Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 6, Juni 2022

 

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN CASH HOLDING TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

 

Ajeng Nurmalasari, Irene Rini Demi Pangestuti

Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Nilai perusahaan merupakan hasil dari upaya perusahaan untuk mengelola sumberdaya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan (Tobins Q) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 2015-2019. Adapun variabel independen yaitu kualitas audit, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan cash holding. Sampel penelitian ini berjumlah sebanyak 205 data keuangan perusahaan manufaktur selama periode 2015-2019. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling berdasarkan suatu kriteria tertentu, (1) Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2015-2019 (2) Laporan keuangan menggunakan nilai mata uang rupiah, (3) Data laporan keuangan tahunan lengkap. Alat yang digunakan untuk menganalisis data adalah SPSS 25 dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan dari empat hipotesis yang di usulkan pada penelitian ini. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan yaitu Kualitas Audit berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan serta terdapat 1 hipotesis yang ditolak yaitu Cash Holding terhadap Nilai Perusahaan.

 

Kata Kunci:��� Nilai perusahaan, Kualitas audit, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan manajerial, Cash holding, Bursa Efek Indonesia (BEI).

 

Abstract

Firm value is the result of the company's continuous efforts to manage resources in the most effective and efficient way in achieving goals. This study aims to analyze the factors that affect firm value (Tobins Q) on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2015-2019.The variables independent is audit quality, institutional ownership, managerial ownership, and cash holding. The sample of this study amounted to 205 financial data of manufacturing companies during the 2015-2019 period. Determination of the sample is done bypurposive sampling technique is based on certain criteria, (1) Manufacturing companies listed on the IDX 2015-2019 (2) Financial reports use the value of the rupiah currency, (3) Data complete annual financial report. The tool used to analyze the data is SPSS 25 with the multiple regression analysis. The results showed that the four hypotheses proposed in this study. The factors that have a significant effect are audit quality has a significant effect on firm value, institutional ownership has a significant effect on firm value, and managerial ownership has a significant effect on firm value and one rejected hypotheses, namely cash holding on Market Value.

 

Keywords:��� Firm value, Audit quality, Institutional ownership, Managerial ownership, Cash Holding, Indonesia Stock Exchange.

 

Pendahuluan

Tingginya persaingan menuntut perusahaan terus bekerja keras demi meningkatkan kualitas manajemen dan kinerja perusahaan. Sehingga, pendanaan yang besar diperlukan untuk mewujudkannya. Hal tersebut menjadi salah satu yang melatarbelakangi sebuah perusahaan masuk bursa efek atau sering disebut go publik. Persaingan antar perusahaan go publik yang dirasa cukup ketat ada pada sektor manufaktur. Dengan adanya lingkungan persaingan yang ketat maka hal itu semakin memacu perusahaan apapun yang termasuk didalamnya berusaha memiliki kinerja yang baik.

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang mengacu pada mekanisme kerangka kerja dan struktur praktik di mana perusahaan agar dapat dikendalikan dan diarahkan. Corporate Governance mencakup mekanisme di mana perusahaan beroperasi dan diarahkan, juga dapat mempengaruhi nilainya. Monks & Minow dalam Balasubramanian (2012) mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai "hubungan di antara berbagai peserta dalam menentukan arah dan kinerja perusahaan". Mereka mengklasifikasikan peserta utama menjadi 3 kelompok, yaitu pemilik saham, manajemen, dan dewan direksi dimana pengelompokan ini menjadi awal mula masalah keagenan. Sedangkan Jensen (1986) berpendapat bahwa sebagai akibat dari masalah keagenan, yang bertujuan memaksimalisasi kekayaan pemegang saham, yang harus dikejar oleh para manajer, namun malah diabaikan karena tujuan pribadi, seperti meningkatkan tunjangan mereka. Secara praktis, proses memaksimalkan nilai perusahaan sering kali menimbulkan terjadinya konflik kepentingan antara pengelola (agen) dan pemegang saham (prinsipal). Pihak agen lebih mengutamakan kepentingan pribadinya yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan prinsipal.

Tata kelola perusahaan agar menjadi baik harus disertai dengan struktur kepemilikan perusahaan yang yang tepat dimana diiringi inovasi pada kebijakan perusahaan didalamnya. Tata kelola perusahaan meliputi adanya pemisahan antara kepemilikan dan manajemen, namun ada juga kecenderungan bagi pendiri untuk bertindak sebagai komisaris atau dewan manajemen. Sehingga hal tersebut dapat memicu masalah agensi (konflik) antara pemilik dan manajer atau pemegang saham mayoritas dan minoritas. Struktur kepemilikan dapat memengaruhi nilai perusahaan. Struktur kepemilikan didefinisikan sebagai apakah perusahaan memiliki kepemilikan manajemen atau tidak. Jensen (1993), dalam konvergensi hipotesis, mengidentifikasi bahwa kepemilikan manajemen "bergabung" dengan kepentingan manajemen dan pemegang saham. Ini akan mengurangi masalah agensi. Karena kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan.

Interaksi mekanisme corporate governance dan kepemilikan uang tunai juga telah diidentifikasi memiliki efek pada nilai perusahaan. Menurut Harford et al. (2008) perusahaan yang memiliki pengelolaan lemah mengakibatkan manajer diberikan dan memiliki kelonggaran berlebihan, sehingga mereka akan terlibat dalam kegiatan yang merugikan perusahaan dengan mengurangi cadangan uang tunai dari pada berinvestasi dalam kegiatan yang dapat menambah nilai. Adanya struktur corporate governance didalam perusahaan adalah untuk memastikan bahwa manajer tidak membuang arus kas bebas perusahaan, dimana hal tersebut sesuai dengan teori arus kas bebas dan teori agensi (Jensen, 1993).

Naiknya nilai perusahaan merupakan prestasi bagi perusahaan karena itu juga berarti memaksimalkan tujuan utama perusahaan dimana kesejahteraan para investor juga akan meningkat (Brigham & Gapenski, 2014). Maka, semakin tinggi nilai perusahaan yang dapat dicapai itu mengidentifikasi pasar semakin percaya pada prospek perusahaan tersebut. Hal ini akan memberi dampak terhadap keputusan investor dalam penggunaan dana investasinya. Dalam penilitian ini, nilai perusahaan diukur dengan rasio Tobins Q, dimana rasio ini menggambarkan mengenai estimasi dari pasar keuangan saat ini tentang nilai pengembalian dari setiap investasi (Copeland et al., 2005).

Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu : Jensen (1986) menemukan bahwa terdapat cara yang dapat digunakan oleh pemegang saham untuk mengurangi terjadinya kecurangan adalah dengan melakukan prosedur pemantauan eksternal, seperti audit. Audit dapat memastikan bahwa, di tengah asimetri informasi, pemegang saham perlu untuk diyakinkan apakah yang dikatakan manajemen itu benar atau tidak. Dengan demikian, teori sinyal mengidentifikasi bahwa semakin baikkualitas audit yang dimiliki perusahaan maka dapat mempengaruhi investor untuk lebih percaya sehingga dapat menaikan nilai perusahaan. H1: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Setiap masalah agensi yang muncul akan menimbulkan biaya baru. Dimana hal tersebut pastilah kurang disukai dan dapat menimbulkan sinyal negatif oleh pemegang saham. Maka dalam penelitian milik Jensen & Meckling (1976) serta Shleifer & Vishny (1986) dikemukakan bahwa masalah keagenan diantara manajer dengam pemegang saham dirasa dapat teratasi jika perusahaan memiliki kepemilikan institusional didalamnya. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisir tingkat kecurangan yang berakibat menurunkan nilai perusahaan. Sehingga, diharapkan semakin besar kepemilikan institusional diikuti dengan naiknya nilai perusahaan. H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perushaan. Jensen (1993) menjelaskan bahwa penting untuk menyamakan kepentingan manajemen dan pemegang saham, agar ada kesamaan tujuan. Langkah yang diambil demi peningkatan nilai perusahaan akan mengurangi timbulnya masalah agensi. Pemegang saham sangat menyukai jika perusahaan dapat mengurangi masalah agensi sehingga mereka akan memberikan sinyal positif. Pernyataan diatas didukung dengan hasil dari penelitian milik Rashid (2016) dan Asante-Darko et al. (2018) yang mengungkapkan bahwa adanya pengaruh antara kepemilikan manajer dengan nilai perusahaan. H3: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Studi yang dilakukan soal keterkaitan antara kepemilikan tunai dan nilai perusahaan telah menghasilkan hasil hubungan yang negatif. Dalam penelitian milik Zeitun et al. (2007) diungkapkan bahwa saat manajer diberi kekuasaan penuh atas cash holding, cenderung akan menyalahgunkaan uang tersebut dalam investasi atau proyek yang tidak menguntungkan. Tingginya kepemilikan cash holding oleh perusahaan membuka kesempatan bagi manajer untuk melakukan penyimpangan demi memenuhi kebutuhannya sendiri. Sehingga cash holding meningkatkan kendali dibawah manajemen dan menimbulkan masalah agensi sehingga cash holidng yang tinggi pada perusahaan mengindikasikan penurunan nilai perusahaan. H4: Cash holding berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan.

 

Metode Penelitian

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder. Populasi sampel penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015 hingga 2019. Laporan keuangan (annual report) bersumber dari situs web Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan di teliti. Purposive sampling merupakan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel, yang artinya sampel diambil dari populasi dengan berdasarkan kriteria tertentu.

 

Tabel 1

Kriteria Penelitian

No

Kriteria

Jumlah

1

Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 � 2019.

705

2

Perusahaan yang mengungkapkan laporan tahunan dan informasi tentang kepemilikan institusional dan manajerial

205

3

Perusahaan yang memiliki mata uang rupiah dalam laporan keuangan (bukan mata uang asing)

120

Jumlah data analisis 2015 - 2019

205

Sumber: Data sekunder diolah 2021

 

Variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (Tobins Q) dan variabel independennya adalah Kualitas audit, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial. Penelitian ini memiliki variabel control diantara lain yaitu leverage dan size. Definisi operasional pada penelitian ini di masing � masing variabel yang digunakan ada pada tabel 2.

 

 

Tabel 2

Definisi Operasional

No.

Variabel

Definisi Operasional

Pengukuran

1

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah rasio antara nilai pasar saham perusahaan dan nilai buku ekuitas perusahaan

Nilai Perusahaan yang di proxykan oleh Tobins Q, (Copeland et al., 2005)

2

Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan kemampuan auditor yang tercerminkan melalui 4 besar KAP di Indonesia

Diukur menggunkan dummy variable, 1 untuk KAP yang masuk Big4 dan 0 untuk non-Big4. (Asante-Darko et al., 2018)

3

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional yaitu kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau institusi (seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusional lainnya)

Kepemilikan institusional menunjukkan prosentase saham kepemilikan oleh instansi / perusahaan lain. (Nashier & Gupta, 2016)

4

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajemen yaitu jumlah proporsi pemegang saham manajemen (direktur dan komisaris) yang secara aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perusahaan

Kepemilikan managerial menunjukkan prosentase saham kepemilikan oleh manager perusahaan (Asante-Darko et al., 2018)

5

Cash Holding

cash holding merupakan kepemilikan uang tunai kas dan setara kas ditangan atau dengan kata lain uang yang siap sedia dapat digunakan

Cash Holding menunjukkan jumlah kas dan setara kas pada akhir tahun (Asante-Darko et al., 2018).

6

Leverage

Leverage dapat diidentifikasi dari jumlah hutang yang digunakan perusahaan dibandingkan dengan total asetnya.

Leverage menunjukkan jumlah hutang terhadap total aset perusahaan (Asante-Darko et al., 2018)

7

Size

Size atau ukuran perusahaan yaitu total dari aset perusahaan.

Size menunjukkan besarnya sebuah perusahaan yang diukur menggunakan total aset perusahaan (Asante-Darko et al., 2018)

Sumber: Referensi 2021

 

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 25.

 

Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian menggunakan data dari semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2015 - 2019. Hasil pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling selama periode pengamatan tahun 2015 � 2019 diperoleh sampel sebanyak 125 perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan lengkap beserta dengan catatan laporan keuangannya per 31 Desember 2019

 

Tabel 3

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

KA

125

,00

1,00

,1520

,36047

KI

125

1,27

93,07

49,9105

25,19048

KM

125

,01

87,33

14,6768

21,48524

Cash_Holding

125

18,92

29,64

24,0542

1,79318

Leverage

125

,09

3,63

,5614

,56119

Size

125

25,62

32,00

27,6276

1,15431

Nilai_Perusahan

125

,38

3,68

1,1366

,55568

Valid N (listwise)

125

 

 

 

 

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Berdasarkan pada tabel 3 diketahui bahwa ternyata dari 125 data Nilai Perusahaan (Tobins Q) mempunyai nilai minimum sebesar 0,38 dan maksimum sebesar 3,68 dengan rata-rata atau mean sebesar 1,1366 serta standar deviasi sebesar 0,55568

Uji Normalitas

Untuk pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 4

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

 

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Unstandardized Residual

,069

125

,200*

,966

125

,003

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Berdasarkan pada tabel 4 diatas diketahui bahwa pengujian untuk normalitas akhir dapat dilihat dari nilai Kolmogorof-Smirnov sig. sebesar 0,200 > 0,05 dapat dikatakan bahwa data pada penelitian ini normal.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas yaitu uji untuk mengetahui apakah antarvariabel independen terjadi korelasi atau tidak. Jika nilai VIF < 10 dan Tolerance> 0,1, maka dipastikan tidak terjadi multikolinearitas. Berikut ini adalah hasilnya:

Tabel 5

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1

(Constant)

 

 

KA

.580

1.725

KI

.631

1.585

KM

.678

1.476

Cash_Holding

.524

1.908

Leverage

.908

1.101

Size

.509

1.964

a. Dependent Variable: Nilai_Perusahan

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Tabel 5 dapat diketahui ternyata hasil pengujian untuk multikolinearitas memiliki nilai Tolerance untuk masing-masing variabel independen > 0,1 dan untuk nilai VIF < 10 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi atau bebas dari multikolinearitas pada penelitian ini.

Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) hasilnya adalah sebagai berikut:

 

Tabel 6

Hasil Pengujian Autokorelasi 

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.873a

.763

.751

.27749

1.986

a. Predictors: (Constant), Size, KI, Leverage, KM, KA, Cash_Holding

b. Dependent Variable: Nilai_Perusahan

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Pada tabel 6 dapat dilihat ternyata hasil pengujian untuk autokorelasi sebesar 1,986 berada diantara 1,5 dan 2,5 artinya tidak terjadi autokorelasi pada penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Pada bagian ini membahas mengenai uji heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk menguji heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Dalam uji Glejser, nilai mutlak residual (|u|) diregresikan dengan variabel independen. Berikut ini adalah hasil pengujiannya:

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 7

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

-.044

.388

 

-.114

.909

KA

.093

.050

.214

1.873

.064

KI

.000

.001

.042

.379

.705

KM

1.661E-5

.001

.002

.022

.983

Cash_Holding

-.030

.010

-.339

-.821

.056

Leverage

-.023

.025

-.082

-.895

.373

Size

.035

.017

.257

.105

.074

a. Dependent Variable: ABS_RES2

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat hasil pengujian heteroskedastisitas masing-masing variabel independen memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 (sig>0,05) sehingga dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian Model Fit

Tabel 8

Hasil Uji Model Fit

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

29,202

6

4,867

63,208

,000b

Residual

9,086

118

,077

 

 

Total

38,289

124

 

 

 

a. Dependent Variable: Nilai_Perusahan

b. Predictors: (Constant), Size, KI, Leverage, KM, KA, Cash_Holding

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Dari tabel 8 tersebut diketahui nilai sig. F = 0.000 < 0.05 maka dapat dikatakan bahwa model fit, dan variabel independen dapat digunakan untuk memprediksi dependen.

Pengujian Koefisien Determinasi

 

Tabel 9

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,873a

,763

,751

,27749

1,986

a. Predictors: (Constant), Size, KI, Leverage, KM, KA, Cash_Holding

b. Dependent Variable: Nilai_Perusahan

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,751 artinya variabel independen mempengaruhi dependen sebesar 75,1% sedangkan sisanya sebesar 24,99% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi terpenuhi, maka berikutnya adalah melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t dengan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 10

Hasil Pengujian Hipotesis

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

-.099

.710

 

-.139

.890

KA

.660

.091

.428

7.266

.000

KI

.002

.001

.098

1.942

.041

KM

.001

.001

.023

1.842

.047

Cash_Holding

.001

.019

.002

.029

.977

Leverage

-.835

.047

-.843

-17.922

.000

Size

.028

.030

.058

.921

.359

a. Dependent Variable: Nilai_Perusahan

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2021)

 

Pembahasan

1.     Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa penggunaan audit yang berkualitas (Big 4) akan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat mengurangi kejadian penyelewengan atau perilaku oportunistik melalui penggunaan auditor ekternal dengan kualitas yang baik. Jika perilaku oportunistik dapat ditangani maka akan memberikan sinyal positif pada investor. Penggunaan auditor (Big 4) akan menambah kepercayan sehingga memberikan sinyal positif bagi investor. Ketika investor memiliki sinyal positif maka nilai perusahaan meningkat. Uraian diatas didukung oleh penelitian milik Asante-Darko et al. (2018) dan Francis (2004), dalam penelitiannya didapatkan hasil yang dinyatakan bahwa kualitas audit memiliki pengaruh positif pada nilai perusahaan.

2.     Hasil uji ditemukan bahwa Kepemilikan institusional berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Kepemilikan institusional umumnya memiliki wewenang dalam memonitor jalannya sebuah perusahaan. Tingkat pengawasan terhadap perusahaan selaras dengan tingginya kepemilikan saham oleh institusi. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisir tingkat kecurangan yang berakibat menurunkan nilai perusahaan. Sehingga, diharapkan semakin besar kepemilikan institusional diikuti dengan naiknya nilai perusahaan. Hal tersebut didukung oleh penelitian milik Nashier & Gupta (2016) dan Jwailes et al. (2020) dimana ditemukan bahwa kepemilikan institusional memberikan pengaruh positif pada nilai perusahaan.

3.     Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan (Tobins Q). Suatu mekanisme pengawasan dapat menjadi langkah untuk meminimalkan timbulnya biaya keagenen (agency cost) yaitu dengan menyamaratakan kepentingan-kepentingan antara manajer dan pemegang. Pemegang saham sangat menyukai jika perusahaan dapat mengurangi masalah agensi sehingga mereka akan memberikan sinyal positif. Pernyataan diatas didukung dengan hasil dari penelitian milik Rashid (2016) dan Asante-Darko et al. (2018) yang mengungkapkan bahwa adanya pengaruh postif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan.

4.     Pengujian hipotesis membuktikan, Cash Holding tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Tobins Q). Dalam penelitian ini cash holding memiliki nilai rata-rata sebesar Rp 408.588.440.072 tidak mampu memberikan sinyal pada penurunan atau peningkatan harga saham sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Standart deviasi sebesar 1,79 yang lebih kecil dari nilai rata-rata mengindikasikan peningkatan atau penurunan cash holding tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isshaq et.al (2009) dan Chen (2008) yang menyatakan bahwa cash holding tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

 

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan tidak adanya pengaruh cash holding pada nilai perusahaan (Tobins Q). Adanya pengaruh positif signifikan antara kualitas audit dan nilai perusahaan (Tobins Q). Adanya pengaruh kepemilikan institusional yang berpengaruh negative signifikan terhadap nilai perusahaan (Tobins Q). Hasil yang menunjukan pengaruh positif signifikan dari kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan (Tobins Q). Hasil uji variable control menunjukkan bahwa variable leverage berpengaruh negative signifikan terhadap nilai perushaan. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel independent dan variabel control lainnya sehingga mendapatkan informasi dan hasil yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.


 

BIBLIOGRAFI

 

Asante-Darko, D., Adu Bonsu, B., Famiyeh, S., Kwarteng, A., & Goka, Y. (2018). Governance structures, cash holdings and firm value on the Ghana Stock Exchange. Corporate Governance (Bingley). https://doi.org/10.1108/CG-07-2017-0148 Google Scholar

 

Balasubramanian, N. (2012). Corporate Governance - By Robert A. G. Monks and Nell Minow. Corporate Governance: An International Review. https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2011.00876.x Google Scholar

 

Brigham, E. F., & Gapenski, L. (2014). Intermadiate finance management� (5th ed.). Implementation Science.

 

Chen, Y. R. (2008). Corporate governance and cash holdings: Listed new economy versus old economy firms. Corporate Governance: An International Review, 16(5), 430�442. https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2008.00701.x Google Scholar

 

Copeland, T., Weston, F., & Shastri, K. (2005). Financial Thoery and Corporate Policy 4e. In Pearson. Google Scholar

 

Francis, J. R. (2004). What do we know about audit quality? British Accounting Review, 36(4), 345�368. https://doi.org/10.1016/j.bar.2004.09.003 Google Scholar

 

Jensen, M. C. (1986). Agency Costs of Free Cash Flow , Corporate Finance , and Takeovers Agency Costs of Free Cash Flow , Corporate Finance , and Takeovers. American Economic Review. https://doi.org/10.2139/ssrn.99580 Google Scholar

 

Jensen, M. C. (1993). The Modern Industrial Revolution, Exit, and the Failure of Internal Control Systems. The Journal of Finance. https://doi.org/10.2307/2329018 Google Scholar

 

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics. https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X Google Scholar

 

Jwailes, Ahmad Rajab; Sulong, Zunuidah; Ahmad, N. (2020). The Ownership Structure Influence on Firm Performance in Jordan. Nternational Journal of Advance Science and Technology.

 

Nashier, T., & Gupta, A. (2016). The Effect of Institutional Ownership on Firm Performance. IUP Journal of Corporate Governance. Google Scholar

 

Rashid, A. (2016). Managerial Ownership and Agency Cost: Evidence from Bangladesh. Journal of Business Ethics. https://doi.org/10.1007/s10551-015-2570-z Google Scholar

 

Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1986). Large Shareholders and Corporate Control. Journal of Political Economy. https://doi.org/10.1086/261385 Google Scholar

 

Zeitun, R., Tian, G., & Keen, S. (2007). Default Probability for the Jordanian Companies : A Test of Cash Flow Theory. International Research Journal of Finance and Economics. Google Scholar

 

Copyright holder:

Ajeng Nurmalasari, Irene Rini Demi Pangestuti (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: