Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
PEREGANGAN DINAMIS DALAM PENGURANGAN NYERI OTOT PADA PEKERJA
Amrul Mawadah, Suroto, Yuliani Setyaningsih
Magister
Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Nyeri otot terjadi
karena otot yang menerima beban statis secara berulang-ulang dan dalam waktu
yang cukup lama akan menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament
dan tendon. Sektor informal yang tidak menerapkan kaidah keselamatan kerja,
umumnya memiliki beban kerja yang berlebih dan hal ini dapat mengakibatkan
nyeri pada otot sendi para pekerja. Penanganan sederhana dalam pengurangan
nyeri otot dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti melakukan peregangan
dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengurangan nyeri
otot sebelum dan sesudah dilakukan peregangan dinamis. Metode: penelitian
Eksperimen Semu dengan jumlah responden 20 orang pekerja dan pengolahan data
menggunakan uji wilcoxon karena data berdistribusi tidak normal. Hasil : Nilai
ketegangan otot sebelum peregangan 0,00 sedangkan setelah peregangan 10,50
dengan nilai p = 0,000 (>0,05). Kesimpulan : Pekerja ditambang pasir dan
batu sebelumnya mengalami ketegangan otot tingkat berat dan mengalami
ketegangan otot tingkat sedang setelah dilakukannya intervensi peregangan.
Kata kunci: Nyeri Otot,
Peregangan Dinamis.
Abstract
Muscle pain occurs because muscles that receive static loads repeatedly
and for a long time will cause complaints in the form of damage to joints,
ligaments and tendons. The informal sector that does not apply work safety
rules generally has an excessive workload and this can cause pain in the joints
of the workers. Simple treatment in reducing muscle pain can be done in simple
ways such as dynamic stretching. This study aims to see if there is a reduction
in muscle pain before and after dynamic stretching. Methods: Quasi-experimental
research with the number of respondents 20 workers and data processing using
the Wilcoxon test because the data is not normally distributed. Result: The
value of muscle tension before stretching is 0.00 while after stretching is
10.50 with p value = 0.000 (> 0.05). Conclusion: Workers in the sand and
stone mining previously experienced severe muscle tension and moderate muscle
tension after the stretching intervention.
Keywords: Muscle Pain, Dynamic Stretching.
Pendahuluan
Nyeri otot menjadi gejala yang sering menjadi
keluhan dalam berbagai penyakit, hal ini terjadi karena otot yang menerima
beban statis secara berulang-ulang dan dalam waktu yang cukup lama akan
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon (Tarwaka & Sudiajeng, 2004). Sektor informal
saat ini mengalami proses pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan dengan
sektor formal, namun pekerjaan di sektor informal umumnya akan memiliki beban
dan waktu kerja berlebih serta tidak diperhatikannya kaidah keselamatan dan
kesehatan kerja oleh pemilik maupun pekerja, dan salah satu pekerjaan sektor
informal yang memiliki beban kerja cukup berat adalah tambang pasir tradisional
(UMUM & DAN, 2009).
Pekerjaan ini tidak berpedoman kepada kaidah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan sehingga pekerjapun mengalami beberapa
keluhan, keluhan yang banyak dialami oleh pekerja adalah nyeri punggung, nyeri
lengan atas dan nyeri kaki karena beban otot yang diterima secara berlebih
sehingga menyebabkan kerusakan serabut pada tendon dan terhambatkan aliran
darah (Setiawan, 2015).
Olahraga dapat menjadi altermatif dalam
penunjang hidup sehat dan meningkatkan kebugaran tubuh, olahraga seperti
peregangan dinamis disarankan untuk dilakukan 3 kali dalam sepekan dengan
durasi 25 menit untuk menguatkan otot rangka (Biddle, S. J. H., & Asare,
M.2011).� Peregangan dinamis merupakan
suatu latihan peregangan dengan menggerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh
secara berirama tanpa mempertahankan posisi peregangan terjau, dan keuntungan
yang dapat diperoleh dari latihan peregangan dinamis ialah meningkatkan secara
progresif ruang gerak sendi (Biddle & Asare, 2011).
Sektor informal cenderung memiliki beban kerja
berat, sehingga angka kesakitan akibat kerja cenderung tinggi, salah satunya
ada pada desa X yang mempunyai tambang pasir dan batu yang dikelola oleh
masyarakat sekitar, alat tradisional dipilih karena faktor keterbatasan ekonomi
warga untuk membeli alat yang memadai dan jika menggunakan mesin bongkar muat
pasir maka akan mengurangi jumlah tenaga kerja dan menambah angka pengangguran (Harsono & Drs, 1988).
Pekerjaan ini
tidak berpedoman kepada kaidah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan jenis
beban kerja yang berat dan dilakukan secara repetitive sehingga pekerjapun
mengalami beberapa keluhan (Statistik, 2015). keluhan yang
banyak dialami oleh pekerja adalah tegang otot, nyeri punggung, nyeri lengan
atas dan nyeri kaki karena beban otot yang diterima secara berlebih sehingga
menyebabkan kerusakan serabut pada tendon dan terhambatkan aliran darah, dalam
upaya sederhana untuk mencegah atau menangani kesakitan akibat kerja. Pekerja
diharapkan menjaga pola hidup sehat dan meningkatkan kebugaran tubuh dengan
cara sederhana seperti peregangan, berlari, berenang dan rutin olahraga
sehingga aliran darah pada tubuh lancar (Anderson, 2002).
Metode Penelitian
Jenis penelitian
ini adalah penelitian Eksperimen Semu dengan total sampling sebanyak 20 pekerja tambang pasir dan batu, pendekatan yang digunakan pada penelitian ini
adalah pendekatan one group pre test
and post test design. Intervensi yang diberikan adalah penerapan peregangan dinamis seluruh tubuh menggunakan instrument kuisioner
untuk mengetahui variabel karakteristik usia, tingkat Pendidikan, masa kerja dan alat ukur ketegangan otot berupa Numeric Rating
Scale untuk mengetahui variabel tingkat nyeri otot nilai
pre-post.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan
Usia
Usia |
Frekuensi |
(%) |
<30 >31 |
4 16 |
20 80 |
N |
20 |
100 |
Distribusi responden berdasarkan usia menunjukkan
bahwa yang paling banyak adalah kelompok umur >31 tahun sebanyak 16
responden dengan persentase 80%.
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan |
Frekuensi |
(%) |
SD SMP |
13 � 7 |
65 35 |
N |
20 |
100 |
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah pekerja dengan Pendidikan SD� sebanyak 13 responden dengan persentase 65%.
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan
Masa Kerja
Masa
Kerja |
Frekuensi |
(%) |
1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun |
3 7 10 |
15 35 50 |
N |
20 |
100 |
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah pekerja dengan masa kerja selama 3
tahun sebanyak 10 responden dengan persentase 50%.
Tabel
4
Uji normalitas
Tingkat Nyeri Otot
Shapiro-Wilk |
Statistic |
Df |
P |
Tingkat nyeri
otot sebelum |
0,744 |
20 |
0,000 |
Tingkat nyeri
otot sesudah |
0,695 |
20 |
0,000 |
Berdasarkan
uji normalitas data sebelum
dan sesudah penerapan peregangan nilai Shapiro-Wilk (sampel < 50) didapatkan probabilitas (sig.) yaitu 0,000
dan 0,000. Dan karena nilai
probabilitas (sig.) > 0,05 disimpulkan
bahwa kedua data tersebut terdistribusi tidak normal, maka data akan diolah menggunakan
uji Wilcoxon.� Hasil uji statistik perbedaan tingkat nyeri otot
sebelum dan sesudah penerapan nyeri pada pekerja tambang pasir dan batu di Desa X menghasilkan mean-rank
sebelum peregangan 0,00 sedangkan mean-rank
setelah peregangan 10,50 dengan nilai p = 0,000 (>0,05) dengan demikian dapat disimpulkan ada perbedaan antara tingkat nyeri otot
sebelum dan sesudah penerapan peregangan dinamis.
Semakin lanjut usia maka pada individu� akan terjadi penurunan fungsi fisik yang
ditandai dengan penurunan massa kerja otot serta kekuatannya (Notoatmodjo, 2010), tingkat pendidikan juga menjadi peran dalam
terbentuknya perilaku individu. Peran dalam pengambilan keputusan dalam
mengatasi sebuah permasalah, terutama dalam penanganan suatu kesakitan dan
penyakit (Young, 1980), namun semakin cukup usia maka tingkat kematangan
seseorang akan lebih matang dalam hal berfikir, bekerja, dan penyesuaian diri
terhadap lingkungan, hal ini menunjukkan pada hasil tabel tetap adanya
perubahan pada pekerja dengan tingkat Pendidikan rendah karena kematangan
perilaku mereka untuk menyesuaikan diri.
Aktifitas dan masa kerja yang berat dan lama, mampu
menimbulkan keluhan nyeri yang akhirnya dapat membuat rasa tidak nyaman saat
bekerja,maka semakin lama bekerja pada posisi tidak alamiah pekerja mengalami
tingkat nyeri yang lebih tinggi (Suma�mur, 2014), pada tambang pasir dan batu pekerja dengan masa kerja 3
tahun banyak yang mengalami tingkat nyeri parah.
Para pekerja mengalami berbagai macam keluhan seperti :
nyeri punggung, nyeri tangan, nyeri kaki, kebas, dan kelelahan. Sebelum
melakukan peregangan, responden mendapatkan nilai 7-9 pada perhitungan
menggunakan numeric rating scale yang menandakan para pekerja merasakan tegang
otot atau nyeri dalam skala berat.
Setelah dilakukan peregangan kepada responden selama 1
bulan dengan durasi 5 hari dalam 1 minggu dan 30 menit setiap sesi peregangan,
maka responden mendapatkan hasil dari skala 4-5 (sedang). Keluhan yang timbul
karena frekuensi dari usaha otot dalam menerima beban selama melakukan
aktivitas kerja yang terjadi secara terus menerus menyebabkan kerusakan
tiba-tiba, sehingga dapat menyebabkan tegang otot (Kumar, 2007). Cara sederhana dalam penanganan tegang otot saat
berkerja adalah melakukan peregangan selama 5 menit di sela jam kerja dengan
durasi 2 kali saat jam kerja, karena setelah melakukan pekerjaan selama 2 jam
maka otot akan mengalami tekanan (Arief, Kuntjoro, &
Suroto, 2020). Peregangan memiliki dampak yang berguna bagi para
pekerja karena� mampu mengurangi
tingkatan nyeri, meningkatkan kebugaran tubuh, dan melancarkan peredaran darah
keseluruh tubuh. Peran penting pemerintah dalam pemanfaatan program GERMAS desa
sehingga mampu meningkatkan aktivitas fisik dimasyarakat, hal ini dapat
menguntungkan dari segi ekonomi dalam pembangunan desa dan sarana monitoring
untuk petugas kesehatan dalam mendapatkan data kesehatan masyarakat (Watson, Harris, Carlson,
Dorn, & Fulton, 2016)
Kesimpulan
b. Melakukan
peregangan ringan disela jam kerja
c. Bekerja
sama dengan pemerintah desa melalui program GERMAS untuk menunjang aktivitas
kebugaran warga
d. Pekerja
harus lebih memperhatikan pola hidup sehat pada keseharianya.
Anderson, Bob. (2002). Stretching In The
Office. Shelter Publications, Inc.
Arief, Nur Ahmad, Kuntjoro, Bambang
Ferianto Tjahyo, & Suroto, Suroto. (2020). Gambaran Aktifitas Fisik Dan
Perilaku Pasif Mahasiswa Pendidikan Olahraga Selama Pandemi Covid-19. Multilateral:
Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 19(2), 175�183.
Biddle, Stuart J. H., & Asare, Mavis.
(2011). Physical Activity And Mental Health In Children And Adolescents: A
Review Of Reviews. British Journal Of Sports Medicine, 45(11),
886�895.
Harsono, M. Sc, & Drs, M. S. (1988).
Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi: Jakarta.
Kumar, Shrawan. (2007). Biomechanics During
Ladder And Stair Climbing And Walking On Ramps And Other Irregular Surfaces. In
Biomechanics In Ergonomics (Pp. 675�696). Crc Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu
Perilaku Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Setiawan, Florentinus Budi. (2015). Studi
Pendahuluan Menguji Perbedaan Ketegangan Otot Antara Jenis Kelamin, Usia, Dan
Subjek Yang Normal Dengan Yang Mengalami Keluhan Nyeri Kepala Dan Pundak. Psikodimensia,
14(2), 74�82.
Statistik, Badan Pusat. (2015). Indikator
Kesejahteraan Rakyat. Bps. Jakarta.
Suma�mur, P. K. (2014). Higiene Perusahaan
Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) Edisi 2. Penerbit Sagung Seto. Jakarta.
Tarwaka, Solichul, & Sudiajeng, Lilik.
(2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Produktivitas. Uniba,
Surakarta, 34�50.
Umum, B. A. B. I. Ketentuan, & Dan,
Pertambangan Mineral. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara. Paragraph, 51,
53.
Watson, Kathleen B., Harris, Carmen D.,
Carlson, Susan A., Dorn, Joan M., & Fulton, Janet E. (2016). Disparities In
Adolescents� Residence In Neighborhoods Supportive Of Physical Activity�United
States, 2011�2012. Morbidity And Mortality Weekly Report, 65(23),
598�601.
Young, James C. (1980). A Model Of Illness
Treatment Decisions In A Tarascan Town. American Ethnologist, 7(1),
106�131.
������������������������������������������������
Copyright holder: Amrul Mawadah,
Suroto, Yuliani Setyaningsih (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |