Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
ANALISIS KAJIAN
PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL
KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS
Ida
Bagus Candra Pranadhita
Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Bali, Indonesia
Email:
[email protected]
Ginjal kronik adalah salah satu gangguan kesehatan
yang ada di Indonesia. Pengobatan
yang bisa membantu seseorang yang memiliki penyakit ginjal kronik adalah hemodialisis.
Mendapatkan pengetahuan mengenai kualitas hidup serta indikator-indikator
yang mempengaruhi pada kualitas
hidup seseorang yang memiliki penyakit ginjal kronik merupakan
tujuan dari penelitian ini. Kajian pustaka adalah satu dari banyak
metode penelitian yang digunakan pada suatu penelitian, termasuk pada penelitian ini. Hasil yang didapatkan bahwa faktor yang membawa kepada kualitas hidup penderita ginjal kronik adalah
koping stress, penghasilan,
dukungan keluarga, dan lamanya dalam menjalani
hemodialisis. Koping stress
mempengaruhi kualitas hidup seseorang yang memiliki penyakit ginjal kronik karena
koping stress merupakan respon dari stressor-stressor
yang muncul. Penghasilan
dan dukungan orang tua sangatlah diperlukan untuk mendapatkan kesembuhan dengan segera. Terutama pada lamanya dalam menjalani
hemodialiasis membuat seseorang beradaptasi sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya.
�
Kata Kunci: Ginjal kronik, hemodialisis, kualitas hidup
Chronic
kidney disease is one of the healt problems in Indonesia.
Treatment that can help someone who has chronic kidney disease is hemodialysis.
Gaining knowledge about the quality of life and the indicators that affect the
quality of life of a person with chronic kidney disease is the aim of this
study. Literature review is one of the many research methods used in a study,
including this study. The results showed that the factors that lead to the
quality of life of patients with chronic kidney disease were coping with
stress, income, familu support, and duration of
hemodialysis. Coping stress affects the quality of life of a person with
disease because coping stress is a response to emerging stressors. Income and
parental support are needed to get a speedy recovery. Especiallt
the length of time in undergoing hemodialysis makes a person adapt so that it
affects the quality of his life.
Keywords: Chronic kidney disease, hemodialysis,
quality of life
Kemenkes
RI (2017) menyatakan bahwa:
�penyakit ginjal kronik merupakan penyebab kematian ke-27 di dunia tahun 1990, kemudian� meningkat
menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Penyakit ginjal kronik ini
adalah suatu masalah kesehatan pada masyarakat di dunia dengan prevalensi dan insidens gagal ginjang yang meningkat, prognotis yang memburuh dan biaya yang tinggi� (Angraini, 2021).
Menurut Kemenkes juga
(2018) sebanyak 3,8% masyarakat
di Indonesia mengalami penyakit
ginjal kronik (Wulandari et al., 2022).
Dalam sehari ginjal dapat
menyaring darah sebagak 120-150 liter serta sekitar 1-2 liter menghasilkan urin yang nantinya dibuang. Pada setiap ginjalnya terdiri dari jutaan
nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Dalam nefron
ini ada glomerulus yang memiliki fungsi dalam menyaring sisa-sisa cairan serta limbah yang sudah tidak terpakai
tubuh untuk dikeluarkan, selain itu menghalangi keluarnya sel darah
serta molekul-molekul yang memiliki ukuran lebih besar seperti
protein. Kemudian, tubulus
yang berada pada nefron berfungsi dalam mengambil mineral-mineral yang masih
tersisa pada cairan yang telah disaring yang masih dibutuhkan tubuh serta membuang
limbahnya (Gliselda, 2021).
Ginjal memiliki fungsi dalam membuat seimbangnya
air pada tubuh, kemudian mengatur juga dalam menyeimbangkan konsentrasi garam
yang ada pada darah, serta mengendalikan keseimbangan asam-basa dalam darah, terakhir
ereksi atau membuang zat yang tidak diperlukan tubuh lagi dan garam yang berlebih, jika ginjal tidak menjalankan
fungsinya dengan baik, maka perlu
untuk dilakukan penyembuhan sesegera mungkin.suatu keadaan ketika ginjal mengalami
gangguan terhadap fungsinya maka ginjal mengalami Chronic Kidney Disease (CKD). Walaupun ginjal sudah gagal dalam
menjalankan fungsinya namun seseorang yang menderita ginjal kronik masih bisa
kehidupan yang cukup baik. Ginjal kronik
merupakan suatu penyakit sistemik serta sebagai jalan
dari beragam penyakit yang berasal dari urinarius dan ginjal. Ginjal kronik merupakan berkurangnya fungsi ginjalireversibel yang dapat tejadi selama berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Pada
situasi seperti ini dapat membuat
berkurangnya kemampuan ginjal dalam membuat
seimbangnya substansi atau cairan pada tubuh serta hasil
sisa melalui penanganan yang konservatif (Rustandi et al., 2018a).
Berdasarkan pada fungsi filtrasi ginjal, penyakit ginjal kronik memiliki lima stadium (Kusniawati, 2018).
Ginjal kronik yang ditandai dengan gagal ginjal,
gagal dalam mengontrol volume dan tekanan
pada darah, adanya gangguan pada status gizi, serta adanya hambatan
kognitif dengan demikian perlunya terapi hemodialisis. Hemodialisis merupakan suatu proses dalam pertukaran zat-zat serta produk sisa
hasil penyaringan darah. Penyakit ginjal kronik disebabkan
pada adanya zat sisa yang melebihi batas maksimal sehingga zat sisa
itu menumpuk dan menghambat proses lainnya. Pindahnya produk-produk sisa metabolisme berlangsung dengan melalui penurunan gradient konsentrasi dari sirkulasi ke dalam
dialisat. Metode yang dilakukan itu diharapkan
membantu pasie penyakit ginjal kronik dengan mengeluarkan
albumin pada ginjal, sehingga
beragam gejala uremia menurun, lebih jauh pasien segera
membaik (Aisara et al., 2018).
Hemodialisis adalah salah satu metode pengobatan
ginjal kronik yang dianggap dapat menyelamatkan jiwa pasien (Marianna & Astutik, 2018).
Penyakit
ginjal merupakan salah satu penyakit dalam
yang penyembuhannya melalui
proses hemodialisis. Hemodialisis
ini perlu dilakukan secara terus menerus dalam
jangka waktu yang lama. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk menulis artikel
dengan judul �Analisis Kajian
Pustaka Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis�.
Metode
pada penelitian ini merupakan metode kajian pustaka (library research) berdasarkan
pendekatan kualitatif. (Mahanum, 2021) menyatakan dalam studi kepustakaan untuk memperoleh data, peneliti mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasi, sumber-sumber yang berasal dari, artikel, buku, laporan, serta penelitian lainnya tentang beragam faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Menurut Zed (2004) ada empat tahap yang perlu dilakukan dalam studi pustaka,
yakni: 1) menyiapkan alat tulis, menyiapkan
blibliografi, manajemen waktu, serta membaca
dan mencatat bahan penelitian (Fadli, 2021).
Serta pendekatan kualitatif
yakni sebuah pendekatan yang dalam pengolahan data dan temuannya tidak didapatkan dari prosedur statistik
atau bentuk hitungan lainnya (Surayya, 2015).
Kualitas
hidup merupakan multidimensi bisa diungkapkan dengan satu komponen saja
artinya tidak dapat diukur dengan
instan. Kualitas hidup seperti bagaimana
seseorang mencerminkan beragam kebaikan yang menunjukkan beragam aspek kehidupan seseorang. Menurut (Ardiani et al., 2019) kualitas hidup yakni: �pandangan seseorang sebagai laki-laki maupun perempuan dalam hidup, dilihat dari konteks budaya
dan system dimana mereka tinggal, serta memiliki hubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka�. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, diantaranya adalah sebagai berikut.
Pertama,
koping stress pasien itu sendiri. Menurut
Ivana dan Jatmika (2017) menyatakan
bahwa: �stress merupakan suatu kondisi respon
psikologis terhadap
stressor internal atau eksternal
yang mempengaruhi kesehatan
mental dan fisik, perasaan
dan perilaku, serta kualitas hidup seseorang. Koping stress merupakan sebuah usaha dalam suatu
pemikiran dan perilaku yang
terus diubah untuk mengelola tuntutan yang dinilai sebagai tantangan atau di luar sumber
daya individu. Koping merupakan strategi kognitif dan perilaku yang digunakan dalam mengelola tuntutan situasi ketika suatu situasi terlihat
sebagai suatu beban atau melebihi
kemampuan sumber daya seseorang atau mengurangi emosi negative serta konflik yang diakibatkan oleh
stress�.
Mekanisme
koping merupakan suatu langkah yang digunakan oleh seseorang dalam menghadapi beragam. Jika suatu koping dikatakan berhasil, maka individu bisa menyesuaikan
terhadap beragam perubahan. Suatu mekanisme koping dapat terbentuk melalui proses belajar sert mengingat. Yang dimaksud dengan belajar adalah dapat beradaptasi terhadap pengaruh internal dan eksternala. Jika seseorang tidak dapat menghadapi
perubahan yang hadir pada dirinya dapat berppengaruh
pada dirinya. Banyak langkah-langkah
antara seseorang dan persepsinya terhadap kejadian yang dapat menimbulkan stress. Tiga pendekatan untuk berkoping terhadap stress yakni: mengubah stressor, beradaptasi dengan stressor, atau menghindari stressor. Hubungan antara penyakit ginjal kronik dan kualitas hidup penderita dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti pemikiran negative, pengendaliann
diri, dukungan keluarga, keadaan ekonomi, dan pengobatan yang sedang dijalani (Yulianti, 2021).
Kedua,
penghasilan. Penghasilan secara umum didefinisikan
sebagai balas jasa baik dari
pekerjaan jasa, hasil kerja, modal maupun yang bersumber dari alam (Faried et al., 2018).
Penghasilan rendah memiliki hubungan dengan proses penyembuhan maupun pencegahan. Seseorang tidak memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada bisa saja
karena seseorang tersebut tidak memiliki cukup uang untuk membeli obat
atau membayar transportasi (Rustandi et al., 2018b).
Ketiga dukungan keluarga. Dukungan yang baik bisa membuat pasien
penyakit ginjal kronik memiliki kepuasaan terhadap perawatan dan kualitas hidup secara umum.
Selain itu, dengan berbagai dukungan dapat membuat pasien patuh dalam menjalani
manajemen pengobatan. Dukungan terutama dari keluarga terbukti
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Tingkat dukungan yang rendah dapat meningkatkan
risiko kematian dan mengurangi kepatuhan pengobatan (Lolowang et al., 2020).
Menurut (Kusniawati, 2018) pasien yang memiliki dukungan keluarga yang baik memiliki kualitas
hidup yang baik pula. Dukungan dari keluarga
memiliki efek langsung yang kuat pada peningkatan kualitas hidup. Fungsi keluarga
adalah sebagai tempat berbagi dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional seseorang. Adaptasi, kerja sama, kematangan, rasa saling menyayangi, serta kebersamaan, terjadi dalam kehidupan
keluarga. Sehingga dukungan keluarga dalam berbagai kondisi hidup termasuk
ketika memiliki penyakit sangatlah penting (Destriande et al., 2021).
Keempat,
lamanya dalam menjalani hemodialisis. Lamanya dalam melakukan
pengobatan dengan terapi hemodialisis berpengaruh kepada kualiatas hidup. Setiap orang yang memiliki penyakit ginjal kronik mendapat waktu yang berbeda setiap orangnya terhadap pada perubahan yang dialaminya. Sehingga kualitas hidup seseorang yang memiliki penyakit ginjal kronik mempunyai fluktuasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahapan adaptasi terhadap terapi hemodialisis.
Pada umumnya terapi hemodialisis dilakukan selama lebih dari 12 bulan
memiliki kualitas hidup yang cukup karena pasien sudah
beradaptasi dan sudah terbiasa akan keadaannya.
Pasien bisa menerima segala kondisinya dengan baik sehingga memiliki
kualitas hidup yang baik pula, karena kualitas hidup tergantung pada penerimaan pasien terhadap keadaannya (Purwati & Wahyunu, 2016).
Penyakit
ginjal kronik merupakan penyakit dalam yang cukup serius. Penyakit ginjal kronik ini
merupakan suatu penyakit dimana ginjal pasien tidak
menjalankan fungsinya dengan baik. Fungsi
ginjal yakni untuk menjaga keseimbangan
cairan dalam tubuh, menyeimbangkan garam dalam darah, mengatur
keseimbangan asam dan basa dalam darah,
serta ereksi pembuangan zat sisa. Jika ginjal sudah tidak menjalankan
fungsinya dengan baik maka akan
terjadi gangguan, untuk mengatasi gangguan itu, maka
perlu dilakukan hemodialis. Hemodialisis ini dianggap sebagai
salah satu cara untuk membantu pasien untuk bertahan
hidup.
Hemodialisis
dilakukan dalam waktu yang lama dan biaya yang
mahal, sehingga kualitas hidup seseorang pasti terpengaruh. Dengan begitu dengan
kajian ini ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, diantaranya adalah koping stress, dukungan keluarga, penghasilan, hingga lamanya menjalani hemodialisis.
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018). Gambaran
Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1), 42�50.
Angraini, R. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa
Literature Review. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Ardiani, H., Lismayanti, L., & Rosnawaty, R. (2019).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Kelurahan
Mugarsari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun 2014. Heathcare Nursing
Journal, 1(1), 42�50.
Destriande, I. M., Oktania, K., & Rahman, S. (2021).
Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia. Jurnal Psikologi
Wijaya Putra, 2(1), 1�9.
Fadli, M. R. (2021). Memahami Desain Metode Penelitian
Kualitatif. Humanika, 21(1), 33�54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.
38075. 33-54
Faried, A. I., Efendi, B., & Sembiring, R. (2018).
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kualitas Hidup Nelayan Pesisir
Di Desa Pahlawan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Jurnal Kajian
Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 4(1), 97�112.
Gliselda, V. K. (2021). Diagnosis dan Manajemen Penyakit
Ginjal Kronis (PGK). Jurnal Medika Hutama, 2(4), 1135�1142.
Kusniawati. (2018). Hubungan Kepatuhan Menjalani Hemodialisis
Dan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Ruang
Hemodialisa Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Jurnal Medikes, 5(2),
206�233.
Lolowang, N. L., Lumi, W. M. ., & Rattoe, A. A. (2020).
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Terapi Hemodialisa. Jurnal
Ilmiah Perawat Manado, 8(2), 21�33.
Mahanum. (2021). Tinjauan Kepustakaan. ALCRITY: Journal Of
Education, 1(2), 1�12.
Marianna, S., & Astutik, S. (2018). Hubungan Dampak
Terapi Hemodialisa Terhadap Kualitas Hidup Pasien Dengan Gagal Ginjal. Indonesian
Journal of Nursing Sciences and Practice, 1(2), 41�52.
Purwati, H., & Wahyunu, S. (2016). Hubungan Antara Lama
Menjalani Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik di RS
Gatoel Mojokerto. Jurnal Keperawatan, 5(2), 57�65.
Rustandi, H., Tranado, H., & Pransasti, T. (2018a).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease
(CKD) Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal Keperawatan Silampari, 1(2),
32�46.
Rustandi, H., Tranado, H., & Pransasti, T. (2018b).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien ChronicKidney Disease
(CKD) Yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa. Jurnal Keperawatan
Silampari (JKS), 1(2), 32�46.
Surayya, R. (2015). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian. Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh, 1(2), 75�83.
Wulandari, W., Handian, F. I., & Maria, L. (2022).
Hubungan Adekuasi Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis. Jurnal
Ilmu Keperawatan Jiwa, 5(1), 65�74.
Yulianti, T. S. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia: Review Literatur. KOSALA: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 9(2), 93�102.
Copyright
holder: Ida Bagus
Candra Pranadhita (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |