Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 6, Juni 2022

 

HUBUNGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT DAN SUMBER INFORMASI DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI PROTOKOL KESEHATAN DI UPTD PUSKESMAS SYAMTALIRA BAYU KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2021

 

Subki, Hafsah US, Myrna Lestari AB

Poltekkes Kemenkes Aceh, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]


 

Abstrak

Kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular telah memiliki Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Peningkatan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat, dan telah menyebar ke berbagai Negara dalam waktu yang cepat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.840.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik masyarakat dan sumber informasi dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan. Responden adalah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara sebanyak 62 orang dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Uji Chi Square, Uji Exact Fisher, dan Uji Regresi Logistik berganda pada α =5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor umur (p=1,000), jenis kelamin (p=0,137), pekerjaan (p=0,459), penghasilan (p=0,259) dan informasi dari media elektronik (p=0,102) tidak ada hubungan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan. Sedangkan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah pendidikan (p=0,018) dan informasi dari petugas kesehatan (p=0,029). Pendidikan merupakan faktor yang paling dominan dengan (Exp(B)=11,000). Disarankan kepada: (1) Kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan agar dapat mencegah penyebaran Virus Corona. (2) Kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama (Ustadz) diharapkan menyampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan dan informasi tentang penyebaran Virus Corona dan pencegahannya dengan mematuhi protokol kesehatan. (3) Kepada Puskesmas Syamtalira Bayu perlu dilakukan upaya penyampaian informasi yang efektif dan berkesinambungan seperti penyuluhan kesehatan, membagikan poster, membagikan leaflet dan memasang spanduk tentang penyebaran Virus Corona dan pencegahannya.

 

Kata Kunci:�� Wabah, Virus, protokol kesehatan, Syamtalira Bayu

 

Abstract

The policy of overcoming infectious disease outbreaks already has Law Number 4 of 1984 concerning Infectious Disease Outbreaks, Government Regulation Number 40 of 1991 concerning Management of Infectious Disease Outbreaks, and Regulation of the Minister of Health Number 1501 / Menkes / Per / X / 2010 concerning Certain Types of Infectious Diseases That Can Cause Outbreaks and Countermeasures. The increase in the number of Covid-19 cases is progressing quite quickly, and has spread to various countries in a rapid time. As of July 9, 2020, WHO reported 11,840,226 confirmed cases with 545,481 deaths worldwide (Case Fatality Rate /CFR 4.6%).This study aims to analyze the relationship between community characteristics and sources of information with compliance with health protocols. The respondents were people who visited the Syamtalira Bayu Health Center, North Aceh Regency, as many as 62 people with the Accidental Sampling technique. Data collection using questionnaires and analyzed using chi square test, exact fisher test, and multiple logistic regression test at α =5%. The results showed that the factors of age (p= 1,000), gender (p = 0.137), occupation (p = 0.459), income (p = 0.259) and information from electronic media (p = 0.102) were not related to compliance with health protocols. Meanwhile, factors related to compliance with following health protocols are education (p = 0.018) and information from health workers (p = 0.029). Education is the most dominant factor with (Exp(B)=11,000). It is recommended to: (1) To the public to always implement health protocols, namely wearing masks, washing hands and maintaining distance and avoiding crowds in order to prevent the spread of the Corona Virus. (2) Community leaders and religious leaders (Ustadz) are expected to convey to the public to provide support and information about the spread of the Corona Virus and its prevention by complying with health protocols. (3) To the Syamtalira Bayu Health Center, efforts need to be made to convey effective and sustainable information such as health counseling, distributing posters, distributing leaflets and placing banners about the spread of the Corona Virus and its prevention.

 

Keywords: Outbreak, Virus, health protocol, Syamtalira Bayu

 

Pendahuluan

Di Indonesia kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular telah memiliki Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Oleh Karena itu dalam rangka upaya penanggulangan dini Wabah Covid-19, Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus Sebagai Salah Satu Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan dibuat atas dasar pertimbangan bahwa infeksi Novel Coronavirus telah dinyatakan oleh WHO Sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia. Penyebaran Covid-19 ke berbagai Negara termasuk Indonesia terkait dengan mobilitas penduduk, diperlukan penanggulangan terhadap penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2020).

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat, dan telah menyebar ke berbagai Negara dalam waktu yang cepat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.840.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Indonesia pertama kali melaporkan kasusnya pada tanggal 2 Maret 2020. Di Indonesia kasus Covid-19 meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh provinsi, kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia. Pada tanggal 9 Juli 2020 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan 70.736 kasus konfirmasi Covid-19 dengan 3.417 kasus meninggal (CFR, 4,8%) (Kemenkes RI, 2020).

Situasi Covid-19 di tingkat global maupun nasional masih dalam resiko sangat tinggi, vaksin masih dalam proses pengembangan, dunia dituntut untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan dengan Covid-19. Oleh sebab itu diperlukan suatu pedoman dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dan masyarakat agar tetap sehat, aman dan produktif, dan semua masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standar. Pedoman tentang Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 telah disusun berdasarkan rekomendasi WHO yang disesuaikan dengan perkembangan pandemic Covid-19 dan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (WHO, 2020).

Dalam rangka terlaksananya keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), sumber daya manusia merupakan subjek penting dalam pembangunan. Bangsa Indonesia pada saat ini sedang menghadapi tantangan yang mengharuskan sumber daya manusia beradaptasi dengan situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Belum ditemukannya pengobatan definitis Covid-19 diperkirakan akan memperpanjang masa pandemic sehingga kita harus bersiap dengan kebiasaan baru pada kehidupan masyarakat. Aspek kesehatan, social dan ekonomi harus terus berjalan dan bersaing mendukung supaya tercapai tujuan yang diharapkan. Berbagai kebijakan percepatan penanganan Covid-19 harus tetap mendukung social dan ekonomi masyarakat (Kemenkes RI, 2020).

Tempat dan fasilitas umum merupaka daerah tempat masyarakat melakukan aktifitas kehidupan sosial dan berkegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Resiko berkumpulnya masyarakat pada tempat dan fasilitas umum termasuk Puskesmas, memiliki potensi penularan Covid-19 yang cukup besar. Agar perekonomian masyarakat tetap dapat berjalan seperti biasanya, perlu dilakukan mitigasi dampak pandemic Covid-19 khususnya ditempat dan fasilitas umum, seperti halnya puskesmas.masyarakat harus melakukan perubahan prilaku dengan tatanan kebiasaan baru, supaya dapat terhindar dari penularan Covid-19.

Kedisiplinan dalam menerapkan prinsip pola hidup yang lebih bersih dan sehat merupapkan kunci dalam menekan penularan Covid-19 pada masyarakat kita, sehingga sangat diharapkan wabah Covid-19 dapat segera berakhir di lingkungan kita semua.

Prinsip Pencegahan Penularan Covid-19 pada individu dengan menghindari masuknya virus melalui berbagai tindakan, seperti:

a.      Menggunakakn alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung, mulut serta dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak di ketahui status kesehatannya.

b.     Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun denga air mengalir atau menggunakan cairan antiseptic berbasis Alkohol/Handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan yang tidak bersih.

c.      Menjaga jarak minimal 1meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang sedang berbicara, batuk atau bersin, serta menghindari keramaian dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi lainnya seperti pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal dan pengaturan jalur masuk dan keluar.

Covid-19 merupakan penyakit yang tingkat penularannya sangat tinggi sehingga perlu dilakukan upaya perlindungan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara menyeluruh. Perlindungan kesehatan masyarakat bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan dalam skala luas dan dapat menimbulkan beban besar terhadap aktifitas pelayan kesehatan seperti halnya puskemas. Tingkat penularan Covid-19 di masyarakat dipengaruhi oleh pergerakan orang, interaksi antar manusia serta berkumpulnya banyak masyarakat, untuk itu perlindungan masyarakat harus relevan oleh semua unsur yang ada di masyarakat. Adapun perlindungan kesehatan masyarakat dilakukan melalui :

a.      Kegiatan Promosi Kesehatan

Dilakukan melalui sosialisasi, edukasi dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari tokoh masyarakat melalui berbagai media.

b.     Kegiatan Perlindungan

Antara lain dilakukan melalui kegiatan penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah di akses dan memenuhi standar serta penyediaan hansanitizer, pengaturan jaga jarak, desinfeksi terhadap permukaan, ruangan dan peralatan secara berkala serta penegakan kedisplinan pada prilaku masyarakat yang beresiko dalam penularan Covid-19 seperti berkerumunan, tidak menggunakan masker, merokok di tempat dan fasilitas umum dan sebagainya.

Protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum seperti halnya puskesmas dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19 telah disusun untuk meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam mengantisipasi penularan Covid-19 di tempat dan fasilitas umum. Protokol kesehatan ini telah dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya. Diharapkan dengan keterlibatan semua unsur masyarakat baik pemerintah dan dunia usaha maka pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tempat fasilitas kesehatan dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 dan secara aktif dapat berkontribusi mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 di masyarakat.

Kementrian/lembaga, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota berdasarkan kewenangannya dapat menindaklanjuti protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 untuk setiap sektor sesuai dengan kebutuhan, dalam bentuk panduan teknis. Pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan bagi masyarakat ditempat dan fasilitas umum dalam rangka peccegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019, sesuai dengan kewenangan masing-masing dan dapat melibatkan seluruh masyarakat.

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru pada tempat-tempat di mana terjadi pergerakan orang dan berkumpulnya banyak orang. Masyarakat harus dapat beraktifitas kembali dalam situasi pandemi Covid-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat serta memberdayakan sumber daya yang ada. Peran masyarakat dapat memutuskan mata rantai Covid-19 harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan

 

Metode Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian analisis dengan pendekatan cross sectional adalah merupakan penelitian dimana mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan pengukuran atau pengamatan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berkunjung atau berobat ke UPTD Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara pada bulan Juli 2021. Sampel untuk penelitian ini adalah berjumlah 62 orang dengan menggunakan aplikasi Sample Size:

P����������� = Proporsi atau Prevalensi (20%)

Zα/2 ����� = Distribusi nilai Z pada tingkat kemaknaan (α = 0,05)

d ��� ������ = Presisi absolut yang diinginkan (0,1).

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Deskripsi Lokasi Penelitian

1.     Kondisi Geografi

Kecamatan Syamtalira Bayu merupakan salah satu kecamatan yang berada di Wilayah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh. Luas Wilayah Kecamatan Syamtalira Bayu adalah 77,53 km2 (7.753 Ha) dengan batas wilayah sebagai berikut:

a.      Sebelah Utara dengan Selat Malaka

b.     Sebelah Selatan dengan Kecamatan Geureudong Pase

c.      Seelah Timur dengan Kecamatan Samudera

d.     Sebelah Barat dengan Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

Jumlah desa sebanyak 38 desa yang terdiri dari 4 Kemukiman. Aktivitas penduduk di Kecamatan Syamtalira Bayu meliputi pegawai negeri sipil, pegawai perusahaan swasta, pekerja konstruksi, pedagang, jasa transportasi, usaha pertanian, perkebunan dan lain-lain.

2.     Demografi

Jumlah Penduduk

Berdasarkan data BPS Kabupaten Aceh Utara 2020, Jumlah penduduk Kecamatan Syamtalira Bayu berjumlah 22.393 jiwa terdiri dari 11.113 (49,63%) laki-laki dan 11.280 (50,37%) perempuan, dengan jumlah kepala keluarga 6.099. Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur seperti pada Tabel 4.1 berikut.

 

Tabel 1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Syamtalira Bayu Tahun 2020

No.

Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Penduduk

%

1

0 4

2.566

11,46

2

5 � 14

4.827

21,56

3

15 � 44

10.961

48,95

4

45 � 64

3.049

13,62

5

≥ 65

990

4,42

 

Total

22.393

100

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara, 2020

 

Sarana Kesehatan

Berdasarkan data Profil Puskesmas Syamtalira Bayu tahun 2020 distribusi sarana kesehatan seperti pada Tabel 4.2 berikut.

 

Tabel 2

Jenis dan Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No.

Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan

Jumlah

1

Puskesmas Induk

1

2

Puskesmas Pembantu

2

3

Praktek Bidan

6

4

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

41

5

Pondok Bersalin Desa (Polindes)

8

6

Toko Obat

12

Sumber: Puskesmas Syamtalira Bayu, 2020

 

Berdasarkan data Profil Puskesmas Syamtalira Bayu tahun 2020, jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Syamtalira Bayu seperti pada Tabel 4.3 berikut.

 

 

 

Tabel 3

Jenis dan Jumlah Tenaga Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2020

No.

Jenis Tenaga Kesehatan

Jumlah

1

Dokter Umum (dr)

3

2

Dokter Gigi (drg)

1

3

Perawat

51

4

Bidan

81

5

Asisten Apoteker

4

6

Sanitasi

1

7

Apikes

2

8

Kesehatan Masyarakat

8

9

PLKB

1

 

JUMLAH

152

Sumber: Puskesmas Syamtalira Bayu, 2020

 

3.     Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menganalisis data-data dikumpulkan secara deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.     Mematuhi Protokol Kesehatan

Berdasarkan penelitian, kepatuhan mengikuti protokol kesehatan di Puskesmas Syamtalira Bayu yang menjadi responden dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.

 

Tabel 4

Distribusi Kepatuhan Masyarakat dalam Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Mematuhi Protokol Kesehatan

Jumlah

Proporsi (%)

1

Ya

28

45,16

2

Tidak

34

54,84

 

Total

62

100

 

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang mematuhi protokol kesehatan adalah 28 orang (45,16%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 34 orang (54,84%).

B.    Karakteristik Responden

 

Tabel 5

Distribusi Karakteristik Responden di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Karakteristik Responden

Jumlah

Proporsi (%)

1

Umur

 

 

 

≥ 20 Tahun

58

93,55

 

< 20 Tahun

4

6,45

 

Total

62

100

2

Jenis Kelamin

 

 

 

Laki-laki

24

38,71

 

Perempuan

38

61,29

 

Total

62

100

3

Pendidikan

 

 

 

Tinggi

8

12,9

 

Rendah

54

87,1

 

Total

62

100

4

Pekerjaan

 

 

 

Bekerja

30

48,39

 

Tidak Bekerja

32

51,61

 

Total

62

100

5

Penghasilan Keluarga

 

 

 

≥ UMP

35

56,45

 

< UMP

27

43,55

 

Total

62

100

 

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur, responden dengan responden dengan umur ≥ 20 tahun sebanyak 58 orang (93,55%) dan umur < 20 tahun 4 orang (6,45%). Responden berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 24 orang (28,71%) dan perempuan yaitu 38 orang (61,29%). Responden berdasarkan pendidikan, responden dengan responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 8 orang (12,9%) dan pendidikan rendah yaitu 54 orang (87,1%). Responden berdasarkan pekerjaan, responden dengan kategori bekerja sebanyak 30 orang (48,39%) dan kategori tidak bekerja sebanyak 32 orang (51,61%). Responden berdasarkan penghasilan keluarga, responden dengan responden dengan penghasilan ≥ UMP (≥ Rp. 3.165.030) 35 orang (56,45%) dan penghasilan < UMP (< Rp. 3.165.030) sebanyak 27 orang (43,55%).

C.    Sumber Informasi

 

Tabel 6

Distribusi Sumber Informasi Responden di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Sumber Informasi

Jumlah

Proporsi (%)

1

Informasi dari Tenaga Kesehatan

 

 

 

Baik

24

38,71

 

Kurang

38

61,29

 

Total

62

100

2

Informasi dari Media Elektronik

 

 

 

Baik

22

35,48

 

Kurang

40

64,52

 

Total

62

100

 

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memperoleh informasi dari tenaga kesehatan dengan baik sebanyak 24 orang (38,71%) dan responden yang memperoleh informasi dari media elektronik dengan baik sebanyak 22 orang (35,48%).

D.    Analisis Bivariat

1.     Hubungan Umur dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan

�� Analisis hubungan umur dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilhat pada tabel 7 berikut:

 

Tabel 7

Hubungan Umur dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Umur

Mematuhi Protokol Kesehatan

P

RP

95%

Confidence Interval

Ya

Tidak

Total

f

%

f

%

f

%

1

≥ 20 Tahun

26

44,8

32

55,2

58

100

1,000

0,897

0,323 : 2,488

2

< 20 Tahun

2

50,0

2

50,0

4

100

 

Total

28

45,2

34

54,8

62

100

 

 

 

 

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 58 responden dengan umur ≥ 20 tahun, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 26 orang (44,8%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 32 orang (55,2%). Sedangkan dari 4 responden dengan umur < 20 tahun, yang mematuhi protokol kesehatansebanyak 2 orang (50%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatanadalah 2 orang (50%).

Berdasarkan uji statistik pada analisis bivariat dengan uji Exact Fisher pada tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=1,000 (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.

2.     Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan

Analisis hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 8

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Jenis Kelamin

Mematuhi Protokol Kesehatan

P

RP

95%

Confidence Interval

Ya

Tidak

Total

f

%

f

%

f

%

1

Laki-laki

8

33,3

16

66,6

24

100

0,137

0,633

0,334 : 1,203

2

Perempuan

20

52,6

18

47,4

38

100

 

Total

28

45,2

34

54,8

62

100

 

 

 

 

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 24 responden dengan jenis kelamin laki-laki, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 8 orang (33,3%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 16 orang (66,7%). Sedangkan dari 38 responden dengan jenis kelamin perempuan, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 20 orang (52,6%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 18 orang (47,4%).

Berdasarkan uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,137 (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.

3.     Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan

 

Tabel 9

Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Pendidikan

Mematuhi Protokol Kesehatan

P

RP

95%

Confidence Interval

Ya

Tidak

Total

f

%

f

%

f

%

1

Tinggi

7

87,5

1

12,5

8

100

0,018

2,250

1,471 : 3,441

2

Rendah

21

38,9

33

61,1

54

100

 

Total

28

45,2

34

54,8

62

100

 

 

 

 

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 8 responden dengan pendidikan tinggi, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 7 orang (87,5%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 1 orang (12,5%). Sedangkan dari 54 responden dengan pendidikan rendah, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 21 orang (38,9%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 33 orang (61,1%).

Berdasarkan uji statistik pada analisis bivariat dengan uji Exact Fisher pada tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,018 (p<0,05). Artinya ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.

Nilai RP adalah 2,250 berarti responden dengan pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan untuk mematuhi protokol kesehatan 2,250 kali daripada responden yang berpendidikan rendah.

4.     Hubungan Pekerjaan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan.

Analisis hubungan pekerjaan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilhat pada tabel 4.10 berikut:

 

 

 

Tabel 10

Hubungan Pekerjaan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Pekerjaan

Mematuhi Protokol Kesehatan

P

RP

95%

Confidence Interval

Ya

Tidak

Total

f

%

f

%

f

%

1

Bekerja

15

50

15

50

30

100

0,459

1,231

0,709 : 2,135

2

Tidak Bekerja

13

40,6

19

59,4

32

100

 

Total

28

45,2

34

54,8

62

100

 

 

 

 

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang bekerja, yang mematuhi protokol kesehatansebanyak 15 orang (50%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatanadalah 15 orang (50%). sedangkan dari 32 responden yang tidak bekerja, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 13 orang (40,6%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 19 orang (59,4%).

Berdasarkan uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,459 (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.

5.     Hubungan Penghasilan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan

Analisis hubungan penghasilan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

 

Tabel 11

Hubungan Penghasilan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Penghasilan

Mematuhi Protokol Kesehatan

P

RP

95%

Confidence Interval

Ya

Tidak

Total

f

%

f

%

f

%

1

≥ UMP

18

51,4

17

48,6

35

100

0,259

1,389

0,771 : 2,500

2

< UMP

10

37

17

63

27

100

 

Total

28

45,2

34

54,8

62

100

 

 

 

 

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa dari 35 responden yang berpenghasilan ≥ UMP (≥ Rp. 3.165.030), yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 18 orang (51,4%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 17 orang (48,6%).Sedangkan dari 27 responden yang penghasilan keluarga < UMP (< Rp. 3.165.030), yang mematuhi protokol kesehatan adalah 10 orang (37%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan sebanyak 17 orang (63%).

Berdasarkan uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,259 (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.

6.     Hubungan Informasi dari Tenaga Kesehatan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan

�� Analisis hubungan informasi dari tenaga kesehatan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

 

Tabel 12

Hubungan Informasi dari Tenaga Kesehatan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Informasi dari Tenaga Kesehatan

Mematuhi Protokol Kesehatan

P

RP

95%

Confidence Interval

Ya

Tidak

Total

f

%

f

%

f

%

1

Baik

15

62,5

9

37,5

24

100

0,029

1,827

0,066 : 3,132

2

Kurang

13

34,2

25

65,8

38

100

 

Total

28

45,2

34

54,8

62

100

 

 

 

 

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa dari 24 responden dengan informasi yang baik dari tenaga kesehatan, yang mematuhi protokol kesehatan adalah 15 orang (62,5%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatansebanyak 9 orang (37,5%). Sedangkan dari 38 responden dengan informasi yang kurang dari tenaga kesehatan, yang mematuhi protokol kesehatan adalah 13 orang (34,2%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan sebanyak 25 orang (65,8%).

Berdasarkan uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,029 (p<0,05). Artinya ada hubungan yang bermakna antara informasi dari tenaga kesehatan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.

Nilai RP 1,827, berarti masyarakat yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan yang baik mempunyai kemungkinan untuk mematuhi protokol kesehatan 1,827 kali daripada masyarakat yang kurang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan.

7.     Hubungan Informasi dari Media Elektronik dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan

Analisis hubungan informasi dari media elektronik dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:


Tabel 13

Hubungan Informasi dari Media Elektronik dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Informasi dari Media Elektronik

Mematuhi Protokol Kesehatan

P

RP

95%

Confidence Interval

Ya

Tidak

Total

f

%

f

%

f

%

1

Baik

13

59,1

9

40,9

22

100

0,102

1,576

0,927 : 2,677

2

Kurang

15

37,5

25

62,5

40

100

 

Total

28

45,2

34

54,9

62

100

 

 

 

 

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa dari 22 responden dengan informasi yang baik dari media elektronik, yang mematuhi protokol kesehatan adalah 13 orang (59,1%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatansebanyak 9 orang (40,9%). Sedangkan dari 40 responden dengan informasi yang kurang dari media elektronik, yang mematuhi protokol kesehatan adalah 15 orang (37,5%) dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan sebanyak 25 orang (62,5%).

Berdasarkan uji statistik pada analisis bivariat dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,102 (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara informasi dari media elektronik dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.

E.    Analisis Multivariat

�������� Pada penelitian variabel independen yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik (p<0,25) dimasukkan dalam model, yaitu variabel jenis kelamin, pendidikan, dan informasi dari tenaga.

Hasil dari analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini:

 

Tabel 14

Identifikasi Variabel Dominan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021

No

Variabel Independen

B

S.E

Wald

Sig.

Exp(B)

1

Pendidikan

2,398

1,105

4,710

0,030

11,000

 

Constant

-0,452

0,279

2,622

0,105

0,636

 

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dapat kita ketahui hasil analisis multivariat dan uji regresi logistik berganda terlihat hanya ada 1 variabel yang memiliki pengaruh (signifikan) terhadap kepatuhan mengikuti protokol kesehatan, yaitu variabel pendidikan.

Berdasarkan hasil analisis multivariat diatas, maka dapat diketahui model persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut:

y = -0,452 + 2,398 x

Keterangan:��� y �� = Kepatuhan mengikuti protokol kesehatan

����������������� ����� x �� = Pendidikan

Bila pendidikan rendah, maka persamaan regresi logistik yang digunakan adalah:

y = -0,452 + 2,398 (0)��� y = -0,452

Dengan demikian probabilitas untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah:

P = 1/(1+e-y) P = 1/ (1+2,7-(-0,452)) = 1/ (1+2,7(0,452)) = 1/ (1+1,567) = 0,390

Berarti, probabilitas untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah 39%.

Bila pendidikan tinggi, maka persamaan regresi logistik yang digunakan adalah:

y = -0,452 + 2,398 (1)�� y = 1,946

Dengan demikian probabilitas untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah:

P = 1/(1+e-y)P = 1/(1+2,7-(1,946))= 1/(1+0,145) = 0,87

Berarti, probabilitas untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah 87 %.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Karakteristik Masyarakat

Karakteristik masyarakat yang ada hubungannya dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah faktor pendidikan, sedangkan karakteristik masyarakat yang tidak berhubungan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah faktor umur, jenis kelamin, pekerjaan dan penghasilan.

2.     Sumber informasi

Sumber informasi yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah informasi dari tenaga kesehatan. Masyarakat mendapatkan informasi dari petugas kesehatan, terutama Bidan karena sudah ada Bidan Desa yang bertugas di desa tersebut dan mendapat informasi dari media elektronik terutama televisi, hanya sedikit memperoleh informasi dari internet dan media elektronik lainnya.

3.     Dari seluruh variabel yang diteliti, variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah faktor pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kepatuhan dalam mengikuti protokol kesehatan.

 


 

BIBLIOGRAFI

 

Arikunto, Suharsimi., 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Jakarta: Rhineka Cipta.

 

Azwar, Saifuddin., 2005. Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

 

BPS Aceh Utara 2021. (Kecamatan Syamtalira Bayu dalam Angka 2021). https://acehutarakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OGY4ZmIwODBhMzZlNzYyODIzNzJkNDAz&xzmn=aHR0cHM6Ly9hY2VodXRhcmFrYWIuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjEvMDkvMjQvOGY4ZmIwODBhMzZlNzYyODIzNzJkNDAzL2tlY2FtYXRhbi1zeWFtdGFsaXJhLWJheXUtZGFsYW0tYW5na2EtMjAyMS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMi0wMS0yNyAxMToxMzowNw%3D%3D

 

Dahlan, M. Sofiyuddin., 2009. Statistik untuk Kdokteran dan Kesehatan, Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Edisi 4, Jakarta: Salemba Medika.

 

Gannika, Lenny dan Sembiring, Erika Emnina (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease

 

(COVID-19) pada Masyarakat Sulawesi Utara. http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/377

 

Kasjono, H. Heru Subaris dan Kristiawan, Heldhi B., Intisari Epidemiologi. Yogyakarta: Nuha Offset.

 

Kemenkes RI., 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan.

 

Kemenkes RI., 2020a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

 

Kemenkes RI., 2020b. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). Revisi ke-5

 

Machfoedz, Ircham., 2008. Statistik Nonparametrik, Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, Yogyakarta: Fitramaya.

 

_________________., 2010. Metodologi Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif) Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, disertai Contoh KTI, Skripsi, Tesis, Yogyakarta: Fitramaya.

 

Notoatmodjo, Soekidjo., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

 

_________________., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

 

_________________., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:

Rineka Cipta.

 

_________________., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

 

Nursalam., 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika.

 

Prasetyawati, Arsita Eka., 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Kebidanan Holistik, Yogyakarta: Nuha Medika.

 

Pratiwi, Duwi. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat dengan Kepatuhan Melakukan Protokol Kesehatan: Penggunaan Masker di Era Kebiasaan Baru COVID-19 (di Desa Banyuajuh Kecamatan Kamal Kabipaten Bangkalan). http://repository.stikesnhm.ac.id/id/eprint/1020

 

Sabri, Luknis & Hastono, Sutanto Priyo., 2008. Statistik Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

Setiawati, S & Dermawan, A.C., 2008. Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan, Jakarta: Trans Info Media.

 

Suprapto, Agus. 2020. Pentingnya Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Penanganan Covid-19. https://www.kemenkopmk.go.id/pentingnya-peran-tenaga-kesehatan-masyarakat-dalam-penanganan-covid-19

 

Suprayogo. Imam 2016. Pengaruh Lembaga Pendidikan Terhadap Perilaku Seseorang. https://www.uin-malang.ac.id/r/160801/pengaruh-lembaga-pendidikan-terhadap-perilaku-seseorang.html

 

Wawan, A & Dewi M., 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika.

 

World Health Organization (WHO). 2020a. https://www.who.int/health-topics/coronavirus.

 

World Health Organization (WHO).2020b. Pelayanan kesehatan berbasis komunitas, termasuk penjangkauan dan kampanye, dalam konteks pandemi COVID-19. https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/who-2019-ncov-comm-health-care-2020-1-eng-indonesian-final.pdf?sfvrsn=42bf97f9_2

 

Copyright holder:

Subki, Hafsah US, Myrna Lestari AB (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: