai persepsi individu bahwa kebanyakan orang yang penting baginya harus (atau tidak seharusnya)
melakukan perilaku tertentu". Teori norma subyektif ini memainkan peran
penting dalam membentuk niat perilaku, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku yang sebenarnya beberapa peneliti mengakui bahwa konsep norma
sosial merupakan komponen kunci dari motivasi dan perilaku dan sebagai faktor penting untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku seseorang (Reynolds, Suba�ić, & Tindall, 2015).
Penelitian yang dilakukan
oleh (Wansink, Soman, & Herbst, 2017)
menunjukkan bahwa norma sosial secara
signifikan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan. (Gupta & Ogden, 2009)
menemukan bahwa sebagian besar konsumen produk ramah lingkungan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap orang lain, dan mereka berharap bahwa mereka akan terlibat
dalam perilaku ramah lingkungan. Sehingga, konsumen yang sering membeli produk ramah lingkungan
akan� sering membeli produk ramah lingkungan
untuk menunjukkan kepedulian ekologis mereka kepada masyarakat
(Joshi & Rahman, 2016).
Dalam banyak penelitian, kelompok sosial dan norma subjektif atau sosial ditemukan memiliki korelasi positif dengan niat beli dan pembelian
aktual produk ramah lingkungan dan produk etis lainnya
(Belgiawan, Schm�cker, Abou-Zeid, Walker, & Fujii, 2017);
(Kim & Seock, 2019).
Niat beli
mengacu pada prioritas portofolio produk untuk konsumen ketika mereka berada
pada tahap melakukan evaluasi pembelian, karena prioritas tersebut mengungkapkan niat konsumen untuk
membeli produk tertentu. Niat pembelian pertama kali dikemukakan oleh (Fishbein & Ajzen,
1977).
Beberapa ahli mendefinisikan bahwa niat pembelian adalah kemungkinan kesediaan untuk mempertimbangkan pembelian suatu produk untuk
pembeli. Ketika konsumen secara subjektif merencanakan untuk membeli sesuatu, niat beli mereka
dipengaruhi oleh faktor komoditas objektif seperti nilai, karakteristik, dan kualitas. Sementara itu, keinginan untuk mempertimbangkan untuk membeli produk tersebut meningkat (Petrick & Backman, 2002).
Niat pembelian juga didefinisikan sebagai kecenderungan tindakan seseorang terhadap pemilihan komoditas (Bagozzi & Burnkrant, 1979).
Kelanjutan dari
niat beli merupakan langkah dalam proses keputusan pembelian, dan transisi dari niat beli
ke perilaku pembelian yang sebenarnya. Ketika
tindakan tersebut menunjuk ke produk
tertentu, perilaku pembelian praktis akan terjadi. Misalnya,
konsumen yang berniat membeli produk ramah lingkungan bertujuan untuk menyatakan komitmen dan dukungannya terhadap lingkungan (Haryanto & Budiman, 2014).
Studi yang dilakukan oleh (Khan & Mohsin, 2017)
mengungkapkan bahwa konsumen yang peduli lingkungan cenderung mengidentifikasikan diri dengan perilaku perlindungan lingkungan dan oleh karena itu memiliki
niat untuk membeli produk ramah lingkungan. Pengamatan perilaku pembelian individu mengungkapkan bahwa niat pembelian dipengaruhi oleh sikap konsumen. (Wansink et al., 2017)
mencatat bahwa sikap individu, norma subjektif, dan kontrol perilaku secara signifikan mempengaruhi niat seseorang untuk membeli produk ramah lingkungan. Studi lain mengusulkan bahwa sikap adalah
salah satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku dan berfungsi sebagai indeks terbaik untuk memprediksi
perilaku (Rana & Paul, 2017).
Berdasarkan uraian
pendahuluan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari paparan media dan norma subyektif terhadap niat pembelian
produk ramah lingkungan.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan
dengan melibatkan 263 responden yang mengisi kuisener secara online. Penelitian dilakukan di daerah Malang Raya, yang terdiri dari Kota Malang, Kabupaten
Malang dan Kota Batu. Sampel dalam
penelitian ini didistribusikan 73% dari Kota Malang,
24,7% dari Kabupaten Malang
dan sisanya dari Kota Batu.
Sebanyak 56,3% pria dan
40,7% wanita berpartisipasi
dalam survei ini dengan rentang
usia tertinggi adalah 17-25 tahun. 74,1% responden memiliki pendidikan sarjana dan dengan penghasilan kurang dari Rp 2.500.000.� Metode analisis data dilakukan dengan analisis linier berganda dengan menggunakan software SPSS.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini telah melewati
uji validitas dan reliabilitas.
Hasil dari uji validitas dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 1
Uji Validitas
No |
Indikator |
Person
Correlation |
Sig |
1 |
X1.1 |
.875** |
0.000 |
2 |
X1.2 |
.875** |
0.000 |
3 |
X1.3 |
.837** |
0.000 |
4 |
X2.1 |
.642** |
0.000 |
5 |
X2.2 |
.818** |
0.000 |
6 |
X2.3 |
.799** |
0.000 |
7 |
X2.4 |
.775** |
0.000 |
8 |
Y1 |
.786** |
0.000 |
9 |
Y2 |
.814** |
0.000 |
10 |
Y3 |
.700** |
0.000 |
11 |
Y4 |
.588** |
0.000 |
12 |
Y5 |
.752** |
0.000 |
������������������������������������� Sumber: Data yang diolah (2022)
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa variabel
X1 (paparan media) yang terdiri
atas X1.1, X1.2, X1.3 memiliki
nilai r hitung > r tabel yakni 0,1215. Selain itu X2 (norma subyektif) yang terdiri dari X2.1, X2.2, X2.3 dan
X2.4 memiliki nilai r hitung > r tabel yakni 0,1215 dan yang terakhir variabel Y (niat pembelian produk ramah lingkungan) yang terdiri dari Y1, Y2, Y3, Y4 dan
Y5 memiliki nilai r hitung > r tabel yakni 0,1215 jadi dapat dikatakan semua indicator dalam variabel di penelitian ini valid.
Tabel 2
Uji Reliabilitas
No |
Variabel |
Cronbach Alpha |
1 |
Paparan Media |
0,825 |
2 |
Norma Subyektif |
0,753 |
3 |
Niat Pembelian |
0,764 |
�������������������������������� Sumber: Data yang diolah (2022)
Dari hasil uji reliabilitas semua variabel dalam penelitian ini menunjukkan nilai alpha Cronbach > 0,6 yakni
X1 (paparan media)� sebesar 0,825; X2 (norma
subyektif) sebesar 0,753
dan Y sebesar 0,764 sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua variabel
penelitian ini reliabel atau dapat
dihandalkan.
Tabel 3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
Unstandardized Residual |
||
N |
261 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
216.226.883 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.054 |
Positive |
.054 |
|
Negative |
-.052 |
|
Test Statistic |
.054 |
|
Asymp. Sig.
(2-tailed) |
.059c |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance Correction. |
���������������������������������
��������������������������������� Sumber: Data yang diolah (2022)
Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan
hasil bahwa signifikansi dalam penelitian ini yakni 0,59 lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa uji test normalitas pada penelitian ini adalah terdistribusi normal.
Tabel 4
������ Hasil
Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std.
Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
9.789 |
.878 |
|
11.144 |
.000 |
|
|
Paparan
Media |
.080 |
.063 |
.070 |
1.272 |
.204 |
.812 |
1.232 |
|
Norma Subyektif |
.583 |
.056 |
.572 |
10.393 |
.000 |
.812 |
1.232 |
|
a.
Dependent Variable: Y |
���� Sumber: Data yang diolah (2022)
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diatas, dapat dilihat
bahwa variabel bebas menunjukkan bahwa nilai VIF menunjukkan 1.232 dimana nilai tersebut < 10. Maka dapat disimpulkan
variabel X1 (paparan media) dan X2 (norma subyektif)� bebas dari multikolinearitas.
Tabel 5
Hasil Uji Heterokedasitas
(Uji Glejser)
Coefficientsa |
||||||
Model |
|
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
|
Beta |
|
|
|||
1 |
(Constant) |
2,006 |
0,579 |
|
3,467 |
0,001 |
|
Paparan Media |
-0,062 |
0,041 |
-0,103 |
-1,499 |
0,135 |
|
Norma Subyektif |
0,022 |
0,037 |
0,041 |
0,594 |
0,553 |
a. Dependent Variable: RES2 |
����������������
Sumber: Data yang diolah
(2022)
Dari hasil uji heterokedasitas menggunakan uji glejser hasil signifikansi dari variabel X1 (paparan media) 0,135 diatas
nilai standar signifikansi sebesar 0,05 sehinga bisa disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heterokedasitas dalam variabel ini. Begitu
juga dengan variabel X2 (norma subyektif) sebesar 0,553 yang diatas nilai standar signifikansi
sebesar 0,05 sehinga bisa disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedasitas dalam variabel ini.
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R
Square |
Std. Error of
the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.605a |
.366 |
.361 |
2.171 |
1.854 |
a.
Predictors: (Constant), X2, X1 |
|||||
b.
Dependent Variable: Y |
������ Sumber: Data yang diolah (2022)
Berdasarkan Tabel 6, hasil uji autokorelasi didapatkan nilai Durbin Watson senilai
1,854, dibandingkan dnegan nilai tabel signifikansi
sebesar 5% dengan jumlah sampel 261 dan jumlah variabel independen 2 (K=2) = 2,261, sehingga
didapatkan hasil dU dari tabel
r =1,215 dan diketahui nilai
Durbin Watson lebih besar dari batas dU=1,8201
dan kurang dari (4-dU)= 4-1,820=2,180 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorekasi.
Tabel 7
Hasil Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
702.954 |
2 |
351.477 |
74.597 |
.000b |
Residual |
1215.606 |
258 |
4.712 |
|
|
|
Total |
1918.559 |
260 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Y |
||||||
b. Predictors: (Constant), X2, X1 |
��� Sumber: Data yang diolah (2022)
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa signifikansi
2 variabel yakni X1 dan X2
(norma subyektif) adalah 0,000 dibawah 0,05 maka disimpulkan bahwa variabel X1 (paparan media) dan X2 (norma
subyektif)� memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel Y (niat pembelian produk ramah lingkungan).
Tabel 8
Hasil Uji T
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
9.789 |
.878 |
|
11.144 |
.000 |
Paparan
Media (X1) |
.080 |
.063 |
.070 |
1.272 |
.204 |
|
Norma Sosial (X2) |
.583 |
.056 |
.572 |
10.393 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Y |
�� Sumber: Data yang diolah (2022)
Dari data diatas dapat dilihat
bahwa setelah uji t dilakukan, X1 (paparan media)
memiliki signifikansi 0,204
yang dimana itu > 0,000 jadi variabel X1 (paparan media) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y (niat pembelian produk ramah lingkungan)
sedangkan X2 (norma subyektif) dimana memiliki signifikansi 0,000 <
0,005 maka disimpulkan X2 (norma subyektif)� memiliki
pengaruh secara langsung dan signifikan terhadap variabel dependen Y(niat pembelian produk ramah lingkungan).
Tabel 9
Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R
Square |
Std. Error
of the Estimate |
1 |
.605a |
.366 |
.361 |
2.171 |
a. Predictors: (Constant), X2,
X1 |
||||
b. Dependent Variable: Y |
������������������������� Sumber:
Data yang diolah (2022)
Data diatas
menunjukkan nilai r sebesar 0,605 yang berarti bahwa X1 (paparan media)
dan X2 memiliki pengaruh terhadap Y (niat pembelian produk ramah lingkungan)� sebesar
60,5% dan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain diluar penelitian. Dan kekuatan variabel X1 (paparan media)
dan X2 (norma subyektif) dalam mempengaruhi variabel Y (niat pembelian produk ramah lingkungan)� sebesar
0,366.
Tabel 10
Hasil Uji Regresi
Linier Berganda
Model |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
|
11.144 |
.000 |
X1 |
.070 |
1.272 |
.204 |
|
X2 |
.572 |
10.393 |
.000 |
����������������������������������� Sumber: Data yang diolah (2022)
Berdasarkan� Tabel� 10 di� atas� nampak �bahwa� variabel niat pembelian produk ramah lingkungan
dipengaruhi�
oleh� dua� variabel� yang� digunakan� dalam� penelitian� yaitu paparan media
dan norma subyektif yang
dapat dirumuskan dalam persamaan seperti berikut ini:
Y= 0,70 X1 +0,572 X2
Keterangan:
Y= niat
pembelian produk ramah lingkungan
X1 = paparan media
X2 = norma subyektif
Angka-angka yang digunakan
untuk merumuskan persamaan regresi adalah angka-angka pada kolom standardized
coefficient (Beta) karena angka-angka
ini menunjukkan hasil yang telah distandartkan dari bentuk satuan yang tidak sama dari
variabel-variabel independent dan dependent. Penelitian ini menggunakan regresi dengan standardized variable adalah
untuk mendapatkan koefisien yang memiliki basis
unit yang sama, sehingga (dalam multiple regression) kita
dapat membandingkan secara langsung antar variabel indenpenden, dalam pengaruhnya masing-masing terhadap
variabel dependen. Variabel dependen mana yang berpengaruh lebih besar terhadap variabel dependen dapat dilihat dari
besar kecilnya
masing-masing koefisien (beta) regressor. Regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi� variabel� terikat.
Dari hasil penelitian
di atas menjukkan bahwa paparan media (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian kembali produk ramah lingkungan (Y).� Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Jan, Ji, & Yeo, 2019);
(Holbert, Kwak, & Shah, 2003)
yang menyatakan bahwa paparan media dan konten media eksklusif tentang lingkungan dapat memiliki pengaruh positif terhadap sikap lingkungan konsumen. Penelitian dari Khertepal dan Singh (2020) menunjukkan bahwa media merupakan salah satu faktor signifikan yang memengaruhi niat beli terhadap produk
ramah lingkungan melalui peran mediasi
sikap. Penggunaan media sosial dan pengaruh interpersonal
online memiliki hubungan positif yang signifikan dengan niat pembelian
hijau (Pop, Săplăcan, & Alt, 2020).
Media sosial menjadi� anteseden
niat beli kosmetik hijau.
Penjelasan yang lebih lengkap mengapa
dalam penelitian ini paparan media tidak berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian produk ramah lingkungan
dapat dijelaskan sebagaimana hasil penelitian dari (Luo, Sun, Shen, & Xia, 2020).
Dalam penelitiannya mereka membuat pemodelan persamaan struktural pada data yang dikumpulkan
dari survei online di Sina Weibo, penelitian ini menemukan bahwa
skeptisisme iklan ramah lingkungan di media sosial secara negatif
mempengaruhi niat pembelian hijau melalui mediasi utilitas informasi yang dirasakan..
Temuan ini menunjukkan bahwa iklan hijau yang jujur dan disesuaikan dengan konsumen sangat penting untuk pemasaran
produk ramah lingkungan.
Pada penelitian yang dilakukan, norma sosial menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian
produk ramah lingkungan.� Hasil penilitian ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan
oleh Azjen (1991), yang menyatakan
bahwa norma sosial berpengaruh secara langsung terhadap perilaku pembelian.� Penelitian yang dilakuan oleh (Ham, Jeger, & Frajman Ivković, 2015);
(Maichum, Parichatnon, & Peng, 2016)
serta (Lin & Niu, 2018)
juga mendapatkan hasil bahwa norma sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian produk lingkungan. Ketika konsumen mempunyai respon positif terhadap satu produk
ramah lingkungan, maka konsumen tersebut
berusaha untuk membeli produk tersebut.� Menurut (Ajzen, 1991)
konsumen yang mempunyai keyakinan bahwa kebanyakan referent akan menyetujui dirinya menampilkan perilaku membeli, maka akan
melakukan perilaku pembelian terhadap produk ramah lingkungan
tersebut.� Sehingga variable norma subyektif dalam penelitian ini menjadi bagian yang sangat penting untuk mengembangkan
pemasaran produk ramah lingkungan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analis data serta pengujian hipotesis yang dilakukan, telah dilakukan, paparan media tidak berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian produk lingkungan, sedangkan norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian produk ramah lingkungan
pada konsumen di wilayah Malang Raya. Sebagai implikasi dari penelitian ini adalah perlunya
membangun pola komunikasi media yang lebih tepat dan spesifik dalam meningkatkan konsumsi produk ramah lingkungan, serta meningkatkan peran serta masyarakat
khususnya tokoh mempunyai pengaruh terhadap masyarakat sekitarnya untuk memberikan contoh perilaku konsumsi produk ramah lingkungan
agar menjadi panutan konsumen di sekitarnya. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan terkait dengan area penelitian yang hanya wilayah Malang Raya saja, sehingga kedepannya penelitian ini dapat diperluas di wilayah lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih besar.� Selain itu penulis
menyarankan untuk penelitian ke depan
pada variable paparan media agar lebih
dispesifikkan jenis dan isi medianya agar bisa lebih terlihat
pengaruh paparan media terhadap niat pembelian
Kembali.
Ajzen, Icek. (1991). The theory of planned behavior. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179�211. Google Scholar
Bagozzi, Richard P., & Burnkrant,
Robert E. (1979). Attitude organization and the attitude�behavior relationship.
Journal of Personality and Social Psychology, 37(6), 913. Google Scholar
Belgiawan, Prawira Fajarindra, Schm�cker,
Jan Dirk, Abou-Zeid, Maya, Walker, Joan, & Fujii, Satoshi. (2017).
Modelling social norms: Case study of students� car purchase intentions. Travel
Behaviour and Society, 7, 12�25. Google Scholar
Fishbein, Martin, & Ajzen, Icek.
(1977). Belief, attitude, intention, and behavior: An introduction to theory
and research. Philosophy and Rhetoric, 10(2). Google Scholar
Fouad, Tamer Z., Chang, Chia Hua, &
Huang, Yu Chuan. (2021). The influence of media exposure and trust on youth
attitude towards greener Tainan. International Journal of Innovation and
Sustainable Development, 15(4), 416�437. Google Scholar
Gupta, Shruti, & Ogden, Denise T.
(2009). To buy or not to buy? A social dilemma perspective on green buying. Journal
of Consumer Marketing. Google Scholar
Ham, Marija, Jeger, Marina, & Frajman
Ivković, Anita. (2015). The role of subjective norms in forming the
intention to purchase green food. Economic Research-Ekonomska Istra�ivanja,
28(1), 738�748. Google Scholar
Haryanto, Budhi, & Budiman, Santi.
(2014). The role of environmental knowledge in moderating the consumer
behavioral processes toward the Green products (survey on the Green
product-mind in Indonesian). Review of Integrative Business and Economics
Research, 4(1), 203�216. Google Scholar
Holbert, R. Lance, Kwak, Nojin, & Shah,
Dhavan V. (2003). Environmental concern, patterns of television viewing, and
pro-environmental behaviors: Integrating models of media consumption and
effects. Journal of Broadcasting & Electronic Media, 47(2),
177�196. Google Scholar
Jan, Ihsan Ullah, Ji, Seonggoo, & Yeo,
Chankoo. (2019). Values and green product purchase behavior: The moderating
effects of the role of government and media exposure. Sustainability, 11(23),
6642. Google Scholar
Joshi, Yatish, & Rahman, Zillur.
(2016). Predictors of young consumer�s green purchase behaviour. Management
of Environmental Quality: An International Journal. Google Scholar
Khan, Shamila Nabi, & Mohsin, Muhammad.
(2017). The power of emotional value: Exploring the effects of values on green
product consumer choice behavior. Journal of Cleaner Production, 150,
65�74. Google Scholar
Khetarpal, Mansi, & Singh, Sapna.
(2020). Relative influence of media and eWOM on purchase intention of green
products. International Journal of Business and Globalisation, 26(4),
407�416. Google Scholar
Kim, Soo Hyun, & Seock, Yoo Kyoung.
(2019). The roles of values and social norm on personal norms and
pro-environmentally friendly apparel product purchasing behavior: The mediating
role of personal norms. Journal of Retailing and Consumer Services, 51,
83�90. Google Scholar
Lee, Jinhee, & Cho, Moonhee. (2020).
The effects of consumers� media exposure, attention, and credibility on
pro-environmental behaviors. Journal of Promotion Management, 26(3),
434�455. Google Scholar
Lin, Szu‐Tung, & Niu,
Han‐Jen. (2018). Green consumption: E nvironmental knowledge,
environmental consciousness, social norms, and purchasing behavior. Business
Strategy and the Environment, 27(8), 1679�1688. Google Scholar
Luo, Biao, Sun, Ying, Shen, Jie, & Xia,
Lihui. (2020). How does green advertising skepticism on social media affect
consumer intention to purchase green products? Journal of Consumer Behaviour,
19(4), 371�381. Google Scholar
Maichum, Kamonthip, Parichatnon, Surakiat,
& Peng, Ke Chung. (2016). Application of the extended theory of planned
behavior model to investigate purchase intention of green products among Thai
consumers. Sustainability, 8(10), 1077. Google Scholar
Mishal, Aditi, Dubey, Rameshwar, Gupta,
Omprakash K., & Luo, Zongwei. (2017). Dynamics of environmental
consciousness and green purchase behaviour: an empirical study. International
Journal of Climate Change Strategies and Management. Google Scholar
Petrick, James F., & Backman, Sheila J.
(2002). An examination of the construct of perceived value for the prediction
of golf travelers� intentions to revisit. Journal of Travel Research, 41(1),
38�45. Google Scholar
Pop, Rebeka Anna, Săplăcan,
Zsuzsa, & Alt, M�nika Anetta. (2020). Social media goes green�The impact of
social media on green cosmetics purchase motivation and intention. Information,
11(9), 447. Google Scholar
Rana, Jyoti, & Paul, Justin. (2017).
Consumer behavior and purchase intention for organic food: A review and
research agenda. Journal of Retailing and Consumer Services, 38,
157�165. Google Scholar
Reynolds, Katherine J., Suba�ić,
Emina, & Tindall, Karen. (2015). The problem of behaviour change: From
social norms to an ingroup focus. Social and Personality Psychology Compass,
9(1), 45�56. Google Scholar
Rios, Francisco J. Montoro, Martinez,
Teodoro Luque, Moreno, Francisca Fuentes, & Soriano, Paloma Ca�adas.
(2006). Improving attitudes toward brands with environmental associations: an
experimental approach. Journal of Consumer Marketing. Google Scholar
Trivedi, Rohit H., Patel, Jayesh D., &
Acharya, Nidhi. (2018). Causality analysis of media influence on environmental
attitude, intention and behaviors leading to green purchasing. Journal of
Cleaner Production, 196, 11�22. Google Scholar
Wansink, Brian, Soman, Dilip, & Herbst,
Kenneth C. (2017). Larger partitions lead to larger sales: Divided grocery
carts alter purchase norms and increase sales. Journal of Business Research,
75, 202�209. Google Scholar
Welsch, Heinz, & K�hling, Jan. (2009).
Determinants of pro-environmental consumption: The role of reference groups and
routine behavior. Ecological Economics, 69(1), 166�176. Google Scholar
Wray, Ricardo J., Jupka, Keri, &
Ludwig-Bell, Cathy. (2005). PEER REVIEWED: A Community-wide Media Campaign to Promote
Walking in a Missouri Town. Preventing Chronic Disease, 2(4). Google Scholar
Yu, Wantao, Ramanathan, Ramakrishnan, &
Nath, Prithwiraj. (2017). Environmental pressures and performance: An analysis
of the roles of environmental innovation strategy and marketing capability. Technological
Forecasting and Social Change, 117, 160�169. Google Scholar
Copyright holder: Ferry Firdaus (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |