Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
DAMPAK MEDIA SOSIAL TERHADAP KUNJUNGAN RUMAH
SAKIT SELAMA COVID-19: TINJAUAN SISTEMATIS
Ernita Sari1, Anhari Achadi2
1 Program
Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2 Departemen
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected].
Abstrak
Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus
corona baru muncul dan menjadi penyakit menular paling mematikan di dunia
dengan lebih dari jutaan kasus
terkonfirmasi. Pengurangan kunjungan rumah sakit berdampak pada saldo dana rumah sakit di masa pandemi. Cara termudah yang disukai untuk mengelola kunjungan adalah melalui media sosial. Peneliti mencari jurnal melalui Pro Quest, Scopus, tautan
Springer, Science Direct, dan basis data Google Cendekia.
Kami menentukan kriteria inklusi dan eksklusi. Item Pelaporan Pilihan untuk Tinjauan Sistematis & Analisis Meta
(PRISMA) 2009 instrumen digunakan
dan diagram alur disiapkan. 6 jurnal direview dan Joanna Briggs Institute (JBI)
dan Critical Appraisal Skills Program (CASP) digunakan untuk melakukan
penilaian kritis. Kesimpulannya, media sosial berdampak pada peningkatan
kunjungan rumah sakit di masa pandemi COVID-19. Bahwa media sosial
memiliki pengaruh dan pengaruh yang mendalam terhadap persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan fasilitasi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Di era media sosial dan perkembangan teknologi yang begitu pesat tentunya
berdampak pada keputusan kunjungan rumah sakit.
Kata kunci: COVID-19, media sosial, kunjungan rumah sakit, dampak, efek.
Abstract
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) caused by a new corona virus emerged
and became the world's deadliest infectious disease with more than millions of
confirmed cases. The reduction in hospital visits has an impact on the balance
of hospital funds during the pandemic. The preferred easiest way to manage
visits is through social media. Researchers searched journals through Pro
Quest, Scopus, Springer links, Science Direct, and Google Scholar databases. We
determined the inclusion and exclusion criteria. Optional Reporting Items for
the 2009 Systematic Review & Meta Analysis (PRISMA) instruments were used
and flowcharts were prepared. 6 journals were reviewed and the Joanna Briggs
Institute (JBI) and the Critical Appraisal Skills Program (CASP) were used to
conduct critical assessments. In conclusion, social media has an impact on
increasing hospital visits during the COVID-19 pandemic. That social media has
a deep influence and influence on people's perceptions of health and
facilitation of health services, including hospitals. In the era of social
media and the rapid development of technology, it certainly has an impact on
hospital visit decisions
�
Keywords: COVID-19, social media, hospital visit, impact, effect.
Pendahuluan
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus corona baru muncul dan menjadi penyakit menular paling mematikan di dunia dengan lebih dari jutaan kasus terkonfirmasi. Itu dinyatakan pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Pandemi COVID-19 telah membebani sistem kesehatan global dan menyebabkan kesehatan masyarakat, fasilitas kesehatan, dan tantangan sosial ekonomi. Memahami masalah publik membutuhkan wawasan yang kaya dan bermanfaat dan disediakan oleh media sosial.(Oyebode et al., 2021)
Selama beberapa dekade terakhir, media sosial telah mempengaruhi kehidupan manusia. Media sosial didefinisikan sebagai �komunikasi elektronik di mana pengguna membuat komunitas online untuk berbagi informasi, ide, pesan pribadi, dan konten lainnya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi penyebaran informasi baru kepada para penyedia di garda terdepan. Pada Juni 2021, ada 142.136 artikel tentang COVID-19 yang tersedia di PubMed, sehingga hampir mustahil untuk mengikuti literatur terbaru.(Teresa M. Chan, Dzara, Dimeo, Bhalerao, & Maggio, 2020)
COVID-19 memengaruhi kunjungan rumah sakit karena pembatasan oleh pemerintah dan ketakutan terinfeksi. Beberapa kunjungan rumah sakit berkurang, pada bulan-bulan pertama pandemi COVID-19 di AS terjadi penurunan kunjungan unit gawat darurat (ED). Penurunan 41,5% di Colorado menjadi 63,5% di New York.(Jeffery et al., 2020)Di Indonesia, studi penurunan kunjungan rumah sakit yang dilakukan oleh asosiasi ahli bedah pencernaan median kasus operasi pencernaan menurun 20 kasus per bulan dibandingkan sebelum pandemi. Asosiasi onkologi Indonesia juga mencatat penurunan kasusnya menjadi 29,9% di RS M. Djamil Padang.(Eby Juliana Sabrima1, Riona Sanjaya, Surmiasih, 2020; Nugroho et al., 2021)
Pengurangan kunjungan
rumah sakit berdampak pada saldo dana rumah sakit di masa pandemi. Cara termudah yang disukai untuk mengelola
kunjungan adalah menggunakan media sosial. Media sosial telah terbukti
menjadi alat yang efektif untuk penerjemahan
pengetahuan dengan mempersingkat waktu dari publikasi hingga penyebaran dan aplikasi informasi. Pemimpin perawatan kesehatan memungkinkan untuk berkomunikasi langsung dengan publik dan berbagi informasi. Hal ini dibuktikan dengan pemimpin perawatan kesehatan yang memiliki akun media sosial terkemuka dengan sejumlah besar pengikut nondokter. Misalnya Dr. Ester Choo (113.000 pengikut),
Dr. Megan Ranney (36.000 pengikut) dan Dr Jeremy
Faust (36.000 pengikut) yang telah
memanfaatkan twitter dan media sosial
lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan krisis perawatan
kesehatan dan kebutuhan kesehatan masyarakat.(Gottlieb
& Dyer, 2020) Perkembangan pesat
jaringan seluler dan penggunaan smartphone, pertukaran
laporan dan citra medis sudah menjadi
rutinitas. Dengan demikian, penggunaan media sosial yang tepat dapat menyebarluaskan kebenaran keselamatan dalam kunjungan rumah sakit dan mendapatkan kembali kepercayaan pasien.(Ahmed
et al., 2020; Katz et al., 2018).
Metode Penelitian
Agar hasil penelitian
kesehatan dapat digunakan sebagai masukan untuk kebijakan,
sintesis beberapa hasil penelitian dalam format pesan yang dapat ditindaklanjuti merupakan metodologi penting yang harus dikuasai oleh peneliti.14 Tinjauan
sistematis adalah metode yang menggunakan evaluasi terstruktur, klasifikasi ,
dan seleksi kategoris dari penelitian berbasis bukti yang telah dilakukan sebelumnya.15 Tinjauan sistematis dan meta-analisis menjadi semakin penting dalam perawatan kesehatan. Seperti semua penelitian, nilai tinjauan sistematis tergantung pada apa yang dilakukan, apa yang ditemukan, dan kejelasan pelaporan. Seperti publikasi lainnya, kualitas pelaporan tinjauan sistematis bervariasi, membatasi kemampuan pembaca untuk menilai
kekuatan dan kelemahan tinjauan tersebut. Meskipun tinjauan sistematis dipublikasikan di
forum akademik.
Langkah awal yang kami lakukan dalam tinjauan sistematis ini adalah dengan membuka situs web dan setelah itu kami memasukkan kata sandi dan kunci untuk dapat masuk dan mengakses halaman. Selanjutnya muncul halaman data base berupa e-resource length yang dapat dipilih. Pencarian artikel dilakukan sesuai dengan kata kunci yang telah ditentukan dalam bahasa Inggris pada Pro Quest, Scopus, link Springer dan database Science Direct. Selain itu, untuk mendapatkan data juga dibuka database di Google Scholar. Kriteria inklusi untuk masuk literatur yang diinginkan adalah 1) artikel berbahasa Inggris, 2) artikel penelitian nasional dan internasional berisi tentang kunjungan rumah sakit dan informasi terkait efek media sosial di era pandemi COVID-19, 3) jurnal yang valid dibatasi selama masa pandemi (12 bulan terakhir), 4) Artikel tidak terbatas pada satu jenis desain penelitian.
Kriteria eksklusi adalah bukan artikel teks lengkap, isi jurnal tidak terkait dengan visitasi dan informasi terkait efek media sosial di rumah sakit pada era COVID-19 dan sumber yang berasal dari artikel jurnal tidak valid. Ekstraksi data dan analisis setiap artikel yang diunduh dilakukan oleh penulis. Hasilnya kemudian dianalisis secara tematis. Selanjutnya data tersebut disusun sesuai dengan analisis tema dan disusun dalam bentuk kertas naratif. Untuk hasil pencarian artikel, digunakan instrumen PRISMA dan flowchart disusun berdasarkan pedoman checklist PRISMA 2009, secara berurutan menghapus artikel yang tidak sesuai dengan menggunakan identifikasi, penyaringan, kriteria kelayakan, dan terakhir mengunduh dari artikel yang diharapkan.
Gambar 1
PRISMA 2009
Hasil dan Pembahasan
Dari Pro Quest didapatkan
3.577 jurnal. Kemudian dilakukan pemeriksaan duplikasi oleh mesin pencari yang menghasilkan 200 jurnal. Kami memfilter menjadi 50 artikel dan kemudian menjadi 15 ketika kami melakukan proses pengecualian. Akhirnya setelah dicari dari Proquest direview,
maka didapatkan 2 artikel yang masuk dalam artikel yang akan di review sesuai judul yang dipilih. Pencarian scopus menggunakan metode advance search
ditemukan 2 jurnal sesuai dengan kata kunci yang telah ditentukan. Pencarian menggunakan Science Direct menghasilkan
1.127 artikel, setelah difilter berdasarkan tahun, kami menemukan 512 artikel pada tahun 2020 dan 611
pada tahun 2021, kemudian setelah difilter berdasarkan Open Access / Full text menghasilkan
127 artikel. Kemudian setelah membaca dan menyaring berdasarkan judul atau topik
yang sesuai, kami menemukan
hasil 1 jurnal.
Dari link Springer diperoleh
3.166 jurnal. Setelah penyaringan diperoleh 950 artikel. Kemudian dilakukan penyaringan kembali dan didapatkan 33 jurnal. Dua puluh.
Dari 20 jurnal, diperoleh 6
artikel terkait judul yang akan direview.
Jumlah jurnal yang diperoleh sebanyak 20 jurnal. Kami menyaring ulang menurut duplikasi, kesamaan judul atau nama penulis, kemudian kami menyaring lagi berdasarkan judul atau topik tulisan menggunakan cara manual. Kami menemukan 12 jurnal dan kami menyaring duplikasi lagi dengan https://rayyan.qcri.org/users/sign_in dan kami tidak menemukan duplikasi dari semua jurnal yang masih kami ulas. Ada 1 jurnal dari sumber lain, 3 jurnal dari Proquest, 1 jurnal dari Science Direct, 1 jurnal dari Scopus.
Kami melakukan penilaian kritis dengan metode Joanna Briggs
Institute (JBI) yang cocok untuk
mereview jurnal yang terdiri dari economic evaluation
dan Critical Appraisal Skills Program (CASP) terhadap
satu sistematik review yang
kami analisa. Kami menemukan
dan menyimpulkan bahwa semua jurnal yang kami temukan memenuhi penilaian kritis.
Gambar
2
Matriks
Jurnal
Platform media sosial adalah sumber informasi yang paling banyak digunakan di dunia karena aksesnya yang mudah dan murah. Selama peristiwa besar seperti pandemi COVID-19, respons keseluruhan biasanya lebih banyak mencari informasi. Contoh sederhana dan baik ditunjukkan oleh puncak pencarian informasi di internet dan platform media sosial di China sebelum puncak kasus COVID-19 yang pencarian jaringan media sosial memiliki korelasi yang ditunjukkan dengan kejadian penyakit.(Li et al., 2020)
Wajah media sosial bisa menjadi lebih buruk dan berpotensi menyebarkan informasi berlebihan yang dapat menyebabkan ketakutan, stres, depresi, dan kecemasan. ��� Islam dkk dalam penelitiannya menemukan banyak rumor, stigma, dan teori konspirasi telah umum selama pandemi COVID-19, mereka mengidentifikasi 2.311 laporan dalam 25 bahasa dari 87 negara. Stigma yang melekat pada pasien COVID-19 terkait ketakutan akan penularan, membuat pasien menolak masuk.(Gonz�lez-Padilla & Tortolero-Blanco, 2020; Islam et al., 2020) Sejalan dengan temuan Islam, MH Nanjundaswamy dkk melakukan penelitian pada ibu hamil dan nifas mengungkapkan kecemasan terkait COVID-19 dan kekhawatiran menemukan bahwa mereka mengalami kecemasan dan kesusahan terkait pesan media sosial yang mengkhawatirkan (40,68%), ketakutan akan tertular infeksi (39,83%). (Nanjundaswamy et al., 2020)
Media sosial memiliki keuntungan besar dari penyebaran konten edukasi yang cepat di era COVID-19, Chan dkk mengembangkan infografik tentang pengelolaan jalan napas pasien suspek COVID-19 terkonfirmasi. Itu dibagikan melalui twitter dan wechat. Permintaan terjemahan diterima ke lebih dari sepuluh bahasa dalam beberapa hari. Media sosial juga memiliki hambatan besar mereka sendiri, "filter gelembung" sebuah konsep yang diciptakan oleh Eli Pariser pada tahun 2011 memberi tahu kami tentang "ekosistem yang dipersonalisasi" terhadap pengguna, di mana algoritme melalui data yang dikumpulkan dari pengguna yang sama, memprediksi preferensi dan hasil hasil yang dianggap mirip dengan yang disukai pengguna tersebut.(A. K. M. Chan, Nickson, Rudolph, Lee, & Joynt, 2020; Holone, 2016) Jadi, penyebaran informasi yang benar harus diperoleh.
Abbas dkk meneliti data media sosial yang digunakan selama COVID-19 dan bagaimana hal itu memengaruhi informasi yang benar dalam krisis kesehatan COVID-19. Implikasi dari penelitian ini adalah mengembangkan strategi yang efektif dalam mengelola dampak kesehatan mental akibat krisis kesehatan global. Dengan sifat dasar dari korban kesehatan mental dan beban pada sistem perawatan kesehatan, terbukti bahwa krisis kesehatan menyebabkan gangguan mental di masyarakat ketika orang yang terinfeksi membanjiri rumah sakit dan unit medis lainnya dalam pandemi.(Nanjundaswamy et al., 2020)
Pentingnya informasi media sosial yang tepat sangat penting untuk memberikan perspektif yang benar kepada publik dan mendapatkan kepercayaan terhadap layanan kesehatan. Oyebode dkk menyelidiki dampak pandemi COVID-19 pada orang-orang di seluruh dunia menggunakan data media sosial. Melalui temuan mereka, mereka merekomendasikan intervensi untuk mengatasi masalah negatif, misalnya penguncian dan jarak fisik mengurangi kunjungan pasien ke rumah sakit dan orang-orang dengan masalah kesehatan harus dapat menerima perawatan medis tanpa mengunjungi rumah sakit. Mereka menemukan bahwa berdasarkan upaya penelitian global untuk membuat intervensi digital menggunakan teknologi yang muncul untuk mengatasi krisis kesehatan yang disebabkan oleh COVID-19. Misalnya, aplikasi seluler yang mendeteksi masalah kesehatan mental (depresi dan kecemasan) berdasarkan sensor ponsel akan menjadi alat yang berguna selama dan setelah pandemi. Tambahan,
Visi intervensi pada platform digital melonjak pesat selama pandemi di era ini karena teknologi tinggi yang tersedia. Lochlainn dkk mengidentifikasi faktor risiko demografis utama untuk kunjungan rumah sakit dengan COVID-19 menggunakan aplikasi pelacak gejala COVID pada 2.618.948 individu. Hasilnya adalah usia yang lebih tua dan semua komorbiditas ditemukan terkait dengan peningkatan kebutuhan perawatan rumah sakit dan keamanan untuk mengunjungi rumah sakit. Penelitian ini dapat membantu seseorang untuk melakukan skrining sendiri sebelum mengunjungi rumah sakit.
����������� Dari artikel-artikel di atas, kami menyimpulkan bahwa media sosial memiliki pengaruh dan pengaruh yang mendalam terhadap persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit. Di era media sosial dan perkembangan teknologi yang begitu pesat tentunya berdampak pada keputusan kunjungan rumah sakit.
Kesimpulan
Pentingnya informasi media sosial yang tepat sangat
penting untuk memberikan perspektif yang benar kepada publik dan mendapatkan
kepercayaan terhadap layanan kesehatan. Oyebode dkk menyelidiki dampak pandemi
COVID-19 pada orang-orang di seluruh dunia menggunakan data media sosial
Nilai tinjauan sistematis tergantung pada apa yang
dilakukan, apa yang ditemukan, dan kejelasan pelaporan. Seperti publikasi
lainnya, kualitas pelaporan tinjauan sistematis bervariasi, membatasi kemampuan
pembaca untuk menilai kekuatan dan kelemahan tinjauan tersebut.16 Meskipun
tinjauan sistematis dipublikasikan di forum akademik.
�Ahmed,
Salman, Kelly, Yvelynne P., Behera, Tapas R., Zelen, Michelle H., Kuye, Ifedayo,
Blakey, Ryan, Goldstein, Susan A., Wasfy, Jason H., Erskine, Alistair, Licurse,
Adam, & Mendu, Mallika L. (2020). Utility, Appropriateness, And Content Of Electronic
Consultations Across Medical Subspecialties. Annals Of Internal Medicine,
172(10), 641�647. Https://Doi.Org/10.7326/M19-3852
Chan, A. K. M., Nickson, C. P., Rudolph, J.
W., Lee, A., & Joynt, G. M. (2020). Social Media For Rapid Knowledge
Dissemination: Early Experience From The COVID-19 Pandemic. Anaesthesia,
75(12), 1579�1582. Https://Doi.Org/10.1111/Anae.15057
Chan, Teresa M., Dzara, Kristina, Dimeo, Sara
Paradise, Bhalerao, Anuja, & Maggio, Lauren A. (2020). Social Media In
Knowledge Translation And Education For Physicians And Trainees: A Scoping
Review. Perspectives On Medical Education, 9(1), 20�30. Https://Doi.Org/10.1007/S40037-019-00542-7
Eby Juliana Sabrima1, Riona Sanjaya, Surmiasih,
Yona Desni Sagita. (2020). Biomedical Journal Of Indonesia. 6(3),
357�363.
Gonz�lez-Padilla, Daniel A., & Tortolero-Blanco,
Leonardo. (2020). Social Media Influence In The COVID-19 Pandemic. International
Braz J Urol, 46(Suppl 1), 120�124. Https://Doi.Org/10.1590/S1677-5538.IBJU.2020.S121
Gottlieb, Michael, & Dyer, Sean.
(2020). Information And Disinformation: Social Media In The COVID-19 Crisis. Academic
Emergency Medicine, 27(7), 640�641. Https://Doi.Org/10.1111/Acem.14036
Holone, Harald. (2016). The Filter Bubble
And Its Effect On Online Personal Health Information. Croatian Medical
Journal, 57(3), 298�301. Https://Doi.Org/10.3325/Cmj.2016.57.298
Islam, Md Saiful, Sarkar, Tonmoy, Khan, Sazzad
Hossain, Kamal, Abu Hena Mostofa, Murshid Hasan, S. M., Kabir, Alamgir, Yeasmin,
Dalia, Islam, Mohammad Ariful, Chowdhury, Kamal Ibne Amin, Anwar, Kazi Selim, Chughtai,
Abrar Ahmad, & Seale, Holly. (2020). COVID-19-Related Infodemic And Its
Impact On Public Health: A Global Social Media Analysis. American Journal Of
Tropical Medicine And Hygiene, 103(4), 1621�1629. Https://Doi.Org/10.4269/Ajtmh.20-0812
Jeffery, Molly M., D�Onofrio, Gail, Paek, Hyung,
Platts-Mills, Timothy F., Soares, William E., Hoppe, Jason A., Genes, Nicholas,
Nath, Bidisha, & Melnick, Edward R. (2020). Trends In Emergency Department
Visits And Hospital Admissions In Health Care Systems In 5 States In The First
Months Of The COVID-19 Pandemic In The US. JAMA Internal Medicine, 180(10),
1328�1333. Https://Doi.Org/10.1001/Jamainternmed.2020.3288
Katz, Ivor J., Pirabhahar, Saiyini, Williamson,
Paula, Raghunath, Vishwas, Brennan, Frank, O�Sullivan, Anthony, Youssef, George,
Lane, Cathie, Jacobson, Gary, Feldman, Peter, & Kelly, John. (2018). Iconnect
CKD � Virtual Medical Consulting: A Web-Based Chronic Kidney Disease, Hypertension
And Diabetes Integrated Care Program. Nephrology, 23(7), 646�652.
Https://Doi.Org/10.1111/Nep.13070
Li, Cuilian, Chen, Li Jia, Chen, Xueyu, Zhang,
Mingzhi, Pang, Chi Pui, & Chen, Haoyu. (2020). Retrospective Analysis Of
The Possibility Of Predicting The COVID-19 Outbreak From Internet Searches And
Social Media Data, China, 2020. Eurosurveillance, 25(10), 1�5. Https://Doi.Org/10.2807/1560-7917.ES.2020.25.10.2000199
Nanjundaswamy, Madhuri H., Shiva, Lakshmi, Desai,
Geetha, Ganjekar, Sundarnag, Kishore, Thomas, Ram, Uma, Satyanarayana, Veena, Thippeswamy,
Harish, & Chandra, Prabha S. (2020). COVID-19-Related Anxiety And Concerns
Expressed By Pregnant And Postpartum Women�A Survey Among Obstetricians. Archives
Of Women�s Mental Health, 23(6), 787�790. Https://Doi.Org/10.1007/S00737-020-01060-W
Nugroho, Adianto, Arifin, Fransicus, Wibowo,
Agung Ary, Handaya, A. Yuda, Rivai, M. Iqbal, Mulyawan, Made, Niam, Muhammad, Budiono,
Parish, Kristian, Iwan, Putro, Mamiek Dwi, Widianto, Perwira, & Warsinggih,
Warsinggih. (2021).� Delivery Of
Digestive Surgery Services During The COVID‐19 Pandemic:
Indonesian Society Of Digestive Surgeons Online Survey . Asian Journal Of Endoscopic
Surgery, (November), 1�8. Https://Doi.Org/10.1111/Ases.12913
Oyebode, Oladapo, Ndulue, Chinenye, Adib, Ashfaq,
Mulchandani, Dinesh, Suruliraj, Banuchitra, Orji, Fidelia Anulika, Chambers, Christine
T., Meier, Sandra, & Orji, Rita. (2021). Health, Psychosocial, And Social
Issues Emanating From The COVID-19 Pandemic Based On Social Media Comments: Text
Mining And Thematic Analysis Approach. JMIR Medical Informatics, 9(4),
1�27. Https://Doi.Org/10.2196/22734
Copyright holder: Ernita Sari, Anhari Achadi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |