Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 5, Mei 2022

 

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KULTUR INDONESIA

 

Dinda Anggraini, Wawan Dwi Syahputra, Hanif Farras Syaddad, Dwi Ayuning Kasturi, Anggi Marselina

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]


Abstrak

Saat ini dunia sedang diresahkan dengan adanya pandemi Covid-19. Cepatnya sebaran virus Covid-19 sulit dihalau oleh negara maju sekalipun. Di Indonesia dengan keadaan wilayah yang besar dan masih terdapat penduduk terpencil, memiliki kesulitan tersendiri untuk memitigasi pandemi Covid-19 ini. Tetapi meskipun masih memiliki penduduk yang berada di wilayah terpencil, pada kenyataannya wilayah-wilayah tersebut masih terhindar dari sebaran Covid-19. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut masih memegang teguh kearifan lokalnya. Seperti halnya masyarakat adat yang hingga kini masih mempertahankan kearifan lokalnya dengan hidup menyatu dengan alam. Masyarakat tersebut masih terhindar dari pandemi Covid-19. Untuk itu, dengan didukung oleh hasil penelitian-penelitian sebelumnya, kajian literatur ini mencoba untuk menilik lebih dalam kearifan lokal yang dimiliki masyarakat sehingga dapat terhindar dari pandemi Covid-19.

 

Kata Kunci: Pandemi, Covid-19, Kultur, Budaya, Indonesia

 

Abstract

Currently the world is being disturbed by the Covid-19 pandemic. The rapid spread of the Covid-19 virus is difficult to be dispelled by even developed countries. In Indonesia with a large regional situation and there are still remote residents, it has its own difficulties to mitigate the Covid-19 pandemic. But even though they still have residents who are in remote areas, in fact these areas are still spared from the spread of Covid-19. This is because the region still holds firm to its local wisdom. Like indigenous peoples who until now still maintain their local wisdom by living integrated with nature. The community is still spared from the Covid-19 pandemic. For this reason, supported by the results of previous studies, this literature study tries to look deeper into the local wisdom owned by the community so that it can avoid the Covid-19 pandemic.

 

Keywords: Pandemic, Covid-19, Culture, Culture, Indonesia

 

Pendahuluan

Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus versi baru yang ditemukan pada akhir 2019 lalu. Sebagian besar gangguan yang dialami oleh individu yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Persentase penularannya lebih cenderung pada individu usia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat masalah medis seperti kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker di mana lebih cenderung mengembangkan infeksi virus COVID-19 menjadi penyakit yang lebih serius.

����������� Untuk dapat tetap survive di tengah pandemi covid-19 membutuhkan sebuah perubahan-perubahan budaya. Walaupun sebuah perubahan memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Rentetan perubahan-perubahan tersebut tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan.

����������� Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, adapun gejala umum yang akan dirasakan oleh penderita ketika terpapar COVID-19 adalah demam dengan suhu tubuh melebihi 38 derajat Celsius, timbul gejala batuk, sesak napas yang teramat hingga membutuhkan perawatan intens di rumah sakit. Meskipun
begitu, setiap gejala yang muncul akan berbeda bagi setiap penderita. Apalagi pada beberapa kasus, gejala bisa diperberat ketika penderita merupakan kalangan usia lanjut serta mempunyai riwayat klinis penyakit penyerta lainnya atau komplikasi penyakit lain misalnya, penyakit paru obstruktif menahun, diabetes, kolesterol tinggi, penyakit jantung. Pun penyebaran virus corona ini akan cepat mengenai seseorang ketika memiliki daya tahan tubuh yang lemah.

Jika kita melihat dari solusi-solusi terbanyak yang muncul pada hasil survei, budaya tetap harus dilestarikan namun harus disesuaikan dengan protokol kesehatan. Akibat dari hal ini, jumlah kegiatan yang awalnya bisa dilakukan setiap hari akan mengalami penurunan jumlah jika kita hitung dalam satuan waktu minggu. Setiap kelompok masyarakat memiliki adat dan kebiasaan yang beragam. Lahirnya ragam perbedaan, disebabkan oleh kepribadian masyarakat, atau kondisi sosial masyarakat yang berlaku dan berkembang sesuai lajunya pusat informasi dan komunikasi modern. Dalam konteks perbedaan ini sangat dimungkinkan mengandung unsur positif dan negatif. Dengan kata lain bahwa tradisi dan kebiasaan setiap manusia, tidak terlepas dari unsur kebaikan dan kejahatan.

Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus versi baru yang ditemukan pada akhir 2019 lalu. Sebagian besar gangguan yang dialami oleh individu yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.

Menurut Poerwadarminto (1980:1085) dampak diartikan sebagai benturan antara dua benda yang mempunyai pengaruh sangat kuat untuk mendatangkan akibat negatif atau positif yang bisa menyebabkan penambahan dalam momentum (pasa) sistem yang mengalami benturan itu. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI.web.id) dampak merupakan sebuah benturan, atau pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif).

Adapun mengenai sosial dan budaya, Enda (2010) menuturkan bahwa sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Jika dilihat dari arti kemasyarakatan, maka sosial ini akan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup secara bersama-sama, atau hidup secara bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang yang di dalamnya ada struktur, organisasi hingga nilai-nilai dan aspirasi hidup untuk mencapai sesuatu (Ranjabar, 2006). Sedangkan budaya atau disebut juga sebagai kultur, adalah sikap hidup manusia dalam berhubungan secara timbal balik dengan alam, lingkungan hidupnya, yang di dalamnya sudah tercakup segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya baik dilihat secara konsep fisik berupa materiil maupun psikologis dan spiritual.

Dari pengertian tersebut, bisa disimpulkan bahwa sosial budaya itu adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dengan segala pemikirannya, budi nuraninya dalam hidup bermasyarakat. Atau, bisa dikatakan juga bahwa sosial budaya adalah cara hidup dalam masyarakat. Melihat pada beberapa pengertian
tersebut, bisa dikatakan bahwa dampak sosial budaya adalah segala sesuatu yang terjadi akibat adanya benturan atau pengaruh dari suatu hal yang bisa menyebabkan pengaruh negatif maupun positif di bidang sosial atau kemasyarakat dan kultur maupun nilai-nilai kehidupan masyarakat.

 

Metode Penelitian

Untuk menghasilkan penelitian yang terkonseptualisasi dengan baik dan terencana, maka diperlukannya proses yang tidak sebentar dan tahap yang tidak sedikit. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan penulis untuk meneliti masalah dampak sosial budaya akibat COVID-19 adalah, Menentukan berbagai topik pembahasan yang akan diteliti, mencari tahu bagaimana pengaruhnya, dan mencari strategi yang tepat untuk penyelesaian masalah, melakukan perumusan terhadap masalah yang ada berupa hipotesis, lengkap dengan semua data yang ada dan menelusuri bagaimana manfaat yang didapat dari penelitian Mencari tahu setiap variabel yang menjadi dampak sosial budaya penyebaran covid19, lalu melakukan analisis menggunakan metode penelitian yang ditentukan, Mendapatkan hasil penelitian atau pembahasan bersamaan dengan perumusan.

Dengan beberapa tahapan tersebut, untuk melancarkan prosesnya maka pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode penelitian studi kuantitatif deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2017) metode kuantitatif deskriptif adalah metode yang menggunakan pendekatan analisis data sekunder atau metode penelitian yang
menggunakan data sekunder sebagai sumber utama. Sebagai penyempurna, maka penelitian juga dibantu dengan adanya tinjauan menggunakan metode studi literatur sederhana sesuai dengan materi atau pembahasan yang sesuai dengan penelitian. Setiap kajian atau literatur yang diperoleh, diproses dan diolah oleh penulis. Baik
dengan dikompulasi, dianalisis hingga bisa menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai studi literatur tersebut.

 

Hasil Dan Pembahasan

Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus versi baru yang ditemukan pada akhir 2019 lalu. Sebagian besar gangguan yang dialami oleh individu yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Prosentase penularannya lebih cenderung pada individu usia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat masalah medis seperti kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker di mana lebih cenderung mengembangkan infeksi virus COVID-19 menjadi penyakit yang lebih serius.

Kearifan lokal menurut UU No. 32 Tahun 2009 (Njatrijani, 2018) merupakan nilai-nilai luhur yang berlaku di dalam tata kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk melindungi sekaligus mengelola lingkungan hidup secara lestari. Keraf (Wuryandani, 2020) berpendapat bahwa kearifan lokal merupakan semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis atau didalam masyarakat. Sibarani (dalam Wiratmajadanya Pandemi Covid-19 ini menyebabkan seluruh kegiatan keagamaan, tradisi dan sosial budaya masyarakat bali terpaksa dibatasi untuk mencegah penularan virus tersebut. Seperti pada saat kegiatan
keagamaan (Hubungan antara manusia dengan Tuhan/Parahyangan) misalnya, Pandemi Covid-19 ini mengharuskan umat hindu untuk membatasi umat yang ingin tangkil ke Pura-Pura besar pada saat Piodalan berlangsung.

Sebelum adanya Pandemi Covid-19 ini, setiap Piodalan di Pura-Pura besar seperti Pura Besakih, Pura Batur, dan lain sebagainya tidak pernah sepi Penangkil, namun sekarang karena adanya kebijakan pembatasan kegiatan masyaraat dan menghindari kerumunan maka Penangkil pun sepi.Bukan hanya saat kegiatan agama, kegiatan sosial budaya dan tradisi (Hubungan antara manusia dengan sesama manusia/Pawongan) juga tidak bisa terlaksana. Seperti pada saat kegiatan mengarak Ogoh-ogoh yang biasanya dirayakan dan dimeriahkan bersama-sama pada saat sehari sebelum hari raya Nyepi, terpaksa harus ditiadakan sebagai upaya pencegahan terjadinya kerumunan. Kegiatan lainnya seperti gotong royong atau menyama braya sebagai salah satu bentuk kearifan local misalnya, Masyarakat Bali biasanya mengadakan kegiatan gotong royong atau menyama braya ini saat akan mempersiapkan suatu upacara seperti upacara keagamaan, pernikahan, upacara Ngaben, poting gigi, dll. Tetapi, kegiatan tersebut juga terpaksa dibatasi karena adanya Pandemi ini.

Dampak sosial budaya yang dihadapi oleh masyarakat kota Malang pun tidak terlepas dari dampak ekonomi yang kemudian muncul dan bahkan menjadi salah satu fokus perhatian paling penting. Pada kenyataannya, semenjak pandemi yang terjadi di wilayah Internasional, perekonomian setiap negara yang terdampak mengalami kemerosotan. Begitu halnya di kawasan Kota Malang, banyak masyarakat yang harus kehilangan pekerjaan. Baik karena dilakukan PHK oleh perusahaan, atau karena tidak mendapatkan pemasukan bagi para pelaku usaha atau UKM. Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar bukan hanya berpengaruh pada masalah sosial di Indonesia, namun juga merambah pada masalah-masalah lain yang diakibatkan oleh pemberlakukan kebijakan tersebut.

Adapun dampak positif dari adanya pandemi Covid-19 terhadap kehidupan sosial budaya dan kearifan lokal di Bali dapat dilihat berdasarkan konsep Tri Hita Karana yaitu Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Kehidupan sosial budaya dan kearifan lokal yang memunculkan dampak positif pada masa pandemi ini yaitu kegiatan beribadah dijalankan di rumah dengan penuh hikmat, penerapan ajaran Tat Twam Asi yang dapat dilihat dari tingkat kepedulian masyarakat dan satuan petugas Covid-19 untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi dengan memberikan bantuan atau sumbangan. Kemudian terdapat toleransi umat beragama pada saat hari besar atau haru suci keagamaan seperti hari raya Nyepi umat Hindu yang mendapat dukungan, doa dan toleransi dari umat beragama Islam seperti tidak menghidupkan pengeras suara agar tidak mengganggu jalannya upacara. Selain itu, adanya pandemi ini meningkatkan minat masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitarnya seperti menata halaman rumah dengan berbagai macam tanaman, tidak bepergian jika tidak memiliki kepentingan yang dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara, dan terjaganya tempat umum dari masalah sampah.

�����������

Kesimpulan

Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan beberapa kegiatan masyarakat menjadi terhambat, mengalami penurunan dan tidak berjalan secara maksimal seperti sebelum pandemi. Adapun dampak negatif dari adanya pandemi Covid-19 terhadap kehidupan sosial budaya dan kearifan lokal di Bali dapat dilihat berdasarkan konsep Tri Hita Karana yaitu Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Kehidupan sosial budaya Bali bergantung pada kegiatan yang dilaksanakan oleh agama Hindu, sehingga memunculkan tradisi yang menjadi suatu kearifan lokal seperti piodalan, menyama braya, ngayah, dan mecaru. Namun, pelaksanaannya saat ini terpaksa dibatasi untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19.

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Njatrijani, Rinitami. (2018). Kearifan lokal dalam perspektif budaya kota Semarang. Gema Keadilan, 5(1), 16�31. Google Scholar

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung. Google Scholar

 

Wuryandani, Dewi. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dan Solusinya. In Pusat Penelitian Badan keahlian DPR RI Gd. Nusantara I, Jakarta Pusat.

 

Agus Jibu, S., & Taufik Kustiawan, M. (n.d.). Pergeseran Nilai Adat Dan Budaya Dalam Perkawinan Masyarakat Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-19.

 

Bennett, S., Maton, K., &Kervin, L. (2008). The �digital natives� debate: A critical review of the evidence. British Journal of Educational Technology, 39(5), 775�786. https://doi.org/10.1111/j.1467-8535.2007.00793.x

 

Gonawan, C. H. (n.d.). Sosial Budaya.

 

Muhammad Fairuziko Nurrajab, M. Alvin Syukriant, &Rumaisa Hilwa Maulida. (2021). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Budaya Botram Dan Makan Lalapan Pada Mahasiswa Itb Suku Sunda Asal Daerah Tasikmalaya, Jawa Barat. Kulturistik: Jurnal Bahasa Dan Budaya, 5(2), 7�13. https://doi.org/10.22225/kulturistik.5.2.3172

 

Pandemi Covid-, D., Kehidupan Sosial Budaya dan KearifanLokal di Bali KetutSusiani, T., Kadek Citra NopiaNingsih, I., DeniaraisSuhanda, F., Putu IntanCamarini, N., & Putu FitriHandayani, N. (2021). JBKI UNDIKSHA. JurnalBimbinganKonseling Indonesia, 6, 175�184. https://doi.org/10.23887/XXXXXX-XX-0000-00

 

Pendidikan, E., Berbasis, M., Budaya, I., Tengah, D., Winangsit, E., Sub�haan, F., &Sinaga, S. (2020). Esensi Pendidikan MusikBerbasisIndustriBudaya di Tengah Pandemi Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES.

 

RoositaCindrakasih, R. (n.d.). Dampak COVID-19 Terhadap Sosial Budaya Dan Gaya Hidup Masyarakat.

 

Sampurno, M. B. T., Kusumandyoko, T. C., & Islam, M. A. (2020). Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat, dan Pandemi COVID-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan BudayaSyar-i, 7(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15210

 

Studi Pendidikan SeniPertunjukan, P., & Sultan AgengTirtayasa, U. (2020). Perubahan Budaya Musik Di Tengah Pandemi Covid-19 Cultural Change Of Music In The Middle Of Pandemi Covid-19 DadangDwiSeptiyan. 2. https://doi.org/10.7592/musikolastika.v2i1.37

 

Yanuarita, H. A., &Haryati, S. (n.d.). Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Budaya Di Kota Malang Dan Konsep Strategis Dalam Penanganannya.

 

Parwati, N. N., & Suharta, I. G. P. (n.d.). Jenis-jenis Kearifan Lokal Bali sebagai Sumber Belajar dalam Pengembangan Model Pembelajaran berorientasi Karakter Positif Siswa.

 

Njatrijani, R. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang. Gema Keadilan, 5(1), 16�31.

 

Wuryandani, Dewi (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 dan Solusinya. Pusat Penelitian Badan keahlian DPR RI Gd. Nusantara I, Jakarta Pusat.

 

Indayani, Siti., & Hartono Budi (2020). Analisis Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Akibat Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi & Manajemen

 

Gumilang, G. S. 2016. "Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan Dan Konseling". Jurnal Fokus Konseling, Volume 2, Nomor 2, (hlm. 144- 159).

 

Sayekti Lina, Dalam Menghadapi Pandemi: Memastikan Keselamatan dan Kesehatan di Tempat kerja, (ILO, 2020), hal. 7

 

Dito. (2020). Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Benefita. Universitas Sumatera Utara. 5 (2), 213-214

 

Alber, Julia M., Samantha Paige, Michael Stellefson, and Jay M. Bernhardt. �Social Media Self-Efficacy of Health Education Specialists.� Health Promotion Practice 17, no. 6

 

Rachmawati, Y. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak (1st ed.). Kencana.

 

Badan Pusat Statistik. (2020). Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19. Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

 

Copyright holder:

Dinda Anggraini, Wawan Dwi Syahputra, Hanif Farras Syaddad, Dwi Ayuning Kasturi, Anggi Marselina (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: