Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni
2022
HUBUNGAN
KARAKTERISTIK MASYARAKAT DAN SUMBER INFORMASI DENGAN KEPATUHAN MENGIKUTI PROTOKOL
KESEHATAN DI UPTD PUSKESMAS SYAMTALIRA BAYU KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2021
Subki, Hafsah US, Myrna Lestari AB
Poltekkes
Kemenkes Aceh, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular telah memiliki
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Peningkatan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat, dan telah menyebar ke berbagai Negara dalam waktu yang cepat. Sampai dengan
tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.840.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case
Fatality Rate/CFR 4,6%). �Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik masyarakat dan sumber informasi dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan. Responden adalah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas
Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara sebanyak 62
orang dengan teknik
Accidental Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan Uji Chi Square, Uji Exact Fisher, dan Uji Regresi Logistik berganda pada α =5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor umur (p=1,000), jenis kelamin (p=0,137), pekerjaan (p=0,459), penghasilan
(p=0,259) dan informasi dari
media elektronik (p=0,102) tidak
ada hubungan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan. Sedangkan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah pendidikan (p=0,018) dan informasi
dari petugas kesehatan (p=0,029). Pendidikan merupakan
faktor yang paling dominan dengan (Exp(B)=11,000). Disarankan
kepada: (1) Kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta
menghindari kerumunan agar dapat mencegah penyebaran Virus Corona. (2) Kepada
tokoh masyarakat dan tokoh agama (Ustadz) diharapkan menyampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan dan informasi tentang penyebaran Virus Corona
dan pencegahannya dengan mematuhi protokol kesehatan. (3) Kepada Puskesmas Syamtalira Bayu perlu dilakukan
upaya penyampaian informasi yang efektif dan berkesinambungan seperti penyuluhan kesehatan, membagikan poster, membagikan leaflet
dan memasang spanduk tentang penyebaran Virus Corona
dan pencegahannya.
Kata Kunci:�� Wabah, Virus, protokol kesehatan, Syamtalira Bayu
Abstract
The policy of
overcoming infectious disease outbreaks already has Law Number 4 of 1984
concerning Infectious Disease Outbreaks, Government Regulation Number 40 of
1991 concerning Management of Infectious Disease Outbreaks, and Regulation of
the Minister of Health Number 1501 / Menkes / Per / X / 2010 concerning Certain
Types of Infectious Diseases That Can Cause Outbreaks and Countermeasures. The
increase in the number of Covid-19 cases is progressing quite quickly, and has
spread to various countries in a rapid time. As of July 9, 2020, WHO reported
11,840,226 confirmed cases with 545,481 deaths worldwide (Case Fatality Rate
/CFR 4.6%).� This study aims to analyze
the relationship between community characteristics and sources of information
with compliance with health protocols. The respondents were people who visited
the Syamtalira Bayu Health
Center, North Aceh Regency, as many as 62 people with the Accidental Sampling
technique. Data collection using questionnaires and analyzed using chi square
test, exact fisher test, and multiple logistic regression test at α =5%.
The results showed that the factors of age (p= 1,000), gender (p = 0.137),
occupation (p = 0.459), income (p = 0.259) and information from electronic
media (p = 0.102) were not related to compliance with health protocols.
Meanwhile, factors related to compliance with following health protocols are
education (p = 0.018) and information from health workers (p = 0.029).
Education is the most dominant factor with (Exp(B)=11,000). It is recommended to:
(1) To the public to always implement health protocols, namely wearing masks,
washing hands and maintaining distance and avoiding crowds in order to prevent
the spread of the Corona Virus. (2) Community leaders and religious leaders (Ustadz) are expected to convey to the public to provide
support and information about the spread of the Corona Virus and its prevention
by complying with health protocols. (3) To the Syamtalira
Bayu Health Center, efforts need to be made to convey
effective and sustainable information such as health counseling, distributing
posters, distributing leaflets and placing banners about the spread of the
Corona Virus and its prevention.
Keywords: Outbreak, Virus, health protocol, Syamtalira Bayu
Pendahuluan
Di Indonesia kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular telah memiliki Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Oleh Karena
itu dalam rangka upaya penanggulangan
dini Wabah Covid-19,
Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus Sebagai
Salah Satu Penyakit Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan dibuat atas dasar pertimbangan
bahwa infeksi Novel
Coronavirus telah dinyatakan
oleh WHO Sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia. Penyebaran Covid-19 ke berbagai Negara termasuk Indonesia
terkait dengan mobilitas penduduk, diperlukan penanggulangan terhadap penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2020).
Peningkatan jumlah kasus
Covid-19 berlangsung cukup cepat, dan telah menyebar ke berbagai
Negara dalam waktu yang cepat. Sampai dengan
tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan 11.840.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case
Fatality Rate/CFR 4,6%). Indonesia pertama kali melaporkan kasusnya pada tanggal 2 Maret 2020. Di
Indonesia kasus Covid-19 meningkat
dan menyebar dengan cepat di seluruh provinsi, kabupaten/kota di seluruh wilayah
Indonesia. Pada tanggal 9 Juli
2020 Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia melaporkan 70.736 kasus
konfirmasi Covid-19 dengan
3.417 kasus meninggal (CFR,
4,8%) (Kemenkes RI, 2020).
Situasi Covid-19 di tingkat global maupun nasional masih dalam resiko
sangat tinggi, vaksin masih dalam proses pengembangan, dunia dituntut untuk mempersiapkan diri hidup berdampingan
dengan Covid-19. Oleh sebab
itu diperlukan suatu pedoman dalam
upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan
dan masyarakat agar tetap sehat, aman dan produktif, dan semua masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standar. Pedoman tentang Pencegahan dan Pengendalian Covid-19
telah disusun berdasarkan rekomendasi WHO yang disesuaikan dengan perkembangan pandemic Covid-19 dan ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia (WHO, 2020).
Dalam rangka terlaksananya
keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan
dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(Covid-19), sumber daya manusia merupakan subjek penting dalam pembangunan. Bangsa Indonesia pada saat ini sedang menghadapi
tantangan yang mengharuskan
sumber daya manusia beradaptasi dengan situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Belum ditemukannya pengobatan definitis Covid-19 diperkirakan akan memperpanjang masa pandemic sehingga kita harus
bersiap dengan kebiasaan baru pada kehidupan masyarakat. Aspek kesehatan, social dan ekonomi harus terus
berjalan dan bersaing mendukung supaya tercapai tujuan yang diharapkan. Berbagai kebijakan percepatan penanganan Covid-19 harus tetap mendukung social dan ekonomi masyarakat (Kemenkes RI, 2020).
Tempat dan fasilitas umum merupaka daerah
tempat masyarakat melakukan aktifitas kehidupan sosial dan berkegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Resiko berkumpulnya masyarakat pada tempat dan fasilitas umum termasuk Puskesmas, memiliki potensi penularan Covid-19 yang cukup besar. Agar perekonomian masyarakat tetap dapat berjalan seperti biasanya, perlu dilakukan mitigasi dampak pandemic Covid-19
khususnya ditempat dan fasilitas umum, seperti halnya puskesmas.masyarakat harus melakukan perubahan prilaku dengan tatanan kebiasaan baru, supaya dapat terhindar
dari penularan Covid-19.
Kedisiplinan dalam menerapkan
prinsip pola hidup yang lebih bersih dan sehat merupapkan kunci dalam menekan penularan
Covid-19 pada masyarakat kita,
sehingga sangat diharapkan wabah Covid-19 dapat segera berakhir di lingkungan kita semua.
Prinsip Pencegahan Penularan
Covid-19 pada individu dengan
menghindari masuknya virus melalui berbagai tindakan, seperti:
a.
Menggunakakn alat pelindung
diri berupa masker yang menutupi hidung, mulut serta dagu,
jika harus keluar rumah atau
berinteraksi dengan orang
lain yang tidak di ketahui
status kesehatannya.
b. Membersihkan tangan secara
teratur dengan cuci tangan pakai
sabun denga air mengalir atau menggunakan cairan antiseptic berbasis Alkohol/Handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung atau mulut
dengan tangan yang tidak bersih.
c.
Menjaga jarak minimal 1meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang sedang berbicara, batuk atau bersin, serta
menghindari keramaian dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan jaga jarak maka dapat dilakukan
berbagai rekayasa administrasi lainnya seperti pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal dan pengaturan jalur masuk dan keluar.
Covid-19 merupakan penyakit yang tingkat penularannya sangat tinggi sehingga perlu dilakukan upaya perlindungan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara menyeluruh. Perlindungan kesehatan masyarakat bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan dalam skala luas
dan dapat menimbulkan beban besar terhadap
aktifitas pelayan kesehatan seperti halnya puskemas. Tingkat penularan Covid-19 di masyarakat dipengaruhi oleh pergerakan
orang, interaksi antar manusia serta berkumpulnya
banyak masyarakat, untuk itu perlindungan
masyarakat harus relevan oleh semua unsur yang ada di masyarakat. Adapun perlindungan kesehatan masyarakat dilakukan melalui :
a.
Kegiatan Promosi Kesehatan
Dilakukan melalui sosialisasi,
edukasi dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari tokoh masyarakat melalui berbagai media.
b. Kegiatan Perlindungan
Antara lain dilakukan melalui kegiatan penyediaan sarana cuci tangan
pakai sabun yang mudah di akses dan memenuhi standar serta penyediaan hansanitizer, pengaturan jaga jarak, desinfeksi terhadap permukaan, ruangan dan peralatan secara berkala serta penegakan kedisplinan pada prilaku masyarakat yang beresiko dalam penularan Covid-19 seperti berkerumunan, tidak menggunakan masker, merokok di tempat dan fasilitas umum dan sebagainya.
Protokol kesehatan bagi
masyarakat di tempat dan fasilitas umum seperti halnya puskesmas dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19 telah disusun untuk meningkatkan
peran dan partisipasi masyarakat dalam mengantisipasi penularan Covid-19
di tempat dan fasilitas umum. Protokol kesehatan ini telah
dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya. Diharapkan dengan keterlibatan semua unsur masyarakat
baik pemerintah dan dunia usaha maka pencegahan
dan pengendalian Covid-19 di tempat
fasilitas kesehatan dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh
Covid-19 dan secara aktif dapat berkontribusi mencegah penularan dan penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Kementrian/lembaga, pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota berdasarkan kewenangannya dapat menindaklanjuti protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka
pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2019 untuk setiap
sektor sesuai dengan kebutuhan, dalam bentuk panduan
teknis. Pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan bagi masyarakat ditempat dan fasilitas umum dalam rangka peccegahan
dan pengendalian Corona Virus Disease 2019, sesuai dengan kewenangan
masing-masing dan dapat melibatkan
seluruh masyarakat.
Masyarakat memiliki peran penting dalam
memutus mata rantai penularan Covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru pada tempat-tempat di mana terjadi pergerakan orang dan berkumpulnya banyak orang.
Masyarakat harus dapat beraktifitas kembali dalam situasi pandemi
Covid-19 dengan beradaptasi
pada kebiasaan baru yang lebih sehat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat serta memberdayakan sumber daya yang ada. Peran masyarakat dapat memutuskan mata rantai Covid-19 harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan
Metode
Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian
analisis dengan pendekatan cross sectional adalah
merupakan penelitian dimana mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan pengukuran atau pengamatan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
yang berkunjung atau berobat ke UPTD Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara pada bulan Juli 2021. Sampel untuk penelitian
ini adalah berjumlah 62 orang dengan menggunakan aplikasi Sample Size:
P����������� = Proporsi atau Prevalensi
(20%)
Zα/2 ����� = Distribusi nilai Z pada tingkat kemaknaan (α = 0,05)
d ��� ������ = Presisi absolut yang diinginkan (0,1).
Hasil dan Pembahasan
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian
1.
Kondisi Geografi
Kecamatan Syamtalira
Bayu merupakan salah satu kecamatan yang berada di Wilayah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Propinsi
Aceh. Luas Wilayah Kecamatan Syamtalira
Bayu adalah 77,53 km2 (7.753
Ha) dengan batas wilayah sebagai berikut:
a.
Sebelah Utara dengan
Selat Malaka
b. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Geureudong Pase
c.
Seelah Timur dengan
Kecamatan Samudera
d. Sebelah Barat dengan
Kecamatan Blang Mangat Kota
Lhokseumawe
Jumlah desa sebanyak
38 desa yang terdiri dari 4 Kemukiman. Aktivitas penduduk di Kecamatan Syamtalira Bayu meliputi pegawai
negeri sipil, pegawai perusahaan swasta, pekerja konstruksi, pedagang, jasa transportasi, usaha pertanian, perkebunan dan
lain-lain.
2.
Demografi
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data BPS Kabupaten
Aceh Utara 2020, Jumlah penduduk
Kecamatan Syamtalira Bayu berjumlah 22.393 jiwa terdiri dari
11.113 (49,63%) laki-laki dan 11.280 (50,37%) perempuan, dengan jumlah kepala keluarga
6.099. Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur seperti pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 1
Distribusi Penduduk
Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Syamtalira Bayu Tahun 2020
No. |
Kelompok Umur
(Tahun) |
Jumlah Penduduk |
% |
1 |
0 �� 4 |
2.566 |
11,46 |
2 |
5 � 14 |
4.827 |
21,56 |
3 |
15 � 44 |
10.961 |
48,95 |
4 |
45 � 64 |
3.049 |
13,62 |
5 |
≥
65 |
990 |
4,42 |
|
Total |
22.393 |
100 |
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara, 2020
Sarana
Kesehatan
Berdasarkan data Profil Puskesmas
Syamtalira Bayu tahun 2020 distribusi sarana kesehatan seperti pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 2
Jenis dan Jumlah
Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No. |
Jenis
Sarana Pelayanan Kesehatan |
Jumlah |
1 |
Puskesmas Induk |
1 |
2 |
Puskesmas Pembantu |
2 |
3 |
Praktek Bidan |
6 |
4 |
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) |
41 |
5 |
Pondok Bersalin Desa (Polindes) |
8 |
6 |
Toko Obat |
12 |
Sumber: Puskesmas Syamtalira Bayu, 2020
Berdasarkan data Profil Puskesmas
Syamtalira Bayu tahun 2020, jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Syamtalira Bayu seperti pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 3
Jenis dan Jumlah
Tenaga Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2020
No. |
Jenis
Tenaga Kesehatan |
Jumlah |
1 |
Dokter Umum (dr) |
3 |
2 |
Dokter Gigi (drg) |
1 |
3 |
Perawat |
51 |
4 |
Bidan |
81 |
5 |
Asisten Apoteker |
4 |
6 |
Sanitasi |
1 |
7 |
Apikes |
2 |
8 |
Kesehatan
Masyarakat |
8 |
9 |
PLKB |
1 |
|
JUMLAH |
152 |
Sumber: Puskesmas Syamtalira Bayu, 2020
3.
Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan
untuk menganalisis
data-data dikumpulkan secara
deskriptif dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
4.
Mematuhi Protokol Kesehatan
Berdasarkan penelitian, kepatuhan
mengikuti protokol kesehatan di Puskesmas Syamtalira Bayu yang menjadi responden dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4
Distribusi Kepatuhan
Masyarakat dalam Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Mematuhi
Protokol Kesehatan |
Jumlah |
Proporsi
(%) |
1 |
Ya |
28 |
45,16 |
2 |
Tidak |
34 |
54,84 |
|
Total |
62 |
100 |
Berdasarkan tabel 4.4 diatas
dapat dilihat bahwa jumlah responden
yang mematuhi protokol kesehatan adalah 28 orang (45,16%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 34 orang (54,84%).
B.
Karakteristik Responden
Tabel 5
Distribusi Karakteristik
Responden di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Karakteristik
Responden |
Jumlah |
Proporsi
(%) |
1 |
Umur |
|
|
|
≥
20 Tahun |
58 |
93,55 |
|
< 20 Tahun |
4 |
6,45 |
|
Total |
62 |
100 |
2 |
Jenis Kelamin |
|
|
|
Laki-laki |
24 |
38,71 |
|
Perempuan |
38 |
61,29 |
|
Total |
62 |
100 |
3 |
Pendidikan
|
|
|
|
Tinggi |
8 |
12,9 |
|
Rendah |
54 |
87,1 |
|
Total |
62 |
100 |
4 |
Pekerjaan |
|
|
|
Bekerja |
30 |
48,39 |
|
Tidak Bekerja |
32 |
51,61 |
|
Total |
62 |
100 |
5 |
Penghasilan
Keluarga |
|
|
|
≥ UMP |
35 |
56,45 |
|
< UMP |
27 |
43,55 |
|
Total |
62 |
100 |
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa
karakteristik responden berdasarkan umur, responden dengan responden dengan umur ≥ 20 tahun sebanyak 58 orang (93,55%) dan umur
< 20 tahun 4 orang (6,45%). Responden
berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 24 orang (28,71%) dan perempuan
yaitu 38 orang (61,29%). Responden
berdasarkan pendidikan, responden dengan responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 8 orang (12,9%) dan pendidikan
rendah yaitu 54 orang (87,1%).
Responden berdasarkan pekerjaan, responden dengan kategori bekerja sebanyak 30 orang (48,39%)
dan kategori tidak bekerja sebanyak 32 orang (51,61%).
Responden berdasarkan penghasilan keluarga, responden dengan responden dengan penghasilan ≥ UMP (≥ Rp. 3.165.030) 35 orang (56,45%) dan penghasilan
< UMP (< Rp. 3.165.030) sebanyak 27 orang (43,55%).
C.
Sumber Informasi
Tabel 6
Distribusi Sumber
Informasi Responden di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Sumber
Informasi |
Jumlah |
Proporsi
(%) |
1 |
Informasi
dari Tenaga Kesehatan |
|
|
|
Baik |
24 |
38,71 |
|
Kurang |
38 |
61,29 |
|
Total |
62 |
100 |
2 |
Informasi dari
Media Elektronik |
|
|
|
Baik |
22 |
35,48 |
|
Kurang |
40 |
64,52 |
|
Total |
62 |
100 |
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat
bahwa jumlah responden yang memperoleh informasi dari tenaga kesehatan dengan baik sebanyak
24 orang (38,71%) dan responden yang memperoleh informasi dari media elektronik dengan baik sebanyak
22 orang (35,48%).
D.
Analisis Bivariat
1.
Hubungan Umur dengan
Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan
�� Analisis
hubungan umur dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilhat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7
Hubungan Umur
dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Umur |
Mematuhi Protokol
Kesehatan |
P |
RP |
95% Confidence Interval |
|||||
Ya |
Tidak |
Total |
||||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||||
1 |
≥ 20 Tahun |
26 |
44,8 |
32 |
55,2 |
58 |
100 |
1,000 |
0,897 |
0,323 : 2,488 |
2 |
< 20 Tahun |
2 |
50,0 |
2 |
50,0 |
4 |
100 |
|||
|
Total |
28 |
45,2 |
34 |
54,8 |
62 |
100 |
|
|
|
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa
dari 58 responden dengan umur ≥ 20 tahun, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 26 orang (44,8%) dan yang tidak
mematuhi protokol kesehatan adalah 32 orang (55,2%).
Sedangkan dari 4 responden dengan umur < 20 tahun, yang mematuhi protokol kesehatan� sebanyak 2
orang (50%) dan yang tidak mematuhi
protokol kesehatan� adalah 2 orang (50%).
Berdasarkan uji statistik
pada analisis bivariat dengan uji Exact
Fisher pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p=1,000 (p>0,05). Artinya tidak
ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kepatuhan
mengikuti protokol kesehatan.
2.
Hubungan Jenis Kelamin
dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan
Analisis hubungan jenis kelamin dengan
kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 8
Hubungan Jenis
Kelamin dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Jenis Kelamin |
Mematuhi Protokol
Kesehatan |
P |
RP |
95% Confidence Interval |
|||||
Ya |
Tidak |
Total |
||||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||||
1 |
Laki-laki |
8 |
33,3 |
16 |
66,6 |
24 |
100 |
0,137 |
0,633 |
0,334 : 1,203 |
2 |
Perempuan |
20 |
52,6 |
18 |
47,4 |
38 |
100 |
|||
|
Total |
28 |
45,2 |
34 |
54,8 |
62 |
100 |
|
|
|
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat
bahwa dari 24 responden dengan jenis kelamin laki-laki,
yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 8 orang (33,3%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 16 orang (66,7%). Sedangkan
dari 38 responden dengan jenis kelamin
perempuan, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 20 orang (52,6%) dan yang tidak
mematuhi protokol kesehatan adalah 18 orang (47,4%).
Berdasarkan uji statistik
pada analisis bivariat dengan uji chi square
pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p=0,137 (p>0,05). Artinya tidak
ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.
3.
Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan
Tabel 9
Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Pendidikan |
Mematuhi Protokol
Kesehatan |
P |
RP |
95% Confidence Interval |
|||||
Ya |
Tidak |
Total |
||||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||||
1 |
Tinggi |
7 |
87,5 |
1 |
12,5 |
8 |
100 |
0,018 |
2,250 |
1,471 : 3,441 |
2 |
Rendah |
21 |
38,9 |
33 |
61,1 |
54 |
100 |
|||
|
Total |
28 |
45,2 |
34 |
54,8 |
62 |
100 |
|
|
|
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat
bahwa dari 8 responden dengan pendidikan tinggi, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 7 orang (87,5%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 1 orang (12,5%). Sedangkan
dari 54 responden dengan pendidikan rendah, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 21 orang (38,9%) dan yang tidak
mematuhi protokol kesehatan adalah 33 orang (61,1%).
Berdasarkan uji statistik
pada analisis bivariat dengan uji Exact
Fisher pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p=0,018 (p<0,05). Artinya ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.
Nilai RP adalah
2,250 berarti responden dengan pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan untuk mematuhi protokol
kesehatan 2,250 kali daripada responden yang berpendidikan rendah.
4.
Hubungan Pekerjaan dengan
Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan.
Analisis hubungan pekerjaan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilhat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 10
Hubungan Pekerjaan
dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Pekerjaan |
Mematuhi Protokol
Kesehatan |
P |
RP |
95% Confidence Interval |
|||||
Ya |
Tidak |
Total |
||||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||||
1 |
Bekerja |
15 |
50 |
15 |
50 |
30 |
100 |
0,459 |
1,231 |
0,709 : 2,135 |
2 |
Tidak Bekerja |
13 |
40,6 |
19 |
59,4 |
32 |
100 |
|||
|
Total |
28 |
45,2 |
34 |
54,8 |
62 |
100 |
|
|
|
Berdasarkan tabel 4.10
diatas dapat dilihat bahwa dari
30 responden yang bekerja,
yang mematuhi protokol kesehatan� sebanyak 15
orang (50%) dan yang tidak mematuhi
protokol kesehatan� adalah 15 orang (50%).
sedangkan dari 32 responden yang tidak bekerja, yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 13 orang (40,6%) dan yang tidak
mematuhi protokol kesehatan adalah 19 orang (59,4%).
Berdasarkan uji statistik
pada analisis bivariat dengan uji chi square
pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p=0,459 (p>0,05). Artinya tidak
ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.
5.
Hubungan Penghasilan dengan
Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan
Analisis hubungan penghasilan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 11
Hubungan Penghasilan
dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Penghasilan |
Mematuhi Protokol
Kesehatan |
P |
RP |
95% Confidence Interval |
|||||
Ya |
Tidak |
Total |
||||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||||
1 |
≥ UMP |
18 |
51,4 |
17 |
48,6 |
35 |
100 |
0,259 |
1,389 |
0,771 : 2,500 |
2 |
< UMP |
10 |
37 |
17 |
63 |
27 |
100 |
|||
|
Total |
28 |
45,2 |
34 |
54,8 |
62 |
100 |
|
|
|
Berdasarkan tabel 4.11 diatas
dapat dilihat bahwa dari 35 responden
yang berpenghasilan ≥ UMP (≥ Rp. 3.165.030),
yang mematuhi protokol kesehatan sebanyak 18 orang (51,4%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan adalah 17 orang (48,6%).�
Sedangkan dari 27 responden yang penghasilan keluarga < UMP (< Rp. 3.165.030), yang mematuhi protokol kesehatan adalah 10 orang (37%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan sebanyak 17 orang (63%).
Berdasarkan uji statistik
pada analisis bivariat dengan uji chi square
pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p=0,259 (p>0,05). Artinya tidak
ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.
6.
Hubungan Informasi dari
Tenaga Kesehatan dengan Kepatuhan
Mengikuti Protokol
Kesehatan
�� Analisis
hubungan informasi dari tenaga kesehatan
dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 12
Hubungan Informasi
dari Tenaga Kesehatan dengan
Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Informasi dari
Tenaga Kesehatan |
Mematuhi Protokol
Kesehatan |
P |
RP |
95% Confidence Interval |
|||||
Ya |
Tidak |
Total |
||||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||||
1 |
Baik |
15 |
62,5 |
9 |
37,5 |
24 |
100 |
0,029 |
1,827 |
0,066 : 3,132 |
2 |
Kurang |
13 |
34,2 |
25 |
65,8 |
38 |
100 |
|||
|
Total |
28 |
45,2 |
34 |
54,8 |
62 |
100 |
|
|
|
Berdasarkan tabel 4.12
diatas dapat dilihat bahwa dari
24 responden dengan informasi yang baik dari tenaga kesehatan,
yang mematuhi protokol kesehatan adalah 15 orang (62,5%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan� sebanyak
9 orang (37,5%). Sedangkan dari
38 responden dengan informasi yang kurang dari tenaga kesehatan,
yang mematuhi protokol kesehatan adalah 13 orang (34,2%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan sebanyak 25 orang (65,8%).
Berdasarkan uji statistik
pada analisis bivariat dengan uji chi square
pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p=0,029 (p<0,05). Artinya ada
hubungan yang bermakna antara informasi dari tenaga kesehatan
dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.
Nilai RP 1,827, berarti masyarakat
yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan
yang baik mempunyai kemungkinan untuk mematuhi protokol kesehatan 1,827 kali daripada masyarakat yang kurang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan.
7.
Hubungan Informasi dari
Media Elektronik dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan
Analisis hubungan informasi dari media elektronik dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 13
Hubungan Informasi
dari Media Elektronik dengan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Informasi dari
Media Elektronik |
Mematuhi Protokol
Kesehatan |
P |
RP |
95% Confidence Interval |
|||||
Ya |
Tidak |
Total |
||||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% |
|||||
1 |
Baik |
13 |
59,1 |
9 |
40,9 |
22 |
100 |
0,102 |
1,576 |
0,927 : 2,677 |
2 |
Kurang |
15 |
37,5 |
25 |
62,5 |
40 |
100 |
|||
|
Total |
28 |
45,2 |
34 |
54,9 |
62 |
100 |
|
|
|
Berdasarkan tabel 4.13
diatas dapat dilihat bahwa dari
22 responden dengan informasi yang baik dari media elektronik, yang mematuhi protokol kesehatan adalah 13 orang (59,1%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan� sebanyak
9 orang (40,9%). Sedangkan dari
40 responden dengan informasi yang kurang dari media elektronik, yang mematuhi protokol kesehatan adalah 15 orang (37,5%)
dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan sebanyak 25 orang (62,5%).
Berdasarkan uji statistik
pada analisis bivariat dengan uji chi square
pada tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p=0,102 (p>0,05). Artinya tidak
ada hubungan yang bermakna antara informasi dari media elektronik dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan.
E.
Analisis Multivariat
�������� Pada penelitian
variabel independen yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik (p<0,25) dimasukkan dalam model, yaitu variabel jenis kelamin, pendidikan, dan informasi dari tenaga.
Hasil dari analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini:
Tabel 14
Identifikasi Variabel
Dominan Kepatuhan Mengikuti Protokol Kesehatan di Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Tahun 2021
No |
Variabel
Independen |
B |
S.E |
Wald |
Sig. |
Exp(B) |
1 |
Pendidikan |
2,398 |
1,105 |
4,710 |
0,030 |
11,000 |
|
Constant |
-0,452 |
0,279 |
2,622 |
0,105 |
0,636 |
Berdasarkan tabel 4.14
diatas, dapat kita ketahui hasil
analisis multivariat dan
uji regresi logistik berganda terlihat hanya ada 1 variabel
yang memiliki pengaruh (signifikan) terhadap kepatuhan mengikuti protokol kesehatan, yaitu variabel pendidikan.
Berdasarkan hasil analisis multivariat diatas, maka dapat
diketahui model persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut:
y = -0,452 + 2,398
x
Keterangan:��� y
�� = Kepatuhan mengikuti protokol kesehatan
����������������� ����� x �� =
Pendidikan
Bila pendidikan rendah, maka persamaan
regresi logistik yang digunakan adalah:
y = -0,452 + 2,398 (0)��� y =
-0,452
Dengan demikian probabilitas untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah:
P = 1/(1+e-y) P = 1/ (1+2,7-(-0,452)) = 1/ (1+2,7(0,452))
= 1/ (1+1,567) = 0,390
Berarti, probabilitas
untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah 39%.
Bila pendidikan tinggi, maka persamaan
regresi logistik yang digunakan adalah:
y = -0,452 + 2,398 (1)�� y = 1,946
Dengan demikian probabilitas untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah:
P = 1/(1+e-y)� P = 1/(1+2,7-(1,946))� = 1/(1+0,145) = 0,87
Berarti, probabilitas
untuk kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah 87 %.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Karakteristik Masyarakat
Karakteristik masyarakat yang ada hubungannya dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah faktor pendidikan, sedangkan karakteristik masyarakat yang tidak berhubungan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah faktor umur,
jenis kelamin, pekerjaan dan penghasilan.
2.
Sumber informasi
Sumber informasi yang mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah informasi dari tenaga kesehatan. Masyarakat mendapatkan informasi dari petugas kesehatan,
terutama Bidan karena sudah ada
Bidan Desa yang bertugas di desa tersebut dan mendapat informasi dari media elektronik terutama televisi, hanya sedikit memperoleh informasi dari internet dan media
elektronik lainnya.
3.
Dari seluruh variabel
yang diteliti, variabel
yang paling dominan berhubungan
dengan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan adalah faktor pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kepatuhan dalam mengikuti protokol kesehatan.
Arikunto,
Suharsimi., 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi,
Jakarta: Rhineka Cipta.
Azwar,
Saifuddin., 2005. Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BPS Aceh
Utara 2021. (Kecamatan Syamtalira Bayu dalam Angka 2021).
https://acehutarakab.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OGY4ZmIwODBhMzZlNzYyODIzNzJkNDAz&xzmn=aHR0cHM6Ly9hY2VodXRhcmFrYWIuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjEvMDkvMjQvOGY4ZmIwODBhMzZlNzYyODIzNzJkNDAzL2tlY2FtYXRhbi1zeWFtdGFsaXJhLWJheXUtZGFsYW0tYW5na2EtMjAyMS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMi0wMS0yNyAxMToxMzowNw%3D%3D
Dahlan, M.
Sofiyuddin., 2009. Statistik untuk Kdokteran dan Kesehatan, Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Edisi
4, Jakarta: Salemba Medika.
Gannika,
Lenny dan Sembiring, Erika Emnina (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Perilaku Pencegahan Coronavirus Disease
(COVID-19)
pada Masyarakat Sulawesi Utara.
http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/377
Kasjono,
H. Heru Subaris dan Kristiawan, Heldhi B., Intisari Epidemiologi. Yogyakarta:
Nuha Offset.
Kemenkes
RI., 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2019
Tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Kemenkes
RI., 2020a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat
dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19).
Kemenkes
RI., 2020b. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19).
Revisi ke-5
Machfoedz,
Ircham., 2008. Statistik Nonparametrik, Bidang Kesehatan, Keperawatan,
Kebidanan, Kedokteran, Yogyakarta: Fitramaya.
_________________.,
2010. Metodologi Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif) Bidang Kesehatan,
Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, disertai Contoh KTI, Skripsi, Tesis,
Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo,
Soekidjo., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar, Jakarta:
Rineka Cipta.
_________________.,
2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
_________________.,
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:
Rineka
Cipta.
_________________.,
2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam.,
2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2, Jakarta: Salemba
Medika.
Prasetyawati,
Arsita Eka., 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Kebidanan Holistik,
Yogyakarta: Nuha Medika.
Pratiwi,
Duwi. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat
dengan Kepatuhan Melakukan Protokol Kesehatan: Penggunaan Masker di Era
Kebiasaan Baru COVID-19 (di Desa Banyuajuh Kecamatan Kamal Kabipaten
Bangkalan). http://repository.stikesnhm.ac.id/id/eprint/1020
Sabri,
Luknis & Hastono, Sutanto Priyo., 2008. Statistik Kesehatan, Edisi Revisi,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Setiawati,
S & Dermawan, A.C., 2008. Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan,
Jakarta: Trans Info Media.
Suprapto,
Agus. 2020. Pentingnya Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Penanganan
Covid-19.
https://www.kemenkopmk.go.id/pentingnya-peran-tenaga-kesehatan-masyarakat-dalam-penanganan-covid-19
Suprayogo.
Imam 2016. Pengaruh Lembaga Pendidikan Terhadap Perilaku Seseorang.
https://www.uin-malang.ac.id/r/160801/pengaruh-lembaga-pendidikan-terhadap-perilaku-seseorang.html
Wawan, A
& Dewi M., 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika.
World
Health Organization (WHO). 2020a.
https://www.who.int/health-topics/coronavirus.
World
Health Organization (WHO).� 2020b.
Pelayanan kesehatan berbasis komunitas, termasuk penjangkauan dan kampanye,
dalam konteks pandemi COVID-19. https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/who-2019-ncov-comm-health-care-2020-1-eng-indonesian-final.pdf?sfvrsn=42bf97f9_2
Copyright
holder: Subki, Hafsah US, Myrna Lestari AB (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |