Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 6, Juni 2022
STUDI PENGARUH PENGGUNAAN
AGREGAT TOGAFO TERHADAP PARAMETER MARSHALL
CAMPURAN BERASPAL BERPORI
Sabaruddin Hatta, Muhammad Fahmi
Universitas Khairun, Indonesia dan Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Kota Ternate mengalami
dua musim, musim hujan dan musim kemarau, Di kota Ternate masih ditemui genangan air pada lapisan permukaan jalan di beberapa ruas jalan saat
musim hujan, kondisi tersebut membutuhkan solusi. Solusi atas permasalahan/alternatif untuk mengurangi dampak adanya genangan air� tersebut
adalah� mempergunakan lapisan perkerasan berpori menggunakan agregat Togafo sebagai ujud pemanfaatan potensi lokal dipadukan
dengan potensi nasional yaitu aspal buton. Guna meyakinkan pihak terkait di kota Ternate bahwa solusi alternatif
pengaruh genangan air pada lapisan permukaan di musim hujan adalah
campuran beraspal berpori, sebagai bagian pembentuk dari suatu lapisan
perkerasan, maka dilakukan eksperimental di laboratorium. Selanjutnya di lakukan observasi untuk mengetahui karakteristik Marshall. Material yang di gunakan dalam campuran
beraspal berpori terlebih dahulu dilakukan uji karakteristik agregat dan material pengikat.
Material pengikat yang digunakan
adalah aspal penetrasi 60/70 dan asbuton. Pengujian material pengikat dilakukan dengan mengacu pada SNI 03-1737-1989 dan pengujian
ini di lakukan di Laboratorium Jalan dan aspal Fakultas Teknik Sipil Universitas
Khairun. Total benda uji 30
buah dengan 3 benda uji untuk masing-masing variasi kadar aspal.
Hasil penelitian diperoleh kadar aspal optimum yang memenuhi parameter Marshall mengacu
kepada spesifikasi modifikasi Switzerland adalah 6,25
%� dengan
nilai Stabilitas 1610 kg.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peluang pemanfaatan
agregat Togafo sebagai material pembentuk aspal berpori masih
memerlukan perlakuan berulang sehingga diperoleh kategori memenuhi syarat secara keseluruhan.
Kata Kunci: campuran
beraspal berpori; pengujian marshall; agregat togafo; parameer marshall
Abstract
The city of Ternate experiences two seasons, the rainy season and the dry
season. In the city of Ternate, there are still puddles of water on the surface
layer of the road on several roads during the rainy season, this condition
requires a solution. The solution to the problem/alternative to reduce the
impact of the inundation is to use a porous pavement layer using Togafo aggregate as a form of utilizing local potential
combined with national potential, namely Buton
asphalt. In order to convince related parties in Ternate city that an
alternative solution to the effect of waterlogging on the surface layer in the
rainy season is a porous asphalt mixture, as a constituent part of a pavement
layer, experimental work was carried out in the laboratory. Furthermore,
observations were made to determine the characteristics of Marshall. The
material used in the porous asphalt mixture is first tested for the
characteristics of the aggregate and binder material. The binder material used
is 60/70 penetration asphalt and asbuton. The testing
of the binder material was carried out with reference to SNI 03-1737-1989 and
this test was carried out at the Road and Asphalt Laboratory of the Faculty of
Civil Engineering, Khairun University. A total of 30
specimens with 3 specimens for each variation of asphalt content. The results
obtained that the optimum asphalt content that meets the Marshall parameters
referring to the modified Swiss specification is 6.25% with a Stability value
of 1610 kg. So it can be concluded that the
opportunity to use Togafo aggregate as a porous
asphalt-forming material still requires repeated treatment so that the overall
category meets the requirements.
Keywords: porous asphalt mixture; marshall testing; togafo
aggregate; marshall parameters
Pendahuluan
Indonesia yang beriklim
tropis mengalami dua musim, musim
hujan dan musim kemarau, Kota Ternate sebagai bagian dari Indonesia tentunya juga mengalami musim tersebut, Di kota Ternate masih ditemui genangan air pada lapisan permukaan jalan di beberapa ruas jalan saat
musim hujan, kondisi tersebut membutuhkan solusi.
Solusi atas
permasalahan/alternatif untuk mengurangi dampak adanya genangan
air� tersebut adalah� mempergunakan lapisan perkerasan berpori.
Campuran perkerasan
berpori menggunakan agregat kasar dengan
komponen yang lebih banyak dibandingkan dengan agregat halus. Dalam penggunaannya,
perkerasan beraspal berpori ini memiliki
stabilitas yang lebih rendah, oleh karena itu dikehendaki adanya upaya untuk
meningkatkan kinerja stabilitas perkerasan beraspal berpori tersebut. Asumsi alternatif menggunakan agregat Togafo sebagai ujud pemanfaatan
potensi lokal dipadukan dengan potensi nasional yaitu aspal buton.
Metode Penelitian
Metode penelitian
yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat (karakteristik) lapis campuran beraspal berpori menggunakan agregat Togafo adalah dangan
melakukan pengambilan agregat di kelurahan Togafo, selanjutnya melakukan percobaan di laboratorium jalan dan aspal fakultas teknik Universitas Khairun
Ternate.
1. Lokasi
Pengambilan Material
Material agregat kasar, agregat sedang dan abu batu berasal dari Togafo, dan material lainnya digunakan material yang ada di laboratorium jalan dan aspal fakultas teknik Universitas Khairun Ternate provinsi Maluku
Utara.
2.
Lokasi Pelaksanaan
Penelitian
Lokasi
penelitian akan dilaksanakan secara umum akan dilaksanakan
di 2 lokasi, yaitu di lapangan (lokasi quary material agregat Kelurahan Togafo) dan di laboratorium Jalan dan Aspal Fakultas teknik Universitas Khairun� kampus Gambesi kelurahan Gambesi kecamatan kota Ternate Selatan Provinsi
Maluku Utara . Peneliti melaksanakan
proses analisis, pengambilan
data, dan pengolahan data pada laboratorium
Jalan dan Aspal fakultas teknik Universitas Khairun, sedangkan peninjauan ke lapangan dilaksanakan
untuk melihat dan memilih agregat yang tepat dan sudah digunakan oleh masyarakat sebagai elemen bangunan lainnya sebagai pembanding secara umum.
3.
Tahap-Tahap
Penelitian
Penelitian dilakukan menjadi 2 tahapan, yaitu penelitian di lapangan dengan upaya meninjau,
memilih dan mengambil agregat kasar, sedang dan abu batu� sebagai
material yang akan digunakan
dalam penelitian dimana material serupa juga digunakan oleh masyarakat sekitar untuk komponen
bangunan, dan penelitian berikutnya dilakukan di laboratorium jalan dan aspal fakultas teknik dan� menggunakan program- program tertentu� seperti Excell untuk analisis
data. Penelitian akan lebih banyak dilakukan
pada laboratorium jalan dan
aspal fakultas teknik.
Pengambilan sampel agregat� mengacu
pada� SNI 03-6889-2002: Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat,
sehingga sampel yang diambil� untuk pengujian laboratorium benar-benar representatif (contoh yang
diambil dapat mewakili dari sejumlah persediaan agregat yang digunakan).
Sampling secara
umum diartikan sebagai pengambilan sampeel yang mewakili populasi. Hasil yang diperoleh dari pengujian untuk suatu sampel
yang relatif sedikit harus dapat mencerminkan/mewakili dari keseluruhan.
Kondisi agregat di lapangan, baik dari sumber asalnya,
dapat berasal dari alam atau
buatan, mempunyai ukuran dan bentuk yang mungkin bervariasi, sehingga memungkinkan sifatnya juga bervariasi. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengambilan sampel baik di lapangan (contoh), maupun di laboratorium (benda uji), mengikuti SNI 13-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji
Dari Contoh Agregat.
Setelah sampel agregat terpenuhi maka selanjutnya dilakukan pengujian laboratorium.
4.
Peubah
Yang Diamati/Diukur
Beberapa variabel yang diamati, diukur, dan dianalisis adalah sebagai berikut :
1) Karakteristik material penyusun campuran beraspal berpori
2) Komposisi campuran beraspal berpori
3) Kadar
aspal optimum
4) Sifat
mekanik campuran beraspal berpori
5.
Teknik Pengumpulan
Data Dan Analisis
Pengumpulan data dilakukan satu per satu untuk setiap
karakteristik. Data yang dikumpulkan
sesuai hasil uji dari peubah yang diukur dilakukan menggunakan program pengolahan
data Microsoft Excel untuk dibuat
menjadi sebuah grafik.
Karakteristik material penyusun campuran beraspal berpori meliputi sifat-sifat agregat halus, agregat kasar, dan Asbuton butir serta
karakteristik campuran berasapal berpori. Hasil pengujian material penyusun di laboratorium berdasarkan Standar Nasional Indonesi (SNI).
Pengujian yang dilakukan yaitu :
1.
Pengujian
analisa saringan,
2.
Pengujian
berat jenis dan penyerapan,
3.
Pengujian
keausan,
4.
Pengujian
indeks kepipihan,
5.
Pengujian
kadar lumpur dan lempung; selain itu dilakukan:
a)
Pemeriksaan
aspal penetrasi 60/70,
b) Pemeriksaaan asbuton tipe LGA 30/25, dan juga diambil data berdasarkan:
1.
Perencanaan
agregat gabungan,
2.
Perencanaan
komposisi campuran,
begitupula dikumpulkan data dari pengujian Marshall.
Untuk kontrol korelasi kadar aspal optimum dan karakteristik Marshall digunakan spesifikasi Modifikasi Gradasi agregat aspal berpori Switzerland dan Spesifikasi Khusus SMA dan Porous
Aspal Puslitbang Jalan dan Jembatan Badan Penelitian dan Pengembangan.
Hasil dan Pembahasan
1.
Karakter Fisik
Agregat
Tabel 1
Hasil Pengujian Analisa Saringan
Ukuran
Saringan |
Persentase
Lolos Saringan |
||
������ NO |
Kasar (%) |
Kasar Sedang (%) |
Abu batu % |
� |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
⅜ |
91,25 |
92,02 |
100,00 |
# 4 |
32,25 |
41,65 |
100,00 |
# 8 |
13,25 |
24,50 |
80,50 |
#200 |
0,00 |
0,50 |
35,50 |
�������������������� Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Dan Aspal
�������������������� Fakultas
Teknik Unkhair
Tabel 2
Hasil Pengujian Keausan Dengan Mesin Los Angeles
No
Saringan |
���� Hasil Pengujian (%) |
����� Spesifikasi |
��� Keterangan |
# � |
24,60 |
���� Maks. 40 % |
��� Memenuhi |
# � |
|||
# 3/8 |
�� �������������Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Dan
���������������
Aspal Fakultas
Teknik Unkhair
Tabel 3
Hasil Pengujian Indeks Kepipihan
No
Saringan |
���� Hasil Pengujian (%) |
Spesifikasi |
Keterangan |
# � |
22,00 |
Maks.
25 % |
Memenuhi |
# � |
|||
# 3/8 |
�������������������
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Dan
�������������������
Aspal Fakultas
Teknik Unkhair
2.
Aspal Minyak
Penetrasi 60/70
Tabel 4
Hasil Pengujian Aspal Minyak Penetrasi
60/70
No. |
Jenis Pengujian |
Sat |
Metode |
Persyaratan |
Hasil Uji |
Keterangan |
1 |
Penetrasi, 25�C,100 gr |
0,01 mm |
SNI
S-01-2003 |
60 � 79 |
67,30 |
Memenuhi |
Penetrasi setelah penurunan berat |
% asli |
SNI
S-01-2003 |
Min. 54 |
50,45 |
Memenuhi |
|
2 |
Titik Lembek |
�C |
SNI 2434
: 2011 |
(50 - 58) |
57,60 |
Memenuhi |
3 |
Berat jenis |
gr/cc |
SNI 2441
: 2011 |
Min. 1,0 |
1,037 |
Memenuhi |
4 |
Penurunan Berat (dengan TFOT) |
% berat |
SNI 06-2440-1991 |
Maks. 0,8 |
0,27 |
Memenuhi |
�Sumber :
Hasil Pengujian dan Perhitungan
Di Laboratorium Jalan dan Aspal
3.
Sifat Fisik Asbuton
Tipe LGA 30/25
Tabel 5
Karakteristik Asbuton LGA (Lawele Granular Asphalt)
Jenis Pengujian |
Metoda uji |
Hasil Uji |
Spec. |
Satuan |
Keterangan |
Kadar
Aspal |
SNI 03-3640-1994 |
30,6 |
25 - 35 |
% |
Memenuhi |
Kadar
Air |
SNI-06-2490-1991 |
4,6 |
Maks. 5 |
% |
Memenuhi |
Propertis Bitumen Hasil Ekstraksi : |
|
||||
Penetrasi Pada 25˚C, 100 g, 5 dtk |
SNI 06-2456-91 |
68 |
50 - 70 |
0,1mm |
Memenuhi |
Jenis Pengujian |
Metoda uji |
Hasil Uji |
Spec. |
Satuan |
Keterangan |
Titik Lembek |
SNI 06-2434-91 |
51,0 |
Min. 50 |
˚C |
Memenuhi |
Daktilitas Pada 25˚C, |
SNI 06-2432-91 |
> 140 |
Min. 100 |
Cm |
Memenuhi |
Titik Nyala |
SNI 06-2433-91 |
220 |
Min. 200 |
˚C |
|
Berat Jenis |
SNI 06-2432-1991 |
1,031 |
Min. 1,0 |
kg |
Memenuhi |
Penurunan Berat Asbuton
(TFOT), dari asli |
SNI 06-2441-1991 |
4,62 |
Maks. 5 |
% |
|
Titik Lembek Setelah
TFOT |
SNI 06-2434-91 |
57,1 |
- |
˚C |
|
Daktilitas Setelah TFOT |
SNI 06-2432-91 |
120 |
Min. 50 |
Cm |
|
Penurunan Berat Bitumen (RTFOT), dari asli |
SNI 06-2440-1991 |
3,29 |
Maks. 5 |
% |
|
Ukuran Butir Asbuton,
Inchi |
SNI 03-1968-1990 |
Lolos # 3/8" |
Maks. 3/8" |
Inchi |
|
��� Sumber :
PT. Buton Asphalt Indonesia (2010)
4.
Komposisi Campuran
Aspal Berpori
Tabel 6
Hasil Gradasi Gabungan Aspal Porus
No.
Saringan |
Porus |
Spec. |
||
�� |
12,50 |
100 |
100 |
|
⅜� |
9,50 |
92,47 |
88 - 100 |
|
No.4 |
4,75 |
43,25 |
32 � 50 |
|
No.8 |
2,36 |
25,04 |
22 � 28 |
|
No.200 |
0,075 |
3,55 |
2 � 10 |
|
������������������������������� Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium Jalan Dan
������������������������������� Aspal Fakultas Teknik Unkhair
Gambar 1
Gradasi Gabungan Aspal Porus
5.
Kadar Aspal Optimum Gabungan
Tabel 7
Hubungan Kadar Aspal �dengan
VIM
No.
Sampel |
Kadar
Aspal |
����� Nilai VIM (Voids In Mix) (%) |
Spec. |
|
% |
Pen
60/70 |
Pen 60/70+Asbuton |
||
I |
5,0 |
19,08 |
19,08 |
10 - 25 |
II |
5,0 |
18,26 |
18,49 |
|
III |
5,0 |
18,86 |
19,01 |
|
|
|
18,74 |
18,86 |
|
I |
5,5 |
18,43 |
18,80 |
|
II |
5,5 |
18,28 |
19,52 |
|
III |
5,5 |
17,45 |
18,65 |
|
|
|
18,05 |
18,99 |
|
I |
6,0 |
16,63 |
17,92 |
|
II |
6,0 |
15,46 |
16,94 |
|
III |
6,0 |
15,15 |
15,39 |
|
|
|
15,75 |
16,75 |
|
I |
6,5 |
14,05 |
15,81 |
|
II |
6,5 |
13,58 |
14,94 |
|
III |
6,5 |
13,25 |
13,75 |
|
|
|
13,63 |
14,17 |
|
I |
7,0 |
12,12 |
11,22 |
|
II |
7,0 |
10,26 |
10,69 |
|
III |
7,0 |
9,14 |
7,86 |
|
|
|
10,51 |
9,92 |
Gambar 2
Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan VIM terhadap Material
Tabel 7 dan gambar
2 memperlihatkan� bahwa
hasil pengujian dan analisa perhitungan VIM (Voids In Mix) terhadap
material untuk tiap-tiap kadar aspal rencana
memenuhi spesifikasi. Sebagaimana diperlihatkan pada tabel 6. Untuk hubungan Kadar Aspal dengan VMA sebagai berikut:
Tabel 8
Hubungan Kadar Aspal Dengan VMA
No.
Sampel |
Kadar
Aspal |
Nilai
VMA (Voids In Mineral Agrregat)
terhadap Material (%) |
Spec. |
|
% |
Pen
60/70 |
Pen 60/70 + Asbt |
% |
|
I |
5,0 |
27,57 |
27,57 |
Min. 15 |
II |
5,0 |
26,84 |
27,04 |
|
III |
5,0 |
27,37 |
27,51 |
|
|
|
27,26 |
27,37 |
|
I |
5,5 |
27,89 |
28,22 |
|
II |
5,5 |
27,75 |
28,86 |
|
III |
5,5 |
27,02 |
28,09 |
|
|
|
27,56 |
28,39 |
|
I |
6,0 |
27,21 |
28,34 |
|
II |
6,0 |
26,18 |
27,48 |
|
III |
6,0 |
25,91 |
26,12 |
|
|
|
26,43 |
27,31 |
|
I |
6,5 |
25,88 |
27,39 |
|
II |
6,5 |
25,47 |
26,64 |
|
III |
6,5 |
25,19 |
25,62 |
|
|
|
15,51 |
26,55 |
|
I |
7,0 |
25,14 |
24,37 |
|
II |
7,0 |
23,56 |
23,92 |
|
III |
7,0 |
22,60 |
21,51 |
|
|
|
23,77 |
23,27 |
Gambar 3
Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan VMA terhadap Material
Tabel 8 dan gambar
3 di atas memperlihatkan bahwa hasil pengujian
dan analisa perhitungan VMA (Voids In
Mineral Agrregat) terhadap
material untuk tiap-tiap kadar aspal rencana
memenuhi spesifikasi. Sebagaimana diperlihatkan pada tabel 6. Sedangkan hubungan Kadar Aspal dengan VFB dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 9
Hubungan Kadar Aspal dengan VFB
No.
Sampel |
Kadar
Aspal |
Nilai
VFB (Voids Filled Bitumen) (%) |
Spec. |
||
% |
Pen
60/70 |
Pen 60/70 + Asbuton |
% |
||
I |
5,0 |
30,79 |
30,80 |
Min 65 |
|
II |
5,0 |
31,95 |
31,63 |
||
III |
5,0 |
31,10 |
30,90 |
||
|
|
31,28 |
31,11 |
||
I |
5,5 |
33,92 |
33,37 |
||
II |
5,5 |
34,15 |
32,34 |
||
III |
5,5 |
35,43 |
33,59 |
||
|
|
34,50 |
33,10 |
||
I |
6,0 |
38,87 |
36,74 |
||
II |
6,0 |
40,96 |
38,35 |
||
III |
6,0 |
41,54 |
41,09 |
||
|
|
40,46 |
38,73 |
||
I |
6,5 |
45,69 |
42,28 |
||
II |
6,5 |
46,69 |
43,92 |
||
III |
6,5 |
47,38 |
46,32 |
||
|
|
46,59 |
44,17 |
||
I |
7,0 |
51,78 |
53,97 |
||
II |
7,0 |
56,44 |
55,31 |
||
III |
7,0 |
59,56 |
63,47 |
||
|
|
55,92 |
57,59 |
||
Gambar 4
Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan VFB terhadap Material
Pada tabel
9 dan gambar 4 di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian dan analisa perhitungan untuk VFB (Voids
Filled Bitumen) terhadap material untuk tiap-tiap kadar aspal rencana
memenuhi spesifikasi. diperlihatkan pada tabel
6 Adapun hubungan Kadar Aspal
dengan Stabilitas dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 10
Hubungan Kadar Aspal dengan Stabilitas
No.
Sampel |
Kadar
Aspal |
Nilai
Stabilitas (kg) |
Spec. |
|
% |
Pen
60/70 |
Pen 60/70 �+ Asbuton |
kg |
|
I |
5,0 |
1124,84 |
1180,39 |
Min. 500 |
II |
5,0 |
1110,96 |
1249,83 |
|
III |
5,0 |
1138,73 |
1152,62 |
|
|
|
1124,84 |
1194,28 |
|
I |
5,5 |
944,31 |
972,09 |
|
II |
5,5 |
833,22 |
1319,26 |
|
III |
5,5 |
722,12 |
902,65 |
|
|
|
833,22 |
1064,67 |
|
I |
6,0 |
1708,10 |
1708,10 |
|
II |
6,0 |
1720,19 |
1720,19 |
|
III |
6,0 |
1333,15 |
1648,52 |
|
|
|
1587,15 |
1692,27 |
|
I |
6,5 |
1490,83 |
1490,83 |
|
II |
6,5 |
2164,57 |
2006,89 |
|
III |
6,5 |
1576,84 |
1863,54 |
|
|
|
1744,08 |
1787,09 |
|
I |
7,0 |
2164,57 |
2150,24 |
|
II |
7,0 |
1634,18 |
1648,52 |
|
III |
7,0 |
1978,22 |
1863,54 |
|
|
|
1925,66 |
1887,43 |
Gambar 5
Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Stabilitas
Pada tabel
10 dan gambar 5 di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian
dan analisa perhitungan untuk stabilitas terhadap material untuk tiap-tiap kadar aspal memenuhi
spesifikasi. diperlihatkan
pada tabel 6 Adapun hubungan
Kadar Aspal dengan Flow sebagai berikut:
Tabel 11
Hubungan Kadar Aspal Dengan Flow
No.
Sampel |
Kadar
Aspal |
Nilai
Flow (%) |
Spec
|
|
% |
Pen 60/70 |
Pen 60/70+ Asbuton |
% |
|
I |
5,0 |
4,30 |
4,30 |
Min 3 |
II |
5,0 |
2,90 |
4,00 |
|
III |
5,0 |
3,42 |
3,45 |
|
|
|
3,54 |
3,92 |
|
I |
5,5 |
3,20 |
3,50 |
|
II |
5,5 |
3,40 |
2,55 |
|
III |
5,5 |
3,10 |
3,10 |
|
|
|
3,23 |
3,05 |
|
I |
6,0 |
4,10 |
4,10 |
|
II |
6,0 |
3,10 |
3,20 |
|
III |
6,0 |
2,60 |
2,45 |
|
|
|
3,27 |
3,25 |
|
I |
6,5 |
4,80 |
4,80 |
|
II |
6,5 |
3,10 |
3,50 |
|
III |
6,5 |
2,25 |
2,30 |
|
|
|
3,38 |
3,53 |
|
I |
7,0 |
2,10 |
2,80 |
|
II |
7,0 |
2,50 |
2,30 |
|
III |
7,0 |
3,20 |
3,20 |
|
|
|
2,60 |
2,77 |
Gambar 6
Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Flow
Pada tabel
11 dan gambar 6 di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian
dan analisa perhitungan untuk Flow terhadap material untuk tiap-tiap kadar aspal memenuhi spesifikasi Selanjutnya hubungan Kadar Aspal dengan MQ sebagai berikut:
Tabel 12
Hubungan Kadar Aspal dengan MQ
No.
Sampel |
Kadar
Aspal |
Nilai
Marshall Quontient (MQ) terhadap
Material� (%) |
Spec.
|
|
% |
Pen
60/70 |
Pen 60/70 + Asbuton |
% |
|
I |
5 |
261,59 |
274,51 |
Min.400 |
II |
5 |
383,09 |
312,46 |
|
III |
5 |
332,96 |
334,09 |
|
|
|
325,88 |
307,02 |
|
I |
5,5 |
295,10 |
277,74 |
|
II |
5,5 |
245,06 |
517,36 |
|
III |
5,5 |
232,94 |
291,18 |
|
|
|
257,70 |
362,09 |
|
I |
6,0 |
416,61 |
416,61 |
|
II |
6,0 |
554,90 |
537,56 |
|
III |
6,0 |
512,75 |
672,86 |
|
|
|
494,75 |
542,34 |
|
I |
6,5 |
310,59 |
310,59 |
|
II |
6,5 |
698,25 |
573,40 |
|
III |
6,5 |
700,82 |
810,23 |
|
|
|
569,89 |
564,74 |
|
I |
7 |
1030,75 |
767,94 |
|
II |
7 |
653,67 |
716,75 |
|
III |
7 |
618,19 |
582,36 |
|
|
|
767,54 |
689,02 |
|
Gambar 7
�Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan MQ
Pada tabel
13 dan gambar 7 di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian
dan analisa perhitungan untuk MQ terhadap material untuk tiap-tiap kadar aspal memenuhi spesifikasi. Selanjutnya hasil kadar aspal
opyimum sebagai berikut:
Tabel 13
Analisis Penentuan Kadar Aspal Optimum
Sifat-sifat campuran |
Rentang kadar
aspal |
|||||
yang memenuhi spesifikasi (%) |
||||||
5 |
5,5 |
6 |
6,5 |
7 |
||
Rongga dalam campuran ,VIM (10 %-25%) |
|
|
|
|
|
|
Rongga diantara agregat,
VMA (min 15 %) |
|
|
|
|
|
|
Rongga terisi aspal,
VFB (min 65 %) |
|
|
|
|
|
|
Stabilitas (min 500 kg) |
|
|
|
|
|
|
Flow
(min 3 %) |
|
|
|
|
|
|
Marshall
quetiont (min 400 kg/mm) |
|
|
|
|
|
|
|
||||||
6,25 |
||||||
Kadar
aspal optimum =� 6,25 % |
6.
Karakteristik Marshall
Tabel 14
Parameter
Marshall
Sifat-sifat campuran |
Nilai |
Spec |
Kadar aspal optimum (%) |
6,25 |
5 |
Rongga dalam campuran ,VIM (%) |
16 |
10 - 25 |
Rongga diantara agregat, VMA (%) |
27,25 |
min 15 |
Rongga terisi aspal, VFB (65 %) |
42 |
min 65 |
Stabilitas
(min 500 kg) |
1610 |
min 500 |
Flow (min 3 %) |
3,25 |
min 3,00 |
Marshall quetiont (min 400
kg/mm) |
550 |
min 400 |
Kesimpulan
1) Dari hasil pengujian karakteristik agregat Togafo, aspal penetrasi
60/70 dan aspal Buton diperoleh Nilai stabilitas tertinggi sebesar 1887,43 kg pada
kadar aspal 7%, sedangkan� campuran aspal penetrasi 60/70 dan agregat Togafo dengan kadar aspal
7%� diperoleh nilai stabilitas sebesar 1925,66 kg. Ini berarti penambahan asbuton
pada aspal pen 60/70 mempengaruhi
nilai stabilitas, yakni penurunan nilai stabilitas.
2) Berdasarkan spesifikasi modifikasi Switzerland dan modifikasi
spesifikasi khusus aspal berpori puslitbang
jalan dan jembatan, tentang
Ketentuan Sifat � Sifat Campuran
(PA - WC) nilai flow �tidak memenuhi� syarat nilai parameter marshall maka diperlukan kepastian kadar aspal optimum. Kadar aspal
optimum yang memenuhi semua
syarat nilai parameter
Marshall yaitu 6,25 %.
Gusty, S. R. I. (2018). Kinerja Asbuton
Campur Panas Hampar Dingin Sebagai Aspal Berongga. Universitas Hasanuddin. Google Scholar
Nariswari, Wahyu, Ariyanto, Enes, &
Gunawan, Tri. (2017). Nilai Stabilitas Porous Asphalt Menggunakan Material
Lokal. Potensi: Jurnal Sipil Politeknik, 19(1). Google Scholar
Siang, Rista, & Makmur, Amelia. (2020).
Pengaruh Penggunaan Limbah Beton Terhadap Parameter Marshall Campuran
Beraspal Berpori. Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi
(FSTPT)-Universitas Katolik. Google Scholar
Umum, Kementerian Pekerjaan. (2010). Balitbang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, 2010. Spesifikasi Khusus
Campuran Beraspal Panas SMA dan Porous Aspal. Google Scholar
Copyright holder: Sabaruddin Hatta
dan Muhammad Fahmi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |