Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
OPTIMASI
BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT TERHADAP PEKERJAAN CUT DAN FILL DENGAN METODE
INTEGER LINEAR PROGRAMMING
Merdy Evalina
Silaban, Ida Ayu Ari Angreni
Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Permasalahan integer programming
dalam optimasi jumlah alat berat pada Proyek Jalan Tol Gempol Pandaan Tahap II
akan diselesaikan dengan metode branch and bound yang terlebih dahulu
menghitung nilai variabel keputusan menggunakan metode simpleks. Hasil akhir
jumlah alat optimum yang digunakan untuk pekerjaan galian dan timbunan adalah 1
unit excavator, 1 unit dump truck 15 unit dump truck, 2 unit bulldozer, 1 unit
sheep foot roller dan 1 unit vibro roller. Biaya pekerjaan galian sebelum dan
sesudah optimasi terdapat selisih sebesar Rp. 125.436.327 dan pekerjaan tanggul
sebesar Rp. 17.923.332.663. Ada perbedaan 2 hari untuk pekerjaan galian dan 34
hari untuk timbunan.
Kata Kunci: Optimasi, Pemrograman Linier Integer, Metode Simpleks, Metode
Cabang dan Terikat
Abstract
The integer programming problem in optimizing the number of heavy
equipment in the Gempol Pandaan Phase II Toll Road Project will be solved by
the branch and bound method which first calculates the value of the decision
variable using the simplex method. Final results the optimum number of� tools used for excavation and embankment work
is 1 excavator unit, 1 dump truck unit 15 units of dump trucks, 2 units of
bulldozers, 1 unit of sheep foot roller and 1 unit of vibro roller. Excavation
work costs before and after optimization there is a difference of Rp.
125,436,327 and embankment work is Rp. 17,923,332,663. There is a difference of
2 days for excavation work and 34 days for embankment
Keywords: Optimizing, Integer Linear Programming, Simplex Method, Branch and Bound Method
Pendahuluan
Masalah
optimasi berkaitan dengan meminimumkan biaya atau memaksimumkan keuntungan dengan
kapasitas sumber daya yang ada agar mampu mendapatkan hasil yang optimal.
Penyelesaian optimal dari masalah tersebut dapat diselesaikan dengan program
linear. Ada beberapa metode untuk mencari solusi optimal pada linear programming problem antara lain;
metode grafik dan metode simpleks. Metode tersebut digunakan untuk mendapatkan
penyelesaian optimal yang hasilnya bilangan real
yaitu bisa berupa bilangan bulat maupun bilangan pecahan. Namun kenyataannya
dalam dunia usaha sering dijumpai adanya ketentuan bahwa, nilai variabel
keputusan tertentu yang diperoleh harus berupa bilangan bulat atau tidak boleh
pecahan. Misalnya banyaknya jumlah alat berat yang digunakan dalam pekerjaan
tanah, tidak mungkin jumlat alat berat yang digunakan 4,5 unit. Oleh karena
itu, adanya integer linear programming
yang merupakan masalah khusus dari linear programming.
Model matematis dari integer
linear programming sebenarnya hampir sama dengan model linear programming, hanya saja terdapat tambahan batasan bahwa
variabel keputusannya harus berupa bilangan bulat atau integer (Basriati Sri,
2018). �Tujuan dari penelitian ini,
yaitu menentukan kombinasi jumlah alat berat yang optimal dan membandingkan
biaya pekerjaan tanah untuk pekerjaan galian dan timbunan sebelum dan sesudah
dilakukannya optimasi pada Proyek Jalan Tol Gempol � Pandaan Tahap II
Sta. 11+500 s.d. Sta. 13+060. Latar belakang dilakukannya penelitian ini pada
proyek Jalan Tol Gempol � Pandaan Tahap II dikarenakan tidak optimalnya
penggunaan alat berat pada proyek, hal ini ditandai dengan adanya keterlambatan
waktu pengerjaan yang dapat dilihat pada kurva S proyek. Selain itu, pekerjaan
tanah berdasarkan penjadwalan proyek termasuk pada lintasan kritis, yang dimana
akan berpengaruh terhadap umur proyek jikalau waktu pekerjaannya mengalami
keterlambatan.
Tinjauan Pustaka
1
Alat
Berat
Menurut
(Rohman, 2003) melaksanakan suatu proyek konstruksi berarti menggabungkan
berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan, pada
proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan antara 7 � 15% dari biaya proyek,
peralatan konstruksi yang dimaksud adalah alat/ peralatan yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis. Artinya pemanfaatan alat berat
pada suatu proyek konstruksi dapat memberikan insentif pada efisiensi dan
efektivitas pada tahap pelaksanaan maupun hasil yang dicapai. Beberapa alat
berat yang sering digunakan diantaranya excavator,
dump truck, bulldozer, dan compactor.
2
Biaya
Operasional Alat Berat
Biaya
operasional peralatan adalah biaya yang dikeluarkan hanya apabila alat tersebut
dioperasikan (Tenriajeng, 2002). Perhitungan biaya kebutuhan alat berat
didapatkan dari perkalian antara volume masing-masing pekerjaan, jumlah alat
yang digunakan serta harga satuan pekerjaan.
3
Produktivitas
Alat Berat
Produktivitas
dapat diartikan sebagai perbandingan antara output
(hasil produksi) terhadap input (komponen
produksi seperti tenaga kerja, bahan, peralatan dan waktu). Jadi dalam analisis
produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap input.
4
Analisis
Program Linier
Linear Programming
(LP) digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pemecahan dalam
proses maksimasi atau minimasi dengan menggunakan teknik matematik dalam bentuk
ketidaksamaan linear. Pemecahan masalah dengan menggunakan linear programming akan memperhatikan kendala-kendala tersebut
dalam bentuk ketidaksamaan linear dalam bentuk variabel-variabel tertentu. Linear programming dapat didefinisikan
sebagai metode yang digunakan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi
yang bertujuan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan rencana produksi dan
peralatan tertentu.
Permasalahan linear programming standar. Maksimumkan
atau minimumkan. Sumber daya yang membatasi (kendala):
Sumber daya yang membatasi (kendala):
.������������ .���������� .��������������� .������������ .�������� .
Berikut
merupakan penjelasan dari simbol-simbol yang terdapat dalam programasi linear.
Simbol �x1, x2, x3, �, xn (xi)�
menunjukkan variabel keputusan. Simbol �(xi)� merupakan jumlah dari
variabel keputusan. Oleh karena itu tergantung dengan banyaknya jumlah kegiatan
atau aktivitas yang sedang dilakukan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
Sedangkan untuk symbol �c1, c2, c3, �, cn�
merupakan nilai dari masing-masing variabel keputusan, atau nilai koefisien
dari fungsi tujuan yang akan dicapai. Simbol �a11, �, a1n,
� amn� merupakan koefisien fungsi kendala atau nilai dari sumber
daya yang membatasi dari masing-masing variabel keputusan per unit. Simbol �b1,
�, b2, � bm��
merupakan jumlah dari keseluruhan masing-masing sumber daya yang ada.
Pada fungsi kendala, jumlah yang ada tergantung dengan sumber daya yang
membatasi dari persoalan program linear. Sedangkan untuk batasan non negatif
ditunjukkan dengan pertidaksamaan.
5
Integer Programming
Model dalam
masalah program linier salah satunya membolehkan variabel keputusannya berupa
bilangan pecahan, jadi solusinya merupakan solusi yang kontinu dengan
menggunakan asumsi divisibilitas. Dalam beberapa kasus, asumsi divisibilitas
tidak dapat diterapkan dan tidak dapat diterima. Misalnya suatu solusi menghasilkan
4,23 buah pesawat terbang yang akan diproduksi agar keuntungan maksimum. Hal
ini tidak dapat diterima karena pesawat yang dibuat seharusnya 4 atau 5 buah.
Masalah solusi yang tidak bulat ini dapat diatasi dengan menggunakan optimisasi
dengan solusi bulat yang disebut dengan integer programming. Model dari integer programming sebagai berkut:
Maksimumkan�
Dengan
kendala�
Terdapat mixed integer programming dan pure integer
programming dan 0�1 integer
programming. Dikatakan mixed integer
programming jika tidak semua variabel keputusannya integer, sedangkan
dikatakan pure integer programming jika
semua variabel keputusannya bertipe integer, dan dikatakan 0�1 integer programming jika solusi yang
diharapkan adalah hanya bertipe 0 atau 1.
6
Optimasi
Optimasi
merupakan suatu pencapaian keadaan atau tindakan terbaik yang mampu dicapai
dari suatu masalah pengambilan keputusan dengan berbagai macam sumber daya yang
membatasinya. Menurut soekarwati (2005), optimasi merupakan suatu pencapai
terbaik dari usaha yang telah dilakukan. Optimasi linear erat kaitannya dengan
bagaimana menentukan nilai-nilai ekstrim pada fungsi linear maksimasi atau
minimasi. Persoalan optimasi secara umum terbagi menjadi dua yaitu optimasi
tanpa kendala dan optimasi dengan kendala. Pada dasarnya optimasi dengan
kendala adalah penentuan dari persoalan berbagai nilai variabel suatu fungsi
untuk mendapatkan hasil yang maksimum atau minimum dengan memperhatikan batasan-batasan
yang ada.
7 Software
POM/ QM For Windows
Software POM/ QM for Windows adalah sebuah software yang dirancang
untuk melakukan perhitungan yang diperlukan pihak manajemen untuk mengambil
keputusan di bidang produksi dan pemasaran. Software ini dirancang hanya untuk
membantu perhitungannya saja jadi terlebih dahulu harus dapat
menginterpretasikan masalah dan teori programasi linier. Software ini dirancang
oleh Howard J. Weiss tahun 1996 untuk membantu manejer produksi khususnya dalam
menyusun prakiraan dan anggaran untuk produksi bahan baku menjadi produk jadi
atau setengah jadi dalam proses pabrikasi.
Metode Penelitian
Integer Linear Programming atau program linear bilangan bulat merupakan suatu linear programming dengan variabel keputusannya merupakan bilangan bulat (integer), sehingga pada bentuk umum linear programming terdapat tambahan syarat bahwa variabel keputusannya harus bilangan bulat. Pada linear programming problem untuk kasus memaksimumkan, nilai tujuan dari integer linear programming tidak akan pernah melebihi nilai tujuan dari linear programming.
Bentuk umum dari integer liner programming problem dengan fungsi tujuan memaksimumkan adalalah sebagai berikut:
Maksimumkan
dengan kendala:
Untuk i= 1,2,�,m.
3.1 Diagran Alir Penelitian
Gambar 1 �������������������������������������������Gambar 2 Diagram alir pemodelan
�Diagram alir penelitian matematis
Hasil dan Pembahasan
1.
Data Pekerjaan Proyek
Berikut merupakan data pekerjaan proyek yang digunakan untuk
mendapatkan produktivitas dari alat yang telah dikerjakan pada Proyek Jalan Tol
Gempol Pandaan Tahap II Sta. 11+500 s.d. Sta. 13+060.
Lama
pekerjaan galian = 60 hari
Lama
pekerjaan timbunan = 367 hari
Biaya
pekerjaan galian = Rp. 361.149.144,00
Biaya
pekerjaan timbunan = Rp. 21.205.897.551,00
Jarak
quari ke lokasi = 30 km
Jam
kerja/ hari = 8 jam
Faktor
konversi tanah�������������������
-
Kondisi asli = 1,10
-
Kondisi lepas = 1,25
-
Kondisi padat = 0,9
2.
Analisis Data
Alat berat yang
digunakan pada proyek Jalan Tol Gempol � Pandaan Tahap II untuk pekerjaan
galian dan timbunan tanah adalah sebagai berikut:
Galian Tanah : Excavator dan Dump Truck
Timbunan Tanah: Dump Truck, Bulldozer, Sheep Foot Roller dan
Vibro Roller
a.
Spesifikasi, Biaya Produktivitas dan Produktivitas Tiap Alat Berat
1) Excavator
� Spesifikasi Excavator
Tipe
: Komatsu C 200-8MO
� Biaya Operasional Excavator
Tabel 1
Biaya Operasional Excavator
� Produktivitas Excavator
Kapasitas
bucket (q1)���������� = 0,93 m3
(dari spesifikasi alat)
Faktor
bucket (K)���������������� = 1,00
Faktor
efisiensi alat (E)������� = 0,75
Waktu
siklus (Cms)� = 21,5 detik (hasil survey)
Tabel 2
Data Waktu Siklus Excavator
Produksi
per siklus (q)� =�
�������������������������� =
�������������������������� = 0,93 m3
Kapasitas
produksi (Q)��
Q
=
��� =
������������� = 116,790 m3/ jam
2)
Dump Truck
� Spesifikasi Dump Truck
Tipe:
FM 260 - JD
� ��Biaya Operasional Dump Truck
Tabel 3
Biaya Operasional Dump Truck
������
� Produktivitas Dump Truck
Jarak
angkut dump truck = 30 km
Kapasitas
bak excavator = 0,9 m3
Faktor
bucket excavator (K) = 1,00
Faktor
efisiensi alat (Et) = 0,80
Cycle time excavator (Cm) = 21,5 detik
Tabel 4
Data Waktu Siklus Dump Truck
a.
�Waktu muat (TL)
Waktu
muat� =
�� ����������
=
�������������� ����������
= 8,014 menit
b.
Waktu Angkut
����������� Total waktu angkut = 76 menit = 1 jam 16 menit dari Tabel
4.
Kecepatan
rata-rata =
����������� =23,684 km/jam
c.
Waktu Kembali
Total
waktu kembali = 58,285 menit
������������������ Kecepatan rata-rata= �����
����������������������� � ��������� ��������������������= 30,882 ������������������������������������ km/jam
d.
Waktu bongkar muatan = 3 menit
e.
Waktu dump truck mengambil
posisi muat = 1 menit
f. Waktu siklus dump truck
����������� Cmt= 8,014 + 76 +
58,285 + 3 + 1
����������������������� ���������
= 146,299 menit
����������������������� ���������
= 2,438 jam
g.
�� Produksi per siklus (q)�����������
����������������������� =
����������������������� ��� �=
����������������������� = 20,800
h.
�� Total riit��������� =
����������������������������������������������� =
����������������������������������������������� = 2,281 ritt = 3 ritt
i.
Kapasitas produksi (Q)
� ��������� =
����������������������� ��� �=
����������������������� ��� �= 20,729 m3/jam
3) Bulldozer
� Spesifikasi Bulldozer
Tipe
: Komatsu D68ESS
Kecepatan
Maju���� : 5 km/jam
Kecepatan
Mundur : 8,4 km/jam
Lebar
Blade����������� :
3,97 m
Tinggi
Blade��������� :
0,95 m
Lebar
Alat� ����������� :
6,280 m
Waktu
Tetap���������� : 0,1 menit
� Biaya Operasional Bulldozer
Tabel 5
Biaya Operasional Bulldozer
� Produktivitas Bulldozer
a.
Kapasitas blade (V)���
������ =
������ =
������ = 3,582 m3
b.
Faktor blade (Fb)�������������������� =
0,80
c.
Faktor efisiensi alat (Fa)�������� =
0,75
d.
Jarak dorong (J)��������������������� =
30 m (dari hasil wawancara)
e.
Kecepatan maju (v1)�� =
5 km/jam = 83,33 m/menit (dari spesifikasi alat)
f.
Kecepatan mundur (v2)���������� =
8 km/jam = 133,33 m/menit (dari spesifikasi alat)
g.
Waktu tetap (Z)���������������������� =
0,10 menit (dari spesifikasi alat)
h.
Kapasitas produksi (Q)����������
����������������������� =
����������������������� = 188,298 m3/jam
4) Compactor
Terdapat dua alat pemadat yang digunakan pada proyek Jalan Tol Gempol
� Pandaan Tahap II yaitu sheepfoot roller
dan vibro roller
A.
Sheepfoot Roller
� Spesifikasi Sheep Foot Roller
Horse Power : SAKAI SV515TF
Lebar
Pemadatan : 1,9 m
Kecepatan
: 2 km/jam
� Biaya Operasional Sheepfoot Roller
Tabel 6
Biaya Operasional Sheepfoot Roller
� Produktivitas Compactor (SheepFoot Roller)
a.
Lebar overlap (bo) = 0,2 m
(PerMen PU, 2013)
b.
Lebar efektif pemadatan (bc)
���� = b � bo = 1,9 � 0,2 = 1,7 m
c.
Tebal pemadatan (t)���
=
0,50 (dari hasil wawancara)
d.
Kecepatan rerata (v)��
����������������������� = 2 km/jam (dari spesifikasi alat)
e.
Jumlah lintasan (n)�����
=
4 lintasan
f.
Faktor efisiensi alat (Fa)��������
=
0,80
g.
Kapasitas produksi (Q)
=
=
=
340,000 m3/jam
B. Vibro
Roller
� Spesifikasi Vibro Roller
Tipe
: BOMAG BW 211D-3
Horse Power : 112
Berat
Alat : 12,015 ton
Lebar
Pemadatan : 2,13 m
Kecepatan
: 2 km/jam
� Biaya Operasional Vibro Roller
Tabel 7
Biaya Operasional Vibro Roller
� Produktivitas Vibro Roller
a.
Lebar overlap (bo)�� = 0,2 m (PerMen PU, 2013)
b.
Lebar efektif pemadatan (bc)
����������� = b � bo = 2,13� 0,2 = 1,93 m
c.
Tebal pemadatan (t)
=
0,20 (dari hasil wawancara)
d.
Kecepatan rerata (v)
����������������������� = 2 km/jam (dari spesifikasi alat)
e.
Jumlah lintasan (n) = 4 lintasan
f.
�Faktor efisiensi alat (Fa)
= 0,75
g.
Kapasitas produksi (Q)
=
=
=
144,750 m3/jam
1.
Pembuatan Pemodelan Matematis
a.
Penentuan Fungsi Variabel
Jumlah alat berat untuk masing-masing alat berat merupakan
variabel-variabel yang akan dilakukan optimasi.
b.
Penentuan Fungsi Tujuan
Dimana:
Z���� :
Biaya penggunaan alat berat (Rp/jam)
C1���� :
Biaya operasional excavator (Rp/jam)
X1���� :
Jumlah excavator (unit)
C2���� :
Biaya operasional dump truck (Rp/jam)
X2���� :
Jumlah dump truck (unit)
C3���� :
Biaya operasional dump truck untuk
������ timbunan
(Rp/jam)
X3�� :� Jumlah dump truck untuk timbunan
������ (unit)
C4�� :� Biaya operasional bulldozer (Rp/jam)
X4 :� Jumlah bulldozer
(unit)
C5 :� Biaya operasional sheep foot roller (Rp/jam)
X5 :� Jumlah sheep
foot roller (unit)
C6 :� Biaya operasional vibro roller (Rp/jam)
X6 :� Jumlah vibro
roller (unit)
Sehingga,
i. Penentuan Fungsi Kendala
1.
Kendala Biaya
Biaya
Galian
Biaya
Timbunan
Alat-alat yang
digunakan untuk pekerjaan galian terdiri dari excavator dan dump truck sehingga
didapatkan fungsi kendala biaya untuk pekerjaan galian yaitu:
Sedangkan alat
berat untuk pekerjaan timbunan terdiri dari dump
truck, bulldozer, sheep foot roller dan vibro
roller, sehingga didapatkan fungsi kendala biaya untuk pekerjaan timbunan
tanah yaitu:
2.
Kendala Waktu
Volume pekerjaan yang dikerjakan excavator
berdasarkan gambar kerja adalah 7.652,870 � 1,25 (faktor kembang tanah asli
ke gembur), sehingga volume pekerjaan menjadi 9.566,087 m3 (kondisi
tanah gembur), dan waktu yang diperlukan excavator
untuk menyelesaikan volume pekerjaannya yaitu:
Volume pekerjaan yang dikerjakan dump
truck berdasarkan gambar kerja adalah 7.652,870 � 1,25 (faktor kembang
tanah asli ke gembur), sehingga volume pekerjaan menjadi 9.566,087 m3
(kondisi tanah gembur), dan waktu yang diperlukan dump truck untuk menyelesaikan volume pekerjaannya yaitu:
Volume pekerjaan yang dikerjakan dump
truck berdasarkan gambar kerja adalah 510.188,375 � 1,25 (faktor kembang
tanah asli ke gembur), sehingga volume pekerjaan menjadi 637.735 m3
(kondisi tanah gembur), dan waktu yang diperlukan dump truck untuk menyelesaikan volume pekerjaannya yaitu:
Volume pekerjaan yang dikerjakan bulldozer
berdasarkan gambar kerja, dimana dalam kondisi padat besarnya penyusutan adalah
20% sehingga volume pekerjaan timbunan dalam kondisi padat adalah adalah
510.188,375 m3 + (20% � 510.188,375 m3) = 612.226 m3
dikalikan dengan 1,11 (faktor kembang tanah padat ke asli, lihat Tabel 2.1),
sehingga volume pekerjaan menjadi 679.571 m3 (kondisi tanah asli),
dan waktu yang diperlukan bulldozer
untuk menyelesaikan volume pekerjaannya yaitu:
Volume pekerjaan yang dikerjakan sheep
foot roller adalah volume pekerjaan tanah berdasarkan gambar kerja, dimana
dalam kondisi padat besarnya penyusutan adalah sebesar 20% sehingga volume
pekerjaan tanah dalam kondisi padat adalah 510.188,375 m3 + (20% �
510.188,375 m3) = 612.226 m3 dikalikan dengan 0,90 (faktor
kembang tanah asli ke padat), sehingga volume pekerjaan menjadi 551.003 m3
(kondisi tanah padat), dan waktu yang diperlukan sheep foot roller untuk menyelesaikan volume pekerjaannya yaitu:
Volume pekerjaan yang dikerjakan vibro
roller adalah volume pekerjaan tanah berdasarkan gambar kerja, dimana dalam
kondisi padat besarnya penyusutan adalah sebesar 20% sehingga volume pekerjaan
tanah dalam kondisi padat adalah 510.188,375 m3 + (20% � 510.188,375
m3) = 612.226 m3 dikalikan dengan 0,90 (faktor kembang
tanah asli ke padat), sehingga volume pekerjaan menjadi 551.003 m3
(kondisi tanah padat), dan waktu yang diperlukan vibro roller untuk menyelesaikan volume pekerjaannya yaitu:
Dari perhitungan waktu yang dibutuhkan masing-masing alat berat untuk
menyelesaikan volume pekerjaannya diatas, didapatkan fungsi kendala waktu per
setiap alat berat sebagai berikut:
3.
Kendala Jumlah Alat Berat
Fungsi kendala
jumlah alat berat yang tersedia, yaitu:
4.
Kendala Ketidaknegatifan
Kendala ketidaknegatifan mewakili jumlah alat berat yang tidak mungkin
negatif atau setidaknya nol. Sehingga fungsi kendala ketidaknegatifan adalah
sebagai berikut.
5.
Kendala Integer
Optimasi dengan
solusi bulat.
b.
Hasil Optimasi dan Analisis
Fungsi Tujuan
(Persamaan 4.1)
Minimumkan:
Z=362430x1+446445x2+446445x3+
652619x4+509870x5+465392x6
Fungsi
Kendala (Persamaan 4.2)
362430x1+446445x2
<= 2064195
446445x3+652619x4+509870x5+465392x6
<= 13572272
400x1
>= 81.908
400x2
>= 461.483
2016x3
>= 30765.376
2016x4
>= 3251.365
2016x5
>= 1620,598
2016x6
>= 2664,609
x1
<= 2
x2
<= 3
x3
<= 18
x4
<= 4
x5
<= 3
x6
<= 3
Kendala
Variabel:
x1
>= 0
x2
>= 0
x3
>= 0
x4
>= 0
x5
>= 0
x6
>= 0
Dimana:
x1
���� : Jumlah Excavator
x2
���� : Jumlah Dump Truck untuk galian
x3
���� : Jumlah Dump Truck untuk timbunan
x4
���� : Jumlah Bulldozer
x5
���� : Jumlah Sheep Foot Roller
x6
���� : Jumlah Vibro Roller
Z������ : Total Biaya (Rp/ jam)
Persamaan-persamaan
yang telah ada, kemudian dimasukkan ke dalam program Software QM untuk dicari solusi optimumnya. Adapun hasil optimasi
dari program Software QM adalah
sebagai berikut.
Tabel Iterasi 1
Metode Simpleks dengan Software QM
Tabel Iterasi 2
Metode Simpleks dengan Software QM
Tabel Iterasi 3
Metode Simpleks dengan Software QM
Tabel Iterasi 4
Metode Simpleks dengan Software QM
Tabel Iterasi 5
Metode Simpleks dengan Software QM
Tabel� Iterasi 6
�Metode Simpleks dengan Software QM
Tabel Iterasi 7
�Metode Simpleks dengan Software QM
Tabel Solusi 8
dari Hasil Iterasi dengan Software QM
Tabel 8
Hasil Otimasi Alat Berat
Jumlah Alat Berat |
Tipe Alat Berat |
0,20 �Unit Excavator |
Komatsu PC 200-8MO |
1,15 Unit Dump Truck untuk galian |
FM 260-JD |
15,26 Unit Dump Truck untuk timbunan |
FM 260-JD |
1,61 Unit Bulldozer |
Komatsu D85ESS-2 |
0,80 Unit Sheep Foot Roller |
SAKAI SV515TF |
1,32 Unit Vibro Roller |
Bomag BW 211D-3 |
Sehingga jumlat alat berat yang dapat digunakan adalah 0,20 excavator,
1,15 dump truck untuk galian, 15,26 dump truck untuk timbunan,
1,61 bulldozer, 0,80 sheepfoot roller dan 1,32 vibro roller.
Pada permasalahan ini dikarenakan jumlat alat berat untuk excavator
dan sheepfoot roller� ≤ 1 yaitu 0,20 untuk excavator dan 0,80 untuk sheepfoot roller, yang dimana nilainya
tidak mungkin diambil 0, maka jumlah untuk excavator dan sheepfoot roller� yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya
ditetapkan berjumlah 1.
Sehingga solusi dari hasil iterasi dengan software QM setelah diganti
untuk� jumlah alat untuk sheepfoot
roller dapat dilihat
Tabel Solusi dari Hasil
Iterasi dengan Software QM (Setelah
Penggantian Jumlah Alat Berat Excavator)
Analisis Metode Branch and Bound
Langkah pertama yang
dilakukan adalah menentukan batas atas (BA) dan batas bawah (BB). Hasil yang
diperoleh sebelumnya yaitu x1 = 1 x2 = 1,15 x3
= 15,26 x4 = 1,61 x5 = 1�
x6 = 1,32 dengan keuntungan sebesar Rp. 9.868.036,00 (per
satuan jam) belum menjadi solusi yang valid karena x2, x3,
x4 dan x6 bukan bilangan integer. Dengan metode
pembulatan ke bawah, diperoleh : x1 = 1 x2 = 1 x3
= 15 x4 = 1 x5 = 1 x6 = 1 dengan keuntungan
Rp. 9.133.431,00. Nilai keuntungan dengan pembulatan ke bawah dijadikan sebagai
batas bawah (BB).
Setelah batas
atas dan batas bawah ditentukan, maka selanjutnya memilih variabel keputusan
untuk melakukan pencabangan (branching).
Dipilih salah satu variabel yang belum bulat.
Berdasarkan
metode branch and bound diatas, didapatkan jumlah alat berat yang optimal untuk
pekerjaan galian dan timbunan pada Proyek Jalan Tol Gempol � Pandaan Tahap II
Sta. 11+500 s.d. Sta. 13+060 yang paling optimal dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel
Hasil Akhir Metode Branch and Bound
Jumlah Alat Berat |
Tipe Alat Berat |
1 Unit Excavator |
Komatsu PC 200-8MO |
1 Unit Dump Truck untuk galian |
FM 260-JD |
15 Unit Dump Truck untuk timbunan |
FM 260-JD |
2 Unit Bulldozer |
Komatsu D85ESS-2 |
1 Unit Sheep Foot Roller |
SAKAI SV515TF |
1 Unit Vibro Roller |
Bomag BW 211D-3 |
Sumber: Hasil Metode Branch
and Bound, 2021
c.
Penjadwalan Penggunaan Alat
1)
Excavator Komatsu PC 200-8MO
Jumlah excavator dari
analisa = 1 unit
Volume
pekerjaan = 9566,09 m3
Produktivitas
alat = 116,790 m3/jam
Waktu
yang diperlukan=
�� ����������������������� �=
�������������� ���������� �= 81,965 jam
�������������������������� �=
2)
Dump Truck FM 260-JD Untuk Galian
Jumlah
dump truck dari analisa = 1 unit
Volume
pekerjaan = 9566,09 m3
Produktivitas
alat = 20,729 m3/jam
Waktu
yang diperlukan=
������������������������������������ =
������������������������������������ = 461,484
jam
�� ������������������ ���=
3)
Dump Truck FM 260-JD Untuk Timbunan
Jumlah
dump truck dari analisa = 15 unit
Volume
pekerjaan = 637.735 m3
Produktivitas
alat��������� = 20,729 m3/jam
Waktu
yang diperlukan=
�=
�= 2051,023 jam =
4)
Bulldozer Komatsu D85ESS-2
Jumlah
bulldozer dari analisa = 2 unit
Volume
pekerjaan = 612.226 m3
Produktivitas
alat��������� = 188,298 m3/jam
Waktu
yang diperlukan =
=
=
1625,682 jam������������������������������������������������ �����������������
�=
5)
Sheep foot roller SAKAI SV515TF
Jumlah
sheep foot dari analisa = 1 unit
Volume
pekerjaan ������������������� = 551.003 m3
Produktivitas
alat��������� ����������� = 340,000 m3/jam
Waktu
yang diperlukan =
=
=
1620,598 jam������������ �����������������
=
6)
Vibro roller BOMAG BW 211D-3
Jumlah
sheep foot dari analisa = 1 unit
Volume
pekerjaan����� = 385.702,1 m3
Produktivitas
alat������� = 144,750 m3/jam
Waktu
yang diperlukan��������� =
����������������������� =
����������� ��������� � =
2664,608 jam
����������� ��������� � =
Sesuai
perhitungan penjadwalan penggunaan alat berat di atas, didapatkan waktu dari
perhitungan di atas untuk pekerjaan tanah (galian dan timbunan) yaitu:
Pekerjaan galian tanah = 58
hari = 461 jam (dipilih waktu alat berat dump
truck)
Pekerjaan penghamparan tanah
= 256 = 2051 jam
Pekerjaan pemadatan tanah =
203 hari = 1626 jam
d.
Metode Pelaksanaan Dari Hasil Optimum
1.
Menghitung Biaya Alat Berat Dari Hasil Optimum
Biaya yang
dikeluarkan untuk operasional alat berat per jamnya, yaitu:
1)
Pekerjaan Galian
2)
Pekerjaan Timbunan
Adapun biaya total yang dikeluarkan untuk pekerjaan galian dan
timbunan didapatkan dengan menjumlahkan perkalian antara biaya operasional alat
berat dan durasi pekerjaan yang diperoleh dari hasil solusi optimum, dengan
rincian sebagai berikut:
3)
Pekerjaan Galian
4)
Pekerjaan Timbunan
Tabel 9
Waktu dan Biaya Pekerjaan
Tanah Setelah Optimasi
Tabel 10
Perbandingan Biaya dan Waktu
Pekerjaan Tanah Sebelum dan Setelah Dilakukan Optimasi
Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan
hasil penelitian pada pekerjaan galian dan timbunan Proyek Jalan Tol Gempol �
Pandaan Tahap II Sta. 11+500 s.d. Sta. 13+060 dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Hasil akhir dengan Metode
Branch and Bound diantaranya sebagai berikut, jumlah alat yang optimum
digunakan untuk pekerjaan galian, yaitu 1 unit excavator Komatsu PC 200-8 MO, 1
unit dump truck FM 260-JD. Sedangkan jumlah alat yang optimum digunakan untuk
pekerjaan timbunan 15 unit dump truck FM 260-JD, 2 unit bulldozer Komatsu
D85ESS-2, 1 unit sheep foot roller SAKAI SV515TF dan 1 unit vibro roller Bomag
BW 211D-3. Biaya pekerjaan galian sebelum optimasi adalah Rp. 361.149.144,00
dan biaya pekerjaan timbunan sebelum optimasi adalah Rp. 21.205.897.551,00.
Sedangkan biaya pekerjaan galian setelah optimasi adalah Rp. 235.712.817,00,
dan biaya pekerjaan timbunan sesudah optimasi adalah Rp. 17.923.332,663.
Terdapat selisih sebesar Rp. 125.436.327 pada pekerjaan galian sebelum dan
setelah optimasi, dan terdapat selisih sebesar Rp. 3.182.564.888 pada pekerjaan
timbunan sebelum dan setelah optimasi. Waktu penyelesaian pekerjaan galian
sebelum dilakukan optimasi adalah 60 hari dan 367 hari untuk pekerjaan
timbunan.� Sedangkan setelah dilakukannya
optimasi waktu penyelesaian untuk pekerjaan galian adalah 58 hari dan 333 hari
untuk pekerjaan timbunan. Terdapat selisih waktu 2 hari pada pekerjaan galian
dan 34 hari untuk pekerjaan timbunan.
Fatena
Rostiyanti, Susy, 2008, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Cetakan I, Edisi 2,
Rineka Cipta, Jakarta. Google Scholar
Eduardus
Albert Winarto, 2017, �Optimasi Biaya dan Waktu Penggunaan Alat Berat pada
Pekerjaan Penggalian Tanah Menggunakan Metode Programa Linear Integer�.
Skripsi. Teknik Program Studi Teknik Sipil. Universitas Katolik Parahyangan.
Bandung. Google Scholar
Joern
Meisser and Thanh-Ha Nguyen, �An Introduction to Spreadsheet Optimization Using
Excel Solver�, Lancaster University. Bailrigg, England.
Markiz,
Nizar and Ahmad Jrade, �An Integrated Expert System for Linear Schedulin Heavy
Earthmoving Operations�, Journal of Construction Engineering, Vol. 2016, pp. 1
� 16.
Qariatullaliyah
dan Retno Indryani, �Optimasi Biaya Penggunaan Alat Berat untuk Pekerjaan
Pengangkutan dan Penimbunan pada Proyek Grand Island Surabaya dengan Program
Linier�, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2 No. 1, C1 � C5, 2013. Google Scholar
Tenrisukki
T., Andi, 2003, Pemindahan Tanah Mekanis : Seri Diklat Kuliah, Gunadarma,
Jakarta. Google Scholar
Widi
Hertono, dkk. 2014. �Integer Programming dengan Pendekatan Metode Branch And
Bound Untuk Optimasi Sisa Material Besi (Waste) Pada Plat Lantai�. Jurnal
Matriks Teknik Sipil, Vol. 2 No. 2, 2014.
Google Scholar
Copyright holder: Merdy Evalina Silaban, Ida Ayu Ari Angreni (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |