Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni
2022
KAJIAN
SISTEM DRAINASE DI DESA KISAM KECAMATAN LAWE SUMUR KABUPATEN ACEH TENGGARA
Harun Harasid
Universitas Gunung Leuser Aceh, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Drainase merupakan sarana dan prasarana untuk mengalirkan air hujan dari suatu
tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah
kondisi dari keadaan di kawasan Desa Kisam Lestari Kabupaten Aceh Tenggara. Dipilihnya
lokasi ini karena hampir setiap
tahun pada musim penghujan air meluap dari saluran drainase,
sehingga terjadi genangan air bahkan sering terjadi banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat. Secara sekilas kondisi eksisting saluran drainase yang terdapat dilokasi studi memang kurang
cukup memadai. Studi identifikasi penanggulangan banjir dan rencana desain drainase menganalisa debit banjir rencana periode ulang 10 tahunan dan 20 tahunan.Data curah hujan yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara
selama 15 tahun terakhir akan dilakukan
uji kelayakan probabilitas hujan periode ulang
sepuluh tahunan dengan Metode Distribusi
Normal = 302.94 mm, Metode Distribusi
Log Normal = 299.62 mm, Metode Distribusi
Log Person III = 312.93 mm, Metode Distribusi Gumbel = 336.39 mm. Untuk
probabilitas hujan periode ulang 20 tahunan dicantumkan sebagai berikut: Metode Distribusi Normal = 327.16
mm, Metode Distribusi Log
Normal = 331.78 mm, Metode Distribusi
Log Person III = 369.09 mm, Metode Distribusi Gumbel = 385.64 mm. Upaya
penanggulangan genangan air
pada desa Kisam Lestari dengan memperbesar dimensi saluran untuk menampung debit yang telah direncanakan. Pada Sub saluran drainase Desa Kisam Lestari Kiri diperoleh QRencana = 0,380 m3/det
lebih besar dari QKapasitas = 0,337 m3/det. Saluran drainase Desa Kisam Lestari Kanan diperoleh QRencana = 0,759 m3/det lebih besar dari QKapasitas
= 0,684 m3/det.
Kata Kunci:�� Sistem Drainase
Abstract
Drainage is a means
and infrastructure to drain rainwater from one place to another. In this study,
what will be raised is the condition of the situation in the Kisam Lestari Village area, Southeast Aceh Regency. This
location was chosen because almost every year in the rainy season water
overflows from drainage channels, so that there is stagnant water and even
floods often occur that interfere with community activities. At first glance,
the existing condition of the drainage channel at the study location is indeed
not sufficient. The flood management identification study and drainage design
plan analyzed flood discharge plans for 10-year and 20-year re-periods.
Rainfall data obtained from the Agriculture Office of Southeast Aceh Regency
for the last 15 years will be tested for the feasibility of the probability of
rain for a ten-year re-period with the Normal Distribution Method = 302.94 mm,
Normal Log Distribution Method = 299.62 mm, Person III Log Distribution Method
= 312.93 mm, Gumbel Distribution Method = 336.39 mm. For the probability of
rain of the 20-yearly re-period, it is listed as follows: Normal Distribution
Method = 327.16 mm, Normal Log Distribution Method = 331.78 mm, Person III Log
Distribution Method = 369.09 mm, Gumbel Distribution Method = 385.64 mm.
Efforts to overcome waterlogging in Kisam Lestari
village by increasing the dimensions of the channel to accommodate the planned
discharge. In the drainage sub-channel of Kisam
Lestari Kiri Village, QRencana = 0.380 m3 / sec
greater than QCapacity = 0.337 m3 / sec. The drainage
channel of Kisam Lestari Kanan
Village obtained QRencana = 0.759 m3/sec greater than
QCapacity = 0.684 m3/sec.
Keywords: Drainage System
Pendahuluan
Drainase merupakan sarana
dan prasarana untuk mengalirkan air hujan dari suatu tempat
ke tempat lain. Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (flood protection), sedangkan
irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman. Drainase merupakan suatu sistim pembuangan
air untuk mengalirkan kelebihan air di permukaan tanah maupun dibawah
tanah.
Sebab-sebab terjadinya banjir/genangan, pada dasarnya dapat dibagidua, yaitu akibat kondisi
alam setempat misalnya curah hujan yang relatiftinggi, kondisi topografi yang landai, dan adanya pengaruh pengempangan(back water) dari sungai atau laut.
Sedang yang termaksud akibat
daritingkah laku manusia misalnya masih adanya kebiasaan
membuang sampahke dalam saluran/sungai,
hunian di bantaran sungai, dan adanya penyempitansaluran/sungai akibat adanya suatu
bangunan misalnya gorong-gorong ataujembatan
Pada kajian ini
yang akan diangkat adalah kondisi dari keadaan di kawasan jalan Kisam
� Lw. Sumur Kec. Lw. Sumur
Kab. Aceh Tenggara. Dipilihnya
lokasi ini karena hampir setiap
tahun pada musim penghujan air meluap dari saluran drainase,
sehingga terjadi genangan air bahkan sering terjadi banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat. Secara sekilas kondisi eksisting saluran drainase yang terdapat dilokasi studi memang kurang
cukup memadai. Berdasarkan identifikasi, genangan-genangan yang terjadi disebabkan oleh karena banyak warga menutup
saluran parit yang menyebabkan saluran drainase tersumbat.
Oleh karena itu
dalam kajian ini yang akan dibahas
adalah kondisi dari saluran drainase
yang terdapat diruas jalan tersebut. Diangkatnya permasalahan tersebut karena genangan yang terjadi di kawasan jalan tersebut
sangatlah dipengaruhi oleh kondisi dari kapasitas
saluran drainase serta ukuran.
Metode
Penelitian
Studi pustaka dilakukan
dengan mengumpulkan dan mempelajari buku, atau literatur lain yang berhubungan dengan judul yang dibahas dan mengumpulkan data-data yang diperlukan
sebagai referensi.
a.
Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data drainase eksisting di beberapa tempat. Data geometri saluran merupakan hasil pengukuransecara langsung di lapangan dengan menggunakan roll meter yaitu lebar, tinggi, dan beda tinggi dasar
saluran (slope).
b. Data Sekunder
Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pengambilan
data sekunder adalah data curah hujan yang akan digunakan dalam analisis data dari instansi di Kabupaten Aceh Tenggara.
Dari data-data yang didapatkan akan dilakukan beberapa analisis data untuk perencanaan drainase wilayah yaitu dari segi hidrologi
dan hidraulika.
Hasil
dan Pembahasan
Analisa hidrologi yang berkaitan dengan kegunaan data curah hujan pada perhitungan curah hujan maksimum suatu wilayah, perhitungan nilai intensitas hujan daerah aliran sungai serta perhitungan debit banjir rencana pada suatu penampang drainase. Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disetarakan atau dilalui. Sebaliknya kala ulang (return period) adalah nilai banyaknya tahun rata-rata di mana suatu besaran disamai atau dilampaui.
Dalam hal ini tidak terkandung pengertian bahwa kejadian tersebut akan berulang secara teratur setiap kala ulang tersebut. Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar hujan baik yang manual maupun yang otomatis. Analisa frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.
A. Analisa Hidrologi
1. Analisa Curah Hujan Harian Maksimum
Data curah hujan yang
diperoleh dari Intansi Pemerintahan Kabupaten Aceh Tenggara selama 15
tahun terakhir akan dianalisa terhadap 4 (empat) metode analisa distribusi frekuensi hujan yang ada.
Tabel 1
Analisa Curah Hujan Harian
No |
Curah Hujan
(mm) Xi |
(XR - Xi) |
(XR - Xi)2 |
1 |
143,08 |
73,76 |
5440,14 |
2 |
156,16 |
60,68 |
3681,74 |
3 |
159,00 |
57,84 |
3345,16 |
4 |
175,66 |
41,18 |
1695,57 |
5 |
181,41 |
35,43 |
1255,10 |
6 |
183,91 |
32,93 |
1084,21 |
7 |
190,25 |
26,59 |
706,89 |
8 |
194,41 |
22,43 |
502,99 |
9 |
197,25 |
19,59 |
383,66 |
10 |
198,00 |
18,84 |
354,85 |
11 |
217,08 |
-0,24 |
0,06 |
12 |
270,91 |
-54,07 |
2923,85 |
13 |
274,53 |
-57,69 |
3328,44 |
14 |
344,91 |
-128,07 |
16402,61 |
15 |
366,00 |
-149,16 |
22249,50 |
Jumlah |
3252,56 |
|
63354,76 |
XR |
|
216,84 |
|
Sx |
|
67,27 |
Sumber: Hasil
Analisa
Sudah menjadi kenyataan bahwa tidak semua nilai dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya, tetapi kemungkinan ada nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Besarnya dispersi dapat dilakukan dengan pengukuran dispersi, yakni melalui perhitungan parametrik statistik untuk (Xi-Xr), (Xi- Xr)2, (Xi-Xr)3, (Xi-Xr)4 terlebih dahulu. Pengukuran dispersi ini digunakan untuk analisa distribusi Normal dan Gumbel. Dimana :
Xi : Besarnya curah hujan daerah (mm).
Xr : Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm).
Dari data-data
diatas didapat:
Standar deviasi: Sx =
Perhitungan Distribusi
Normal
Rumus : Xt = Xr + k * S
Dimana :
X t : curah hujan rencana
X rt : curah hujan rata-rata
k : koefisien untuk distribusi normal (Tabel 4.2)
S : standar devias
Tabel 2
Nilai Variabel (K)
Reduksi Gauss
Periode Ulang
(Tahun) |
|||||
2 |
5 |
10 |
20 |
50 |
100 |
0,000 |
0,840 |
1.280 |
1.640 |
2.050 |
2.330 |
Sumber : Soewarno 1995
Tabel 3
Analisa Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Normal
No. |
Periode ulang
(T) |
K |
XR |
Sx |
Curah Hujan |
Tahun |
XT |
||||
1 |
2 |
0,00 |
216,84 |
67,27 |
216,84 |
2 |
5 |
0,84 |
216,84 |
67,27 |
273,3468 |
3 |
10 |
1,28 |
216,84 |
67,27 |
302,9456 |
4 |
20 |
1,64 |
216,84 |
67,27 |
327,1628 |
5 |
50 |
2,05 |
216,84 |
67,27 |
354,7435 |
6 |
100 |
2,33 |
216,84 |
67,27 |
373,5791 |
Sumber: Hasil Analisa
Tabel 4
Analisa Curah Hujan Harian Maksimum Dengan Distribusi Log Normal
No |
Curah Hujan |
Log Xi |
(Log X - Log Xi) |
(Log X - Log Xi)2 |
(mm) Xi |
||||
1 |
143,08 |
2,156 |
0,181 |
0,033 |
2 |
156,16 |
2,194 |
0,143 |
0,020 |
3 |
159,00 |
2,201 |
0,135 |
0,018 |
4 |
175,66 |
2,245 |
0,091 |
0,008 |
5 |
181,41 |
2,259 |
0,077 |
0,006 |
6 |
183,91 |
2,265 |
0,072 |
0,005 |
7 |
190,25 |
2,279 |
0,057 |
0,003 |
8 |
194,41 |
2,289 |
0,047 |
0,002 |
9 |
197,25 |
2,295 |
0,041 |
0,002 |
10 |
198,00 |
2,297 |
0,039 |
0,002 |
11 |
217,08 |
2,337 |
0,000 |
0,000 |
12 |
270,91 |
2,433 |
-0,097 |
0,009 |
13 |
274,53 |
2,439 |
-0,102 |
0,010 |
14 |
344,91 |
2,538 |
-0,202 |
0,041 |
15 |
366,00 |
2,563 |
-0,227 |
0,052 |
Jumlah |
3252,56 |
34,787 |
|
0,211 |
XR |
216,84 |
2,336 |
|
|
Sx |
67,27 |
0,123 |
|
Sumber: Hasil Analisa
Perhitungan Periode
Ulang Distribusi Log Normal
Rumus:
LogXt =LogXrt +k*S
Xt = 10LogXt
Dimana :
X t : curah hujan rencana
Xr : curah hujan rata-rata
k : koefisien untuk
distribusi Normal (Tabel 4.5)
S : standar
deviasi
Tabel 5
Nilai Variabel (k) Reduksi Gauss
Periode Ulang
(Tahun) |
|||||
2 |
5 |
10 |
20 |
50 |
100 |
0,000 |
0,840 |
1.280 |
1.640 |
2.050 |
2.330 |
Sumber: Soewarno 1995
Tabel 6
Analisa Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Normal
No. |
Periode ulang
(T) |
K |
Log XR |
Sx |
Log XT |
Curah Hujan |
Tahun |
(XT) |
|||||
1 |
2 |
0 |
2,319 |
0,123 |
2,319 |
208,51 |
2 |
5 |
0,84 |
2,319 |
0,123 |
2,422 |
264,52 |
3 |
10 |
1,28 |
2,319 |
0,123 |
2,477 |
299,62 |
4 |
20 |
1,64 |
2,319 |
0,123 |
2,521 |
331,78 |
5 |
50 |
2,05 |
2,319 |
0,123 |
2,571 |
372,63 |
6 |
100 |
2,33 |
2,319 |
0,123 |
2,606 |
403,39 |
Sumber: Hasil Analisa
Dari data-data diatas
didapat:
Standar deviasi:
Tabel 7
Analisa Curah Hujan Harian Maksimum Dengan Distribusi Log Person
No |
Curah Hujan |
Log Xi |
(Log X - Log Xi) |
(Log X - Log Xi)2 |
(Log X - Log Xi)3 |
(mm) Xi |
|||||
1 |
143,08 |
2,156 |
0,181 |
0,033 |
0,006 |
2 |
156,16 |
2,194 |
0,143 |
0,020 |
0,003 |
3 |
159,00 |
2,201 |
0,135 |
0,018 |
0,002 |
4 |
175,66 |
2,245 |
0,091 |
0,008 |
0,001 |
5 |
181,41 |
2,259 |
0,077 |
0,006 |
0,000 |
6 |
183,91 |
2,265 |
0,072 |
0,005 |
0,000 |
7 |
190,25 |
2,279 |
0,057 |
0,003 |
0,000 |
8 |
194,41 |
2,289 |
0,047 |
0,002 |
0,000 |
9 |
197,25 |
2,295 |
0,041 |
0,002 |
0,000 |
10 |
198,00 |
2,297 |
0,039 |
0,002 |
0,000 |
11 |
217,08 |
2,337 |
0,000 |
0,000 |
0,000 |
No |
Curah Hujan (mm) Xi |
Log Xi |
(Log X - Log Xi) |
(Log X - Log Xi)2 |
(Log X - Log Xi)3 |
12 |
270,91 |
2,433 |
-0,097 |
0,009 |
-0,001 |
13 |
274,53 |
2,439 |
-0,102 |
0,010 |
-0,001 |
14 |
344,91 |
2,538 |
-0,202 |
0,041 |
-0,008 |
15 |
366,00 |
2,563 |
-0,227 |
0,052 |
-0,012 |
Jumlah |
3252,56 |
34,787 |
0,255 |
|
-0,009 |
XR |
216,84 |
2,336 |
|
|
|
Sx |
67,27 |
0,135 |
|
||
G |
0,02 |
Sumber: Hasil Analisa
Curah hujan (Xi) = 143,08 mm
Log Xi= Log 143,08 = 2.155 mm
Rata-rata curah hujan (XR)= 216,84 mm
Log XR � Log Xi= Log 216,84 � Log 143,08 = 0,1806 mm
Perhitungan Periode Ulang Distribusi Log Person III Rumus :
LogXt =LogXrt +k*S
Xt = 10LogXt
Dimana :
X t : curah hujan rencana
X rt : curah hujan rata-rata
k : koefisien untuk distribusi Normal (Tabel 4.8)
S : standar deviasi
Tabel 8
Nilai k Distribusi Log
Pearson III
Periode Ulang
(Tahun) |
|||||
2 |
5 |
10 |
20 |
50 |
100 |
-0.038 |
0.826 |
1.306 |
1.837 |
2.189 |
2.527 |
Sumber : Soewarno 1995
Tabel 9
Analisa Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Log Person III
No. |
Periode ulang
(T) |
K |
Log XR |
Log Sx |
Log XT |
Curah Hujan |
Tahun |
(XT) |
|||||
1 |
2 |
-0,038 |
2,319 |
0,135 |
2,314 |
206,06 |
2 |
5 |
0,826 |
2,319 |
0,135 |
2,431 |
269,55 |
3 |
10 |
1,306 |
2,319 |
0,135 |
2,495 |
312,93 |
4 |
20 |
1,837 |
2,319 |
0,135 |
2,567 |
369,09 |
5 |
50 |
2,189 |
2,319 |
0,135 |
2,615 |
411,76 |
6 |
100 |
2,527 |
2,319 |
0,135 |
2,660 |
457,38 |
Sumber: Hasil Analisa
Dari
data-data diatas didapat :
Standar deviasi :
Tabel 10
Analisa Curah Hujan Harian Maksimum Dengan Distribusi Gumbel
No |
Curah Hujan |
P = |
Periode ulang
T=1/p (mm/s) |
(mm) Xi |
|||
1 |
143,08 |
0,063 |
16,000 |
2 |
156,16 |
0,125 |
8,000 |
3 |
159,00 |
0,188 |
5,333 |
4 |
175,66 |
0,250 |
4,000 |
5 |
181,41 |
0,313 |
3,200 |
6 |
183,91 |
0,375 |
2,667 |
7 |
190,25 |
0,438 |
2,286 |
8 |
194,41 |
0,500 |
2,000 |
9 |
197,25 |
0,563 |
1,778 |
10 |
198,00 |
0,625 |
1,600 |
11 |
217,08 |
0,688 |
1,455 |
12 |
270,91 |
0,750 |
1,333 |
13 |
274,53 |
0,813 |
1,231 |
14 |
344,91 |
0,875 |
1,143 |
15 |
366,00 |
0,938 |
1,067 |
Jumlah |
3252,56 |
||
XR |
216,84 |
||
Sx |
67,27 |
Sumber: Hasil Analisa
Tabel 11
Perhitungan Curah Hujan Dengan Metode Distribusi
Gumbel
No |
Tahun |
Ri |
(Ri-Rt) |
(Ri-Rt)2 |
(mm) |
(mm) |
(mm) |
||
1 |
1997 |
270,910 |
54,070 |
2923,565 |
2 |
1998 |
197,250 |
-19,590 |
383,768 |
3 |
1999 |
217,080 |
0,240 |
0,058 |
4 |
2000 |
175,660 |
-41,180 |
1695,792 |
5 |
2001 |
198,000 |
-18,840 |
354,946 |
6 |
2002 |
181,410 |
-35,430 |
1255,285 |
7 |
2003 |
194,410 |
-22,430 |
503,105 |
8 |
2004 |
183,910 |
-32,930 |
1084,385 |
9 |
2005 |
190,250 |
-26,590 |
707,028 |
10 |
2006 |
159,000 |
-57,840 |
3345,466 |
11 |
2007 |
156,160 |
-60,680 |
3682,062 |
12 |
2008 |
143,080 |
-73,760 |
5440,538 |
13 |
2009 |
366,000 |
149,160 |
22248,706 |
14 |
2010 |
344,910 |
128,070 |
16401,925 |
15 |
2011 |
274,530 |
57,690 |
3328,136 |
TOTAL |
3252,560 |
|
63354,764 |
Sumber: Hasil Analisa
Ri= data curah hujan
n = 15.00
Rt =
Rt = 216,84 mm
Ri-Rt= 270,910 � 216,84 = -54,070 mm
Sn-1=
=67,27
Perhitungan Periode Ulang
Distribusi Gumbel
Rumus : Xt=𝑋𝑟+∗𝑆
Dimana :
X t : curah hujan rencana
X rt : curah hujan rata-rata
S : standar deviasi
S n : standar deviasi ke n (Tabel 4.12)
Y : koefisien untuk distribusi Gumbel (Tabel 4.13)
Y n : koefisien untuk distribusi Gumbel ke n
Tabel 12
Nilai Sn dan Yn
n |
Sn |
Yn |
15 |
0.938 |
0.5035 |
Sumber: Dr. Ir. Suripin, M. Eng
Tabel 13
Nilai Variabel (Y) Reduksi Gumbel
Periode Ulang
(Tahun) |
|||||
2 |
5 |
10 |
20 |
50 |
100 |
0.3668 |
1.5004 |
2.251 |
2.9709 |
3.9028 |
4.6012 |
Sumber: Dr. Ir. Suripin, M. Eng
Tabel 14
Analisa Curah Hujan Rencana Dengan Distribusi Gumbel
No |
Periode ulang
(T) Tahun |
Y TR |
Yn |
Sn |
XR |
Sx |
K |
Xt |
1 |
2 |
0,3668 |
0,5035 |
0,9833 |
216,84 |
67,27 |
-0,139 |
207,488 |
2 |
5 |
1,5004 |
0,5035 |
0,9833 |
216,84 |
67,27 |
1,014 |
285,040 |
3 |
10 |
2,2510 |
0,5035 |
0,9833 |
216,84 |
67,27 |
1,777 |
336,391 |
4 |
20 |
2,9709 |
0,5035 |
0,9833 |
216,84 |
67,27 |
2,509 |
385,641 |
5 |
50 |
3,9028 |
0,5035 |
0,9833 |
216,84 |
67,27 |
3,457 |
449,395 |
6 |
100 |
4,6012 |
0,5035 |
0,9833 |
216,84 |
67,27 |
4,167 |
497,174 |
Sumber: Hasil Analisa
Untuk n = 15 maka diperoleh
reduced Mean Yn = 0.5035
Untuk n =15 maka diperoleh
reduced Standar Deviation Sn = 0.9833
Tabel 15
Rekaptulasi Curah Hujan Harian Maksimum
No |
Periode ulang
(T) tahun |
Normal |
Log Normal |
Log Person III |
Gumbel |
1 |
2 |
216,84 |
208,51 |
206,06 |
207,488 |
2 |
5 |
273,3468 |
264,52 |
269,55 |
285,040 |
3 |
10 |
302,9456 |
299,62 |
312,93 |
336,391 |
4 |
20 |
327,1628 |
331,78 |
369,09 |
385,641 |
5 |
50 |
354,7435 |
372,63 |
411,76 |
449,395 |
6 |
100 |
373,5791 |
403,39 |
457,38 |
497,174 |
Sumber: Hasil Analisa
2. Analisa Cacthment Area dan Koefisien Run Off
Sebelum menganalisa debit rencana suatu daerah/kawasan yang akan ditinjau perlu diperkirakan terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti daerah tangkapan hujan (cacthment area dan koefesien Run off) pada kawasan tersebut. Daerah tangkapan hujan sangat tergantung terhadap kondisi lahan/tanah yang ada. Faktor utama yang mempengaruhinya adalah laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah dan lain-lain. Untuk kota Sibolga karakter permukaan tanahnya bervariasi dari daerah perdagangan padat dan sedang, perumahan/perkantoran padat dan sedang serta kawasan hutan yang curam.
Untuk menganalisanya disesuaikan dengan kondisi karakter permukaannya yang dikaitkan dengan daerah catchment area sesuai dengan sub drainase yang dimaksud. Dalam hal ini telah ditentukan nilai dari koefesien limpasan terhadap kondisi karakter permukaannya yaitu:
C1 = 0.8 Kawasan Perdagangan Padat
C2 = 0.7 Kawasan Perdagangan Sedang
C3 = 0.75 Kawasan Perumahan/perkantoran padat
C4 = 0.65
Kawasan Perumahan/Perkantoran
sedang
C5 = 0.6 Kawasan
Hutan yang curam
Tabel 16
Perhitungan Cacthment Area
dan Koefisien Run Off
No |
Nama Drainase |
Luas daerah pelayanan |
C1 |
C2 |
C3 |
C4 |
C5 |
C Rata-rata |
1 |
Sal. Desa kisam
lestari kiri |
1,5 |
0.8 |
0.7 |
0.75 |
0.65 |
0.6 |
0.725 |
2 |
Sal. Desa kisam
lestari kanan |
2,3 |
0.8 |
0.7 |
0.75 |
0.65 |
0.6 |
0.725 |
Sumber: Hasil Analisa
3. Analisa Waktu Konsentrasi dan Intensitas
Waktu konsentrasi suatu daerah aliran adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluarannya (titik kontrol), setelah tanah menjadi jenuh dan tekanan-tekanan kecil terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi maka setiap bagian daerah aliarn secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol.
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat umum hujan adalah semakin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Hubungan antara intensitas hujan, lamanya hujan dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan dalam lengkung Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF yaitu Intensity, Duration, Frequency Curve). Diperlukan data hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit dan jam-jaman untuk membentuk lengkung IDF. Data hujan jenis ini hanya dapat diperoleh dari stasiun penakar otomatis, selanjutnya berdasarkan hujan jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat dibuat.
Dari tabel dibawah dan divasiasikan terhadap
waktu konsentrasi serta fungsi dari drainase itu sendiri (primer atau
sekunder). untuk saluran drainase primer curah hujan rencana yang diperkirakan
untuk 5 tahunan, sehingga didapatlah analisa perhitungan intensitas dan waktu
konsentrasi pada tabel 4.17. berikut:
Tabel 17
Analisa Intensitas Curah Hujan
No |
T (Menit) |
T (jam) |
R2 |
R5 |
R10 |
R20 |
R50 |
R100 |
1 |
5 |
0,08333 |
377,04 |
517,97 |
611,28 |
700,77 |
816,63 |
903,45 |
2 |
10 |
0,16667 |
237,51 |
326,28 |
385,07 |
441,44 |
514,42 |
569,11 |
3 |
20 |
0,33333 |
149,63 |
205,55 |
242,58 |
278,10 |
324,07 |
358,53 |
4 |
30 |
0,5 |
114,19 |
156,86 |
185,12 |
212,23 |
247,31 |
273,61 |
5 |
40 |
0,66667 |
94,26 |
129,49 |
152,82 |
175,19 |
204,15 |
225,86 |
6 |
50 |
0,83333 |
81,23 |
111,59 |
131,69 |
150,97 |
175,93 |
194,64 |
7 |
60 |
1 |
71,93 |
98,82 |
116,62 |
133,69 |
155,80 |
172,36 |
8 |
70 |
1,16667 |
64,91 |
89,17 |
105,23 |
120,64 |
140,58 |
155,53 |
9 |
80 |
1,33333 |
59,38 |
81,57 |
96,27 |
110,36 |
128,61 |
142,28 |
10 |
90 |
1,5 |
54,89 |
75,41 |
89,00 |
102,03 |
118,90 |
131,54 |
11 |
100 |
1,66667 |
51,17 |
70,30 |
82,96 |
95,11 |
110,83 |
122,61 |
12 |
110 |
1,83333 |
48,02 |
65,97 |
77,85 |
89,25 |
104,01 |
115,07 |
13 |
120 |
2 |
45,31 |
62,25 |
73,47 |
84,22 |
98,15 |
108,58 |
14 |
130 |
2,16667 |
42,96 |
59,02 |
69,65 |
79,85 |
93,05 |
102,94 |
15 |
140 |
2,33333 |
40,89 |
56,17 |
66,29 |
76,00 |
88,56 |
97,98 |
16 |
150 |
2,5 |
39,05 |
53,65 |
63,31 |
72,58 |
84,58 |
93,57 |
17 |
160 |
2,66667 |
37,41 |
51,39 |
60,64 |
69,52 |
81,02 |
89,63 |
18 |
170 |
2,83333 |
35,92 |
49,35 |
58,24 |
66,77 |
77,81 |
86,08 |
19 |
180 |
3 |
34,58 |
47,51 |
56,07 |
64,27 |
74,90 |
82,86 |
Sumber: Hasil Analisa
Tabel 18
Analisa Waktu Konsentrasi
dan Intensitas Hujan Rencana
No |
Nama Drainase |
Tc (menit) |
Fungsi Saluran |
Periode Ulang
Tahun |
R24 |
I mm/jam |
1 |
Sal. Desa kisam lestari kiri |
41,83 |
P |
5 |
285,04 |
125,683 |
2 |
Sal. Desa kisam lestari kanan |
41,83 |
P |
5 |
285,04 |
125,683 |
Sumber: Hasil Analisa
4. Analisa Debit Rencana
Aliran pada saluran atau sungai tergantung
pada dari berbagai faktor-faktor secara bersamaan. Dalam kaitannya dengan limpasan, faktor yang berpengaruh secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu :
�
Faktor meteorologi yaitu karakteristik hujan seperti intensitas hujan, durasi hujan
dan distribusi hujan.
�
Karakteristik DAS meliputi luas dan bentuk DAS, topografi dan tata guna lahan.
Perhitungan debit rencana saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus rasional. Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah ditetapkan, baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai. Tabel berikut ini menyajikan
standar desain saluran drainase berdasarkan Pedoman Drainase Perkotaan dan Standar Desain Teknis.
Tabel 19
Kriteria Desain Hidrologi
Sistem Drainase Perkotaan
Luas DAS (ha) |
Periode Ulang (tahun) |
Metode Perhitungan
Debit Banjir |
< 10 |
2 |
Rasional |
10 � 100 |
2 � 5 |
Rasional |
101 � 500 |
5 � 20 |
Rasional |
> 500 |
10 � 25 |
Hidrograf satuan |
Sumber: Dr. Ir. Suripin, M. Eng
Dari hasil analisa terhadap
data yang diperoleh diperoleh
Besar debit rencana untuk masing-masing saluran seperti Tabel 4.20. berikut ini.
Tabel 20
Analisa Debit Banjir Rencana
No |
Nama Drainase |
I (mm/jam) |
c |
A |
Q(m3/det) |
1 |
Sal. Desa kisam lestari kiri |
125,683 |
0,725 |
1,5 |
0,3800 |
2 |
Sal. Desa kisam lestari kanan |
125,683 |
0,725 |
3 |
0,7599 |
Sumber: Hasil Analisa
Perhitungan mencari debit rencana:
Qr = 0.00278 .C.I.A
Qr =0,00278 x 0,725
x 0,725 x 1,5
Qr = 0,3800m3
/ det
Tabel 21
Dimensi Drainase
Eksisting Penampang Persegi
No |
Nama Drainase |
B(cm) |
h (cm) |
Panjang (m) |
1 |
Saluran Desa
kisam lestari kiri |
45 |
80 |
300 |
Gambar 1
Bentuk Saluran
Drainase Desa kisam lestari kiri
Tabel 22
Dimensi Drainase
Eksisting Penampang Trapesium
No |
Nama Drainase |
b(cm) |
B(cm) |
h (cm) |
Panjang (m) |
1 |
Saluran Desa
kisam lestari kanan |
40 |
70 |
80 |
300 |
Gambar 2
Bentuk Saluran
Drainase Desa kisam lestari kanan
Gambar 3
Drainase Eksisting
DesaKisam Lestari Kanan
Gambar 4
Drainase Eksisting
Desa Kisam Lestari Kanan
Gambar 5
Genangan banjir
pada jalan desa kisam lestari
5. Analisa Saluran Eksisting
Penampang drainase
yang ada di catchment area Desa
Kisam Lestari mempunyai bentuk saluran dengan tampang persegi. Dipusat-pusat kota yang lahannya terbatas mempunyai bentuk drainase saluran tertutup. Lebar, kedalaman maupun kemiringan dasar saluran tergantung terhadap kondisi serta fungsi dari
masing-masing drainase. Analisa perencanaan
drainase difokuskan terhadap kapasitas eksisting dari drainase yang ada. Dari tampang yang ada dan kemiringan dasar saluran serta koefesien
manning masing-masing dapat dianalisa
kapasitasnya. Semuanya tersaji dalam tabel
berikut.
Tabel 23
Analisa Kapasitas Saluran Penampang
|
Dimensi Persegi |
Dimensi Hidrolis |
|
||||||||||
No |
Nama
Drainase |
h (m) |
B (m) |
b (m) |
A (m) |
P (m) |
R (m) |
N |
Slope |
V (m/det) |
Q Kapasitas (m/det) |
Q
Rencana ( M3) |
Ket |
1 |
Sal.
Desa kisam lestari kiri |
0,8 |
0,45 |
|
0,360 |
2,05 |
0,176 |
0.015 |
0.002 |
0,935 |
0,337 |
0,380 |
Tidak Ok |
2 |
Sal.
Desa kisam lestari kanan |
0.8 |
0,70 |
0.4 |
0,416 |
2,01 |
0,206 |
0.015 |
0.002 |
1,645 |
0,684 |
0,759 |
Tidak Ok |
Perhitungan kapasitas penampang saluran desa kisam
lestari kiri:
� Luas penampang (A) = Bxh
Luas penampang (A) = 0,45 x 0,8
Luas penampang (A) = 0,36𝑚2
� Keliling basah (P) = B+2h
Keliling basah(P) = 0,45+2(0,8)
Keliling basah (P) = 2,05
� Jari-jari hidrolis (R) =
Jari-jari hidrolis (R) =
Jari-jari hidrolis (R) = 0,176 �m
� Kecepatan aliran (V) = x𝑅2/3x𝑆1/2
Kecepatan aliran (V) = �x 0,1762/3 x 0,0021/2
Kecepatan aliran (V) = 0,935 m/det
� Debit saluran (Q) = A x V
Debit saluran (Q) = 0,36𝑚2 x 0,935 m /
det
Debit saluran
(Q) = 0,337𝑚3 / det
Perhitungan kapasitas penampang saluran desa kisam
lestari kanan:
� Luas penampang (A) = (b + m.h)� h
Luas penampang (A) = (0,40 + 0,15 x 0,8) 0,8
Luas penampang (A) = 0,416𝑚2
� Keliling basah (P) = b+2h
Keliling basah(P) = 0,40 + 2 x
0,8
Keliling basah (P) = 2,01
� Jari-jari hidrolis (R) =
Jari-jari hidrolis (R) =
Jari-jari hidrolis (R) = 0,206 �m
� Kecepatan aliran (V) = x𝑅2/3x𝑆1/2
Kecepatan aliran (V) = �x 0,2062/3 x 0,0021/2
Kecepatan aliran (V) = 1,645 m/det
� Debit saluran (Q) = A x V
Debit saluran (Q) = 0,416𝑚2 x 1,645 m / det
Debit saluran
(Q) = 0,684𝑚3 / det
Tabel 24
Hasil evaluasi saluran drainase di Kawasan Desa Kisam Lestari
No |
Nama Saluran |
Kondisi Eksisting |
Tindakan |
Hasil |
1 |
Saluran Desa
kisam lestari kiri |
�
Drainase tidak mampu menampung debit rencana �
Terjadi limpasan air ke jalan desa
di musim penghujan �
Tingkat sedimentasi sebesar 10 cm |
�
Menambah ukuran dimensi saluran �
Melakukan pengerukan sedimen dalam tiap jangka waktu
tertentu. |
�
Dapat menampung
debit air sehingga tidak terjadi genangan pada jalan desa saat
musim penghujan �
Dapat menampung
debit air karena sudah melakukan pengerukan sedimen �
Saluran air drainase sudah lancar |
2 |
Saluran Desa
kisam lestari kanan |
�
Drainase tidak mampu menampung debit rencana �
Terjadi limpasan air ke jalan desa
di musim penghujan �
Tingkat sedimentasi sebesar 10 cm �
Kondisi saluran terpenuhi rumput |
�
Menambah ukuran dimensi saluran �
Melakukan pengerukan sedimen secara berkala. �
Membersihkan saluran
dari rumput |
�
Dapat menampung
debit air sehingga tidak terjadi genangan pada jalan desa saat
musim penghujan �
Dapat menampung debit
air karena sudah melakukan pengerukan sedimen �
Saluran air drainase sudah lancar |
Kesimpulan
Setelah melakukan studi
identifikasi penanggulangan
banjir dan rencana desain drainase desa kisam lestari,
maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Probabilitas Hujan Maksimum yang penulis gunakan pada studi identifikasi penanggulangan genangan air pada desa kisam lestari adalah
Probabilitas hujan Metode Distribusi Normal, Log
Normal, Log Person III, dan Gumbel. 2). Upaya penanggulangan genangan air pada desa Kisam Lestari dengan memperbesar dimensi saluran untuk menampung debit yang telah direncanakan. 3). Probabilitas hujan periode ulang 10 tahunan dicantumkan sebagai berikut:�� Metode Distribusi Normal = 302.94 mm�
�
Metode Distribusi Log Normal = 299.62
mm
�
Metode Distribusi Log Person III =
312.93 mm
�
Metode Distribusi Gumbel = 336.39 mm
4). Probabilitas hujan periode ulang
20 tahunan dicantumkan sebagai berikut: Metode
�
Distribusi Normal = 327.16 mm
�
Metode Distribusi Log Normal = 331.78
mm
�
Metode Distribusi Log Person III =
369.09 mm
�
Metode Distribusi Gumbel = 385.64 mm
5). Melakukan perbesaran dimensi saluran untuk menampung
debit yang telah direncanakan,
pada:
�
Saluran Drainase Desa
Kisam Lestari Kiri diperoleh
QRencana = 0,380 m3/det lebih
besar dari QKapasitas = 0,337 m3/det.
�
Saluran Drainase Desa
Kisam Lestari Kanan diperoleh QRencana = 0,759 m3/det
lebih besar dari QKapasitas = 0,684 m3/det
6). Pendangkalan saluran akibat endapan terhadap drainase memperkecil kapasitas saluran sehingga saluran melimpah.
BIBLIOGRAFI
Brontowiyono,
W., 2006, Mengelola Air Jalanan, Kedaulatan Rakyat Newspaper, Yogyakarta.
CD
Soemarto., 1997, Hidrologi Teknik, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.
Dirjend.
Pengairan Dept. Pekerjaan Umum. 1986. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Saluran (KP-03). CV. Galang Persada. Bandung
Haryono,
S., (1999). Drainase Perkotaan. PT. Mediatama Saptakarya, Jakarta.
Kodoatie,
R., 2009 , Hidrolika Terapan , Penerbit Andi, Yogyakarta.
Soewarno,
1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Penerbit Nova.
Subarkah,
Imam. 1978. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea Dharma.
Suripin.,
2004, Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Wesli.
2008. Drainase Perkotaan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Copyright
holder: Ade Syoufa, Arief Rahman, Dimyati, P. Joko Slameto (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |