Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Mitragyna (Mitragyna Speciosa) Pada Mencit (Mus Musculus) Dengan Metode Induksi Xylene Pada Telinga Mencit
Wilman Rante Marampa, Sjarif Ismail, Masyhudi Amir
Fakultas Kedokteran, Universitas Mulawarman, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Latar Belakang: Daun sapat (Mitragyna speciosa) diketahui mengandung zat aktif flavanoid, dan alkaloid, serta memiliki efek antiinflamasi dengan metode edema kaki yang diinduksi karagenan pada tikus. Namun, efek antiinflamasi ekstrak etanol daun Mitragyna speciosa (MS) dengan metode induksi xylene pada telinga mencit belum pernah dilaporkan. Tujuan: Mengetahui efek antiinflamasi ekstrak Mitragyna speciosa dengan metode induksi xylene pada telinga mencit Metode: Mencit jantan dibagi ke dalam 5 kelompok (n=5): kontrol negatif (CMC 0,5%), kontrol positif (natrium diklofenak 0,013 mg/gr BB), dosis I (ekstrak MS 0,5 mg/gr BB), dosis II (ekstrak MS 1 mg/gr BB), dosis III (ekstrak MS 2 mg/gr BB) diberikan secara oral sebelum induksi xylene pada telinga mencit. Ketebalan telinga diukur dengan digimatic calliper pada menit ke-30,60,90, dan 120 setelah diinduksi xylene. Efek antiinflamasi dinyatakan dengan nilai AUC (Area Under Curve) edema dan disajikan dalam mean ± SD. Uji statistik dengan ANOVA berbeda bermakna jika p<0,05 Hasil: Nilai AUC edema masing-masing kelompok yaitu kontrol negatif (77±11,6), kontrol positif (31,72 ± 6,67), dosis I (46,37 ± 10,04), dosis II (32,33± 11,24), dan dosis III (26,69 ± 6,57). Uji ANOVA (p=0,01), dosis I, dosis II, dan dosis III berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif Kesimpulan: Ekstrak MS mempunyai efek anti-inflamasi pada telinga mencit yang diinduksi xylene.
Kata Kunci: mitragyna speciosa; antiinflamasi; xylene
Abstract
Background: Sapat (Mitragyna speciosa) leaves are known to contain flavonoids and alkaloids as active substances, and have anti-inflammatory effects by using carrageenan-induced foot edema method in rats. However, the anti-inflammatory effect of the ethanolic extract of Mitragyna speciosa (MS) leaves by xylene induction method on mouse ears has not been reported. Objective: To determine the anti-inflammatory effect of Mitragyna speciosa extract by xylene induction method on the ears of mice Methods: Male mice were divided into 5 groups (n=5): negative control (CMC 0.5%), positive control (diclofenac sodium 0.013 mg/gr BW), dose I (MS extract 0.5 mg/gr BW), dose II (MS extract 1 mg/gr BW), dose III (MS extract 2 mg/gr BW) was administered orally before xylene induction in mouse ears. The thickness of the measurements was minute with digital calipers at 30, 60, 90, and 120 after being induced by xylene. The anti-inflammatory effect is expressed by the AUC (Area Under Curve) value of edema and is expressed as mean ± SD. Statistical tests with ANOVA were significantly different if p<0.05 Results: AUC edema values of each group were negative control (77±11.6), positive control (31.72±6.67), dose I (46.37). ± 10.04), dose II (32.33 ± 11.24), and dose III (26.69 ± 6.57). ANOVA test (p=0.01), dose I, dose II, and dose III were significantly different (p<0.05) with negative control. Conclusion: MS extract had an anti-inflammatory effect on xylene-induced mice ear.
Keywords: mitragyna speciosa; antiinflammatory; xylene
Pendahuluan
Daun Sapat (Mitragyna speciosa) terdapat di hutan hujan tropis, terdistribusi di berbagai wilayah di Asia Tenggara termasuk Kalimantan & Sumatra (Indonesia). Secara ethnobotani masyarakat Melayu kuno menggunakan daun Mitragyna speciosa untuk mengatasi demam, diare, asma, batuk, dan meningkatkan gairah seksual (Jansen & Prast, 1988). Penelitian yang telah dilakukan pada daun Mitragyna speciosa, diketahui bahwa daun Mitragyna speciosa mengandung senyawa aktif mitragynine yang bersifat antiinflamasi. Mekanisme aksi antiinflamasi mitragynine dilakukan melalui penghambatan ekspresi Cyclooxygenase-2 (COX-2) pada sel makrofag dan pemghambatan aktivitas No (Tohar, Shilpi, Sivasothy, Ahmad, & Awang, 2019), (Utar, Majid, Adenan, Jamil, & Lan, 2011).
Penelitian efek antiinflamasi pada Mitragyna speciosa secara in vivo dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan induksi karagenan dan induksi xylene. Kedua metode uji ini memiliki perbedaan pada mekanisme inflamasi. Karagenan mencetuskan pelepasan histamin, bradikinin, dan prostaglandin, sedangkan xylene merangsang pelepasan substansi P untuk menimbulkan edema (Patel, Murugananthan, & Gowda, 2012). Daun Mitragyna speciosa secara praklinik telah diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi secara in vivo dengan metode induksi karagenan, tetapi efek antiinflamasi dengan metode induksi xylene masih belum diteliti sehingga perlu dilakukan penelitian uji antiinflamasi ekstrak etanol Mitragyna speciosa terhadap mencit jantan dengan metode induksi xylene pada telinga mencit.
Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukam adalah eksperimental laboratoris dengan menggunakan metode Post Test Control Group Design.
2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Mulawarman, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Maret – Mei 2019.
3. Sampel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 5 kelompok mencit (Mus musculus) jantan yaitu kelompok kontrol positif (Natrium Diklofenak), kontrol negative (CMC 0,5%), dan kelompok yang diberikan perlakuan berupa variasi dosis ekstrak etanol daun Mitragyna speciosa sebesar 0,5 mm/gr BB, 1 mg/gr BB, 2 mg/gr BB. Besar sampel yang diperlukan untuk masing-masing kelompok ditentukan berdasarkan rumus federer berikut:
Keterangan:
t = jumlah perlakuan
r = jumlah sampel per kelompok
Jika jumlah perlakuan sebanyak 5 didapatkan r ≥ 4,75 maka, jumlah sampel per kelompok pada penelitian ini adalah 5 sampel atau ulangan
4. Cara Pemilihan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara acak yaitu dengan cara Simple Random Sampling sehingga setiap sampel memiliki kesempatan yang sama untuk diuji pada penelitian ini.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Tabel 1
Hasil Pengukuran Rata-Rata Ketebalan Telinga Mencit
Sebelum Dan Sesudah Perlakuan
Kelompok |
Mean (mm) ± SD |
||||
Sebelum |
|
Sesudah |
|
|
|
30 Menit |
60 Menit |
90 Menit |
120 Menit |
||
Kontrol (-) |
0,28 ± 0,03 |
0,41 ± 0,03 |
0,37 ± 0,03 |
0,34 ± 0,03 |
0,31 ± 0,03 |
Kontrol (+) |
0,29 ± 0,02 |
0,35 ± 0,02 |
0,33 ± 0,02 |
0,31 ± 0,02 |
0,29 ± 0,02 |
Dosis I |
0,32 ± 0,02 |
0,40 ± 0,01 |
0,37 ± 0,01 |
0,36 ± 0,01 |
0,33 ± 0,02 |
Dosis II |
0,31 ± 0,01 |
0,38 ± 0,02 |
0,34 ± 0,01 |
0,33 ± 0,01 |
0,31 ± 0,01 |
Dosis III |
0,30 ± 0,01 |
0,36 ± 0,02 |
0,33 ± 0,01 |
0,31 ± 0,01 |
0,30 ± 0,01 |
Tabel 1: Keterangan: n = 5 ekor dalam tiap kelompok. “Sebelum” adalah hasil pengukuran ketebalan telinga mencit sebelum diinduksi xylene
Gambar 1
Persentase Edema Telinga
Mencit Rata-Rata Terhadap Waktu Keterangan: N=5 Ekor Tiap Kelompok, Dengan Kontrol Negatif (CMC 0,5%), Kontrol Positif (Natrium Diklofenak 0,013 Mg/Gr BB), Dosis I (Ekstrak EMS 0,5 Mg/Gr BB), Dosis II (Ekstrak EMS 1 Mg/Gr BB), Dosis III (Ekstrak EMS 2 Mg/Gr BB).
Tabel 2
Hasil Perhitungan Nilai AUC Edema Dan
Persentase Inhibisi Edema
Kelompok |
Dosis (mg/gr BB) |
Mean ± SD AUC Edema |
Mean ± SD % Inhibisi Edema |
Kelompok negatif |
|
77 ± 11,6 |
- |
Kelompok positif |
0,013 |
31,72 ± 6,67 |
58,85 ± 8,74 |
Dosis I |
0,5 |
46,37 ± 10,04 |
39,77 ± 12,04 |
Dosis II |
1 |
32,33 ± 11,24* |
58 ± 17,2 |
Dosis III |
2 |
26,69 ± 6,57* |
56,55 ± 23,86 |
Keterangan: n=5 ekor tiap kelompok, dengan kontrol negatif (CMC 0,5%), kontrol positif (natrium diklofenak 0,013 mg/gr BB), dosis I (ekstrak EMS 0,5 mg/gr BB), dosis II (ekstrak EMS 1 mg/gr BB), dosis III (ekstrak EMS 2 mg/gr BB). AUC (Area Under Curve) edema adalah luas daerah di bawah kurva persentase edema telinga mencit rata-rata terhadap waktu. Uji statistik ANOVA, berbeda bermakna jika P<0,05. *Terdapat perbedaan yang signifikaan dibandingkan kontrol negatif.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol Mitragyna speciosa dengan metode induksi xylene pada telinga mencit (Mus musculus) untuk menciptakan edem. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan post test only control group design yang menggunakan mencit jantan (Mus musculus) sebanyak 25 ekor yang terbagi ke dalam 5 kelompok.
Efek antiinflamasi dapat diketahui dengan mengukur nilai persentase inhibisi edema. Nilai tersebut dapat diukur setelah didapatkan nilai AUC yang menggambarkan besaran volume edema masing-masing kelompok tiap satuan waktu. AUC diperoleh setelah mengetahui nilai rata-rata persentase edema (Ikawati, Supardjan, & Asmara, 2007). Induksi xylene diberikan secara topikal dengan menggunakan micropipet pada kulit bagian antara anterior dan posterior telinga kanan mencit dan telinga kiri sebagai kontrol.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan dosis ekstrak etanol Mitragyna speciosa berbanding terbalik dengan nilai AUC dan berbanding lurus dengan persentase inhibisi edema (persentase inhibisi edema) kelompok tersebut. Nilai AUC menunjukan persentase edema terhadap waktu, sehingga semakin kecil nilai AUC maka semakin kecil edema yang terbentuk dan semakin singkat waktu penyembuhannya. Sedangkan, persentase inhibisi edema menunjukan kemampuan ekstrak etanol Mitragyna speciosa untuk menghambat pembentukan edema yang disebabkan oleh xylene yang dinyatakan sebagai daya antiinflamasi (Suprapto, 2010).
Hasil uji statistik menunjukan bahwa dosis I memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol negatif, dan dosis III, sedangkan dosis II memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif. Dosis III memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif dan dosis I. Dosis I memiliki perbedaan tidak bermakna dengan kontrol positif dan dosis II, sedangkan dosis II memiliki perbedaan tidak bermakna dengan kontrol positif, dosis I, dan dosis III. Dosis III memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kontrol positif dan dosis II.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok ekstrak etanol Mitragyna speciosa memiliki potensi menghambat edema pada telinga mencit. Kelompok ekstrak etanol Mitragyna speciosa dosis 2 mg/g BB telah mencapai dosis kerja yang lebih optimal dalam menghambat edema pada telinga mencit. Penurunan edema telinga mencit pada kelompok ekstrak etanol Mitragyna speciosa membuktikan adanya kandungan metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antiinflamasi dibandingkan dengan kelompok kontrol (CMC 0,5%) dimana proses pelepasan mediator inflamasi terjadi secara alamiah.
Efek antiinflamasi ekstrak etanol Mitragyna speciosa dapat disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya. Kandungan tersebut yang mempengaruhi mekanisme kerja penghambatan edema. Mekanisme kerja penurunan edema telinga mencit oleh ekstrak etanol Mitragyna speciosa mungkin bekerja melalui kandungan metabolit sekunder flavanoid, dan beberapa isolat alkaloid seperti mitragynine, rhynchophilline, mitraphylline, dan isorynchophylline (Rojas-Duran et al., 2012), (Mossadeq et al., 2009), (Sherwood, 2001) Efek antiinflmasi oleh flavanoid bekerja melalui beberapa cara yaitu penghambatan PLA2, dan jalur COX. Flavanoid menghambat proses fosforilasi A2 (PLA2) sehingga metabolisme asam arakidonat (AA) menjadi prostaglandin melalui jalur COX terhambat (Ebadi, 2006).
Adalah Rynchophilline dan Isorynchophilline. Kedua metabolit ini memiliki aktivitas antiinflamasi dengan cara menghambat aktiviasi NF-kB, dan p38 MAPK/ERK. Kedua komponen ini beperan dalam aktivitas inflamasi melalui jalur mitogen activated protein kinase (MAPK). NF-kB dapat berperan secara langsung dalam berbagai penyakit bila tidak diregulasi dengan baik, seperti kanker, penyakit neurodegeneratif, arthritis, ashma, dan penyakit saluran cerna. Selain itu, Rynchophilline dan Isorynchophilline dapat meregulasi kadar dan menghambat fosfolipase C sehingga dapat mencegah pelepasan histamin, TNF-α, dan proses fosforilasi A2 (PLA2), sehingga dapat menghambat jalur COX-2 (Kim, Bae, Park, Lee, & Kim, 2010), (Yuan et al., 2009).
Mitragynine, yang terkandung dalam Mitragyna speciosa, bekerja melalui jalur cyclo-oxygenase (COX)-2. Mitragynine menghambat metabolisme asam arakidonat (AA) menjadi protaglandin melalui jalur cyclo-oxygenase (COX)-2. Mitragynine juga menghambat pelepasan melalui blokade saluran tipe T dan L pada neuron (Utar et al., 2011), (Vera-Portocarrero & Westlund, 2005).
Sehingga dapat dilihat bahwa dalam proses kerja antiinflamasi oleh Mitragyna speciosa terdapat keterkaitan satu sama lain yang saling berkaitan antara Flavanoid, Rynchophilline, Isorynchophilline dan Mitragynine. Dosis II dan III tidak memiliki perbedaan yang bermakna sehingga dapat disimpulkan ekstrak etanol Mitragyna speciosa konsentrasi 1 mg/gr BB dan 2 mg/gr BB memiliki efek antiinflamasi yang serupa.
Hasil penelitian ini menunjukan efek antiinflamasi ekstrak etanol Mitragyna speciosa sebagai hasil aktivitas beberapa metabolit sekundernya. Namun, belum dapat mengidentifikasi metabolit sekunder yang memiliki efek antiinflamasi lebih tinggi dibandingkan yang lain. Hal tersebut menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Ekstrak etanol Mitragyna speciosa mempunyai efek antiinflamasi pada telinga mencit yang diinduksi xylene.
Cahyani, Ayu Indah, Priastomo, Mukti, & Ramadhan, Adam M. (2016). Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sepat (Mitragyna Speciosa) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus Musculus). Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 4, 21–27. Google Scholar
Corwin, Elizabeth J. (1996). Handbook of pathophysiology. Lippincott Williams & Wilkins. Google Scholar
Ditjen, P. O. M., & Depkes, R. I. (1986). Sediaan galenik. Depkes RI: Jakarta, Hal, 10. Google Scholar
Dorland, W. A. Newman. (2002). Kamus kedokteran dorland. EGC. Google Scholar
E Adkins, Jessica, W Boyer, Edward, & R McCurdy, Christopher. (2011). Mitragyna speciosa, a psychoactive tree from Southeast Asia with opioid activity. Current Topics in Medicinal Chemistry, 11(9), 1165–1175. Google Scholar
Ebadi, Manuchair. (2006). Pharmacodynamic basis of herbal medicine. CRC press. Google Scholar
Gilman, A. G. (2007). Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Edisi X, 877. Google Scholar
Gunawan, Sulistia Gan, Setiabudy, R., & Nafrialdi, Elysabeth. (2007). Farmakologi dan terapi. Edisi, 5, 139–160. Google Scholar
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa: Irawati dll. Cetakan-1. EGC. Jakarta. Hal, 835–836. Google Scholar
Hardman, J. G., & Limbird, L. E. (2003). Goodman and Gilman, Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10 Vol. 1. Jakarta: EGC. Google Scholar
Hassan, Zurina, Muzaimi, Mustapha, Navaratnam, Visweswaran, Yusoff, Nurul H. M., Suhaimi, Farah W., Vadivelu, Rajakumar, Vicknasingam, Balasingam K., Amato, Davide, von Hörsten, Stephan, & Ismail, Nurul I. W. (2013). From Kratom to mitragynine and its derivatives: physiological and behavioural effects related to use, abuse, and addiction. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 37(2), 138–151. Google Scholar
Ikawati, Z., Supardjan, A. M., & Asmara, L. S. (2007). Pengaruh senyawa heksagamavunon-1 (HGV-1) terhadap inflamasi akut akibat reaksi Anafilaksis kutaneus aktif pada tikus Wistar jantan terinduksi ovalbumin. Laporan Penelitian. Google Scholar
Jansen, Karl L. R., & Prast, Colin J. (1988). Ethnopharmacology of kratom and the Mitragyna alkaloids. Journal of Ethnopharmacology, 23(1), 115–119. Google Scholar
Kandyala, Reena, Raghavendra, Sumanth Phani C., & Rajasekharan, Saraswathi T. (2010). Xylene: An overview of its health hazards and preventive measures. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology: JOMFP, 14(1), 1. Google Scholar
Katzung, Bertram G. (1989). Farmakologi dasar dan klinik. EGC. Google Scholar
Kim, Ji Hee, Bae, Chang Hwan, Park, Sun Young, Lee, Sang Joon, & Kim, YoungHee. (2010). Uncaria rhynchophylla inhibits the production of nitric oxide and interleukin-1β through blocking nuclear factor κB, Akt, and mitogen-activated protein kinase activation in macrophages. Journal of Medicinal Food, 13(5), 1133–1140. Google Scholar
Kusumawati, Diah. (2004). Bersahabat dengan hewan coba. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Google Scholar
Malaguarnera, Giulia, Cataudella, Emanuela, Giordano, Maria, Nunnari, Giuseppe, Chisari, Giuseppe, & Malaguarnera, Mariano. (2012). Toxic hepatitis in occupational exposure to solvents. World Journal of Gastroenterology: WJG, 18(22), 2756. Google Scholar
Mossadeq, W. M. Shaik, Sulaiman, M. R., Mohamad, T. A. Tengku, Chiong, H. S., Zakaria, Z. A., Jabit, M. L., Baharuldin, M. T. H., & Israf, D. A. (2009). Anti-inflammatory and antinociceptive effects of Mitragyna speciosa Korth methanolic extract. Medical Principles and Practice, 18(5), 378–384. Google Scholar
Munawwarah, Leny, Ramadhan, Adam M., & Ardana, Mirhansyah. (2016). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sapat (Mitragyna speciosa Korth.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 4, 180–186. Google Scholar
Olson, James, & Chandranata, Linda. (2019). Belajar Mudah Farmakologi. EGC. Google Scholar
Patel, Mitul, Murugananthan, G., & Gowda, K. P. S. (2012). In vivo animal models in preclinical evaluation of anti-inflammatory activity—A review. Int. J. Pharm. Res. Allied Sci, 1(2), 1–5. Google Scholar
Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M. (2005). Patofisiologi konsep klinis dan proses-proses penyakit. Edisi Keenam. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Halaman, 163–224. Google Scholar
Ricciotti, Emanuela, & FitzGerald, Garret A. (2011). Prostaglandins and inflammation. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, 31(5), 986–1000. Google Scholar
Robbins, S. L., & Kumar, V. (2004). Buku Ajar patologi II diterjemahkan oleh staf pengajar patologi Anatomi FK-Unair, eidisi 4 Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Google Scholar
Rojas-Duran, R., González-Aspajo, G., Ruiz-Martel, C., Bourdy, Geneviève, Doroteo-Ortega, V. H., Alban-Castillo, J., Robert, G., Auberger, P., & Deharo, Eric. (2012). Anti-inflammatory activity of Mitraphylline isolated from Uncaria tomentosa bark. Journal of Ethnopharmacology, 143(3), 801–804. Google Scholar
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. EGC. Google Scholar
Song, Yu, Qu, Rong, Zhu, Shenghua, Zhang, Ruiguo, & Ma, Shiping. (2012). Rhynchophylline attenuates LPS‐induced pro‐inflammatory responses through down‐regulation of MAPK/NF‐κB signaling pathways in primary microglia. Phytotherapy Research, 26(10), 1528–1533. Google Scholar
Suprapto, Suprapto. (2010). Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etil Asetat Buah Semu Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.) Terhadap Edema Pada Telapak Kaki Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar
Sutrisna, E. M., & Widyasari, D. F. (n.d.). Suprapto 2010, Uji Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etil Asetat Buah Semu Jambu Mete (Anacardium occidentaele L.) Terhadap Edema pada Telapak Kaki Tikus Putih (Rattus norvegius) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karagenin. Laporan Penelitian. Google Scholar
Tohar, Norsita, Shilpi, Jamil A., Sivasothy, Yasodha, Ahmad, Syahida, & Awang, Khalijah. (2019). Chemical constituents and nitric oxide inhibitory activity of supercritical carbon dioxide extracts from Mitragyna speciosa leaves. Arabian Journal of Chemistry, 12(3), 350–359. Google Scholar
Utar, Zulkhurnain, Majid, Mohamed Isa Abdul, Adenan, Mohd Ilham, Jamil, Mohd Fadzly Amar, & Lan, Tan Mei. (2011). Mitragynine inhibits the COX-2 mRNA expression and prostaglandin E2 production induced by lipopolysaccharide in RAW264. 7 macrophage cells. Journal of Ethnopharmacology, 136(1), 75–82. Google Scholar
Vera-Portocarrero, Louis, & Westlund, Karin N. (2005). Role of neurogenic inflammation in pancreatitis and pancreatic pain. Neurosignals, 14(4), 158–165. Google Scholar
Yuan, Dan, Ma, Bin, Yang, Jing yu, Xie, Yuan yuan, Wang, Li, Zhang, Li jia, Kano, Yoshihiro, & Wu, Chun fu. (2009). Anti-inflammatory effects of rhynchophylline and isorhynchophylline in mouse N9 microglial cells and the molecular mechanism. International Immunopharmacology, 9(13–14), 1549–1554. Google Scholar
Copyright holder: Wilman Rante Marampa, Sjarif Ismail, Masyhudi Amir (2022)
|
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
|
This article is licensed under: |