Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 6, Juni 2022
PENGARUH METODE
DEMONSTRASI TERDAHAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ALAT UKUR FISIKA DI KELAS X SMA NEGERI I KUTACANE TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Makmur Hartono
Universitas Gunung Leuser Aceh, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Metode
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa yang
mendapatkan pembelajaran metode demonstrasi dengan siswa mendapatkan� pembelajaran metode konvensional, pada materi
Alat Ukur Fisika di SMA Negeri I Kutacane. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen semu, dilakukan pada bulan juli tahun pelajaran 2018/2019. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Kutacane yang berjumlah
44 siswa. Sedangkan sampel berjumlah 44 siswa yang terdiri dari 2 kelas yaitu
kelas X-I Berjumlah 22 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 berjumlah
22 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
pretes dan postes. Teknik analisis data dilakukan uji N-Gain dan uji t. Hasil
penelitian menunjukan bahwa nilai t hitung =�
2.75 dan nilai t tabel = 2.02 (t hitung �dari t
tabel) pada taraf signifikan 0.05 yang menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.Terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran
metode demonstrasi dibandingkan dengan siswa memperoleh pembelajaran metode konvensional di Kelas X SMA Negeri I
Kutacane pada materi� Alat Ukur Fisika.
Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar dan alat ukur fisika�
Abstract
This
research method aims to determine the influence of the learning outcomes of
students who get demonstration method learning with students getting conventional
method learning, on the physics measuring instrument material at SMA Negeri I Kutacane. This study used a pseudo-experimental method,
conducted in July of the 2018/2019 academic year. The population in this study
was class X students of SMA Negeri I Kutacane which
amounted to 44 students. While the sample amounted to 44 students consisting of
2 classes, namely class X-I Totaled 22 students as an
experimental class and class X-2 totaled 22 students
as a control class. Data collection techniques are carried out through pretests and postes. Data
analysis techniques are carried out N-Gain test and t test. The results showed
that the calculated t value = 2.75 and the table t value = 2.02 (t count >
from the table t) at a significant level of 0.05 which showed that Ho was
rejected and Ha was accepted. There is an influence on the learning outcomes of
students who get learning demonstration methods compared to students who get
conventional method learning in Class X SMA Negeri I Kutacane
on physics measuring instrument material.
Keywords:� demonstration
methods, learning outcomes and physics measuring instruments
Pendahuluan
Pendidikan� memiliki peranan
sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi
pembanguna bangsa dan negara. Pendidikan harus dapat menyediakan lingkungan
yang memungkinkan anak didk untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara
optimal, sehingga anak didik berfungsi penuh terhadap diri sendiri dan sesui
dengan kebutuhan masyarakat (Sumiati, 2011).
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu
berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat.
Pendidikan dari masa ke masa� mengalami
kemajuan yang sangat pesat, demikian juga piranti pendidikan yang canggih, oleh
sebab itu perubahan yang t erjadi adalah diakibatkan oleh majunya dunia
pendidikan (Sugeng Adrianto, 2013).
Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan adalah
dengan menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa melakukan
sebagian besar kegiatan pembelajaran. Siswa menggunakan otaknya untuk� mempelajari berbagai masalah dan menerapkan
apa yang telah mereka pelajari. Belajar dengan metode tersebut merupakan
pembelajaran yang menyenangkan, mendukung dan menarik hati dalam belajar. Untuk
mempelajari sesuatu dengan baik, membantu untuk mendengarkan, melihat, dan
mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikannya dengan
siswa yang lain. Dalam belajar aktif yang paling penting siswa perlu memecahkan
masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba ketrampilan-ketrampilan dan
melaksanakan tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah dimiliki contohnya
dengan belajar tentang IPA (Melvin, 2014).
Pelajaran Fisika adalah salah satu cakupan dari IPA yang membahas
tentang makhluk hidup, alam, pengaruh alam terhadap makhluk hidup dan
lingkungan serta diajarkan untuk menambah informasi, mengembangkan cara
berpikir, penerapan prinsip, dan membentuk sikap, serta mengembangkan kemampuan
mengingat, meneliti, dan melakukan percobaan di laboratorium (Cahyono,
2007).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang
tersusun atas materi-materi yang cukup komplek, karena tersusun atas banyak
konsep memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi dalam materi IPA dengan
membuat sendiri metode demonstrasi akan melihat bidang studi itu lebih jelas
dan mempelajari Fisika menjadi lebih bermakna sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, melalui suatu tindakan (Uzer, 1990 dalam Yuli Kurniati, 2014).
Guru memiliki kedudukan sebagai figure sentral dalam proses
belajar mengajar. Ditangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Agar para guru mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik, hendaknya para guru memahami dengan seksama
hal-hal yang penting dalam proses belajar mengajar (Uzer, 1990 dalam Yuli Kurniati, 2014).
Pembelajaran materi Alat Ukur Fisika merupakan pembelajaran yang
mengajarkan berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar analisa,
sehingga hampir semua persoalan yang berkaitan dengan tubuh dapat dimengerti.
Untuk dapat mengerti tentang materi pelajaran Alat Ukur Fisika secara luas,
maka harus di mulai dengan kemampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada
materi pelajaran Alat Ukur Fisika.
Berdasarkan hasil observasi saya di SMA Negeri I Kutacane, bahwa
metode demonstrasi dalam materi pelajaran Alat Ukur Fisika belum pernah
dilakukan dan digunakan.� Metode yang
sering digunakan oleh guru bidang studi Fisika�
pada SMA tersebut adalah metode konvensional, tanya jawab, dan diskusi.
Mengigat pentingnya meningkatkan prestasi belajar Fisika dalam materi pelajaran
Alat Ukur Fisika, maka perlu di perhatikan mutu pengajar pada materi ini dan
siswa harus menempuh proses belajar mengajar yang baik. Hal tersebut
menyebabkan hasil belajar siswa dalam bidang Fisika masih rendah yaitu dengan
nilai rata-rata 65, sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai 72.
Salah satu untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam proses belajar mengajar
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran demontrasi, yang mana metode
demonstrasi salah satu metode pembelajaran yang mengutamakan siswa lebih
menguasai materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut maka masalah dalam penelitian ini di
rumuskan sebagai berikut : Apakah ada terdapat pengaruh hasil belajar antara
siswa yang diajarkan dengan metode demonstrasi dengan siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran secara metode konvensional pada materi Alat Ukur Fisika di
kelas X SMA Negeri I Kutacane?
Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini
adalah:
Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar
antara siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran demonstrasi dengan siswa
yang diajarkan dengan metode konvensional pada materi Alat Ukur Fisika kelas X
SMA Negeri I Kutacane. Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini
yaitu sebaggai berikut:
1. Sebagai bahan masukan guru Fisika dalam upaya pembelajaran yang
menarik sehinnga hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan
2. Untuk mempermudah bagi siswa memahami materi yang telah ada
3. Sebagai bahan bandingan bagi peneliti lain untuk menjadi referensi
dan studi komperatif dalam melakukan penelitian pada masalah sama dan lokasi
yang berbeda
4. Memberikan dasar pengalaman penulis dalam melakukan peneliti dan
mendapat data tentang hasil belajar siswa terhadap metode pembelajaran yaitu
metode demontrasi terhadap materi pelajaran Alat Ukur Fisika dalam meningkatkan
hasil belajar Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Kutacane.��
Metodologi
Penelitian
A. Lokasi dan
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
di SMA Negeri 1 Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara Pada Bulan Juli 2018.
Subjek didalam penelitian ini merupakan siswa SMA N 1 Kutacane terdiri dari 44
siswa.
B. Populasi dan
Sampel Penelitian
1. Populasi
Penelitian
Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti. Ada pun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas X SMA
Negeri 1 Kutacane yang berjumlah 44 siswa.
2.
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006) Sampel didalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas
Xa sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 22 siswa, dan kelas Xb sebagai kelas
kontrol berjumlah 22.
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan pelelitian yang
telah dilakukan diperoleh bahwa kemampuan awal siswa terlihat tidak jauh
berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 1
Rata-Rata
Nilai Pretes Siswa Pada Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Pretes |
Kelompok |
Normalitas * |
Homogenitas�� ** |
||
|
Eks |
Kon |
Eks |
Kon |
|
Rata-rata
pretes |
� 36 |
��� 34,77 |
�h it =�
-10.48 ��tab=11,07 |
hit = -13.83 ��tab =11,07 |
�F hit = 0,77 ��F tab = 2,68 |
Keterangan *) = chi square test normal, nilai kls eks �hitung ��tab =11,07 ����������
����������������������� **)= uji F (homogenitas,
nilai F hit �F tab �0,05)
Berdasarkan
data diatas maka dapat dilihat bahwa rata-rata nilai pretes kelas eksperimen
dengan kelas kontrol tidak jauh berbeda, rata-rata nilai pretes kelas
eksperimen adalah 36 sedangkan rata-rata nilai pretes kelas kontrol adalah
34,77 Hal� yang sama juga terlihat pada
normalitas yaitu kelas eksperimen �hitung (-10.48) dan
kelas kontrol �hitung (-13.83).
Sedangkan untuk melihat homogenitas menggunakan uji F.� Homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol terlihat homogen, dimana F hitung (0,77) �F tabel (2,68).
Kemampuan awal siswa sangat penting
untuk diketahui oleh siswa karena melalui kemamapuan inilah guru dapat
merancang proses pembelajaran yang baik sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa nantinya. Kemampuan awal siswa menggambarkan hasil pengetahuan
dan wawasan siswa terkait materi pembelajaran yang akan diikuti. Slameto (2003)
menyatakan bahawa kemampuan awal siswa merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
oleh siswa sebelum mereka menjalani proses pembelajaran.
1. Kemampuan Nilai Siswa Setelah Proses
Pembelajaran
Gambar 1
Perbandingan Nilai Rata-rata Nilai Pretes, Postes, dan N-Gain (%) Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.1 diatas menunjukan rata-rata N-Gain
kelas eksperimen adalah 74.06 sedangkan rata-rata N-Gain kelas kontrol adalah
58.62 antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada materi Alat Ukur
Fisika. Hasil dari analisis hasil belajar setelah proses
pembelajaran pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Uji Rata-rata N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Postes |
kelompok |
Normalitas * |
Homogenitas�� ** |
Signifikan |
||
|
Eks |
Kon |
Eks |
Kon |
|
|
Rata-rata
N-Gain |
74.06 |
57,41 |
hit = -89.60 tab = 11,07 |
hit = -45.36 tab=11,07 |
�F hit = 0,54 Ftab = 2,68 |
t hit =2,66� ttab = 2,02 |
Keterangan *) = chi square test
(normal, nilai eks �hit �tab = 11,07
����������������������� � **= uji F (homogenitas, nilai F hit �F tab = 2,02
�
Berdasarkan
tabel diatas terlihat bahwa nilai t hit 2,66 sedangkan nilai t tabel pada
α = 0,05 (db = 42) adalah 2.02. Berdasarkan data tersebut maka dapat
dikatakan bahwa t hit �t� tab. Maka dapat kita simpulkan bahwa terdapat
pengaruh hasil belajar antara kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode
pembelajaran demonstrasi dengan kelas kontrol�
yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional. Maka dari itu
hipotesis hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode
demonstrasi lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan proses pembelajaran
dengan konvensional diterima.
B. Pembahasan
Menurut (Dimyati, 2006) hasil
belajar merupakan suatu ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang
setelah mengalami atau menjalani proses pembelajaran terdapat pengaruh hasil
belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kedua
kelas tersebut mendapatkan proses pembelajaran yang berbeda.
Pada
kelas eksperimen siswa mendapat pembelajaran dengan metode demostrasi sehingga
membantu siswa lebih memahami konsep yang diterangkan dan dijelaskan oleg guru.
Pada kelas ini juga dituntun keaktifan siswa, ketelitian siswa, kerja sama
antar kelompok serta siswa dituntun untuk lebih teliti dan cermat sehingga
hasil belajar siswa bisa menjadi lebih baik.
Metode
pembelajaran juga membuat siswa lebih giat dan aktif. Melalui metode ini juga
siswa bebas mengeluarkan pendapat tanpa merasa takut salah serta melatih siswa
untuk� kompak dalam berkelompok, siswa
juga dilatih untuk antisias dan ikut serta dalam kelompok (istarani, 2002).
Dari
pernyatan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen jauh lebih baik meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol karena
siswa lebih aktif dan giat dalam proses pembelajaran selalu� menemukan pengetahuan, informasi, atau
keterampilan dengan mengalami langsung, mereka dalam kegiatan pembelajaran
dapat melakukan pengamatan atau penyelidikan dan giat dibidang memperebutkan
pertanyaan yang guiru berikan. Langkah dalam metode pembelajaran demonstrasi
adalah diawali dengan guru menunjukan benda kepada siswa, guru menjelaskan
tujuan pembelajaran dan� menyampaikan
materi yang akan dijelaskan, guru menyuruh siswa menunjukan benda ataupun
materi yang telah disampaikan.
Melalui
proses pembelajran seperti ini dapat membuat siswa lebih aktif serta sangat antusias
dalam proses pembelajaran siswa juga terlihat sangat senang dan jauh lebih
aktif dari sebelumnya. Hal ini terbukti ketika guru memberikan pertanyaan siswa
dan memperebutkan pertanyaan dari guru serta siswa terliha sangat senang disaat
mencari jawaban dan pertanyaan dari guru berikan. Hal ini membuktikan bahwa
metode pembelajaran demonstrasi dapat membuat siswa lebih aktif serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa.
Pada
kelas kontrol pembelajaran berlangsung secara konvensional dengan metode
ceramah yang sekali juga diiringi dengan tanya jawab. Pada kelas kontrol guru
menjalankan proses pembelajaran dengan ceramah sehingga membuat siswa merasa
jenuh dan bosan sehingga siswa sulit untuk menerima dan memahami apa yang
disampaikan oleh guru dan pada akhirnya membuat hasil belajar siswa tidak
optimal.
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilaksanakan� maka dapat disimpulkan bahwa
Ada� pengaruh hasil belajar
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode demonstrasi dibandingkan dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan�
metode konvensional.
Cahyono. (2007). Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian. Surakarta:
2013.
Dimyati. (2006). Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta: jakarta.
Melvin. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Melalui Metode Demonstrasi SMA Negeri Jakarta. Journal Mahasiswa Program
Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako,
1(5), 3�6.
Sugeng Adrianto. (2013). Penerapan Demonstrasi Dengan Pengontrolan Proses
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika. Universitas Negeri
Yokyakarta 2013. Journal Fisika, 11(1), 23.
Sumiati. (2011). Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta:
Bumi Aksara.
Copyright
holder: Makmur Hartono (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |