Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 5, Mei 2022

 

ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK FASILITAS PERKERETAAPIAN STASIUN MANGGARAI �PEKERJAAN MAINLINE I�

 

Badzlina Harvy Nesya, Haryono Putro

Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Stasiun merupakan fasilitas umum untuk menunjang kebutuhan moda transportasi umum. Untuk mengantisipasi keterlambatan sebuah proyek perlu adanya faktor-faktor keterlambatan serta tingkatan dari faktor-faktor tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor dan tingkatan keterlambatan pada proyek pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk manggarai s.d jatinegara (Paket A) (Tahap II) �Pekerjaan Mainline I�. Faktor tersebut akan menjadi landasan dari metode kerja dan schedule penyelesaian proyek konstruksi. Metode analisis keterlambatan yang digunakan adalah AHP dan TOPSIS dengan hasil faktor keterlambatan lahan/ area kerja, mobilisasi pekerjaan, perubahan desain serta ruang lingkup, kesalahan desain, dan durasi pengiriman material khusus. Metode kerja untuk menyelesaikan kontruksi dibagi menjadi 2 tahap, hal ini menyesuaikan dengan jalur kereta api yang aktif. Ruang lingkup pekerjaan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan berupa pekerjaan building work, civil work, dan track work. Rencana penyelesaian konstruksi pada bulan oktober 2023 dengan penambahan waktu 24 bulan dari kontrak awal.

 

Kata kunci: Stasiun Manggarai, Kereta Api, Keterlambatan, Metode Kerja, Jadwal.

 

Abstract

Stations are public facilities to support the needs of public transportation modes. To anticipate delays in a project, it is necessary to have delay factors and the level of these factors. This study aims to determine the factors and levels of delay in the construction project of railway facilities for Manggarai to Jatinegara (Package A) (Phase II) "Mainline Work I". These factors will be the basis of work methods and construction project completion schedules. The delay analysis method used is AHP and TOPSIS with the results of land/work area delay factors, work mobilization, design changes and scope, design errors, and duration of delivery of special materials. The work method for completing the construction is divided into 2 stages, this adapts to the active railway line. The scope of work to be able to complete the work in the form of building work, civil work, and track work. The construction completion plan is in October 2023 with an additional 24 months from the initial contract.

 

Keywords: Manggarai Station, Train, Delay, Work Method, Schedule.

 

 

Pendahuluan

Pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk manggarai s/d jatinegara memiliki tujuan berupa pembangunan gedung stasiun baru dengan pengaktifan jalur kereta api baru. Selama proses konstruksi berlangsung jalur kereta api commuter line tetap difungsikan sebagaimana biasanya, sehingga adanya penambahan item kerja diluar lingkup pekerjaan kontrak untuk mendukung kondisi tersebut. Untuk membatasi biaya pekerjaan akibat keterlambatan karena hambatan pekerjaan jalur aktif existing perlu adanya untuk mengetahui faktor-faktor keterlambatan yang mempengaruhi kinerja konstruksi. Mengatasi faktor keterlambatan untuk dapat mengetahui metode/ langkah kerja yang efisien dan efektif serta memperkirakan durasi penambahan waktu akibat keterlambatan.

Adapun tujuan penelitian pada laporan ini berupa adanya penetapan faktor-faktor yang paling bepengaruh terhadap keterlambatan, Menentukan tingkatan faktor keterlambatan proyek, Mengetahui pengaruh hasil tingkatan faktor keterlambatan terhadap kondisi di Lapangan, dan Mengetahui metode kerja dan schedule penyelesaian

Adapun Batasan masalah pada laporan ini berupa Penelitian dibatasi terhadap Proyek Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian Untuk Manggarai s/d Jatinegara, Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder dan Langkah kerja dan schedule penyelesaian hanya dari ruang lingkup pekerjaan �Mainline I� Tahap II.

Penelitian Sejenis

Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis faktor-faktor risiko penyebab keterlambatan, sebagai berikut:

1.    Dodi angga kusuma, model penilaian kontraktor pada proyek ketenagalistrikan menggunakan metode AHP dan Fuzzy Topsis (2017)

2.    Faisal fahmi, analisis faktor utama yang mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur LRT (Light Rail Transit) (2017)

3.    Ramdhan yundra saputra, analisa faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan mall ABC (2017)

4.    Mickson pinori, analisis faktor keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi gedung terhadap mutu, biaya, dan waktu di dinas pekerjaan umum kota manado (2015)

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada proyek pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk manggarai s.d jatinegara yang terletak di Manggarai, Tebet Jakarta Selatan.

Gambar 1

Lokasi Penelitian

Sumber: Google Maps, 2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2 Metode Penelitian

Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Identifikasi Kejadian Keterlambatan

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh pada wawancara/ kuesioner, dengan jenis keterlambatan yang menentukan tingkat dampak keparahan yaitu dari skala 1 sampai 5 dapat dilihat sebagai berikut:

 

Tabel 1 Skala Penelitian

Skala

Deskripsi

5

berdampak sangat serius dan menyebabkan kegagalan proyek

4

berdampak serius pada penyelesaian proyek

3

berdampak sedang terhadap penyelesaian proyek

2

berdampak sedikit pada penyelesaian proyek

1

dampak dapat diabaikan

Sumber: Pujawan dan Geraldin, 2009

 

Pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara dengan responden. Adapun responden yang diwawancari merupakan pihak yang terlibat langsung dengan proyek pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk manggarai s.d jatinegara baik sebagai owner, user, tenaga ahli, konsultan, penyedia jasa. Adapun total responden sebanyak 30 orang dengan rekap pengalaman kerja responden adalah sebagai berikut:

Gambar 3

Responden Penelitian

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

Data hasil dari kuesioner dan wawancara dengan responden adalah sebagai berikut:

 

Tabel 2

Hasil Identifikasi Keterlambatan

No

Ruang Lingkup

Kode

Identifikasi Data Keterlambatan

Jumlah

Bobot (%)

1

Lingkungan

A1

Lahan/Area Kerja

122

3.909

2

A2

Mobilisasi Pekerjaan

121

3.877

3

A3

Pengaruh Lingkungan Proyek

98

3.140

4

A4

Perubahan Cuaca

99

3.172

5

A5

PSBB

89

2.852

6

Tenaga Kerja, Peralatan, Perubahan, dan Keuangan

B1

Kerusakan pada Alat/ Tenaga Kerja

113

3.621

7

B2

Kemampuan dan Kultur Tenaga Kerja

105

3.364

8

B3

Kesalahan Manajemen alat dan tenaga

115

3.685

9

B4

Ketersediaan keuangan

113

3.621

10

B5

Situasi perekonomian dan Fluktuasi nilai rupiah

102

3.268

11

B6

Terjadinya perubahan desain

120

3.845

12

B7

Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana

128

4.101

13

Perizinan dan Kontrak

C1

Keterlambatan pengajuan perizinan dari kontraktor kepada konsultan

108

3.460

14

C2

Birokasi yang berbelit-belit

113

3.621

15

C3

Konflik antara kontraktor dengan konsultan

104

3.332

16

C4

Keterlambatan memberikan keputusan

113

3.621

17

C5

Komunikasi yang kurang pada perencanaan bangunan

119

3.813

18

C6

Control kontraktor terhadap sub-kontraktor

111

3.557

19

C7

Organisasi yang kurang baik

113

3.621

20

Waktu dan Kontrol

D1

Keterlambatan penyampaian metode dan jadwal

118

3.781

21

D2

Prosedur pemeriksaan/ pengetesan dalam proyek serta pengontrolan

106

3.396

22

D3

Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih

110

3.525

23

D4

Kekurangan dan Keterlambatan bahan

113

3.621

24

D5

Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi

112

3.589

25

D6

Kerusakan material pada tempat penyimpanan dan Kerusakan material selama proses pengiriman

104

3.332

26

D7

Keterlambatan pabrikasi untuk material khusus

111

3.557

27

D8

Keterlambatan pabrikasi dan kelangkaan untuk material khusus

120

3.845

28

D9

Durasi pengiriman material dan ketidak tepatan waktu pemesanan

121

3.877

Jumlah

3121

100.000

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

 

Analisa Menggunakan AHP (Analytical Hirarchy Process)

Untuk menggunakan metode AHP memerlukan wawancara lebih lanjut dengan beberapa ahli yang terlibat lanjut. Adapun hasil penelitian dan responden dalam Analisa dengan metode AHP adalah sebagai berikut:

1.   Responden

Tabel 3 Responden untuk Analisis AHP

No

Asal Instansi

Posisi/Jabatan

1

Nindya-Citra-Kharisma

Project Manager

2

Nindya-Citra-Kharisma

Site Engineering Manager

3

DayaCipta-Laudza-Scalarindo

Tenaga Ahli

4

Satuan Kerja Double-Double Track Paket A

Tim Teknis

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

 

2.   Pembobotan Kriteria

Tabel 4 Matriks Pembobotan Kriteria

 

A1

A2

B6

B7

D9

A1

1.00

6.48

5.69

6.19

4.95

A2

6.48

1.00

2.94

5.14

3.35

B6

5.69

2.94

1.00

6.44

4.68

B7

6.19

5.14

6.44

1.00

5.42

D9

4.95

3.35

4.68

5.42

1.00

Jumlah

24.31

18.92

20.75

24.19

19.40

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

 

3.   Pembobotan Ternormalisasi

Tabel 5 Matriks Pembobotan Ternormalisasi

 

A1

A2

B6

B7

D9

A1

0.04

0.34

0.27

0.26

0.26

A2

0.27

0.05

0.14

0.21

0.17

B6

0.23

0.16

0.05

0.27

0.24

B7

0.25

0.27

0.31

0.04

0.28

D9

0.20

0.18

0.23

0.22

0.05

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

 

 

 

 

 

 

 

 

4.   Uji Konsistensi

 

Tabel 6

�Matriks Priority & Nilai Konsistensi

 

A1

A2

B6

B7

D9

Bobot

Priority Vector

Matriks x Priority

Kosistensi

A1

0.04

0.34

0.27

0.26

0.26

1.169

0.234

4.713

4.032

A2

0.27

0.05

0.14

0.21

0.17

0.847

0.169

4.713

5.568

B6

0.23

0.16

0.05

0.27

0.24

0.945

0.189

4.713

4.987

B7

0.25

0.27

0.31

0.04

0.28

1.157

0.231

4.713

4.072

D9

0.20

0.18

0.23

0.22

0.05

0.882

0.176

4.713

5.345

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

 

5.   Hasil

Tabel 7 Hasil Analisis AHP

Kode

Item Identifikasi Keterlambatan

Bobot

A1

Lahan/Area Kerja

1.169

A2

Mobilisasi Pekerjaan

0.847

B6

Terjadinya perubahan desain dan lingkup pekerjaan

0.945

B7

Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana

1.157

D9

Durasi pengiriman material dan ketidak tepatan waktu pemesanan

0.882

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

 

Pengaruh Hasil Pembobotan dan Ranking Responden Terhadap Kondisi Lapangan

1.   Pengaruh Area Kerja

Pelaksanaan kerja yang tidak bisa dikerjakan sekaligus, mengingat jalur kerja yang dilakukan bertahap. Hal ini menyebabkan pembongkaran, dan pergantian Track Jalur tidak bisa dilaksanakan sekaligus. Lahan Tahap I (jalur 4 dan 5) dapat diserahkan setelah Track Bogor Line Elevated di Aktif,. Namun lahan kerja Track Bogor Line Elevated baru dapat diserahkan pada bulan Juli 2020 STA 10+700 hingga stasiun Manggarai, sisa pekerjaan dapat dilakukan setelah serah terima Bulan Januari 2021. Pelaksanaan non-aktif jalur 3 dapat di bongkar setelah pekerjaan Switch Over 5.2 yaitu pergantian jalur untuk arah jatinegara dimana ruang lingkup tersebut termasuk kedalam kontraktor mainline II). Sehingga apabila pekerjaan SO 5.2 tertunda maka pekerjaan Bore Pile Tahap I juga ikut tertunda.

Gambar 4

Area Kerja Mainline I

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

Gambar 5

Lahan Kerja Track Bogor Line Elevated Bulan Maret 2020

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

Aktifivitas tetap digunakan sehingga Lahan Kerja terbatas, hal ini dapat disiasati dengan cara Pekerjaan Flow Penumpang untuk KA Bandara Stasiun Manggarai

Gambar 6

Flow Penumpang KA Bandaran Stasiun Manggarai

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

2.   Pengaruh Perubahan Desain

Pada Gambar Desain 2019 jalur Track Bogor Line Elevated belum adanya Ruang Lingkup Jembatan Baja dengan posisi Radius Horizontal 800 tanpa lengkung peralihan dan gradient jalur sebesar 10,3�. Karena adanya perubahan desain struktur, sehingga pada Shop Drawing Radius Horizontal sebesar 600, Radius Vertikal 600 dan Gradient menjadi 10,6 � sebagai berikut:

Gambar 7

Review Desain Jalur Track Bogor Line Elevated

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

3.   Pengaruh Perubahan Ruang Lingkup

Perubahan Ruang Lingkup Kerja berupa pekerjaan tambah kurang. Pekerjaan tambah yang dilaksanakan semata-mata untuk membantu mempercepat dan menyesuaikan dengan proses review desain pada penyelesaian konstruksi berupa:

a.    Penambahan Bangunan Power House (Gedung untuk Supply Listrik Kereta)

b.   Penambahan Jalur Track Bogor Line Elevated (Jalur Pengganti untuk 4 & 5 Existing)

c.    Penambahan Pekerjaan Angkatan Scissor (Penyetaraan Elevasi Jalur Kereta)

d.   Penambahan Pekerjaan Dinding Ballast Stopper (Pembatas Track sementara antar selama masa konstruksi berlangsung)

e.    Pengurangan Pekerjaan Box Girder

f.    Pengurangan Pekerjaan Ruang Lingkup Pekerjaan Aristek dan MEP

4.   Pengaruh Mobilisasi Pekerjaan

Kapasitas alat berat untuk lokasi sulit pada durasi dan kontrak pemakaian alat. Sebagai contoh pada pekerjaan Bore Pile Gedung Skybridge, pada lokasi tersebut alat tidak bisa maksimal mengingat terbatasnya jumlah lahan sehingga mengalami penambahan waktu untuk masa pemakaian. Kapasitas alat berat untuk pekerjaan Ballast pada jalur track bogor line elevated hanya dapat menampung 10 DT. Pengiriman material tidak bisa melebihi jumlah tersebut mengingat stock material dekat dengan area rumah warga, sehingga apabila pengiriman melebihi kapasitas dapat membahayakan lingkungan sekitar. Perkiraan untuk Area swing alat juga perlu di perhatikan untuk memenuhi kapasitas dan mengurangi resiko terjadinya insiden kecelakaan.

 

 

 

 

 

 

Gambar 8

Pemakaian Alat Bore Pile pada Gedung Skybridge Area Stockyard Ballast dan Mobilisasi Alat

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

5.   Pengaruh Durasi Pengiriman

Pengaruh pola pemesanan material khusus yang perlu koordinasi jauh sebelum schedule pemasangan di lapangan hal ini mengingat durasi pengiriman yang memerlukan waktu sekitar 1 bulan dan produksi material sekitar 4 bulan. Sehingga memerlukan waktu sekitar 6 bulan selama proses pengajuan.

 

Metode Kerja

Alur pekerjaan Mainline tetap dan butuh beruhubungan dengan kontraktor lainnya, seperti pekerjaan Listrik untuk Kereta. Kontraktor LRS harus bekerja lebih dahulu membongkar ddan memindahkan daya untuk Jalur Kereta Api yang tetap Aktif, serta Kontraktor WKU yang melanjutkan Konstruksi Sipil mulai STA 9+950 hingga Track Bekasi Line Selesai. Adapun alur pekerjaan Mainline I Tahap II serta item pendukung yang perlu dilakukan dalam proses konstruksi adalah sebagai berikut:

Gambar 9 Alur Pekerjaan

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

 

Sebagaimana alur pekerjaan diatas, adapun ruang lingkup pekerjaan serta hal-hal yang perlu diperhatikan selama konstruksi adalah sebagai berikut:

1.   Tahap I (Non-Aktif Jalur 3, 4 dan 5)

a.      Arus penumpang selama konstruksi akan dibuatkan jalur penumpang, agar penumpang dapat melewati dengan aman tanpa bahaya melewati area konstruksi

b.     Area Pembongkaran Jalur 3, 4 dan 5 Existing, Area Pembongkaran Tahap I hanya dapat dilaksanakan dari STA 9+950 sampai dengan STA 9+625, dimana lahan tersebut sudah termasuk dengan lokasi manuver alat berat. Pembongkaran dapat dilakukan apabila Peron Temporary untuk Jalur Track 6 sudah dipasang

c.   Jalur masuk serta manuver alat beratJalur akses masuk menuju Area Konstruksi adalah 3 namun Akses yang dapat dipergunakan hanya 1 mengingat tingkat kesulitan akses menuju area konstruksi.

Gambar 10

Area Pembongkaran

Sumber: Hasil Penelitian Pribadi, 2021

Gambar 11

Layout Akses Masuk

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

d.   Pekerjaan bulding work tahap I

Untuk pekerjaan Building Work Tahap 1 adalah dari As 5-9�/D-M, area tersebut tanpa mengerjakan Peron 8 sebagai Mobilisasi Alat Masuk dan Area Tower Crane As 5-9�/I-J. Pekerjaan meliputi bore pile dengan jumlah titik bore pile sebanyak 252 titik, pekerjaan pile cap, pekerjaan struktur lantai dasar, pekerjaan struktur lantai 1, pekerjaan lantai 2 serta pekerjaan atap. Pada tahap ini area kerja juga dipasang tower crane terlebih dahulu. Dikarenakan KRL tetap aktif pekerjaan Gedung stasiun harus menggunakan rambu-rambu K3 serta peran aktifnya train watcher.

Gambar 12

�Pekerjaan Building Work

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

e.    Pekerjaan Civil Work Tahap I

Pekerjaan civil work di mulai dari P07, P06, P04 kemudian P05. Hal ini menyesuaikan dengan area kerja yang dapat dikerjakan. Pekerjaan hanya dapat dikerjakan hingga pier elevated saja. Pekerjaan pier head dilaksanakan pada tahap II setelah tiang elevated dapat dikerjakan secara keseluruhan.

 

Gambar 13

�Pekerjaan Civil Work

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

f.    Pekerjaan track work tahap I

Pekerjaan Track meliputi pekerjaan track panel assembly dari STA 9+950 sampai dengan STA 9+750, pekerjaan simple turn out #10 sebanyak 3, wesel scissors 1 unit, pembongkaran 2 wesel existing serta pemasangan rail kompromis untuk menyambung R54 dan R42 (Rail kondisi Existing).

Gambar 14

�Pekerjaan Track Work

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

g.     Hasil Pekerjaan Tahap I

Gambar 15

�Pekerjaan Tahap I

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

2.   Tahap II (Non-Aktif Jalur 1 & 2)

a.    Proses pemindahan dan area pembongkaran untuk pembongkaran jalur 1 & 2

Gambar 16

Area Pembongkaran Tahap II dan ViewArea Pembongkaran Tahap II

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

b.    Arus penumpang selama konstruksi

Arus penumpang tidak melewati area konstruksi dikarenakan jalur track 3 dan 4 baru sudah dapat digunakan dan tidak melintasi area proyek tahap II.

c.    Pekerjaan building work dan Pekerjaan civil work

Lingkup Pekerjaan hampir sama dengana tahap I, namun hal yang perlu diperhatikan selama prosses ini adalah proses pelepasan Tower Crane dan pekerjaan Pier Head. Hal ini dikarenakan untuk proses pelepsan tower crane bangunan disekitarnya sudah diselesaikan dan pekerjaan track 3 dan 4 baru sudah diaktifkan, sedangkan untuk pekerjaan Pier Head dilaksanakan menggunakan waktu window time (pengajuan waktu kerja pada jalur aktif). Hal ini memerlukan attribute K3 berupa rambu, lentera, HT untuk koordinasi antara train watcher, pluit dan sebagainya.

Gambar 16

Pekerjaan Building Work Tahap II

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

d.   Pekerjaan track

Pekerjaan tahap II berlangsung bertahap dengan 3 kali window time, dengan item kerja sebagai berikut:

1)       Window time 1: pembongkaran 1 wesel existing pemasangan 3 wesel R54 #10

2)       Window time 2: pembongkaran 1 wesel existing pemasangan 2 wesel R54 #10, pemasanagan rail kompromis

3)       Window time 3: pemasangan 2 wesel R54 #10

�

Gambar 17

�Pekerjaan Track Work Tahap II

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

e.   Hasil pekerjaan tahap II

Gambar 18

Penyelesaian Pekerjaan Tahap II

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

 

Schedule Penyelesaian

Schedule Penyelesaian untuk Pekerjaan Proyek Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s/d Jatinegara (Paket A) (Tahap II) �Pekerjaan Mainline I� dengan penyelesaian rencana pada bulan November 2022 sehingga rencana penambahan waktu kerja selama 12 bulan, sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 8

Schedule Penyelesaian Mainline I

No

ITEM PEKERJAAN

2021

2022

AUG

SEP

OKT

NOV

DES

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUNI

JULI

AUG

SEP

OKT

NOV

DES

1

SO4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Pekerjaan Civil Work Tahap I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Pekerjaan Building Work Tahap I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Pekerjaan Track Work Tahap I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

SO6

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Pekerjaan Civil Work Tahap II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Pekerjaan Building Work Tahap II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

Pekerjaan Track Work Tahap II

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

Pekerjaan Arsitek & MEP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Adapun Kesimpulan yang didapat dari Laporan Analisis Keterlambatan pada Proyek Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d Jatinegara adalah sebagai berikut:

1.       Faktor keterlambatan dari Analisis Keterlambatan pada Proyek Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d Jatinegara adalah Lahan/ Area Kerja, Mobilisasi Pekerjaan, Perubahan Desain dan Lingkup Pekerjaan, Kesalahan Desain yang dibuat oleh Perencana, Durasi pengiriman material dan ketidak tepatan waktu pemesanan.

2.       Keterikatan hasil analisis dengan realisasi yang terjadi pada pekerjaan dilapangan sebagai berikut:

a.   Lahan/ Area Kerja;

1)   Lahan area kerja menunggu

2)   penyelesaian pekerjaan dari track bogor line elevated

3)   Antar pekerjaan harus saling menunggu dan terikatan serta ketergantungan

4)   Keterlambatan akibat kontraktor lain akan berpengaruh pada pekerjaan selanjutnya

b.   Mobilisasi Pekerjaan; Ruang Aktivitas Alat berat yang membatasi produktivitas suatu alat berat.

c.   Perubahan Desain dan Lingkup Pekerjaan; perubahan ruang lingkup akan menambah durasi/ proses perencanaan pekerjaan seperti contoh perubahan Gedung Skybridge

d.   Kesalahan Desain yang dibuat oleh Perencana; ketidaktepatan perencana akan menambah durasi perbaikan pada kondisi lapangan seperti perubahan jalur desain

e.   Durasi pengiriman material dan ketidak tepatan waktu pemesanan; durasi pemesanan material khusus seperti wesel R54 #10 memerlukan sekitar 6 bulan untuk produksi dan pengiriman material.

3.       Rencana penyelesaian pekerjaan Proyek Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d Jatinegara Tahap II Mainline I sampai dengan bulan Oktober 2023

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Fahmi, Faisal. (2017) Analisis Faktor Utama yang Mempengaruhi Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Infrastruktur LRT (Light Rail Transit). Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

 

Kusuma, Dodi Angga. (2017) Model Penilaian Kontraktor pada Proyek Ketenagalistrikan Menggunakan Metode AHP dan Fuzzy Topsis. Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

 

Pinori, Mickson. (2015) Analisa Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Pembangunan Mall ABC. Thesis.Universitas Sam Ratulan

 

�

Saputra, Ramdhan Yundra. (2017) Analisa Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Pembangunan Mall ABC. Thesis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

 

�Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. (2012) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta.

 

Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. (2011) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2011 tentang Perpotongan dan/atau Persinggungan antara Jalur Kereta Api dengan Bangunan Lain� Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta.� �������

Copyright holder:

Badzlina Harvy Nesya, Haryono Putro (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: