Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
5, Mei 2022
OPTIMASI SISTEM OPERASI
PEMBANGKIT HIBRIDA DENGAN PEMODELAN PROFIL BEBAN DI DAERAH 3T
Adinda Prawitasari, Iwa Garniwa
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang harus dapat mengoptimalkan sumber daya energi sehingga tercapai kemandirian dan ketahanan energi untuk pemerataan dan percepatan pembangunan perekonomian daerah yang jauh dari pusat kota atau disebut daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal). Peningkatan keandalan listrik untuk daerah 3T di Indonesia yang lebih ekonomis dapat dilakukan dengan optimasi sistem manajemen energi terbarukan dengan energi fosil yang sudah digunakan sebelumnya. Oleh karena itu dilakukan optimasi kedua sumber energi tersebut dengan tiga rancangan optimasi yaitu (1) PV-Baterai; (2) PV-Baterai-Generator Diesel 24 jam; (3) PV-Baterai-Generator Diesel 12 jam;. Sumber energi dari rancangan optimasi yang dilakukan tanpa terhubung ke jaringan utama dikarenakan daerah 3T yang tidak dapat akses dari jaringan utama. Simulasi menggunakan profil beban harian pada 7 daerah di Indonesia dengan hasil rancangan optimasi 1 memerlukan kapasitas PV dan baterai yang lebih besar dibandingkan rancangan optimasi lain dimana besar kapasitas PV juga mempengaruhi besar kapasitas baterai tetapi jka dalam sistem terdapat generator diesel hal tersebut tidak terpengaruhi dikarenakan adanya sumber energi lainnya. Jika dilihat dari pembiayaan seluruh sistem pada ketiga rancangan optimasi, lebih baik menggunakan rancangan optimasi 3 untuk profil beban harian comunitty dan rancangan optimasi 2 untuk profil beban harian residential. Kendala yang terjadi di daerah 3T yaitu permasalahan pengiriman bahan bakar fosil, maka pertimbangan rancangan Optimasi 3 untuk profil beban harian community lebih baik karena waktu penjadwalan generator diesel berpengaruh pada jumlah produksi energi yang memperpanjang usia mesin generator diesel dan mengurangi bahan bakar fosil.
Kata kunci: Optimasi, Pembangkit Hibrida, Daerah 3T, PV, Baterai, Generator Diesel
Abstract
Indonesia is an archipelago country that must be
able to optimize energy resources so that energy independence and security are
achieved for equalization and acceleration of regional economic development far
from the city center or called 3T (Foremost, Remote, Lagging) areas. Improving
electricity reliability for more economical 3T areas in Indonesia can be done
by optimizing renewable energy management systems with fossil energy that has
been used before. Therefore, optimization of the two energy sources is carried
out with three optimization plans, namely (1) PV-Battery; (2)
PV-Battery-Generator Diesel 24 hours; (3) PV-Battery-Generator Diesel 12 hours;. The energy source of the optimization design is done
without connecting to the main network due to the 3T area that cannot be
accessed from the main network. Simulation using daily load profiles in 7
regions in Indonesia with the results of optimization design 1 requires PV
capacity and batteries that are greater than other optimization designs where
the amount of PV capacity also affects the size of the battery capacity but if
in the system there is a diesel generator it is not affected due to other
energy sources. When viewed from the financing of the entire system on all
three optimization plans, it is better to use optimization design 3 for comunitty daily load profile and optimization plan 2 for
residential daily load profile. The constraints that occur in the 3T area are
the problem of fossil fuel delivery, so the consideration of optimization 3
design for community daily load profile is better because the scheduling time
of diesel generators affects the amount of energy production that extends the
life of diesel generator engines and reduces fossil fuels.
Keywords:
Optimization, Hybrid Generation, 3T Area, PV, Battery, Diesel Generator
Pendahuluan
Indonesia akan menjadi acuan dan tujuan investasi rendah karbon diberbagai
sektor pembangunan baik di sektor energi, transportasi maupun manufaktur. Peraturan Presiden tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dapat
menanggulangi perubahan iklim dan sumber-sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, panas bumi
dan angin akan menjadi pendongkrak atau pemulihan ekonomi pasca pandemi
Covid-19. Pada tahun 2016, pemerintah
Indonesia telah meratifikasi
Paris Agreement yang di dalamnya terdapat komitmen Nationally
Determined Contribution (NDC) tahun 2021 dimana Indonesia menargetkan untuk mencapai Net Zero
Emission (NZE) di tahun 2060 atau
lebih awal.
Saat ini transisi energi jaringan cerdas pembangkit listrik yaitu De-Carbonization,
Digitalization, Decentralization, Demand Distruption dapat dijadikan dasar tantangan kegagalan pasar energi baru terbarukan
(EBT) di Indonesia. Dijadikan tantangan
bagi Indonesia karena Indonesia
merupakan negara kepulauan dengan 62 daerah 3T yaitu terdepan, terluar dan tertinggal berdasarkan PERPRES Nomor 63 Tahun 2020, tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024, konsumsi energi tidak merata,
ketimpangan distribusi penduduk dan pendapatan antar wilayah.. Secara geografi Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga sulit untuk menghubungkan setiap wilayah dengan sistem jaringan listrik terpusat sehingga masih banyak wilayah yang menggunakan
generator diesel dengan bahan
bakar fosil sebagai sumber energi listriknya.
Program dedieselisasi
Indonesia yang diambil sebagai
langkah awal dalam mereduksi emisi dari pembangkit
dengan bahan bakar fosil serta
meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih handal. Program ini tidak merubah seluruh
kapasitas generator diesel menjadi
pembangkit EBT lainnya dikarenakan generator diesel akan
difungsikan sebagai sistem black-start saat terjadi pemadaman. Sistem pembangkit dengan baterai dapat menghaluskan pola beban jaringan
pada sistem pembangkit hibrida PV-baterai-generator
diesel (Imam, 2020). Penggunaan pembang kit listrik tenaga surya dalam
rancangan sistem operasi 24 jam merupakan hasil yang optimal dengan biaya bahan bakar
terendah pada sistem dikarenakan memiliki intensitas radiasi matahari yang tinggi (Yusmar, 2021) tetapi tidak semua daerah
memiliki intensitas radiasi yang tinggi. Pembangkit biomasa dengan pelet limbah,
sekam dan arang kayu sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga biomassa layak (Ginas, 2021) dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki
bahan bakunya disetiap daerah termasuk daerah 3T. Pembangkit biomasa ini dapat difungsikan
sebagai sistem black-start
pengganti generator diesel. Nilai COE sensitif terhadap variabel biaya bahan bakar diesel, radiasi matahari dan biaya PV (Mujammil, 2021) oleh karena itu diperlukan
rancangan optimasi pembangkit hibrida yang dianalisa dari beberapa daerah 3T di Indonesia.
Optimasi sistem pembangkit hibrida yang akan dilakukan dengan pertimbangan permasalahan transisi energi dengan dilakukan
beberapa rancangan optimasi dengan tujuan meminimalkan atau mengoptimalkan total biaya energi dalam
jaringan sistem kecil untuk daerah
3T di Indonesia. Dengan mengharuskan
tersedianya sistem black-start
maka optimasi yang akan dilakukan yaitu program dedieselisasi dengan sistem pembangkit
hibrida sumber energi generator diesel yang banyak
digunakan daerah 3T dan energi baru terbarukan
yaitu PV dan baterai.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam optimasi sistem pembangkit hibrida dengan melakukan simulasi perangkat lunak untuk optimasi
seperti pada arsitektur gambar 1.
�Arsitektur
Sistem Pembangkit Hibrida
Optimasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan tiga
rancangan optimasi yaitu (1) PV-Baterai 24 jam (00:00 � 23:59) ;
(2) PV-Baterai-Generator Diesel 24 jam (00:00 � 23:59);
(3) PV-Baterai-Generator Diesel (06:00 � 18:00 PV+Baterai dan 18:00 � 06:00 Generator Diesel). Adapun arsitektur sistem pembangkit hibrida seperti gambar 1 untuk PV-Baterai-Generator Diesel sedangkan
untuk arsitektur PV-Baterai yaitu dengan
menghilangkan generator diesel pada arsitektur gambar 1. Penelitian dilakukan dengan diagram alir yang telah ditentukan untuk ketiga rancangan
optimasi seperti gambar 2 untuk tujuh daerah 3T.
Gambar 2
Diagram Alir Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Profil beban harian yang
digunakan untuk simulasi penelitian pada perangkat lunak seperti pada tabel 1 dimana menggunakan data dari 1* (Yusmar A.,
2021), 2* (F.H.Jufri., 2021),
3* (M. A. Rahmanta., 2021), 4* (A.Muhtar,
2021), 5* (G.Alvianingsih., 2021), 6* (F.R.A.Bukit., 2020), 7* (A.Purwadi.,
2012).
Tabel
1
Profil
Data Harian Daerah 3T
Waktu
(Jam) |
1* |
2* |
3* |
4* |
5* |
6* |
7* |
00.00 |
200 |
17.7 |
50 |
10 |
5.5 |
11.9 |
25 |
01.00 |
200 |
14.75 |
48 |
10 |
5.5 |
12.8 |
25 |
02.00 |
200 |
14.75 |
48 |
5 |
5 |
10.9 |
25 |
03.00 |
210 |
14.75 |
48 |
5 |
5.1 |
12.2 |
25 |
04.00 |
300 |
18.88 |
45 |
25 |
5.2 |
11.4 |
30 |
05.00 |
320 |
23.6 |
47 |
20 |
6.2 |
13 |
40 |
06.00 |
200 |
30 |
58 |
8 |
5.3 |
13.3 |
30 |
07.00 |
200 |
30 |
40 |
38 |
4.8 |
8.7 |
25 |
08:00 |
200 |
30 |
43 |
40 |
4.5 |
9.7 |
25 |
09:00 |
200 |
30 |
42 |
42 |
4.4 |
9 |
25 |
10:00 |
200 |
30 |
42 |
20 |
4.2 |
9.8 |
25 |
11:00 |
200 |
30 |
43 |
10 |
4.5 |
9.5 |
25 |
12:00 |
200 |
30 |
42 |
15 |
4.6 |
9.6 |
25 |
13:00 |
200 |
30 |
41 |
13 |
4.8 |
9.7 |
25 |
14:00 |
200 |
30 |
41 |
10 |
4.6 |
9 |
25 |
15:00 |
200 |
30 |
42 |
20 |
4.8 |
9.4 |
35 |
16:00 |
200 |
32.45 |
43 |
8 |
5.5 |
8.8 |
45 |
17.00 |
200 |
47.2 |
70 |
50 |
7 |
9.1 |
55 |
18.00 |
390 |
59 |
70 |
45 |
7.2 |
16.3 |
50 |
19.00 |
400 |
47.2 |
72 |
52 |
7 |
14.5 |
45 |
20.00 |
390 |
35.4 |
68 |
45 |
6.8 |
13.9 |
40 |
21.00 |
380 |
23.6 |
63 |
10 |
6.5 |
14.2 |
35 |
22.00 |
300 |
17.7 |
61 |
10 |
5.9 |
13.4 |
30 |
23.00 |
290 |
17.7 |
58 |
10 |
5.5 |
13.9 |
25 |
|
|
|
|
|
|
|
|
Hasil simulasi perangkat lunak dalam optimasi
sistem pembangkit hibrida dengan konfigurasi PV - Baterai �
Generator Diesel untuk 7 wilayah dengan
profil beban seperti pada gambar 3. Grafik gambar profil
beban untuk menggambarkan wilayah 3T dengan profil beban community pada 6 daerah yaitu pendekatannya
daerah yang terdiri beberapa rumah, pertokoan, perkantoran dan pelanggan listrik lainnya yang masih memerlukan listrik disiang hari selain
itu Pulau Sebesi Kepulauan Seribu memiliki profil beban residential yang terdapat beberapa rumah dengan aktifitasnya
banyak diluar pada siang hari.
Gambar
3
Profil Beban Masing-Masing Daerah Selama 24 Jam
A. Hasil dan Analisis Kapasitas PV-Baterai-Generator Diesel
Hasil dari simulasi dengan
rancangan optimasi dan
diagram alir dibuat grafik perbandingan kapasitas PV dan baterai untuk setiap daerah
dimana kapasitas baterai dan generator diesel yang acak
tersebut merupakan hasil simulasi optimizer perangkat lunak yang disebabkan saat simulasi hanya menentukan besaran kapasitas PV saja. Kebutuhan kapasitas PV dan baterai lebih besar
jika tanpa penambahan generator diesel untuk
suplai listrik seperti terlihat pada grafik�gambar 4 yaitu rancangan Optimasi 1, sedangkan untuk rancangan Optimasi 2 dan Optimasi 3 besaran kapasitas bervariasi.
Besar kapasitas PV dan baterai pada rancangan Optimasi 2 dan 3 yang hampir sama tetapi produksi energi generator diesel yang berbeda seperti gambar 5. Dari gambar tersebut dapat dilihat rancangan Optimasi 2 dapat lebih tinggi produksi energi dari generator diesel dibandingkan rancangan Optimasi 3 dikarenakan perbedaan lama waktu operasi mesin generator diesel. Grafik perbandingan PV dan produksi energi generator diesel dapat dilihat yaitu jika kapasitas PV semakin besar dan kapasitas baterai semakin membesar / tetap / mengecil maka produksi energi oleh diesel generator akan menurun. Hal tersebut dikarenakan kondisi kapasitas PV yang meningkat dapat memenuhi kebutuhan energi pelanggan disiang hari dan kelebihan energi dari PV dapat disimpan dalam baterai sehingga kapasitas baterai dalam beberapa opsi yaitu semakin besar juga / tetap / lebih kecil dari sebelumnya.
Grafik Perbandingan� Kapasitas PV
dan Produksi Energi
Generator Diesel Masing-Masing Daerah
Rancangan�Optimasi 3 yang lebih sedikit produksi
energi generator dieselnya maka dilakukan simulasi dengan membandingkan hasil simulasi produksi energi generator diesel dengan kapasitas PV dimana besar kapasitas baterai tetap sama
yaitu 200 kW (Optimasi 3 � Baterai 200kW) seperti besar kapasitas baterai dari simulasi
yang diperoleh dengan
optimizer perangkat lunak untuk daerah Ulunombo
Sulawesi Tengah. Dari hasil simulasi
maka besar produksi energi generator diesel menurun seperti terlihat pada gambar 6 dikarenakan meningkatnya kapasitas PV yang dapat memenuhi kebutuhan disiang hari dan kelebihan energi dapat disimpan dalam baterai sehingga
produksi energi generator
diesel menurun.
Perbandingan Kapasitas PV dan
Produksi Energi� di Ulunombo
Untuk
membandingkan besar kapasitas baterai dilakukan simulasi rancangan Optimasi 3
untuk daerah Sebotok Nusa Tenggara Barat dengan 2� kapasitas baterai yaitu 181 kW dan 200 kW perangkat lunak. Rancangan Optimasi 3
daerah Sebotok jika nilai baterainya 200 kW maka produksi energi diesel
generator akan lebih sedikit dibandingkan rancangan Optimasi 2. Sebaliknya jika
kapasitas baterai 181 kW maka produksi energi diesel generator akan lebih besar
dari rancangan Optimasi 2 seperti terlihat pada gambar 7. Semakin besar kapasitas
baterai yaitu Optimasi 3 � 200kW maka semakin kecil produksi energi generator
diesel dibandingkan dengan Optimasi 3 � baterai 181kW.
Perbandingan Kapasitas PV dan
Produksi Energi� di Pulau Sebotok
B. Hasil dan Analisis Nilai Net Present Cost dan Cost Of Energi
Penghitungan biaya sekarang bersih (Net Present Cost) dari
seluruh komponen dalam sistem secara
keseluruhan adalah nilai sekarang dari semua biaya
pemasangan dan pengoperasian
komponen dengan umur proyek 25 tahun, dikurangi nilai sekarang dari semua pendapatan
yang diperoleh selama umur proyek diperoleh
masing-masing daerah. Sedangkan
biaya energi (Cost of
Energy) merupakan biaya
rata-rata per kWh dari produksi
energi listrik yang terpakai dalam komponen sistem. Nilai NPC dan
COE
dari hasil simulasi dari beberapa wilayah seperti pada gambar 8.
Grafik Perbandingan
Nilai NPC dan COE
Berdasarkan hasil simulasi perbandingan dari nilai NPC dan COE terendah yaitu hasil simulasi rancangan Optimasi 3 tetapi untuk wilayah Pulau Sebesi Kepulauan Seribu nilainya NPC dan COE lebih rendah rancangan Optimasi 2. Pulau Sebesi yang memiliki profil beban residential ini menghasilkan nilai NPC lebih besar untuk rancangan Optimasi 3 dimana energi PV dan Baterai digunakan pada pukul 06.00-18.00 juga cukup besar dikarenakan aktifitas perumahan dengan penggunaan listrik yang hampir sama besar dengan beban puncak dimalam hari.� Jika dilihat dari besar nilai NPC dan COE nya kemungkinan dari besarnya penggunaan komponen PV dan baterai untuk memenuhi kebutuhan beban siang hari sehingga meningkatkan biaya komponen rancangan Optimasi 3. Sedangkan pada rancangan Optimasi 2 produksi energi PV yang intermiten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan disiang hari dapat dibantu dengan produksi energi generator diesel.
C. Hasil dan Analisis Persamaan Linear Regresi dan Nilai Koefisien
Determinasi
Keragaman variabel bebas yang mampu menjelaskan keragaman variabel terikat dapat dilihat dari hasil persamaan linear regresi dan nilai koefisien determinasi (R2) pada tabel 2. Hasil perhitungan rancangan Optimasi yang nilai R2 tidak ada (N/A) disebabkan nilai kapasitas baterai seluruh data memiliki besar kapasitas yang sama sedangkan besar kapasitas PV yang mengalami peningkatan.
Nilai koefisien R2 yaitu antara 0 sampai 1. Pada rancangan Optimasi 1 yaitu nilai koefisien R2 mendekati nilai 1 yang berarti besar kapasitas baterai sangat dipengaruhi oleh besar kapasitas PV. Dari data hasil simulasi untuk 6 daerah, penurunan besar kapasitas baterai sebanding dengan peningkatan kapasitas PV sehingga nilai keofisien R2 mendekati angka 1. Untuk nilai koefisien R2 pada rancangan Optimasi 2 dan Optimasi 3 berada dibawah Optimasi 1 atau tidak terdapat nilai koefisien R2 yang artinya besaran kapasitas baterai tidak terpengaruh kapasitas PV dikarenakan pada rancangan Optimasi 2 dan Optimasi 3 memiliki generator diesel yang mempengaruhi diluar model persamaan dalam sistem pembangkit hibrida.
Nilai R2 pada rancangan Optimasi 1 lebih kecil dari Optimasi 2 untuk daerah Pulau Tinggi. Dari hasil simulasi daerah tersebut yaitu semakin besar nilai kapasitas PV maka kapasitas baterai semakin kecil pada rancangan Optimasi 2 ditunjukan dengan nilai R2� sebesar 72,73%. Penurunan besar kapasitas baterai ini dipengaruhi oleh besar kapasitas PV maka besar produksi energi generator diesel yang mempengaruhi semakin kecil yaitu hanya 27,27%. Sedangkan pada rancangan Optimasi 1 nilai R2 sebesar 52,73% disebabkan data hasil simulasi kapasitas baterai diawal mengalami kenaikan yang kemudian mengalami penurunan mengikuti kenaikan nilai besar kapasitas PV. Kenaikan besar kapasitas baterai diawal mengikuti kenaikan besar kapasitas PV ini yang tidak saling mempengaruhi walaupun pada akhirnya besar kapasitas baterai mengalami penurunan mengikuti kenaikan PV sehingga variabel yang mempengaruhi dalam model sebesar 47,27%.
Tabel 2
Persamaan dan Nilai Koefisien Determinasi
(R2)
Optimasi 1 |
Optimasi 2 |
Optimasi 3 |
|
Ulunombo |
y = -7,8788x +
988,58 R2
= 0,8584 |
y
= -3,3212x + 444,42 R2
= 0,7163 |
y
= -1,8909x + 332,82 R2
= 0,6983 |
Mentawai |
y
= -3,4303x + 681,68 R2
= 0,991 |
y
=� 1,9697x �
34,521 R2
= 0,4729 |
y
= -2,3394x + 462,84 R2
= 0,3872 |
Sebotok |
y
= -2,5212x + 500,67 R2
= 0,8805 |
y
= 200 R2
= N/A |
y
= -0,5818x +241,31 R2
= 0,0438 |
Sebesi |
y
= -2,6909x + 587,76 R2
= 0,9428 |
y
= 162 R2
= N/A |
y
=� -2,3091x +
466,04 R2
= 0,3981 |
Tinggi |
y
= -2,1091x + 577,6 R2
= 0,5273 |
y
= -5,3818x + 843,8 R2
= 0,7273 |
y
= 200 R2
= N/A |
Pemping |
y
= -2,9939x + 624,26 R2
= 0,9777 |
y
= 0,1818x + 182,62 R2
= 0,1263 |
y
= 0,0364x + 197,36 R2
= 0,0051 |
Sebira |
y
= -2,4424x + 528,61 R2
= 0,9763 |
y
= -1,2061x + 321,72 R2
= 0,3061 |
y
= -1,9576x +385,39 R2 = 0,417 |
Kesimpulan
Kendala yang terjadi di daerah 3T yaitu permasalahan pengiriman bahan bakar fosil,
maka pertimbangan arsitektur rancangan Optimasi 3 untuk profil beban harian community dan rancangan Optimasi 2 untuk profil beban harian
residential. Penjadwalan
generator diesel berpengaruh pada jumlah
produksi energi yang dapat memperpanjang usia mesin generator diesel dan mengurangi bahan bakar fosil. Kedepannya
dapat dilakukan pembebanan dalam kebutuhan energi siang hari selama
12 jam dapat dipertimbang menjadi 8 jam energi langsung dari PV ke beban dan 4 jam energi baterai ke beban tanpa
harus dilakukan optimizer dari perangkat lunak. �
Ucapan Terimakasih
Penulis ucapkan terima kasih untuk
Beasiswa Saintek Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional atas dukungan dan fasilitas yang telah diberikan dalam penelitian dan persiapan penulisan karya ilmiah ini.
BIBLIOGRAFI
Alvianingsih, Ginas, Antono, Vendy, & Garniwa,
Iwa. (2021). Financial and Technical Forecast Analysis of a Hybrid
Biomass-Diesel Power Plant-Case Study in Tinggi Island, South Bangka. 2021
3rd International Conference on High Voltage Engineering and Power Systems
(ICHVEPS), 305�308. IEEE. Google
Scholar
Bukit, Ferry R. A., Zulkarnaen, Hendra, &
Simarmata, Gunastra D. A. (2020). Minimize the Cost of Electricity Generation
with Hybrid Power Plants on Pemping Island of Indonesia using HOMER. 2020
4rd International Conference on Electrical, Telecommunication and Computer
Engineering (ELTICOM), 153�157. IEEE. Google
Scholar
Jufri, Fauzan Hanif, Sudiarto, Budi, & Garniwa,
Iwa. (2021). Optimal Hybrid Renewable Energy System Design for Generation Cost
Reduction and Increased Electrification in Isolated Grid in Indonesia. 2021
IEEE 4th International Conference on Power and Energy Applications (ICPEA),
147�152. IEEE. Google
Scholar
Purwadi, Agus, Haroen, Yanuarsyah, Zamroni, Muhamad,
Heryana, Nana, & Saryanto, Agus. (2012). Study of hybrid PV-diesel power
generation system at Sebira Island-Kepulauan Seribu. 2012 International
Conference on Power Engineering and Renewable Energy (ICPERE), 1�7. IEEE. Google
Scholar
Rahmanta, Mujammil Asdhiyoga, Aditama, Faris, &
Wibowo, Prasetyo Adi. (2021). Study of the Utilization of Local Renewable
Energy Potential in Sebotok, West Nusa Tenggara. 2021 International Seminar
on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA), 35�39. IEEE. Google
Scholar
Rahmat, Ade, & Hadi, Muhammad Wardi. (2021). Optimization
Analysis of Hybrid Power Plants by Utilizing Renewable Energy Resources in the
Ulunambo Isolation System in Menui Islands, Central Sulawesi. 2021
International Conference on Technology and Policy in Energy and Electric Power
(ICT-PEP), 152�156. IEEE. Google Scholar
A.
Muhtar.,
P.Prasetyawan., S.Kanata., S.Baqaruzi., T.Winata. 2021. Economic and Environmental Assessment of
the Implementation of Hybrid Auto-size Diesel Generators with Renewable Energy
on Sebesi Island. International Conference on High
Voltage Engineering and Power Systems (ICHVEPS).
A.Purwadi., Y.Haroen., M.Zamroni, N.Heryana., A.Saryanto. 2012.
Study of hybrid PV-diesel power generation system at Sebira
Island-Kepulauan Seribu.
International Conference on Power Engineering and Renewable Energy (ICPERE).
Arief, R., Paul, D., David, W. (2021), The political
economy of oil supply in Indonesia and the implications for renewable energy
development. Renewable and Sustainable Energy Reviews.
Design and Control of PV Hybrid System in
Practice. 2020. www.giz.de
F.H.Jufri., B.Sudiarto., I.Garniwa. 2021.
Optimal Hybrid Renewable Energy System Design for Generation Cost Reduction and
Increased Electrification in Isolated Grid in Indonesia. IEEE 4th International
Conference on Power and Energy Applications (ICPEA).
F.R.A.Bukit., H.Zulkarnaen., G.D.A. Simarmata.
2020. Minimize the Cost of Electricity Generation with Hybrid Power Plants on Pemping Island of Indonesia using HOMER. International
Conference on Electrical, Telecommunication and Computer Engineering (ELTICOM).
G.Alvianingsih., V.Antono., I.Garniwa. 2021.
Financial and Technical Forecast Analysis of a Hybrid Biomass-Diesel Power
Plant - Case Study in Tinggi Island, South Bangka. International Conference on
High Voltage Engineering and Power Systems (ICHVEPS).
I.T.
Sulistyoa, A.J. Farb,. 2020. Design and analysis of a smart microgrid for a
small island in Indonesia.� International
Journal of Smart Grid and Clean Energy, vol. 9, no. 6.
Jose,
M.R.A, Najmeh, B., Juan, G.A.C., Doris, S., Juan
C.V., Josep, M.G,. 2021. Energy management system
optimization in islanded microgrids: An overview and future trends. Renewable
and Sustainable Energy Reviews.
Mathias,
A.M. 2015. Which Solar Panel Type Is Best? Mono- vs. Polycrystalline vs. Thin Film.
Energy Informative.
M. A. Rahmanta.,
F.Aditama., P. A.Wibowo. 2021. Study of the Utilization of Local Renewable
Energy Potential in Sebotok, West Nusa Tenggara.
International Seminar on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA).
Pihri Buhaerah.
2018. The effect Of Electricity Consumption and Industrialization On Economic Growth. Jurnal Ekonomi
dan Pembangunan LIPI.
P.
Manimekalai., R Harikumar.,S Raghavan. 2013. An Overview of Batteries for
Photovoltaic (PV) Systems. International Journal of Computer Applications.
U.S. Department of Energy. Microgrid Definitions. https://buildingmicrogrid.lbl.gov.
USAID. 2019.
Yusmar, A. Rahmat, M. W. Hadi. 2021. Optimization Analysis of Hybrid Power Plants by Utilizing Renewable Energy Resources in the Ulunambo Isolation System in Menui Islands, Central Sulawesi. International Conference on Technology and Policy in Energy and Electric Power (ICT-PEP)
Copyright holder: Adinda Prawitasari, Iwa Garniwa (2022ss) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |