Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 7, Juli 2022
ANALISIS NILAI AKHLAK DALAM �NOVEL
BIDADARI BERMATA BENING KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY�
Melliana Salsabila,
Irwan Baadillah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Didalam ajaran
Islam, nilai akhlak menjadi perhatian yang sangat besar. Rasulullah SAW adalah sosok teladan yang harus dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan dan bisa menjadi sumber
segala rujukan akhlak umat Islam. Maka dari itu
penulis mengambil referensi nilai akhlak dalam sebuah
novel, salah satunya adalah
novel karya dari Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Bidadari Bermata Bening sebagai media dalam nilai akhlak, novel tersebut menyajikan cerita menarik yang sarat dengan nilai
agama dan akhlak. Penelitian
ini bertujuan untuk dapat mengetahui
nilai-nilai akhlak apa saja yang terkandung
pada novel Bidadari Bermata
Bening karya Habiburrahman El Shirazy.
Kata Kunci: Habiburrahman El Shirazy, Nilai Akhlak, Bidadari Bermata Bening
Abstract
In Islamic teachings, moral
values are of great concern. Rasulullah SAW is an exemplary
figure who must be used as an example in life and can be a source of all moral
references for Muslims. Therefore, the author takes a reference to moral values
in a novel, one of which is a novel by Habiburrahman
El Shirazy entitled Bidadari
Bermata Bening as a medium
for moral values, the novel presents an interesting story that is full of
religious and moral values. This study aims to find out what moral values
are contained in the novel Bidadari Bermata Bening by Habiburrahman El Shirazy.
Keywords:
�Habiburrahman El Shirazy, moral values, Bidadari Bermata Bening
Pendahuluan
Akhlak mempunyai
kedudukan sangat penting
dan mendasar didalam kehidupan manusia. Imam Ali berpendapat bahwa �Akhlak baik adalah
sebaik-baiknya pertemanan�.
Tanda seseorang beriman adalah akhlak yang baik. Setiap tingkah
laku yang diperbuat oleh manusia tidak terlepas
dari akhlak. Rasulullah SAW
sudah mengajarkan kita tentang akhlak
yang baik kepada sesama. Manusia yang tidak memiliki akhlak cenderung berjalan dengan menggunakan hawa nafsunya, sedangkan manusia yang memiliki akhlak yang mulia akan terus menjaga
kemuliaan dan kesucian jiwanya. Dengan begitu sebagai seorang muslim kita diharuskan meniru akhlak mulia
Rasulullah SAW. Karena salah satu tujuan
Rasul diutus ke bumi yaitu untuk
menyempurnakan akhlak manusia.
Membentuk kepribadian
seorang muslim, merupakan pembentukan kepribadian yang utuh, menyeluruh dan seimbang. Pembentukan kepribadian sebagai individu yaitu bentuk kepribadian
yang diarahkan untuk peningkatan dan pengembangan faktor dasar(bawaan)
dan faktor ajar (lingkungan)
dengan berdasarkan nilai-nilai keislaman.
Jika diamati dari kondisi lingkungan sekitar, memperlihatkan adanya gejala-gejala yang menunjukan rendahnya kualitas akhlak yang dimiliki seorang remaja. Hal ini bisa dilihat dari
berbagai kasus yang sering terjadi misalnya prilaku kekerasan, seks bebas, pemakaian narkoba, mencuru dan masih banyak lagi.
Keadaan tersebut
dikarenakan kurang siapnya seorang remaja dalam menerima
pengaruh dari luar dirinya, sebab
masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju masa kedwasaan. Dimasa ini lingkungan sangat berpengaruh untuk pertumbuhan seorang remaja. Salah satu keadaan yang yang bisa mempengaruhi
remaja yaitu dengan menggunakan media bacaan. karena beberapa tahun belakangan ini terjadi peningkatan pembelian buku remaja seperti novel.
Menyikapi fenomena
ini peneliti menggunakan novel sebagai media pendukung dalam pembelajaran nilai akhlak. Meski ceritanya
fiktif, namun hal ini menjadi
daya tarik bagi pembaca novel. Dengan membaca novel biasanya pembaca akan terbawa arus
cerita yang dialami tokoh didalam novel. Dengan begitu pesan-pesan
yang berisikan nilai akhlak yang terdapat didam cerita.
Salah satu novel yang mengandung nilai akhlak adalah
novel karya Habiburrahman
El Shirazy yang berjudul Bidadari Bermata Bening. Selain Bidadari Bermata Bening karya lainnya
adalah Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta merupakan sebuah novel islami yang terdapat pembelajaran hidup didalamnya. Novel ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan di pesantren dan bagaimana cara meraih kesuksesan dengan bekerja keras, ulet, rendah
hati dan menebar kebaikan. Novel ini terbit pada tahun 2017. Novel ini masuk kedalam
novel best seller karena ceritanya
bagus dan menarik.
Maka peneliti
tertarik untuk mengkaji �Nilai Akhlak dalam Novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El Shirazy� karena penelitian ini belum pernah dilakukan
dalam novel ini banyak pelajaran hidup dan nilai akhlak, Bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah dipahami dan dimengerti.
Berdasarkan latar
belakang yang telah di atas, maka peneliti
merumuskan: 1). Apasaja nilai akhlak yang terdapat dalam novel �Bidadari Bermata Bening karya
Habiburrahman El Shirazi?�
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas
tujuan yang akan dicapai peneliti yaitu: 1). Mendeskripsikan dan mengkaji nilai akhlak yang terkandung dalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El Shirazi.
Berdasarkan latar
belakang, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Peneliti mengharapkan
hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan juga hasil penelitian ini bisa bermanfaat
bagi peneliti yang memiliki topik yang sama. Selain itu
memiliki manfaat teoritis yaitu memberikan sumbangan penelitian terbaru mengenai nilai akhlak yag ada
di dalam novel Bidadari Bermata Bening, dan memiliki manfaat praktis yaitu diharapkan
dapat menambah wawasan bagi penulis
dan pembaca mengenai kajian nilai akhlak
didalam karya sastra.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji nilai akhlak yang terdapat didalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy� ini adalah deskriptif kualitatif, dengan jenis penelitian analisis isi percakapan
yang dilakukan oleh tokoh utama.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa kalimat
atau kutipan dialog tokoh utama yang memiliki kaitan dengan nilai akhlak
didalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy
Suber data penelitian ini adalah novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman
El-Shirazy, yang berisikan
iv+337 halaman, terbitan tahun 2017, penerbit Republika. Cetakan pertama pada tahun 2017. Ukuran buku 13.5x20.5 cm.
Peneliti menggunakan Teknik analisis data yang sumbernya adalah novel. Analisis dilakukan untuk mendeskripsikan nilai akhlak yang terdapat pada novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman
El-Shirazy. Peneliti juga melakukan pencatatan kutipan tokoh utama
yang masuk kedalam nilai Akhlak. Berdasarkan
Langkah-langkah yang dilakukan
peneliti yaitu sebagai berikut: 1). Membaca novel Bidadari Bemata Bening karya Habiburrahman
El-Shirazy secara keseluruhan dan berulang kali.
2). Mencari kutipan tokoh utama yang masuk kedalam nilai
Akhlak. 3). Menganalisis nilai Akhlak yang terkandung pada novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy, 4). Memaparkan nilai akhlak yang terdapat pada novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El-Shirazy.
Pada penelitian ini, menggunakan Teknik pengumpulan data secara simak dan catat, peneliti menyimak dengan membaca novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman
El-Shirazy berulang kali, lalu mencatat dialog tokoh utama dan kalimat yang ada dalam novel tersebut. Semua Teknik dilakukan dengan seksama, penuh ketelitian dan jangan sampai ada
yang terlewatkan.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan bahwa terdapat tiga nilai akhlak
yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia, dan akhlak kepada orang tua dalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman
El Shirazy. Kutipan-kutipan
tokoh utama yang berkaitan dengan nilai akhlak kepada
Allah terdapat sebanyak 6 kutipan, akhlak kepada manusia terdapat sebanyak 4 kutipan dan akhlak kepada orangtua sebanyak 3 kutipan total semuanya ada 13 kutipan.
Akhlak kepada allah:
1. �Ayna mengendarai mengendarai motornya sambil memperbanyak membaca
shalawat. Shalawat adalah doa keselamatan dan kesejahteraan. Siapa mengirim
satu sholawat kepada baginda Nabi, maka Allah akan mengirim sepuluh shalawat
kepadanya. Orang itu dalam jaminan keselamatan Allah SWT.�
Pada kutipan diatas tampak dengan jelas tokoh
utama Ayna sangat mementingkan shalawat
dalam keadaan apapun bahkan Ketika sedang berkendaraan, ia percaya bahwa
sholawat merupakan doa keselamatan yang dapat mempermudah segalannya, sesuai dengan firman Allah bahwa Allah dan para malaikat
yang senantiasa bershalawat
kepada Rasulullah (QS. Al-Ahzab:56).
2. �Suasana pesantren yang damai ini tidak mudah dicari gantinya.
Shalat berjamaah, dzikir, mengaji ingat dengan Allah, ingat Kanjeng Nabi SAW,
adalah kenikmatan yang tidak mungkin didapatkan saat nanti kuliah di Yogya.�
Pada kutipan diatas tampak jelas
tokoh Ayna sangat patuh terhadap aturan agama karena dia meyakini bahwa
dengan menjalankan syariat agama dengan baik dan benar dapat mempermudah terkabul segala hajat baik hajat
dunia maupun hajat di akhirat.
3. �Ayna benar-benar tidak bisa memejamkan matanya.
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk dan berputar dalam pikirannya. Jam
tiga dini hari iabangkit mengambil air wudhu lalu shalat istikharah, lalu
berusaha memejamkan kedua matanya. Ia pasrah jalan hidupnya sepenuhnya kepada
Tuhan yang Maha mengatur nasib hamba-Nya.�
Pada kutipan diatas tampak jelas
tokoh Ayna sangat pasrah terhadap takdir dan ketentuan Allah karena dia yakin
Allah akan memberikan yang terbaik untuk hambanya.
Apapun petunjuk yang hadir setelah Ayna
melaksanakan shalat Istikharah benar-benar datangnya dari Allah.
4. �Astagfirullah, aku kehilangan waktu Maghrib. Ayna menangis.
Itulah untuk pertama kalinya sejak ia masuk pesantren, ia kehilangan waktu
shalat. Maghrib telah lewat ia merasa sangat berdosa.�
Pada kutipan diatas tampak jelas
bahwa tokoh Ayna sangat patuh terhadap aturan agama terutama shalat 5 waktu sesuai dengan
Riwayat sabda Rasullulah
yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi
yang berbunyi �shalat merupakan tiang agama, barang siapa yang menegakkannya maka sesungguhnya telah menegakkan agamanya dan barang siapa yang meninggalkannya sungguh ia telah merobohkan
agama(Islam)�, sehingga terbukti saat ia
meninggalkan shalat ia sangat merasa sangat berdosa.
5. �Ia hanya bisa berdoa, agar Allah menjaganya dari segala keburukan
dan fitnah. Baik yang tampak maupun tidak tampak�.
Pada kutipan diatas terbukti bahwa tokoh Ayna
sangat mengaggungkan kebesaran
allah dan hanya kepada Allah tempat ia berlindung dari
segala keburukan dan fitnah
yang ada. Baik yang tampak maupun yang tidak tampak.
6. �Kedua matanya nyaris merem, tapi ia ingat belum membaca wiridnya.
Istigfar serratus kali, sholawat serratus kali dan �laa ilaaha illallah wahdahu
laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa�ala kulli syaiin qadiir�
seratus kali barulah ia nyaman memejamkan mata.�
Pada kutipan diatas terbukti bahwa tokoh Ayna
sangat taat beragama dengan membaca doa-doa sebelum tidur dia mengharapkan
perlindungan dari Allah dan
penjagaan lewat para malaikat melalui wirid yang ia baca,
karena ia sadar manusia tidak
memiliki kekuatan apa-apa kecuali atas pertolongan Allah.
Akhlak kepada Manusia:
1. �Sudah cukup Mas Yoyok. Mohon maaf jika yang saya lakukan ini
kurang berkenan. Saya jadi punya satu permintaan untuk Mas Yoyok. Dan jika
permintaan saya tidak disetujui maka rencana akad nikah kita batalkan saja!.
Permintaan saya sederhana saja bagi pemuda yang biasa ke masjid itu mudah.
Begini saya bersedia menikah dengan Mas Yoyok, namun saya tidak bersedia dia
sentuh walau sudah akad nikah kecuali dia telah bisa membaca Al-Qur�an dengan
lancar. Yang penting lancar saja. Lalu hafal juz�amma dan surah Yasin. Itu
saja. Itu permintaan dan syarat saya yang harus di setujui dan disepakati.�
Pada kutipan diatas menunjukan bahwa tokoh Ayna
adalah Wanita yang berpendirian
kuat tapi ia juga pandai menjaga perasaan orang lain dalam kemampuan untuk menolak sebuah
permintaan yang sebenarnya ia tidak berkenan.
2. �Apa yang kau lakukan ini Mas Afif? Apa? Apa kau lupa dengan
khutbahmu di masjid saat kau menjelaskan kaidah fiqh laa dharara wa laa
dhirara. Dalam islam tidak boleh melakukan perbuatan yang bahaya dan
membahayakan. Haram!�
Pada kutipan diatas tokoh Ayna
berusaha untuk menegakkan amar ma�ruf nahi munkar
dan mengingatkan kepada kebaikan,dia berusaha
mengatakan yang benar, karena yang dilakukan tokoh afif sudah
berbanding terbalik denga apa yang pernah ia katakannya saat
ceramah.
3. �Alhamdulilah, ini semua sumbangan dari Ibu Hajjah Mursyidah.
Mohon nanti Ketika buka puasa kalian semua mendoakan beliau dan jangan lupa
doakan orang tua kalian yang sudah tidak ada maupun yang masih ada, tapi kalian
tidak tau mereka.�
Pada kutipan diatas tokoh Ayna
mengajarkan kepada anak-anak untuk tau cara berterima kasih kepada orang yang berbuat baik dan berjasa kepada mereka.
4. �Selain berkembang dalam dunia bisnis Ayna tetap berusaha tidak
melupakan amal-amal ukhrowi. Ia terlibat di dua pengajian, yaitu pengajian para
pegawai dan karyawan Tsania SPA & Skincare dan pengajian ibu-ibu di
perumahan sebelah yang diasuh Ustadzah Fatiah. Selain itu juga memimpin Gerakan
Muslimah peduli anak-anak jalanan.�
Pada kutipan diatas tokoh Ayna
adalah tokoh yang menyeimbangkan antara kepentingan dan keselamtan didunia maupun kepentingan dan keselamatan diakhirat, terbukti sesibuk apapun kegiatan yang ia jalani ia tetap
menghadiri pengajian.
Akhlak kepada orang tua:
1. �Dia boleh menghina diriku semau dia. Selama ini aku diam saja
sama dia. Tapi dia tidak boleh menghina almarhumah ibuku sedikitpun. Kali ini
aku harus buat peritungan denganya! Geram Ayna�
Pada kutipan tersebut terlihat Ayna sangat menyangi dan menghormati ibunya bahkan Ketika ada temannya yang mengina ibunya ia sangat marah, ia tidak
terima jika ada orang lain menganggap rendah ibunya.
2. �Sudah tadi dimasjid. Ayna juga dengerin ceramah setelah sholat
isya, tapi pas tarawih Ayna pulang, sebab Ayna merasa pasti ibu belum tarawih.
Kalau tarawih sendiri ibu pasti malas, Ayna nunggu ibu aja biar enak
tarawihnya.�
Pada kutipan diatas tokoh Ayna
sangat perduli dan sayang kepada ibu angkatnya,
terlihat pada kutipan diatas ia sangat perhatian dan memilih menemani ibunya sholat tarawih dirumah selepas ibunya pulang dari kegiatan,
dengan harapan ibunya tetap melaksanakan
kewajiban yaitu shalat sunnah tarawih dibulan
Ramadhan yang ia tahu pahalanya berlipat ganda.
3. �Ayna menyeka air matanya, sudah sekian lama ia tidak ziarah ke
kuburan ibu, nenek dan kakeknya. Ia hanya bisa mendoakan dari jauh semoga
mereka semua dimuliakan oleh Allah di alam kubur sana. Setiap kali sedekah dan
infak ia tidak pernah lupa mengirim pahala untuk mereka.�
Pada kutipan diatas tokoh Ayna
sangat sayang kepada ibu, nenek dan kakeknya, meskipun mereka sudah tiada
Ayna tetap melaksanakan kewajibanya untuk tetap taat
dan sayang kepada mereka yaitu berdoa,
bersedekah dan berinfak atas nama ibu,
nenek dan kakeknya, dengan pengharapan pahalanya bisa sampai ke mereka
yang sudah tiada.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa nilai akhlak
dalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El Shirazy terlihat dari kutipan dialog tokoh utama dalam
novel yang memiliki nilai akhlak kepada Allah, kepada manusia dan kepada orang tua. Kutipan yang berkaitan dengan nilai akhlak
dalam novel Bidadari Bermata Bening karya Habiburrahman El Shirazy terdapat sebanyak 13 kutipan.
BIBLIOGRAFI
Rokhmansyah. (2014). Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto. (2016). Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: PT Buku Seru.
Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Penulis
Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya
Shirazy, Habiburrahman El. 2017.� Bidadari Bermata Bening. Jakarta:� Republika Penerbit
Hidayat, Enang. 2019. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Anwar, H. Rosihon dan Saehudin. 2016. Akidah Akhlak. Bandung: CV. Pustaka Setia
Hanum, 2012. Psikologi Kesusastraan, Zulfa Hanum. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Copyright holder: Melliana Salsabila, Irwan Baadillah (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |