Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
5, Mei 2022
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS BEDSHEET MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL
PROCESS CONTROL (SPC) DAN POKA-YOKE
Sarah Nur Fatimah, Yani Iriani
Program
Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Widyatama
University, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Kualitas berperan penting bagi hasil perusahaan. PT XYZ merupakan Industri Garment yang memproduksi Bedsheet (seprai). Bedsheet yang dihasilkan harus berkualitas dalam hal bahan dan jahitan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Penelitian menggunakan metode Statistical Process Crontol bertujuan untuk menganalisa cacat produk Bedsheet di line produksi sewing dan apakah cacat produk masih dalam bagan kendali atau tidak. Banyak kecerobohan yang dilakukan terutama saat proses sewing berlangsung sehingga metode Poka-Yoke digunakan untuk menghindari terjadinya kesalahan langsung dari akar masalahnya. Hasil penelitian menunjukkan cacat terbanyak pada cacat gumpalan benang 4163 pcs, cacat double jahitan 4110 pcs, cacat tidak terjahit 2285 pcs dan cacat sobek sebanyak 1983 pcs. Berdasarkan p-chart ada 9 titik data cacat yang tidak terkendali. Faktor utama penyebab terjadinya cacat adalah operator yang mengutamakan target agar output yang dihasilkan banyak karena output hanya dihitung berdasarkan pencapaian saja, sehingga diperlukan edukasi pentingnya kualitas dan output dihitung berdasarkan pencapaian dikurangi cacat.
Kata kunci: Bedsheet, Kualitas, Produk Cacat, Statistical Process Control, Poka-Yoke
Abstract
Quality plays an important role in the company's results. PT XYZ is a
Garment Industry that produces Bedsheets. The resulting bed sheet must be
quality in terms of materials and seams to meet customer satisfaction. This
research used Statistical Process Control method to analyze Bedsheet product
defects in sewing production lines and whether product defects were still in
the control chart or not. A lot of carelessness is done especially during the
sewing process so that the Poka-Yoke method is used to avoid errors directly
from the root of the problem. The results showed the most defects in thread
blob defects 4163 pieces, double stitch defects 4110 pieces, unstitched defects
2285 pieces and tear defects as much as 1983 pcs. Based on the p-chart there
were 9 data points of uncontrolled defects. The main factor causing the defect is the operator who
prioritizes the target so that the output produced is a lot because the output
is only calculated based on achievement, so education is needed on the
importance of quality and output is calculated based on achievement minus
defects.
Keywords: Bed Sheet, Quality,
Product Defect, Statistical Process Control, Poka-Yoke
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadikan
perusahaan memasarkan produk yang dihasilkannya dengan offline dan online. Pemasaran
online dilakukan agar konsumen
yang tidak mempunyai waktu berbelanja offline dapat membelinya secara online. Konsumen yang membeli produk secara online dapat dengan mudah mememberikan
review berdasarkan kualitas
barang yang diterima.
Review tersebut bisa dengan mudah dilihat
oleh calon konsumen lainnya sehingga produk yang dihasilkan harus berkualitas dalam segala hal.
Salah satu kunci utama dalam proses perkembangan suatu perusahaan dilihat dari seberapa besar
jumlah pelanggannya (Basuki, 2019)
Kualitas sangat berperan penting bagi dunia industri karena merupakan faktor keberhasilan dalam persaingan bisnis. Kualitas produk sebagai bentuk pernyataan tingkat kepuasan konsumen, kemampuan dari suatu merek atau
produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang diharapkan (Ramdani, 2020). Produk yang berkualitas
berperan sangat penting dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga kuat kaitannya dalam menciptakan profit bagi perusahaan (Hartono, 2013). Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga apabila terjadi penyimpangan maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi dan harapan yang ditentukan bisa tercapai (Sirine et al., 2017). Pengendalian kualitas dengan cara analisis dan pencegahan perlu dilakukan untuk dapat mengurangi ketidaksesuaian dari produk yang dihasilkan (Susanti, 2018). Pengendalian kualitas
adalah suatu teknik terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen (Alhogbi, 2017).
�PT XYZ merupakan Industri Garment yang memproduksi bed sheet (seprai)
dan kualitas yang dihasilkan
harus bisa memenuhi kepuasan pelanggan. Proses produksi bedsheet
(seprai) dimulai dari serah terima
kain dari gudang kain untuk
proses cutting (potong), sewing (jahit),
packing (pengemasan) dan finishing (penambahan accessories di kemasan).
Pengecekan QC dilakukan disetiap proses namun produk cacat banyak
ditemukan di proses produksi
sewing (jahit). Barang cacat atau spoilage adalah satuan produksi,
baik penuh atau sebagian selesai
yang tidak memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk unit yang baik dan yang dibuang atau di jual dengan
harga berkurang (Hardi, 2018). Produk cacat
yang terus terjadi di line produksi sewing membuat Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di departemen sewing (jahit) menggunakan metode Statistical Process Control dan Poka-Yoke.
Metode Statistical Process Control (SPC) digunakan
untuk mengamati kualitas produk dalam bagan kendali.
Kontrol kualitas produk dengan metode
SPC membantu dalam mengurangi cacat (Hia, 2020). Statistical Process Control (SPC) adalah : �A process used to
monitor standars, making measurements and taking corrective
action as a roduct or service is being produced�. Sebuah proses yang digunakan untuk mengawasi strandar, membuat� pengukuran dan pengambilan tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau
jasa sedang diproduksi (Fauziah, 2016). Usulan perbaikan
menggunakan metode
Poka-Yoke karena kesalahan akibat human error dapat dicegah dengan mencari akar permasalahan
untuk selanjutnya diperbaiki. Poka-Yoke merupakan
strategi dan stop untuk mencegah
defect di dalam sumbernya dengan cara melakukan
inspeksi secara terus menerus demi mencapai produk zero defect (D. R. Putri & Handayani, 2019).
Penelitian tentang pengendalian
kualitas sudah dilakukan sebelumya oleh Devani & Wahyuni (Devani & Wahyuni, 2017). Penelitian dilakukan
untuk menganalisa kecacatan produk kertas dan faktor penyebabnya. Masalah yang diteliti oleh Devani & Wahyuni adalah tingginya produk cacat yang terjadi di PT IK. Metode yang digunakan adalah Statistical Process Control. Tujuan
penelitian untuk mengetahui cacat yang paling banyak terjadi dan mengetahui faktor penyebab cacat. Penelitian lainnya oleh Faizal et
al (Faizal et al., 2020). Penelitian dilakukan
untuk melakukan perbaikan kualitas di CV. BAYOR
PRINT 69. Masalah yang diteliti
oleh Faizal et al adalah cacat
yang terjadi dan faktor penyebab cacat serta usulan perbaikan.
Metode yang digunakan adalah Poka-Yoke. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya cacat sehingga bisa diberikan
usulan perbaikan.
Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui cacat produk bedsheet yang terjadi di PT XYZ masih terkendali atau tidak, sehingga dipilih metode Statistical
Process Chart. Banyaknya kesalahan
yang terjadi di line produksi
sewing yang disebabkan oleh manusia
sehingga dipilih metode Poka-Yoke untuk menghindari kesalahan yang terjadi berdasarkan akar permasalannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
pengendalian kualitas dan perbaikan kualitas produk cacat di line produksi sewing PT XYZ. Penelitian
menggunakan SPC dan Poka-Yoke diharapkan
bisa meminimalisir produk cacat yang dihasilkan.
Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah
cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Kusnadi, 2016). Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik
yaitu data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data primer dilakukan
dengan kegiatan berupa wawancara dan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara seperti data hasil cacat dan literatur yang berkaitan dengan penelitian. Objek dari penelitian ini adalah proses produksi bedsheet (seprai) yang terfokus pada hasil sewing (jahit).
Data yang digunakan adalah data hasil cacat bed sheet (seprai) selama periode Januari � Desember 2021. Gambar 1
menunjukan diagram alir
pada penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan mencari data primer dengan melakukan observasi dan wawancara langsung di PT XYZ untuk mengetahui permasalahan yang terjadi. Topik penelitian ditentukan berdasarkan permasalahan, kemudian melakukan pengumpulan data sekunder seperti data hasil cacat dan studi literatur. Pengolahan data dilakukan setelah data primer dan
data sekunder terkumpul, kemudian berdasarkan data yang telah diolah dilakukan
pembahasan, kesimpulan dan
saran.
Gambar
1
Metodologi penelitian
Check Sheet adalah suatu formulir berupa item-item yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir
dengan maksud agar data dapat dikumpulkan secara mudah dan ringkas (Nababan, 2019).
Histogram
Histogram adalah grafik balok yang memperlihatkan satu macam pengukuran darisuatu proses atau kejadian. Histogram digunakan untuk melihat lebih
jelas jenis cacat produksi (Reynaldi & Riandadari, 2018).
Diagram
Pareto
Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah
permasalahan yang paling banyak
terjadi sampai yang paling sedikit terjadi. Diagram pareto bertujuan untuk menentukan prioritas yang diselesaikan (Maid & Kurbandi, 2015).
Control Chart merupakan sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang perilaku sebuah proses. Diagram ini digunakan untuk memhami apakah sebuah proses manufacturing atau
proses bisnis berjalan dalam kondisi yang terkontrol atau tidak (Bisri, 2018). Control Chart yang digunakan adalah P-Chart yaitu peta kendali proporsi
ketidak sesuaian. P-Chart dapat digunakan bila sampel yang diambil dengan jumlah konstan maupun jumlah sampel
yang berubah-ubah. Berikut adalah rumus yang digunakan dalam P-Chart:
�������������������������������������������������������� �� (1)
����������������������������������������� �� (2)
����������������������������������������������������� ����� (3)
������������������������ ����� (4)
������������������������ ����� (5)
Dimana:
p : Proporsi kesalahan dalam setiap sampel
x : Banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel
n : Banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi
: Garis pusat peta pengendali proporsi kesalahan
Np : Garis pusat untuk peta pengendali banyak kesalahan
Xi� : Banyaknya kesalahan setiap sampel
g : Banyaknya observasi yang dilakukan
Poka-yoke merupakan konsep pencegahan kesalahan kerja akibat dari kelalaian
sehingga kesalahan tidak mungkin terjadi
atau setidaknya kesalahan tersebut dapat mudah dideteksicdan
diperbaiki dengan biaya yang relatif murah. Terdapat tiga fungsi dasar
dari poka-yoke yang dapat digunakan untuk mencegah atau mendeteksi
kecacatan. Fungsi yang pertama adalah warning digunakan sebagai peringatan agar pekerja dapat waspada dan segera memperbaiki kesalahan sebelum terjadinya kecacatan. Fungsi selanjutnya yaitu dengan control untuk mencegah terjadinya kesalahan. Fungsi yang terakhir adalah shut down digunakan apabila kecacatan telah terdeteksi, maka proses tersebut akan dimatikan sampai masalah terselesaikan (Rendiyatna, n.d.).
Poka-Yoke dilakukan dengan bantuan tools Diagram
Fishbone (Tulang Ikan). Diagram Fishbone (Tulang Ikan) memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang� moncong
kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan
sebuah dampak atau akibat dari
sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan
sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagramc cause and effect (sebab
dan akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat (D. A. Putri & Anggraini, 2020). Setelah permasalahan
diketahui maka dilakukan usulan perbaikan dengan tools 5W+1H
(What, Who, Whe, Where, Why,
How) berdasarkan faktor
4M+1E (Man, Machine, Material, Method, Environment) untuk
mempermudah menemukan penyebab terjadinya penyimpangan.
Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah data hasil cacat yang didapatkan dari PT XYZ:
Tabel 1
Data Hasil Cacat Bedsheet
Setelah check sheet diketahui, langkah selanjutnya membuat histogram untuk mengetahui cacat yang paling dominan. Berikut adalah histogram berdasarkan data
pada Tabel 1:
Gambar 2
Histogram cacat bedsheet
Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa
cacat yang paling dominan adalah cacat gumpalan
benang 4163 pcs, double jahitan
4110 pcs, cacat tidak terjahit 2285 pcs dan cacat sobek 1983 pcs.
Tabel 2
Persentase jenis cacat bed sheet
Gambar 3
Diagram pareto bed sheet
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat selama periode Januari � Desember 2021 cacat paling banyak terdapat pada cacat gumpalan benang dengan persentase
33.20%, kedua terbesar terdapat pada cacat double jahitan dengan persentase 32.77%, ketiga terdapat pada cacat tidak terjahit dengan persentase 18.22% dan cacat terkecil terdapat pada cacat sobek dengan persentase
15.81%.
Langkah selanjutnya membuat control chart untuk mengetahui apakah cacat produk bed sheet masih terkendali atau tidak. Berikut
adalah tabel untuk membuat p-chart dan langkah-langkah membuat p-chart
Tabel 3
Tabel p-chart
Langkah selanjutnya adalah membuat diagram pareto untuk mengetahui masalah yang prioritas dan harus segera diselesaikan.
Diagram pareto yang dibuat sebagai
berikut:
Gambar 4 P-Chart bed sheet
Berdasarkan gambar 4 ada
9 titik yang diluar batas kendali yaitu
titik 1 = 0.0248, titik 2 =
0.0236, titik 3 = 0.0418, titik
5 = 0.0382, titik 6 = 0.0470, titik
8 = 0.0431, titik 10 = 0.0282, titik
11 = 0.0283 dan titik 12 = 0.0385. Penyimpangan yang terjadi perlu dianalisis untuk mengetahui akar permasalahannya menggunakan metode poka-yoke dengan bantuan tools cause and
effect diagram (diagram tulang ikan).
Poka-Yoke
Setelah diketahui cacat
produk bedsheet bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus, Oktober, November dan Desember maka dilakukan
analisis dengan metode Poka-Yoke dengan bantuan tools fishbone diagram untuk
mengetahui akar permasalahan.
Berikut adalah Fishbone
diagram penyebab terjadinya
produk cacat bedsheet
Gambar 5
Fishbone diagram
Faktor penyebab terjadinya cacat gumpalan benang,
cacat sobek, cacat double jahitan dan cacat tidak terjahit berdasarkan Diagram Fishbone
diatas sebagai berikut:
Faktor Man meliputi:
a.
Operator fokus mengejar target agar
output banyak.
b.
Operator
mengejar target banyak agar
diperpanjang kontrak.
c.
Tidak ada training rutin untuk operator.
d.
Operator
mengalami fatique.
e.
Not
utilized talent.
f.
Salah
mengambil warna benang.
g.
Salah
memilih jarum jahit.
Faktor Machine meliputi:
a.
Mesin jahit dilakukan
maintenance jika ada kerusakan saja.
b.
Tidak ada label tata cara
penggunaan mesin.
Faktor Method meliputi:
a. Metode jahit yang digunakan tidak sesuai standar perusahaan.
Faktor Material meliputi:
a.
Jarum mudah patah.
b.
Benang mudah putus.
Faktor Environment meliputi:
a.
Lingkungan berdebu dan
kotor.
b.
Barang yang belum dijahit
tidak tersusun rapi.
Berikut adalah usulan
perbaikan diuraikan berdasarkan faktor penyebab cacat yang terjadi untuk mengindari
terjadinya produk cacat di line produksi sewing. Usulan perbaikan dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan.
Tabel 4
�Tabel
usulan perbaikan
Hasil Poka-Yoke menggunakan tools
diagram fishbone ada 5 faktor
penyebab cacat yaitu: Faktor Man menjadi faktor utama dalam terjadinya
produk cacat karena operator fokus terhadap output yang dihasilkan.
Output dihitung berdasarkan
hasil pencapaian saja sehingga operator tidak memperhatikan kualitas. Output tersebut berpengaruh ke perpanjangan kontrak sehingga operator sangat ambisius
untuk mencapai target walaupun dengan banyak cacat. Faktor
Machine penyebab utama karena kurangnya maintenance mesin dan tidak adan instruksi kerja pada mesing sewing. Faktor Material penyebab utama karena material jarum mudah patah
dan benang mudah putus. Faktor Method penyebab utama karena operator melakukan proses jahit tidak sesuai
dengan standar jahit perusahaan. Faktor Environment penyebab utama karena ruangan
berdebu dan kotor serta barang yang tidak tersusun rapi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
di PT XYZ diperoleh kesimpulan :
Terdapat empat jenis cacat di line produksi sewing yaitu cacat gumpalan benang, cacat double jahitan, cacat tidak terjahit dan cacat sobek. Jenis
cacat yang paling banyak terjadi di line produksi sewing adalah cacat gumpalan
benang. Berdasarkan hasil Statistical Process Control, cacat
paling dominan adalah cacat gumpalan benang 4163 pcs dengan persentase 33.20%, kedua adalah cacat double jahitan 4110 pcs dengan persentase 32.77%, ketiga adalah cacat tidak
terjahit 2285 pcs dengan persentase 18.22% dan yang terakhir
adalah cacat sobek 1983 pcs sebanyak 15.81%. Berdasarkan peta kendali p-chart ada 9 titik yang diluar batas kendali yaitu
titik 1 = 0.0248, titik 2 =
0.0236, titik 3 = 0.0418, titik
5 = 0.0382, titik 6 = 0.0470, titik
8 = 0.0431, titik 10 = 0.0282, titik
11 = 0.0283 dan titik 12 = 0.0385.
Poka-Yoke yang sebaiknya
dilakukan untuk menghindari terjadinya produk cacat adalah
memberi edukasi tentang pentingnya kualitas terhadap operator dan hasil output operator dihitung berdasarkan pencapaian dikurangi produk cacat yang dihasilkan.
Maintenance mesin sewing sebaiknya
dilakukan rutin minimal 3 bulan sekali dan dipasang instruksi kerja pada mesin sewing. Jarum dan benang yang digunakan sebaiknya yang berkualitas. Ruangan sewing sebaiknya dibersihkan sebelum dan setelah digunakan.
BIBLIOGRAFI
Alhogbi, B. G. (2017). Bab Ii Tinjauan Pustaka
Manajemen Operasi. Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9),
21�25. Google
Scholar
Basuki, M. (2019). Identifikasi Cacat
Prioritas Pada Proses Shaving Untuk Pengendalian Mutu Kualitas. Jurnal
Rekayasa Sistem & Industri (Jrsi), 6(02), 101.
Https://Doi.Org/10.25124/Jrsi.V6i02.378. Google
Scholar
Bisri, H. (2018). Menghilangkan
Autokorelasi Pada Diagram Kontrol Shewhart Menggunakan Diagram Kontrol Residual
Berdasarkan Model Extention Support Vector Regression. Google
Scholar
Devani, V., & Wahyuni, F. (2017).
Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control Di
Paper Machine 3. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 15(2), 87.
Https://Doi.Org/10.23917/Jiti.V15i2.1504. Google
Scholar.
Faizal, A., Nababan, N. Y., & Jatnika,
M. E. (2020). Usulan Perbaikan Defect Pada Sablon Plastik Menggunakan Metode
Poka Yoke Di Cv. Bayor Print 69. Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan,
6(2), 167�175. Https://Doi.Org/10.33197/Jitter.Vol6.Iss2.2020.332. Google
Scholar
Fauziah, A. A. (2016). Usulan Perbaikan
Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Metode Statistical Quality
Control (Sqc) Dan Fmea Di Pt. Primarindo Asia Infrastructure,Tbk. Google
Scholar
Hardi. (2018). Analisis Biaya Produksi
Produk Cacat Dalam Menetapkan Harga Pokok Produksi Pada Ud. Kuswa Jaya Jepara
Makassar.
Hartono, A. (2013). Analisa Pengaruh
Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas
Pelanggan Di Restoran The Naked Crab Surabaya. Encyclopedia Of Systems
Biology, 1646�1646. Google Scholar
Hia, J. A. P. (2020). Usulan Perbaikan
Dan Pengendalian Kualitas Sebagai Upaya Pengurangan Produk Cacat Menggunakan
Metode Statistical Process Control (Spc) Dan Poka Yoke. 45. Google
Scholar
Kusnadi, Y. Dan M. (2016). Pengaruh
Keterimaan Aplikasi Pendaftaran Online Terhadap Jumlah Pendaftar Di Sekolah
Dasar Negeri Jakarta. Jurnal Paradigma, Xviii(2), 89�101. Google
Scholar
Maid, & Kurbandi. (2015). Implementasi
Seven Tools Untuk Mengurangi Loss Defect Pada Produk Kaca Lembaran Di Pt.
Muliaglass Float Division.
Nababan, D. B. (2019). Mengidentifikasi
Tingkat Kemiskinan Di Sumatera Utara Dengan Menggunakan Statistical Quality
Control. Https://Doi.Org/10.1017/S0020269x00002437. Google
Scholar
Putri, D. A., & Anggraini, M. D.
(2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Pelanggan Pada Pt Kunango Jantan Padang. Jurnal Matua, 2(2),
477�477. Google
Scholar
Putri, D. R., & Handayani, W. (2019).
Zero Defect Pada Produksi Kantong Kraft Melalui Metode Poka Yoke Di Pt.
Industri Kemasan Semen Gresik. Jurnal Mebis (Manajemen Dan Bisnis), 4(1),
44�58. Https://Doi.Org/10.33005/Mebis.V4i1.52. Google Scholar
Ramdani, R. (2020). Pengaruh Kualitas
Produk Dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Produk Elzatta Cabang
Bandung Indah Plaza. Google Scholar
Rendiyatna, F. S. M. (N.D.). Toyota
Production System. Https://Doi.Org/10.4324/9780429273018. Google
Scholar
Reynaldi, W., & Riandadari, D. (2018).
Penerapan Metode Sqc (Stastical Quality Control) Guna Mengurangi Jumlah Cacat
Produk Baja Tulangan Sirip (Defrom Bar) Di Pt. Hanil Jaya Steel. Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin Unesa, 6(03), 72�78. Google
Scholar
Sirine, Kurniawati, H., & Penti, E.
(2017). Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Six Sigma (Studi Kasus Pada Pt
Diras Concept Sukoharjo). Ajie-Asian Journal Of Innovation And
Entrepreneurship, 02(03), 2477�3824. Google
Scholar
Susanti, H. (2018). Pengendalian
Kualitas Pada Produk Sepatu Dengan Metode Six Sigma ( Studi Kasus Ukm Praktis
Sepatu Magetan ). Google
Scholar
Copyright holder: Sarah Nur Fatimah, Yani Iriani (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |