Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
DANDY WALKOR MALFORMATION IN TRISOMY 18 (EDWARD�S
SYNDROME): A RARE CASE REPORT
Nurmala Sari Dewi1, Roza Sriyanti2
PPDS Obstetri dan
Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil Padang,
Indonesia
Sub Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP Dr. M. Djamil Padang, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Objektif : Trisomi 18 atau sindrom Edward merupakan kelainan genetik autosomal kedua terbanyak yang terjadi pada 1 dalam 6000 kelahiran hidup dengan fenotipe
sering menunjukkan kelainan neurologis, keterlambatan kurva pertumbuhan, malformasi organ
internal, dan fitur spesifik
di wajah, dada, perut, ekstremitas, alat kelamin, kulit, kuku dan rambut. Malformasi Dandy-Walker
(DWM) adalah sebuah anomali dari fossa posterior dengan ciri berupa
agenesis atau hipoplasia dari vermis dan pembesaran kistik dari ventrikel
ke empat menyebabkan perpindahan ke arah atas
dari tentorium dan torcula. DWM didiagnosis
ketika ada 3 tanda utama muncul
pada pasien yaitu agenesis atau hipoplasia dari serebelar vermis, dilatasi kistik dari ventrikel ke empat dan pembesaran
fossa posterior. Insiden DWM pada trisomi
18 jarang terjadi dan memiliki prognosis yang buruk. Laporan kasus: Kasus merupakan wanita 36 tahun dengan kehamilan ketiga yang mengeluhkan kehamilan yang sekarang terasa lebih besar
dan gerak anak kurang jika dibandingkan
dengan kehamilan sebelumnya. Janinnya dicurigai mengalami malformasi Dandy Walker karena dari gambaran USG didapatkan hypoplasia cerebellum dan pembesaran
fossa posterior, ditemukan polihidramnion
(AFI 27.9 cm) yang kemungkinan disebabkan
oleh atresia esofagus. Pada pasien
dilakukan amnioreduksi sebanyak 1200 ml dan dilakukan amniosintesis, dari hasil analisis kromosom cairan ketuban didapatkan kariotipe 45,XX+18 (Trisomi 18) atau dikenal dengan Sindrom Edward. Setelah janin lahir didapatkan
berat badan 2100 gram dan ditemukan kelainan berupa oksiput yang menonjol, low set ear, pembukaan mulut yang kecil, atresia esofagus, clenched fist yang sesuai
untuk gambaran sindrom Edward. Pada bayi dilakukan tindakan Gastrostomi, tetapi kondisi bayi makin
memburuk dimana bayi kemudian meninggal
pada hari ke 10. Kesimpulan:
malformasi dandy Walker pada Trisomi
18 jarang ditemukan dan memilki prognosis yang buruk
Kata Kunci: Trisomi 18, Sindrom Edward, Dandy-Walker
Abstract
Objective: Trisomy 18 or Edward's syndrome is the second most common
autosomal genetic disorder that occurs in 1 in 6000 live births with a
phenotype often showing neurological abnormalities, growth curve delays,
internal organ malformations, and specific features on the face, chest,
abdomen, extremities, genitals, skin, nails and hair. Dandy Walker malformation
(DWM) is the most common abnormality that occurs in the cerebellum. Incident
DWM in trisomy 18 is rare and has a poor prognosis. Case report: The case is a
36-year-old woman with a pregnancy whose fetus is suspected of having Dandy
Walker malformations. The ultrasound showed hypoplasia of the cerebellum and
enlargement of the posterior fossa, polyhydramnios was found, and the results
of the analysis of the amniotic fluid chromosomes revealed a karyotype 45,XX+18 (Trisomy 18). After the fetus was born, it was
found that there were prominent occiput abnormalities, low set ears, small
mouth opening, oesophageal atresia, clenched fists
which were suitable for the description of Edward's syndrome. The prognosis for
this condition is poor as the infant dies on day 10. Conclusion: Dandy Walker
malformation in Trisomy 18 is rare and has a poor prognosis
Keywords: Trisomy 18, Edward's Syndrome, Dandy-Walker
Pendahuluan
Trisomi 18 atau sindrom
Edwards adalah penyakit genetik yang ditandai dengan adanya tambahan kromosom
18, sindroma ini memiliki spektrum klinis yang luas, prognosis yang buruk dan
harapan hidup yang rendah. Prevalensi kelahiran hidup berkisar antara 1/3000
hingga 1/10.000 (rata-rata 1 dalam 6000). Trisomi 18 merupakan trisomi
autosomal kedua yang paling umum, setelah trisomi 21 (Down Syndrome) (Rafael Fabiano M Rosa, Rosa, Zen, Graziadio, & Paskulin, 2013). Gangguan kromosom biasanya dikaitkan
dengan peristiwa nondisjungsi kromosom yang abnormal selama gametogenesis ibu,
memiliki angka kematian yang tinggi, dengan sekitar 90% meninggal pada tahun
pertama kehidupan.(Rasmussen, Wong, Yang, May, & Friedman, 2003; Rafael F M Rosa et al.,
2011).
Kelangsungan hidup rata-rata berkisar antara 2,5 dan 14,5 hari setelah lahir,
meskipun sebagian besar kematian terjadi intrauterin. Pasien dengan trisomi 18
jarang mencapai masa remaja.(Bustillos-Villalta & Qui�ones-Campos, 2014; Hinojal, Marug�n de
Miguelsanz, & LM, 2005).
Ada lebih dari 130 kelainan berbeda yang dijelaskan dalam literatur yang
terkait dengan trisomi 18 sehingga tidak ada yang patognomonik untuk penyakit
ini. Fenotipe sering menunjukkan kelainan neurologis, keterlambatan kurva
pertumbuhan, malformasi organ internal, dan fitur spesifik di wajah, dada,
perut, ekstremitas, alat kelamin, kulit, kuku dan rambut (Rafael Fabiano M Rosa et
al., 2013).
Malformasi Dandy-Walker (DWM)
adalah sebuah anomali dari fossa posterior dengan ciri berupa agenesis atau
hipoplasia dari vermis dan pembesaran kistik dari ventrikel ke empat menyebabkan
perpindahan ke arah atas dari tentorium dan torcula (Correa, Amaral, & Vedolin, 2011). DWM didiagnosis ketika ada 3 tanda utama
muncul pada pasien yaitu agenesis atau hipoplasia dari serebelar vermis,
dilatasi kistik dari ventrikel ke empat dan pembesaran fossa posterior (Bosemani et al., 2015; Reeder et al., 2015). DWM telah dilaporkan dalam berbagai
sindrom, termasuk anomali kromosom dan paparan antenatal terhadap teratogen (Sherer et al., 2004). Dua puluh kasus trisomi 18 yang terkait
dengan sindrom Dandy-Walker telah dilaporkan, 5-7 tetapi hanya tiga dari kasus ini yang
dilaporkan secara rinci (Ecker, Shipp, Bromley, & Benacerraf, 2000; Imataka, Suzumura, &
Arisaka, 2016; Su et al., 2007). Disini kami melaporkan Dandy Walker malformasi
dengan berbagai kelainan kongenital bawaan yang ditemukan dengan anomali
kromosom trisomi 18.
Metode Penelitian
Seorang Wanita 36 tahun dengan G3P2A0H2 gravid preterm 33-34 minggu kehamilan dirujuk ke poliklinik Fetomaternal RSUP Dr.M.Djamil Padang dengan polihidramnion yang dicurigai disebabkan oleh atresia esofagus. Pasien mengeluhkan kehamilan yang sekarang terasa lebih besar dari pada kehamilan sebelumnya, sehingga pasien merasa lebih sesak dan perut terasa lebih tegang. Gerak janin juga tidak sering dirasakan jika dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan lain selain vitamin yang diberikan oleh petugas Kesehatan, tidak merokok, mengkonsumsi jamu ataupun alkohol, dan tidak memiliki riwayat kontrasepsi apapun.� Pasien tidak memiliki Riwayat penyakit terdahulu ataupun riwayat alegi, pasien riwayat operasi sesar pada kehamilan kedua karena janin besar (4500gr). Pasien kontrol teratur ke Puskesmas setiap bulan sejak usia kehamilan 2 bulan, dan 2x kontrol ke Sp.OG usia kehamilan 2 bulan dan 8 bulan. Pada saat USG suia kehamilan 8 bulan didapatkan air ketuban sangat banyak, pasien kemudian di rujuk. Ini merupakan kehamilan ke-3, anak pertama lahir cukup bulan secara spontan di Bidan, dan kehamilan ke 2 lahir dengan sesar karena janin makrosomia.
�� Pada pemeriksaan Fisik didapatkan kesadaran Compos mentis cooperative, dengan tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 92 kali/menit, frekuensi nafas 22 kali/menit, suhu 36.8 oC, berat badan 83 kg dan TB 163 cm. status general dalam batas normal. Pada status obstetri ditemukan tinggi fundus uteri 40 cm setinggi 2 jari bawah procesus xyphoideus dengan denyut jantung janin 140-150 kali/menit.
Pada pemeriksaan USG
didapatkan Biometri sesuai dengan usia kehamilan 34-35 minggu, terlihat gambaran
fossa mega posterior pada kepala janin, diskontinuitas esofageal (suspek
atresia esofagus) dan AFI 27,9 cm. Dari hasil pemeriksaaan USG diduga suatu
malformasi Dandy-Walker dengan kecurigaan terdapat polihidramnion yang
disebabkan oleh atresia esofagus (gambar 1)
Gambar USG : A. Biometri Janin, B. AFI, C.
Hipoplasia cerebellum dan fossa mega posterior
�� Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan amnioreduksi untuk mengurangi keluhan sesak yang dirasakan oleh ibu. Karena ditemukan banyak kelainan maka direncanakan juga untuk melakukan amniosintesis dan pemeriksaan kromosom. Sebelum tindakan dilakukan, dimintakan persetujuan Ibu dan suaminya serta dijelaskan tentang prosedur, serta risiko yang mungkin muncul terhadap Ibu dan janin yang diakibatkan oleh prosedur yang akan dilakukan. Risiko medis terkait dengan amnioreduksi berupa persalinan premature, PPROM, korioamnionitis, dan solusio plasenta.
Amnioreduksi dilakukan di poliklinik Fetomaternal RSUP Dr.M.Djamil Padang, dikeluarkan cairan amnion. Amnioreduksi dilakukan dengan menggunakan panduan USG transabdominal, kemudian jarum dimasukkan pada bagian uterus yang tidak terdapat plasenta dan bagian janin, dikeluarkan cairan amnion sebanyak 1200 ml (Gambar 2). Cairan amnion yang didapat dikirim untuk pemeriksaan kromosom, dan juga dilakukan Buble shake test didapatkan hasil positif sehingga diputuskan untuk dilakukan terminasi kehamilan.
D
Gambar 2
Amnioreduksi A dan B proses amnio reduksi. C Total jumlah cairan amnion yang dikeluarkan, D. Buble shake test positif
Pasien dilakukan terminasi kehamilan secara perabdominam, lahir bayi perempuan dengan berat badan 2100 gr,
Panjang badan 42 cm, A/S 6/8, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm,
dan lingkar perut 26 cm. Ditemukan kelainan berupa oksiput yang menonjol, low set ear, dan clenched fist
(Gambar 3), dan selang suction tidak
dapat dimasukkan kedalam kerongkongan bayi sehingga dicurigai
adanya atresia esofagus.
Gambar 3
A. tampak gambaran
low ear set, pembukaan mulut
yang kecil. B dan C kelainan
pada tangan bayi (clenched
fist)
Hasil Analisa kromosom dari
cairan amnion didapatkan
(47, XX+18) yang menunjukkan gambaran
Wanita dengan trisomi 18
yang sesuai dengan gambaran Sindroma Edwards (gambar 4).
Gambar 4
Hasil Analisa Kromosom Cairan Amnion
Hasil dan Pembahasan
Pada kasus ini
dari pemeriksaan pencitraan menunjukkan hipoplasia vermis inferior dan kista
fossa posterior besar, yang kompatibel
dengan DWM. Insiden DWM terjadi pada kurang dari 6% pada pasien dengan trisomi 18. Hasil analisa kromosom cairan ketuban pada pasien didapatkan kariotipe 47, XX+18 (Trisomi 18).
Selain itu juga ditemukan kelainan pada bayi yaitu oksiput
yang menonjol, low set ear, pembukaan
mulut kecil, tangan terkepal dengan tumpang tindih jari telunjuk
di atas jari ketiga (clenched fist) yang sesuai
untuk gambaran trisomi 18 (Roberts, Zurada, Zurada‐ZieliŃSka, Gielecki, & Loukas,
2016).
Pada pasien juga ditenukan
atresia esofagus. Atresia esofagus
dengan/tanpa fistula trakeoesofagus adalah malformasi esofagus umum yang terjadi pada antara 1 dari 3000-4000 kelahiran hidup. Frekuensi akurat atresia esofagus pada trisomi 18 belum ditentukan oleh penyelidikan sistematis, dan hanya sebuah penelitian
dari Jepang yang menunjukkan bahwa total 33%
(8/24) pasien dengan trisomi 18 memiliki atresia esofagus, yang merupakan malformasi viseral nonkardiak yang paling umum (Kosho et al., 2006). Pada bayi sudah dilakukan
gastrostomi pada hari kedua, tapi kondisi
bayi semakin memburuk dan meninggal pada hari ke 10 rawatan
disebabkan oleh pneumonia.
����������� Ada
banyak laporan tentang komplikasi kelainan kromosom dengan DWM, namun insiden trisomi 18 yang terkait dengan DWM jarang terjadi. Hanya ada 22 kasus
trisomi 18 yang ditemukan dalam kepustakaan dengan komplikasi DWM. Imataka dkk. merangkum
tiga laporan mengenai kromosom 18 dan DWM.12 Ketiga laporan ini menunjukkan bahwa trisomi 18 terjadi pada 20 dari 78 kasus dengan DWM. Lim dkk. juga menyajikan laporan kasus mengenai
temuan okular pada pasien dengan trisomi
18 dengan varian sindrom Dandy-Walker (Lim et al., 2010).
Karena prognosis DWM yang buruk, hal
itu dapat terjadi sebagai bagian dari kelainan
kromosom, kelainan gen tunggal, atau paparan
teratogen. Oleh karena itu,
pemeriksaan kariotipe rutin pada kasus DWM diperlukan. Jika kelainan kariotipik diidentifikasi,
prognosis janin yang buruk dapat diperkirakan.
Kesimpulan
Etiologi DWM
meliputi kelainan kromosom, kelainan gen tunggal, dan paparan teratogen. Kasus
kami menyajikan etiologi DWM yang tidak biasa yang terkait dengan trisomi 18.
Insiden trisomi 18 yang terkait dengan DWM jarang terjadi, dan laporan kami
memberikan kasus yang tidak biasa yang melengkapi pengetahuan kami di bidang
trisomi 18 dan DWM.
Bosemani, Thangamadhan, Orman, Gunes, Boltshauser,
Eugen, Tekes, Aylin, Huisman, Thierry A. G. M., & Poretti, Andrea. (2015).
Congenital abnormalities of the posterior fossa. Radiographics, 35(1),
200�220.
Bustillos-Villalta, Katia, & Qui�ones-Campos,
Miluska. (2014). S�ndrome de Edwards de larga supervivencia: Efecto del
tratamiento rehabilitador integral. Revista Medica Herediana, 25(2),
1�4.
Correa, Gustavo Gumz, Amaral, L�zaro Faria,
& Vedolin, Leonardo Modesti. (2011). Neuroimaging of Dandy-Walker
malformation: new concepts. Topics in Magnetic Resonance Imaging, 22(6),
303�312.
Ecker, Jeffrey L., Shipp, Thomas D.,
Bromley, Bryann, & Benacerraf, Beryl. (2000). The sonographic diagnosis of
Dandy�Walker and Dandy�Walker variant: associated findings and outcomes. Prenatal
Diagnosis: Published in Affiliation With the International Society for Prenatal
Diagnosis, 20(4), 328�332.
Hinojal, Torres, Marug�n de Miguelsanz, J.
M., & LM, Rodr�guez Fern�ndez. (2005). Fourteen-year survival in a patient
with Edwards syndrome. Anales De Pediatria (Barcelona, Spain: 2003), 63(5),
458�459.
Imataka, George, Suzumura, Hiroshi, &
Arisaka, Osamu. (2016). Clinical features and survival in individuals with
trisomy 18: A retrospective one-center study of 44 patients who received
intensive care treatments. Molecular Medicine Reports, 13(3),
2457�2466.
Kosho, Tomoki, Nakamura, Tomohiko, Kawame,
Hiroshi, Baba, Atsushi, Tamura, Masanori, & Fukushima, Yoshimitsu. (2006).
Neonatal management of trisomy 18: clinical details of 24 patients receiving
intensive treatment. American Journal of Medical Genetics Part A, 140(9),
937�944.
Lim, Fong Fong, Ng, Yan Yan, Hu, Jui Ming,
Chen, Suh Jen, Su, Pen Hua, & Chen, Jia Yuh. (2010). Ocular findings in a
case of trisomy 18 with variant of Dandy-Walker syndrome. Pediatrics &
Neonatology, 51(5), 292�295.
Rasmussen, Sonja A., Wong, Lee Yang C.,
Yang, Quanhe, May, Kristin M., & Friedman, J. M. (2003). Population-based
analyses of mortality in trisomy 13 and trisomy 18. Pediatrics, 111(4),
777�784.
Reeder, Matthew R., Botto, Lorenzo D.,
Keppler‐Noreuil, Kim M., Carey, John C., Byrne, Janice L. B., Feldkamp,
Marcia L., & Study, National Birth Defects Prevention. (2015). Risk factors
for Dandy�Walker malformation: A population‐based assessment. American
Journal of Medical Genetics Part A, 167(9), 2009�2016.
Roberts, Wallisa, Zurada, Anna, Zurada‐ZieliŃSka,
Agnieszka, Gielecki, Jerzy, & Loukas, Marios. (2016). Anatomy of trisomy
18. Clinical Anatomy, 29(5), 628�632.
Rosa, Rafael F M, Rosa, Rosana C. M.,
Lorenzen, Marina B., de Moraes, Felipe N., Graziadio, Carla, Zen, Paulo R. G.,
& Paskulin, Giorgio A. (2011). Trisomy 18: experience of a reference
hospital from the south of Brazil. American Journal of Medical Genetics Part
A, 155(7), 1529�1535.
Rosa, Rafael Fabiano M, Rosa, Rosana
Cardoso M., Zen, Paulo Ricardo G., Graziadio, Carla, & Paskulin, Giorgio
Adriano. (2013). Trissomia 18: revis�o dos aspectos cl�nicos, etiol�gicos,
progn�sticos e �ticos. Revista Paulista de Pediatria, 31(1), 111�120.
Sherer, David M., Sokolovski, Margarita,
Dalloul, Mudar, Santoso, Paul, Zigalo, Alexandra, & Abulafia, Ovadia.
(2004). Fetal Dandy-Walker malformation complicated by late third-trimester
unilateral intraventricular hemorrhage. Journal of Ultrasound in Medicine:
Official Journal of the American Institute of Ultrasound in Medicine, 23(6),
873�876.
Su, Pen Hua, Chen, Jia Yuh, Hsu, Chih Hao,
Chen, Suh Jen, Chan, Si Wa, & Lin, Li Ling. (2007). Trisomy 18 with
multiple rare malformations: report of one case. Acta Paediatrica Taiwanica=
Taiwan Er Ke Yi Xue Hui Za Zhi, 48(5), 272�275.
����������� Copyright holder: Nurmala Sari Dewi,
Roza Sriyanti (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |