Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 5, Mei 2022
PENGGUNAAN INSTAGRAM DALAM MENARIK MINAT KAUM MUDA
PADA FESTIVAL MUSIK �YOUTH FEST�
Ellen Novida, Denisia Putri Avicenia, Tesalonika
Pesta Sinaga
Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Indonesia
Email: [email protected], dpavicenia@gmail.com,
[email protected]
Abstrak
Kegiatan yang disukai
oleh Kaum Muda salah satunya adalah Festival musik. Melihat adanya peluang yang
cukup besar, Prambors Radio membuat sebuah Festival Musik yang bertemakan The
Biggest Karaoke Land yang diberi nama Youth Fest dalam rangka
merayakan ulang tahunnya ke-48. Untuk memperkenalkan
acara ini ke publik Prambors memanfaatkan media sosial Instagram
untuk menjadi tempat untuk memikat
minat pengikut Instagram
dan mempromosikan acara ini.
Youth Fest sendiri berhasil
mendatangkan 10.000 peserta
hadir dalam acara ini. Penelitian ini berdasar pada teori Computer-Mediated Communication (CMC) untuk menganalisa bagaimana komunikasi yang sudah terbentuk antara pihak penyelenggara
dan target audiencenya. Metodologi
yang digunakan adalah kualitatif interpretatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer diambil dari observasi dan wawancara mendalam sedangkan data sekunder diambil dari studi
pustaka serta data yang sudah ada sebelumnya.
Dari penelitian di dapatkan
bahwa penggunaan Instagram untuk memperkenalkan acara Youth
Fest cukup berpengaruh dalam membangun hubungan yang lebih dekat dan personal antara penyelenggara dan followers
yang ada, sehingga menimbulkan minat untuk datang ke
acara ini. Pengenalan acara
kepada publik juga efektif melalui Instagram kepada publik yang lebih luas, namun
peneliti beranggapan bahwa Instagram bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi Kaum Muda untuk hadir dan menonton Festival Musik Youth
Fest.
Kata Kunci: media sosial; instagram; cmc
Abstract
One of the activities favored by young people is music festivals. Seeing
a big opportunity, Prambors Radio created a Music
Festival with the theme The Biggest Karaoke Land, which was named Youth Fest to
celebrate its 48th birthday. To introduce this event to the public, Prambors utilizes social media Instagram as a place to
attract the interest of Instagram followers and promote this event. Youth Fest
itself succeeded in bringing 10,000 participants to this event. This research
is based on the theory of Computer-Mediated Communication (CMC) to analyze how
the communication that has been formed between the organizers and the target
audience. The methodology used is interpretive qualitative with primary and
secondary data sources. Primary data is taken from observation and in-depth
interviews, while secondary data is taken from literature study and data that
already exists. From the research, it was found that the use of Instagram to
introduce Youth Fest events was quite influential in building a closer and
personal relationship between the organizers and existing followers, thus
generating interest in coming to this event. The introduction of the event to
the public is also effective through Instagram to the wider public, but the
researcher assumes that Instagram is not the only factor influencing Youth to
attend and watch the Youth Fest Music Festival.
Keywords: social media; Instagram;
cmc
Pendahuluan
Prambors Radio merupakan
radio swasta yang sudah mengudara sejak tahun 1971 dan berpusat di
Jakarta. Dalam pembawaan programnya para pendengar memiliki sebutan khusus yaitu �Kawula
Muda�, Prambors Radio sendiri
memiliki target pendengar
di kisaran umur 18-24 tahun. Radio ini menyiarkan siarannya selama 24 jam nonstop dan menghadirkan
beberapa program acara antara
lain DJ Show, Night Shift, Weekend Vibez, DGITM dan beberapa program lainnya (Prambors, 2015).
Radio yang tersebar
di delapan kota besar di Indonesia ini pertama kali mulai digemari oleh kalangan muda mulai tahun
1980-an, mulanya radio ini hadir dengan acara musik dengan nama
�Lomba Cipta Lagu Remaja� dan� �Warung Kopi� pada tahun 1977, dan pada 1980-an Prambors
mengadakan perkumpulan secara tatap muka
yang menghadirkan banyak tokoh mulai dari
selebriti, atlet atau bahkan pendengar
setia Prambors Radio (Manurung, 2018).
Untuk� menarik lebih banyak peminat
pendengar dari kalangan anak muda,
sudah beberapa kali Prambors mengadakan acara ulang tahun yang tidak luput dari
pelibatan partisipasi kaum muda seperti
pada tahun 2015 prambors akan memperingati ulang tahunnya yang ke-44 tahun dengan mengundang
22 kawula muda dan 1 pendamping untuk hadir di ulang tahun mereka dan berkesempatan mendapatkan tiket konser One Direction yang saat itu akan
melaksanakan konser di
Jakarta (Prambors, 2015).
Pada peringatan 47 tahun Prambors radio pada tahun 2018 diadakan Wadyabala Hunt 2018 yang
merupakan ajang untuk mencari penyiar
radio terbesar, dilaksanakan
di 8 kota besar dimana prambors menyiarkan programnya (Gultom, 2018).
Pada tahun
2019 dalam rangka merayakan ulang tahun ke-48, Prambors Radio menyelenggarakan konser musik yang bertajuk �The Biggest Karaoke Land in Indonesia� yang diberi nama Youth Fest. Acara
yang diadakan di Bintaro
Jaya Xchange Mall pada 29 Juni 2019 ini akan menghadirkan
beberapa nama penyanyi yang namanya sudah cukup terkenal.
Dalam memperkenalkan
program ini dilakukan promosi melalui kegiatan online dan offline. Kegiatan offline sendiri dilakukan melalui acara �Kumpul Kamu� yang menghadirkan penyiar Prambors Radio untuk mengisi acara ini. Kegiatan dilakukan
secara berkala dengan tema-tema yang berbeda di tiap acara seperti pada �Kumpul Kamu Road to Youth Fest 1� membahas
tentang �Belajar Bisnis Kuliner� dan dimeriahkan oleh salah satu pengisi acara di Youth Fest yaitu
Feek Koplo (Prambors, 2019).
�Kumpul Kamu� dilakukan 3 kali dengan tema-tema serta lokasi yang berbeda, melalui program tersebutlah pengenalan acara Youth Fest dilakukan
(Fest, 2019).
Untuk kegiatan promosi melalui online dilakukan menggunakan beberapa media sosial seperti YouTube, Facebook,
Twitter dan Instagram, dalam akun
@Prambors dilakukan promosi
mengenai acara ini, kemudian diciptakan akaun Instagram bisnis
yang dikhususkan untuk
acara ini yang bisa ditemukan di @youth.festid. Akun bisnis ini
berada di bawah kategori arts &
entertainment, akun bisnis Instagram memungkinkan pengguna memilih kategori jenis bisnis apa
pemilik akun bergerak (Ganta, 2018).
Melalui akun ini penyelenggara
festival musik Youth
Fest memperkenalkan acara yang bertema �The biggest
Karaoke Land� secara lebih
dekat dan lebih luas. Perkenalan dilakukan melalui unggahan
video dan foto yang dibagikan melalui akun ini. Akun ini juga memuat informasi
tentang pengisi acara hingga rundown pengisi
acara yang akan memeriahkan festival musik ini (Youth Fest [@youth.festid],
n.d.).
Acara yang
ditargetkan mendatangkan 6.000 Kawula muda ini melebihi ekspektasi dan mampu
menghadirkan 10.000 Kawula muda kurang dari waktu 12 jam (Youth Fest
[@youth.festid], 2019). Keberhasilan ini menurut peneliti merupakan sesuatu
yang layak diteliti, ada banyak faktor yang mungkin mempengaruhi membludaknya
pengunjung acara. Kali ini yang akan diteliti lebih jauh adalah bagaimana
Prambors Radio selaku penyelenggara dapat menarik minat anak muda untuk hadir
ke festival musik Youth Fest melalui Instagram. Keberhasilan
Youth Fest dari mulai memperkenalkan acara ini hingga menarik minat kaum muda
ingin diteliti agar kedepannya dapat dijadikan sebuah acuan tentang bagaimana
memperkenalkan sebuah acara melalui sebuah akun Instagram.
Berdasarkan
latar belakang yang sudah di paparkan di atas maka rumusan masalah penelitian
ini adalah Bagaimana penggunaan media sosial Instagram untuk menarik minat kaum
muda untuk hadir pada festival musik Youth Fest?
Metode Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian yang menggunakan metodologi kualitatif. Kualitatif sendiri menurut (Erickson, 1986)
bertujuan untuk menjelaskan sebuah fenomena dalam bentuk naratif tentang apa yang dilakukan dan dampak yang ditimbulkan dari tindakan yang sudah diambil dalam kehidupan
mereka (Anggito & Setiawan, 2018).
Metodologi kualitatif interpretatif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam serta memberikan
makna terhadap objek yang diteliti serta dapat menginterpretasikan
objek tersebut.
Narasumber dipilih
dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai objek yang sedang diteliti dalam waktu yang singkat dan dapat memudahkan peneliti untuk memahami konteks yang ada (Moleong Lexy, 2010).
Narasumber yang dipilih
untuk melengkapi penelitian ini adalah Digital Content Producer Youth.Festid,
Admin Instagram Youth.Festid, 6 Penonton
acara Youth Fest, 3 Pengikut akun
Instagram Youth Fest dan penonton acara Youth Fest,
dan Volunteer acara Youth Fest.
Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder.
Data primer diambil langsung
melalui proses wawancara kepada narasumber yang sudah dipilih dan proses Observasi kepada akun instagram @Youth.festid. Sedangkan data sekunder diambil dari data-data yang diambil secara tidak langsung melalui media perantara yang sudah ada sebelumnya
(Ruslan, 2006).
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dipilih dengan tujuan untuk
menguji kredibilitas dari data yang sudah diperoleh sebelumnya (Sugiyono & Kuantitatif, 2009).
Dalam penelitiannya terdapat beberapa keterbatasan penelitian yaitu, penelitian ini hanya dikaji dengan
batasan-batasan teori CMC
yang proses komunikasinya dimediasi
oleh komputer sedangkan kenyataanya di lapangan terdapat faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi minat Kaum Muda untuk mengikuti acara Youth Fest.
Hasil dan Pembahasan
Youth Fest merupakan sebuah acara festival musik yang diselenggarakan oleh Prambors Radio di Bintaro Jaya
Xchange, Tangerang pada 29 Juni 2019 dan dimeriahkan 18 musisi ternama. Acara ini sendiri merupakan acara yang
berada di bawah payung Musik in Diversity (Firdaus, 2019).
Festival
musik yang bertemakan
karaoke ini dilaksanakan sebagai perayaan ulang tahun Prambors
Radio yang ke-48 (Permana, 2019).
1.
Komputer
Pengertian komputer
dalam penelitian ini mengarah pada penggunaan Instagram yang mana digunakan
baik komunikator maupun komunikan yaitu penyelenggara acara
festival musik Youth Fest dan followers
di akun instafram @youth.festid dan @prambors.
2.
Human �
Computer Interaction
Ditemukan bahwa
interaksi yang terjadi antar pengguna Instagram dan
aplikasi Instagram itu
sendiri dapat menghasilkan proses komunikasi dengan pengguna lainnya. Pesan yang ingin disampaikan disebarkan memanfaatkan komputer yang dituangkan melalui visual chat (IG Story), video serta informasi berisikan pesan yang dikemas dengan desain-desain bertema karaoke yang
kemudian di unggah di feeds
Instagram.
3.
Cyberspace
Cyberspace yang dimaksud
di dalam ini tidak hanya mengarah
kepada ruang, namun juga mencakup individu-individu pengguna
internet dan segala hal
yang dicari di dalamnya (Thurlow, C., Lengel, L., & Tomic, 2007).
Dalam penelitian ini maka cyberspace atau ruang siber
tercipta dari individu-individu yang menggunakan
komputer (Instagram) untuk
mencapai tujuan tertentu salah satunya yaitu membagikan serta mencari informasi
mengenai acara Youth Fest.
4.
Cybersociety
Cybersociety tercipta dari
interaksi, komunikasi, identitas diri dari para pengguna Instagram hingga komunitas yang tercipta dalam menggunakan Instagram Youth Fest yang saling berinteraksi dan berkomunikasi. Interaksi sendiri berjalan melalui fitur-fitur yang disediakan dalam Instagram
seperti kolom komentar, react, reply, share, tags dan like.
5.
Cyberculture
Tumpang tindih
kehidupan nyata dan kehidupan jaringan menyebabkan banyak individu ikut serta
membawa budaya kehidupan sehari-harinya ke dalam dunia jaringan. Prambors Radio yang sudah berdiri selama
puluhan tahun tentunya sudah memiliki budaya tertentu ketika berinteraksi dengan pendengarnya. Budaya ini yang mempengaruhi adanya akun Instagram Youth
Fest ketika sedang penyampaian pesan. mayoritas serta target pendengar yang didominasi dengan kaum muda
membuat gaya komunikasi akan menyesuaikan dengan gaya komunikasi kaum muda, pesan
yang di balut dalam visual menarik,
pemilihan warna dominan kuning yang menjadi identitas Prambors Radio, penggunaaan bahasa dan istilah sehari hari diharapkan
agar terciptanya interaksi
dan pemahaman yang lebih dalam atas pesan
yang disebarkan.
6.
Komunikasi
Apabila individu
merasa menjadi bagian dalam sebuah
grup daring dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik maka bukan
tidak mungkin CMC membentuk sebuah komunikasi hyperpersonal (Thurlow, C., Lengel, L., & Tomic, 2007).
Penyelengara acara yang memegang
posisi komunikator pertama telah menyiapkan
konten untuk memberikan informasi kepada pengikut akun Instagram @youth.festid yang menjadi komunikator kedua. Komunikasi terjalin melalui fitur-fitur Instagram yang mendukung
terjadinya pertukaran pesan baik verbal maupun non-verbal (desain, like, pesan video, emoji).
Terdapat sedikit kesulitan
ketika penyelenggara harus menginformasikan terjadinya perpindahan lokasi acara yang disebabkan tak hanya sekedar
membalas tapi mereka harus menyediakan
solusi serta pengertian dan empati kepada para pengguna Instagram.
Tercipta keakraban dari interaksi penyelenggara dan pengikut Instagram
@youth.festid melalui kolom komentar dimana pihak penyelenggara
membalas mayoritas pesan yang ada.
7.
Komunikasi
Bersifat Dinamis
Penyampaian pesan melalui
Instagram memiliki makna
yang fleksibel yang dipengaruhi
oleh kapan, siapa dan dimana sebuah pesan
diterima. Ketika pesan disampaikan pada tahun 2019 maka pada tahun 2020 makna pesan tersebut
sudah bergeser. Ketika informasi perpindahan lokasi acara disebarkan juga akan menimbulkan pro dan kontra, ada yang menyukai perpindahan lokasi sebab semakin
dekat dengan domisili mereka sedangkan sebagian lainnya menganggap perpindahan lokasi ini sebagai penghalang.
Komunikasi melalui video
oleh pengisi acara juga tidak
diterima sama oleh pengikut pengikut Instagram @youth.festid, sebab tak semua orang menyukai musisi atau pengisi acara yang sama.
8.
Komunikasi
Bersifat Transaksional
Interaksi yang terjadi melalui instagram Youth
Fest, tak selamanya bersifat transaksional yang bersifat dua arah,
sebagian pengguna hanya berperan sebagai penerima pesan tanpa memberikan
feedback yang memicu terjadinya
interaksi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Thurlow et al mengenai sifat komunikasi tak selamanya transaksional
sebab tidak semua individu menggunakan Instagram berpartisipasi
untuk memberikan feedback.
9.
Komunikasi
Bersifat Multifungsional
Penyelenggara Youth Fest menyebarkan pesan yang memiliki berbagai macam fungsi mulai
dari edukasi, menjual tiket, penyebaran informasi, mempersuasi pembaca untuk datang ke
acara musik ini bahkan hanya ingin
memberikan hiburan semata. CMC sendiri pada dasarnya betul memang memiliki banyak fungsi (Thurlow, C., Lengel, L., & Tomic, 2007).
10.
Komunikasi Bersifat Multimodal
Pesan yang diberikan
tidak hanya melalui komunikasi verbal namun juga terdapat komunikasi non-verbal. Komunikasi
terjadi melalui penggunaan video, audio chat serta
penyampaian pesan-pesan
non-verbal lainnya, sedangkan
untuk komunikasi verbal
salah satunya tertuang dalam caption, namun tak hanya verbal didalam caption juga bisa terdapat komunikasi non-verbal melalui emoji, kapitalisasi huruf dan tanda baca seperti tanda
seru (!) titik (.) dan tanda tanda lainnya.
Kesimpulan
Dari analisis serta pembahasan dalam penelitian ini mengenai pemanfaatan media sosial instagram dengan tujuan untuk
menarik minat Kaum Muda pada acara Youth Fest, dapat
ditarik kesimpulan bahwa program ini diperkenalkan melalui dua jenis kegaitan
yaitu online dan offline. Pengenalan program di fokuskan melalui instagram,
Youth Fest memanfaatkan pengguna
aktif media sosial ini untuk berkomunikasi
(cyberculture) dengan tujuan
mempermudah penyampaian pesan. Pesan yang disampaikan dikemas melalui penggunaan kata-kata dan
visual bertema karaoke yang berkesan
cheerfull dan menyenangkan.
Strategi yang sudah direncanakan
tersebut diharapkan agar penerima pesan dapat lebih memahami
makna lebih dalam dan menjalin interaksi yang akan menciptakan interaksi komunikasi melalui komputer.
Instagram cukup efektif untuk
menyebarkan informasi mengenai acara Youth Fest pada ribuan
orang dan menarik minat Kaum Muda. Ada faktor pendukung kesuksesan acara
seperti pengisi acara, atraksi, tempat makan, permainan. Fitur yang disediakan
oleh Instagram seperti kolom komentar,feeds, direct message dan stories
memungkinkan terjadinya komunikasi dan mendukung interaksi dengan hasil
terciptanya hubungan antara Youth Fest dan calon peserta.� Hubungan yang tercipta bahkan ada yang
mencapai tahap hyperpersonal, terciptanya hubungan ini tak lepas dari
adanya CMC. CMC sendiri memungkinkan pembentukan pesan-pesan �non-verbal
yang tertuang dalam desain, kapitalisasi huruf, pesan video dan emoji sehingga
komunikasi yang berlangsung secara tidak langsung kualitasnya sama dengan
komunikasi tatap muka.
Komunikasi satu
arah juga berlangsung melalui instagram, tidak semua followers Youth
Fest maupun Prambors terlibat interaksi CMC, ditemukan beberapa individu
menggunakan instagram hanya untuk mencari informasi lebih lanjut
mengenai acara ini. Individu yang tidak terlibat interaksi biasanya mengetahui
acara ini melalui instagram ads. Penyebaran informasi mengenai
pemindahan lokasi acara menjadi salah satu kesulitan yang dialami
penyelenggara, mereka harus bisa menyediakan jawaban serta solusi pemegang
tiket yang merasa dirugikan, sebab apabila terjadi kesalahan dalam penanganan
maka bukan tidak mungkin citra Prambors sebagai penyelenggara akan terpengaruh.
Anggito, Albi, & Setiawan, Johan. (2018). Metodologi
penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher). Google Scholar
December, Jon, & Randall, Neil. (1995).
World Wide Web Unleashed. Sams. Google Scholar
Erickson, Frederick. (1986). Qualitative
methods in research on teaching. InM. C. Wittrock (Ed.), Handbook of research on
teaching (pp. 119-161). New York: Macmillan. Google Scholar
Fest, Youth. (2019). [@youth.festid].
Retrieved from https://www.instagram.com website:
https://www.instagram.com/youth.festid/?hl=en. Google Scholar
Firdaus, A. (2019). 18 Musisi Siap Ramaikan
Karoke Land Youth Fest 2019. Retrieved
from https://www.medcom.id website:
https://www.medcom.id/rona/keluarga/8N0ZYM5k-18-musisi-siap-ramaikan-karaoke-land-youth-fest-2019.
Google Scholar
Ganta, M. (2018). Instagram Business
Account Vs. Personal. How Do You Identify A Business Account. Retrieved from
https://www.socialinsider.io website:
https://www.socialinsider.io/blog/how-to-tell-if-an-instagram-account-is-business/.
Google Scholar
Gultom, R. (2018). HUT Ke-47, Prambors
Gelar Ajang Pencarian Penyiar Radio Terbesar di Indonesia. Retrieved from
Tabloidbintang.com website:
https://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/read/94474/hut-ke47-prambors-gelar-ajang-pencarian-penyiar-radio-terbesar-di-indonesia. Google Scholar
Manurung, M. Y. (2018). HUT Jakarta: Radio
Prambors dan Kaum Muda Ibu Kota Era 1980-an. Retrieved from https://metro.tempo.co website:
https://metro.tempo.co/read/1102391/hut-jakarta-radio-prambors-dan-kaum-muda-ibu-kota-era-1980-an.
Google Scholar
Moleong Lexy, J. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, LJ. Google Scholar
Permana, B. I. (2019). HUT ke-48 Radio
Prambors, Desta dan Nycta Gina Ambil Peran di Youth Fest 2019. Retrieved from
https://www.tribunnews.com website: https://www.tribunnews.com/seleb/2019/03/28/hut-ke-48-radio-prambors-desta-dan-nycta-gina-ambil-peran-di-youth-fest-2019.
Google Scholar
Prambors. (2015). Prambors. Retrieved from https://twitter.com website:
https://twitter.com/prambors/status/576357079784394752?lang=ar. Google Scholar
Prambors. (2019). Poster Kumpul Kamu Road
To Youth Fest. Retrieved from Twitter: https://twitter.com website:
https://twitter.com/Prambors/status/1120953772010696704. Google Scholar
Prasetyo, Hendri. (2012). Cyber community,
cyber cultures: arsitektur sosial baru masyarakat modern. Ultimacomm: Jurnal
Ilmu Komunikasi, 4(1), 29�38. Google Scholar
Ruslan, Rosady. (2006). Metode
Penelitian, Public Relations dan Komunikasi. Google Scholar
Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P.
(2009). Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Cet. Vii. Google Scholar
Thurlow, C., Lengel, L., & Tomic, A.
(2007). Computer-Mediated Communication. London: Sage Publications Ltd. Google Scholar
Copyright holder: Ellen Novida,
Denisia Putri Avicenia, Tesalonika Pesta Sinaga (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |