Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES
BUBUT BENDA KERJA AISI 4140
Gilbert Amsal, Rosehan,
Sobron Lubis
Fakultas Teknik Universtias Tarumanagara, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Proses pembubutan
merupakan suatu proses permesinan yang dilakukan untuk menghasilkan material
yang berbentuk silinder. Pada eksperimen yang akan dilakukan, untuk mendapatkan
parameter dan hasil kekasaran yang optimal, metode yang digunakan adalah metode
Taguchi. Respon karakteristik kualitas kekasaran permukaan yaitu kekasaran yang
paling rendah yang paling baik (Smaller is Better). Parameter yang digunakan
yaitu kecepatan potong, gerak makan, serta kedalaman potong. Parameter
kecepatan potong senilai 200 (m/min), 230 (m/min), 260 (m/min). Parameter gerak
makan senilai 0,1 (mm/rev) , 0,15 (mm/rev) , 0,2 (mm/rev). Parameter kedalaman
potong senilai 0,3mm ; 0,4mm ; 0,5mm. Ketiga parameter tersebut divariasikan
berdasarkan desain eksperimen Taguchi, sehingga didapatkan 9 variasi parameter.
Setiap variasi parameter dilakukan percobaan sebanyak 3 kali percobaan. Setelah
dilakukan pengujian didapatkan hasil kekasaran dari setiap variasi parameter.
Hasil kekasaran yang terendah yaitu senilai 0,957 �m, terdapat pada variasi
parameter kecepatan potong 230 (m/min), gerak makan 0,1 (mm/rev), dan kedalaman
potong 0,4mm. Untuk hasil kekasaran yang paling tinggi seniali 3,685 �m,
terdapat pada variasi parameter kecepatan potong 260 (m/min), gerak makan 0,2
(mm/rev), dan kedalaman potong 0,4mm. Pada penelitian ini didapatkan parameter
yang optimal yaitu pada variasi parameter kecepatan potong 230 (m/min), gerak
makan 0,1 (mm/rev), dan kedalaman potong 0,4mm dengan hasil kekasaran 0,957 �m.
Parameter yang memiliki kontribusi paling dominan yaitu gerak makan, lalu yang
paling dominan berikutnya yaitu kecepatan potong, dan yang kurang signifikan
yaitu kedalaman potong.
Kata Kunci: Prosesn Pemesinan, Kekasaran Permukaan, AISI 4140, Mesin Bubut
Abstract
The turning process is a machining
process carried out to produce cylindrical material. In the experiment that
will be carried out, to obtain optimal parameters and roughness results, the
method used is the Taguchi method. The characteristic response of surface
roughness quality is the lowest roughness is the best. The parameters used are
cutting speed, feed, and depth of cut. Cutting speed parameters are 200
(m/min), 230 (m/min), 260 (m/min). Feed parameters are 0,1 (mm/rev) , 0,15 (mm/rev) , 0,2 (mm/rev). The depth of cut parameter
is 0,3mm ; 0,4mm ; 0,5mm. . The three parameters were
varied based on the Taguchi experimental design, so that 9 variations of the
parameters were obtained. Each parameter variation was experimented with 3
times. After testing, the results of the roughness of each parameter variation
are obtained. The lowest roughness result is 0,957 �m, there are variations in
the parameters of cutting speed 230 (m/min), feed 0,1 (mm/rev), and depth of
cut 0,4 mm. For the highest roughness results, which are 3,685 �m, there are
variations in the parameters of cutting speed 260 (m/min), feed 0,2 (mm/rev),
and depth of cut 0,4 mm. The optimal parameters are variations in cutting speed
parameters of 230 (m/min), f eed 0,1 (mm/rev), and
depth of cut 0,4 mm with a roughness result of 0,957 �m. The parameter that has
the most dominant contribution is feed, then the next most dominant is cutting
speed, and the less significant is depth of cut.
Keywords: machining process, surface roughness, AISI 4140,
lathe machine
Pendahuluan
Proses manufaktur
merupakan suatu proses yang
dilakukan untuk membuat bahan baku
menjadi suatu produk. Pada suatu hasil produksi� dilibatkan
beberapa proses manufaktur,
dan salah satu bagian terpenting dari pembuatan komponen yaitu pengerjaan logam. Proses pengerjaan terhadap suatu logam merupakan salah satu proses yang dibutuhkan untuk membuat komponen.
Proses bubut dalam industri manufaktur merupakan salah satu proses yang digunakan dalam pemotongan logam. Lebih kurang 80% dari keseluruhan kegiatan yang ada pada operasi proses pemotongan logam menggunakan proses bubut (Nakaminami dkk. 2007).
Proses pembubutan
merupakan suatu proses permesinan yang dilakukan untuk menghasilkan material yang berbentuk silinder. Salah satu komponen mesin
yaitu poros, proses bubut dilakukan untuk membuat suatu
poros. Proses pembubutan terdapat tiga parameter utama yaitu kecepatan
potong, gerak makan, dan kedalaman potong. Pada penelitian ini akan dilakukan
eksperimen untuk mendapatkan hasil kekasaran permukaan suatu material. Material yang digunakan
pada eksperimen ini yaitu AISI 4140.�
Proses pemesinan
pada pembuatan poros dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut, dari
hasil proses pembubutan
pada poros akan didapatkan nilai kekasaran permukaan dari poros yang telah di bubut. Pada eksperimen yang akan dilakukan, untuk mendapatkan parameter dan hasil kekasaran yang optimal, metode
yang digunakan adalah metode Taguchi. Respon karakteristik kualitas kekasaran permukaan yaitu kekasaran yang paling rendah yang paling baik (Smaller
is Better), berbeda dengan
karakteristik kualitas mata pahat yaitu
yang lebih besar yang lebih baik (Bigger is Better).
Metode Taguchi merupakan suatu metode yang dapat mengembangkan kualitas produk. Metode Taguchi digunakan juga untuk menentukan rancangn eksperimen.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil objek yang diamati
secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan proses pembubutan material AISI
4140 dengan mesin CNC bubut dengan berbagai macam variasi parameter. Dari
percobaan pembubutan yang dilakukan, maka akan didapat hasil dari kekasaran
permukaan dari setiap variasi parameter. Setelah mendapatkan data dari
eksperimen tersebut, maka data akan diolah menggunakan metode Taguchi dengan metode
Smaller is Better.
Hasil pembubutan dengan berbagai variasi parameter
tersebut akan dihasilkan suatu nilai kekasaran, Respon karakteristik kualitas
kekasaran permukaan yaitu kekasaran yang paling rendah yang paling baik,
berbeda dengan karakteristik kualitas mata pahat yaitu yang lebih besar yang
lebih baik. Proses pembubutan ini dilakukan menggunakan mesin bubut CNC yang
terdapat di laboratorium CNC UNTAR, serta menggunakan cutting tool Kyocera
DCMT11T304HQ. Pengujian ini dilakukan sebanyak 9 variasi parameter. Setiap
variasi parameter dilakukan pengujian sebanyak 3 kali percobaan.
Gambar 1
Spesimen Baja AISI 4140
Gambar 2
Gambar 3
Mesin Bubut CNC Mazak Type Quick Turn 8N (9)
Gambar 4
Alat Pengukruan Kekasaran Permukaan Mutitoyo
Diagram Alir Penelitian
Desain Eksperimen
Pada penelitian ini, dilakukan proses pembubutan dengan berbagai macam variasi parameter. Desain eksperimen
yang dibuat menggunakan desain eksperimen taguchi dengan pengujia sebanyak 9 variasi parameter dengan menggunakan orthogonal array.
Tabel 1
Parameter Pemesinan
Parameter |
Variasi Parameter |
||
Kecepatan Potong (m/min) |
200 |
230 |
260 |
Gerak Makan (mm/rev) |
0,1 |
0,15 |
0,2 |
Kedalaman Potong (mm) |
0,3 |
0,4 |
0,5 |
Parameter pemesinan pada penelitian ini terdiri dari kecepatan potong, gerak makan, dan keadalaman potong. Ketiga parameter ini tersebut akan dibuatkan desain eksperimen taguchi sebanyak 9 kali percobaan.
Tabel 2
Desain Eksperimen Taguchi
Eksperimen |
Kecepatan Potong (m/min) |
Gerak Makan (mm/rev) |
Kedalaman Potong (mm) |
Kekasaran Permukaan Ra (�m) |
Ra (�m) |
||
Ra1 |
Ra2 |
Ra3 |
|||||
1 |
200 |
0,1 |
0,3 |
|
|
|
|
2 |
200 |
0,15 |
0,4 |
|
|
|
|
3 |
200 |
0,2 |
0,5 |
|
|
|
|
4 |
230 |
0,1 |
0,4 |
|
|
|
|
5 |
230 |
0,15 |
0,5 |
|
|
|
|
6 |
230 |
0,2 |
0,3 |
|
|
|
|
7 |
260 |
0,1 |
0,5 |
|
|
|
|
8 |
260 |
0,15 |
0,3 |
|
|
|
|
9 |
260 |
0,2 |
0,4 |
|
|
|
|
Tabel diatas merupakan desain eksperimen yang sudah diolah dengan menggunakan Taguchi dengan menggunakan orthogonal array.
Hasil dan Pembahasan
Setelah selesai
pengujian dan pengambilan
data, maka data yang sudah didapatkan akan diolah dengan menggunakan
metode Taguchi, untuk mengetahu parameter yang optimal serta
kontribusi setiap parameter.
Tabel 3
Hasil Pengujian Eksperimen
Eksperimen |
Kecepatan Potong (m/min) |
Gerak Makan (mm/rev) |
Kedalaman Potong (mm) |
Kekasaran Permukaan Ra (�m) |
��(�m) |
||
Ra1 |
Ra2 |
Ra3 |
|||||
1 |
200 |
0,1 |
0,3 |
1,368 |
1,369 |
1,087 |
1,275 |
2 |
200 |
0,15 |
0,4 |
1,929 |
1,914 |
1,907 |
1,917 |
3 |
200 |
0,2 |
0,5 |
3,274 |
3,318 |
3,306 |
3,299 |
4 |
230 |
0,1 |
0,4 |
1,016 |
0,948 |
0,908 |
0,957 |
5 |
230 |
0,15 |
0,5 |
1,861 |
2,078 |
1,986 |
1,975 |
6 |
230 |
0,2 |
0,3 |
3,418 |
3,347 |
3,059 |
3,275 |
7 |
260 |
0,1 |
0,5 |
1,582 |
1,188 |
1,255 |
1,342 |
8 |
260 |
0,15 |
0,3 |
2,262 |
2,304 |
2,441 |
2,336 |
9 |
260 |
0,2 |
0,4 |
3,711 |
3,652 |
3,693 |
3,685 |
����� Tabel diatas merupakan hasil rata-rata kekasaran permukaan dari setiap variasi parameter. Dapat dilihat pada tabel diatas dengan menggunakan variasi kecepatan potong, gerak makan, dan kedalaman potong maka didapat hasil kekasaran permukaan seperti pada tabel diatas. Hasil kekasaran permukaan yang paling rendah terdapat pada pengujian variasi parameter yang keempat, dengan nilai kekasaran 0,957. Sedangkan hasil kekasaran permukaan yang terbesar terdapat pada percobaan variasi parameter kesembilan, dengan nilai hasil kekasaran permukaan 3,685.
Tabel 4
Respon S/N Ratio
Dari gambar diatas, dapat dilihat respon S/N ratio yang didapat dari hasil pengolahan data pengujian dengan 3 parameter pemesinan terhadap kekasaran permukaan. Dapat dilihat jika semakin besar angka yang didapat, maka level parameter tersebut yang paling optimal. Dapat dilihiat dari parameter kecepatan potong, level kecepatan potong yang paling besar berdasarkan respon S/N ratio terdapat pada level 2, yaitu senilai -5,288. Maka kecepatan potong yang paling optimal yaitu 230 (m/min). Untuk parameter gerak makan, level gerak makan yang paling besar berdasarkan respon S/N ratio terdapat pada level 1, yaitu senilai -1,470. Maka gerak makan ynang paling optimal yaitu 0,1 (mm/rev). Selanjutna, untuk parameter kedalaman potong, jika dilihat dari respon S/N ratio, maka level kedalaman potong yang paling besar terdapat pada level 2 dengan nilai respon S/N ratio senilai -5.537, maka kedalaman potong yang paling optimal yaitu senilai 0,4 mm. Dapat dilihat dari hasil respon S/N ratio, bahwa parameter yang paling berpengaruh pada pengujian kekasaran permukaan ini yaitu gerak makan, lalu kecepatan potong, dan yang terakhir kedalaman potong.
Tabel 5
Main Effects Plot for S/N
Ratio
Dari grafik diatas, dapat dilihat terdapat 3 parameter yang digunakan sebagai parameter untuk pengujian kekasaran permukaan. Parameter-parameter itu sudah diolah sehingga mendapatkan parameter yang optimal,. Parameter yang optimal yaitu parameter yang mempunyai titik paling tinggi. Untuk parameter kecepatan potong, titik tertinggi terdapat pada nilai 230 (m/min). Untuk parameter gerak makan, titing tertinggi nya terdapat pada nilai� 0,1 (mm/rev). Selanjutnya, untuk parameter kedalamn potong, dapat dilihat titik tertinggi nya berada pada nilai 0,4mm. Dari grafik diatas, untuk pengujian kekasaran permukaan yang paling optimal dapat dilakukan dengan ketiga nilai parameter tersebut.
Setelah pengujian dengan menggunakan metode Taguchi, makan selanjutnya perlu dilakukan uji ANOVA untuk mengetahui kontribusi dari setiap parameter Pengujian ANOVA yang dilakukan untuk mengetahui kontribusi dari parameter pada proses pemesinan ini diolah dengan menggunakan software minitab .
Tabel 6
SN Ratio Setiap Variasi Parameter
Variasi Parameter |
SN Ratio |
1 |
-2.1547 |
2 |
-5.6510 |
3 |
-10.3687 |
4 |
0.3693 |
5 |
-5.9201 |
6 |
-10.3131 |
7 |
-2.6237 |
8 |
-7.3728 |
9 |
-11.3297 |
Tabel diatas merupakan nilai SN ratio dari setiap variasi parameter, semakin besar nilai SN ratio, maka nilai kekasaran yang dihasilkan semakin rendah.
Tabel 7
�Analysis Of Variance
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai kontribusi dari parameter kecepatan potong yaitu senilai 3,08% l, lalu untuk parameter gerak makan yaitu senilai 96,26%, dan untuk parameter kedalaman potong yaitu senilai 0,26%. Parameter yang paling berkontribusi pada pengujian ini yaitu gerak makan, lalu parameter yang berkontribusi kedua yaitu kecepatan potong, dan parameter yang kurang berkontribusi yaitu kedalaman potong. Jika dilihat dari nilai F-Value, nilai F-Value yang terbesar yaitu terdapat pada parameter gerak makan. Hal ini juga menunjukan bahwa parameter gerak makan merupakan parameter yang paling berpengaruh pada pengujian ini.
Dari pengujian ANOVA ini dapat dilihat juga koefisien determinasi. Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan berapa persen pengaruh parameter secara simultan terhadap kekasaran permukaan.
Tabel 8
Model Summary
Pada gambar diatas,dapat dilihat bahwa terdapat nilai R-sq. Dimana nilai dari R-sq ini merupakan nilai yang digunakan untuk mengetahui parameter� pemesinan terhadap nilai kekasaran permukaan suatu benda uji. Semakin besar nilai R-sq, maka data pada pengujian ini dianggap akurat. Jika dilihat dari hasil diatas, R-sq memiliki nilai sebesar 98,40%, berarti pengaruh parameter (kecepatan potong, gerak makan, kedalaman potong) secara simultan memiliki pengaruh sebesar 98,40% terhadap hasil kekasaran permukaan.
Kesimpulan
Berdasarkan metode Taguchi didapatkan parameter yang optimal yaitu kecepatan potong 230 (m/min), gerak makan 0.1 (mm/rev), dan kedalaman potong 0,4mm dengan nilai kekasaran sebesar 0,957 �m. Lalu berdasarkan ANOVA dapat diketahui bahwa parameter gerak makan yang memberikan kontribusi paling utama, lalu parameter kecepatan potong yang memberikan kontribusi kedua. Paremter gerak makan dan kecepatan potong mempunyai korelasi yang sangat signifikan pada kekasaran permukaan, dengan menurunkan gerak makan dan kecepatan potong, maka hasil kekasaran permukaan rendah. Parameter yang memberikan kontribusi dan pengaruh paling dominan yaitu pada parameter gerak makan. Semakin rendah nilai gerak makan, maka pergeseran mata pahat akan semakin lambat. Dengan pergeseran yang semakin lambat makan angka kekasaran yang didapat dari permukaan akan lebih rendah. Maka, dari percobaan ini dapat dilihat bahwa dengan menurnukan gerak makan, dan menurunkan kecepatan potong maka akan didapatkan hasil kekasaran yang rendah.
BIBLIOGRAFI
Ashar, M. C., Hendra, E., & Hoten, H. V. (2014). Analisa
kekasaran permukaan benda kerja dengan variasi jenis material dan pahat potong (Doctoral
dissertation, Universitas Bengkulu).
M. P. Groover, 2010, Fundamentals
of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems, 4th
edition.
H. Tschätsch, 2009, Applied
Machining Technology, 8th edition.
Ansyah, W. (2021). Aplikasi Taguchi Pada Optimasi Parameter
Pemesinan terhadap Kekasaran Permukaan dan Laju Pembuangan Material AISI 1045
Pada Proses Bubut CNC. RING Mechanical Engineering, 1(1),
10-14.
Lubis, S. Y., Rosehan, R., & Rico, W. (2019, May).
Pengaruh Cutting Speed terhadap Kekasaran Permukaan Bahan Allumininium Alloy
6061 Pada Proses Pembubutan. In Seminar Nasional Teknik (SEMNASTEK)
UISU (Vol. 2, No. 1, pp. 27-30).
Kuntoğlu, M., Aslan, A., Pimenov, D. Y., Giasin, K.,
Mikolajczyk, T., & Sharma, S. (2020). Modeling of cutting parameters and
tool geometry for multi-criteria optimization of surface roughness and
vibration via response surface methodology in turning of AISI 5140 steel. Materials, 13(19),
4242.
Setyawan, A. H., & Iswanto, I. (2019). Pengaruh Putaran
Spindel dan Cairan Pendingin terhadap Kekasaran Permukaan Baja AISI 4140 pada
Proses Pembubutan. REM (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, 4(1),
1-15.
Husni, T., Asmadi, A., Pusvyta, Y., & Hidayat, T. (2020).
Pengaruh Jenis Pahat dan Kedalaman Pemakanan Pada Proses Pembubutan terhadap
Kekasaran Permukaan Aisi 4340. Teknika: Jurnal Teknik, 6(2),
119-133.
Lubis, S. Y. Investigasi Variasi Kecepatan Potong Optimal Pada
Proses Pemesinan Baja AISI 4140. Poros, 16(1).
R. Valentino, Rosehan, and S.
Lubis, �Analisis Korelasi Parameter Pemotongan Proses Pembubutan Grey Cast Iron
Menggunakan Metode Anova�, jsa, vol. 2, no. 2, pp. 316-330, Feb. 2021.
Fundamentals of Machining and Machine Tools Second
Edition by Geoffrey Boothroyd and Winston A. Knight
Lubis, M.,
Siahaan, E., Darmawan, S., Adianto, A., & Ronald, R. (2019). Variation of
Cutting Parameters in the Process of Turning AISI 4340 Stell on Surface
Roughness. SINERGI, 23(2), 139-144.
A. Halim, I. S,
and D. S, "Pengaruh Putaran Spindel dan Depth of Cut Material AISI 4140
untuk Pembuatan Bushing pada Proses Bubut Konvensional," ROTASI, vol.
23, no. 4, pp. 8-17, Oct. 2021.
������������������������������������������������
Copyright holder: Gilbert
Amsal, Rosehan, Sobron Lubis (2021) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |