Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
PERSPEKTIF SISWA DALAM
PEMBELAJARAN DARING (DALAM JARINGAN) PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI SMP BATARA GOWA KABUPATEN GOWA
Irmawati Thahir,
Megawati
Universitas
Muhammadiyah Makassar, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Pada hakekatnya pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Namun sejak munculnya
Corona Virus Desiase
2019 yang mewabah di Indonesia menyebabkan
proses pembelajaran dilaksanakan
dari rumah dengan penerapan sistem daring atau e-learning pada semua
tingkatan pendidikan. SMP Batara Gowa adalah
salah satu sekolah yang menerapkan sistem tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perspektif siswa dalam pembelajaran
daring (dalam jaringan)
pada masa pandemi Covid-19 di SMP Batara
Gowa Kabupaten Gowa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan jenis pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Hasil
dari penelitian ini menghasilkan tiga macam perspektif
dari lima indikator. Indikator proses komunikasi pembelajaran dan respon peserta didik menunjukkan
perspektif negatif. Indikator pengelolaan pelaksanaan pembelajaran menunjukkan perspektif positif. Indikator aktivitas belajar menunjukkan perspektif netral. Indikator hasil belajar siswa
menunjukkan perspektif positif. Perspektif tersebut merupakan hasil wawancara dengan 10 informan di SMP Batara Gowa Kabupaten
Gowa.
Kata kunci: Perspektif siswa, pembelajaran Daring (Dalam Jaringan)
Abstract
In essence, learning is the core of educational activities. However, since
the emergence of the Corona Virus Desiase 2019 which
broke out in Indonesia, the learning process has been carried out from home
with the implementation of an online system or e-learning at all levels of
education. Batara Gowa
Junior High School is one of the schools that implements the system, this study
aims to find out the perspective of students in online learning (online) during
the Covid-19 pandemic at Batara Gowa
Junior High School, Gowa Regency. The method used in
this study is a qualitative method with a descriptive type of approach. The data
collection techniques used are interviews and documentation. The results of
this study produced three kinds of perspectives from five indicators.
Indicators of the learning communication process and the response of learners
show a negative perspective. Indicators of managing the implementation of
learning show a positive perspective. Indicators of learning activity show a
neutral perspective. Indicators of student learning outcomes show a positive
perspective. The perspective is the result of interviews with 10 informants at Batara Gowa Junior High School, Gowa District.
Keywords:
Student perspectives,
Online learning (Online)
Pendahuluan
Saat ini pendidikan
cukup memegang peranan yang begitu penting terhadap pembangunan Negara. Sejak awal abad 21 dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan yang tidak terlepas dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Melihat kelambanan kualitas pendidikan untuk masyarakat Indonesia, dan juga pendidikan
saat ini dilihat sebagai pilar peningkatan kualitas SDM. Kualitas pendidikan perlu terus ditingkatkan
untuk menjawab tantangan dan perubahan
zaman. Hal tersebut sebagaimana
terkandung dalam Undang-Undang Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal
1 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
sistematis terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif terhadap proses pembelajarannya agar peserta didik tampil aktif
dalam mengembangkan potensi diri untuk
memiliki kekuatan keagamaan, proses pengendalian diri, kepribadian yang baik, kecerdasan yang matang, akhlak dan budi pekerti mulia,
dan juga keterampilan yang nanti
diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Namun sejak munculnya
Corona Virus Desiase
2019 yang mewabah di Indonesia dan di dunia telah menjadi sejarah
pada tahun 2020. Akibatnya,
pemerintah Indonesia telah menerapkan beberapa peraturan atau pedoman untuk membatasi
mobilitas manusia, seperti pembelajaran jarak jauh (PJJ), belajar di rumah, bekerja di rumah atau social
distancing dan semua perangkat
aturan untuk mencegah penyebaran virus ini. Tanggapan pemerintah terhadap kebijakan tersebut dalam hal ini
ialah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yaitu dengan meniadakan kegiatan pembelajaran
Offline atau
luar jaringan di sekolah dan universitas. Hal tersebut
sesuai pada Surat Edaran Nomor 3
Tahun 2020 Satuan
Pendidikan dan No 35952/MPK.A/HK/2020 (Covid-19) tentang
penyelenggaraan pendidikan kedaruratan penyakit corona, dan kegiatan pembelajaran online, mencegah penyebaran Covid-19.
Kebijakan tersebut untuk menjaga kesehatan
juga keselamatan pada siswa,
guru, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat hal yang menjadi prioritas utama dalam menerapkan kebijakan pembelajaran daring. Oleh karena itu
penetapan kebijakan pembelajaran yang diberlakukan
oleh guru dan siswa ialah harus belajar mengajar
dirumah secara daring. (Prabowo, 2020)
mengatakan bahwa pembelajaran
daring merupakan pembelajaran
yang dilakukan tanpa bertemu secara
langsung namun, melalui media daring. Dengan belajar daring siswa jadi mendapatkan waktu luang yang cukup untuk belajar,
dimana saja, dan kapan saja.
Pembelajaran daring cukup menjadi
solusi di masa pandemi, meskipun begitu pembelajaran daring terlihat tidak semudah yang dibayangkan. Siswa membutuhkan waktu untuk beradaptasi menghadapi hal baru yang dapat mempengaruhi daya tangkap ilmu secara
teori maupun praktiknya, terdapat pula gangguan konsentrasi saat belajar, dan tidak mendukungnya konektivitas internet sehingga mengalami hambatan dalam penyampaian materi belajar. Oleh sebab itu,
ini perlu perhatian khusus untuk dunia pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Secara khusus, guru perlu meningkatkan keterampilan pendidikan mereka untuk memenuhi
kebutuhan siswa agar termotivasi saat pembelajaran daring. Berawal dari ide tersebut proses pembelajaran yang berlangsung untuk membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, baik secara langsung
maupun tidak, dalam konteks pandemi
Covid-19 agar menjadi efektif.
Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana perspektif siswa
dalam pembelajaran daring (dalam jaringan)
pada masa pandemi covid-19 di SMP Batara
Gowa Kabupaten Gowa.
Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian
ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif seperti kata-kata
yang tertulis atau secara lisan dari
orang atau perilaku yang telah diamati. (Sugiyono, 2017)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah Metode penelitian
yang menitikberatkan pada suatu filsafat postpositivisme, dimanfaatkan untuk melakukan penelitian pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai sumber (instrumen) kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan (triangulasi), analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif memprioritaskan sebuah makna dari
pada generalisasi. Penelitian
ini menggunakana metode penelitian deskriptif. (Sugiyono, 2017) mengemukakan bahwa
penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan obyek sesuai dengan apa
adanya. Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan fakta mengenai populasi secara sistematis dan akurat. Dalam penelitian deskriptif, hasil penelitian dari kegiatan pengumpulan data disajikan sangat realistis sesuai dengan fakta
yang ditemukan dilapangan.
Fokus dalam penelitian
ini adalah bagaimana perspektif siswa dalam pembelajaran
daring serta faktor pendukung dan penghambat pada siswa di SMP Batara Gowa Kabupaten Gowa.
Selain
itu, informan pada penelitian ini ditentukan menggunakan cara purposive
sampling yaitu teknik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu, teknik ini dilakukan karena
peneliti mempunyai pertimbangan. Informan pada penelitian ini berjumlah 10 orang sebagai informan antara lain yang terbagi atas 2 orang dari kelas VII, 2 orang dari kelas VIII, dan 2 orang dari kelas IX dengan masing-masing kategori 1 orang penilaian sangat
baik dan 1 orang penilaian kurang baik jadi
total informan dari siswa berjumlah 6 orang, berikutnya yang telah ditetapkan yaitu perwakilan 3 guru sebagai wali kelas dari
masing-masing angkatan yaitu
wali kelas VII, wali kelas VIII, dan wali kelas IX, dan kepala sekolah.
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan instrumen wawancara dan dokumentasi. Peneliti membuat sebuah instrumen wawancara sebagai bahan analisis untuk mendapatkan hasil yang mendalam mengenai perspektif siswa terhadap pembelajaran daring yang dilakukan
di SMP Batara Gowa pada masa
pandemi Covid-19 serta apa saja faktor-faktor
yang mendukung dan faktor-faktor
yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Setelah data
diperoleh, kemudian data disusun dengan memanfaatkan teknik analisis data menggunakan model interaktif dari Miles dan
Huberman. Komponen-komponen analisis
data model interaktif dijelaskan
(Miles & Huberman, n.d.);
(Sugiyono, 2017)
diantaranya yaitu reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), penarikan
kesimpulan atau verifikasi (conclusion
drawing/verification). Segala temuan
data dalam penelitian kualitatif ini dipertanggungjawabkan dan melakukan
uji keabsahan data dengan cara perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Hal tesebut untuk membuktikan penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh.
Hasil Dan Pembahasan
Hasil penelitian
diketahui bahwa perspektif siswa dalam pembelajaran daring pada
masa pandemi covid-19 di SMP Batara
Gowa kabupaten Gowa terlihat dari
pertanyaan peneliti melalui perwakilan masing-masing indikator keberhasilan pembelajaran efektif dalam pembelajaran daring yang dikemukakan oleh (Tri Widiyani, 2021)
yaitu perspektif siswa diketahui dari indikator: proses komunikasi, pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, respon peserta didik, aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan pengelompokkan data yang telah dihasilkan dari penelitian. Data dikelompokkan karena kriteria pengukuran perspektif dibagi menjadi 3 yaitu positif, netral dan negative (Azwar, 2010).
Dengan pengelompokkan tersebut maka diuraikan
hasil penelitian berdasarkan indikator keberhasilan pembelajaran efektif dalam pembelajaran
daring, yaitu sebagai berikut:
1. Proses Komunikasi
Proses sosial dalam komunikasi berupa interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal tersebut yang akhirnya menyebabkan terjadinya suatu proses perubahan prilaku manusia dari tidak tahu
menjadi tahu dan dari tidak paham
akhirnya menjadi paham. Terkait hal tersebut, pada temuan di lapangan tentang proses komunikasi yang terjadi yaitu hasil kesimpulan wawancara
bersama siswa yaitu siswa kurang
memahami materi karena beberapa faktor kendala dan juga interaksi yang terjadi kurang. Saat kegiatan
belajar mengajar siswa juga mengatakan guru hanya sekedar mengirimkan
tugas dan kurang memberikan penjelasan.
�saya kurang
mengerti kak, khususnya pelajaran matematika jarang ada penjelasannya jadi biasa hanya
lewat buku dan disuruh kerjakan. (NA)� dan �Tidak terlalu paham,
saya kadang masih bingung karena
kalau guru mengajar kadang hanya sekedar
kirim gambar. (PW)�
Terkait menjelaskan materi
sebenarnya keterampilan itu sangat penting bagi guru, karena cukup besar percakapan
guru yang dapat mempengaruhi
pemahaman siswa dalam bentuk penjelasan
(Ulamatullah, Sedyati, & Suyadi, 2017).
Jika guru bisa memaksimalkan
penjelasan materi dan dapat mempengaruhi pemahaman siswa maka selain terjadinya
proses perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu dan dari tidak paham
menjadi paham maka akan tercipta juga interaksi yang intens atau interaktif.
Membahas interaksi yang terjadi memang bukan perihal saat
guru menyampaikan materi saja atau siswa
bertanya terkait materi yang belum jelas namun sebelum
belajar antara guru dan siswa perlu mengetahui
segala keadaan, kesiapan dan juga kendala.
Jadi, perlu diketahui
bahwa proses komunikasi disebut berjalan efektif jika dapat
mempengaruhi sikap, menimbulkan kesenangan, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Oleh karena itu, hasil
proses komunikasi diketahui
bahwa siswa memiliki perspektif negatif terhadap pembelajaran daring.
2. Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran
Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran
adalah sebuah proses mengelola suatu sistem pada kegiatan belajar, sehingga proses pembelajaran diharapkan dapat berlangsung efektif dan efisien juga dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang direncanakan. Pembelajaran berlangsung efektif dan efisien tidak serta-merta
dapat terjadi tetapi harus bisa
mengelola suatu sistem pada kegiatan belajar agar menarik minat belajar siswa
dan tidak membuat siswa jenuh. Namun,
pada pengelolaan pelaksanaan
pembelajaran secara daring diketahui cara guru dalam menyampaikan materi kurang menarik
seperti mengirim gambar, link, atau file lalu sedikit menjelaskan dan memberikan tugas.
�selama ini
kami belajar hanya melalui grup whatsapp
biasa guru hanya mengirim gambar atau link, kadang menjelaskan sedikit lalu beri tugas
dengan batas waktu. (NA)� dan �guru kalau menyampaikan materi suka kirim gambar
atau file. (PW)�.
Jika guru hanya mengirim
materi dalam bentuk apapun itu
lalu memberatkan dengan tugas maka
siswa tidak menikmati suatu proses pembelajaran. Tetapi, meskipun pengelolaan yang terbatas terkait metode dan media namun siswa yang terlambat dalam mempelajari materi yang diberikan tidak dibatasi waktunya. Proses pengelolaan pelaksanaan pembelajaran secara daring tersebut belum berlangsung maksimal terkait pemanfaatan media dan metode yang
tepat, namun disisi lain melihat kekurangan dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan namun guru memberikan kesempatan lebih untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan waktu yang tidak terbatas. Dengan begitu guru cukup menunjang kemampuan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam
proses pengelolaan pelaksanaan
pembelajaran secara daring.
Oleh karena itu diketahui bahwa siswa memiliki perspektif positif.
3. Respon Peserta Didik
Perilaku yang terjadi hasil
dari stimulus dari guru kepada siswa atau
tanggapan mempelajari sesuatu dengan perasaan senang (Susanti, 2008).
Oleh karena itu, respon merupakan salah satu faktor penting
yang dapat ikut menentukan sebuah keberhasilan belajar.
�tidak mudah
karena biasa terkendala pada jaringan
internet. (MD)� dan �tidak. (SN)�
�saya rasa tidak
kondusif. (NA)� dan �saya lebih suka belajar
secara offline atau luar jaringan, jadi saya rasa tidak kondusif secara daring. (PW)
(Hadisi & Muna, 2015)
tentang salah satu kekurangan pembelajaran daring/e-learning yaitu
keterbatasan dibeberapa tempat yang tidak memiliki akses internet sehingga pembelajaran tidak akan bisa
dilakukan tanpa adanya akses internet yang memadai. Ketika akses internet terbatas atau tidak
memadai maka proses pembelajaran juga menjadi terganggu, hal ini membuat pemahaman
siswa terhadap materi cukup sulit
karena aktifitas utamanya saat pembelajaran
yaitu tidak dapat mengakses materi yang diberikan guru. Respon peserta didik terlihat siswa masih memiliki
perspektif negatif pada pembelajaran daring. Karena, kendala
yang belum ditemukan solusinya yaitu terbatasnya akses internet sehingga sulit dalam mengakses materi yang diberikan guru dan kondisi kelas yang tidak kondusif.
4. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Belajar artinya
berbuat untuk mengubah tingkah laku seseorang, atau melakukan sesuatu kegiatan. Sehingga dikatakan tidak belajar kalau
tidak ada aktivitas, karena suatu pembelajaran akan lebih efektif
jika siswa melakukan suatu aktivitas. Aktivitas belajar dengan tatap muka membuat
guru dapat memberikan materi dengan cara
berinovasi sehingga kelas jadi lebih
aktif yang ditunjang dengan strategi, media, pendekatan
dan juga metode yang ingin diterapkan dalam meningkatkan suasana kelas agar lebih hidup dan aktif karena adanya interaksi
secara langsung antara guru dan siswa. Namun, berbeda dengan aktivitas pembelajaran secara daring karena terjadinya terpisah secara fisik antara guru dengan siswa dan juga interaksi terbatas (Kembang, 2020).
�tidak begitu
antusias, karena saya kadang suka
terganggu kalau belajar daring. (CU)� dan �tidak,
saya tidak semangat ikut belajar
daring. (IL)�
�tidak, biasa
keluar dulu kerumahnya kakak atau sepupu untuk
akses jaringan. (NA)� dan �kadang ada karena
suka kehabisan pulsa data. (PW)�
Sarana pendukung dari
pembelajaran daring adalah teknologi informasi dan komunikasi karena proses pembelajaran berlangsung menggunakan fasilitas utama yaitu internet (Munir & IT, 2009).
Dalam proses kegiatan pembelajaran daring, tentu cukup menjadi tantangan
tersendiri bagi siswa. Kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran daring merupakan kendala-kendala
fundamental yang perlu dihadapi,
seperti diantaranya kendala di jaringan internet, keterbatasan fitur aplikasi pembelajaran daring, serta kendala dalam
hal pelayanan pembelajaran (Hutauruk, 2020).
Kendala-kendala yang telah diketahui seharusnya menjadi hal penting
yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan dan juga melaksanakan pembelajaran daring.
Hal-hal yang diupayakan
atau usaha yang dilakukan yaitu dengan memfasilitasi siswa dengan buku
agar tidak ketinggalan catatan materi pelajaran, siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan tugas meskipun terlambat, adapun media daring
yang dimanfaatkan sekolah yaitu whatsapp, karena lebih tepat sebagai
media daring yang sesuai dengan
kebutuhan siswa. Begitu banyaknya kendala yang dihadapi oleh siswa dan tidak terlepas peran guru bahkan sekolah membuat kendala-kendala bisa teratasi semaksimal
mungkin. Jadi, aktivitas belajar yang berlangsung secara daring menurut perspektif siswa yaitu netral. Karena tidak semua siswa
mengalami kendala pada saat pembelajaran berlangsung dan kendala cukup terminimalisir dengan pengupayaan yang diusahakan.
5. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa
yakni tolak ukur sejauh mana siswa dapat menguasai
pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik.� Adapun hasil belajar siswa mencakup
3 hal yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Setiawan, 2017).
Melewati proses pembelajaran
secara daring dengan suasana belajar yang baru dengan interaksi
atau komunikasi yang terjadi yaitu fisik
terpisah antara guru dan siswa. Hal ini tentunya memunculkan perspektif pada diri
masing-masing siswa.
�pembelajaran daring bagus tapi lebih
efektif jika belajar secara offline atau luring. (MD)� dan �pembelajaran
secara langsung lebih bagus karena
kami banyak yang terkendala
dengan fasilitas seperti tidak semua
punya hp dan kuota untuk belajar daring selama ini. (SN)�
�kurang efektif
saya rasa dan saya lebih menyukai luring. (CU)� dan
�pembelajaran daring tidak efektif. (IL)�
�lebih baik
pembelajaran secara langsung karena komunikasi dengan guru secara langsung, kalau belajar secara
daring terkendala guru kadang
jelaskan kadang tidak. (NA)� dan �lebih bagus belajar secara
langsung. (PW)�
Siswa berpandangan bahwa
pembelajaran secara langsung atau luring lebih bagus menurut
mereka karena dapat berinteraksi atau komunikasi secara langsung tanpa ada hambatan
seperti tidak punya hp atau kouta internet. Namun dengan segala
kendala dan hambatan siswa dapat mengerjakan
tugas dengan baik dari guru meskipun sering terlambat dan tidak dapat dipungkiri ada juga siswa yang jarang kumpul tugas.
�iya, biasa
juga bertanya ke guru tentang soal yang tidak dimengerti. (NA)� dan �kadang kerja kadang
tidak, namun lebih sering tidak
karena tertinggal. Biasa tugas saya
juga terlambat saya kirim. (PW)�
Meskipun selama belajar
secara daring penuh akan problematika tetapi siswa berusaha
untuk mengerjakan segala tugas yang diberikan dan dikerjakan dengan baik walaupun
sering terlambat mengumpulkan karena kendala yang dihadapi. Hal tersebut sesuai dengan salah satu ciri-ciri motivasi belajar dalam menghadapi
kesulitan yaitu siswa tidak cepat
putus asa dalam menghadapi beragam kesulitan (Sadirman, 1988).
Dalam hal ini siswa bertanggung
jawab terhadap keberhasilan belajarnya dan tetap ikut melaksanakan
rangkaian proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa
di sekolah SMP Batara Gowa selama daring menunjukkan hasil yang hampir sebagian besar baik. Siswa
yang ditemukan memiliki hasil yang kurang atau tidak memenuhi
standar karena ketidakhadiran selama proses pelaksanaan pembelajaran secara daring. Sekolah memberikan kesempatan untuk memperbaiki dengan melengkapi tugas, catatan dan mengerjakan tugas tambahan lainnya. Pelaksanaan pembelajaran secara daring sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Budiasih, 2020).
Adapun beberapa faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa terdiri atas faktor
internal yaitu, faktor kelelahan meliputi kesehatan atau ketenangan dan juga faktor psikologi meliputi bakat, minat, motivasi
dan juga konsentrasi. Adapun faktor
eksternal yaitu terdiri atas faktor
keluarga misalnya seperti cara orang tua mendidik anak-anaknya,
relasi antar keluarga, suasana rumah dan juga faktor sekolah misalnya yaitu metode mengajar
guru serta faktor masyarakat misalnya teman bergaul. Jadi, hasil belajar siswa
yang berlangsung secara
daring menurut perspektif siswa yaitu positif.
Meskipun memiliki perspektif positif pada hasil belajar namun
pembelajaran secara langsung atau luring lebih bagus menurut
mereka karena dapat berinteraksi atau komunikasi secara langsung tanpa ada hambatan.
Kesimpulan
Perspektif siswa dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) pada masa pandemi
covid-19 di SMP Batara Gowa
Kabupaten Gowa yaitu menunjukkan tiga perspektif berbeda dari lima indikator keberhasilan pembelajaran efektif. Indikator proses komunikasi dan respon peserta didik menunjukkan perspektif negatif karena kurangnya interaksi antara siswa dan guru untuk indikator respon peserta didik tidak
terlihat peningkatan semangat belajar pada siswa karena ketidaksiapan
dan beberapa faktor kendala. Indikator pengelolaan pelaksanaan pembelajaran menunjukkan perspektif positif karena guru memberikan kesempatan lebih untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dengan waktu yang tidak terbatas. Indikator aktivitas belajar menunjukkan perspektif netral karena tidak semua
siswa terkendala saat belajar daring adapun yang terminimalisir kendalamnya. Indikator hasil belajar siswa
menunjukkan perspektif positif karena hampir semua siswa
bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajarnya meskipun menghadapi kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Azwar, Saifuddin. (2010). Sikap Manusia Teori Dan
Pengukurannya, Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Google Scholar
Budiasih, Bety. (2020). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sdmu Ahmad Dahlan Braja Selebah. As-Salam:
Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 9(2), 241�256. Google Scholar
Hadisi, La, & Muna, Wa. (2015). Pengelolaan Teknologi
Informasi Dalam Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran (E-Learning). Al-Ta�dib:
Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 8(1), 117�140. Google Scholar
Hutauruk, Agusmanto J. B. (2020). Kendala Pembelajaran Daring
Selama Masa Pandemi Di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Matematika: Kajian
Kualiatatif Deskriptif. Sepren, 2(1), 45.
Google Scholar
Kembang, Lale Gadung. (2020). Perbandingan Model
Pembelajaran Tatap Muka Dengan Model Pembelajaran Daring Ditinjau Dari Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ski (Studi Pada Siswa Kelas Viii) Mts Darul Ishlah Ireng
Lauk Tahun Pelajaran 2019/2020. Uin Mataram. Google Scholar
Miles, Huberman, & Huberman, A. Michael. (N.D.).
Saldana.(2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, 3. Google Scholar
Munir, Dr, & It, M. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh
Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta, 24. Google Scholar
Prabowo, Mardianto. (2020). Persepsi Siswa Kelas Xii Terhadap
Pembelajaran Daring Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sman 1 Bintan Timur Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2020. Skripsi. Diterbitkan. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. Google Scholar
Sadirman, A. M. (1988). Interaksi Dan Motivasi Belajar
Mengajar Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru. Rajawali Pers, Jakarta. Google Scholar
Setiawan, M. Andi. (2017). Belajar Dan Pembelajaran.
Uwais Inspirasi Indonesia. Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Susanti, Evi. (2008). Upaya Peningkatan Respon Siswa Pada
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Think Pair Share
(Tps)(Ptk Pembelajaran Matematika Di Kelas Vii Smp Negeri I Polokarto
Sukoharjo). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar
Tri Widiyani, Dita. (2021). Indikator Pembelajaran Efektif
Dalam Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sman 2
Bondowoso. Universitas Muhammadiyah Jember. Google Scholar
Ulamatullah, Tri Suci, Sedyati, Retna Ngesti, & Suyadi,
Bambang. (2017). Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Menjelaskan Guru
Terhadap Pemahaman Materi Akuntansi (Studi Kasus Di Sman 1 Pakusari Semester
Genap Tahun Ajaran 2016/2017). Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 11(1), 124�129. Google Scholar
Copyright
holder: Irmawati Thahir, Megawati (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |