Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA
SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN AKI DAN AKB DI PMB R TAHUN 2022
Cindi Cenora B Simatupang, Omega
DR Tahun
Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Buku KIA merupakan
instrument pencatatan dan penyuluhan (edukasi) bagi ibu dan keluarganya, juga
alat komunikasi antar tenaga kesehatan dan keluarga. Disebut alat edukasi
karena buku KIA berisi informasi dan materi penyuluhan tentang kesehatan ibu
dan anak termasuk gizi, yang dapat membantu keluarga khususnya ibu dalam
memelihara kesehatan dirinya sejak ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir sampai anaknya berumur 5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui �Hubungan Antara Pengetahuan Ibu hamil Dengan Pemanfaatan Buku KIA
Sebagai Upaya Menurunkan AKI dan AKB di PMB R tahun 2022�. Jenis penelitian ini
bersifat deskriptif analitik dengan desain �cross sectional�, yaitu melakukan
pengumpulan data yang menyangkut Variabel Independen dan Variabel Dependen.
Sampel penelitian ini adalah ibu hamil dengan jumlah 30 orang. Pengumpulan data
menggunakan Kuisoner dan Analisis data yang digunakan yaitu Analisis Univariat
dan Analisis Bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Pengetahuan Ibu tentang buku KIA di PMB R adalah cukup baik,
diperoleh distribusi sebanyak 25 responden (83,3%). Dan Pemanfaatan buku KIA
oleh ibu hamil di PMB R adalah dimanfaatkan cukup baik, diperoleh distribusi 26
responden (86,7%). Sehingga hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang� signifikan� antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan
pemanfaatan buku KIA, dengan nilai signifikansi 0.001 (p<0.05).
Kata kunci: Pengetahuan, Ibu Hamil,
Buku KIA.
Abstract
MCH handbook is an
instrument of recording and counseling (education) for mothers and their
families, as well as a means of communication between health workers and their
families. It is called an educational tool because the MCH handbook contains
information and counseling materials about maternal and child health, including
nutrition, which can help families, especially mothers, in maintaining their
own health from the time they are pregnant, during childbirth, during the
postpartum period, from newborns to children aged 5 years. The purpose of this
study was to determine "the relationship between knowledge of pregnant
women and the use of kia books as an effort to reduce the battery and IMR in
PMB r in 2022". This type of research is descriptive analytic with a
"cross sectional" design, which collects data concerning the
independent variable and the dependent variable. The sample of this study was
pregnant women with a total of 30 people. The data was collected using a
questionnaire and the data analysis used was Univariate Analysis and Bivariate
test Chi-Square. The results of this study indicate that the mother's knowledge
of the MCH book in PMB R is quite good, the distribution is obtained by 25
respondents (83.3%). And the utilization of the MCH handbook by pregnant women
in PMB R is quite well utilized, obtained a distribution of 26 respondents (86.7%).
So the results of statistical analysis showed that there was a significant
relationship between the knowledge level of pregnant women and the use of MCH
books, with a significance value of 0.001 (p <0.05)..
Keywords: Knowledge, Pregnant Women, MCH Handbook
Pendahuluan
Angka kematian
ibu (AKI) merupakan indikator yang mencerminkan
status kesehatan ibu, terutama resiko kematian bagi Ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Kesehatan ibu adalah masalah pembangunan global. Di beberapa
Negara, khususnya Negara berkembang
dan Negara belum berkembang,
para Ibu masih memiliki resiko tinggi ketika
melahirkan. Situasi ini telah mendorong
komunitas internasional untuk berkomitmen dalam untuk mengatasi
permasalahan kesehatan Ibu.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam
menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan AKI dan AKB melalui
program-program Kesehatan (Indonesia.,
2016).
Antara tahun
2000 sampai 2017, rasio kematian ibu turun
sekitar 38% di seluruh
dunia. Pada tahun 2017 jumlah
kematian ibu diperkirakan 295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Rasio Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang
pada tahun 2017 adalah 462
per 100.000 kelahiran hidup
dibanding 11 per 100.000 kelahiran
hidup di negara maju (Organization,
2017)
Pada tahun
2018 2,5 juta anak meninggal pada bulan pertama kehidupan. Angka kematian neonatal diperkirakan mencapai 18 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi
(AKB) diperkirakan mencapai
11 per 1000 kelahiran hidup
(Organization,
2018).
AKI serta
AKB di Indonesia masih menjadi
tantangan tersendiri pada
program Kesehatan ibu serta
Anak (KIA). Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 membagikan AKB
Indonesia sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran
hayati yang merupakan sudah memenuhi sasaran MDGs 2015 sebanyak 23 per
1.000 kelahiran hayati (RI, 2017)
Di sisi lain, prevalensi kematian bunda masih tinggi. Akibat
SUPAS 2015 memperlihatkan bahwa
AKI pada Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (RI, 2017).
Jumlah kematian
ibu di provinsi Jawa Barat tahun 2017 menurun yaitu 695 kasus, penyebabnya kematian ibu adalah
perdarahan sebanyak 200
orang (30%). Hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 215
orang (315%). Infeksi sebanyak
58 orang (4%), persalinan lama sebanyak
207 orang (34%), sedangkan� jumlah
kematian bayi di Jawa Barat pada tahun 2017 adalah 3.254. Penyebabnya adalah BBLR sebanyak 1.185 orang
(38%), asfiksia sebanyak
865 orang (28,3%), sepsis sebanyak 130 orang (3,6%), kelahiran congenital
sebanyak 351 orang (10,9%). Icterus sebanyak 55 orang (0,9%), diikuti dengan tetanus sebanyak 43 orang (0,5%), lain-lain sebanyak
625 orang (17,3%). (Profil Provinsi� Jawa Barat,
2017).
Menurut� Dinas� Kesehatan�
Kabupaten�
Karawang� jumlah
AKI tahun 2018 sebanyak 43 kasus yang tersebar di 28 puskesmas,� penyebab� kematian� tersebut� adalah� perdarahan� 11� kasus (25%), Preeklamsi Berat (PEB) 13 kasus (30%), infeksi/sepsis 5 dan
lainya 14 kasus (33%). Sedangkan jumlah Kematian Bayi pada tahun 2018 sebanyak 162 , penyebab kematian tersebut adalah BBLR� 74 kasus (46%), Asfiksia 25 kasus (15%), sepsis 4 kasus (2%),
kelainan konginetal 22 kasus (14%), Bronkopneumonia 6 kasus (1%), Diare 3 (2%), dan lainnya 32 kasus (20%) (Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang, 2018)
Buku KIA merupakan
instrument pencatatan dan penyuluhan
(edukasi) bagi ibu dan keluarganya, juga alat komunikasi antar tenaga kesehatan
dan keluarga. Disebut alat edukasi karena
buku KIA berisi informasi dan materi penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak termasuk gizi,
yang dapat membantu keluarga khususnya ibu dalam memelihara
kesehatan dirinya sejak ibu hamil,
masa persalinan, masa nifas,
bayi baru lahir sampai anaknya
berumur 5 tahun. Di dalam buku KIA terdapat Stiker P4K merupakan program perencanaan persalinan dan pencegahan� komplikasi� sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu. Setiap ibu
hamil memiliki stiker P4K yang diberikan oleh bidannya. Guna untuk mencari tahu rumah
dan jumlah ibu hamil disekitar daerah tersebut agar mempermudah dicari jika 1 terjadi sesuatu, didalm P4K ibu hamil dapat
memilih : Penolong Persalinan, Transportasi, Pendonor, saat terjadi� kegawat daruratan. (RI, 2017).
Upaya pemerintah
di Karawang yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, pada Persalinan
telah mengembangkan program
Sitem Informasi Jaringan Rujukan dan Komunikasi (Expanding Maternal and Neonatal Survival atau disingkat SI JARI EMAS).
Program EMAS berupaya menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian
neonatal dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obsteri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONED dan 300 Puskesmas/Balkesmas PONED, dan memperkuat sistem rujukan yang efesien dan efektif antar Puskesmas
dan Rumah Sakit (Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, 2018).
Program skrining
pada Ibu hamil oleh dokter SpOG di setiap Puskesmas merupakan bentuk upaya pemerintah
dalam menurunkan AKI dan
AKB di daerah Kabupaten
Karawang. Dengan mendeteksi
secara dini kepada setiap ibu
hamil agar mengetahui keadaan kehamilannya baik atau tidak.
Kegiatan ini bertujuan untuk penanganan awal kepada ibu hamil
yang beresiko tinggi.
Peran tenaga
kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB bisa menggunakan �Kartu skor poedji rochyati�
disusun dengan format kombinasi antara cheklis dan sistem skor. Ceklis terdiri
atas 19 faktor resiko dengan pengisian
skor dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun non kesehatan PKK (termasuk ibu hamil, suami,
dan keluarga) yang telah mendapat pelatihan cara menggunakan dan pengisiannya. Untuk meningkatkan sensivitas dan spesifitas peran tenaga kesehatan dalam menurunkan AKI dan AKB bisa menggunakan system skoring mengenai cara persalinan yang dibutuhkan, maka harus ditambahkan satu alat yang mudah digunakan dan dapat memperkirakan terjadinya distosia (persalinan sulit atau disfungsional) sebelum persalinan dimulai, sehingga rujukan terlambat dapat dicegah. Alat tersebut adalah kartu perkiraan persalinan yang dikembangkan oleh
Soedarto. Kartu ini berupa grafik
bergambar, yang terdiri atasa 4 area/daerah.
Selain itu
peran tenaga kesehatan masyarakat dalam penurunan angka kematian ibu, sangat diperlukan terutama pada peran pemberdayaan masyarakat, optimalisasi kegiatan Posyandu, dan kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan masyarakat dalam upaya pemberdayaan dapat bermitra dengan kader dan tokoh masyarakat dalam penanggulangan empat terlalu dan tiga terlambat, sehingga masyarakat dapat aktif dalam
kegiatan promotif dan preventif.
Dalam melakukan
penanganan seorang bidan harus memperhatikan
pentingnya menerapkan prosedur yang benar. Bidan harus memahami
dan menjalankan prosedur
yang sesuai, seperti prosedur pada manajemen Varney, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bidan berada di posisi yang benar karena telah menjalankan
profesinya sesuai dengan prosedur (Sri, 2017).
Pelaksana berbagai
program kesehatan tersebut
sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya, terutama bidan. Bidan berperan penting sebagai ujung tombak atau
orang yang berada di garis terdepan
karena merupakan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai
sasaran program, oleh sebab
itu, bidan perlu senantiasa meningkatkan kopetensinya, salah satunya dengan meningkatkan pemahaman asuhan kebidanan mulai dari wanita
hamil hingga nifas serta asuhan
kebidanan untuk kesehatan bayi. Upaya tenaga kesehatan
dalam menurunkan AKI dan
AKB sebagai seorang Bidan harus memiliki
STR (Surat Tanda Registrasi) sebagai
tanda bukti bahwa bidan tersebut
teregistrasi oleh Pemerintah.
Dan setiap 5 tahun sekali harus memperpanjang
STR tersebut dengan mengumpulkan Portopolio, untuk mengupgrade pengetahuan di dunia kesehatan dengan cara mengikuti
MU (Midwifery Update), Seminar, dan atau mengikuti Pelatihan Klinis.
Asuhan Kebidanan
mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity care). Hal ini
sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan
pelayanan dari seseorang professional yang sama atau dari satu
tim kecil tenaga profesional sehingga perkembangan kondisi mereka setiap saat akan
terpantau dengan baik, selain mereka
juga menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah
mengenal si pemberi asuhan. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk
berpartisipasi dan memperoleh
pengetahuan dan pengalaman
yang berhubungan dengan kehamilannya (Dewi, 2012).
Banyak ibu
hamil yang kurang� memanfaatkan
Buku KIA, mungkin karena beberapa ibu tidak suka
membaca jadi kurang memanfaatkan buku tersebut, dilihat pada masa saat ini mungkin teknologi
atau internet lebih berpengaruh terhadap informasi yang kita dapat, sehingga kita bisa lebih
mudah mencari tahu apa yang ingin
kita ketahui. Kita sebagai seorang Bidan harus bisa
membiasakan para ibu hamil untuk memanfaatkan
Buku KIA karena buku tersebut sudah
di buat dari sumber informasi yang akurat, dan banyak manfaatnya sekali dari Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir. Beda halnya dengan teknologi dan internet
yang ada, kita harus memastikan apakah informasi yang ada disana benar� atau tidak.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik
dengan desain �cross sectional�, yaitu melakukan pengumpulan data yang
menyangkut variabel independen dan variabel dependen, yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap pemanfaatan buku KIA pada
suatu saat yang bersamaan kemudian melakukan pengujian hipotesis.
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis
Univariat
Tabel 1
Distribusi frekuensi
Pengetahuan ibu
Pengetahuan |
Frekuensi |
Persen |
Kurang |
5 |
16,7% |
Baik |
25 |
83,3% |
Total
|
30 |
100% |
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa
Pengetahuan ibu sebagian besar Baik sebanyak 25 orang (83,3%), dan yang Kurang
sebanyak 5 orang (16,7%).
Tabel 2
�Distribusi frekuensi pemanfaatan
Buku KIA
Pemanfaatan |
Frekuensi |
Persen |
Tidak Memanfaatkan |
4 |
13,3% |
Di
Manfaatkan |
26 |
86,7% |
Total
|
30 |
100% |
Sumber : Data Primer, 2022
Bedasarkan data diatas dapat
dilihat bahwa Pemanfaatan Buku KIA sebagian besar Di Manfaatkan sebanyak 26
orang (86,7%), dan yang Tidak Memanfaatkan sebanyak 4 orang (13,3%).
Analisis Bivariat
Pengetahuan |
Pemanfaatan Buku KIA |
Total |
P value |
||||
Tidak Manfaatkan |
Dimanfaatkan |
||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
0,001 |
|
Kurang |
3 |
10 |
2 |
6,7 |
5 |
16,7 |
|
Baik |
1 |
3,3 |
24 |
80 |
25 |
83,3 |
|
Total |
4 |
13,3 |
26 |
86,7 |
30 |
100 |
Berdasarkan data
diatas terlihat bahwa proporsi responden pada Pengetahuan ibu yang Baik yang
Memanfaatkan Buku KIA sebesar 80% lebih besar dibandingkan Pengetahuan ibu yang
Kurang yang Tidak Memanfaatkan Buku KIA sebesar�
6,7%. Hasil Uji Statistic menunjukkan terdapat Hubungan yang Bermakna
antara Pengetahuan ibu dengan Pemanfaatan Buku KIA (Pvalue0,001<0,05).
Artinya Pengetahuan Ibu Hamil berkaitan dengan Pemanfaatan Buku KIA.
B.
Pembahasan
1.
Pengetahuan Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
sebagian besar ibu berpengetahuan baik sebanyak 25 orang (83,3%) karena mampu
menjawab pertanyaan yang ada di kuisioner dengan jumlah jawaban benar >10
pertanyaan sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (16,7%)
karena hanya mampu menjawab pertanyaan dengan benar 1-10 pertanyaan saja.
Tingkat pengetahuan baik mendominasi dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 25 orang atau sebesar (83,3%). Hal ini dapat
dilihat dari kemampuan ibu untuk menjawab kuisioner dengan benar melalui
pilihan yang ada dalam kuisioner. Proses berpikir cenderung dipengaruhi oleh
lingkungan dan seberapa besar dalam Memanfaatan Buku KIA . Berdasarkan hasil
penelitian, masih terdapat sebagian kecil responden yang memiliki kriteria
tidak Memanfaakan Buku KIA yaitu sebanyak 4 responden (13,3%). Hal tersebut
dapat dipengaruhi kemampuan responden dalam memahami pentingnya Buku KIA.
Semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang
Pemanfaatan Buku KIA, maka sikap yang ditunjukkan untuk Memanfaatkan Buku KIA
juga semakin positif. Menurut Green dalam penelitian (Jannah,
2015) menyatakan bahwa
peningkatan dalam pengetahuan saja tidaklah selalu menyebabkan perubahan
perilaku, walaupun terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan dengan
perubahan perilaku yang telah ditemukan dalam studi � studi yang tak terhitung
jumlahnya selama beberapa decade studi pendidikan. Dari beberapa jenis pengetahuan
tentang kesehatan, setidaknya diperlukan juga kesadaran dari pribadi seseorang
untuk melakukan suatu perilaku. Selain itu tindakan kesehatan yang diinginkan
mungkin juga tidak akan terjadi tanpa adanya dorongan yang cukup kuat untuk
memicu tindakan pengetahuan.
Menurut Sarwono dalam penelitian (Jannah,
2015) menyatakan individu
melakukan sesuatu Karena terlebih dahulu memahami makna, mengetahui pentingnya
suatu tindakan atau keadaan. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
ibu hamil yang mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang isi buku KIA, akan
selalu memanfaatkan buku KIA tersebut dan membawa buku KIA ke tempat pelayanan
kesehatan apabila ia periksa kehamilan atau datang untuk berobat. Oleh Karena
itu pengadaan buku KIA perlu di fikirkan kesinambungannya walaupun bantuan dari
JICA tidak ada lagi.Kondisi ini dapat di jadikan pedoman bagi institusi
kesehatan dan masyarakat tentang pengadaan dan sosialisasi buku KIA.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Wiratih
dalam penelitian (Wijayanti,
n.d.) bahwa pengadaan buku KIA
ini merupakan salah satu kebijakan dan upaya pemerintah untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak. Seperti tujuan dari Kepmenkes RI (2004) buku KIA
digunakan sebagai alat untuk secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan
ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi
ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak
termasuk rujukannya dan pekat (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan
tumbuh kembang balita.
Menurut (Azwar, 2007) hal tersebut karena
pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap
positif maupun negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal
tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong individu melakukan
perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negative, justru
akan menghindari untuk melakukan perilaku tersebut. Individu mengerti dampak
positif atau negatif suatu perilaku yang terkait. Pengetahuan dipengaruhi oleh
usia, tingkat pendidikan, pengalaman melahirkan sebelumnya. Menurut Sulistina
dalam penelitian (Dewi, 2012) bahwa pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah
orang tersebut menerima informasi. Pada hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian pendidikan ibu hamil adalah SMU, hal berarti pendidikan ibu hamil
masih dalam dalam kategori pendidikan menengah sehingga mempengaruhi
pengetahuan dan sikap yang dimilikinya.
2.
Pemanfaatan Buku KIA
Pemanfaatan Buku KIA adalah menggunakan proses dan
sumber belajar dari Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) selain menjadi acuan dan
sumber pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak, juga berfungsi
sebagai buku catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan oleh
petugas/tenaga kesehatan, meningkatkan komunikasi antara bidan dan pasien.
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil memanfaatkan buku KIA
cukup baik (80%).
Menurut Suryani dalam penelitian (Wijayanti, n.d.) yang menyatakan bahwa dengan
pemanfaatan buku KIA yang didalamnya berisi informasi tentang tanda bahaya
kehamilan, ibu hamil dapat mengenali komplikasi kehamilan atau tanda-tanda
bahaya kehamilan lebih dini. Untuk dapat mengenali tanda bahaya kehamilan maka
ibu hamil perlu diberikan pengetahuan agar dapat bersikap positif dan dapat
melakukan tindakan yang tepat saat menemui tanda-tanda bahaya kehamilan.
Purnami (2017) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi ibu
tentang buku KIA berpengaruh terhadap pemanfaatan buku KIA dimulai masa
kehamilan sampai masa nifas. Ibu dengan minat membaca tinggi akan memanfaatkan
buku KIA lebih baik dibandingkan ibu dengan minat membaca rendah. Menurut
Hidayani dalam penelitian (Jannah,
2015),
yaitu banyak ibu hamil yang tidak menggunakan buku KIA dengan baik, karena
kurangnya informasi dari petugas kesehatan sendiri, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Hidayani diketahui bahwa dari 125 responden (70,4%) perilaku
terendah untuk penggunaan buku KIA adalah perilaku ibu untuk bertanya atau
berdiskusi dengan tenaga kesehatan tentang buku KIA, kurangnya perilaku ibu
dalam bertanya kepada petugas kesehatan bisa menjadi salah satu alasan mengapa
tidak ada hubungan antara kegiatan membaca dengan perilaku ibu periksa hamil.
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pemanfaatan
Buku KIA. Berdasarkan Analisis Bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara Pengetahuan dan Pemanfaatan Buku KIA. Hal ini terlihat
pada nilai signifikansi 0.001 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05 (p
< 0.05).
Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang buku KIA dengan
pemanfaatan buku KIA. Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya perilaku individu, kelompok atau masyarakat dalam pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan ibu hamil. Untuk berperilaku sehat, seperti kesehatan
pada ibu hamil diperlukan pengetahuan yang dapat membangkitkan kesadaran ibu
tentang manfaat buku KIA baik untuk memperdalam banyak informasi tentang
kehamilan hingga persalinan dan balita.
Menurut penelitian (Wijayanti,
n.d.) ada hubungan yang positif
dan signifikan antara pemanfaatan buku KIA dengan pengetahuan ibu hamil tentang
tanda bahaya kehamilan. Adanya hubungan antara pemanfaatan buku KIA dengan
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan menunjukkan bahwa dengan
adanya informasi-informasi penting yang tercantum dalam buku KIA dapat
meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Sehingga
diharapkan dengan pemanfaatan buku KIA yang baik dan pengetahuan yang baik
tentang tanda bahaya kehamilan, ibu hamil dapat mengenali tau mendeteksi lebih
dini tanda-tanda bahaya kehamilan dan memeriksakan kehamilannya jika mengalami
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut.
Hasil� riset
ini serupa dengan� penelitian Nur�� Hidayatul��
Ainiyah (2017)�� adanya
korelasi�� yang baik antara pemanfaatan
buku KIA dengan tingkat pengetahuan dan perilaku kesehatan ibu hamil trimester
III. Masih� kurangnya wawasan ibu� tentang buku�
KIA,� maka� petugas�
kesehatan� perlu memberikan��� konseling���
secara��� intensif kepada� ibu�
hamil� tentang buku� KIA�
agar pengetahuan� meningkat� dan�
memotivasi ibu untuk memanfaatkan buku KIA secara baik.
Penelitian mengenai hubungan pemanfaatan buku KIA
dengan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan sudah pernah
dilakukan penelitian yang serupa oleh Dana Santoso� dalam penelitian (Jannah,
2015). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebesar 61,2% ibu hamil dikategorikan kurang dalam
memanfaatkan buku KIA untuk memperoleh informasi tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan, ibu hamil mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai tanda-tanda
bahaya kehamilan dengan presentase sebesar 46,9%, ibu hamil mempunyai sikap
yang positif terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan dengan presentase sebesar
93,9% dan hasil uji korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antara pemanfaatan
buku KIA dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan.
Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti di PMB R didapatkan hasil uji korelasi menunjukkan ada hubungan yang
positif dan signifikan antara pemanfaatan buku KIA dengan pengetahuan ibu hamil
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam penelitian �Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan Buku Kia Sebagai Upaya Menurunkan AKI dan AKB di PMB R Tahun 2022� dapat ditarik kesimpulan yaitu: Pengetahuan Ibu tentang buku KIA di PMB R adalah cukup baik. Dibuktikan dari hasil penelitian, diperoleh distribusi sebanyak 25 responden (83,3%). Pemanfaatan buku KIA oleh ibu hamil di PMB R adalah dimanfaatkan cukup baik. Dibuktikan dari hasil penelitian, diperoleh distribusi 26 responden (86,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang� signifikan� antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan pemanfaatan buku. Hal� ini� ditunjukkan dari hasil statistik didapatkan nilai signifikansi 0.001 (p<0.05).
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia: Teori
Dan Pengukurannya.Google Scholar
Dewi, V. N. L. (2012). Asuhan Kehamilan
Untuk Kebidanan. Google Scholar
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. (2018).
Angka Kematian Ibu Dan Kematian Bayi Di Kabupaten Karawang 2018.
Indonesia., K. K. R. (2016). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Jannah, M. (2015). Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Pemanfaatan Buku Kia Di Uptd Puskesmas Pondok Gede Bekasi. Jurnal
Bidang Ilmu Kesehatan, 5(2), 27. Google Scholar
Organization, W. H. (2017). Global
Diffusion Of Ehealth: Making Universal Health Coverage Achievable: Report Of
The Third Global Survey On Ehealth. World Health Organization. Google Scholar
Organization, W. H. (2018). World Health
Statistics 2018: Monitoring Health For The Sdgs, Sustainable Development Goals.
World Health Organization. Google Scholar
Ri, K. K. (2017). Buku Kesehatan Ibu Dan
Anak; Jakarta : Kementrian Kesehatan Ri 2017.
Sri, S. L. Dan R. (2017). Panduan
Belajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Karawang : Cv.
Adrafindo Mitra. Google Scholar
Wijayanti, M. A. P. (N.D.). Hubungan
Pemanfaatan Buku Kia Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya
Kehamilan The Relationship Between Utilization Kia Bookwith Knowledgepregnant
Mother About The Danger Signs Of Pregnancy. Google Scholar
Copyright holder: Cindi
Cenora B Simatupang, Omega DR Tahun (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |