Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
MODEL EFISIENSI BIAYA TAGIHAN
PJU (PENERANGAN JALAN UMUM) NON METERAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BENEFIT COST
RATIO STUDI KASUS DI KABUPATEN SOLOK
Candra
Putra Gusriadi, Lusi Susanti, Feri Afrinaldi
Fakultas Teknik, Universitas Andalas,
Padang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penerangan Jalan Umum
terbagi menjadi dua jenis� yaitu PJU
meteran dan PJU non meteran. Terdapat masalah dalam perhitungan PJU non meteran
yaitu biaya tagihan listrik yang dibayarkan tidak sesuai dengan penggunaan
energi listrik, perhitungan tarif tagihan listrik PJU non meteran mengacu pada
SK Direksi PT. PLN No. 025.E/012/DIR/2002 dan SK Dir Nomor 022.E/012/DIR/2003.
Tingginya tagihan listrik PJU non meteran berdampak pada tagihan bulanan PJU,
Maka dari itu, upaya efisiensi dalam penggunaan energi pada penerangan jalan
umum diharapkan dapat menghemat anggaran Pemerintah Daerah dan membantu
pemerintah dalam pengelolaan energi. Penelitian ini bertujuan menganalisis
upaya efisiensi penggunaan PJU non meteran dengan metode
analisa/perhitungan/rumusan/studi kasus benefit cost ratio (BCR) untuk
menemukan model efisiensi yang tepat di Kabupaten Solok. Studi dilakukan dengan
pengumpulan data berupa kondisi PJU yang terpasang di seluruh wilayah Kabupaten
Solok. Berdasarkan hasil survey inventarisasi PJU antara PT. PLN dan Pemda
Kabupaten Solok yang dilaksanakan pada Bulan Februari 2021 didapatkan jumlah
titik PJU non meteran sebanyak 5.030 titik dimana 3.123 titik atau 62% PJU non
meteran menggunakan lampu tipe pelepas gas yang tidak hemat energi. Dengan
kondisi penggunaan lampu tidak hemat energi lebih mendominasi pada PJU non
meteran di Kabupaten Solok, terlihat sebuah peluang efisiensi biaya tagihan
dengan penggantian seluruh lampu pelepas gas menjadi lampu hemat energi, yaitu
LED 50W. Jumlah tagihan bulanan PJU di Kabupaten solok yaitu Rp 519.440.115
yang terdiri dari PJU non meteran sejumlah Rp 438.070.396 dan tagihan PJU
meteran sebesar Rp 81.396.719
Kata kunci: PJU (Penerangan Jalan Umum); PJU Non Meteran; Meterisasi; Konsumsi
Energi PJU; Efisiensi PJU; Lampu hemat energi; Lampu
Pelepas Gas: PJU-TS, Biaya: Manfaat: Annual Benefit; Benefit Cost Rat.
Abstract
Public street lighting is divided into two types, namely metered PJU and
non-metered PJU. There is a problem in calculating the non-metered PJU, namely
the electricity bill paid is not in accordance with the use of electrical
energy, the calculation of the non-metered PJU electricity bill refers to the
Decree of the Board of Directors of PT. PLN No. 025.E/012/DIR/2002 and the
Decree of the Board of Directors of PT. PLN No. 025.E/012/DIR/2003. The high
non-meter PJU electricity bill has an impact on PJU's monthly bill. Therefore,
efficiency efforts in energy use in public street lighting are expected to save
local government budgets and assist the government in energy management. This
study aims to analyze the efficiency of the use of non-metered PJU using the
method of analysis/calculation/formulation/case study of the benefit cost ratio
(BCR) to find the right efficiency model in Solok
Regency. The study was conducted by collecting data in the form of PJU
conditions installed in all areas of Solok Regency.
Based on the results of the PJU inventory survey between PT. PLN and the Solok Regency Government which were carried out in February
2021 found the number of non-metered PJU points as many as 5,030 points of
which 3,123 points or 62% of non-metered PJUs used gas-release type lamps that
were not energy efficient. With the condition that the use of non-energy
efficient lamps dominates in non-metered PJUs in Solok
Regency, there is an opportunity for efficiency in billing costs by replacing
all gas discharge lamps with energy-saving lamps, namely 50W LEDs. The number
of monthly bills for PJU in Solok Regency is IDR
519,440,115 consisting of non-metered PJUs of IDR 438,070,396 and metered PJU
bills of IDR 81,396,719
Keywords: PJU (Public Street Lighting); Non-Meter PJU; metering; PJU Energy
Consumption; PJU efficiency; Energy saving lamp; Gas Release Lamp: PJU-TS,
Cost: Benefit: Annual Benefit; Cost Rat benefits.
Pendahuluan
Penerangan Jalan Umum (PJU) disebut juga Street Lighting atau Road Lighting adalah suatu sumber cahaya yang dipasang di samping jalan, yang dinyalakan pada setiap malam (Naam & Van Doai, 2019). Pengelolaan PJU sepenuhnya wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Daerah/Kota melalui dinas yang ditunjuk. Permasalahan LPJU telah menjadi dilema yang terjadi secara berlarut-larut yang melibatkan hubungan antara ketiga pihak yaitu masyarakat, Pemerintah Daerah/Kota dan PT. PLN. Masyarakat merasa perlu dan punya hak dalam mendapatkan dan menikmati PJU sebagai bentuk kompensasi pembayaran iuran PJU melalui pembayaran tagihan rekening listrik. Pada umumnya PJU non meteran tidak menggunakan lampu yang hemat energi dengan tingkat penerangan yang tinggi. Pihak yang dirugikan dalam kasus ini adalah Pemerintah Daerah/Kota yang berurusan langsung dengan pembayaran rekening listrik PJU.
PJU pada sebagian besar daerah masih belum menggunakan alat pencatat pembatas (APP) listrik. Tagihan rekening bagi PJU tanpa APP termasuk golongan tariff P3/TR yang ditetapkan berdasarkan keputusan direksi PT. PLN nomor 335.K/010/DIR/2003 serta Peraturan Menteri ESDM tentang Tarif Listrik Penerangan Jalan Umum nomor 30 Tahun 2012, dimana beban daya dihitung per titik lampu sesuai dengan jenis lampu yang digunakan dan pengelompokan daya lampu.�
Pembangunan PJU di Kabupaten Solok juga tak terlepas dari berbagai permasalahan tersebut di atas. Salah satu penyebabnya adalah implementasi pembangunan PJU sektoral yang selama ini berjalan, serta banyaknya jumlah PJU non meteran. Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut perlu dilakukan perencanaan PJU yang matang, salah satunya adalah menghitung konsumsi energi rill yang terpasang di seluruh wilayah di Kabupaten Solok. Pada tagihan PJU Kabupaten Solok di tahun 2020 dapat terlihat bahwa PJU non meteran memiliki tagihan yang jauh lebih besar dibandingkan PJU meteran yaitu 80% dari total seluruh tagihan pada tahun 2020.
Berdasarkan hal yang telah tersebut diatas, perlu dilakukan studi penelitian dalam upaya tindak lanjut dalam bentuk penghematan terkait PJU non meteran di Kabupaten Solok dimana efisiensi energi merupakan pendekatan yang dilakukan melalui pemanfaatan atau pemakaian teknologi yang membutuhkan energi yang lebih rendah dalam melakukan fungsi yang sama seperti penggunaan lampu dan peralatan listrik lain yang tentunya hemat energi, dari penelitian ini� diharapkan dapat diketahui tingkatan konsumsi energi rill yang terpasang pada wilayah kerja PJU Kabupaten Solok dalam kinerja efisiensi energi dan menghitung biaya operasional eksisting secara teoritis untuk mengetahui langkah manajemen biaya selanjutnya sampai menghasilkan upaya-upaya penghematan energi. Permasalahan yang akan dibahas adalah kesesuaian penilaian kriteria aspek Energy Efficiency and Conservation, pengaruh kinerjanya terhadap manajemen efisiensi tagihan listrik LPJU.
Beberapa penelitian mengenai PJU seperti (Pallo, Juan P. Manzano, Santigo Chicaiza, Dennis Nunez, Carlos Placencia, Franklin Nunez, Freddy;2018) membahas Sistem Nirkabel untuk Kontrol, Pemantauan, dan Pemeliharaan Pencegahan Penerangan Jalan Umum (Pallo et al., 2018). (Fernandes, R. A. Dan Guimaraes, W. P.S.;2018) melakukan penelitan Implementasi konverter Buck dengan kontrol tegangan histeresis yang diterapkan pada paket susunan chip LED untuk penerangan jalan (Fernandes & Guimaraes, 2018).
Rousseau, Alain dan guthrie,
Mitchell tahun 2018. Melakukan penelitian Pada Penilaian Risiko Petir untuk
Sistem Penerangan Jalan.. Studi ini membahas masing-masing skenario dengan mempertimbangkan
kasus-kasus di mana tidak ada proteksi petir atau proteksi lonjakan yang disediakan
di kutub, dan dengan berbagai tingkat proteksi lonjakan yang dipasang. Di dalam
untuk memberikan perlindungan terhadap serangan langsung, sistem proteksi petir
harus dipasang tetapi ini tidak sering terjadi bahkan ketika tiang logam
digunakan (Rousseau & Guthrie, 2018).
Suk, Jae Yong dan Walter, Rebecca J.tahun pada tahun 2019 dalam Dokumentasi penerangan jalan raya malam hari yang baru diterapkan untuk keselamatan publik di malam: Sebuah studi kasus di San Antonio, Texas (Suk & Walter, 2019). Aziera, Siti Hajar, Syasya Azra Midi, Nur Shahida dan Sarah Yasmin dalam Proceedings of the 2018 7th International Conference on Computer and Communication Engineering, ICCCE 2018 meneliti tentang Sistem Penerangan Jalan Pintar dan Hemat Energi berbasis Jaringan Syaraf Tiruan: Studi Kasus untuk Kawasan Perumahan di Hosur (Abdullah, Yusoff, Zaini, Midi, & Mohamad, 2018).
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini�� yaitu� bagaimana membut sebuah model efisiensi PJU non meteran untuk mengurangi tingginya tagihan PJU non meteran di Kabupaten Solok. Selama ini, banyak Pemerintah Daerah di Kabupaten/Kota dan PLN berselisih paham terhadap PJU non meteran atau ilegal yang di pasang oleh masyarakat dengan mengambil daya listrik langsung pada jaringan PLN, sedangkan bagi PLN penggunaan PJU non meteran atau ilegal tersebut tagihan akan dibebankan kepada Pemerintah Daerah atau Pemerintah Kota setempat. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan efisiensi penggunaan energi tanpa menguragi jumlah PJU dan intensitas penerangan jalan tersebut. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh PJU Kabupaten/Kota manapun di Indonesia yang memiliki PJU Non Meteran.
Pemerintah daerah
beranggapan bahwa pemakaian listrik yang ditagihkan PLN tidak akuntabel. Oleh karena itu, studi ini
perlu dilakukan sebagai upaya untuk
mengatasi masalah ini. Untuk menganalisis
pemakaian energi PJU non meteran diperlukan data akurat, dimana data yang dibutuhkan adalah jumlah dan jenis lampu PJU non meteran yang terpasang dilapangan. Beberapa hal yang perlu dilakukan pada studi ini adalah
mengklasifikasikan jenis lampu terpasang, jumlah jam nyala lampu kemudian dilakukan perhitungan konsumsi energi yang terpakai, mencari solusi-solusi untuk dilakukan mengurangi penggunaan energi sehingga pemerintah daerah dapat membuat kebijakan
dan keputusan yang tepat sasaran.
Metode Penelitian
Studi pendahuluan pada penelitian ini dilakukan
dengan cara mewawancarai pejabat pada Seksi Penerangan Jalan Umum Bidang Tata
Ruang Dinas PUPR Kabupaten Solok. Studi literatur dilakukan dengan cara mencari
berbagai macam sumber mengenai metode perhitungan konsumsi energi listrik. Dari
identifikasi masalah yang ditemukan maka perumusan masalah adalah penyebab
tingginya tagihan PJU non meteran sehingga perlu dicari solusi model yang tepat
untuk dilakukannya efisiensi tagihan PJU, guna menghemat APBD di Kabupaten
Solok.
Pada
proses analisis konsumsi energi semua data hasil pengolahan data yang telah
dikelompokan maka dilakukanlah perhitungan koumsi energi pada
masing-masing lokasi, dengan system perhitungan sebagai berikut :
a. Sistem perhitungan PLN yang berdasarkan SK Direksi
PT. PLN No. 025.E/012/DIR/2002
dan SK Dir Nomor 022.E/012/DIR/2003 yang masih digunakan sampai saat ini. Setelah
di dapat total kWh kemudian
dikalikan tarif PJU (TDL
P3) per kWh sebesar Rp. 1.467,28.
b. Pada proses perhitungan yang mengacu pada standar
PLN berdasarkan SK Direksi Nomor 022.E/012/DIR/2003 pasal 2.2 PJU tanpa alat
ukur menyatakan daya setiap lampu sangat
bervariasi tidak ada jaminan diganti dengan watt yang sama, PJU non meteran
dilakukan klasifikasi daya lampu sebagai dasar perhitungan tagihan listrik.
Kemudian pasal 2.2.4 membahas masalalah jam nyala terbagi menjadi 24 Jam atau
12 jam nyala perhari.
Survey bersama dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2021 sampai dengan 30 Maret 2021 dengan melakukan pencatatan jenis lampu non meteran yang tersebar di 74 Nagari di Kabupaten Solok.
Dari hasil survey pada lokasi kerja PLN ULP kayuaro di dapatlah total PJU non meteran sebanyak 2.329 titik lampu PJU temasuk didalamnya lampu yang hidup maupun mati dengan jam nyala 12 Jam dan 24 Jam dengan berbagai jenis lampu. Dari hasil survey pada lokasi kerja PLN ULP Singkarak di dapatlah total PJU non meteran sebanyak 1.207 titik lampu PJU temasuk didalamnya lampu yang hidup maupun mati dengan jam nyala 12 Jam dan 24 Jam dengan berbagai jenis lampu. Dari hasil survey pada lokasi kerja PLN ULP Solok di dapatlah total PJU non meteran sebanyak 1.114 titik lampu PJU yang hidup maupun mati dengan jam nyala 12 Jam dan 24 Jam dengan berbagai jenis lampu. Dari hasil survey pada lokasi kerja PLN ULP Muaro labuh di dapatlah total PJU non meteran sebanyak 203 titik lampu PJU temasuk yang hidup maupun mati dengan jam nyala 12 Jam dan 24 Jam dengan berbagai jenis lampu. Dari hasil survey pada lokasi kerja PLN ULP Silungkang di dapatlah total PJU non meteran sebanyak 203 titik lampu PJU baik itu hidup maupun mati dengan jam nyala 12 Jam dan 24 Jam dengan berbagai jenis lampu.
Berdasarkan data hasil survey PJU, didapatkan jenis lampu dan jumlah titik PJU yang tersebar di Kabupaten Solok yang terbagi pada masing-masing wilayah kerja ULP.
1. Perhitungan Konsumsi Energi Berdasarkan Standar Perhitungan PT. PLN
rekapitulasi jumlah keseluruhan titik PJU non meteran di ULP Kayuaro di sajikan pada tabel berikuit:
Tabel 1
Rekapitulasi Jumlah Titik dan kWh berdasarkan Jenis lampu PLN ULP Kayuaro
ULP KAYUARO |
|||
Jenis Lampu |
Total kWh |
|
Total Lampu |
Pijar |
���������������������� 271,88 |
|
�������������������� 12 |
LED |
����� �������������9.733,13 |
������������������ 550 |
|
LHE |
���������������� 39.931,50 |
������������������ 984 |
|
Neon |
������������������ 1.237,50 |
���� ����������������33 |
|
Halogen |
���������������� 14.137,50 |
�������������������� 73 |
|
Mercury |
������������� 110.557,50 |
��������� ���������437 |
|
Non Aktif (N/A) |
������������������ 5.662,50 |
|
������������������ 249 |
Total |
������������� 181.531,50 |
|
���� ����������2.338 |
rekapitulasi jumlah keseluruhan titik PJU non meteran di ULP Singkarak di sajikan pada tabel berikuit:
Tabel 2
Rekapitulasi Jumlah Titik dan kWh berdasarkan Jenis lampu PLN ULP Singkarak
ULP KAYUARO |
|||
Jenis Lampu |
Total Kwh |
|
Total Lampu |
Pijar |
���������������������� 121,88 |
|
���������������������� 7 |
LED |
������������������ 6.880,13 |
� �����������������414 |
|
LHE |
���������������� 22.093,25 |
������������������ 552 |
|
Neon |
���������������������� 900,00 |
�������������������� 24 |
|
Halogen |
������������������ 3.000,00 |
�������������������� 10 |
|
Mercury |
���������������� 11.347,50 |
��������� �����������58 |
|
Non Aktif (N/A) |
������������������ 3.209,50 |
������������������ 142 |
|
Total |
���������������� 47.552,25 |
|
�������������� 1.207 |
Rekapitulasi jumlah keseluruhan titik PJU non meteran di ULP Solok di sajikan pada tabel berikuit:
Tabel 3
Rekapitulasi Jumlah
Titik dan kWh berdasarkan Jenis lampu PLN ULP Solok
ULP SOLOK |
|||
Jenis Lampu |
Total Kwh |
|
Total Lampu |
Pijar |
����������������� �������84,38 |
���������������������� 6 |
|
LED |
������������������ 4.988,75 |
������������������ 288 |
|
LHE |
���������������� 25.210,50 |
������������������ 628 |
|
Neon |
������������������ 1.647,00 |
�������������������� 43 |
|
Halogen |
���������������������� 937,50 |
���������������������� 5 |
|
Mercury |
���������������� 14.947,50 |
�������������������� 59 |
|
N/A |
���� ��������������2.257,88 |
����� ���������������85 |
|
Total |
���������������� 50.073,50 |
|
�������������� 1.114 |
rekapitulasi jumlah keseluruhan titik PJU non meteran di ULP Muaro Labuh di sajikan pada tabel berikuit. :
Tabel 4
Rekapitulasi Jumlah
Titik dan kWh berdasarkan Jenis lampu PLN ULP Muaro Labuh
ULP MUARO LABUH |
|||
Jenis Lampu |
Total Kwh |
|
Total Lampu |
Pijar |
���������������������� 187,50 |
������� ���������������5 |
|
LED |
���������������������� 900,00 |
�������������������� 36 |
|
LHE |
���������������� ��5.013,00 |
������������������ 129 |
|
Neon |
��������������������������������� - |
����������������������� - |
|
Halogen |
������������������ 2.625,00 |
����� ���������������14 |
|
Mercury |
���������������������� 375,00 |
���������������������� 2 |
|
N/A |
���������� ������������337,50 |
������������� �������17 |
|
Total |
������������������ 9.438,00 |
|
rekapitulasi jumlah keseluruhan titik PJU non
meteran di ULP Muaro Labuh di sajikan pada tabel berikuit. :
Tabel 5
Rekapitulasi Jumlah
Titik dan kWh berdasarkan Jenis lampu PLN ULP Silungkang
ULP SILUNGKANG |
|||
Jenis Lampu |
Total Kwh |
|
Total Lampu |
Pijar |
|
|
|
LED |
������������������ 2.756,25 |
�������������������� 66 |
|
LHE |
������������������ 3.274,50 |
�������������������� 66 |
|
Neon |
|||
Halogen |
|||
Mercury |
� �����������������3.345,00 |
�������������������� 15 |
|
N/A |
���������������������� 543,75 |
|
�������������������� 21 |
Total |
������������������ 9.919,50 |
|
��������� ���������168 |
Tabel 6
Rekapitulasi hasil
konsumsi energi seluruh PJU non meteran di Kabupaten Solok berdasarkan standar perhitungan PT. PLN
NO |
ULP |
NON METERAN |
||
kWh |
Jumlah Lampu Terpasang
(bh) |
TAGIHAN (Rp) |
||
1 |
SOLOK |
�������� 50.073,50 |
1114 |
��������� ���73.482.861,25 |
2 |
MUARO LABUH |
���������� 9.438,00 |
203 |
������������ 13.850.265,00 |
3 |
SINGKARAK |
�������� 47.552,25 |
1207 |
������������ 69.782.926,88 |
4 |
KAYU ARO |
������ 181.531,50 |
2338 |
���������� 266.397.476,25 |
5 |
SILUNGKANG |
���������� 9.919,50 |
168 |
� �����������14.556.866,25 |
|
TOTAL |
������ 298.514,75 |
5030 |
���������� 438.070.395,63 |
Dari hasil pengolahan data PJU non meteran terpasang di Kabupaten Solok dapat di perkirakan jumlah konsumsi energi bulanan sebesar 298.514,75 kWh atau setara dengan tagihan bulanan sebesar Rp. 438.070.395,65 yang merupakan jumlah tagihan listrik bulanan PJU non meteran di Kabupaten Solok yang terdiri dari lima wilayah kerja ULP.
2. Perhitungan Konsumsi Energi Riil
Jumlah konsumsi energi listrik PJU wilayah kerja ULP Kayuaro baik lampu aktif, non aktif, jam nyala 12,5 jam dan 24 jam adalah 78.206,40 kWh. Jumlah konsumsi energi listrik PJU wilayah kerja ULP Singkarak baik lampu aktif, non aktif, jam nyala 12,5 jam dan 24 jam adalah 22.673,16 kWh. Jumlah konsumsi energi listrik PJU wilayah kerja ULP Solok baik lampu aktif, non aktif, jam nyala 12,5 jam dan 24 jam adalah 21.508,20 kWh.
Jumlah konsumsi energi listrik PJU wilayah kerja ULP Muaro Labuh baik lampu aktif, non aktif, jam nyala 12,5 jam dan 24 jam adalah 4.176,72 kWh. Jumlah konsumsi energi listrik PJU wilayah kerja ULP Silungkang baik lampu aktif, non aktif, jam nyala 12,5 jam dan 24 jam adalah 5.234,40 kWh.
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Konsumsi
Energi Seluruh PJU Non Meteran Di Kabupaten Solok Berdasarkan Standar Perhitungan Konsumsi Energi Riil
NO |
ULP |
NON METERAN |
||
kWh |
Jumlah Lampu Terpasang
(bh) |
TAGIHAN (Rp) |
||
1 |
SOLOK |
21.508,20 |
1114 |
31.563.283,50 |
2 |
MUARO LABUH |
4.176,72 |
203 |
6.129.336,60 |
3 |
SINGKARAK |
22.673,16 |
1207 |
33.272.862,30 |
4 |
KAYU ARO |
78.206,40 |
2338 |
114.767.892,00 |
5 |
SILUNGKANG |
5.234,40 |
168 |
7.681.482,00 |
|
TOTAL |
131.798,88 |
5030 |
193.414.856,40 |
Didapatkan total kWh sebesar 131.798,88 kWh dan biaya tagihan listrik PJU sebesar Rp 193.414.856,4.
3. Perbandingan Standar Perhitungan PLN dan Konsumsi Energi Riil
hasil perbandingan perhitungan antara standar PT. PLN dan konsumsi energi riil sebagai berikut :
Tabel 8
Perbedahan Perhitungan
Konsumsi Energi Standar PLN Dan Perhitungan Konsumsi Energi Riil
NO |
Jenis Lampu |
Besaran Daya (watt) |
Perhitungan PLN |
Konsumsi Energi Riil |
||
kWh/bulan 12 Jam
nyala |
kWh/bulan 24 Jam
nyala |
kWh/bulan 12 Jam
nyala |
kWh/bulan 24 Jam
nyala |
|||
1 |
LED |
20 |
9,38 |
18 |
7,20 |
14,40 |
2 |
LED |
30 |
18,75 |
36 |
10,80 |
21,60 |
3 |
LED |
50 |
18,75 |
36 |
18,00 |
36,00 |
4 |
LED |
60 |
37,50 |
72 |
21,60 |
43,20 |
5 |
PIJAR |
40 |
18,75 |
36 |
14,40 |
28,80 |
6 |
PIJAR |
60 |
37,50 |
72 |
21,60 |
43,20 |
7 |
LHE |
24 |
37,50 |
72 |
8,64 |
17,28 |
8 |
LHE |
45 |
37,50 |
72 |
16,20 |
32,40 |
9 |
LHE |
65 |
75,00 |
144 |
23,40 |
46,80 |
10 |
NEON |
40 |
37,50 |
72 |
14,40 |
28,80 |
11 |
HALOGEN |
125 |
187,50 |
360 |
45,00 |
90,00 |
12 |
HALOGEN |
150 |
187,50 |
360 |
54,00 |
108,00 |
13 |
HALOGEN |
250 |
187,50 |
360 |
90,00 |
180,00 |
14 |
HALOGEN |
400 |
375,00 |
720 |
144,00 |
288,00 |
15 |
MERKURI |
100 |
187,50 |
360 |
36,00 |
72,00 |
16 |
MERKURI |
125 |
187,50 |
360 |
45,00 |
90,00 |
17 |
MERKURI |
160 |
187,50 |
360 |
57,60 |
115,20 |
18 |
MERKURI |
250 |
187,50 |
360 |
90,00 |
180,00 |
19 |
MERKURI |
500 |
375,00 |
720 |
180,00 |
360,00 |
Terlihat besar perbedaan nilai kWh antara standar perhitungan PT. PLN dan perhitungan konsumsi energi riil. Perbedaan signifikan terdapat pada tipe lampu pelepas gas.
Selisih dari hasil perhitungan dari kedua jenis standar perhitungan tertera pada tabel berikut :
Tabel 9
Perbandingan Hasil Perhitungan
Konsumsi Energi
Perbandingan |
Perhitungan PLN |
Konsumsi Energi
Riil |
Selisih |
Konsumsi Energi |
298.514,75 kWh |
131.798,88 kWh |
166.715,87 kWh |
Biaya Tagihan Listrik |
Rp 438.070.395,63 |
Rp 193.414.856,40 |
Rp 244.655.539 |
Didapatkan besar
selisih 166.715,87 kWh dan Rp 244.655.539 yang berarti bahwa perhitungan
PJU non meteran sebagai PJU
yang konsumsi energinya tidak terukur sehingga
digunakanlah standar perhitungan PT. PLN adalah merugikan bagi Pemda. Perhitungan konsumsi energi listrik yang terukur dapat mewujudkan penghematan baik dari segi konsumsi
energi listrik dan pembayaran tagihan listrik.
Hasil dan Pembahasan
Model Efisensi Dengan Investasi Menggunakan Metode BCR
Tabel 10
�Hasil pengolahan data
survey LPJU
NO |
HASIL PENGOLAHAN DATA |
PJU NON METERAN |
PJU METERAN |
1 |
Jumlah titik PJU |
5030 titik |
2452 titik |
2 |
Persentase jumlah titik PJU |
67% |
33% |
3 |
Biaya per kWh |
Rp 1467,5 |
|
4 |
kWh bulanan PJU |
298.514,75 kWh |
55.504,58 kWh |
5 |
Tagihan bulanan PJU |
Rp��� 438.070.396 |
Rp�� 81.396.719 |
6 |
Tagihan tahunan PJU |
Rp 5.256.844.748 |
Rp 976.436.628 |
7 |
Total tagihan bulanan PJU |
Rp��� 519.440.115 |
|
8 |
Total tagihan tahunan PJU |
Rp 6.233.281.380 |
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, didapatkan data rekapitulasi berupa tabel diatas. Terlihat bahwa jumlah PJU non meteran lebih mendominasi dari keseluruhan PJU di Kabupaten Solok, yaitu berkisar � 67% dari total keseluruhan PJU. Total kWH serta tagihan bulanan dan tahunan pada tabel diatas adalah jumlah dari data PJU meteran dan non meteran.
Model Investasi Penggantian Seluruh Lampu Pelepas Gas pada� PJU Non Meteran
Tabel 11
Lampu Tipe
Pelepas Gas
No |
Tipe |
Jumlah (Bh) |
Kwh |
1 |
Lhe |
2.359 |
95.552,75 |
2 |
Neon |
100 |
3.784,50 |
3 |
Halogen |
102 |
20.700,00 |
4 |
Mercury |
571 |
140.572,50 |
|
Total |
3.123 |
260.579,75 |
Jumlah titik lampu yang akan diganti yaitu 3.123 titik dengan kWh total sebesar 260.579,75 kWh. Besar tagihan berdasarkan kWh sesuai persamaan 2.6 adalah :
�=
�= Rp 382.400.783
Annual Cost Penggantian
Sebagian PJU Non Meteran
Jumlah kWh penggantian lampu serta besar penghematan dari penggantian jenis lampu terlihat pada tabel berikut :
Tabel 12
�Hasil Penggantian Jenis Lampu
Perhitungan |
Jumlah |
kWh lampu LED 50W |
18,75 kWh |
kWh lampu yang diganti |
58.725 kWh |
Total tagihan bulanan (sebelum penggantian) |
Rp�� 382.400.783 |
Total tagihan bulanan (setelah penggantian) |
Rp���� 86.178.938 |
Penghematan per bulan |
Rp�� 296.221.846 |
Penghematan per tahun |
Rp 3.554.662.148 |
Jika dilakukan penggantian menjadi lampu hemat energi LED 50W, berdasarkan besar biaya tagihan bulanan dengan penggantian lampu yaitu sejumlah Rp 86.178.938 jika dibandingkan dengan tagihan sebelumnya sebesar Rp 382.400.783 didapatkan penghematan tagihan bulanan dari selisih besar biaya antara kedua tagihan yaitu Rp 296.221.846 atau Rp 3.554.662.148 per tahunnya. Besar penghematan tahunan ini adalah annual benefit untuk perhitungan benefit cost ratio.
Total Cost Penggantian
Sebagian PJU Non Meteran
T Biaya penggantian per unit PJU dan nilai sisa nya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 13
�Biaya penggantian dan nilai sisa PJU pada Model A
Penggantian Lampu |
Biaya |
Biaya penggantian per unit |
Rp������� 2.042.875 |
Nilai sisa per unit |
Rp����������� 300.000 |
Total cost |
Rp 6.398.284.500 |
Nilai sisa total |
Rp���� 939.600.000 |
Biaya penggantian lampu per unit adalah Rp 2.042.875, dengan jumlah titik PJU sebanyak 3.123 titik didapatkan biaya total pemasangan yaitu :
=
= Rp 6.398.284.500
Sehingga total cost untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah Rp 6.398.284.500 (enam
miliar tiga ratus sembilan puluh delapan juta dua
ratus delapan puluh empat ribu lima ratus rupiah). Total cost adalah
biaya yang dikeluarkan di awal bernilai present cost.
Nilai Sisa Akhir Penggantian Sebagian
PJU Non Meteran
Nilai sisa per unit diperkirakan sebesar Rp 300.000 (RAB terlampir). Nilai sisa keseluruhan yaitu :
��� ������������������� =
� ��������������������������������� = Rp 939.600.000
Nilai sisa akhir untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah Rp 939.600.000 (Sembilan ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah). Nilai sisa adalah sejumlah nilai uang pada masa mendatang, bernilai future benefit.
A.
Analisis BCR
Nilai masing-masing komponen analisis BCR berdasarkan perhitungan diatas dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 14
�Benefit dan cost pada
Model A
Data BCR |
Nilai Uang |
Annual benefit |
Rp�� 3.554.662.148 |
Future benefit |
Rp�� �939.600.000 |
Present cost |
Rp 6.398.284.500 |
Berdasarkan nilai- nilai diatas, arus kas dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar
1
��Diagram
Arus Kas Model A
Berikutnya yaitu perhitungan B/C yang mengacu pada Present Value, periode waktu adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga (P/A = 3,7908 dan P/F = 0,7835).
Didapatkan nilai B/C > 1, hal ini menunjukkan bahwa pemilihan alternatif investasi dengan penggantian sebagian lampu feasible (layak) dan menguntungkan.
Model Investasi Penggantian Jenis Lampu Seluruh PJU Non Meteran
Perhitungan jumlah titik PJU yang akan diganti mengacu kepada Tabel 14 yaitu sebanyak 5.030 titik PJU non meteran.
Tabel 15
�Hasil penggantian seluruh lampu PJU Non Meteran
Perhitungan |
Jumlah |
kWh lampu LED 50W |
18,75 kWh |
kWh lampu yang diganti |
94.313 kWh |
Total tagihan bulanan (sebelum penggantian) |
Rp��� 438.070.396� |
Total tagihan bulanan (setelah penggantian) |
Rp���� 138.403.594 |
Penghematan per bulan |
Rp��� 299.666.802 |
Penghematan per tahun |
Rp 3.596.001.623 |
�
=
= 94.313 kWh
���
=
= Rp 138.403.594
Annual Cost Penggantian
Seluruh PJU Non Meteran
Jumlah kWh penggantian lampu serta besar penghematan dari penggantian jenis lampu terlihat pada tabel 5.6. Jika dilakukan penggantian menjadi lampu hemat energi LED 50W, berdasarkan besar biaya tagihan bulanan dengan penggantian lampu yaitu sejumlah Rp 138.403.594 jika dibandingkan dengan tagihan sebelumnya pada tabel 5.6 sebesar Rp 438.070.396 didapatkan penghematan tagihan bulanan dari selisih besar biaya antara kedua tagihan yaitu Rp 299.666.802 atau Rp 3.596.001.623 per tahunnya. Besar penghematan tahunan ini adalah annual benefit untuk perhitungan benefit cost ratio.
Total Cost Penggantian
Seluruh PJU Non Meteran
�Biaya penggantian per unit PJU dan nilai sisa nya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 16
Biaya penggantian
dan nilai sisa PJU pada
Model B
Penggantian Lampu |
Biaya |
Biaya penggantian per unit |
Rp��������� 2.042.875 |
Nilai sisa per unit |
Rp������������� 300.000 |
Total cost |
Rp 10.275.661.250 |
Nilai sisa total |
Rp�� ��1.509.000.000 |
�Biaya penggantian lampu per unit adalah Rp 2.042.875, dengan jumlah titik PJU sebanyak 5.030 titik didapatkan biaya total pemasangan yaitu :
=
= Rp 10.275.661.250
Sehingga total cost untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah Rp 10.275.661.250 (sepuluh
miliar dua ratus tujuh puluh lima juta enam ratus enam puluh satu
ribu dua ratus lima puluh rupiah). Total
cost adalah biaya yang dikeluarkan di awal bernilai present
cost.
Nilai Sisa Akhir Penggantian Seluruh PJU Non Meteran
Nilai sisa per unit diperkirakan sebesar Rp 300.000 (RAB terlampir). Nilai sisa keseluruhan yaitu :
��� ���������������������� =
�� ����������������������� = Rp 1.509.000.000
Nilai sisa akhir untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah Rp 1.509.000.000 (satu miliar lima ratus sembilan juta rupiah). Nilai sisa adalah sejumlah nilai uang pada masa mendatang, bernilai future benefit.
Analisis BCR
Nilai masing-masing komponen analisis BCR berdasarkan perhitungan diatas dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 17
Benefit dan cost pada Model B
Data BCR |
Nilai Uang |
Annual benefit |
Rp�� 3.596.001.623 |
Future benefit |
Rp 1.509.000.000 |
Present cost |
Rp 10.275.661.250 |
Berdasarkan nilai- nilai diatas,arus kas dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar
2
�Diagram
Arus Kas Model B
Berikutnya yaitu perhitungan B/C yang mengacu pada Present Value, periode waktu adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga (P/A = 3,7908 dan P/F = 0,7835).
Didapatkan nilai B/C > 1, hal ini menunjukkan bahwa pemilihan alternatif investasi dengan penggantian sebagian lampu feasible (layak) dan menguntungkan.
Model Investasi Penambahan Jaringan Meterisasi
Perhitungan jumlah titik PJU yang akan diganti mengacu kepada Tabel 16 yaitu sebanyak 5.030 titik. Sedangkan nilai kWh riil total dari 5 ULP mengacu pada Tabel 17 yaitu 131.798,88 kWh.
Tabel 18
Hasil penggantian
seluruh lampu PJU Non Meteran
Perhitungan |
Jumlah |
kWh standar PLN |
298.514,75 kWh |
kWh riil standar BSN SNI |
131.798,88 kWh |
Total tagihan bulanan (non meteran + meteran) |
Rp��� 519.5440.115 |
Total tagihan bulanan riil |
Rp���� 193.414.856 |
Total tagihan meteran (existing) |
Rp����� 81.369.719 |
Total tagihan bulanan (riil + existing) |
Rp��� 274.784.575 |
Penghematan per bulan |
Rp��� 244.655.539 |
Penghematan per tahun |
Rp 2.935.866.471 |
Total kWh yang digunakan pada dua permodelan sebelumnya adalah kWh dengan standar perhitungan PLN, dimana perhitungan dilakukan untuk PJU non meteran. Pada permodelan ini, perhitungan dilakukan dengan mengganti seluruh jaringan PJU non meteran menjadi PJU yang telah dimeterisasi. Sehingga perhitungan kWh yang digunakan adalah kWh riil, yaitu kWh yang sesuai dengan jenis lampu dan jam nyala nya, pada meterisasi ini digunakan lampu LED 50W, perhitungan sesuai dengan persamaan 3.1.
Perhitungan kWh riil PJU sesuai perhitungan konsumsi energi riil adalah :
�=
�= 90.540.000 Wh
�= 90.540 kWh
Sehingga didapatkan jumlah kWh riil berdasarkan perhitungan konsumsi energi riil sebesar 131.798,88 kWh. Besar tagihan riil berdasarkan kWh riil yaitu :
��
�
������������������������ =
� ������������������������ = Rp 274.784.575
Dari perhitungan didapatkan tagihan riil sejumlah Rp 193.414.856, dengan dijumlahkan bersama data tagihan PJU meteran yang telah ada (existing), total tagihan bulanan adalah Rp 274.784.575.
Annual Cost Meterisasi
Seluruh PJU Non Meteran
Jumlah kWh penggantian lampu serta besar penghematan dari penggantian jenis lampu terlihat pada tabel �Jika dilakukan meterisasi jaringan dan menggunakan lampu LED 50W, berdasarkan besar biaya tagihan PJU meterisasi bulanan total yaitu Rp 274.784.575, jika dibandingkan dengan tagihan sebelumnya pada tabel 5.6 sebesar Rp 519.5440.115� didapatkan penghematan tagihan bulanan dari selisih besar biaya antara kedua tagihan yaitu Rp 244.655.539 atau Rp 2.935.866.471 per tahunnya. Besar penghematan tahunan ini adalah annual benefit untuk perhitungan benefit cost ratio.
Total Cost Meterisasi
Seluruh PJU Non Meteran
Biaya penggantian per unit PJU dan nilai sisa nya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 18
�Biaya penggantian dan nilai sisa PJU pada Model C
Penggantian Lampu |
Biaya |
Biaya penggantian per unit |
Rp����������� 4.191.200 |
Nilai sisa per unit |
Rp������������� 1.000.000 |
Total cost |
Rp��� 21.081.736.000 |
Nilai sisa total |
Rp���� 5.030.000.000 |
Biaya penggantian lampu per unit adalah Rp 4.191.200, dengan jumlah titik PJU sebanyak 5.030 titik didapatkan biaya total pemasangan yaitu :
=
= Rp 21.081.736.000
Sehingga total cost untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah Rp 21.081.736.000 (dua
puluh satu miliar delapan puluh satu juta
tujuh ratus tiga puluh enam ribu
rupiah). Total cost adalah biaya yang dikeluarkan di awal sebagai present cost.
Nilai Sisa Akhir Meterisasi Seluruh PJU Non Meteran
Nilai sisa keseluruhan yaitu :
�
��=
��� = Rp 5.030.000.000
Nilai sisa akhir untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah Rp 5.030.000.000 (lima miliar tiga puluh juta rupiah). Nilai sisa adalah sejumlah nilai uang pada masa mendatang sebagai future benefit.
Analisis BCR
Nilai masing-masing komponen analisis BCR berdasarkan perhitungan diatas dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 19
�Arus
Kas Model C
Data BCR |
Nilai Uang |
Annual benefit |
Rp�� 2.935.866.471 |
Future benefit |
Rp� 5.030.000.000 |
Present cost |
Rp 21.081.736.000 |
Berdasarkan nilai- nilai diatas, arus kas dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3
�Diagram Arus Kas Model C
Berikutnya yaitu perhitungan B/C yang mengacu pada Annual Value, periode waktu adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga (A/F = 0,181 dan A/P = 0,231).
Didapatkan nilai B/C < 1, hal ini menunjukkan bahwa pemilihan alternatif investasi dengan meterisasi seluruh titik lampu PJU non meteran adalah non feasible (tidak layak) dan merugikan.
Model Investasi Pergantian PJU non meteran Menjadi PJU-TS
Annual Cost PJU-TS
Pengadaan PJU-TS menyebabkan biaya tagihan listrik sebesar Rp 438.070.396 dapat ditiadakan dan dihitung sebagai penghematan per bulan. Besar penghematan per tahun yaitu :
�Kemudian didapatkan penghematan tagihan sebesar Rp 5.256.844.748 per tahunnya. Besar penghematan tahunan ini adalah annual benefit untuk perhitungan benefit cost ratio.
Total Cost PJU-TS
Biaya penggantian per unit PJU dan nilai sisa nya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 20
�Biaya penggantian dan nilai sisa PJU pada Model D
Penggantian Lampu |
Biaya |
Biaya pengadaan dan pemasangan |
Rp����������� 23.800.000 |
Nilai sisa per unit |
Rp������������� 5.000.000 |
Total cost |
Rp��� 119.714.000.000 |
Nilai sisa total |
Rp���� 25.150.000.000 |
Biaya pengadaan per unit PJU-TS yaitu harga dari item-item yang diperlukan dalam kegiatan pemasangan lampu PJU-TS per titik, yaitu harga lampu, harga armatur, harga tiang, pondasi, serta perlengkapan lainnya dan upah pemasangan (RAB terlampir). Biaya pengadaan dan pemasangan per unit adalah Rp 23.800.000, dengan jumlah titik PJU sebanyak 5.030 titik didapatkan biaya total pemasangan yaitu :
=
= Rp 119.714.000.000
Sehingga total cost untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah Rp 119.714.000.000 (seratus
sembilan belas miliar tujuh ratus empat belas juta
rupiah). Total cost adalah biaya yang dikeluarkan di awal sebagai present cost.
Nilai Sisa Akhir PU-TS
Nilai sisa keseluruhan yaitu :
���
������� =
��� ������� = Rp 25.150.000.000
Nilai sisa akhir untuk penggantian seluruh titik PJU non meteran adalah sebesar Rp 25.150.000.000 (dua puluh lima miliar seratus lima puluh juta rupiah). Nilai sisa adalah sejumlah nilai uang pada masa mendatang sebagai future benefit.
Analisis BCR
Nilai masing-masing komponen analisis BCR berdasarkan perhitungan diatas dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 21
�Arus
Kas Model D
Data BCR |
Nilai Uang |
Annual benefit |
Rp���� 5.256.844.748 |
Future benefit |
Rp�� 25.150.000.000 |
Present cost |
Rp 119.714.000.000 |
Berdasarkan nilai- nilai diatas, arus kas dapat terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4
Diagram Arus Kas Model D
Berikutnya yaitu perhitungan
B/C yang mengacu pada Future Value, periode waktu
adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga
(F/A = 5,526� dan
F/P = 1,276).
Didapatkan nilai B/C < 1, hal ini menunjukkan bahwa pemilihan alternatif investasi dengan pengadaan PJU-TS adalah non feasible (tidak layak) dan merugikan.
Perbandingan Seluruh Model Investasi
Berdasarkan perhitungan BCR pada masing-masing alternatif, terlihat ada beberapa opsi yang feasible atau layak untuk dilakukan, ditandai dengan nilai BCR > 1. Namun, karena dalam analisis melibatkan empat jenis alternatif yang berbeda, perlu dilakukan perbandingan dari seluruh alternatif agar didapatkan model investasi yang paling menguntungkan untuk diterapkan.
Gambar 5
�Bagan Pemilihan Metode
Perbandingan dimulai dengan mengurutkan keempat alternatif berdasarkan besar Present Cost nya, yaitu diurutkan dari yang paling kecil sampai yang paling besar, dimulai dari Donating (DN) yang berarti tidak ada arus kas, selanjutnya adalah penggantian lampu pelepas gas (Model A), penggantian seluruh lampu (Model B), meterisasi seluruh PJU non meteran (Model C), dan pemasangan PJU-TS (Model D), terlihat pada tabel berikut :�
Tabel 21
�Pemilihan alternatif
Perbandingan dilakukan untuk mengetahui pilihan model investasi yang paling menguntungkan. Dari tabel terlihat nilai benefit dan cost serta jenis-jenis model alternatif yang dipilih.
A.
Perbandingan Model Alternatif A dan Donating
Donating adalah model investasi dengan nilai dana kosong.
Selisih antara kedua alternatif terlihat pada tabel berikut :
Tabel 22
Arus Kas
Model A dan Donating
Arus kas berdasarkan periode waktu 5 tahun pada tabel diatas terlihat pada gambar berikut :
Gambar 6
Diagram Arus Kas Perbandingan Model A dan
DN
Berikutnya yaitu perhitungan B/C yang mengacu pada Present Value, periode waktu adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga (P/A = 3,7908 dan P/F = 0,7835).
Didapatkan nilai B/C > 1, hal ini menunjukkan bahwa alternatif A yaitu model investasi dengan penggantian lampu pelepas gas menjadi lampu hemat energi LED 50W adalah feasible (layak) dan menguntungkan.
Gambar 7
�Bagan Perbandingan
Model A dan DN
B.
Perbandingan Model Alternatif A dan B
Selisih antara kedua alternatif terlihat pada tabel berikut :
Tabel 23
�Arus
Kas Alternatif A dan B
Arus kas berdasarkan periode waktu 5 tahun pada tabel diatas terlihat pada gambar berikut :
Gambar
8
Diagram Arus Kas Perbandingan Model A dan B
Berikutnya yaitu perhitungan
B/C yang mengacu pada Present Value, periode waktu adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga (P/A = 3,7908 dan P/F
= 0,7835).
Didapatkan nilai B/C < 1, hal ini menunjukkan bahwa alternatif A yaitu model investasi dengan penggantian lampu pelepas gas menjadi lampu hemat energi LED 50W lebih feasible (layak) dan menguntungkan dibandingkan dengan alternatif B, dengan B/C < 1 berarti alternatif dengan cost lebih rendah lebih menguntungkan.
Gambar 9
Bagan Perbandingan Model A dan B
C.
Perbandingan Model Alternatif A dan C
Selisih antara kedua alternatif terlihat pada tabel berikut :
Tabel 24
�Arus
Kas Alternatif A dan C
Arus kas berdasarkan periode waktu 5 tahun pada tabel diatas terlihat pada gambar berikut :
Gambar
10
�Diagram
Arus Kas Perbandingan Model
A dan C
Berikutnya yaitu perhitungan B/C yang mengacu pada Annual Value, periode waktu adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga (A/F = 0,181 dan A/P = 0,231).
Didapatkan nilai B/C < 1, hal ini menunjukkan bahwa alternatif A yaitu model investasi dengan penggantian lampu pelepas gas menjadi lampu hemat energi LED 50W lebih feasible (layak) dan menguntungkan dibandingkan dengan alternatif C, dengan B/C < 1 berarti alternatif dengan cost lebih rendah lebih menguntungkan.
Gambar 11
Bagan Perbandingan Model A dan C
D.
Perbandingan Alternatif A dan D
Selisih antara kedua alternatif ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 25
�Arus Kas Model A dan
D
��
Arus kas berdasarkan periode waktu 5 tahun pada tabel diatas terlihat pada gambar berikut :
Gambar
12
Diagram Arus Kas Perbandingan Model A dan D
Berikutnya yaitu perhitungan
B/C yang mengacu pada Future Value, periode waktu
adalah 5 tahun dan digunakan suku bunga 5%, nilai proyeksi value dapat dilihat pada tabel suku bunga
(F/A = 5,526� dan
F/P = 1,276).
Didapatkan nilai B/C < 1, hal ini menunjukkan bahwa alternatif A yaitu model investasi dengan penggantian lampu pelepas gas menjadi lampu hemat energi LED 50W lebih feasible (layak) dan menguntungkan dibandingkan dengan alternatif D, dengan B/C < 1 berarti alternatif dengan cost lebih rendah lebih menguntungkan.
Gambar 13
Bagan Perbandingan Model A dan D
1. Evaluasi Hasil Model Investasi
Hasil dari analisis yang telah dilakukan pada keempat mode investasi diatas didapatkan bahwa Alternatif A yaitu penggantian seluruh lampu pelepas gas pada PJU non meteran memiliki nilai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan model investasi lainnya.
a. Evaluasi Model Alternatif A dan B
Alternatif B juga memiliki konsep yang serupa dengan alternatif A yaitu dengan penggantian seluruh lampu PJU non meteran menjadi lampu hemat energi. Besar selisih antara kedua model investasi terlihat pada tabel berikut :
Tabel 26
�Perbandingan
Annual Benefit A dan B
Perbandingan |
A |
B |
Selisih |
Annual
Benefit |
Rp 3.554.662.148 |
Rp��� 3.596.001.623 |
Rp����� 41.339.475 |
Total
Cost |
Rp 6.398.284.500 |
Rp 10.275.661.250 |
Rp3.877.376.750 |
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai annual benefit pada alternatif B tidak menghasilkan peningkatan benefit yang signifikan, terlihat dari nilai annual benefit alternatif A yaitu Rp 3.554.662.148 dan annual benefit alternatif B yaitu Rp 3.596.001.623, selisihnya yaitu Rp 41.339.475 per tahun. dan selisih total cost yang cukup besar antara kedua alternatif yaitu Rp 3.877.376.750. Dengan perbandingan diatas terlihat bahwa alternatif B dengan cost yang lebih tinggi mendatangkan keuntungan yang relatif rendah sehingga alternatif A lebih menguntungkan daripada alternatif B.
b. Evaluasi Model Alternatif A dan C
Alternatif C adalah meterisasi seluruh jaringan PJU non meteran. Kegiatan meterisasi yaitu dengan pengonversian PJU non meteran menjadi PJU meteran
Tabel 27
�Perbandingan
Annual Benefit A dan C
Perbandingan |
A |
C |
Selisih |
Annual Benefit |
Rp�����
3.554.662.148 |
Rp����� 2.935.866.471 |
(-) Rp����
618.795.677 |
Total Cost |
Rp���� �6.398.284.500 |
Rp���
21.081.736.000 |
����
Rp14.683.451.500 |
Nilai Sisa |
Rp�������� 939.600.000 |
�Rp���� 5.030.000.000 |
���� Rp
4.090.400.000 |
Terlihat pada tabel diatas, bahwa alternatif C dengan cost yang lebih tinggi, nilai annual benefit yang didapatkan lebih rendah dibandingkan annual benefit alternatif A. Nilai B/C dari perbandingan alternatif A dan C ini adalah 0,036, dimana B/C < 1 menyatakan bahwa alternatif C dengan cost yang lebih tinggi tidak lebih menguntungkan dibandingkan alternatif A, walau memiliki nilai sisa yang tinggi karena manfaat yang didapatkan tidak cukup signifikan dengan pengeluaran biaya awal yang tinggi serta pendapatan tahunan yang lebih rendah.
c. Evaluasi Model Alternatif A dan D
Alternatif D yaitu pengadaan dan pemasangan PJU-TS, Pemasangan PJU-TS tentunya memerlukan biaya awal yang sangat besar per unit nya terlihat pada tabel di bawah, namun benefit yang didapat yaitu biaya tagihan listrik dapat ditiadakan, yaitu Pemda tidak perlu membayar tagihan listrik LPJU karena tidak adanya pemakaian daya listrik untuk penerangan jalan.
Tabel 28
�Perbandingan
Annual Benefit A dan D
Perbandingan |
A |
D |
Selisih |
Biaya per unit |
������������ Rp������������ 2.042.875 |
�Rp��������� 23.800.000 |
Rp���������
21.757.125 |
Annual
Benefit |
Rp�����
3.554.662.148 |
�Rp��� 5.256.844.748 |
�Rp���� 1.702.182.600 |
Total
Cost |
Rp�����
6.398.284.500 |
�Rp 119.714.000.000 |
�Rp 113.315.715.500 |
Nilai Sisa |
Rp��������
939.600.000 |
�Rp�� 25.150.000.000 |
�Rp�� 24.210.400.000 |
Berdasarkan
arus kas keuangan dari perbandingan alternatif A dan D diatas, terlihat bahwa pengadaan dan pemasangan PJU-TS kurang menguntungkan. Nilai B/C dari perbandingan alternatif A dan D ini adalah 0,232, dimana B/C < 1 menyatakan bahwa alternatif D dengan cost yang lebih
tinggi tidak lebih menguntungkan dibandingkan alternatif A. Hal ini disebabkan tingginya biaya pengadaan per unit PJU-TS dikarenakan
peralatan yang digunakan baik lampu, panel surya, baterai serta sparepart lainnya memiliki harga yang tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan
pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan yaitu
Berdasarkan hasil survey inventarissi PJU antara PT.PLN dan Pemda Kabupaten
Solok yang dilaksanakan pada Bulan Februari 2021 didapatkan jumlah titik PJU
non meteran sebanyak 5.030 titik dimana 3.123 titik atau 62% PJU non meteran
menggunakan lampu tipe pelepas gas yang tidak hemat energi. Jumlah tagihan
bulanan PJU di Kabupaten Solok berdasarkan hasil survey inventarisasi PJU yaitu
Rp 519.440.115 yang terdiri dari PJU non meteran sejumlah Rp 438.070.396 dan
tagihan PJU meteran sebesar Rp 81.396.719. Terdapat selisih 166.715,87 kWh pada
konsumsi energi listrik bulanan atau sebesar Rp 244.655.539 untuk biaya tagihan
listrik per bulan, dari perbedaan hasil perhitungan PT. PLN dan konsumsi energi
riil. Hal ini berarti bahwa perhitungan PJU non meteran sebagai PJU yang
konsumsi energinya tidak terukur sehingga digunakanlah standar perhitungan PT.
PLN adalah merugikan bagi Pemda. Perhitungan konsumsi energi listrik yang
terukur dapat mewujudkan penghematan baik dari segi konsumsi energi listrik dan
pembayaran tagihan listrik. Benefit berupa penghematan tagihan listrik yang
dapat terwujud dengan penerapan model investasi, selain itu juga benefit berupa
nilai sisa akhir pakai. Cost berupa toal biaya yang diperlukan dalam proses
realisasi model investasi, dapat berupa biaya pelaksanaan dan pengadaan
material. Model investasi A dengan mengganti seluruh lampu pelepas gas menjadi
lampu hemat energi memiliki nilai B/C sebesar 2,221. Model investasi B dengan mengganti
seluruh lampu PJU non meteran menjadi lampu hemat energi memiliki nilai B/C
sebesar 1,63. Model investasi C dengan meterisasi seluruh jaringan PJU non
meteran memiliki nilai B/C sebesar 0,789. Model investasi D dengan pengadaan
PJU-TS memiliki nilai B/C sebesar 0,355. Dari keempat permodelan terlihat bahwa
model investasi A dan B memiliki nilai B/C > 1 sehingga kedua permodelan
tersebut layak untuk diterapkan. Perbandingan model A dan Donating menghasilkan
nilai B/C sebesar 2,221 sehingga model A layak dipilih. Selanjutnya
perbandingan antara model A dan B, didapatkan nilai B/C sebesar 0,161 artinya
model A lebih menguntungkan daripada model B. Berikutnya yaitu model A dan C,
didapatkan nilai B/C sebesar 0,036, artinya model A lebih menguntungkan. Terakhir
adalah perbandingan antara model A dan model D, didapatkan nilai B/C sebesar
0,23 yang berarti model A lebih menguntungkan. Berdasarkan hasil perbandingan
nilai B/C dari keempat model investasi dalam upaya efisiensi biaya tagihan
listrik, didapatkan bahwa model investasi dengan mengganti seluruh lampu yang
tidak hemat energi yaitu lampu pelepas gas menjadi lampu hemat energi (LED
50W). Hal ini terbukti lebih tepat sasaran karena upaya efisiensi dilakukan
pada inti permasalahan tingginya konsumsi listrik LPJU yang tidak terukur.
Abdullah, Aziera, Yusoff, Siti Hajar, Zaini,
Syasya Azra, Midi, Nur Shahida, & Mohamad, Sarah Yasmin. (2018). Smart
Street Light Using Intensity Controller. Proceedings Of The 2018 7th International
Conference On Computer And Communication Engineering, ICCCE 2018, 361�365. Https://Doi.Org/10.1109/ICCCE.2018.8539321.
Google Scholar
Fernandes, R. A., & Guimaraes, W. P. S.
(2018). Implementation Of A Buck Converter With Hysteresis Voltage Control
Applied To LED Chip Array Package For Street Lighting. 2018 Argentine
Conference On Automatic Control, AADECA 2018. Https://Doi.Org/10.23919/AADECA.2018.8577450.
Google Scholar
Nam, Tran Phuong, & Van Doai, Nguyen.
(2019). Application Of Intelligent Lighting Control For Street Lighting System.
Proceedings Of 2019 International Conference On System Science And Engineering,
ICSSE 2019, 53�56. Https://Doi.Org/10.1109/ICSSE.2019.8823357. Google Scholar
Pallo, Juan P., Manzano, Santigo, Chicaiza,
Dennis, Nunez, Carlos, Placencia, Franklin, & Nunez, Freddy. (2018). Wireless
System For Control, Monitoring And Preventive Maintenance Of Public Street
Lighting. Iberian Conference On Information Systems And Technologies, CISTI,
2018-June, 1�6. Https://Doi.Org/10.23919/CISTI.2018.8399382. Google Scholar
Rousseau, Alain, & Guthrie, Mitchell.
(2018). Lightning Risk Assessment For Street Lighting Systems. 34th International
Conference On Lightning Protection, ICLP 2018. Https://Doi.Org/10.1109/ICLP.2018.8503343.
Google Scholar
Suk, Jae Yong, & Walter, Rebecca J.
(2019). New Nighttime Roadway Lighting Documentation Applied To Public Safety
At Night: A Case Study In San Antonio, Texas. Sustainable Cities And Society,
46(December 2018), 101459. Https://Doi.Org/10.1016/J.Scs.2019.101459. Google Scholar
������������������������������������������������
Copyright holder: Candra Putra Gusriadi, Lusi Susanti, Feri Afrinaldi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |