Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 5, Mei 2022
PENGARUH
KUALITAS LAYANAN PUBLIK TERHADAP KEPUASAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LOYALITAS
PELANGGAN PADA PUSKESMAS WEEKAROU KABUPATEN SUMBA BARAT
Joke Ratna Christina, Apriana H. J. Fanggidae, Sardjijo
Universitas
Terbuka, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected]
Kualitas pelayanan tenaga kesehatan sangat mempengaruhi kepuasan pasien, sekaligus dapat meningkatkan loyalitas pasien pada layanan kesehatan terutama pada puskesmas.� Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji dan melakukan analisis pengaruh kualitas pelayanan tenaga kesehatan terhadap kepuasan pasien rawat jalan
dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan pada Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba
Barat.� Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.� Penelitian ini menggunakan populasi dari pasien rawat
jalan pada Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba Barat.� Berdasarkan informasi Kepala Puskesmas Weekarou jumlah pasien rawat
jalan berkisar 20-30 orang
per hari (pasien baru ataupun sudah
beberapa kali datang berobat).� Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode nonprobability
sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan atau peluang yang tidak sama bagi
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan selanjutkan dilakukan analisis regresi linier berganda dan analisis jalur / path.�
Untuk mendukung dan mempertajam hasil analisis kuantatif maka dilakukan mix method dimana maka dilakukan
analisis kualitatif melalui wawancara mendalam (indepth
interview).� Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasien rawat
jalan pada Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba Barat menilai tingkat pencapaian kualitas pelayanan, kepuasan pelayanan dan loyalitas pelanggan sangat tinggi.� Lebih lanjut, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, serta kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dan kualitas layanan berpengaruh sifnifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui variabel intervening
kepuasan pelanggan.� Hasil analisis kualitatif mendukung dan mempertajam hasil analisis kuantitatif
Kata Kunci: kualitas pelayanan, kepuasan, loyalitas pelanggan, indeph interview
Abstract
The quality of health care services greatly affects patient satisfaction,
as well as can increase patient loyalty to health services, especially at puskesmas. The purpose of this study was to examine and analyze
the effect of the quality of health care services on outpatient satisfaction in
order to increase customer loyalty at the Weekarou
Public Health Center, West Sumba Regency. The research method used is
descriptive quantitative. This study used a population of outpatients at the Weekarou Public Health Center, West Sumba Regency. Based on
information from the Head of the Weekarou Public
Health Center, the number of outpatients is around 20-30 people per day (new
patients or those who have come for treatment several times). Sampling in this
study used the non-probability sampling method, which is a sampling technique
that provides unequal opportunities or opportunities for each member of the
population to be selected as samples. The data obtained in the form of
quantitative data and followed by multiple linear regression analysis and path
analysis. To support and sharpen the results of the quantitative analysis, a
mix method was carried out where qualitative analysis was carried out through
in-depth interviews. The results of this study indicate that outpatients at the
Weekarou Public Health Center in West Sumba Regency
assess the level of achievement of service quality, service satisfaction and
customer loyalty very high. Furthermore, the results of this study indicate
that service quality has a significant effect on customer satisfaction, and
service quality has a significant effect on customer loyalty, and customer
satisfaction has a significant effect on customer loyalty, and service quality
has a significant effect on customer loyalty through the intervening variable
of customer satisfaction. The results of the qualitative analysis support and
sharpen the results of the quantitative analysis
Keywords: service quality, satisfaction, customer loyalty, indepth interview
Pendahuluan
Kesehatan dapat
diartikan sebagai investasi karena kesehatan adalah modal dasar yang sangat diperlukan oleh
segenap masyarakat untuk dapat beraktifitas
sesuai dengan tugas dan kewajibannya
masing-masing sehingga mampu
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat secara ekonomi.� Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh kesinambungan capaian kinerja dari periode sebelumnya, adanya
keterkaitan program dari masing-masing bidang di tingkat kabupaten, adanya
sinergisitas program kesehatan antara Dinas Kesehatan Kabupaten dengan Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan, terjalinnya kerja sama
lintas sektor terkait, dan peran serta aktif dari masyarakat dalam pembangunan
kesehatan. Dalam rangka memelihara
serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka seluruh
kegiatan harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan untuk mewujudkan
pembentukan sumberdaya manusia Indonesia, demi peningkatan ketahanan
dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. Dalam rangka percepatan
terwujudnya maksud tersebut diatas, maka untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas kepada masyarakat merupakan pilihan yang meliputi
3 upaya pokok yaitu 1). Upaya Preventif, 2). Upaya Kuratif dan 3). Upaya
Promotif.� Peningkatan pelayanan kesehatan meliputi kualitas pelayanan baik sarana dan prasarana serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan
merupakan faktor yang penting dalam pelayanan kesehatan untuk memperhatikan dan
meningkatkan basis pelanggan, serta mengembangkan keunggulan.� Menurut Menurut
Zeithaml et al (1990), Kualitas Pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi,
yaitu: tangibel (berwujud), reliability (kehandalan),
responsiveness (ketanggapan), assurance
(jaminan), dan empathy (empati).� Kelima dimensi tersebut dijelaskan oleh (Chandra, 2016) sebagai berikut:
a.
Kehandalan atau reliabilitas
(reliability) adalah kemampuan
perusahaan menyiapkan layanan yang terpercaya dan akurat sejak awal
tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan pelayanannya sesuai dengan waktu
yang disepakati.��
Sehingga tingkat kehandalan bagi pelanggan adalah kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan;
b.
Daya tanggap (responsiveness)
adalah kesediaan dan kemampuan perusahaan melalui para karyawan untuk membantu pelanggan dalam merespon permintaan mereka, serta menginformasikan
kapan pelayanan akan disampaikan secara cepat. Posisi
apapun seseorang dalam perusahaan haruslah memperhatikan pelanggan yang menghubungi perusahaan;
c.
Jaminan (assurance) adalah jaminan bahwa perilaku
para karyawan yang mampu menumbuhkan kepercayaan kepada pelanggan terhadap perusahaan.� Jaminan tersebut adalah karyawan memiliki pengetahuan, kesopansantunan, dan
kemampuan para karyawan perusahaan yang dapat menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan.
d.
Empati (empathy) adalah bahwa perusahaan memahami masalah pelanggannya serta bertindak untuk kepentingan pelanggan, sekaligus memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Setiap karyawan perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung;
e.
Bukti langsung (tangible) adalah
berhubungan dengan daya tarik fasilitas
fisik, perlengkapan, dan
material yang digunakan perusahaan,
juga penampilan karyawan. Dalam hal ini
sarana dan prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan.
Kepuasan pelanggan menurut
(Kotler & Keller, 2016) merupakan perasaan senang atau kecewa pengguna
layanan yang timbul saat membandingkan kinerja suatu layanan
yang dihasilkan terhadap harapan pelanggan. (Chandra, 2016) menyebutkan bahwa indikator dalam pembentukan kepuasan konsumen sebagai berikut:
a.
Kinerja Pelayanan (Service
Performance).
Menurut Cronin dan Taylor (1994) menyebutkan
perusahaan yang bergerak di
bidang jasa akan sangat tergantung pada kualitas jasa yang diberikan.� Bentuk pelaksanaan kualitas jasa yang dilakukan suatu perusahaan jasa adalah dengan memberikan
kualitas pelayanan (service)
yang paling baik.�
Kinerja pelayanan mempunyai
korelasi yang erat terhadap kepuasan pelanggan.� Kualitas yang didapat dari kinerja yang baik, memberikan suatu keinginan pelanggan untuk menjalin ikatan/hubungan yang kuat dengan perusahaan.� Sehingga dalam jangka panjang,
hubungan seperti ini membuat perusahaan
untuk memahami dengan baik harapan
serta kebutuhan pelanggan. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen.�
b. Kualitas produk
Bentuk atau produk yang dijual oleh perusahaan jasa adalah pelayanan. Sehingga kualitas barang yang diberikan bersama dengan pelayanan akan mempengaruhi pemahaman pelanggan terhadap pelayanan yang diterima.� Semakin baik kualitas barang,
semakin baik pula tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diterimanya.� Demikian pula sebaliknya, jika barang kurang berkualitas
akan dapat merusak kepuasan pelanggan secara keseluruhan.
c.
Harga
Kebanyakan pembeli
hanya melihat harga sebagai alat
ukur dari kualitas suatu jasa terutama untuk
jasa yang memiliki kondisi di mana kualitas sulit untuk dirasakan
sebelum jasa tersebut dimanfaatkan, hal tersebut berhubungan
dengan kenyataan bahwa sifat dari
jasa yang memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi bila
dibandingkan barang.� Jika konsumen tidak dapat menilai
barang dan jasa yang akan dibeli, maka
konsumen akan kecenderungan menggunakan harga sebagai dasar
menduga kualitas barang, sehingga konsumen biasanya cenderung bersaksi harga yang lebih tinggi adalah barang
yang berkualitas tinggi.
Loyalitas pelanggan menurut
Tjiptono yang dikutip oleh Nurmin Arianto dan Fiki Kurniawan (2021:254-268) menyatakan
�Loyalitas pelanggan merupakan komitmen pelanggan terhadap suatu merk, toko, atau perusahaan, berdasarkan sikap yang sangat baik serta tampak dalam
pembelian ulang yang kontinyu.� Menurut Kotler &
Keller (2012:57), indikator dalam
mengukur loyalitas, adalah: �Pembelian ulang (Repeat Purchase), merekomendasikan
kepada pihak lain (Referalls), tidak terpengaruh (Retention)�.� Loyalitas memiliki tingkatan:
a.
Tingkat pertama atau dasar adalah pembeli
tidak loyal atau sama sekali tidak
tertarik pada merk apapun
yang ditawarkan, sehingga faktor merk berperan kecil dalam keputusan
pembelian. Dan akhirnya, konsumen jenis ini suka berganti-ganti
merk atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen
lebih memperhatikan harga dalam melakukan
pembelian).
b.
Tingkat kedua adalah
para pembeli merasa puas atau paling tidak mengalami kekecewaan dengan produk yang mereka gunakan. Pembeli tipe ini dijuluki
tipe kebiasaan (habitual
buyer).
c.
Tingkat ketiga disebut
satisfied buyer, yakni konsumen
yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan (switching
cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk
melakukan pergantian ke merk lain.�
Disebut juga dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan
apabila ia melakukan pergantian ke merk lain.
d.
Tingkat keempat disebut
sahabat merk, adalah
konsumen yang benar-benar menyukai merk tersebut. Kesukaan mereka dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi.
e.
Tingkat teratas atau disebut commited buyers
adalah para pelanggan setia. Mereka merasa
bangga dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merk. Merk tersebut
menjadi sangat penting untuk mereka baik
dari segi fungsi maupun sebagai
ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya.
Peneliti (Atmaja, 2018) menyebutkan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah berpengaruh kuat terhadap loyalitas.
Kualitas pelayanan merupakan upaya bagaimana memudahkan pelanggan untuk mencari dan menemukan produk dan layanan yang diinginkan. Groetsh & Davis (Tjiptono, 1997) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, jasa, proses, dan lingkungan yang dapat memenuhi atau bahkan
melampaui harapan.� Sehingga dapat pula diartikan bahwa pelayanan berkualitas adalah terpenuhinya harapan dan kebutuhan pelanggan terhadap produk dan jasa.� Selanjutnya,
menurut (Kotler & Keller,
2008) menyebutkan bahwa, antara kualitas
dengan produk dan jasa layanan merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Loyalitas
pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu layanan yang ditunjukkan dari perilaku positif
pelanggan untuk mendatangi pelayanan tertentu tanpa dipengaruhi oleh pelayanan lain. Hal ini disebabkan
telah adanya keterkaitan dan keterlibatan tinggi pada pilihan konsumen terhadap produk/obyek tertentu.�
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas dari jasa pelayanan
terhadap kepuasan masyarakat dalam rangka meningkatkan loyalitas pasien di Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba Barat.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
kuantitatif dengan tujuan mengetahui pengaruh beberapa variabel, yaitu kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan loyalitas. Wawancara-mendalam (in-depth review) merupakan
bagian dari metode kualitatif dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara
dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
Populasi dalam penelitian
ini sebanyak 285 pasien rawat jalan
pada Puskesmas Weekarou, Kabupaten Sumba Barat pada bulan Januari 2022 yang telah mendapatkan pelayanan tenaga kesehatan Puskesmas Weekarou sebanyak lebih dari satu kali, agar dapat diperoleh keterbandingan datanya.� Pengambilan sampel menggunakan teknik aksidental, yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang tersebut cocok sebagai sumber data (Hamdi, M,
2016).� Menurut
Sugiono (2019) menyebutkan bahwa teknik aksidental
merupakan teknik pengambilan sampel nonprobability
sampling, yakni� teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.� Sedangkan menurut Silalahi (2017), menyatakan bahwa sampling aksidental disebut juga sampling konvenien (convenience
sampling), atau sampling kemudahan,
sampling kebetulan, atau
sampling sembarang yang merupakan
sampling dari siapa saja yang kebetulan ada dijumpai atau
tersedia menurut keinginan peneliti.
Penentuan populasi jumlah sampel dilakukan
dengan cara perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan
Rumus Slovin.� Rumus tersebut digunakan untuk menetapkan ukuran sampel dari
populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 942 pasien rawat
jalan (rata-rata setiap bulan di tahun 2021).� Dengan tingkat significant 95 persen
atau sampling error 5 persen,
maka didapatkan jumlah sampel sebanyak
285 responden sehingga
hasil dari penelitian ini dapat disajikan lebih representatif.
n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
e = margin error yang ditolerensi
Instrumen penelitian
disusun dengan memodifikasi beberapa indikator sesuai dengan dimensi variabel berdasarkan teori yang digunakan.� Instrumen yang diperlukan pada penelitian ini adalah variabel
eksogen yang terdiri dari variabel kualitas
layanan, sedangkan variabel endogen yaitu loyalitas dan variabel antara / intervening adalah
kepuasan.� Lebih rinci instrumen
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Variabel-variabel kualitas
layanan (X) meliputi dimensi:
Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan
petugas memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.� Dimensi kehandalan memiliki tiga indikator, yakni:
a. Petugas mempunyai
kemampuan dalam memberikan informasi pelayanan
b. Petugas mempunyai
kehandalan dalam melancarkan prosedur pelayanan;
c. Petugas mempunyai
kehandalan dalam memudahkan teknis pelayanan;
Ketanggapan (responsiveness) yaitu
keinginan petugas untuk membantu para pasien untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.� Dimensi ketanggapan memiliki tiga indikator,
yakni:
a. Petugas memiliki
kecepatan dalam merespon setiap permintaan pasien;
b. Petugas memiliki
kecepatan dalam merespon keluhan setiap pasien;
c. Petugas melayani
atau melaksanakan dengan cepat dan tepat semua transaksi.
Jaminan (assurance) mencakup pengetahuan,
kemampuan, reputasi, dan sifat dapat dipercaya
yang memiliki petugas.� Dimensi jaminan memiliki empat indikator, yakni:
a. Petugas memiliki
kemampuan memberikan jaminan waktu dalam
pelayanan (mendapatkan fasilitas dan pelayanan selama berobat);
b. Petugas memiliki
kemampuan memberikan jaminan biaya dalam
pelayanan (tidak ada biaya tambahan
selain yang sudah disekapati);
c. Petugas memiliki
kemampuan memberi jaminan perilaku pegawai selalu sopan setiap hari;
d. Petugas memiliki
kemampuan memberi jaminan memberikan keamanan kepada pelanggan.
Empati (empathy) meliputi
kemudahan dalam komunikasi, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan konsumen.� Dimensi empati meliputi empat indikator, yakni:
a. Petugas memiliki
kemampuan untuk mendahulukan kepentingan pelanggan;
b. Petugas memiliki
kemampuan untuk memberikan informasi tentang biaya pelayanan
secara terbuka;
c. Petugas memiliki
kemampuan untuk mengetahui kebutuhan pasien;
d. Keramahan petugas
dalam melayani.
Bukti
fisik/berwujud (tangible) yaitu
daya tarik fisik melalui penampilan
petugas. Dimensi bukti fisik/berwujud
memiliki tiga indikator, yakni:
a. Penampilan petugas
dalam melayani sopan, rapi dan bersih;
b. Kedisiplinan petugas
dalam melayani pelanggan;
c. Kondisi gedung,
halaman dan ruangan.
Variabel kepuasan
pasien (Y) meliputi:
Mengukur kepuasan
didasarkan kepada kesenjangan antara harapan dan pengalaman, tanpa mempermasalahkan dimensi maupun indikator yang dijadikan ukuran kepuasan pelanggan.� Ada tiga indikator yaitu:
a. Pasien merasa
nyaman dengan pelayanan petugas;
b. Pasien merasa
puas dengan pelayanan petugas;
c. Petugas memberi
pelayanan sesuai dengan yang diharapkan pasien.
Variabel loyalitas
pelanggan (Z) meliputi:
Loyalitas adalah
komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau
mendukung kembali produk atau jasa
yang disuka di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih. Ada tiga indikator penelitian:
a. Pembelian ulang
(repeat purchase)
b. Merekomendasi kepada
pihak lain (referalls)
c. Tidak terpengaruh
(retention)
Instrumen
untuk mengukur variabel yang telah dijabarkan dapat disederhanakan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Instrumen Untuk Mengukur Variabel Penelitian
Variabel Penelitian |
Dimensi |
Indikator |
Kualitas Pelayanan
Tenaga Kesehatan (X) (Zeitaaml, et al, 1990) |
Kehandalan |
1.
Mampu
memberikan informasi pelayanan 2.
Mampu
melancarkan prosedur pelayanan 3.
Mampu
dalam memudahkan teknis pelayanan |
Ketanggapan |
1.
Cepat dalam
merespon setiap permintaan pasien 2.
Cepat dalam
merespon keluhan pasien 3.
Cepat dan tepat dalam melayani
semua transaksi |
|
Jaminan |
1. Jaminan
waktu dalam pelayanan (fasilitas dan pelayanan selama berobat) 2.
Jaminan biaya
dalam pelayanan (tidak ada biaya
tambahan selain yang sudah disepakati) 3.
Jaminan perilaku
petugas selalu sopan setiap hari 4.
Jaminan keamanan
pelanggan |
|
Empati |
1. Petugas
mampu mendahulukan kepentingan pasien 2. Petugas
mampu secara terbuka menjelaskan / memberikan informasi tentang biaya pelayanan 3. Petugas
mampu mengetahui kebutuhan pasien 4.
Petugas memiliki
sifat ramah |
|
Bukti langsung |
1. Penampilan
yang rapi, sopan dan bersih 2.
Petugas selalu
disiplin/datang tepat waktu 3.
Kondisi gedung,
halaman dan ruangan selalu bersih |
|
Kepuasan Pelanggan
(Y) (Kotler et al, 2003) |
|
1. Pasien
merasa nyaman terhadap keluhan dan saran 2.
Pasien merasa
puas terhadap keluhan dan saran 3.
Pelayanan petugas
sesuai dengan harapan |
Loyalitas Pelanggan
(Z) (Kotler & Keller, 2012) |
|
1. Pasien
tetap menggunakan jasa pelayanan 2.
Merekomendasi kepada
pihak lain (referalls) 3.
Pasien tidak
terpengaruh (retention) |
Hasil
Dan Pembahasan
1) Karakteristik
Responden
Karakteristik
responden terdiri dari jenis kelamin,
usia, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, pekerjaan dan alasan menggunakan layanan kesehatan.� Gambaran karakteristik tentang responden pasien rawat jalan ditampilkan
dalam tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2
Demografi Responden
Variabel Demografis |
Kategori |
Jumlah sampel |
Persentase |
Jenis Kelamin |
Male |
94 |
32,98 |
|
Female |
191 |
67,02 |
Usia |
>20 tahun |
52 |
18,25 |
|
20-25 tahun |
39 |
13,68 |
|
26-30 tahun |
45 |
15,79 |
|
31-40 tahun |
77 |
27,02 |
|
41-50 tahun |
29 |
10,18 |
|
>50 tahun |
43 |
15,09 |
Pendidikan |
Tidak bersekolah |
32 |
11,23 |
|
SD/sederajat |
56 |
19,65 |
|
SMP/sederajat |
45 |
15,79 |
|
SMA/sederajat |
114 |
40,00 |
|
Diploma/DIII |
7 |
2,46 |
|
S1 |
29 |
10,18 |
|
S2 |
2 |
0,70 |
Pekerjaan |
Pelajar/mahasiswa |
43 |
15,09 |
|
Pegawai Swasta |
7 |
2,46 |
|
Wirausaha |
25 |
8,77 |
|
PNS |
18 |
6,32 |
|
Guru/dosen |
14 |
4,91 |
|
Lainnya |
178 |
62,46 |
Alasan |
Lokasi |
150 |
52,63 |
|
Layanan |
78 |
27,37 |
|
Biaya |
7 |
2,46 |
|
Fasilitas |
50 |
17,54 |
Dari 285 responden
rawat jalan didominasi oleh perempuan sebesar 67,02 persen, sedangkan 32,98 persen adalah laki-laki.� Dominasi oleh perempuan kemungkinan disebabkan adanya pemikiran bahwa bahwa perempuan harus sehat agar dapat mengurus rumah tangga dengan
baik, terlepas dari wanita karir
ataupun ibu rumah tangga.� Dari kelompok usia terbanyak berasal dari kelompok
usia 31-40 tahun sebanyak 27,02 persen.� Tingginya kelompok usia ini
karena merupakan kelompok usia produktif.� Sedangkan dari karakteristik pendidikan tertinggi yang ditamatkan, maka sebanyak 40 persen berpendidikan tamat SMA/sederajat.� Dari karakteristik pekerjaan responden terbanyak memiliki kelompok pekerjaan lainnya sebesar 62,46 persen, yakni memiliki pekerjaan petani, pensiunan, tukang ojek dan tenaga kontrak. Berdasarkan alasan responden berobat ke puskesmas terbanyak
adalah lokasi dekat dengan tempat
tinggal yakni sebesar 52,63 persen.
2. Reliability
Analysis
Analisis
reliabilitas dipakai untuk mengukur sejauh mana kuesioner, pengujian, observasi atau prosedur pengukuran
menghasilkan hasil yang sama pada percobaan yang berulang.� Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha.� Kalkulasi Cronbach
Alpha memanfaatkan bantuan
SPSS, dan batas kritis nilai alpha untuk mengindikasikan kuesioner yang yang reliabel adalah
0,60.� Jadi nilai
Cronbach Alpha > 0,60 merupakan indikator bahwa kuesioner tersebut realiable / handal.
�Hasil Uji Reliabilitas
Instrumen Penelitian Variabel Kualitas
No Item |
Indikator |
Cronbach�s
Alpha |
Keterangan |
1 |
Kehandalan petugas
memberikan informasi pelayanan (X1) |
0.891 |
Reliable |
2 |
Kehandalan petugas
memudahkan teknis pelayanan (X2) |
0.891 |
Reliable |
3 |
Sikap petugas
merespon setiap permintaan pelanggan (X3) |
0.888 |
Reliable |
4 |
Sikap petugas
dalam merespon keluhan pelanggan (X4) |
0.892 |
Reliable |
5 |
Semua transaksi
dilayani dengan cepat dan tepat (X5) |
0.887 |
Reliable |
6 |
Jaminan waktu
dalam pelayanan (X6) |
0.891 |
Reliable |
7 |
Jaminan biaya
dalam pelayanan (X7) |
0.889 |
Reliable |
8 |
Jaminan perilaku
sopan setiap hari (X8) |
0.891 |
Reliable |
9 |
Jaminan memberikan
keamanan kepada� pelanggan
(X9) |
0.890 |
Reliable |
10 |
Pelayanan kesehatan
dilakukan oleh petugas
yang memiliki kemampuan mendahulukan pasien (X10) |
0.887 |
Reliable |
11 |
Pelayanan kesehatan
dilakukan oleh petugas
yang memiliki kemampuan memberikan informasi tentang biaya pelayanan secara terbuka (X11) |
0.892 |
Reliable |
12 |
Petugas kesehatan
ramah (X12) |
0.886 |
Reliable |
13 |
Petugas sopan,
rapi dan bersih (X13) |
0.889 |
Reliable |
14 |
Petugas datang
tepat waktu (X14) |
0.889 |
Reliable |
15 |
Kondisi gedung,
halaman dan ruangan puskesmas bersih dan rapi (X15) |
0.890 |
Reliable |
Sumber:
Data diolah, 2022
Tabel 4
Hasil
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Kepuasan
No Item |
Indikator |
Cronbach�s
Alpha |
Keterangan |
1 |
Pelayanan memberikan
rasa nyaman (Y1) |
0.887 |
Reliable |
2 |
Pelayanan memberikan
rasa puas (Y2) |
0.886 |
Reliable |
3 |
Pelayanan sesuai
dengan harapan (Y3) |
0.884 |
Reliable |
Sumber:
Data diolah, 2022
Tabel 5
Hasil
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Loyalitas
No Item |
Indikator |
Cronbach�s
Alpha |
Keterangan |
1 |
Responden tetap
menggunakan jasa pelayanan di waktu yang akan datang (Z1) |
0.886 |
Reliable |
2 |
Responden akan
merekomendasikan jasa pelayanan (Z2) |
0.885 |
Reliable |
Sumber:
Data diolah, 2022
Hasil uji reliabilitas
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua indikator
yang dinilai reliabel memiliki nilai alpha cronbach di atas 0,7
3. Analisis
deskriptif kuantitatif
a. Variabel
Kualitas Layanan
Indikator satu.� Kehandalan petugas dalam memberikan informasi pelayanan sebanyak 140 orang (49,12 persen)
mengatakan sangat setuju,
142 orang (49,82 persen) mengatakan
setuju, dan sisanya 3 orang
(1,05 persen) mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan setuju terhadap kehandalan petugas dalam memberikan informasi pelayanan.
Indikator
dua. Kehandalan
petugas dalam memudahkan teknis pelayanan sebanyak 133 orang
(46,67 persen) mengatakan sangat
setuju, 151 orang (52,98 persen)
mengatakan setuju, 1 orang
(0,35 persen) mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan setuju terhadap kehandalan petugas dalam memudahkan teknis pelayanan.
Indikator
tiga. Sikap petugas dalam
merespon setiap permintaan pelanggan sebanyak 117 orang (41,05 persen)
mengatakan sangat setuju,
162 orang (56,84 persen) mengatakan
setuju, 6 orang (2,11 persen)
mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan
pasien mengatakan setuju terhadap sikap petugas dalam
merespon setiap permintaan pelanggan.
Indikator
empat. Sikap petugas dalam
merespon keluhan pelanggan sebanyak 123 orang
(43,16 persen) mengatakan
sangat setuju, 155 orang (54,39 persen)
mengatakan setuju, 7 orang
(2,46 persen) mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan setuju terhadap sikap petugas dalam
merespon keluhan pelanggan.
Indikator
lima. Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat sebanyak 122 orang (42,81 persen) mengatakan sangat setuju, 146 orang (51,23 persen) mengatakan setuju, 15 orang (5,26
persen) mengatakan kurang setuju, 2 orang (0,70 persen mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan setuju terhadap semua transaksi dilayani atau dilaksanakan
dengan cepat dan tepat.
Indikator
enam. Jaminan waktu dalam
pelayanan (fasilitas dan pelayanan selama berobat) sebanyak 122 orang
(42,81 persen) mengatakan
sangat setuju, 146 orang (51,23 persen)
mengatakan setuju, 15 orang
(5,26 persen) mengatakan kurang setuju, 2 orang (0,70 persen) mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan setuju terhadap jaminan waktu dalam
pelayanan (fasilitas dan pelayanan selama berobat).
Indikator
tujuh. Jaminan biaya dalam
pelayanan (tidak ada biaya tambahan
selain yang sudah di sepakati) sebanyak 187 orang
(65,61 persen) mengatakan
sangat setuju, 97 orang (34,04 persen)
mengatakan setuju, 1 orang (0,35
persen) mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan sangat setuju terhadap jaminan biaya dalam
pelayanan (tidak ada biaya tambahan
selain yang sudah di sepakati).
Indikator
delapan. Jaminan perilaku selalu sopan setiap
hari sebanyak 140 orang
(49,12 persen) mengatakan
sangat setuju, 140 orang (49,12 persen)
mengatakan setuju, 4 orang
(1,40 persen) mengatakan kurang setuju, 1 orang (0,35 persen) mengatakan sangat tidak setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan sangat setuju terhadap jaminan perilaku selalu sopan setiap
hari.
Indikator
sembilan. Jaminan memberikan keamanan pelanggan sebanyak 119 orang (41,75 persen)
mengatakan sangat setuju, 155
orang (54,39 persen) mengatakan
setuju, 11 orang (3,86 persen)
mengatakan kurang setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan
pasien mengatakan setuju terhadap jaminan memberikan keamanan pelanggan.
Indikator
sepuluh. Pelaksanaan tugas pada pelayanan di puskesmas ini dilakukan oleh petugas yang memiliki kemampuan untuk mendahulukan kepentingan pasien sebanyak 145 orang (50,88 persen) mengatakan sangat setuju, 131 orang (45,96 persen) mengatakan setuju, 6 orang (2,11 persen) mengatakan kurang setuju, 3 orang (1,05 persen) mengatakan tidak setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan sangat setuju terhadap pelaksanaan tugas pada pelayanan di puskesmas ini dilakukan oleh petugas yang memiliki kemampuan untuk mendahulukan kepentingan pasien.
Indikator
sebelas. Pelaksanaan tugas pada pelayanan di puskesmas ini dilakukan oleh petugas yang memiliki kemampuan untuk memberikan informasi tentang biaya pelayanan
secara terbuka sebanyak 145 orang (50,88 persen)
mengatakan sangat setuju,
134 orang (47,02 persen) mengatakan
setuju, 5 orang (1,75 persen)
mengatakan kurang setuju, 1 orang (0,35 persen) mengatakan tidak setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan
pasien mengatakan sangat setuju terhadap pelaksanaan tugas pada pelayanan di puskesmas ini dilakukan oleh petugas yang memiliki kemampuan untuk memberikan informasi tentang biaya pelayanan
secara terbuka.
Indikator
duabelas. Pelaksanaan tugas pada pelayanan di puskesmas ini dilakukan oleh petugas yang memiliki sifat ramah kepada
pasien sebanyak 147 orang
(51,58 persen) mengatakan
sangat setuju, 133 orang (46,67 persen)
mengatakan setuju, 5 orang
(1,75 persen) mengatakan kurang setuju,.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan
pasien mengatakan sangat setuju terhadap pelaksanaan tugas pada pelayanan di puskesmas ini dilakukan oleh petugas yang memiliki sifat ramah kepada
pasien.
Indikator
tigabelas.
Penampilan petugas dalam melayani pasien selalu sopan,
rapi, dan bersih sebanyak 147 orang (51,58 persen)
mengatakan sangat setuju,
136 orang (47,72 persen) mengatakan
setuju, 2 orang (0,70 persen)
mengatakan kurang setuju, Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan sangat setuju terhadap penampilan petugas dalam melayani pasien selalu sopan,
rapi, dan bersih.
Indikator
empatbelas.
Petugas selalu disiplin / datang tepat waktu sebanyak
82 orang (28,77 persen) mengatakan
sangat setuju, 135 orang (47,37 persen)
mengatakan setuju, 58 orang
(20,35 persen) mengatakan kurang setuju, 10 orang (3,51 persen) mengatakan tidak setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan pasien mengatakan setuju terhadap petugas selalu disiplin / datang tepat waktu.
Indikator
limabelas.
Kondisi gedung, halaman dan ruangan di puskesmas selalu bersih dan rapi sebanyak 84 orang (29,47 persen) mengatakan sangat setuju, 170
orang (59,65 persen) mengatakan
setuju, 27 orang (9,47 persen)
mengatakan kurang setuju, 4 orang (1,40 persen) mengatakan tidak setuju.� Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan
pasien mengatakan baik terhadap kondisi
gedung, halaman dan ruangan di puskesmas selalu bersih dan rapi.
b. Variabel
Kepuasan Pelanggan
Indikator
satu.� Pelayanan tenaga kesehatan yang dimiliki puskesmas memberikan rasa nyaman pada pasien, dari hasil
penilaian yang dilakukan sebanyak 118 orang (41,40 persen)
mengatakan sangat setuju,
161 orang (56,49 orang) mengatakan setuju, 6 orang (2,11 persen) mengatakan kurang setuju.� Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar setuju terhadap
pelayanan tenaga kesehatan yang dimiliki puskesmas memberikan rasa nyaman pada pasien.
Indikator
dua.� Pelayanan tenaga kesehatan yang dimiliki puskesmas memberikan rasa puas kepada pasien, dari hasil penilaian
yang dilakukan sebanyak 119
orang (41,75 persen) mengatakan
sangat setuju, 158 orang (55,44 orang) mengatakan setuju, 8 orang (2,81 persen) mengatakan kurang setuju.� Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar setuju terhadap pelayanan tenaga kesehatan yang dimiliki puskesmas memberikan rasa nyaman pada pasien.
Indikator
tiga.� Pelayanan tenaga kesehatan sesuai dengan yang diharapkan pasien, dari hasil penilaian
yang dilakukan sebanyak 115
orang (40,35 persen) mengatakan
sangat setuju, 157 orang (55,09 orang) mengatakan setuju, 13 orang (4,56
persen) mengatakan kurang setuju.� Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar setuju terhadap pelayanan tenaga kesehatan sesuai dengan yang diharapkan pasien.
c. Variabel
Loyalitas Pelanggan
Indikator
satu.� Responden tetap menggunakan jasa pelayanan Puskesmas Weekarou di waktu yang akan datang, dari hasil
penilaian yang dilakukan sebanyak 187 orang (65,61 persen)
mengatakan sangat setuju,
93 orang (32,63 orang) mengatakan setuju,
4 orang (1,40 persen) mengatakan
kurang setuju dan 1 orang
(0,35 persen) menyatakan tidak setuju.� Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar sangat setuju untuk tetap
menggunakan jasa pelayanan Puskesmas Weekarou di waktu yang akan datang;
Indikator
dua. Responden
akan merekomendasikan jasa pelayanan Puskesmas Weekarou kepada yang lain, dari hasil penilaian yang dilakukan sebanyak 151 orang
(52,98 persen) mengatakan
sangat setuju, 117 orang (41,05 orang) mengatakan setuju, 14 orang (4,91
persen) mengatakan kurang setuju dan 2 orang (0,70 persen) menyatakan tidak setuju serta
1 orang (0,35 persen) menyatakan
sangat tidak setuju.� Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar sangat setuju untuk merekomendasikan
jasa pelayanan Puskesmas Weekarou kepada yang lain;
4. Pengujian
Hipotesis
Pengujian hipotesis memberikan jawaban berdasarkan teori dapat ditunjukkan
dalam diagram di bawah ini:
a. Pengujian
hipotesis 1.�
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas pelayanan tenaga kesehatan (X) terhadap variabel kepuasan pasien rawat jalan
(Y) di Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba Barat.�
Untuk
mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan (X) tenaga kesehatan terhadap kepuasan pasien (Y) adalah hasil perhitungan
dalam model summary, khususnya
angka R square dengan nilai sebesar 0,521.� Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2), dapat
disimpulkan kualitas pelayanan berpengaruh sebesar 52,10 persen terhadap kepuasan pasien, sedangkan sebesar 47,90 persen lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sementara itu, nilai e = .� Dengan hasil persamaan adalah sebagai berikut:
Kepuasan
Pasien (Y) = β0� + 0,7230 kualitas
layanan publik (X) + e1
Hasil penelitian di atas sejalan dengan
teori yang disampaikan oleh
Cronin dan Taylor dalam Tjiptono
(2016) yang menyebutkan bahwa
terdapat korelasi yang kuat antara kinerja
pelayanan terhaap kepuasan pelanggan.� Sehingga jika kinerja pelayanan
baik, akan memberikan dampak berupa keinginan pelanggan untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan.� Dalam jangka panjang, hubungan ini akan
memudahkan
b.
Pengujian hipotesis 2.�
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
variabel kualitas layanan (X) terhadap variabel tingkat loyalitas pasien yang rawat jalan (Z) di Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba Barat.
Besarnya nilai R2 yang terdapat
dalam model adalah sebesar 0,291, hal ini memperlihatkan bahwa terdapat sumbangan pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien adalah sebesar
29,10 persen sementera 70,90 persen
merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.� Sementara itu, untuk nilai
e =
Dengan
hasil persamaan adalah sebagai berikut:
Loyalitas
Pasien (Z) = β0� + 0,5420 kualitas
pelayanan (X)�
+ e2
Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian Aulia (2021) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah pada Bank jatim Kantor
Cabang Bojonegoro.�
Sesuai dengan teori Kotler & Keller (2012:57) yang menyebutkan bahwa indikator dalam mengukur loyalitas adalah dengan adanya
pembelian ulang (repeat
purchase) dan merekomendasikan kepada pihak lain (referalls).� Dengan demikian semakin baik kualitas
pelayanan tenaga kesehatan maka akan tercipta hubungan
(loyalitas) yang baik dengan Puskesmas Weekarou.
c. Pengujian Hipotesis
3.�
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
variabel kepuasan pasien rawat jalan
(Y) terhadap variabel tingkat loyalitas pasien rawat jalan
(Z) di Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba Barat.
Besarnya nilai R2 yang terdapat
dalam model adalah sebesar 0,210, hal ini memperlihatkan bahwa sumbangan pengaruh kepuasan pasien rawat jalan
terhadap loyalitas pasien adalah sebesar
21,00 persen sementera 79 persen
merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Sementara itu, untuk nilai
e =
Jika
dituliskan hasil persamaannya adalah sebagai berikut:
Loyalitas
Pasien (Z) = β0� + 0,4610 pepuasan
pelanggan (Y)�
+ e3
Hasil penelitian di atas sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Putri, dkk (2021) yang menyebutkan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada produk PT Matahari Department
Store di Mantos 2. Penelitian
di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan Atmaja (2018) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktor utama atau memiliki
pengaruh yang kuat terhadap loyalitas pelanggan.� Kepuasan pelanggan ditandai dengan adanya kunjungan ulang untuk berobat
kembali dan melakukan rekomendasi kepada pihak lain.
d.
Pengujian Hipotesis 4.�
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
variabel kualitas pelayanan tenaga kesehatan (X) terhadap variabel (Z) loyalitas pasien rawat jalan
melalui variabel intervening
kepuasan pasien rawat jalan (Y) di Puskesmas Weekarou Kabupaten Sumba Barat. Dengan hasil uji sebagai berikut:
-
Pengaruh X terhadap Y = 0,7230
-
Pengaruh Y terhadap Z = 0,4610
-
Pengaruh X terhadap Z = 0,5420
Jadi pengaruh variabel
X terhadap Z melalui variabel Y =
0,7320 x 0,4610 = 0,337452
Pengaruh secara bersamaan/simultan =
0,337452
+ 0,5420 = 0,879452
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa pengaruh variabel X terhadap Z melalui Y nilainya sebesar 0,337452.�
Nilai 0,337452 lebih kecil
dibandingkan pengaruh X terhadap Z tanpa melalui variabel Y (0,5420).� Artinya bahwa pengaruh X terhadap Z melalui variabel Y tidak terlalu besar.� Nilainya lebih besar jika
tanpa melalui variabel intervening atau langsung dari X ke Z.
Namun demikian, hasilnya dapat dikatakan bahwa hipotesis pengaruh X terhadap Z melalui variabel intervening
Y hipotesisnya benar, hanya nilainya lebih kecil dibanding
X ke Z tanpa melalui Y.� Dengan demikian kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien rawat jalan
melalui variabel intervening
kepuasan pasien rawat jalan pada Puskesmas Weekarou.
Penelitian
di atas sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Hanapi, dkk (2020) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening pada CV. RJ Depok.
5. Analisis
Deskriptif Kualitatif
Untuk mendukung dan memperdalam hasil analisis kuantitatif penelitian ini, maka peneliti
melakukan analisis deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam (indepth review) kepada
pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan pada bidang pelayanan kesehatan.� Informan yang ditemui adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas Weekarou dan beberapa staf puskesmas seperti Kasubbag Tata Usaha.� Beberapa permasalahan yang ditemui dilapangan pada saat penelitian mendapatkan jawaban/solusi dari para informan.� Permasalahan dan solusi permasalahan tersebut antara lain:
1) Keluhan dari pasien terhadap
kinerja petugas pelayanan kesehatan yang dirasa lamban.� Solusi: sejak tahun 2019 terdapat peningkatan kinerja/pelayanan dengan adanya penambahan sumber daya manusia
(dokter dan tenaga medis lainnya), sehingga kecepatan pelayanan yang semula lebih dari 10 menit
menjadi kurang dari 5 menit.
2) Keluhan dari petugas pelayanan
kesehatan terkait sarana berupa ambulan
(mobil puskesmas keliling) yang mengalami kerusakan berupa pintu yang rusak.� Solusi: untuk sementara pintu diperbaiki seadanya dengan pengelasan agar dapat digunakan.� Selain ambulan, beberapa peralatan TI yakni komputer dan laptop mengalami kerusakan.� Solusi: memaksimalkan peralatan TI yang masih ada.
3) Ruang
rawat inap untuk persalinan belum digunakan karena belum memiliki
ijin operasional, karena fasilitas pendukung belum ada.� Solusi: �ruang rawat inap untuk
sementara digunakan sebagai ruang rawat
jalan (sambil menunggu ijin operasional
dan fasilitas pendukung).
4) Puskemas Weekarou belum memiliki tempat pembuangan limbah medis, karena memerlukan
MoU antara Dinas Kesehatan dengan
Rumah Sakit Umum Daerah agar limbah medis dapat dimusnakan
oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah.� Solusi: limbah medis untuk sementara
disimpan dalam satu ruangan.
5) Masih
dijumpai pegawai datang tidak tepat
waktu, sehingga mengganggu pelayanan kepada pasien.� Solusi: sejak tahun 2021 seluruh pegawai masuk jam 7 pagi (sesuai SE Bupati Kabupaten Sumba Barat), namun karena petugas
juga harus melakukan
tracking pasien positif Covid-19
sekaligus tugas tambahan berupa vaksinasi Covid-19, sehingga
banyak petugas yang mengalami kelelahan.
6) Secara keseluruhan pegawai Puskesmas Weekarou dalam melakukan tugas dapat diandalkan.� Namun ternyata puskesmas ini mengalami kekurangan
sumber daya manusia non-nakes (tenaga kesehatan) yang bertugas untuk loket pendaftaran, tenaga administrasi dan keuangan.� Solusi: tenaga kesehatan yang ada merangkap sebagai
tenaga administrasi, salah satu contoh Kasubbag
Tata Usaha, bendahara pengelurana
dan bendahara barang adalah tenaga kesehatan
berlatar pendidikan keperawatan. �Selain itu juga dibutuhkan tenaga keamanan (security) dan sopir
ambulan dan luar gedung, serta cleaning service.� Kekurangan tenaga non-nakes juga disebabkan adanya kebijakan Pimpinan Daerah (Bupati) untuk melakukan
PHK bagi pegawai kontrak daerah.
7) Sering dijumpai pasien yang berasal dari luar
wilayah kerja Puskesmas Weekarou.� Solusi: pasien tersebut berasal dari kecamatan
lain yang berbatasan langsung
dengan wilayah kerja puskesmas tersebut, sehingga jika berobat
ke puskesmas wilayah sendiri cukkup jauh.� Sehingga petugas loket mewajibkan membayar uang pendaftaran registrasi sebesar Rp.6.000,-.� Terdapat kebijakan dari puskesmas untuk pasien yang berasal dari luar
wilayah kerja terlebih dahulu dilakukan edukasi/pemahaman agar berobat ke puskesmas
yang sesuai dengan tempat asal, namun
jika pasien berkeinginan untuk terus berobat ke
Puskesmas Weekarou makan pasien diminta
untuk melakukan proses pindah pelayanan.
8) Adanya penurunan jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada Puskesmas Weekarou tahun 2020 sedangkan jumlah penduduk wilayah kerja meningkat.� Solusi: sejak adanya pandemi Covid-19 maka diterapkan prosedur bagi seluruh
pasien melakukan screening
Covid-19, jika pasien tidak menunjukkan gejala maka pengobatan
dilanjutkan di Puskesmas, namun jika didapatkan
gejala, maka pasien wajib menjalani
karantina di Rumah Sakit Umum Daerah.� Hal inilah yang menyebabkan banyak pasien yang enggan berobat karena adanya screening Covid-19 tersebut.
�
Kesimpulan
Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan Puskesmas Weekarou, Kabupaten Sumba Barat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat jalan dan loyalitas pasien rawat jalan.� Sekaligus kualitas layanan Puskesmas Weekarou juga memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas pasien rawat jalan melalui
variabel intervening kepuasan
pasien rawat jalan.
Temuan
bahwa kualitas layanan juga memberikan pengaruh terhadap loyalitas berupa kunjungan ulang pasien rawat jalan
jika mengalami kesakitan, harus didukung oleh pihak Puskesmas Weekarou agar meningkakan pelayanannya sekaligus untuk meningkatkan akreditasi puskesmas menjadi madya.
Anggriana, E., 2017.�
Thesis: Pengaruh Kualitas
Pelayanan Tenaga Paramedis
dan Kelengkapan Teknologi Informasi Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD dr. Abdul Rivai Kabupaten Berau.
Atmaja, 2018.� Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas pada Bank BJB.�
Jurnal Ecodemica,
Vo. 2, No. 1 April 2018.
Desri, et al.� 2021. �Jurnal: Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Promosi Berbasis Web pada IKM
Kota Jambi
Dzulfadli, A, et al.� 2019.� Jurnal: Survei Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Terhadap Layanan
di Kabupaten Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Faik Agiwahyuanto, dkk,
2020. Jurnal: Satisfaction
Index of Employees on Service Quality through Quality: Leadership at Three
Hospitals B-Type, Central Java Province.
Tjiptono, 2005.�
Prinsip-prinsip Total Quality Service (TGS).�
Penerbit Andi Offset.
Tjiptono dan Diana, 2019.� Kepuasan Pelanggan: Konsep, Pengukuran, dan Strategi.�
Penerbit Andi Offset.
Tjiptono dan Chandra, 2016.� Service, Quality & Satisfaction.� Penerbit
Andi Offset.
Hardiyansyah, 2018.�
Kualitas Pelayanan
Publik. Penerbit Gava
Media.
Hamdi dan Ismaryati, 2016.� Meotodologi Penelitian Administrasi.� Buku Materi Pokok.� Penerbit
Universitas Terbuka
Himsar Silaban.�� Tanpa tahun.� Pelayanan Publik di
Era Reformasi.� Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Kotler
& Keller, 2009.� Manajemen
Pemasaran.� Penerbit Erlangga.
Mar�atul Karimah, 2021. Jurnal:
Analysis of Visitors� Satisfaction on the
Quality of Omah Salak Agro Tourism Services.�
Vol 15 No 1 (2021)
Muhammad
Khoirul Anwar, S.Sos.,
M.Si dan Satriya Nugraha, SP 2011. Mewujudkan Pelayanan Publik Prima Bukan Sebuah Mimpi Narotama
University Press
Muhammad
Khorul Anwar dan Satriya Nugraha.� 2011.� Muwujudkan Pelayanan Publik Prima Bukan Sebuah Mimpi.� Cetakan Pertama.� Surabaya: Narotama University Press.
Mutroni Heffy. Tanpa tahun.� Reformasi Manajemen
Pelayanan Menuju Good
Governance.� Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kalimantan
Timur.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Peraturan MenPan RB Nomor 15 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Publik.
Fifana Kusuma Putri, Fifana, et al.� 2021.� Jurnal: Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Matahari
Department Store di Mantos 2
Rahman Mulyawan.� 2016.� Birokrasi dan Pelayanan Publik.� Cetakan Pertama. Unpad Press.
Subandi, M. et al,
2018.� Jurnal: Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan Publik Pada
Dinas Perhubungan Kabupaten
Kutai Kartanegara.
Sugiyono.� 2019.� Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Research
and Development (R&D).� Bandung: Penerbit Alfabeta.
Surat
Keputusan MenPAN RB Nomor
KEP/25/M.PAN/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
Wahyono dan Nuratun Zakiyah,
2020. Jurnal: Model Exploration
for Community Satisfaction with E-KTP Service Quality as Mediation.
Copyright
holder: Joke Ratna
Christina, Apriana H.J. Fanggidae,
Sardjijo (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |