Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 5, Mei 2022
ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI UNTUK SEKOLAH DASAR
Grace Devina Mulyadi
Program
Master Teknologi Informasi,
Universitas Pradita, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Artikel ini
bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran berbasis
animasi untuk sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka,
sedangkan teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan mengeksplorasi
jurnal-jurnal serta informasi lain yang relevan dengan kajian. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran berbasis animasi
merupakan media yang efektif untuk dijadikan sarana pembelajaran, terdapat
beberapa tahapan untuk menjadikan animasi sebagai media pembelajaran mulai dari
menganalisa rumusan masalah dan tujuan materi pembelajaran, kemudian diolah ke
dalam bentuk animasi video menggunakan perangkat lunak 2D atau 3D. Setelah itu,
video animasi tersebut dievaluasi oleh tenaga pendidik agar tidak ada
kekeliruan makna yang tersampaikan pada saat implementasi langsung di sekolah
dasar. Implementasi media pembelajaran animasi di sekolah dasar dapat dilakukan
melalui berbagai cara diantaranya yaitu melalui persentasi langsung menggunakan
proyektor, atau melalui sosial media seperti Youtube, Whatsapp dan lain
sebagainya.
Kata Kunci: Pengembangan, Media Pembelajaran,
Animasi, Sekolah Dasar
Abstract
This article aims to describe the development of animation-based learning
media for elementary schools. The method used is a literature review, while the
data collection technique is carried out by exploring journals and other
information relevant to the study. The results of this study indicate that the
development of animation-based learning media is an effective medium to be used
as a learning tool, there are several stages to make animation as a learning medium
starting from analyzing the problem formulation and the objectives of the
learning material, then processing it into video animation using 2D software or
3D. After that, the animated video was evaluated by educators so that there
were no misunderstandings of meaning conveyed during direct implementation in
elementary schools. The implementation of animation learning media in
elementary schools can be done in various ways, including through direct
presentations using a projector, or through social media such as Youtube, Whatsapp and so on.
Keywords: �Development,
Learning Media, Animation, Elementary School
Pendahuluan
Pendidikan
merupakan sebuah upaya mendidik siswa melalui proses pembelajaran dengan tujuan
siswa tersebut mampu memahami dan menerapkan materi yang disampaikan. Selain
itu, pendidikan mampu mendorong siswa mengembangkan potensi diri sehingga dapat
menangani perubahan-perubahan signifikan dampak dari kemajuan teknologi.
Selaras dengan teknologi, proses pembelajaran juga mengalami perkembangan yang
ditandai dengan beragamnya media pembelajaran yang digunakan. Media
pembelajaran merupakan suatu perantara komunikasi yang digunakan pada saat
pembelajaran (Miftah, 2013).
Memilih media pembelajaran harus diperhitungkan dengan baik karena mampu
membantu perkembangan psikologis dan minat belajar pada anak. Selain itu media
pembelajaran yang tepat dinilai mampu membuat hal-hal yang bersifat abstrak
menjadi lebih nyata (Supriyono, 2018).
Salah satu media pembelajaran dalam pendidikan diimplementasikan dengan animasi
yang merupakan gabungan dari audio dan visual dengan prosedur penceritaan
memakai tahapan animasi serupa dengan kartun (Fathurohman, Nurcahyo, & Rondli, 2014).
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kajian pustaka. Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Yazdi, 2012).
Sementara teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengeksplorasi jurnal-jurnal
serta informasi lain yang relevan dengan kajian. Jurnal yang digunakan dicari pada penelurusan Google
Scholar dengan beberapa
format penulisan. Setelah ditelusuri dan terkumpul, jurnal disortir berdasarkan tahun diterbitkannya.
Hasil dan Pembahasan
Media
pembelajaran dijadikan sebagai alat guna mencapai tujuan sehingga mampu
menciptakan pembelajaran yang efektif, membangkitkan minat dan motivasi belajar
siswa, meminimalisir verbalisme serta menumbuhkan nilai-nilai yang ada pada
dalam diri siswa. Terdapat beberapa langkah yang efektif untuk
merancang media pembelajaran yang baik diantaranya yaitu media harus didesain
sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, sederhana sehingga jelas dan mudah
dipahami namun tidak mengurangi makna dan fungsi media itu sendiri serta media
bisa didesain dalam bentuk model, gambar, bagan berstruktur dan jenis lainnya.
Salah satu media pembelajaran yang dinilai dan terbukti efektif untuk siswa
sekolah dasar adalah dengan mengembangkan media pembelajaran animasi, hal ini
karena media animasi menyajikan materi dengan memvisualisasikan kehidupan sehari-hari
yang melibatkan manusia, peristiwa, benda, tempat dan lain sebagainya yang
dekat dengan diri siswa (Hildayah, 2019). Pada sebuah penelitian
yang dilakukan oleh (Bujuri, 2018) �menyebutkan bahwa kemampuan
kognitif anak usia dasar masih terbatas dalam hal-hal yang bersifat konkret.
Oleh karena keterbatasan pola pikir, media pembelajaran animasi menjadi solusi
atas permasalahan tersebut dimana penyajiannya memvisualisasikan materi yang
bersifat abstrak menjadi lebih nyata. Contohnya anak kisaran usia sekolah dasar
akan mengalami kesulitan jika dihadapkan dengan pertanyaan mengapa teknologi
mampu membuat komunikasi jarak jauh lebih mudah. Pertanyaan yang dinilai mudah
bagi orang dewasa, justru akan membuat anak usia dasar mengalami stress dan
kebingungan untuk menjawab.
Animasi
diartikan (Putri, Fahlevi, & Daifiria, 2021)
sebagai sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis
untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Sehingga penggunaan animasi sebagai
media pembelajaran merupakan gabungan dari gambar yang bergerak atau dibuat
bergerak dalam bentuk file video. Pengembangan media animasi dibedakan menjadi
dua yakni perangkat lunak (software) animasi
2D dan 3D. Perangkat lunak animasi 2D merupakan software yang digunakan untuk membuat animasi tradisional (flat animation) yang memiliki kemampuan
mengatur gerak, waktu, gambar dan suara. Contohnya diantara lain yaitu
Macromedia Flash, Adobe Flash, Macromedia Director, ToonBoom Studio, Adobe
ImageReady, Adobe After Effect dan lain sebagainya. Sedangkan perangkat lunak
3D merupakan software yang memiliki fungsi serupa namun dengan segudang
fasilitas yang lebih canggih seperti mampu membuat obyek 3D, mengatur gerak
kamera, member efek, mengimpor video dan lain-lain. Contohnya meliputi 3D
Studio Max, Maya, Poser (figure animation), Bryce (landscape animation), Vue
(landscape animation) dan lain sebagainya (Toding, Lumenta, & Mamahit, 2017).
Kemampuan
dasar tenaga pendidik meliputi kemampuan untuk merancang program pembelajaran
serta kemampuan mengkomunikasikannya kepada siswa. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi, guru dituntut untuk memiliki keterampilan lain selain
keahlian dasar tadi. Salah satu contohnya adalah kemampuan untuk mengoperasikan
komputer sebagai sarana pembuatan animasi. Jika tenaga pendidik memiliki
keahlian lain yang mendukung proses pembelajaran, hal tersebut akan memudahkan
guru dalam memaparkan materi sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif.
Sebelum materi dikembangkan menjadi animasi, tenaga pendidik harus menganalisa
terlebih dahulu rumusan masalah dan tujuan dari materi yang akan disampaikan (Kusmiah, 2019). Selanjutnya dalam tahap
pengembangan yaitu mengolah materi tersebut ke dalam bentuk animasi video
menggunakan software yang tersedia, animasi hasil olahan dari software tersebut
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menampilkan tulisan, gambar, suara
serta animasi dalam satu file video. Jika dilihat dari segi pembuatannya,
teknik pembuatan animasi dibagi menjadi 3 macam yaitu Animasi Stop-motion (Stop
Motion Animation), Animasi Tradisional (Traditional animation) dan Animasi
Komputer (Computer Graphics Animation).
Terdapat
beberapa prinsip yang harus diterapkan agar animasi terlihat seperti nyata
diantaranya yaitu waktu, lengkungan, gerakan dan lain sebagainya. Misalnya
prinsip mengenai waktu yang menggambarkan gerakan tersebut alami atau tidaknya.
Contohnya menentukan waktu kecepatan gerakan tangan agar terlihat natural.
Setelah melewati serangkaian pembuatan animasi, video animasi tersebut harus
dievaluasi kembali oleh tenaga pendidik yang menguasai materi tersebut agar
tidak ada kekeliruan makna yang tersampaikan pada saat implementasi langsung di
sekolah dasar (Ponza, Jampel, & Sudarma, 2018). Implementasi media
pembelajaran animasi di sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai cara
diantaranya yaitu melalui persentasi langsung menggunakan proyektor. Namun
pandemi Covid-19 membuat pemerintah menetapkan kebijakan untuk pembelajaran
jarak jauh, oleh karena itu alternatif implementasi media pembelajaran animasi
dapat melalui sosial media Youtube, Whatsapp, Zoom, Instagram dan lain
sebagainya. Menariknya media pembelajaran animasi ini menjadi solusi yang
efektif dalam permasalahan pembelajaran jarak jauh yang terjadi saat ini,
dimana siswa dapat mengulang video animasi sendiri hingga paham (Achmad, Fanani, Wali, & Nadhifah, 2021).
Kesimpulan
Media
pembelajaran berbasis animasi dinilai dan terbukti efektif diimplementasikan
kepada siswa sekolah dasar dikarenakan penyajian materinya memvisualisasikan
kehidupan sehari-hari yang melibatkan manusia, peristiwa, benda, tempat dan
lain sebagainya yang dekat dengan diri siswa. Hal tersebut juga menjadi solusi
atas permasalahan pola pikir siswa sekolah dasar yang masih bersifat konkret,
dengan animasi materi yang bersifat abstrak akan lebih nyata. Oleh karena itu
guru dituntut untuk memiliki keterampilan lain selain keahlian dasar. Salah
satu contohnya adalah kemampuan untuk mengoperasikan komputer sebagai sarana
pembuatan animasi. Pengembangan media pembelajaran berbasis animasi di sekolah
dasar dapat dilakukan melalui beberapa pilihan software diantaranya seperti
perangkat lunak 2D contohnya Macromedia Flash, Adobe Flash, Macromedia
Director, Adobe Flash, Macromedia Director atau perangkat lunak 3D contohnya 3D
Studio Max, Maya, Poser (figure animation). Setelah itu, video animasi tersebut
dievaluasi oleh tenaga pendidik agar tidak ada kekeliruan makna yang
tersampaikan pada saat implementasi langsung di sekolah dasar. Implementasi
media pembelajaran animasi di sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai
cara diantaranya yaitu melalui persentasi langsung menggunakan proyektor, atau
melalui sosial media seperti Youtube, Whatsapp dan lain sebagainya.
Achmad, Zainal Abidin, Fanani, Muhammad Iqbal Dwi, Wali,
Ghifari Zaka, & Nadhifah, Rizkiyatul. (2021). Video Animasi Sebagai Media
Pembelajaran Efektif bagi Siswa Sekolah Dasar di Masa Pandemi COVID-19. JCommsci-Journal
Of Media and Communication Science, 4(2), 54�67. https://doi.org/https://doi.org/10.29303/jcommsci.v4i2.121.
Google Shcolar
Bujuri, Dian Andesta. (2018). Analisis
perkembangan kognitif anak usia dasar dan implikasinya dalam kegiatan belajar
mengajar. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 9(1), 37�50. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21927/literasi.2018.9(1).37-50.
Google Scholar
Fathurohman, Irfai, Nurcahyo, Agung Dwi,
& Rondli, Wawan Shokib. (2014). Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran
Terpadu Untuk Memacu Keaksaraan Multibahasa Pada Siswa Sekolah Dasar. Refleksi
Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(1). https://doi.org/https://doi.org/10.24176/re.v5i1.430.
Google Scholar
Hildayah, Dewi. (2019). Penggunaan Media
Visual, Auditif, Dan Kinestik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 137�146. Google Scholar
KUSMIAH, IRDA. (2019). Pengembangan
Media Video Animasi Pembelajaran Berbasis Powtoon Pada Kelas Iii Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (Penelitian di SD Negeri Gerem III Kelas III Kota
Cilegon Tahun Ajaran 2018/2019). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Google Scholar
Miftah, Muhammad. (2013). Fungsi, dan peran
media pembelajaran sebagai upaya peningkatan kemampuan belajar siswa. Kwangsan:
Jurnal Teknologi Pendidikan, 1(2), 95�105. https://doi.org/https://doi.org/10.31800/jurnalkwangsan.v1i2.7.
Google Scholar
Ponza, Putu Jerry Radita, Jampel, I.
Nyoman, & Sudarma, I. Komang. (2018). Pengembangan Media Video Animasi pada
Pembelajaran Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar. Jurnal Edutech Undiksha, 6(1),
9�19. https://doi.org/https://doi.org/10.23887/jeu.v6i1.20257.
Google Scholar
Putri, Dini Ridha Dwiki, Fahlevi, Muhammad
Reza, & Daifiria, Daifiria. (2021). Masking Dan Guide Menggunakan
Macromedia Flash 8 (Studi Kasus: SMA Negeri 20 Medan). PUBLIDIMAS (Publikasi
Pengabdian Masyarakat), 1(1), 92�99. Google Scholar
Supriyono, Supriyono. (2018). Pentingnya
Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sd. Edustream:
Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 43�48.
https://doi.org/https://doi.org/10.26740/eds.v2n1.p43-48. Google Scholar
Toding, Christman, Lumenta, Arie S. M.,
& Mamahit, Dringhuzen J. (2017). Pembuatan animasi 3 dimensi perbedaan
sampah organik dan anorganik untuk anak-anak. Jurnal Teknik Informatika,
12(1). https://doi.org/https://doi.org/10.35793/jti.12.1.2017.17657. Google Scholar
Yazdi, Mohammad. (2012). E-learning sebagai
media pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi. Jurnal Ilmiah
Foristek, 2(1). Google Scholar
Copyright holder: Grace Devina Mulyadi
(2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |