Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
ANALISIS BUSINESS NETWORK, TERHADAP KINERJA MARKETING PERFORMANCE YANG
DIMODERASI OLEH PRODUCT INNOVATION PADA USAHA UMKM CAFE DI SIDOARJO
Budi Ganito, Wiwik
Handayani
Universitas Pembangunan Negeri Veteran Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Industri Kecil dan
Menengah telah berkembang sangat baik di Indonesia dan menjadi salah satu pilar
kekuatan yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia karena
kemampuannya sebagai akselerator dan contributor pertumbuhan ekonomi dan
membuka sumber-sumber baru kewirausahaan. Industri Kecil dan Menengah diharapkan
lebih kreatif dan mempunyai strategi pemasaran untuk menghadapi lingkungan
bisnis yang semakin berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Busines Network terhadap
Marketing Performance yang dimoderasi oleh Product Innovation, pada Usaha UMKM
Cafe di Sidoarjo. Populasi dalam
penelitian ini adalah Industri Kecil, Mikro dan Menengah Cafe di Kabupaten
Sidoarjo, Jumlah sampel yang digunakan adalah 80 responden. Dengan Teknik
pengambilan menggunakan teknik probability atau random sampling yaitu teknik
sampling dengan setiap anggota populasi memiliki peluang sama dipilih menjadi
sampel dengan peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain, semua
anggota tunggal dari populasi memiliki peluang tidak nol. Sampel penelitian ini
diambil dari populasi UMKM Cafe yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
Hasil
penelitian� menenunjukan bahwa,X Business
Network berpengaruh langsune terhadap Y Marketing Performance. Z Product Innovation
berpengaruh langsung� terhadap Y
Marketing Performance, namun dalam uji moderasi , bahwa moderating effect tidak
berpengaruh terhadap Y Marketing Performance Bahwa untuk mendorong kinerja marketing peneliti
selanjutnga dapat menggunakan lebih banyak vasriable, dan dapat menggunakan
variable customer� centric yang sesuai
dengan Usaha UMKM.
Kata kunci: Jaringan Bisnis, Pelanggan, Inovasi
Produk, dan Kinerja Pemasaran.
Abstract
Small and Medium Industry has developed very well in Indonesia and has
become one of the pillars of strength that has an important role in the Indonesian
economy because of its ability as an accelerator and contributor to economic
growth and open sources of entrepreneurship. Small and Medium Industries are
expected to be more creative and have marketing strategies to deal with the
growing business environment. This study aims to analyze the Business Network
on Marketing Performance moderated by Product Innovation, at the MSME Cafe
Business in Sidoarjo. The population in this study is
Small, Micro and Medium Industrial Cafes in Sidoarjo
Regency, the number of samples used is 80 respondents. With the retrieval
technique using probability or random sampling technique, namely a sampling
technique with each member of the population having the same chance of being
selected as a sample with the same chance of being selected as a sample. In
other words, all single members of the population have a non-zero probability.
The sample of this study was taken from the population of UMKM Cafe in Sidoarjo Regency. The results of the study indicate that
the X Business Network has a direct effect on Y's Marketing Performance. Product
Innovation Z has a direct effect on Marketing Performance Y, but in the
moderation test, that the moderating effect has no effect on Marketing
Performance Y That to encourage the performance of further marketing researchers can
use more variables, and can use customer centric variables that are in
accordance with MSME businesses.
Keywords: Business Networking, Customers, Product Innovation and Marketing
Performance.
Pendahuluan
Usaha Mikro,Kecil dan menegah di Indonesia sudah menjadi kekuatan perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan daya pendorong yang kuat perekonomian pada negara berkembang. Hal ini sudah terbukti bahwa Kekuatan UMKM menjadi benteng perekonomian yang kuat saat terjadi krisis ekonomi, dimana dampak krisis hampir tidak dirasakan oleh negara Indonesia. Keberadaan UMKM dapat dengan mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, berbagai bidang usaha UMKM sangatlah beragam di Indonesia , Adapun jenis UMKM ini mulai dari toko atau warung di sekitar rumah hingga kafe yang tersebar dipenjuru kota, dalam perkembangan saat ini, usaha UMKM sangat berkembang keberadaannya, ditunjang dengan kecanggihan pada era digital ini, UMKM tidak lagi memerlukan tempat usaha di sekitar keramaian (Hejazziey, 2009).
Wabah virus Covid-19 yang sudah menjadi pandemi sedikit banyak mempengaruhi jalannya bisnis kuliner di Sidoarjo, hal ini tentunya berkaitan dengan kebijakan pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan untuk melakukan social distancing (pembatasan sosial) atau menjaga jarak. Sehingga masyarakat diimbau untuk menjauhi aktivitas bertemu/berkumpul yang melibatkan banyak orang. Imbauan ini adalah untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran corona virus disease (Covid-19) di Sidoarjo. Dalam situasi seperti ini, mengakibatkan bisnis kuliner hingga hotel, turut� terdampak, terutama tempat makan atau cafe menjadi salah satu tempat berkumpulnya banyak orang. Sehingga mereka pun melakukan penyesuaian demi menjaga keamanan bersama (Boedirochminarni, 2020).
Sektor UMKM (sektor jasa) dapat menjadi bisnis yang menjanjikan di masa yang akan datang yang dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dan daya saing yang tinggi, setiap tahun perkembangan jumlah UMKM di industri jasa semakin meningkat, dan berbagai inovasi dilakukan dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jenis usaha UMKM yang berkembang pesat dan menjadi trend saat ini adalah cafe dan warung kopi (Budiarto et al., 2018).
Berdasarkan data riset Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, UMKM yang mengalami dampak pandemi antara lain pedagang besar dan pedagang eceran menduduki peringkat paling tinggi yaitu sebesar 40,92%, disusul UMKM penyedia jasa akomodasi, makanan, dan minuman sebanyak 26,86%, dan UMKM yang paling kecil terdampak pandemi adalah industri pengelolaan sebanyak 14,25%.
Sidoarjo merupakan sebuah wilayah di Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 719,63 KM2. Kabupaten Sidoarjo memiliki 18 Kecamatan, berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di Utara, selat Madura di Timur, Kabupaten Pasuruan di Selatan, dan Kabupaten Mojokerto di Barat. Kabupaten Sidoarjo secara geografis terletak di dataran rendah, di antara dua sungai besar, yaitu Kali Mas dan Kali Porong (Sanjaya & Sari, 2021), yang juga merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra UMKM di Indonesia dan telah menarik perhatian seluruh nusantara karena berhasil membina koperasi dan UMKM yang menjadikan Sidoarjo sebagai kota UMKM. Salah satu contoh UMKM yang terkenal di Sidoarjo adalah kerajinan tas yang berada di Kecamatan Tanggulangin (Sanjaya & Sari, 2021).
UMKM yang dimaksud sesuai dengan pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengan (UMKM) menurut UU No 20 Tahun 2008 adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang.
Kabupaten Sidoarjo mempunyai target pertumbuhan usaha Mikro Mandiri, selama 6 tahun dari tahun 2016-2017 rata rata pertumbuhan sebesar 1,25% pertahun, dengan angka masing masing tahun, 0,5% di tahun 2016, 1% di tahun 2018, 1,5% di tahun 2019, 2% ditahun 2021, dan 2,5% ditahun 2022 (RPJMD Kabupaten Sidoarjo, 2016-2022). Capaian persentase pertumbuhan usaha mikro mandiri di Kabupaten Sidoarjo pada tahun telah melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016-2021 (Nasional, PERLINDUNGAN, & INDONESIA, 2010).
Pada tahun 2017 terdapat peningkatan jumlah usaha mikro mandiri di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 476 usaha mikro. Sedangkan jumlah UMKM Binaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2021 mencapai 878 UMKM, yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo (Susanto, Duddy Dinantara, Sutoro, & Iqbal, 2019). Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Cafe di Kabupaten Sidoarjo saat ini, adalah menurunnya omzet penjualan akibat dampak dari pandemi covid 19,beberapa pelaku usaha mengaku bahwa tingkat penurunan omset yang dirasakan berkisar 30% dari omset sebelum adanya pandemi Covid-19,menurut salah satu pelaku usaha Roti Bakar Panjunan. Namun Penurunan omzet UMKM Cafe diduga juga disebabkan oleh kurangnya aktifitas marketing yang berstrategy, dimana diharapkan para pengusaha UMKM Cafe di Sidoarjo dapat menggunakan Business Networknya, mampu melayani pelanggan sesuai dengan kebutuhannya atau yang dikenal dengan Customer Centric, dan memanfaat peluang aktivitas marketing dengan menggunakan sarana Digital Marketing, serta diperkuat dengan Product Innovation atas menu yang ditawarkan serta perbaikan tempat usaha.
Grafik Omset
Usaha Cafe Periode 2016-2020 (Dalam
Milyar Rupiah)
Sumber: BPS Sidoarjo dalam angka 2021 yang diolah
`����������
����������� Dari gambar
diatas, dapat kita lihat pertumbuhan
omzet usaha Cafe di Sidoarjo,� dari tahun 2017 hingga tahun 2018. Pada dua tahun pertama yaitu
tahun 2017 -2018 terliha terjadi kenaikan omzet yaitu sebesar
Rp. 3,6 Milyar ditahun 2017
dan meningkat pada tahun
2018 menjadi sebesar Rp.
3,8 Milyar, dan selanjutya terjadi puncak omzet pada tahun 2019 sebesar Rp. 4,3 M, dan pada tahun
2020 menurun menjadi Rp. 4 Milyar. Namun terjadi
hal yang menarik bahwa ditengah penurunan omzet terdapat restoran dan cafe baru terus bermunculan.
�� Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas jaringan bisnis memiliki kontribusi
positif terhadap kekuatan jaringan distribusi keluarga dan kinerja pemasaran,
kekuatan jaringan distribusi keluarga memiliki kontribusi positif terhadap
kinerja pemasaran. Selain itu, kombinasi jejaring sosial dan manajemen hubungan
pelanggan memberikan peluang besar untuk memperkaya interaksi pelanggan dan
menyediakan bisnis dengan cara untuk mengelola dan mengukur bagaimana mereka
menggunakan jejaring sosial sambil berhasil menarik pelanggan sosial.
����������� Ketika jejaring sosial dan manajemen
hubungan pelanggan bekerja sama dengan baik, bisnis mendapatkan kemampuan untuk
lebih mendengarkan percakapan pelanggan dan melibatkan pelanggan secara sosial
dengan persyaratan mereka sendiri sambil mengelola dan mengukur upaya mereka
untuk melakukannya. Jejaring sosial, dengan membawa percakapan online ketika
mereka belum dimanfaatkan dan dikelola, juga membantu organisasi lebih dekat
dengan pelanggan sehingga mereka dapat lebih mengoptimalkan upaya pemasaran,
penjualan, dan layanan pelanggan mereka (Salmiah et al., 2020).
�� Product
innovation dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan pelaku usaha pembuat
produk untuk memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan produk yang
diproduksi selama ini. Produk yang dikembangkan tidak selalu dalam bentuk
barang, tetapi bisa berupa peningkatan pelayanan. Menurut UU nomor 19 tahun
2002 bahwa inovasi merupakan suatu rangkaian pengembangan dengan menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam sebuah produk (Wahyuni & Utami, 2021). Inovasi suatu
produk ini bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya adalah adanya
feedback dari pelanggan, kombinasi hal yang sebelumnya sudah ada, hingga
penemuan baru. Proses inovasi ini harus terus dilakukan sehingga produk menjadi
terus� berkembang, memiliki peningkatan,
hingga mencapai kesempurnaan, yang bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Jayengsari, 2021).
Product Innovation adalah keseluruhan
proses yang dimulai dari ide baru, penemuan baru dan pengembangan dari suatu
pasar baru yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya (Rachmatsari, 2017). Menurut Devara
& Sulistyawati (2019) inovasi produk sangat penting dilakukan oleh sebuah
perusahaan dengan tujuan untuk mempertahankan nilai manfaat produk bagi
konsumen. Nilai manfaat yang dirasakan oleh konsumen adalah terpenuhinya
kebutuhan yang diinginkan konsumen oleh produk tersebut. Inovasi produk yang
secara terus menerus dapat meningkatkan kinerja pemasaran (Putri & Arifiani, n.d.).
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil
Inovasi produk memperlihatkan showed memiliki efek signifikan pada inovasi
layanan, inovasi layanan memiliki efek yang signifikan pada kinerja pemasaran,
dan inovasi produk dan inovasi layanan dilakukan secara individual dalam
kinerja pemasaran. Hasilnya menunjukkan bahwa sumber daya inovasi produk
komplementeritas kemampuan, sumber daya pemasaran kemampuan komplementeritas,
dan interaksi mereka secara positif terkait dengan kinerja keuangan melalui
inovasi produk dan kinerja pelanggan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Anteseden proaktif orientasi pasar diperoleh secara signifikan positif
mendorong peran mediasi berbagi pengetahuan sebesar 51% dan inovasi sebesar 63%
pada kinerja bisnis. Bahwa ada hubungan pengaruh langsung antara inovasi
produk, keunggulan kompetitif dan hubungan pemasaran digital dengan kinerja
pemasaran SMI, maka pemasaran digital mampu memperkuat hubungan inovasi produk
dalam meningkatkan kinerja pemasaran SMI di Bali.
���������������������������������������
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Variabel dari penelitian
ini Business Network, Customer Centric, Digital
marketing dan product Innovation sebagai variable moderasi. Populasi dalam penelitian ini Usaha UMKM Cafe yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Jawatimur Metode sampling yang digunakan adalah purposive
sampling, berdasarkan karakteristik
atau kriteria jumlah sampel 80 usaha UMKM Cafe di Kabupaten Sidoarjo .
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Teknik Analysis menggunakan ,Validitas
dan Reliabilitas Instrumen,
Uji Hipotesis, dan�
Koefesien Determinasi
(R2).
Hasil dan Pembahasan
Berikut
adalah hasil dari analisa partial least square:
Gambar Pengujian
PLS alogaritma
1.
Evaluasi Goodness of Fit Outer Model
��� Sebelum melakukan
pengujian hipotesis untuk memprediksi hubungan relasional dalam model
struktural, pengujian model pengukuran harus dilakukan terlebih dahulu untuk
verifikasi indikator dan variabel laten yang dapat diuji selanjutnya. pengujian
tersebut meliputi pengujian validitas konstruk (Konvergen dan Diskriminan) dan
reliabilitas konstruk. Adapun keterangan sebagai berikut:
a.
Uji Validitas Konvergen (Convergent Validity)
Suatu indikator konstruk dikatakan memenuhi convergent
validity jika mempunyai
nilai loading > 0,70 hal
ini digunakan untuk mengukur variabel laten. Berikut
adalah pengujian convergent validity.
Tabel
Convergent Validity
|
Moderating Effect 1 |
X Business Network |
Y Marketing Performance |
Z Product Innovation |
X Business Network * Z Product
Innovation |
1.864 |
|
|
|
X_BN1 |
|
0.936 |
|
|
X_BN2 |
|
0.846 |
|
|
X_BN3 |
|
0.941 |
|
|
Y_MP1 |
|
|
0.727 |
|
Y_MP2 |
|
|
0.815 |
|
Y_MP3 |
|
|
0.879 |
|
Y_MP4 |
|
|
0.733 |
|
Z_PI1 |
|
|
|
0.887 |
Z_PI2 |
|
|
|
0.903 |
Z_PI3 |
|
|
|
0.932 |
Z_PI4 |
|
|
|
0.798 |
Z_PI5 |
|
|
|
0.821 |
Z_PI6 |
|
|
|
0.821 |
Sumber: Lampiran
Berdasarkan hasil tabel dapat dijelaskan bahwa loading faktor yang dilihat pada original sampling dapat diketaui bahwa semua indikator konstruk masing-masing variabel memiliki loading factor yang lebih besar dari 0,70 dengan demikian indikator tersebut dapat dinyatakan valid sebagai pengukur variabel latennya.
b.
Uji Validitas Diskriminan
(Discriminant Validity)
Discriminant validity setiap variabel dalam mengukur item pertanyaan hal ini ditunjukkan oleh cross loadings. Hasil discriminant validity dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel
Cross Loading Masing-Masing Indikator Dari Variabel
|
Moderating Effect 1 |
X Business Network |
Y Marketing Performance |
Z Product Innovation |
X Business Network * Z Product Innovation |
1.000 |
-0.755 |
-0.609 |
-0.757 |
X_BN1 |
-0.782 |
0.936 |
0.709 |
0.870 |
X_BN2 |
-0.548 |
0.846 |
0.671 |
0.712 |
X_BN3 |
-0.722 |
0.941 |
0.685 |
0.859 |
Y_MP1 |
-0.455 |
0.559 |
0.727 |
0.528 |
Y_MP2 |
-0.444 |
0.524 |
0.815 |
0.528 |
Y_MP3 |
-0.490 |
0.651 |
0.879 |
0.660 |
Y_MP4 |
-0.522 |
0.639 |
0.733 |
0.677 |
Z_PI1 |
-0.702 |
0.831 |
0.617 |
0.887 |
Z_PI2 |
-0.744 |
0.835 |
0.674 |
0.903 |
Z_PI3 |
-0.772 |
0.870 |
0.722 |
0.932 |
Z_PI4 |
-0.529 |
0.662 |
0.695 |
0.798 |
Z_PI5 |
-0.562 |
0.692 |
0.655 |
0.821 |
Z_PI6 |
-0.592 |
0.743 |
0.581 |
0.821 |
Sumber: Lampiran
Berdasarkan tabel di atas dapat
diartikan bahwa diketahui� masing- masing indikator
memiliki cross
loading (terhadap dimensi
atau variabel yang diukur) yang lebih besar daripada nilai cross loading
terdapat dimensi atau variabel lainnya.
Sehingga indikator tersebut dikatakan valid untuk mengukur dimensi atau variabel
yang bersesuaian jika nilai cross loading >
0,70. Dimana jika nilai korelasi indikatornya lebih tinggi ke
konstruknya sendiri dibandingkan korelasi indikatornya terhadap konstruk lain maka dapat disimpulkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada indikator masing-masing lebih baik dibandingkan dengan� indikator lainnya.
Pada hasil pengujian yang tertera pada tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai T-statistic X Business Network terhadap Y Marketing
Performance adalah 2,053. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai
T-statistic > 1,96 dan nilai p value sebesar 0,041 dimana < 0,05. Hal ini
dapat diartikan bahwa X Business Network berpengaruh langsung terhadap Y
Marketing Performance
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan� oleh Limakrisna & Zahara (2017)
menunjukkan hasil penelitian adalah hubungan pembeli, hubungan pemasok, dan
sumber daya perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan
kompetitif. Hubungan pembeli berpengaruh dominan secara parsial terhadap
keunggulan bersaing. Hubungan pembeli, hubungan pemasok, sumber daya
perusahaan, dan keunggulan kompetitif berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pemasaran, sumber daya perusahaan secara parsial berpengaruh
dominan terhadap kinerja pemasaran. Artinya bahwa keberhasilan kinerja
pemasaran salah satunya ditentukan oleh adanya koneksitas atau hubungan network
pembeli, pemasok, sumber daya perusahaan, dan keuanggulan kompetitif. Maksud
dari business network dan koneksitas atau hubungan yang terjalin antara penjual
dengan pembeli atau calon pembeli. Oleh peneliti� lain bahwa ada hubungan positif antara
business net work dan kinerja pemasaran, didukung oleh penelitian (Tahuman, 2016).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Business Networks
kewirausahaan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kemampuan
dinamis, yang pada gilirannya menyajikan hubungan positif dengan kinerja perusahaan
kecil yang berkelanjutan. Adapun hasil penelitian yang mendukung hubungan
positif antara Business Network dan Marketing performance adalah penelitian
yang dilakukan oleh Das & Goswami (2019), Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepadatan Network dan sentralitas memiliki dampak positif pada kinerja
perusahaan (Lukiastuti, 2012).
Jaringan Usaha merupakan salah satu faktor penting dalam
bisnis untuk meningkatkan skup ekonomi, pengelolaan bisnis yang efisien dan
memperluas pangsa pasar. Perusahaan yang memiliki jaringan usaha yang kuat akan
menjadi modal bagi perusahaan sehingga perusahaan bisa melakukan operasinya
secara efektif dan efisien (Suhartono, 2012). Jaringan usaha juga dapat menjadi modal daya saing
perusahaan, bahkan dalam persefektif rantai pasokan (supply chain), persaingan
usaha terjadi bukan antar individu perusahaan tetapi antar rantai pasokan, yang
di dalamnya terdapat sekelompok perusahaan dari hulu ke hilir sebagai suatu tim
yang secara bersama-sama menghasilkan/menyampaikan produk dan layanan kepada
konsumen. Dengan bahasa yang lain ini berarti persaingan bisnis terjadi antar
jaringan. Jadi perusahaan yang memiliki jaringan yang kuat maka akan memiliki
daya saing yang kuat (AL KHAFIS, n.d.).
Usaha cafe di Sidoarjo dapat berkembang dengan baik
berkat adanya jaringan yang dimiliki oleh pemilik usaha tersebut. Dari hasil
penelitian ini� dapat diperoleh informasi
bahwa para pemilik Cafe di Sidoarjao mangambil keputusan dalam membuka usaha di
bidang cafe ini, tidak hanya� sekedar
mengikuti trend yang terjadi di masyarakat saat ini, namun juga mereka
mempunyai modal jaringan, yang dipunyai seperti komunitas sepeda onthel,
komunitas cycling,� komunitas penggemar
burung dll.
Dari hasil penelitian�
menunjukan busness network berpengaruh tapi non signifikan, terhadap
Marketing performance, artinya tetap ada pengaruhnya.
5.2.2��� Pengaruh
Product Innovation terhadap Marketing Peformance
Uji Product Innovation pada Business Network berpengaruh
secara langsung terhadap�� Marketing
Performnace usaha cafe di Sidoarjo,
Pada hasil pengujian yang tertera pada tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai T-statistic Z Product Innovation berpengaruh
terhadap Y Marketing Performance adalah 2,388. Hasil pengujian tersebut
menunjukkan bahwa nilai T-statistic > 1,96 dan nilai p value sebesar 0,017
dimana < 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa Z Product Innovation
berpengaruh terhadap Y Marketing Performance
�Hal ini� relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Setiasri & Nugraha (2017), dengan hasil penelitian. Berdasarkan hasil
analisis disimpulkan bahwa inovasi produk dan network capital berpengaruh
positif terhadap kinerja pemasaran.
Penelitian ini mendukung�
penelitian yang dilakukan oleh secara teori untuk Product Innovation
yang dilakukan� Christa & Kristina
(2021), Proses inovasi ini harus dilakukan secara terus menerus agar produk
terus berkembang, meningkatkan, dan mencapai kesempurnaan, yang dapat dilakukan
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan product
innovation dari hubungan dalam bisnis adalah kemampuan untuk membentuk dan
berbagai kemampuan organisasi untuk meningkatkan kegiatan untuk meningkatkan
kinerja bisnis produk baru. Seiring dengan perubahan zaman dan kebutuhan,
barang yang dibuat akan semakin usang karena tidak dapat memenuhi kebutuhan
saat ini. Barang-barang ini memberikan inovasi untuk memenuhi kebutuhan
perilaku konsumen saat ini.
Kesimpulan
Business Network memberikan kontribusi terhadap
Marketing Performance, dimana dengan adanya Business Network� sangat memudahkan usaha Cafe berkembang
dengan baik, business network ini juga mempunyai peranan terhadap� Marketing performance, yang kemudian
dikuatkan oleh porduct Innovation.Dan Network relationship dapat meningkatkan
marketing performance.
Produk Innovation adalah kegiatan Cafe,
untuk senantiasa memperbaharui produk nya, yang berupa menu makanan, minuman
dan� interior� cafe, dengan tujuan agar loyalitas pelanggan
meningkat, sehingga sustainable�
pelanggan dan sustainable penjualan menjadi berkesiambungan. Dengan
demikian kelangsungan usah Cafe dapat berlangsung� lama.�
Product innovation, tidak hanya pada resep makanan dan minuman, tapi
dapat dilakukan dengan repackaging, kemasan�
makanan dan minuman. Sehingga kegiatan Product Innovation menjadi lebih
luas. Namun dalam usaha UMKM cafe di Sidoarjo, product innovation tidak
mempengaruhi marketing performance ketika variable ini menjadi variable
moderasi pengaruh Businees Network terhadap marketing performance. hal ini
disebabkan oleh terjadinya persamaan produk yang ditawarkan oleh usaha Cafe di
Sidoarjo.
������������������������������������������������
Al Khafis, Muhammad Zahrul. (N.D.). Laporan
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Bisnis Syariah.
Boedirochminarni, Arfida. (2020). Umkm
�Kreatif� Di Masa Covid-19. Ekonomi Indonesia Di Tengah Pandemi Covid, 1(3),
95.
Budiarto, Rachmawan, Putero, Susetyo Hario,
Suyatna, Hempri, Astuti, Puji, Saptoadi, Harwin, Ridwan, M. Munif, & Susilo,
Bambang. (2018). Pengembangan Umkm Antara Konseptual Dan Pengalaman Praktis.
Ugm Press.
Hejazziey, Djawahir. (2009). Pemberdayaan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Melalui Lembaga Keuangan
Syariah (Lks) Untuk Mengentaskan Kemiskinan Dan Pengurangan Pengangguran. Al-Iqtishad:
Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 1(1).
Jayengsari, Reksa. (2021). Branding Dalam
Strategi Marketing Keripik Pisang Pada Pelaku Usaha Rumahan. Je (Journal Of
Empowerment), 2(1), 111�124.
Lukiastuti, Fitri. (2012). Pengaruh
Orientasi Wirausaha Dan Kapabilitas Jejaring Usaha Terhadap Peningkatan Kinerja
Ukm Dengan Komitmen Perilaku Sebagai Variabel Interviening (Studi Empiris Pada
Sentra Ukm Batik Di Sragen, Jawa Tengah). Jurnal Organisasi Dan Manajemen,
8(2), 155�175.
Nasional, B., Perlindungan, Pdan, &
Indonesia, T. K. (2010). Rencana Strategis. Jakarta: Kemendiknas.
Putri, Viajeng Purnama, & Arifiani,
Ratya Shafira. (N.D.). Orientasi Pasar Dan Budaya Organisasi Dalam
Mempengaruhi Inovasi Dan Kinerja Pemasaran.
Rachmatsari, Popi. (2017). Kajian
Kreativitas Dan Inovasi Pelaku Usaha Kecil Menengah (Ukm) Dalam Upaya
Meningkatkan Daya Saing Ukm (Studi Kasus Pada Wanita Pengusaha Ukm Di Bidang
Kuliner Di Kota Bandung). Unpas.
Salmiah, Salmiah, Fajrillah, Fajrillah,
Sudirman, Acai, Siregar, Muhammad Noor Hasan, Simarmata, Janner, Suleman, Abdul
Rahman, Saragih, Lenny Menara, Hasibuan, Abdurrozzaq, Sudarso, Andriasan, &
Hasibuan, Ahmad Fauzul Hakim. (2020). Online Marketing. Yayasan Kita
Menulis.
Sanjaya, Tiara Anggarista Firdaus, &
Sari, Rida Perwita. (2021). Analisis Ketahanan Umkm Di Sidoarjo Dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19 Menggunakan Ooda Loop. Seminar Nasional
Akuntansi Dan Call For Paper (Senapan), 1(1), 233�245.
Suhartono, Iman. (2012). Strategi Pengembangan
Koperasi Berorientasi Bisnis. Among Makarti, 4(1).
Susanto, S., Duddy Dinantara, Mohamad,
Sutoro, Moh, & Iqbal, Muhamad. (2019). Pengantar Hukum Bisnis.
Tahuman, Zainuddin. (2016). Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Serta Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 4(3).
Wahyuni, Endang, & Utami, Dayu. (2021).
Inovasi Paket Wisata Di Dwh Bilebante Dan Dwh Sesaot. Jpp (Jurnal Pendidikan
Dan Perhotelan), 1(2), 12�25.
Copyright holder: Budi Ganito, Wiwik Handayani (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |