Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 6, Juni 2022

 

PERENCANAAN FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WISATA UNTUK WISATAWAN MANCANEGARA LANJUT USIA DI MADURA

 

Rehulina Apriyanti, Remigius Hari S, Diana Susilowati, Rina Widayanti

Program Studi Arsitektur, Universitas Gunadarma, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Wisata untuk para manusia lanjut usia tentunya menjadi satu peluang bagi pariwisata khususnya di Indonesia, dimana negara kita memiliki kekayaan alam dan budaya yang dapat dinikmati oleh para wisataman mancanegara lanjut usia ini. Selain menikmati wisata alam dan budaya, terdapat iklim yang sesuai dengan kebutuhan para wisatawan mancanegara khususnya dari negara-negara belahan bumi eropa. Perencanaan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk para wisatawan mancanegara bertujuan agar para wisatawan mancanegara lanjut usia ini mendapatkan fasilitas yang memberikan keamanan untuk mereka dapat berwisata di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan pengambilan data primer melalui survey lapangan, pengambilan foto udara dengan drone dan pengamatan langsung di lokasi perencanaan, juga didukung oleh adanya data sekunder yang diperoleh dari riview literatur dan dari narasumber. Dari perencanaan ini diperoleh sebuah master plan desain kawasan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk para manusia lanjut usia yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman selama mereka berwisata di lokasi perencanaan.

 

Kata Kunci: Fasilitas Kesehatan, Wisatawan, Mancanegara, Lanjut Usia, Madura

 

Abstract

Tourism for elderly people is certainly an opportunity for tourism, especially in Indonesia, where our country has natural and cultural wealth that can be enjoyed by these elderly foreign tourists. In addition to enjoying natural and cultural tourism, there is a climate that suits the needs of foreign tourists, especially from European hemisphere countries. The planning of tourism-based health facilities for foreign tourists aims to ensure that these elderly foreign tourists get facilities that provide security for them to be able to travel in Indonesia. The research method used is a qualitative method by taking primary data through field surveys, taking aerial photos with drones, and direct observations at the planning site, also supported by secondary data obtained from literature reviews and sources. From this planning, a master plan for the design of a tourism-based health facility area for elderly people was obtained that can provide a sense of security and comfort while they travel at the planning location.

����������������������

Keywords: Health Facilities, Tourists, Foreign, Elderly, Madura

 

Pendahuluan

Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan mengalami peningkatan cepat di masa yang akan datang terutama pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi daripada populasi lansia di wilayah Asia dan global setelah tahun 2050 yaitu diperkirakan sebesar 28,68% (Infodatin, 2014). Seiring bertambahnya populasi lansia maka permasalahan kesehatan lansia juga meningkat. Hal ini jelas akan mempengaruhi sistem perawatan pada lansia dimana akan ada tuntutan pada keperawatan lansia untuk terus-menerus berkembang termasuk mengikuti perkembangan teknologi.

World Health Organization (WHO) dalam Roach memperkirakan jumlah lansia usia 60 tahun ke atas di dunia pada tahun 2025 sebanyak 1,2 miliar dan meningkat pada tahun 2050 menjadi 2 miliar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia sebagai negara berkembang kontribusi terbanyak lansia dari provinsi Yogyakarta, dimana jumlah lansia tahun 2009 sebanyak 477.430 jiwa meningkat pada tahun 2010 menjadi 492.367 jiwa (Fatmah, 2010).

Lanjut usia menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Usia Lanjut, 1998) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan seiring kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Perkembangan demografi ini dapat membawa dampak di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial (Bps Statistics Indonesia, 2019).

Berdasarkan data Perserikaan Bangsa-bangsa (PBB) tentang World Population Ageing, diperkirakan pada tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk lanjut usia di dunia. Jumlah tersebut diproyeksikan terus meningkat mencapai 2 (dua) miliar jiwa pada tahun 2050. Seperti halnya yang terjadi di negara-negara di dunia, Indonesia juga mengalami penuaan penduduk. Tahun 2019, jumlah lansia Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (BPS, Bappenas, UNFPA, 2018). Sesuai data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2015, persentase rumah tangga yang memiliki lansia sebesar 24,1%. Sementara lansia yang tinggal sendiri sebanyak 12,6%, sisanya tinggal bersama anggota rumah tangga lainnya.

Terjadinya tren penuaan dimana Secara global, populasi berusia 65 tahun ke atas tumbuh lebih cepat daripada semua kelompok umur lainnya. BerdasarkanLaporan Departemen Kesehatan Amerika National Institutes Of Health (NIH) pada tanggal 28 Mar 2016 maka didapati bahwa populasi dunia yang lebih tua terus tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saat ini, 8,5 persen orang di seluruh dunia (617 juta) berusia 65 tahun ke atas. Menurut sebuah laporan baru, �An Aging World: 2015,� persentase ini diproyeksikan akan melonjak hingga hampir 17 persen dari populasi dunia pada tahun 2050 (1,6 miliar). Sedangkan populasi 65-an orang Amerika diproyeksikan akan meningkat hampir dua kali lipat dalam tiga dekade mendatang, dari 48 juta menjadi 88 juta pada tahun 2050.

Salah satu kegiatan yang dilakukan penduduk lansia dalam mengisi waktu di hari tua mereka adalah melakukan kegiatan wisata. Kegiatan wisata yang dilakukan oleh para lansia ini, dapat dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang ada di Negara mereka ataupun melakukan perjalanan dengan berwisata ke Negara lainnya.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa Tempat Termurah untuk Pensiun di Dunia: �Jika Anda ingin bepergian selama masa pensiun, Anda dapat menemukan makanan yang murah dan juga dengan tempat termurah untuk pensiun di dunia.  Beberapa negara di dunia menawarkan kualitas hidup yang tinggi dengan anggaran yang rendah. Pertimbangkan jenis lingkungan yang Anda minati untuk masa pensiun Anda untuk melihat negara mana yang paling cocok untuk Anda. Berikut ini adalah daftar 10 (sepuluh) negara termurah di mana manula dapat pensiun dalam kenyamanan financial yaitu Negara: Panama, Ekuador, Meksiko, Kosta Rika, Thailand, Kolumbia, Indonesia, Nikaragua, Malaysia, dan Kamboja (Jeff, 2019).

Berdasarkan Riset Twitter melibatkan lebih dari 7.500 responden di 13 negara untuk menelaah tren wisata terpopuler di antara pengguna Twitter. Hal ini memberikan peluang bagi penyedia jasa dan destinasi wisata di Indonesia untuk memperluas daya tarik serta jangkauannya di Twitter. Dalam riset tersebut, Indonesia masuk ke dalam daftar 10 besar destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara pengguna Twitter dari Asia Pasifik (Twitter Indonesia, 2019).

Sebanyak 53% responden yang pernah mengunjungi Indonesia menyatakan bahwa value for money menjadi alasan yang memilih berwisata ke Indonesia. Kemudian, 27,4% responden menyatakan bahwa Indonesia menjadi destinasi wisata karena memiliki peninggalan sejarah dan warisan budaya. Selanjutnya 60,7% responden memilih berlibur ke Indonesia dengan destinasi yang aman dan nyaman. Lima negara asal wisatawan pengguna Twitter yang mengunjungi Indonesia adalah 60% dari Singapura, 51% dari Malaysia, 21% dari Australia, 19% dari Jepang, dan 13% dari Korea Selatan (Twitter Indonesia, 2019).

Paket wisata usia lanjut mempunyai pasar cukup besar, hal itu terlihat dari 219,7 juta wisatawan nusantara (wisnus), yang mengadakan perjalanan sekitar 7%. Dilihat dari segi usia wisatawan yang beragam, pasar orang tua atau senior market merupakan kelompok penting karena besarnya pasar dan potensialnya untuk berkembang. Dengan kemajuan teknologi, system kesehatan dan semakin panjang jangka waktu hidup seseorang secara langsung meningkatkan jumlah penduduk lanjut usia. Pada fase ini orang tua telah ditinggalkan oleh anak-anaknya untuk hidup mandiri. Kelompok usia ini dikenal dengan istilah DINK (Double Income No Kids). Waktu luang yang dimiliki sangat besar sehingga memungkinkan mereka untuk tinggal di suatu destinasi lebih lama (Utama & Rai, 2011).

Pada umumnya dengan system pension yang baik mereka mapan seacra finansial. Untuk   mengantisipasi kecenderungan pasar di masa depan yaitu semakin banyaknya konsumen wisatawan usia lanjut yang berlibur di Bali maka Pemerintah Republik Indonesia sebenarnya telah menetapkan suatu  kebijakan    bagi  wisatawan  lanjut  usia  yaitu  dengan mengijinkan wisatawan usia lanjut untuk tinggal lebih lama di Indonesia. Kelompok wisatawan ini dijinkan untuk tinggal di Indonesia selama satu tahun (Utama & Rai, 2011).

Kebijakan tersebut telah dituangkan dalam SK Menteri Kehakiman No.M-04-12.01.02/1998.   Surat   keputusan   ini   dibuat   berdasarkan Keputusan Presiden /Keppres No. 31/1998. SK Menteri Kehakiman di atas kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya Ketetapan Dirjen Imigrasi No. F.256-12.02/2000. Ketetapan ini menyatakan bahwa wisatawan usia lanjut dapat diberikan Temporary Visa sebagai penduduk sementara selama satu tahun dan dapat diperpanjang sampai lima tahun. Artinya saat ini, pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan bagi wisatawan usia lanjut untuk berwisata di Indonesia termasuk juga ke Bali sehingga dengan kemudahan ini, beberapa tahun ke depan kedatangan wisatawan usia lanjut dari mancanegara dan wisatawan domestik untuk melakukan perjalanan wisata akan meningkat (Setiadi & Afrizal, 2019).

Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan usia lanjut yang akan datang ke Indonesia, maka Pemerintah akan mengupayakan daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai destinasi wisata bagi para wisatawan usia lanjut. Saat ini kunjungan wisatawan lanjut usia hanya terfokus pada daerah Bali saja, sehingga populasi yang dapat ditampung menjadi terbatas. Sedangkan potensi objek wisata yang ada di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

Pemerintah Indonesia dan pihak swasta bekerjasama untuk mendirikan sebuah Fasilitas kesehatan dan perawatan lanjut usia. Beberapa fasilitas ini telah berdiri di Indonesia seperti Rukun Senior Living di Bogor dan Senior Living Dkhayangan yang kemudian berganti nama menjadi Jababeka Senior Living.

Melihat bahwa kebutuhan para wisatawan lanjut usia untuk berwisata dan juga terfasilitas kesehatan dan perawatannya, maka Pihak Swasta dalam hal ini merencanakan sebuah kawasan yang berfungsi sebagai fasilitas kesehatan dan perawatan lanjut usia yang berbasis wisata ekologi.Fasilitas kesehatan dan perawatan lanjut usia yang berbasis wisata ekologi adalah fasilitas kesehatan dan perawatan bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi masyarakat lanjut usia khususnya. Dan fasilitas ini dibangun untuk melayani kebutuhan Fasilitas kesehatan dan Fasilitas sosial bagi Orang Tua untuk Kenyamanan hidup.

Perbandingan Biaya perawatan di Luar Negeri dengan di Indonesia dapat dilihat pada hasil survei berikut ini. Survei Biaya Perawatan Genworth 2018 mengatakan bahwa biaya rata-rata nasional untuk hidup berbantuan per bulan adalah $ 4.000, yang terurai menjadi sekitar $ 133 per hari (dan menjadi $ 48.000 per tahun). Survei yang sama mengatakan sebuah kamar pribadi di Senior Living/panti jompo akan menelan biaya sekitar $ 8.365 per bulan, yaitu $ 278 per hari ($ 100.380 per tahun). Layanan pembantu kesehatan di rumah rata-rata $ 127 per hari ($ 45.769 per tahun), berdasarkan pada delapan jam sehari, 5 hari seminggu (perawatan yang lebih intensif waktu kemungkinan akan lebih mahal) (whereyourlivematters.org, 2020).

Latar belakang diatas yang kemudian menjadikan negara Indonesia menjadi destinasi wisata bagi para manula, karena memiliki destinasi wisata alam dan budaya yang kaya dan juga memiliki biaya hidup yang lebih murah dibandingkan negara lainnya. Berdasarkan latar belakang ini maka dibuat perencanaan kawasan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk para wisatawan mancanegara lanjut usia di Madura.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2015) metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek secara alamiah dimana pada metode ini menggunakan landasan pada filsafat postpositivisme, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi

Lokasi perencanaan yang dipilih diambil melalui proses seleksi terlebih dahulu, dari usulan terhadap 3 lokasi studi, kemudian dilakukan survey terhadap 3 (tiga) lokasi tersebut hasil survey kemudian didiskusikan dengan stakeholder untuk diputuskan mana lokasi yang sesuai dengan perencanaan yang akan dilakukan. Setelah diseleksi satu lokasi terpilih, tahap selanjutnya adalah melakukan survey mendalam terhadap lokasi perencanaan.

Data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dengan melakukan survey ke lokasi perencanaan dan melakukan pengambilan foto udara dengan drone untuk mendapatkan boundary kawasan perencanaan dan melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi lahan dan lingkungan sekitar.

Mengidentifikasi lokasi penelitian dengan mengacu pada teori teori perancangan yang mendukung terhadap penyelesaian perencanaan sesuai konsep perancangan dengan pendekatan Arsitektur Nusantara (Kearifan Lokal).

Untuk pengumpulan data sekunder, data ini akan menjadi sebuah data pelengkap yang diperoleh dari sumber lain seperti data tentang wisatawan mancanegara, kondisi kesehatan dan psikologi manusia lanjut usia, dan sumber-sumber lain yang berasal dari literatur, juga dari stakeholder yang terkait dengan penyelesaian terhadap permasalahan dan potensi untuk kawasan

 

Hasil Dan Pembahasan

Perencanaan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia di Madura, Jawa Timur, merupakan tahapan dalam perencanaan untuk membangun sebuah kawasan senior living bagi para wisatawan mancanegara lanjut usia.

Lokasi

Untuk perencanaan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia di Madura, berada di Kecamatan Karangpenang, Sampang � Madura. Berikut ini adalah lokasi yang akan direncanakan untuk fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia.

Gambar 1

Lokasi Fasilitas Kesehatan Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia di Sampang, Madura

Sumber: Foto Udara, 2020

 

Lahan yang akan direncanakan sebagai kawasan fasilitas kesehatan wisatawan mancanegara lanjut usia, memiliki luas lahan 5 hektar, dengan kondisi lingkungan sekitar yang berupa perkebunan, lahan kosong dan permukiman warga. Lokasi lahan relative datar dengan kelerangan 0-8%, kondisi ini menjadi kriteria dalam menentukan pemilihan lokasi dikarenakan lahan yang akan digunakan untuk manusia lanjut usia harus aman. Kondisi jalan menuju lokasi masih berupa jalan tanah yang dalam perencanaan ke depan akan dikembangkan menjadi jalan aspal. Untuk lebih jelasnya, kondisi lingkungan sekitar lahan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

 

Gambar 2

Kondisi Lingkungan di Lokasi Fasilitas Kesehatan Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia di Sampang, Madura

Sumber: Survey Lapangan, 2020

 

Proses perencanaan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengolahan data pada foto udara yang diambil dengan menggunakan drone, sehingga didapati bentuk kawasan sebagai dasar dalam perancangan kawasan fasilitas kesehatan wisatawan mancanegara lanjut usia. Berikut ini adalah bentuk boundary kawasan.

 

Gambar 3

Boundary kawasan Fasilitas Kesehatan Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia di Sampang, Madura

Sumber: Foto Udara diolah, 2020

 

 

 

Program Ruang

Kebutuhan ruang untuk kawasan fasilitas kesehatan untuk wisatawan mancanegara dengan kategori penggunanya nanti adalah manusia lanjut usia yang memiliki keterbatasan ruang dan gerak menjadi factor penilaian dalam memutuskan ruang-ruang apa saja yang akan direncanakan sebagai fasilitas yang akan diberikan kepada para manusia lanjut usia ini.

Berikut program ruang yang akan direncanakan pada fasilitas kesehatan untuk wisatawan mancanegara lanjut usia:

 

Tabel 1

Program Ruang Fasilitas Kesehatan Untuk Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia

 

Berdasarkan program ruang diatas, maka dapat dilihat bahwa perencanaan kawasan disini akan memberikan fasilitas kesehatan berbentuk klinik yang setara dengan Klinik Pratama. Klinik Pratama ini akan memberikan pelayanan kepada para wisatawan mancanegara lanjut usia yang tinggal sementara di kawasan ini selama mereka berwisata, selain itu klinik kesehatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di lokasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2

Program Ruang untuk Klinik Pratama Sebagai Fasilitas Kesehatan

 

Bentuk hunian yang akan direncanakan berupa resort dengan tipe bangunan 60m2 sebanyak 90unit dan tipe bangunan 72m2 sebanyak 10 unit. Selain Klinik dan Resort, kawasana ini akan dilengkapi dengan fasilitas yaitu gedung serbaguna, mess perawat, dapur dan laundry, dan pos jaga.

Untuk sarana pendukung lainnya juga akan disediakan sarana olahraga seperti kolam renang, jogging track dan juga sarana seni dan budaya bagi para wisatawan mancanegara lanjut usia ini untuk dapat mengenali kearifan local yang ada di lokasi studi. Oleh karenanya dalam penerapan konsep desain pada bangunan juga diterapkan kearifan local tersebut dengan penggunaan ornament yang ada pada batik madura ke dalam fasade bangunan. Konsep bangunan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4

Konsep Perancangan pada Bangunan dengan Penerapan Kearifan Lokal

Sumber: Analisis, 2020

 

Blok Plan kawasan Fasilitas Kesehatan berbasis Wisata untuk Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Blok plan dengan bentuk radial, dimana pada zona inti berupa resort menjadi zona private yang hanya dapat diakses oleh penghuni dan perawat dengan tidak menggunakan kendaraan untuk menjaga kondisi udara agar tetap segar. Setiap unit bangunan akan terkoneksi oleh jalan pedestrian dan sebagai pusatnya dibangunan sarana olahraga untuk wisatawan mancanegara lanjut usia ini berenang sebagai bentuk olahraga yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat agar para manula ini tetap sehat.

 

Gambar 5

Blok Plan Kawasan

Sumber: Analisis, 2020

 

Untuk tampak kawasan dapat dilihat pada gambar di bawah imi.

 

Gambar 6

Tampak Utara dan Tampak Selatan Kawasan

Sumber: Analisis, 2020

 

Perspektif dari kawasan ini dapat memperlihatkan bagaimana kawasan ini direncanakan tidak hanya sebagai sebuah kawasan untuk memfasilitasi kebutuhan tinggal sementara dari para wisatawan mancanegara lanjut usia yang sedang berwisata di Indonesia, tetapi kawasan ini juga direncanakan untuk memberikan daya dukungan lingkungan dengan menjaga kelestarian alam yang ada dipadukan dengan kearifan local suatu daerah.

Tentu saja ini akan menambah daya Tarik bagi para wisatawan mancanegara yang berencana akan tinggal sementara di Indonesia. Mereka tidak hanya mendapatkan wisata tapi juga diberikan fasilitas yang membuat para wisatawan mancanegara lanjut usia ini menjadi nyaman dengan adanya pelatihan budaya dan seni di dalamnya.

Gambar 7

Perspektif Eksterior Kawasan

Sumber: Analisis, 2020

 

Kesimpulan

Perencanaan kawasan fasilitas kesehatan yang telah dilakukan penyusunan masterplan untuk dapat diimplementasikan dalam proses perencanaan selanjutnya telah menghasilkan sebuah desain yang menanggapi terhadap kondisi dari lokasi studi baik berupa kondisi alam dan juga kondisi seni budaya yang ada untuk menjadikan desain memiliki ciri khas dan beradaptasi dengan kearifan local. Desain kawasan ini juga disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikologi dari penggunanya yaitu Wisatawan Mancanegara Lanjut usia, yang memiliki keterbatasan dalam melakukan wisatanya. Bagaimana lokasi perencanaan yang didesain bisa memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunannya akan memberikan dampak bagi wisatawan mancanegara untuk tinggal lebih lama lagi

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Fatmah. (2010). Pengertian Lanjut Usia. Lanjut Usia.

 

Indonesia, Bps Statistics. (2019). Statistik Penduduk Usia Lanjut 2019. Badan Pusat Statistik.

 

Indonesia, Twitter. (2019). Riset Twitter: Alasan Wisatawan Mancanegara Menjadikan Indonesia Sebagai Destinasi Wisata.

 

Infodatin. (2014). Situasi Dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Ri.

 

Jeff, H. (2019). Best Places To Retire For Seniors.

 

Setiadi, Wicipto, & Afrizal, Rakha Aditya. (2019). Implikasi Kebijakan Bebas Visa Berdasarkan Peraturan Presiden Tentang Bebas Visa Kunjungan: Perspektif Ketenagakerjaan. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 13(3), 311�322. Google Scholar

 

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Google Scholar

 

Utama, I., & Rai, Gusti Bagus. (2011). Global Tourism: Trend, Perilaku Wisatawan Usia Lanjut Dalam Memilih Aktivitas Wisata. Tourism and Hospitality (Blog). Diubah Terakhir, 18. Google Scholar

 

Copyright holder:

Rehulina Apriyanti, Remigius Hari S, Diana Susilowati, Rina Widayanti (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: