Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni
2022
PERENCANAAN
FASILITAS KESEHATAN BERBASIS WISATA UNTUK WISATAWAN MANCANEGARA LANJUT USIA DI
MADURA
Rehulina
Apriyanti, Remigius Hari S, Diana Susilowati, Rina Widayanti
Program
Studi Arsitektur,
Universitas Gunadarma, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Wisata untuk para manusia lanjut usia tentunya
menjadi satu peluang bagi pariwisata
khususnya di Indonesia, dimana
negara kita memiliki kekayaan alam dan budaya yang dapat dinikmati oleh para wisataman mancanegara lanjut usia ini. Selain
menikmati wisata alam dan budaya, terdapat iklim yang sesuai dengan kebutuhan
para wisatawan mancanegara khususnya dari negara-negara belahan bumi eropa.
Perencanaan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk para wisatawan mancanegara bertujuan agar para wisatawan mancanegara lanjut usia ini mendapatkan
fasilitas yang memberikan keamanan untuk mereka dapat berwisata
di Indonesia. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan pengambilan data primer melalui
survey lapangan, pengambilan
foto udara dengan drone dan pengamatan langsung di lokasi perencanaan, juga didukung oleh adanya data sekunder yang diperoleh dari riview literatur dan dari narasumber. Dari perencanaan ini diperoleh sebuah master plan desain kawasan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk para manusia lanjut usia yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman selama mereka berwisata
di lokasi perencanaan.
Kata
Kunci: Fasilitas Kesehatan, Wisatawan, Mancanegara, Lanjut Usia, Madura
Abstract
Tourism for elderly people is certainly
an opportunity for tourism, especially in Indonesia, where our country has
natural and cultural wealth that can be enjoyed by these elderly foreign
tourists. In addition to enjoying natural and cultural tourism, there is a
climate that suits the needs of foreign tourists, especially from European
hemisphere countries. The planning of tourism-based health facilities for
foreign tourists aims to ensure that these elderly foreign tourists get
facilities that provide security for them to be able to travel in Indonesia.
The research method used is a qualitative method by taking primary data through
field surveys, taking aerial photos with drones, and direct observations at the
planning site, also supported by secondary data obtained from literature
reviews and sources. From this planning, a master plan for the design of a
tourism-based health facility area for elderly people was obtained that can
provide a sense of security and comfort while they travel at the planning
location.
����������������������
Keywords: Health Facilities, Tourists, Foreign, Elderly,
Madura
Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi
akan mengalami peningkatan cepat di masa yang akan datang terutama
pada negara-negara berkembang termasuk
Indonesia. Populasi lansia
di Indonesia diprediksi meningkat
lebih tinggi daripada populasi lansia di wilayah Asia dan global setelah
tahun 2050 yaitu diperkirakan sebesar 28,68% (Infodatin, 2014).
Seiring bertambahnya populasi lansia maka permasalahan kesehatan lansia juga meningkat. Hal ini jelas akan mempengaruhi
sistem perawatan pada lansia dimana akan
ada tuntutan pada keperawatan lansia untuk terus-menerus berkembang termasuk mengikuti perkembangan teknologi.
World
Health Organization (WHO) dalam
Roach memperkirakan jumlah lansia usia 60 tahun ke atas
di dunia pada tahun 2025 sebanyak
1,2 miliar dan meningkat
pada tahun 2050 menjadi 2 miliar. Data Badan Pusat Statistik
(BPS) di Indonesia sebagai negara berkembang
kontribusi terbanyak lansia dari provinsi
Yogyakarta, dimana jumlah lansia tahun 2009 sebanyak 477.430 jiwa meningkat pada tahun 2010 menjadi 492.367 jiwa (Fatmah, 2010).
Lanjut usia menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Usia Lanjut, 1998) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas. Penduduk lanjut usia terus mengalami
peningkatan seiring kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup
dan menurunnya angka kematian. Perkembangan demografi ini dapat
membawa dampak di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial (Bps Statistics Indonesia, 2019).
Berdasarkan
data Perserikaan Bangsa-bangsa
(PBB) tentang World
Population Ageing, diperkirakan pada tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk
lanjut usia di dunia. Jumlah tersebut diproyeksikan terus meningkat mencapai 2 (dua) miliar jiwa
pada tahun 2050. Seperti halnya yang terjadi di negara-negara
di dunia, Indonesia juga mengalami penuaan penduduk. Tahun 2019, jumlah lansia Indonesia diproyeksikan akan meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045 (BPS, Bappenas, UNFPA,
2018). Sesuai data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun
2015, persentase rumah tangga yang memiliki lansia sebesar 24,1%. Sementara lansia yang tinggal sendiri sebanyak 12,6%, sisanya tinggal bersama anggota rumah tangga
lainnya.
Terjadinya tren penuaan dimana
Secara global, populasi berusia 65 tahun ke atas tumbuh lebih cepat
daripada semua kelompok umur lainnya.
Berdasarkan �Laporan
Departemen Kesehatan Amerika National Institutes Of Health (NIH) pada tanggal
28 Mar 2016 maka didapati bahwa populasi
dunia yang lebih tua terus tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Saat ini, 8,5 persen orang di seluruh dunia (617 juta) berusia 65
tahun ke atas. Menurut sebuah laporan baru, �An Aging World: 2015,� persentase
ini diproyeksikan akan melonjak hingga hampir 17 persen dari populasi dunia
pada tahun 2050 (1,6 miliar). Sedangkan populasi 65-an orang Amerika diproyeksikan akan meningkat
hampir dua kali lipat dalam tiga dekade mendatang, dari 48 juta menjadi 88 juta
pada tahun 2050.
Salah satu kegiatan yang dilakukan penduduk lansia dalam mengisi waktu
di hari tua mereka adalah melakukan
kegiatan wisata. Kegiatan wisata yang dilakukan oleh para lansia ini, dapat dilakukan
dengan mengunjungi objek wisata yang ada di Negara mereka ataupun melakukan perjalanan dengan berwisata ke Negara lainnya.
Berdasarkan
data yang diperoleh bahwa Tempat Termurah untuk Pensiun di Dunia: �Jika
Anda ingin bepergian selama masa pensiun, Anda dapat menemukan makanan yang murah dan juga dengan tempat termurah
untuk pensiun di dunia.
Beberapa negara di dunia menawarkan
kualitas hidup yang tinggi dengan anggaran yang rendah. Pertimbangkan jenis lingkungan yang Anda minati untuk masa pensiun Anda untuk melihat negara mana yang paling cocok
untuk Anda. Berikut ini adalah daftar 10 (sepuluh) negara termurah di mana manula dapat pensiun
dalam kenyamanan financial yaitu Negara: Panama, Ekuador, Meksiko, Kosta Rika,
Thailand, Kolumbia, Indonesia,
Nikaragua, Malaysia, dan Kamboja (Jeff, 2019).
Berdasarkan Riset Twitter melibatkan
lebih dari 7.500 responden di 13 negara untuk menelaah tren wisata
terpopuler di antara pengguna Twitter. Hal ini memberikan peluang bagi penyedia jasa
dan destinasi wisata di
Indonesia untuk memperluas daya tarik serta
jangkauannya di Twitter. Dalam
riset tersebut, Indonesia masuk ke dalam
daftar 10 besar destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara pengguna Twitter dari Asia Pasifik (Twitter Indonesia, 2019).
Sebanyak
53% responden yang pernah mengunjungi Indonesia menyatakan bahwa value for money menjadi alasan yang memilih berwisata ke Indonesia. Kemudian, 27,4% responden menyatakan bahwa Indonesia menjadi destinasi wisata karena memiliki peninggalan sejarah dan warisan budaya. Selanjutnya 60,7% responden memilih berlibur ke Indonesia dengan destinasi yang aman dan nyaman. Lima negara asal wisatawan pengguna Twitter yang mengunjungi Indonesia adalah 60% dari Singapura, 51% dari
Malaysia, 21% dari Australia, 19% dari
Jepang, dan 13% dari Korea
Selatan (Twitter Indonesia, 2019).
Paket wisata usia lanjut mempunyai
pasar cukup besar, hal itu terlihat
dari 219,7 juta wisatawan nusantara (wisnus), yang mengadakan perjalanan sekitar 7%. Dilihat dari segi
usia wisatawan yang beragam, pasar orang tua atau senior market merupakan kelompok penting karena besarnya pasar dan
potensialnya untuk berkembang. Dengan kemajuan teknologi, system kesehatan dan semakin
panjang jangka waktu hidup seseorang secara langsung meningkatkan jumlah penduduk lanjut usia. Pada fase ini orang tua telah ditinggalkan
oleh anak-anaknya untuk hidup mandiri. Kelompok usia ini
dikenal dengan istilah DINK (Double Income No Kids). Waktu luang yang dimiliki sangat besar sehingga memungkinkan mereka untuk tinggal di suatu destinasi lebih lama (Utama & Rai, 2011).
Pada umumnya
dengan system pension yang baik
mereka mapan seacra finansial. Untuk
mengantisipasi kecenderungan
pasar di masa depan yaitu semakin banyaknya konsumen wisatawan usia lanjut yang berlibur di Bali maka Pemerintah Republik
Indonesia sebenarnya telah menetapkan suatu kebijakan
bagi wisatawan lanjut usia yaitu dengan mengijinkan wisatawan usia lanjut untuk
tinggal lebih lama di
Indonesia. Kelompok wisatawan
ini dijinkan untuk tinggal di Indonesia selama satu tahun (Utama & Rai, 2011).�
Kebijakan tersebut telah dituangkan dalam SK Menteri Kehakiman No.M-04-12.01.02/1998.
Surat keputusan ini dibuat
berdasarkan Keputusan Presiden
/Keppres No. 31/1998. SK Menteri Kehakiman
di atas kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya Ketetapan Dirjen Imigrasi No.
F.256-12.02/2000. Ketetapan ini
menyatakan bahwa wisatawan usia lanjut dapat diberikan Temporary
Visa sebagai penduduk
sementara selama satu tahun dan dapat diperpanjang sampai lima tahun. Artinya saat ini,
pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan bagi wisatawan usia lanjut untuk berwisata
di Indonesia termasuk juga ke
Bali sehingga dengan kemudahan ini, beberapa tahun ke depan kedatangan
wisatawan usia lanjut dari mancanegara
dan wisatawan domestik untuk melakukan perjalanan wisata akan meningkat (Setiadi & Afrizal, 2019).
Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan usia lanjut yang akan datang ke Indonesia, maka Pemerintah akan mengupayakan daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dijadikan
sebagai destinasi wisata bagi para wisatawan usia lanjut. Saat ini
kunjungan wisatawan lanjut usia hanya
terfokus pada daerah Bali saja, sehingga populasi yang dapat ditampung menjadi terbatas. Sedangkan potensi objek wisata
yang ada di Indonesia tersebar
dari sabang sampai merauke.
Pemerintah Indonesia dan pihak
swasta bekerjasama untuk mendirikan sebuah Fasilitas kesehatan dan perawatan lanjut usia. Beberapa
fasilitas ini telah berdiri di Indonesia seperti Rukun Senior Living di
Bogor dan Senior Living Dkhayangan yang kemudian berganti nama menjadi Jababeka
Senior Living.
Melihat bahwa kebutuhan para wisatawan lanjut usia untuk berwisata
dan juga terfasilitas kesehatan
dan perawatannya, maka Pihak Swasta dalam
hal ini merencanakan
sebuah kawasan yang berfungsi sebagai fasilitas kesehatan dan perawatan lanjut usia yang berbasis wisata ekologi.� Fasilitas kesehatan dan perawatan lanjut usia yang berbasis wisata ekologi adalah fasilitas kesehatan dan perawatan bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi masyarakat lanjut usia khususnya. Dan fasilitas ini dibangun
untuk melayani kebutuhan Fasilitas kesehatan dan Fasilitas sosial bagi Orang Tua untuk Kenyamanan
hidup.
Perbandingan Biaya perawatan di Luar Negeri dengan di Indonesia
dapat dilihat pada hasil survei berikut
ini. Survei
Biaya Perawatan Genworth 2018 mengatakan bahwa biaya rata-rata nasional untuk
hidup berbantuan per bulan adalah $ 4.000, yang terurai menjadi sekitar $ 133
per hari (dan menjadi $ 48.000 per tahun). Survei yang sama mengatakan sebuah
kamar pribadi di Senior Living/panti jompo akan menelan biaya sekitar $ 8.365
per bulan, yaitu $ 278 per hari ($ 100.380 per tahun). Layanan pembantu
kesehatan di rumah rata-rata $ 127 per hari ($ 45.769 per tahun), berdasarkan
pada delapan jam sehari, 5 hari seminggu (perawatan yang lebih intensif waktu
kemungkinan akan lebih mahal) (whereyourlivematters.org, 2020).
Latar belakang diatas yang kemudian menjadikan negara
Indonesia menjadi destinasi
wisata bagi para manula, karena memiliki destinasi wisata alam dan budaya yang kaya dan juga memiliki
biaya hidup yang lebih murah dibandingkan
negara lainnya. Berdasarkan
latar belakang ini maka dibuat
perencanaan kawasan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk para wisatawan mancanegara lanjut usia di Madura.
Metode Penelitian
Metode penelitian
yang digunakan yaitu menggunakan metode kualitatif. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2015)
metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek secara
alamiah dimana pada metode ini menggunakan
landasan pada filsafat postpositivisme, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi
Lokasi perencanaan yang dipilih diambil melalui proses seleksi terlebih dahulu, dari usulan terhadap
3 lokasi studi, kemudian dilakukan survey terhadap 3 (tiga) lokasi tersebut hasil survey kemudian didiskusikan dengan stakeholder untuk diputuskan mana lokasi yang sesuai dengan perencanaan yang akan dilakukan. Setelah diseleksi satu lokasi terpilih,
tahap selanjutnya adalah melakukan survey mendalam terhadap lokasi perencanaan.
Data penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder.
Data primer dengan melakukan
survey ke lokasi perencanaan dan melakukan pengambilan foto udara dengan drone untuk mendapatkan boundary kawasan perencanaan dan melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi lahan dan lingkungan sekitar.
Mengidentifikasi lokasi penelitian dengan mengacu pada teori teori perancangan
yang mendukung terhadap penyelesaian perencanaan sesuai konsep perancangan
dengan pendekatan Arsitektur Nusantara (Kearifan Lokal).
Untuk pengumpulan
data sekunder, data ini
akan menjadi sebuah data pelengkap yang diperoleh dari sumber lain seperti data tentang wisatawan mancanegara, kondisi kesehatan dan psikologi manusia lanjut usia, dan sumber-sumber lain yang
berasal dari literatur, juga dari stakeholder
yang terkait dengan penyelesaian terhadap permasalahan dan potensi untuk kawasan
Hasil
Dan Pembahasan
Perencanaan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia di Madura, Jawa Timur, merupakan tahapan dalam perencanaan untuk membangun sebuah kawasan senior living
bagi para wisatawan mancanegara lanjut usia.
Lokasi
Untuk perencanaan fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk Wisatawan
Mancanegara Lanjut Usia di Madura, berada di Kecamatan Karangpenang, Sampang � Madura. Berikut ini adalah lokasi
yang akan direncanakan untuk fasilitas kesehatan berbasis wisata untuk Wisatawan
Mancanegara Lanjut Usia.
Gambar
1
Lokasi
Fasilitas Kesehatan Wisatawan
Mancanegara Lanjut Usia di Sampang, Madura
Sumber: Foto Udara, 2020
Lahan
yang akan direncanakan sebagai kawasan fasilitas kesehatan wisatawan mancanegara lanjut usia, memiliki
luas lahan 5 hektar, dengan kondisi lingkungan sekitar yang berupa perkebunan, lahan kosong dan permukiman warga. Lokasi lahan relative datar dengan kelerangan
0-8%, kondisi ini menjadi kriteria dalam menentukan pemilihan lokasi dikarenakan lahan yang akan digunakan untuk manusia lanjut
usia harus aman. Kondisi jalan
menuju lokasi masih berupa jalan
tanah yang dalam perencanaan ke depan akan dikembangkan
menjadi jalan aspal. Untuk lebih
jelasnya, kondisi lingkungan sekitar lahan dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar
2
Kondisi Lingkungan di Lokasi Fasilitas
Kesehatan Wisatawan Mancanegara
Lanjut Usia di Sampang, Madura
Sumber: Survey Lapangan, 2020
Proses perencanaan
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengolahan data pada foto udara yang diambil dengan menggunakan drone, sehingga didapati bentuk kawasan sebagai dasar dalam perancangan
kawasan fasilitas kesehatan wisatawan mancanegara lanjut usia. Berikut ini
adalah bentuk boundary kawasan.
Gambar
3
Boundary
kawasan Fasilitas Kesehatan
Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia di Sampang, Madura
Sumber: Foto Udara diolah, 2020
Program
Ruang
Kebutuhan ruang untuk kawasan
fasilitas kesehatan untuk wisatawan mancanegara dengan kategori penggunanya nanti adalah manusia
lanjut usia yang memiliki keterbatasan ruang dan gerak menjadi factor penilaian dalam memutuskan ruang-ruang apa saja yang akan direncanakan sebagai fasilitas yang akan diberikan kepada para manusia lanjut usia ini.
Berikut
program ruang yang akan direncanakan pada fasilitas kesehatan untuk wisatawan mancanegara lanjut usia:
Tabel 1
Program
Ruang Fasilitas Kesehatan Untuk
Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia
Berdasarkan
program ruang diatas, maka dapat dilihat
bahwa perencanaan kawasan disini akan memberikan fasilitas kesehatan berbentuk klinik yang setara dengan Klinik
Pratama. Klinik Pratama ini akan
memberikan pelayanan kepada para wisatawan mancanegara lanjut usia yang tinggal sementara di kawasan ini selama mereka
berwisata, selain itu klinik kesehatan
ini juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di lokasi.
Tabel 2
Program
Ruang untuk Klinik Pratama Sebagai Fasilitas Kesehatan
Bentuk hunian yang akan direncanakan berupa resort dengan tipe bangunan
60m2 sebanyak 90unit dan tipe
bangunan 72m2 sebanyak 10
unit. Selain Klinik dan
Resort, kawasana ini akan dilengkapi dengan fasilitas yaitu gedung serbaguna,
mess perawat, dapur dan
laundry, dan pos jaga.
Untuk sarana pendukung lainnya juga akan disediakan sarana olahraga seperti kolam renang, jogging track dan
juga sarana seni dan budaya bagi para wisatawan mancanegara lanjut usia ini
untuk dapat mengenali kearifan local yang ada di lokasi studi.
Oleh karenanya dalam penerapan konsep desain pada bangunan juga diterapkan kearifan local tersebut dengan penggunaan ornament yang ada pada
batik madura ke dalam fasade bangunan.
Konsep bangunan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar
4
Konsep Perancangan pada Bangunan dengan Penerapan Kearifan Lokal
Sumber: Analisis, 2020
Blok Plan kawasan
Fasilitas Kesehatan berbasis
Wisata untuk Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia dapat
dilihat pada gambar dibawah ini. Blok plan dengan bentuk radial, dimana pada zona inti berupa
resort menjadi zona private yang hanya
dapat diakses oleh penghuni dan perawat dengan tidak menggunakan
kendaraan untuk menjaga kondisi udara agar tetap segar. Setiap unit bangunan akan terkoneksi oleh jalan pedestrian dan sebagai pusatnya dibangunan sarana olahraga untuk wisatawan mancanegara lanjut usia ini berenang
sebagai bentuk olahraga yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat agar para manula ini tetap sehat.
Gambar
5
Blok
Plan Kawasan
Sumber: Analisis, 2020
Untuk tampak kawasan dapat dilihat pada gambar di bawah imi.
Gambar
6
Tampak Utara dan Tampak Selatan Kawasan
Sumber: Analisis, 2020
Perspektif dari kawasan ini
dapat memperlihatkan bagaimana kawasan ini direncanakan tidak hanya sebagai
sebuah kawasan untuk memfasilitasi kebutuhan tinggal sementara dari para wisatawan mancanegara lanjut usia yang sedang berwisata di Indonesia, tetapi kawasan ini juga direncanakan untuk memberikan daya dukungan lingkungan
dengan menjaga kelestarian alam yang ada dipadukan dengan
kearifan local suatu daerah.
Tentu saja ini akan
menambah daya Tarik bagi para wisatawan mancanegara yang berencana akan tinggal sementara
di Indonesia. Mereka tidak hanya mendapatkan wisata tapi juga diberikan fasilitas yang membuat para wisatawan mancanegara lanjut usia ini menjadi
nyaman dengan adanya pelatihan budaya dan seni di dalamnya.
Gambar
7
Perspektif Eksterior Kawasan
Sumber: Analisis, 2020
Kesimpulan
Perencanaan kawasan fasilitas kesehatan yang telah dilakukan penyusunan masterplan untuk dapat diimplementasikan
dalam proses perencanaan selanjutnya telah menghasilkan sebuah desain yang menanggapi terhadap kondisi dari lokasi studi
baik berupa kondisi alam dan juga kondisi seni budaya
yang ada untuk menjadikan desain memiliki ciri khas
dan beradaptasi dengan kearifan local. Desain kawasan ini juga disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikologi dari penggunanya yaitu Wisatawan Mancanegara Lanjut usia, yang memiliki keterbatasan dalam melakukan wisatanya. Bagaimana lokasi perencanaan yang didesain bisa memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunannya akan memberikan dampak bagi wisatawan
mancanegara untuk tinggal lebih lama lagi
Fatmah. (2010). Pengertian Lanjut Usia. Lanjut Usia.
Indonesia,
Bps Statistics. (2019). Statistik Penduduk Usia Lanjut 2019. Badan Pusat
Statistik.
Indonesia,
Twitter. (2019). Riset Twitter: Alasan Wisatawan Mancanegara Menjadikan
Indonesia Sebagai Destinasi Wisata.
Infodatin.
(2014). Situasi Dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data Dan Informasi
Kementrian Kesehatan Ri.
Jeff,
H. (2019). Best Places To Retire For Seniors.
Setiadi,
Wicipto, & Afrizal, Rakha Aditya. (2019). Implikasi Kebijakan Bebas Visa
Berdasarkan Peraturan Presiden Tentang Bebas Visa Kunjungan: Perspektif
Ketenagakerjaan. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 13(3), 311�322. Google Scholar
Sugiyono.
(2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Google Scholar
Utama,
I., & Rai, Gusti Bagus. (2011). Global Tourism: Trend, Perilaku Wisatawan
Usia Lanjut Dalam Memilih Aktivitas Wisata. Tourism and Hospitality (Blog).
Diubah Terakhir, 18. Google Scholar
Copyright
holder: Rehulina Apriyanti, Remigius Hari S, Diana Susilowati,
Rina Widayanti (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |