Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5,
Mei 2022
PENGARUH
PEMBERDAYAAN LANSIA OPTIMALISASI FISIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRESS DI KP.
KADUPANDAK, DESA SINAR JAYA, KEC.
MANDALAWANGI, KAB. PANDEGLANG TAHUN 2022
Nurul Alpiana, Novita
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Latar Belakang: Lanjut usia menurut UU Nomor 13 Tahun 1998 adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas. Semakin tua
terkadang semakin tidak menerim kenyataan
Kondisi kehidupan yang penuh dengan tantangan
membawa muatan tersendiri dalam mempengaruhi kondisi individu baik kondisi
fisiologis maupun psikologis. Bahkan tidak sedikitit lansia yang mengalami stres, tahun demi tahun semakin marak� seiring dengan banyaknya keluhan dan penyakit fisik maupun psikologis
yang sebenarnya sebagai respon stres itu
sendiri.� (Yeniar Indriana, 2010). Aktifitas fisik pada lansia dapat menjadi
sebuah mekanisme untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan stres yang dihadapi lansia. Akan tetapi lansia masih
jarang terlibat dalam aktifitas fisik tersebut. (Jaka, 2015). Tujuan : Untuk Mengetahui�Pengaruh
Pemberdayaan Lansia Optimalisasi Fisik terhadap Penurunan tingkat Stress di Desa Sinarjaya Kec. mandalwangi, kab. Pandeglang Tahun 2022� .Metode penelitian :Desain penelitian� yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah adalah penelitian kuantitatif Penelitian ini merupakan penelitian� metode quasi eksperimental dengan design Pre
and Post Test with Control Group Design., , Jenis penelitian yang digunakan bersifat penelitian berdasarkan Angket .Teknik pengambilan sampel ini dengan purposive
sampling,� Populasi
dalam penelitian ini yaitu� 88 orang lansia sedangkan sempel diambil dengan menggunakan teknik sempel size sebanyak 48 orang analisis data dengan menggunakan quisioner uji
statistic Wilcoxon. Hasil: Diketahui Negative Ranks atau selisih (negatif)
antara hasil pemberdayaan lansia optimlisasi fisik untuk pretest dan postest nilai N adalah 47 dan Mean Rank
25 Sum rank 1175, Nilai diatas menumjukan
adanya perubahan penurunan (pengaruh) dari nilai pre
test ke nilai posttest.
Berdasarkan Hasil uji statistic diketahui
Asymp.Sig (2-Tailed) bernilai
0.00 karena nilai lebih kecil< 0.05 maka (Ho diterima). Kesimpulan: Bahwa �ada pengaruh
pemberdayaan lansia optimalisasi fisik terhadap penurunan tingkat stress��.
Kata
Kunci: aktifitas fisik lansia, tingkat
stress, usia
Abstract
Background: Elderly according to Law Number 13 of 1998
is someone who has reached the age of 60 (sixty) years and over. The older you
are sometimes the more you don't accept the reality. The conditions of life
that are full of challenges carry their own load in influencing individual
conditions, both physiological and psychological conditions. Not even a few
elderly people who experience stress, year after year more and more widespread
along with the number of complaints and physical and psychological illnesses
that are actually a response to stress itself. (Yeniar
Indriana, 2010). Physical activity in the elderly can
be a mechanism to improve well-being related to stress faced by the elderly.
However, the elderly are still rarely involved in
these physical activities. (Jaka, 2015). Objective:
To find out �The Effect of Physical Optimization of Elderly Empowerment on
Reducing Stress Levels in Sinarjaya Village, Kec. mandalwangi, kab. Pandeglang in 2022". Research
method: The research design used in this research is quantitative research.
This research is a quasi-experimental research method with Pre and Post Test
design with Control Group Design. The type of research used is research based
on questionnaires. This sampling technique is purposive. sampling, the
population in this study were 88 elderly people, while the sample was taken
using the sample size technique as many as 48 people analyzed the data using
the Wilcoxon statistical test questionnaire. Results: It is known that the
Negative Ranks or the difference (negative) between the results of empowering
the elderly in physical optimization for the pre-test and post-test, the N
value is 47 and the Mean Rank 25 Sum rank is 1175. test.,Based on the results of statistical tests, it is known
that Asymp.Sig (2-Tailed) is worth 0.00 because the
value is less than 0.05 then (Ho is accepted).
Conclusion: That "there is an effect of physical
optimization of elderly empowerment on reducing stress levels".
Keywords: physical
activity of the elderly, stress level, age
Pendahuluan
Lanjut usia menurut UU Nomor 13 Tahun 1998
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan seiring kemajuan di bidang
kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya
angka kematian.
Menurut Statistik Penduduk lanjut usia
tahun 2020 Masa Pandemi COVID-19 yang terjadi sepanjang tahun 2020 juga menjadi
salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh lansia. WHO menyatakan bahwa
lansia merupakan kelompok usia paling rentan terpapar COVID-19. Kerentanan pada
lansia terjadi karena melemahnya fungsi imun serta adanya penyakit degeneratif
seperti jantung, hipertensi, dan diabetes (LIPI, 2020). Dari data WHO, di Eropa
lebih dari 95% kematian terjadi pada usia lebih dari 60 tahun atau lebih, dan
lebih dari 50% terjadi pada penduduk berusia 80 tahun atau lebih. Di Indonesia
berdasarkan data bulan Juni 2020, persentase kematian pada kelompok lansia
sebesar 43,60% dimana angka ini merupakan yang tertinggi dibanding kelompok
umur lainnya.
Menurut Statistik Penduduk lanjut usia
tahun 2020 Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia
meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2020), yakni menjadi 9,92 persen (26
juta-an) di mana lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan
lansia laki-laki (10,43 persen berbanding 9,42 persen). Dari seluruh lansia
yang ada di Indonesia, lansia muda (60-69 tahun) jauh mendominasi dengan
besaran yang mencapai 64,29 persen, selanjutnya diikuti oleh lansia madya (70-79
tahun) dan lansia tua (80+ tahun) dengan besaran masing-masing 27,23 persen dan
8,49 persen.
Menurut WHO tahun 2020 , di kawasan Asia
Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050
diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun
2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada
tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020
diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi.
Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia
sekitar 80.000.000.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2021 penduduk usia lansia atau di atas 65 tahun saat ini sebanyak 16
juta jiwa. Jumlah ini sebesar 5,95% dari total penduduk Indonesia yang tercatat
sebanyak 270,2 juta jiwa. Menurut kebijakan kesehatan indonesia Penduduk usia
lanjut atau lansia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta jiwa atau
11,34 persen dari total jumlah penduduk di Tanah Air.
Menurut badan pusat statistik persentase
penduduk usia lanjut berusia 60 tahun mengalami peningkatan.Persentase penduduk
lansia Banten meningkat menjadi 6,75 persen di tahun 2020 dari 4,6 persen pada
2010.
Menurut Badan Pusat Statistik peresentase
penduduk usia lanjut� berusia�� 60-59 tahun pada tahun 2019 di
kab.pandeglang� mencapai 67,030 jiwa.
Berdasarkan Hasil survei data lasia di kecamatan Mandalawangi mencapai 3.343
jiwa.
Berdasarkan Hasil Survei data lansia di
Desa Sinarjaya sebanyak 250 jiwa . dan 88 orang lansia di kp kadupandak.
Penuaan merupakan suatu proses natural, penuaan akan terjadi pada semua sistem
tubuh manusia dan tidak semua system akan mengalami kemunduran pada waktu yang
sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, namun
tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau mengapa manusia
menjadi tua pada usia yang berbeda-beda (Fatmawati dan Imron, 2017). Semakin
tua terkadang semakin tidak menerima kenyataan Kondisi kehidupan yang penuh dengan
tantangan membawa muatan tersendiri dalam mempengaruhi kondisi individu baik
kondisi fisiologis maupun psikologis. Bahasan tentang stres semakin marak
seiring dengan banyaknya keluhan dan penyakit fisik maupun psikologis yang
sebenarnya sebagai respon stres itu sendiri. Stres menurut Robert S. Fieldman
merupakan proses menilai sebagai suatu yang mengancam, menantang ataupun
membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis,
emosional, kognitif, dan tingkah laku. Memang stres tidak semata disebabkan
oleh pengaruh lingkungan atau eksternal tetapi bagaimana pribadi individu juga
menentukan dalam kondisi ini (Yeniar Indriana, 2010).
Stres menampilkan diri melalui berbagai
gejala, seperti meningkatnya kegelisahan, ketegangan dan kecemasan, sakit fisik
(sakit kepala, mulas, gatal-gatal, dan diare), kelelahan, ketegangan otot,
gangguan tidur, atau meningkatnya tekanan darah dan detak jantung. Stres juga
dapat tampil dalam perubahan perilaku; yakni individu menjadi tidak sabar,
lebih cepat marah, menarik diri, atau menampilkan perubahan pola
makan. Sebagian individu merasa frustrasi, tidak berdaya, menjadi lesu dan
memiliki harga diri rendah (Ursin & Eriksen, 1999).
Aktifitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh
yang dihasilkan otot rangka dan membutuhkan energi, termasuk aktivitas yang
dilakukan saat bekerja, bermain, melakukan pekerjaan rumah tangga, bepergian
dan kegiatan rekreasi (WHO, 2017).
Berdasarkan uraian diatas peneliti
tertarik melakukan penelitian tentang �Pengaruh Pemberdayaan Lansia untuk
Optimalisasi aktivitas Fisik terhadap Penurunan tingkat Stress di
kp.Kadupandak, Desa Sinarjaya Kec. mandalwangi ,kab. Pandeglang Tahun 2022��
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif Penelitian ini merupakan penelitian� metode quasi eksperimental dengan design Pre
and Post Test with Control Group Design. Dalam penelitian ini perlakuan yang
diberikan Optimalisasi aktivitas Fisik untuk mengukur tingkat stress usia
lanjut. Pengukuran awal dilakukan sebelum melakukan aktivitas fisik. Pengukuran
akhir dilakukan sesudah melakukan aktivitas Fisik. Saat melakukan pengisian
pengukuran tingkat stress, subyek diberikan penjelasan mengenai maksud dari
setiap pertanyaan pada (quetionaire)�� tersebut
dan diminta untuk menjawab sesuai dengan apa yang dirasakan oleh lansia.
Berdasarkan tipe Angket besifat
khusus, cara penyapaian angket lansung dan bentuk angket berstruktur ,Angket
berbentuk pilihan dimana jawaban telah disediakan (closed ended item),
responden tinggal memilih jawaban yang telah di sediakan
pada lembar check list. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 48 responden, dan metode pengambilan sampel dilakuan dengan
pendekatan purposive sampling.
Pada penelitian ini sampel yang
dijadikan penelitian adalah sejumlah 48orang lansia di Kp kadupandak� Desa Sinarjaya kec. Mandalawangi� yang akan dilaksanakan pada bulan Desember
tahun 2021.�
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut waktu pemberdayaan
optimlisasi Fisik lansia Di Kp. Kadupandak, Desa Sinarjaya Kecamatan Mandalawangi Tahun 2022
Waktu
aktifitas |
Jumlah |
Persentase |
������� < 20 menit |
15 |
31,3% |
≥
20 menit |
33 |
68,7% |
�Total |
48 |
100,0% |
Berdasarkan
tabel 1 diketahui bahwa waktu Aktifitas
Fisik lansia di Kp.Kadupandak� >
20 menit sebanyak 33 ( 68,7
%). Tingkat Stres
Lansia Sebelum dilakuan Pemberdayaan optimaliasi Fisik
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Sebelum Stress lansia
dilakukan pemberdayaan
optimalisasi fisik Di Kp. Kadupandak, Desa Sinarjaya Kecamatan Mandalawangi Tahun 2022
Tingkat stres |
Jumlah |
Persentase |
normal |
5 |
10,5% |
Parah |
43 |
89,5% |
Total |
4
8 |
100,0 |
Berdasarkan
tabel 2 diketahui bahwa tingkat stress lansia Sebelum dilakukan pemberdayaan optimalisasi fisik,lansia
yang mengalami Stress�
parah berjumlah
89,5%, dan terendah adalah
stress ringan sebanyak 5
orang (10,5%).
Tingkat Stres Lansia Sesudah
dilakuan Pemberdayaan optimaliasi Fisik
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut tingkat stress sesudah dilakukan pemberdayaan optimalisasi fisik Di Kp. Kadupandak, Desa Sinarjaya Kecamatan Mandalawangi Tahun 2022
Tingkat
stres |
Jumlah |
Persentase |
Normal |
19 |
39,5% |
Parah |
29 |
60,5% |
Total |
4 8 |
100,0 |
Berdasarkan
tabel 3 diketahui bahwa tingkat stress lansia sesudah dilakukan pemberdayaan optimalisasi fisik Stress parah berjumlah 29 orang (60,5 %)
dan yang normal (39,5%).
Umur Lansia
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Di Desa Sinarjaya Kecamatan Mandalaw angi Tahun
2022
Umur
|
Jumlah |
Persentase |
������ < 60 Tahun |
18 |
37,5% |
���� ≥ 60Tahun |
30 |
62,5% |
Total |
48 |
100,0 |
Berdasarkan
tabel 4 diketahui usia lansia yang < 65 yaitu 18 orang (37,5%) sementara
yang usia > 66 sebanyak
30 orang (62,5%).
Analisa
Univariat
Komunikasi Program Optimalisais Fisik
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Pengukuran Program Optimalisais Fisik
no |
Kateggori variabel |
Nilai
Maksimum |
Nilai
Minimum |
Mean |
Jumlah Data |
|
Pree
Test |
10 |
30 |
23,46 |
48 |
|
Post
Test |
40 |
72 |
59,54 |
48 |
|
Total |
48 |
48 |
100% |
100% |
Berdasarkan
tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 48 responden didapatkan nilai minimum pada
Pretest adalah 10 dan nilai
maksimum adalah 30 dengan nilai mean yaitu 23,46. Sedangkan nilai minimum pada post test adalah 40 dan nilai maksimum 72 dengan nilai mean 59,54.
Analisa
Univariat
1.
Pemberdayaan lansia optimlasisasi fisik
Lansia merupakan seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Dalam
Undang-undang No. 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lansia, yang termasuk lansia adalah seseorang
yang telah ber-usia 60 tahun atau lebih.
(Kaunang, 2019).
Proses penuaan
mengakibatkan perubahan (penurunan) struktur dan fisiologis pada lanjut usia seperti: penglihatan,
pendengaran, sistem paru, persendian tulang. Seiring dengan penurunan fungsi fisiologis tersebut, ketahanan tubuh lansia pun semakin menurun sehingga terjangkit berbagai penyakit. Penurunan kemampuan fisik ini dapat
menyebabkan lansia menjadi stress, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan sendirian, kini terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain inilah yang dapat menyebabkan stress. (Kaunang, 2019).
Dalam rangka untuk menurunkan tingkat stress pada lansia kita melakukan pemberdayaan aktifitas fisik pada lansia.
Hasil penelitian
rata-rata lasia melakukan waktu aktifitas fisik selama > 20 menit yaitu 68,7 %. Biasanya kegiatan yang di lakukan seperti Kegiatan sehari-hari: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai dan naik turun tangga Olahraga:
push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness dan angkat beban (Kemenkes,
2017).
Aktifitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka dan membutuhkan energi, termasuk aktivitas yang dilakukan saat bekerja, bermain,
melakukan pekerjaan rumah tangga, bepergian
dan kegiatan rekreasi (WHO,
2017).
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak. Melakukan olahraga secara teratur untuk kebugaran merupakan salah satu cara terbaik untuk
mengurangi stres. (Wahyudi, 2015).
Aktifitas fisik pada lansia dapat menjadi
sebuah mekanisme untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan stres yang dihadapi lansia. Akan tetapi lansia masih
jarang terlibat dalam aktifitas fisik tersebut.
2.
Tingkat stress lansia
Hasil penelitian
kualitatif menyatakan bahwa sebelum dilakukan
pemberdayaan aktifitas fisik lansia mengalami
stress parah 70,9 % dan setelah
dilakukan pemberdayaan lansia 42,9% lansia mnegalami stress sedang.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pemberdayaan aktifitas fisik terhadap tingkat stress pda lansia di Kp.kadupandak DS. Sinarjaya,
Kec. Mandalawangi, kab.Pandeglang, Prov. Banten.
Menurut (Sonhaji,
2021) Lansia rentang mengalami stress dikarenakan dari faktor lingkungan,
pola tidur yang buruk, isolasi sosial. Cara melakukan aktivitas sehari-hari ataupun olahraga ringan seperti berjalan pagi. Berjalan bentuk aktivitas fisik yang memiliki potensi untuk mengurangi stress.
Menurut kepala bidang p2 Dinas kesehatan (Dinkes) kabupaten pandeglang H.dr
Samsudin bahwa jumlah warga kabupanten
pandeglang yang mengalami gangguan mental dan tanda gangguan kejiwaan sebanyak 2.457 orang.
Penelitian yang dilakukan
oleh Azizah dan Hartanti
(2016) mendapatkan bahwa sebagian besar lansia mengalami stress dalam katagori sedang. Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori yang menyebutkan bahwa pada umumnya lansia akan mengalami
stress, kecemasan dan depresi
yang dapat terjadi gangguan baik fisik,
mental maupun sosial.
3.
Usia Lansia
Pertumbuhan manusia menuju lanjut usia
merupakan bagian dari tahap pertumbuhan
hidup manusia yang tidak bisa dihindari.
Sehat meski memasuki usia senja
adalah harapan semua orang. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga tubuh
tetap sehat dan terhindar dari segala penyakit. Lansia merupakan seorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Jaka, 2015).
Dari hasil penelitian menujukan bahwa� usia lansia yang� < 65 yaitu 18 orang (37,5%) sementara
yang usia > 66 sebanyak
30� orang (62,5%). Lansia
yang berada di Kp.kadupandak
kebanyakan� lansia yang usia nya > 66 tahun.
4.
Analiisa Bivariat
Di ketahui
Negative Ranks atau selisih
(negatif) antara hasil pemberdayaan lansia optimlisasi fisik untuk pre
test dan postest nilai
N adalah 47 dan Mean Rank 25 Sum rank 1175, Nilai diatas menumjukan adanya perubahan penurunan (pengaruh) dari nilai pre
test ke nilai post test.
Positip Ranks atau selisih positif antara hasil pemberdayaan
lansia optimalisasi fisik pre test dan pos test terdapat nilai N 1 dan nilai Mean Rank 1 artin ya tidak ada
peningkatan. Tiens adalah kesamaan nilai antara pre
test dan post test, disinilah
nilai tiens adalah 0 sehingga dapat dikatakan tidak ada nilai
yang sama antara pre test dan pos test.
Hasil penelitian
diketahui Asymp.Sig (2-Tailed)
bernilai 0.00 karena nilai� lebih kecil< 0.05 maka (Ho diterima),Artinya ada perbedaan nilai
pre test dan pos test sehingga
dapat disimpulkan� Bahwa � ada pengaruh pemberdayaan
lansia optimalisasi fisik terhadap penurunan tingkat stress��.
Aktifitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka dan membutuhkan energi, termasuk aktivitas yang dilakukan saat bekerja, bermain,
melakukan pekerjaan rumah tangga, bepergian
dan kegiatan rekreasi (WHO,
2017).
Menurut (Sonhaji,
2021) Lansia rentang mengalami stress dikarenakan dari faktor lingkungan,
pola tidur yang buruk, isolasi sosial. Cara melakukan aktivitas sehari-hari ataupun olahraga ringan seperti berjalan pagi. Berjalan bentuk aktivitas fisik yang memiliki potensi untuk mengurangi stress.
Perubahan yang terjadi
pada kelompok eksperimen
sangat mungkin terjadi karena perubahan positif yang terjadi pada subjek dengan penurunan
skor stress berdasarkan observasi dan Kuesiner.
Dan hasil uji
Wilcoxson terdapat penurunan
hal ini menunjukan
adanya signifikasi perubahan skor sebelum (pre test) dan Sesudah Pos Tes).hal ini sesui
hal ini sesui
dengan� hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Aini,
2016)� maka dapat diambil kesimpulan
bahwa ada pengaruh senam yoga terhadap tingkat stres pada remaja dalam persiapan
menghadapi ujiannasional dengan nilai p-value sebesar 0,0001 < = (0,05), dimana
tingkat stres sebelum diberikan senam yoga pada
kelompok eksperimen adalah sedang.
Penelitian yang dilakukan
oleh Endang Tri Sulistyowati
2020, subyek penelitian berjulah 34 orang. Kegiatan senam
lansia yang dilakukan secara bersama-sama di Dusun Mangir Tengah, Sendangsari, Pajangan, Bantul dapat menurunkan tingkat stress lansia setelah dilakukan secara rutin setiap minggu
selama satu bulan. Penurunan tingkat stress lansia setelah melakukan senam lansia bersama sekitar 44 persen.
Menurut Peneliti Kegiatan senam lansia yang dilakukan secara bersama-sama dapat menurunkan tingkat stress lansia.
Kesimpulan
����������� Bahwa �ada pengaruh pemberdayaan lansia optimalisasi
fisik terhadap penurunan tingkat stress��. Terima kasih kepada di Desa Sinarjaya Kec.
Mandalawangi ,kab. Pandeglang yang telah mengizinkan Peneliti melakukan
penelitian di wilayah tersebut, serta seluruh lansia yang sudah bersedia� menjadi subjek dalam penelitian ini.
BIBLIOGRAFI
Jaka, R.
(2015). Senam Lansia dan Tingkat Stres
pada Lansia di Dusun Polaman
Argorejo Kecamatan Sedayu 2 Kabupaten Bantul
Yogyakarta. Ners dan Kebidanan
Indonesia.
Kaunang, V. D.
(2019). Gambaran Tingkat Stress pada Lansia. Keperawatan, no 2.
Kusumo, M. P.
(2020). Buku Pemantauan aktivitas Fisik. Yogyakarta: The
Journal Publishing.
Rochmawati, D. H.
(2014). Management Stress. Semarang: majalah ilmiah Sultan Agung.
Sonhaji.
(2021). engaruh Terapi Berjalan Terhadap Tingkat Stress
Pada Lansia di Semarang. Manajemen
Asuahan Keperawatan.
Sukadiyanto.
(2010). Stress dan cara menguranginya.
cakrawala pendidikan.
Wahyudi, R.
(2015). Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Tingkat Stress
Pada Mahasiswa Vakultas KeDokteran universitas Riau Tahun
Pertama. JOM FK.
Yeniar Indriana, I. F. (2010). Tingkat Stres
Lansia di Pantai Wredha
"Pucabg Gading"
Semarang. Juournal Psikologi
Undip, 8.
Aini,
F. (2016). Pengaruh Senam Yoga Terhadap
Tingkat Sress Pada Remaja Dalam Menghadapi Ujian Nasional. jurnal Imiah Kesehatan.
Endang Tri Sulistyowati. (2020). Penurunan
Tingkat Stres Lansia Dengan Senam Lansia Di Dusun Mangir Tengah Pajangan Bantul. Jurnal Imiah Kesehatan�
Copyright
holder: Nurul Alpiana,
Novita (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |