Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
7, Juli 2022
KONSELING KARIR
UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA: KAJIAN PUSTAKA
Aulia Ilfana, Dede Rahmat
Hidayat
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Kematangan karir
siswa yang sangat rendah menjadi persoalan dalam dunia pendidikan terlihat dari
siswa yang masih ragu terhadap karir masa depan dalam menentukan masa depan
yang sesuai dengan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kematangan karir pada siswa dengan konseling karir. Metode yang
digunakan adalah studi literatur dengan mengumpukan sumber-sumber yang relevan
dengan judul yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah konseling karir sangat membantu dalam meningkatkan
kematangan karir siswa. Melalui perencanaan karir, eksplorasi karir, membuat
keputusan karir, informasi tentang dunia kerja, kelompok pekerjaan yang lebih disukai, dan realisasi
keputusan karir yang akan lebih akurat dan terstuktur.
Kata Kunci: konseling
karir, kematangan karir, siswa.
Abstract
The very low career maturity of
students is a problem in the world of education, as can be seen from students
who are still unsure about their future careers in determining the future that
suits them. This study aims to increase career maturity in students with career
counseling. The method used is a literature study by collecting relevant
sources with predetermined titles. The results obtained in this study are
career counseling is very helpful in increasing the career maturity of
students. Through career planning, career exploration, making career decisions.
information about the world of fun. preferred work groups, and the realization
of career decisions that will be more accurate and structured.
Keywords: career counseling,
career maturity, students
Pendahuluan
Peserta didik
yang dikategorikan remaja memiliki banyak tugas perkembangan untuk dikembangkan
khususnya pada bidang karir. Siswa yang berada pada tingkatan sekolah menengah
yang berada pada rentang usia 15 sampai 18 tahun, memiliki serangkaian tugas
perkembangan yang harus dipenuhinya untuk menunjang perkembangan masa
selanjutnya. Menurut Santrock (2003), remaja masa kini menghadapi
tuntutan dan harapan, demikian juga bahaya dan godaan, yang tampaknya lebih
banyak dan kompleks ketimbang yang dihadapi remaja generasi yang lalu. Masa
transisi dari masa anak ke masa remaja, membuat mereka mengalami masa sulit
dalam memahami diri akan perubahan fisik dan mental serta tuntutan tugas yang
membuat mereka harus bertanggungjawab penuh bagi diri mereka sendiri. Dalam
tugas perkembangan remaja, mempersiapkan diri untuk merencanakan masa depan dan
menjadi matang atau dewasa dalam karir adalah sesuatu yang harus dilakukan.
Untuk meningkatkan kematangan karir hidup remaja, tidak hanya dilakukan dengan
memperkuat sisi keilmuannya saja, melainkan juga sisi mental dan psikisnya,
inilah yang terkadang terabaikan. Selain itu, intervensi dan harapan untuk
dapat menanggulangi permasalahan kurang optimalnya kematangan karir siswa juga
merupakan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling (Edeltrudis et al. 2017).
Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Suwanto (2016)
siswa berada pada tahap eksplorasi periode kristalisasi. Pada periode
kristalisasi, remaja semestinya sudah mampu membentuk aspirasi karir dengan
mempertimbangkan kebutuhan, minat, kapasitas, dan nilai pribadi. Pada masa ini
remaja mulai mengidentifikasi kesempatan dan tingkat pekerjaan yang sesuai,
serta mengimplementasikan pilihan karir dengan memilih pendidikan dan pelatihan
yang sesuai, akhirnya memasuki pekerjaan yang sesuai dengan pilihannya.
Perkembangan karir pada remaja mengalami perkembangan yang besar dan menjadi
hal yang sangat penting berkaitan dengan proses pengambilan keputusan akan
karir dimana hal ini akan sangat mempengaruhi masa depannya (Gonz�lez 2008).
Satu diantara
tugas perkembangan remaja khususnya siswa adalah tercapainya kematangan karir.
Seorang remaja akan mencapai kematangan karir apabila mampu menemukan konsep
dan jati dirinya. Brooks (1990)
mengemukakan bahwa kematangan karir sebagai kesiapan kognitif dan afektif dari
individu remaja untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan yang dihadapkan
kepadanya di masa selanjutnya. Remaja
yang lebih jauh terlibat dalam proses pembentukan identitas lebih sanggup
mengartikulasikan pilihan karir mereka dan menentukan langkah berikut untuk
mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang mereka (Santrock
2003). Kematangan karir merupakan aspek yang perlu dimiliki siswa
untuk menunjang karir dimasa depan, (Hasan 2006)
menyatakan kematangan karir yaitu sikap dan kompetensi yang berperan untuk
pengambilan keputusan karir. Kematangan karir akan mendasari kemampuan siswa untuk
menganalisis peluang karir, yang muaranya adalah pengambilan keputusan karir
dengan tepat. Kematangan karir merupakan persiapan awal untuk meraih sukses dalam berkarir (Supriatna 2009).�
Dalam kaitannya dengan kematangan
karir, (Ulusoy and �nen 2014)
telah meneliti mengenai efek dari tingkat kematangan profesional siswa sekolah
lanjutan terhadap motivasi akademik mereka. Hasil penelitian tersebut ditemukan
bahwa siswa dengan tingkat kematangan profesional yang rendah memiliki motivasi
akademik rendah, sedangkan siswa dengan tingkat kematangan profesional tinggi
memiliki motivasi akademis yang tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa
kematangan karir memiliki pengaruh pada beberapa hal dari proses belajar siswa,
salah satunya adalah motivasi akademik.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hidayat
(2014) menemukan bahwa permasalahan mengenai kematangan karir juga
di alami oleh siswa kelas XII SMK Yogyakarta, di mana permasalahan kematangan
karir yang ditemukan meliputi: (a) tidak mengetahui informasi mengenai jurusan
di Perguruan Tinggi, (b) belum menentukan jurusan yang sesuai dengan minatnya,
(c) masih bingung untuk melanjutkan jurusan di Perguruan Tinggi, (d) masih
belum yakin dengan pilihan yang akan dipilih, (e) belum membuat rencana 3
pilihan mengenai jurusan. Hal ini terkait dengan kesiapan pada diri siswa yang
bervariasi dalam pemilihan karir yang menjadi salah satu ciri dari kematangan
karir.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis bertujuan untuk
membahas mengenai konseling karir untuk meningkatkan kematangan karir pada siswa, adapun
hasil pembahasan dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai bahan referensi dalam
membuat intervensi dalam meningkatkan kematangan karir pada siswa.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian studi pustaka. Penelitian studi pustaka
mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang
sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono 2006). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan material yang terdapat di
perpustakaan seperti: buku, majalah, dokumen, catatan serta literatur digital
yang dapat ditemukan di internet seperti e-journal, artikel ilmiah dan
lain-lainnya. Zed (2008) studi pustaka bukan hanya sekedar
urusan membaca dan mencatat literatur atau buku-buku sebagaimana yang sering
dipahami oleh banyak orang selama ini. Metode kepustakaan adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat
serta mengolah bahan penelitian. Syaibani (2012) studi pustaka adalah
segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Menurut Hasibuan, Zainal A. (2007),
studi pustaka berisi uraian tentang teori,
temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan
landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam studi pustaka diarahkan untuk menyusun
kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan
dalam sebelumnya pada perumusan masalah.
Hasil dan Pembahasan
Konseling Karir
Menurut Sukardi (2008) bimbingan
karir adalah layanan
bantuan yang diberikan kepada individu individu untuk memilih, menyiapkan,
menyesuaikan, dan menetapkan dirinya dalam pendidikan maupun pekerjaan yang
sesuai serta memperoleh kebahagiaan dari padanya Sedangkan menurut Sukardi
bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepat nya suatu program
sistematis, proses, layanan atau lebih tepat nya suatu layanan yang dimaksudkan
untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
pengenalan kesempatan kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, waktu luang serta
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang
bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karernya. Berkaitan
dengan sekolah, bimbingan karir dapat di pandang sebagai suatu proses
perkembangan yang berkesinambungan yang membantu terutama dalam hal perencanaan
karir, pembuatan keputusan, perkembangan keterampilan keahlian, informasi
karir, dan pemahaman diri. Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa, bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan informasi, dan
pendekatan terhadap pengambilan keputusan karir dan mengakui bahwa keputusan
tersebut adalah yang paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan
persyaratan-persyaratan karir atau studi lanjut yang akan ditekuninya
Kematangan Karir
Super berpendapat bahwa keberhasilan dan
kesiapan remaja untuk memenuhi tugas-tugas yang terorganisir yang terdapat
dalam setiap tahapan perkembangan karir disebut sebagai kematangan karir.
Kematangan karir seseorang juga dipengaruhi oleh usia,
menurut (Gonz�lez 2008).
Kesesuaian dengan usia yang dimaksudkan dalam definisi ini, adalah berdasarkan
teori Life-Span, Life-Space dari Super, yang mengatakan bahwa setiap individu pada
jenjang usia tertentu mempunyai peran yang harus dijalankan sesuai
dengan tahapan perkembangannya. Faktor-faktor Kematangan Karir Menurut
Donald E. Super, menyatakan bahwa kematangan karir remaja dapat diukur dengan
indikator-indikator sebagai berikut:
a. Perencanaan
karir (career planning). Aspek
perencanaan karir menurut Super, merupakan aktivitas pencarian informasi dan
seberapa besar keterlibatan individu dalam proses tersebut. Kondisi tersebut
didukung oleh pengetahuan tentang macam-macam unsur pada setiap pekerjaan.
Indikator ini adalah menyadari wawasan dan persiapan karir, memahami
pertimbangan alternatif pilihan karir dan memiliki perencanaan
karir dimasa depan.
b. Eksplorasi
karir (career exploration) merupakan
kemampuan individu untuk melakukan pencarian informasi karir dari berbagai
sumber karir, seperti kepada orang tua, saudara, kerabat, teman, guru bidang
studi, konselor sekolah, dan sebagainya. Aspek eksplorasi karir berhubungan
dengan seberapa banyak informasi karir yang diperoleh siswa dari berbagi sumber
tersebut. Indikator dari aspek ini adalah mengumpulkan informasi karir dari
berbagai sumber dan memanfaatkan informasi karir yang telah diperoleh.
c. Pengetahuan
tentang membuat keputusan karir (decision
making) kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam
membuat perencanaan karir. Konsep ini didasari pada tuntutan siswa untuk
membuat keputusan karir, dengan asumsi apabila siswa mengetahui bagaimana orang
lain membuat keputusan karir maka diharapkan mereka juga mampu membuat
keputusan karir yang tepat bagi dirinya.
d. Pengetahuan
(informasi) tentang dunia kerja (world of
work information) yakni terkait dengan tugas perkembangan, yaitu individu
harus tahu minat dan kemampuan diri, mengetahui cara orang lain mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan mengetahui alasan orang berganti
pekerjaan. Komponen kedua adalah mengetahui tugas-tugas pekerjaan dalam suatu
jabatan dan perilakuperilaku dalam bekerja.
e. Pengetahuan
tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group) siswa diberi kesempatan
untuk memilih satu dari beberapa pilihan pekerjaan, dan kemudian ditanyai
mengenai halhal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Mengenai persyaratan,
tugas-tugas, faktor-faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan dan
mengetahui resiko-resiko dari pekerjaan yang dipilihnya. Indikator pada aspek
ini adalah pemahaman mengenai tugas dari pekerjaan yang diinginkan, memahami
persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui faktor dan alasan yang
mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminati dan mampu mengidentifikasi
resiko-resiko yang mungkin muncul dari pekerjaan yang diminati.
f. Realisasi
keputusan karir (realisation). Realisasi
keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan pilihan
karir pekerjaan secara realistis. Aspek ini menurut Super memiliki pemahaman
yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pekerjaan yang
diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang mendukung dan menghambat karir
yang diinginkan, mampu mengambil manfaat membuat keputusan karir yang
realistik.
Individu
yang memiliki kematangan
karir yang baik berarti telah memiliki orientasi karir (career orientation). Orientasi karir didefinisikan sebagai skor
total dari: 1) sikap terhadap karir, 2) keterampilan membuat keputusan karir,
dan 3) informasi dunia kerja. Sikap terhadap karir terdiri dari perencanaan
karir dan eksplorasi karir. Keterampilan membuat keputusan karir terdiri dari
kemampuan menggunakan kemampuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir.
Informasi karir terdiri atas memiliki informasi tentang pekerjaan tertentu dan
kelompok pekerjaan yang lebih disukai. Faktor kematangan karir individu
dipengaruhi oleh aspek perencanaan karir, eksplorasi karir, pengetahuan tentang
membuat keputusan, informasi tentang dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok
pekerjaan yang disukai, dan realisasi keputusan karir.
Upaya Peningkatan
Kematangan Karir
Individu yang memiliki kematangan karir
yang tinggi akan mendapatkan kesuksesan dan kepuasan dalam karir. Mereka
memiliki kesadaran akan proses keputusan karir, seringkali berpikir akan
alternatif karir atau analisa karir yang tepat, menghubungkan antara pengalaman
yang dimiliki dengan tujuan yang akan datang, memiliki kepercayaan diri dalam
menentukan keputusan karir, komitmen dalam membuat pilihan karir, dan mampu
menyeimbangkan antara harapan dengan tuntutan realitas. Upaya dalam
meningkatkan kematangan karir sangat penting bagi siswa. Pengarahan maupun kurikulum
atau proses bimbingan menjadi kebutuhan mutlak untuk mencapai tugas perkembangan karir tersebut.
Upaya untuk mencapai sasaran hasil yang maksimal dalam
kematangan karir, menurut (Gonz�lez 2008),
ada lima bidang yang perlu dikembangkan antara lain:
a. Pengetahuan
diri dan aspek lain. Siswa harus menjadi idividu yang potensial dengan
memahami: bakat, kecakapan dan kemampuan, konsep diri dan penghargaan diri,
kepribadian, kemampuan akademik, pengalaman belajar dan kerja, minat, tingkat
harapan, motivasi, nilai kehidupan, gaya hidup dan sebagainya. Semua
karakteristik ini seharusnya sesuai dengan pilihan karir.
b. Informasi
studi, profesi dan karir. Siswa tidak hanya membutuhkan informasi mengenai diri
mereka, tetapi juga tentang lingkungan dimana mereka tinggal. Mereka juga membutuhkan
informasi mengenai pilihan pendidikan yang lain (jenjang pendidikan), pilihan
profesional (jenjang karir), dan pilihan karir (jenjang sosial tenaga kerja).
Mereka membutuhkan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan.
c. Proses
dalam menentukan keputusan karir. Melalui pengetahuan mengenai diri, pendidikan
dan pengembangan profesional, siswa akan menentukan keputusan karir yang tepat.
Mereka seharusnya dipersiapkan dalam menentukan keputusan karir melalui
pertimbangan berbagai aspek tersebut.
d. Transisi
menuju dunia kerja. Siswa dipersiapkan dalam menghadapi dunia kerja setelah
lulus. Mereka membutuhkan strategi untuk menentukan keputusan karir yang tepat.
Karir yang sesuai dengan jurusan yang mereka tekuni, dan mereka membutuhkan
pengetahuan mengenai kebiasaan atau kewajiban sebagai tenaga kerja.
e. Perencanaan
karir. Siswa seharusnya dipersiapkan untuk menentukan perencanaan karir
berpedoman pada karakteristik pribadi, pengalaman studi dan pengalaman kerja.
Perencanaan karir akan membuat siswa teguh pendirian dalam pendidikan dan
karir.
Kesimpulan
Kematangan karir bukan sesuatu hal
yang mudah, dapat dicapai secara cepat, tetapi kematangan karir merupakan suatu
proses yang perlu dikembangkan. Salah satu peran guru bimbingan dan konseling
adalah dalam membantu siswa dalam menyelesaikan mengenai karir. Peningkatan
kematangan karir siswa dapat dicapai jika ada peran serta pihak sekolah
terutama guru bimbingan dan konselong/konselor dalam melakukan konseling karir
dan pemberian layanan bimbingan dan konseling karir yang tepat. Sehingga dengan adanya konseling karir
diharapkan nantinya banyak peserta didik yang akan menemukan pekerjaan/
karir yang cocok
dengannya dan diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan karir yang tinggi bagi individu
tersebut.
Austin,
James T. 1990. �Career Choice and Development (2nd Edn). Brown, D. Brooks, L.
& Associates, San Francisco, CA: Jossey-Bass, 1990.� 7(3):1�3. Google Scholar
Edeltrudis,
Katharina, Perada Korohama, Mungin Eddy Wibowo, and Imam Tadjri. 2017. �Model
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Kematangan Karir
Siswa.� Jurnal Bimbingan Konseling 6(1):68�76. Google Scholar
Gonz�lez,
Manuel �lvarez. 2008. �Career Maturity: A Priority for Secondary Education.� Electronic
Journal of Research in Educational Psychology 6(16):749�72. doi:
10.25115/ejrep.v6i16.1301. Google Scholar
Hasan,
B. 2006. �Career Maturity of Indian Adolescents as a Function of Self-Concept ,
Vocational Aspiration and Gender.� 32(2):127�34. Google Scholar
Hasibuan, A. Zainal.
2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu
Komputer Dan Teknologi Informasi. Depok. Google Scholar
Hidayat, M.�� 2014. Pengaruh Pelatihan �Plans� terhadap
Kematangan Karir pada Siswa SMA. Tesis (tidak���
dipublikasikan). Yogyakarta: Program Pascasarjana
UGM Google Scholar
Santrock, J. 2003. Adolescence
Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Google Scholar
Sukardi. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Suwanto,
Insan. 2016. �Konseling Behavioral Dengan Teknik Self Management Untuk Membantu
Kematangan Karir Siswa SMK.� JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia)
1(1):1. doi: 10.26737/jbki.v1i1.96. Google Scholar
Syaibani,
R. 2012. Studi Kepustakaan,
(Online).
Ulusoy,
Fatma Merve, and Aysem Seda �nen. 2014. �The Effects of the Professional
Maturity Levels of Secondary School Students on Their Academic Motivations.� Procedia
- Social and Behavioral Sciences 143(December):1153�57. doi:
10.1016/j.sbspro.2014.07.570. Google Scholar
Zed, Mestika.
2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Google Scholar
Copyright holder: Aulia Ilfana, Dede Rahmat Hidayat (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |