Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
KARAKTERISTIK DEWAN DIREKSI DAN PENGUNGKAPAN RISIKO PERUSAHAAN:
PERAN MODERASI KEPEMILIKAN KELUARGA PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
Ahmad Badiuzzamani,
Devi Puspitasari, Dhea Ramadani Mirwan, Shafira Meidita Subhan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bermaksud
menguji tingkat praktik pengungkapan risiko terhadap perusahaan serta pengaruh karakteristik dewan direksi (ukuran dewan, rapat dewan, serta keahlian dewan) dalam praktik Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada 2015 - 2019, menggunakan 100 data sampel penelitian terdiri 20 perusahaan yang dianggap sebagai sumber terpenting dan berkontribusi dalam pengungkapan resiko perusahaan di Indonesia. Studi ini juga menambah literatur dengan menguji efek moderasi kepemilikan
keluarga pada hubungan antara karakteristik dewan direksi dan pengungkapan risiko perusahaan. Pendekatan analisis penelitian ini, menggunakan analisis regresi linear berganda. Temuan penelitian ini, membuktikan adanya pengaruh negatif signifikan ukuran perusahaan atas pengungkapan resiko, kemudian pengaruh positif siginfikan frekuensi rapat dewan terhadap pengungkapan resiko pada perusahaan dan kepemilikan keluarga terbukti dapat memoderasi hubungan ukuran dewan dengan pengungkapan resiko perusahaan, serta hubungan frekuensi rapat dewan dengan pengungkapan resiko perusahaan di Indonesia dengan variabel kontrol yang ikut berpengaruh adalah ukuran perusahaan dan tipe audit perusahaan. Penelitian ini bermanfaat untuk perusahaan maupun investor, karena bisa diaplikasikan
untuk mengetahui peran variabel moderasi (Family Ownership), variabel
independen (Board Size, Board Meeting, Board
Expertise), dan variabel kontrol
(Company size, Type of sector, Audit
Firm type, Leverage) terhadap Corporate
Risk Disclosure. �
Kata Kunci:�� Dewan direksi, Keahlian
Dewan, Kepemilikan keluarga,
Pengungkapan risiko, Rapat Dewan.
Abstract
Study aims to examine the level of risk disclosure practices
in companies and the effect of three characteristics of the board of directors
(board size, board meeting, and board expertise) on practice in Manufacturing Companies
listed on the IDX (Indonesian Stock Exchange) in 2015 to 2019, using The 100 research sample consisted of 20 companies that were
considered the most important sources and contributed to the disclosure of
corporate risk in Indonesia. This study also adds to the literature by examining
the moderating effect of family ownership on the relationship between board of directors characteristics and corporate risk disclosure. The analytical
approach in this studynuses multiple regression
analysis using the Eviews 9 program and IBM SPSS Statistics
25. The findings of this study indicate that there is a significant negative
effect of firm size on risk disclosure in the company and a significant positive
effect on the frequency of board meetings on risk disclosure in Firms and
family ownership are proven to moderate the relationship between board size and
corporate risk disclosure and the relationship between the frequency of board
meetings and corporate risk disclosure in Indonesia. The results of this study
are useful for companies and investors, because it can be applied to know the
role of moderation variables (Family Ownership),
independent variables (Board Size, Board Meeting, Board Expertise), and control
variables (Company size, Type of sector, Audit Firm type, Leverage) to
Corporate Risk Disclosure.
Keywords:� Board of directors, Board Expertise, Board Meeting, Family
ownership, Risk disclosure.
Belakangan ini, kemajuan
pesat di bidang ekonomi, teknologi, dan politik dunia berdampak pada lingkungan bisnis serta meningkatkan ketidakpastian. Selain itu, perusahaan menghadapi berbagai risiko dari dalam
internal maupun dari lingkungan eksternal. Hasil dari, mengelola dan mengendalikan risiko bisnis menjadi lebih sulit. Sebagai
buntut dari skandal perusahaan dan krisis keuangan, menyebabkan perlambatan ekonomi global dan kegagalan banyak perusahaan. Regulator telah mengakui informasi transparan dan pelaporan keuangan yang komprehensif dapat membantu mencegah krisis (Alshirah et al., 2020).
CRD merupakan standar
penyikapan laporan keuangan (LK) yang jelas dan potensial, yang membuat aktiva dan liabilitas mengalami fluktuasi, penurunan, serta sebaliknya dengan adanya penyampaian CRD, maka perusahaan akan jelas dalam
penyampaian informasi perusahaan kepada stakeholder.
Perusahaan di Indonesia masih sering
terjadi tindakan fraud, contohnya PT Garuda Indonesia pada tahun
2018 melakukan manipulasi LK
yang menandakan bahwa
Garuda Indonesia memiliki lemahnya
manajemen resiko perusahaan (Ellensia & Indira, 2018).
Penelitian sebelumnya tentang pengungkapan telah menggunakan berbagai kerangka teoretis dalam penyelidikan mengapa perusahaan melibatkan diri dalam berbagai tingkat pengungkapan. Namun demikian, teori tunggal tidak
dapat menjelaskan pengungkapan perusahaan sepenuhnya, dan peneliti mencoba untuk memilih
teori, yang sejalan dengan penyelidikan mereka. Oleh karena itu, penelitian menerapkan teori keagenan serta teori sinyal untuk
menjelaskan praktik pengungkapan risiko perusahaan yang terdaftar serta pengaruh antara dewan komisaris, direksi,� dan tingkat CRD (Alshirah et al., 2020).
Penelitian ini bermaksud
untuk memberikan hasil tentang CRD melalui perspektif negara berkembang dan menyajikan wawasan tentang penilaian tingkat CRD di Indonesia,
dengan menyelidiki praktik CRD dalam pelaporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI
pada tahun 2015 � 2019, karena
terbatasnya studi terkait efek mekanisme
manajemen perusahaan pada CRD
pada negara berkembang. Penelitian
ini berusaha untuk mengisi kesenjangan,
melalui melakukan studi komprehensif tentang hubungan antara dewan direksi dan tingkat CRD di Indonesia sebagai tanggapan terhadap rekomendasi dari penelitian sebelumnya. Lebih khusus lagi,
penelitian ini meneliti efek moderasi
keluarga kepemilikan atas hubungan antara
dewan direksi dan tingkat pengungkapan risiko Dalam hal ini,
beberapa studi menganalisis efek kepemilikan keluarga pada tingkat informasi risiko, tetapi tidak satupun dari
mereka yang mengujinya sebagai variabel pemoderasi pada hubungan ini, khususnya dalam konteks Indonesia. Selanjutnya, dibandingkan dengan studi sebelumnya,
untuk pengukuran CRD menggunakan rumus yang berbeda dan tabel klasifikasi risiko.��
Berdasar pada latar belakang yang disampaikan, maka penelitian bermaksud melakukan kajian dengan judul �Karakteristik Dewan Direksi dan CRD: Peran Moderasi Kepemilikan Keluarga�. Pengungkapan risiko akan menaikkan tingkat keterbukaan informasi dan memperoleh kembali kepercayaan pemangku kepentingan dalam bisnis. Studi
ini, memberikan kontribusi untuk memberikan lebih banyak pengetahuan tentang tingkat CRD serta faktor yang dapat mempengaruhi tingkat tersebut, yaitu: atribut dewan direksi. Studi ini, juga bertujuan untuk menganalisis apakah Corporate Risk Disclosure yang dapat terjadi melalui
peran direksi: board size, board expertise, dan frequency of board�s
meetings, serta
apakah Familty
Ownership memoderasi variabel
independen dan berpengaruh terhadap Corporate Risk Disclosure. Pengukuran variabel dependen Corporate Risk Disclosure menggunakan metode analisa regresi linear berganda dan analisis statistik deskriptif. Penelitian diharapkan bisa menjadi referensi
bagi seluruh stakeholder.
�
A.
Corporate Risk Disclosure
Corporate Governance mempengaruhi kualitas pengungkapan risiko perusahaan dengan memakai data sampel perusahaan yang terdaftar di Bahrain. Hasilnya menunjukkan bahwa investor institusional dan pemilik besar
secara signifikan dan positif mempengaruhi pengungkapan risiko. Sebaliknya, ukuran
dewan berpengaruh negatif terhadap CRD. Kemudian, kepemilikan asing, rasio utang dan komposisi dewan berpengaruh tidak
signifikan terhadap pengungkapan risiko (Alshirah et al., 2020).
Tingkat CRD dipengaruhi oleh budaya lingkungan, nilai-nilai sosial, dan pengaturan kelembagaan di mana
perusahaan beroperasi. Dikatakan bahwa praktik pengungkapan perusahaan dan transparansi
sangat bergantung pada kesediaan manajer dan
pemilik perusahaan untuk terlibat dalam pengungkapan yang efektif. Bahkan, kuantitas
dan kualitas informasi yang mengalir
dari orang dalam ke orang luar adalah dipengaruhi oleh jenis pemilik perusahaan dan ukuran kepemilikannya (Habtoor et al., 2019).
Pada dasarnya, pengungkapan risiko adalah informasi
tentang strategi, karakteristik, operasi, dan faktor eksternal lainnya yang berpotensi mempengaruhi hasil yang diinginkan. Perusahaan menanggung
berbagai jenis risiko untuk mencapai
misi dan tujuan sepanjang siklus hidup dan manajemen mereka, dan risiko keuangan termasuk di antaranya (Dey et al., 2018).
CRD adalah salah sebagian solusi untuk mengurangi
risiko yang berlebihan pada
perusahaan. CRD adalah strategi
manajemen risiko yang dikelola secara holistik bukan pendekatan yang terfragmentasi (Saskara & Budiasih, 2018).
B. Board Size
Board Size yang mencukupi
dapat mengaktifkan fungsi pengawasan di perusahaan, sehingga membantu menghindari terjadinya informasi asimetri. Teori agensi mengungkapkan bahwa ukuran dewan yang besar membantu dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, karena dewan yang lebih besar dapat
meningkatkan pemantauan manajerial yang lebih tinggi dan keahlian yang beragam serta tingkat
representasi pemangku kepentingan yang lebih tinggi, sehingga informasi yang dirilis ke publik yang berisi informasi risiko yang dapat dipercaya (Alshirah et al., 2020).
Board Size yang besar
menambah efisiensi manajemen dengan menggagalkan upaya manajemen untuk mengeksploitasi investor. Dewan besar
bisa berkontribusi lebih dalam meminimalisasi
konflik antar pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas (Krisnauli & Hadiprajitno, 2014).
Dewan yang besar melakukan peran pemantauannya lebih efektif daripada
yang kecil. Selain itu, bahwa CRD berhubungan positif dengan ukuran papan.
Penelitian ini, mengantisipasi hubungan positif antara tingkat CRD dan ukuran dewan, mengingat penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ukuran dewan yang besar lebih efisien dalam
mengungkapkan lebih banyak informasi tentang risiko (Gotri & Syafruddin, 2019).
C. Board Meetings
Dewan direksi yang makin sering rapat
lebih proaktif untuk mengawasi manajemen perusahaan, frekuensi pertemuan akan meningkatkan tekananan pada manajemen untuk memperkenalkan tambahan informasi. Rapat dewan yang dilihat sebagai janji untuk
informasi antara manajer dan investor, dimana biasanya rapat dewan memberikan kesempatan kepada anggota berbagi lebih banyak
informasi. Rapat dewan yang
efektif selalu cenderung lebih efektif memenuhi tugasnya dan menjalankan fungsi pengawasan untuk proses penyampaian LK. Berdasarkan pandangan teori keagenan, dewan memiliki intensitas rapat yang lebih, memiliki peran penasehat dan pemantauan yang lebih baik pada manajemen. Berdasarkan sudut pandang teori
ketergantungan, rapat dewan
membawa infromasi penting selama diskusi rapat, sehingga berkontribusi dalam fungsi pemantauan
yang efektif (Alshirah et al., 2020).
Pengendalian investor tidak memiliki insentif untuk membantu perkembangan dari aktivitas dewan karena lingkungan pengawasan dapat menaikkan biaya dalam eksplorasi keuntungan pribadi (Wijaya & Cahyonowati, 2014).
Kepemilikan manajerial memiliki efek subtitusi
antara investor orang dalam
dan aktivitas pengawasan oleh
direksi, baik dewan atau Komite Audit. Investor orang
dalam berdampak negatif terhadap frekuensi rapat dewan (Wijaya & Cahyonowati, 2014).
D. Board Expertise
Dewan direksi terdiri dari anggota
dengan keahlian baik diharapkan bisa melaksanakan tugas pengawasannya secara efektif, yang dapat berkontribusi dalam menciptakan pelaporan keuangan yang baik, berharga, serta meningkatkan pengungkapan berbagai resiko manajemen. Berdasarkan teori keagenan, jika dewan memiliki pengalaman bervariasi, akan menjadi mekanisme pengawasan yang efektif. Direksi yang memiliki keahlian dan pengetahuan seperti akuntansi, keuangan, teknologi informasi dan lain-lain akan mengurangi biaya keagenan serta masalah keagenan. Teori ketergantungan, menyampaikan bahwa dewan lebih besar dengan
direktur berpengalaman dapat memperkaya perusahaan dengan sumber daya kompetitif
yang kritis, memberikan
saran konstruktif kepada manajemen dan berkontribusi pada sistem pemantauan yang lebih baik, selain
itu direktur yang memegang berbagai posisi di banyak dewan, memiliki sumber daya eksternal dan opini yang di informasikan yang dapat membantu perusahaan dalam mengakses sumber daya dan asosiasi eksternal (Alshirah et al., 2020).
E.
Family Ownership
Kepelimilikan Keluarga
dalam perusahaan yaitu anggota keluarga yang memiliki saham pada di perusahaannya,
dimana nilai-nilai keluarga di antara pemilik keluarga dapat meningkatkan cinta
dan loyalitas anggota untuk perusahaan. Berdasarkan teori keagenan, hubungan
keluarga antara manajer dan pemilik berkontribusi untuk mengurangi masalah
keagenan di antara mereka, karena
mereka
memiliki
akses lebih ke informasi perusahaan, kepemilikan keluarga
mampu memantau manajemen secara lebih
efektif,
sehingga mengurangi masalah keagenan (Alshirah et al., 2020).
Dikatakan bahwa efektivitas
tata kelola perusahaan dan dengan demikian praktik pengungkapan adalah sangat
dipengaruhi oleh konteks lingkungan sosial dan kelembagaan dalam suatu negara. Pemerintah
Saudi memiliki komunikasi
yang kuat dengan keluarga kerajaan anggota dewan perusahaan lainnya dan anggota kerajaan lainnya dari luar dewan yang berinvestasi di pasar keuangan. Anggota keluarga kerajaan di dewan direksi lebih kuat daripada
anggota keluarga lainnya di dewan untuk mempengaruhi perilaku manajemen dan tindakan karena mereka biasanya
berbagi kepemimpinan, kekuatan politik, suku, dan hubungan sosial dengan keluarga
penguasa Saudi (Dey et al., 2018).
Dalam teori
agensi, pemegang saham mayoritas memiliki motivasi untuk mengambil alih apa yang menjadi
ketertarikan dari minoritas. Hasil penelitian sebelumnya terkait penyikapan, bahwa para investor besar mempunyai dampak negatif terhadap frekuensi rapat Komite Audit (Wijaya & Cahyonowati, 2014).
F. Company
Size, Type of Sector, Audit Firm Type, Leverage
Manajer perusahaan besar akan menyampaikan informasi dengan lengkap dan manajer
di perusahaan kecil akan menyampaikan sedikit informasi. Perusahaan besar lebih tinggi
daripada perusahaan kecil, karena terdapat berbagai
aspek yang harus dilengkapi oleh perusahaan. Pemegang saham perusahaan besar berjumlah banyak dan memiliki kepentingan yang cukup tinggi dalam
perusahaan. Teori agensi menyampaikan, perusahaan besar mengharapkan penyampaian informasi yang luas untuk dapat menunjukkan
eksistensi perusahaan dengan menyuruh penyampaian informasi perusahaan secara luas (Ellensia 2018).
Perusahaan
besar memiliki manajemen perusahaan
yang termasuk high profile industri,
maka
memiliki insentif untuk menyampaikan risiko lebih luas
untuk mempengaruhi stakeholder
dalam persepsi reputasi perusahaan. Perusahaan dengan cost agency yang tinggi,
cenderung menggunakan Kantor
Akuntan Publik (KAP) dengan
kualitas yang lebih baik. KAP yang lebih besar dan terkenal cenderung mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih baik (Wardhana et al., 2013).
LK yang diaudit
oleh KAP Big 4 dianggap lebih
kredibel daripada yang bukan Big 4. Perusahaan audit terkenal
mendorong perusahaan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi
untuk melindungi reputasi perusahaan. Dikemukakan dalam penelitian sebelumnya antara hubungan positif
antara ukuran perusahaan audit dan tingkat pengungkapan (Dey et al., 2018).
Leverage merupakan perbandingan
antara hutang dengan aktiva yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban. Ketika leverage tinggi,
maka
perusahaan mempunyai struktur modal dengan jumlah hutang lebih
besar dari jumlah ekuitas, perusahaan memiliki risiko atas kemungkinan
kesulitan dalam melunasi hutang beserta bunganya. Penelitian menunjukkan bahwa leverage berdampak positif terhadap CRD (Saskara & Budiasih, 2018).
Variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian bermaksud untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan kontrol terhadap variabel dependen yang mana pengukurannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Identifikasi dan Pengukuran
Variabel
Tabel 2
Pengungkapan Risiko
Resiko keuangan |
Suku bunga; Kurs;
Komoditas; Likuiditas; Kredit |
Risiko Operasi |
Kepuasan pelanggan; Efisiensi
dan kinerja; Sumber; Keusangan dan penyusutan stok; Kegagalan produk dan layanan; Lingkungan; Kesehatan dan keselamatan;
Erosi nama merek |
Risiko Pemberdayaan |
Kepemimpinan dan manajemen;
outsourcing; Insentif kinerja;
Ubah kesiapan; Komunikasi |
Pemrosesan informasi dan risiko teknologi |
Integritas; Mengakses; Ketersediaan; Infrastruktur |
Risiko Integritas |
Kebijakan manajemen risiko;
penipuan manajemen dan karyawan; Tindakan ilegal; Reputasi |
Risiko Strategis |
Pemindaian lingkungan; Industri; Portofolio bisnis; Pesaing; Harga; Penilaian; Perencanaan; Lingkaran kehidupan; Pengukuran kinerja; Peraturan; Berdaulat dan politik |
Sumber: (Saskara & Budiasih, 2018)
CRD seperti pada tabel 2, terdapat 6 poin yang masing-masing
terdiri dari poin pengungkapan risiko, jika terdapat
pengungkapan risiko diberikan nilai 1 dan jika tidak diberikan
nilai 0, kemudian risiko yang diungkapkan dibandingkan jumlah total. BISZ,
BM, BEXP dilakukan pengujian
data dari komisaris dan direksi, sehingga terlihat yang lebih berpengaruh. FAW yang direkap menggunakan data prosentase saham yang dimiliki oleh komisaris dan direksi perusahaan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pengumpulan data sekunder dimana data yang diperoleh berasal dari sumber
yang sudah ada. Sumber data dari penelitian ini diperoleh melalui website BEI
(https://www.idx.co.id) dan website perusahaan. Dalam penelitian ini, terdapat 100 sampel penelitian, yaitu 20 perusahaan sektor industri di Indonesia.
Data panel diperoleh dari Annual
Report selama 5 tahun
(2015 � 2019), Perusahaan yang dipakai adalah dianggap sebagai sumber terpenting dan berkontribusi dalam CRD di Indonesia. ���
Tabel 3
KriterianPengambilannSampel
No |
Keterangan |
Jumlah |
1 |
Perusahaan Industri Manufaktur Consumer Goods yang terdaftar
di BEI Periode 2015-2019 |
66 |
2 |
Perusahaan Sektor Food&Beverages |
34 |
3 |
Less: Perusahaan yang datanya tidak lengkap |
(14) |
4 |
Jumlah perusahaan yang layak dijadikan sampel |
20 |
Uji Model
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas
untuk mengetahui apakah di dalam model persamaan regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas atau tidak
(Ghozali, 2013, p. 105). Kriteria
pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut:
� VIF ≤ 10 dan tolerance
> 0.1, maka tidak terjadi multikolinearitas.
� VIF > 10 dan tolerance
< 0.1, maka terjadi multikolinearitas.
Dari Tabel
4 uji multikolinearitas, menunjukkan
hasil bahwa nilai VIF untuk variabel Board size, Board meeting, Board expertise,
Company Size, Audit Firm Type dan Leverage, yaitu
≤ 10 dan nilai toleransi
>0.1, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4
Uji Multikolinieritas
Model |
Collinearity Statistics |
|
Tolerance |
VIF |
|
Board size |
.477 |
2.097 |
Board meeting |
.914 |
1.094 |
Board expertise |
.869 |
1.151 |
Company Size |
.534 |
1.871 |
Audit Firm Type |
.748 |
1.336 |
Leverage |
.932 |
1.073 |
Sumber: Data diolah menggunakan
IBM SPSS Statistics 25
Uji Heteroskediditas
Uji heteroskedastisitas
untuk menguji persamaan regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan (Ghozali 2013, p.
139). Pengujian menggunakan
tingkat signifikansi 0.05, jika korelasi antara
variabel independen dengan residual didapat signifikansi > 0.05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas
pada model regresi.
Hal ini
juga ditunjukkan dalam Tabel 5, bahwa nilai signifikansi korelasi Spearman Rho dari variabel bebas semuanya >0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Penelitian |
Sig. |
|
Board size |
0.885 |
|
Board meeting |
0.148 |
|
Board expertise |
0.885 |
|
Family Ownership |
0.794 |
Sumber: Data diolah menggunakan
IBM SPSS Statistics 25
Uji Normalitas
� (Kolmogorov Smirnov Test)
Pada uji Kolmogorov-Smirnov
data dinyatakan residual berdistribusi
normal jika tingkat signifikan > 0,05 (α=5%). Pada tabel 6, menunjukkan
bahwa hasil uji Kolmogorov
Smirnov menunjukkan nilai signifikansi > 0.05 (α=5%), yaitu
sebesar 0,118. Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal.�
Tabel 6
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics
25
Analisis Data
a. Uji-F (serentak) �
Uji F atau concurrent test bertujuan
untuk menguji apakah variabel independen (Board Size, Board Meeting, Board
Expertise) dan kontrol (Company size, Type
of sector, Audit Firm type, Leverage) mempengaruhi
variabel dependen (Corporate
Risk Disclosure) secara bersamaan.
Hipotesis dalam uji F dapat disebutkan sebagai berikut:
H0: Variabel independen dan kontrol secara bersama tidak berpengaruh
terhadap Variabel dependen sehingga model regresi tidak layak
digunakan.
Ha: Variabel independen dan kontrol secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model regresi layak digunakan.
Adapun keputusannya:
a. F-statistic < 0.05, H0 ditolak
b. F-statistic > 0.05, H0 diterima
b. T-Tabel
(individu)
Uji T dilakukan secara parsial untuk mengukur apakah variabel independen dan kontrol memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis pada uji T dapat disebutkan sebagai berikut:
H0: Tidak
terdapat pengaruh variabel independen dan kontrol terhadap dependen
Ha: Terdapat
pengaruh variabel independen dan kontrol terhadap dependen
Adapun keputusannya:
�
Jika signifikansi t < 0.05, H0 ditolak
�
Jika signifikansi t > 0.05, H0 diterima
c.
Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik
deskriptif dalam penelitian ini merupakan fase yang membicarakan penjabaran dan penggambaran, termasuk penyajian data. Analisis ini bertujuan untuk
meringkas data sehingga dapat memberikan gambaran dan informasi yang mudah dipahami. Analisis ini dilakukan
dengan cara menghitung variasi rata-rata, median,
dan standar deviasi masing-masing
variabel, yaitu board
size, board meeting dan board expertise (variabel
independent); CRD (variabel
dependen); Family Ownership (variabel moderasi); Company size,
Type of sector, Audit Firm type, Leverage (variabel
control).
d. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai adjusted
R2 yang semakin besar
atau mendekati 1 berarti variabel bebas (X) mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Y). Begitu sebaliknya Nilai adjusted R2
yang semakin kecil berarti dapat dikatakan
pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).
Metode Regresi Penelitian
Terdapat 100 sampel dalam penelitian ini, yaitu 20 perusahaan
sektor industri Food
& Beverages di Indonesia, tidak termasuk perusahaan sektor keuangan dan asuransi. Data panel diperoleh dari Annual Report selama
5 tahun (2015 � 2019). Analisis
Regresi digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara variabel dependen, independen, dan kontrol.
Dalam hal ini model (CRD) antara lain sebagai berikut:
Model regresi berganda untuk menguji pengaruh
karakteristik direksi pada tingkat CRD sebelum moderasi
CRD = β0
+ β1 BSIZit + β2 BMit + β3 BEXPit
+ β4 SIZEit + β5 SCTRit + β6 BIG4it +
β7 LEVERit + εit
Model regresi berganda untuk menguji pengaruh
karakteristik direksi pada tingkat CRD setelah moderasi (FamilynOwnership)
CRD = β0
+ β1 BSIZit + β2 BMit + β3 BEXPit
+ β4 SIZEit + β5 SCTRit + β6 BIG4it +
β7 LEVERit + β8
(BSIZ * FAW) it + β9 (BM * FAW) it + β10 (BEXP*
FAW) it
+ εit
a. Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan Tabel
8 Uji Analisis Statistik Deskriptif, terdapat interpretasi yang dijelaskan sebagai berikut:
Corporate Risk Disclosure (CRD) memiliki nilai mean sebesar 70,73 dan standar deviasi sebesar 20,40. Adapun nilai maks. dari
CRD sebesar 100,00 yang dimiliki
oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2015 - 2019 dan nilai min. dari CRD sebesar 70,73 yang dimiliki oleh PT Siantar Top Tbk pada tahun 2015.�
Board Size (BSIZ) memiliki nilai mean sebesar 3,77 dan standar deviasi sebesar 1,65. Adapun nilai maks. dari
BSIZ sebesar 8,00 yang dimiliki
oleh Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019 dan nilai min. dari BSIZ sebesar 2,00 yang
dimiliki oleh Inti Agri Resources Tbk.;
Board Meeting (BM) memiliki nilai mean sebesar 13,09 dan standar deviasi sebesar
8,35. Adapun nilai maks. dari BM sebesar 48,00 yang dimiliki oleh PT Akasha Wira
International Tbk pada tahun
2015 dan 2016 dan nilai min. dari
BM sebesar 1,00; Board Expertise (BEXP) memiliki nilai mean sebesar 37,77 dan standar deviasi sebesar 18,09. Adapun nilai maks. dari
BEXP sebesar 80,00 yang dimiliki
oleh PT Sekar Laut Tbk 2017 � 2019 dan nilai min. dari BEXP sebesar 13,00 yang dimiliki oleh PT Sekar Bumi Tbk 2016 dan 2017.
Family Ownership (FAW) memiliki nilai mean sebesar 740,58 dan standar deviasi sebesar 1783,02. Adapun
nilai maks. dari FAW sebesar 8125,00 yang dimiliki oleh PT Sariguna Primatirta Tbk pada tahun 2018 dan 2019 dan nilai min.
dari FAW sebesar 0; FO
BSIZ memiliki nilai
mean sebesar 3349,34 dan standar
deviasi sebesar 8660,19.
Adapun nilai maks. sebesar 40625,00 dan nilai min. sebesar 0; FO BM memiliki
nilai mean sebesar 8681,64 dan
standar deviasi sebesar 21427,41. Adapun nilai maks. sebesar 97500,00 dan nilai min. sebesar 0; FO
BEXP memiliki nilai
mean sebesar 178,07 dan standar deviasi sebesar 389,11.
Adapun nilai maks. sebesar 1625,00 dan nilai min. sebesar 0.
Company Size (SIZE) memiliki nilai mean sebesar 2838,83 dan standar deviasi sebesar 150,65. Adapun nilai maks. dari
SIZE sebesar 3220,00 yang dimiliki
oleh Indofood Sukses Makmur Tbk
pada tahun 2018 & 2019 dan nilai
min. dari SIZE sebesar 2582,00
yang dimiliki oleh PT Wahana
Interfood Nusantara Tbk.; Type
of Sector (SECTR) memiliki nilai mean sebesar 1,00 dan standar deviasi sebesar
0. Adapun nilai maks. dari SECTR sebesar 1,00 dan nilai min. dari SECTR sebesar 1; Audit Firm Type (BIG4) memiliki nilai mean sebesar 0.30 dan standar deviasi sebesar 0.46. Adapun nilai maks. dari
BIG4 sebesar 1 dan nilai
min. dari BIG4 sebesar 0; Leverage
(LEVER) memiliki nilai
mean sebesar 4682,33 dan standar deviasi sebesar 2890,09.
Adapun nilai maks. dari LEVER sebesar 24129,00 yang dimiliki oleh PT Sariguna Primatirta Tbk pada tahun 2019 dan nilai min. dari LEVER sebesar 387,00 yang dimiliki oleh Inti Agri Resources Tbk
pada 2015.
Tabel 7
Uji Analisis Statistik Deskriptif
|
N |
Min, |
Maks. |
Mean |
Std.nDeviation |
Corporate Risk Disclosure |
100 |
17.00 |
100.00 |
70.7300 |
20.4034 |
Board size (BOC) |
100 |
2.00 |
8.00 |
3.7700 |
1.6505 |
Board size (BOD) * |
100 |
2.00 |
10.00 |
4.8000 |
2.0201 |
Board meeting (BOC) |
100 |
1.00 |
12.00 |
6.2600 |
3.2925 |
Board meeting (BOD) * |
100 |
1.00 |
48.00 |
13.0900 |
8.3473 |
Board meeting (BO C&D) |
100 |
1.00 |
12.00 |
4.4300 |
3.0525 |
Board expertise (BOC) |
100 |
.00 |
100.00 |
38.3300 |
19.2564 |
Board expertise (BOD) * |
100 |
13.00 |
80.00 |
37.7700 |
18.0889 |
Family ownership |
100 |
.00 |
8125.00 |
740.5800 |
1783.0186 |
BSIZ.D_FAW |
100 |
.00 |
40625.00 |
3349.3400 |
8660.1937 |
BM.D_FAW |
100 |
.00 |
97500.00 |
8681.6400 |
21427.4070 |
BEXP.D_FAW |
100 |
.00 |
1625.00 |
178.0700 |
389.1137 |
Company Size |
100 |
2582.00 |
3220.00 |
2838.8300 |
150.6483 |
Type of Sector |
100 |
1.00 |
1.00 |
1.000 |
.0000 |
Audit Firm Type |
100 |
.00 |
1.00 |
.3000 |
.4605 |
Leverage |
100 |
387.00 |
24129.00 |
4682.3300 |
2890.0988 |
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS
Statistics 25
b. Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Dari Tabel 9 dibawah ini, menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) adalah
sebesar 0,493 yang berarti bahwa variabel independen (Board
Size, Board Meeting, dan Board
Expertise) mampu menjelaskan
nilai variabel dependen yaitu (CRD) sebesar 49,3% dan sisanya
sebesar 50,7% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Tabel 9 setelah
variabel Family
Ownership memoderasi hubungan
Board Size, Board Meeting, dan Board Expertise terhadap
CRD menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2)
adalah sebesar 0,585 yang berarti bahwa variabel
independen mampu menjelaskan nilai variabel dependen yaitu sebesar 58,5% dan sisanya sebesar 41,5% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dibahas pada penelitian ini. Dapat diketahui pada tabel 9 sebelum dan
setelah variabel Family Ownership memoderasi
Board Size, Board Meeting, dan Board Expertise, nilai
koefisien determinasi (R2)
yang awalnya 0,493 menjadi
0,585 sehingga efek moderasi menaikkan nilai sebesar 0,092 atau jika diprosentasekan
sebesar 9,2% terhadap CRD.
Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Diterminasi (sebelum dan setelah Moderasi)
Sebelum Moderasi |
||||
Model |
R |
R Square |
AdjustednRnSquare |
Std.nError of thenEstimate |
1 |
.738a |
.544 |
0.493 |
14.52875 |
Setelah Moderasi |
||||
Model |
R |
R Square |
AdjustednRnSquare |
Std.nError of thenEstimate |
1 |
.800a |
.639 |
0.585 |
13.14515 |
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS
Statistics 25
c.
Analisis Regresi
Berganda
Analisis regresi linier berganda dilaksanakan
untuk mengetahui pengaruh variabel Board Size (X1), Board Meeting (X2), dan Board Expertise (X3) terhadap variabel CRD (Y) dengan Family Ownership
(Z) sebagai variabel moderasi pada perusahaan food and beverages di Indonesia yang terdafatar di Bursa Efek
Indonesia. Berikut adalah tabel hasil uji regresi linier berganda: Dari Tabel 10 didapatkan persamaan regresi sebelum moderasi, yaitu sebagai berikut:
Y (CRD) = - 44.214 + 4.473 BSIZ + 0.773 BM + 0.382 BEXP + 0.017 SIZE � 16.592 BIG4 + 0.001 LEVER +
Ɛ �
Persamaan regresi setelah moderasi, yaitu sebagai berikut:
Y (CRD) = -105.538 + 4.534 BSIZ + 1.023 BM + 0.286 BEXP + 0.009 (BSIZ
* FAW) � 0.006 (BM * FAW) + 0.135 (BEXP* FAW) + 0.036 SIZE � 14.055 BIG4 + 0.001 LEVER + Ɛ
Tabel 9
Analisis Regresi
Linier Berganda (sebelum
dan setelah Modeasi)
|
|
|
|
Moderasi |
Sebelum |
Setelah |
|
Variable |
Coefficient |
Coefficient |
|
konstanta |
C |
-44.214 |
-105.538 |
Board size (BOC) |
X1.1 |
6.291 |
5.817 |
Board size (BOD) * |
X1.2 |
4.473 |
4.534 |
Board meeting (BOC) |
X2.1 |
-2.489 |
-3.042 |
Board meeting (BOD) * |
X2.2 |
0.773 |
1.023 |
Board meeting (BO
C&D) |
X2.3 |
1.386 |
1.419 |
Board expertise (BOC) |
X3.1 |
0.192 |
0.395 |
Board expertise (BOD) * |
X3.2 |
0.382 |
0.286 |
BSIZ.D_FAW |
X1.2_Z |
|
0.009 |
BM.D_FAW |
X2.2_Z |
|
-0.006 |
BEXP.D_FAW |
X3.2_Z |
|
0.135 |
Company Size |
K1 |
0.017 |
0.036 |
Audit Firm Type |
K3 |
-16.592 |
-14.055 |
Leverage |
K4 |
0.001 |
0.001 |
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics
25
d. Uji F (serentak)
Dari tabel 11 hasil uji F di bawah ini diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,001 atau < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya semua variabel independen (Board Size, Board Meeting, dan Board Expertise) secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Corporate
Risk Disclosure).
Tabel 10
HasilnUjinF
Sebelum Moderasi |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
22427.182 |
10 |
2242.718 |
10.625 |
.000b |
Residual |
18786.528 |
89 |
211.085 |
|
|
|
Total |
41213.710 |
99 |
|
|
|
|
Setelah Moderasi |
||||||
1 |
Regression |
26353.336 |
13 |
2027.180 |
11.732 |
.000b |
Residual |
14860.374 |
86 |
172.795 |
|
|
|
Total |
41213.710 |
99 |
|
|
|
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics
25
e.
Uji T (individu)
Berdasarkan Tabel
12, dapat diketahui bahwa variabel Board Size, Board
Meeting, memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap CRD.
Variabel Family Ownership memiliki
pengaruh signifikan dalam memoderasi antara hubungan variabel Board Size dan Board Meeting terhadap CRD.��
�
� Pengaruh antara�Board Size dan CRD
Berdasarkan Tabel
12 Board
Size berpengaruh signifikan terhadap CRD,
karena memiliki nilai probabilitas {0.001 < 0.05} dan dikarenakan nilai
uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima
yaitu terdapat pengaruh
positif Board
Size dan variabel kontrol terhadap CRD. Hal ini tidak sejalan dengan
hasil penelitian (Alshirah et al., 2020), namun sejalan
dengan jurnal (Darussamin et al., 2018);
�(Saggar & Singh, 2017);
(Krisnauli & Hadiprajitno, 2014), yaitu keberadaan jumlah yang cukup dari anggota
dewan direksi kemungkinan mengaktifkan fungsi pengawasan di perusahaan, yang membantu dalam menghindari terjadinya asimetri informasi. Menurut teori
keagenan berpendapat bahwa ukuran dewan yang besar membantu dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. �����
� Pengaruh�antara Board�s
Meetings dan CRD
Berdasarkan Tabel
12 Board Meeting berpengaruh positif signifikan terhadap
CRD,
karena memiliki nilai probabilitas {0.000 < 0.05} dan dikarenakan nilai
uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima
yaitu terdapat pengaruh
positif Board
Meeting dan variabel
kontrol terhadap CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020);
(Saggar & Singh, 2017);
(Rifani & Astuti, 2019), yaitu rapat dewan yang sering dilihat sebagai janji untuk berbagi
informasi antara manajer dan pemegang saham, dimana dalam
rapat dewan memberikan kesempatan kepada anggota berbagi lebih banyak informasi.
Berdasarkan perspektif teori agensi, dengan
frekuensi pertemuan, dewan menunjukkan kemampuan yang signifikan dalam hal konseling, menghukum, dan mengawasi tindakan manajemen. Rapat dewan komisaris wajib dilakukan secara berkala, paling sedikit empat kali dalam setahun dan dihadiri secara fisik paling sedikit dua kali dalam setahun. Hubungan ini menegaskan pentingnya akuntansi dan pengalaman keuangan direksi dalam memantau
dan mengamati pelaporan keuangan.
� Pengaruh antara
Board
Expertise
dan CRD
Berdasarkan Tabel
12 Board Expertise
berpengaruh signifikan
terhadap CRD,
karena memiliki nilai probabilitas {0.009 < 0.05} dan dikarenakan nilai
uji T bernilai positif, sehingga H0 diterima yaitu terdapat pengaruh positif Board
Expertise dan variabel kontrol
terhadapn CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020); (Darussamin et al., 2018), �temuan penelitian ini sesuai dengan
argumen teori keagenan dan sumber daya teori ketergantungan,
yang menyatakan bahwa anggota dewan dengan direktur yang berpengalaman dapat memperkaya dewan dengan sumber daya
kompetitif yang kritis, saran
konstruktif, dan lebih banyak pengalaman, sehingga berkontribusi untuk meningkatkan fungsi pemantauan dewan, yang meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.
� Pengaruh
antara Family Ownership
dan CRD
Dapat
diketahui nilai R2
dari model regresi linear berganda (setelah moderasi) pada tabel 9 bernilai 0.585 dibandingkan dengan nilai dalam
regresi utama (hubungan langsung) bernilai 0.493,
maka dapat disimpulkan dengan jelas bahwa R2 meningkat drastis (dari 0.493 menjadi
0.585). Hasil penelitian ini,
menunjukkan peningkatan R2
signifikansi moderator, artinya
kepemilikan keluarga memoderasi hubungan antar pengurus direksi dan CRD, yang sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh (Alshirah et al., 2020).
�
Berdasarkan Tabel
12, antara Family Ownership dan Board Size (FAW*BSIZ) berpengaruh
positif signifikan CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.000 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,
yaitu kepemilikan keluarga
memoderasi hubungan antara ukuran dewan dan level dari CRD. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian
(Alshirah et al., 2020).
Hubungan
langsung antara Board Size
(BSIZ) dan CRD positif signifikan,
dengan demikian menunjukkan bahwa Family Ownership
memoderasi hubungan antara Board Size
dan CRD. Dengan demikian,
H1a didukung yaitu ketika jumlah dewan direksi banyak, tingkat pengungkapan risiko lebih tinggi
pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang lebih rendah. Artinya,
keberadaan pemilik terkonsentrasi keluarga menunjukkan adanya kelompok dominan yang mungkin mempengaruhi efektivitas dewan. Hasil ini, mengungkapkan keluarga-pemilik terkonsentrasi atau anggota keluarga yang melayani di dewan cenderung memiliki kemampuan yang hebat untuk memantau
manajemen secara ketat.
BerdasarkannTabel 12, antara
Family Ownership dan Board Meeting (FAW*BM) berpengaruh
negatif signifikan CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.000 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai negatif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,
yaitu kepemilikan keluarga
memoderasi hubungan antara rapat dewan dan level dari pengungkapan risiko. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian
(Alshirah et al., 2020).
Hubungan
langsung antara Board Meeting
(BM) dan CRD positif signifikan,
dengan demikian menunjukkan bahwa Family
Ownership memoderasi hubungan
antara Board Meeting
dan CRD. Dengan demikian,
H2a didukung, yaitu ketika jumlah rapat
dewan banyak, tingkat pengungkapan risiko lebih tinggi pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang lebih rendah. Artinya,
keberadaan pemilik terkonsentrasi keluarga menunjukkan adanya kelompok dominan yang mungkin mempengaruhi jumlah rapat dewan. Penjelasan yang masuk akal tentang hasil
ini adalah ketika anggota keluarga mengendalikan sebagian besar saham, mereka akan
mencoba menyelaraskan kepentingan dengan kepentingan manajer mereka, sehingga mengarah untuk mengkomunikasikan informasi risiko di antara mereka sendiri tanpa perlu mengungkapkan
informasi dalam laporan tahunan atau pertemuan resmi, yang mengakibatkan berkurangnya efektivitas pertemuan tersebut.
Berdasarkan Tabel
12, antara Family Ownership dan Board Expertise (FAW*BEXP) tidak mempengaruhi
terhadap
CRD,
karena memiliki nilai probabilitas {0.000 <
0.05} dan dikarenakan nilai
uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima, yaitu
kepemilikan
keluarga
memoderasi
hubungan
antara
keahlian
dewan dan
level dari pengungkapan risiko. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020)
dan (Saggar & Singh, 2017). Hasil analisis
pada Tabel 12 (hubungan langsung) menunjukkan bahwa keahlian dewan adalah signifikan dan berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan risiko, Board Expertise
efektivitasnya meningkat dengan adanya kepemilikan
keluarga terkonsentrasi. Dengan demikian, H3a didukung, hasil ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya, bahwa hasil ini
konsisten dengan argumen teori keagenan,
yaitu hubungan keluarga antara manajer (pengambil keputusan) dan pemilik (penggugat sisa) berkontribusi untuk mengurangi tipe I masalah keagenan di antara mereka karena
mereka sama, karena mereka memiliki
akses yang lebih besar ke informasi
perusahaan, keluarga pemilik lebih mampu
memantau manajemen secara efektif, sehingga mengurangi masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham.
� Pengaruh antara
(Audit
Firm Type, Company Size, Leverage, Type of Sector) dan CRD
Berdasarkan Tabel
12, antara Audit Firm Type (BIG 4) berpengaruh
negatif signifikan terhadap CRD,
karena memiliki nilai probabilitas {0.003 < 0.05} dan dikarenakan nilai
uji T bernilai negatif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,
yaitu adanya pengaruh negatif variabel kontrol (Audit Firm type)
terhadap CRD. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian
(Dey
et al., 2018), yaitu
audit KAP mendorong perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih
detail dan jelas dalam laporannya. LK KAP yang diaudit
oleh KAP BIG4 adalah dianggap
lebih kredibel daripada yang di audit oleh perusahaan
bukan BIG 4. Hasil penelitian
ini berbeda dengan penelitian sebelumnya (Alshirah et al., 2020); (Wardhana et al., 2013)
yang memiliki hasil tidak berpengaruh.
BerdasarkannTabel 12, antara
Company Size (SIZE) berpengaruh
positif signifikan terhadap CRD,
karena memiliki nilai probabilitas {0.025 < 0.05} dan dikarenakan nilai
uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima,
yaitu adanya pengaruh positif variabel kontrol (Company size)
terhadap CRD. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian
(Alshirah et al., 2020);
(Ellensia 2018); (Dey et al., 2018), yaitu semakin besar
perusahaan, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan, manajer di perusahaan
besar akan menyampaikan informasi dengan lebih lengkap dan manajer
perusahaan kecil akan mengungkapkan sedikit informasi. Teori agensi menyebutkan,
perusahaan besar menginginkan pengungkapan informasi yang luas untuk dapat menunjukkan
eksistensi perusahaan dihadapan publik dengan menyuruh atau bahkan memaksa
melaporkan informasi perusahaan secara luas.
Berdasarkan Tabel
12, antara Leverage (LEV) tidak
berpengaruh
signifikan terhadap CRD,
karena memiliki nilai probabilitas {0.132 > 0.05}, sehingga H0 diterima, yaitu tidak adanya
pengaruh variabel kontrol (Leverage) terhadap
CRD. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian
(Alshirah et al., 2020);
(Wardhana et al., 2013),
yaitu karena kreditor bisa mendapatkan
informasi mengenai risiko yang dihadapi perusahaan dengan mudah melalui prosedur
pemberian pinjaman, sehingga perusahaan tidak harus mengungkapkannya
secara luas. Type of Sector
terhadap CRD dalam penelitian ini belum dapat
di analisis, karena mungkin ada faktor
lain yang menyebabkan Type of Sector tidak berpengaruh terhadap CRD dan pemilihan perusahaan masih di sektor industri yang sama.�
Tabel 11
HasilnUji T
Coefficient |
t-Statistic |
Prob. |
Keterangan |
||
konstanta |
C |
-105.538 |
-2.638 |
0.010 |
|
Board size (BOC) |
X1.1 |
5.817 |
3.543 |
0.001 |
Signifikan |
Board size (BOD) * |
X1.2 |
4.534 |
3.335 |
0.001 |
Signifikan |
Board meeting (BOC) |
X2.1 |
-3.042 |
-4.101 |
0.000 |
Negatif Signifikan |
Board meeting (BOD) * |
X2.2 |
1.023 |
5.414 |
0.000 |
Signifikan |
Board meeting (BO C&D) |
X2.3 |
1.419 |
1.859 |
0.066 |
Tidak Signifikan |
Board expertise (BOC) |
X3.1 |
0.395 |
3.813 |
0.000 |
Signifikan |
Board expertise (BOD) * |
X3.2 |
0.286 |
2.675 |
0.009 |
Signifikan |
BSIZ.D_ FAW |
X1.2_Z |
0.009 |
3.949 |
0.000 |
Signifikan |
BM.D����� FAW |
X2.2_Z |
-0.006 |
-4.136 |
0.000 |
Negatif Signifikan |
BEXP.D_FAW |
X3.2_Z |
0.135 |
4.243 |
0.000 |
Signifikan |
Company Size |
K1 |
0.036 |
2.281 |
0.025 |
Signifikan |
Audit Firm Type |
K3 |
-14.055 |
-3.037 |
0.003 |
Negatif Signifikan |
Leverage |
K4 |
0.001 |
1.519 |
0.132 |
Tidak Signifikan |
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics
25
Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis Karakteristik Dewan Direksi
dan CRD: Peran Moderasi Kepemilikan Keluarga. Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada 2015
- 2019. Dari hasil pengujian
analisis regresi berganda, dapat diambil kesimpulkan bahwa: 1). Hasil olah data menunjukkan bahwa Board Size berpengaruh
positif terhadap CRD; 2). Hasil olah data menunjukkan bahwa Board
Meeting berpengaruh positif
terhadap CRD; 3). Hasil olah
data yang ketiga menunjukkan
bahwa Board Expertise berpengaruh
positif terhadap CRD; 4). Hasil olah data menunjukkan bahwa Family Ownership mampu
memoderasi hubungan Board
Size terhadap CRD; 5). Hasil olah
data menunjukkan bahwa Family
Ownership mampu memoderasi
negatif hubungan Board
Meeting terhadap CRD; 6). Hasil olah data menunjukkan bahwa Family Ownership mampu
memoderasi hubungan Board
Expertise terhadap CRD. ���
�
Alshirah, M. H., Abdul Rahman, A., & Mustapa,
I. R. (2020). Board of directors� characteristics and corporate risk
disclosure: the moderating role of family ownership. EuroMed Journal of
Business, 15(2), 219�252. https://doi.org/10.1108/EMJB-09-2019-0115 Google Scholar
Darussamin, A. M., Ali, M. M., Ghani, E. K.,
& Gunardi, A. (2018). The effect of corporate governance mechanisms on
level of risk disclosure: Evidence from Malaysian government linked companies. Journal
of Management Information and Decision Sciences, 21(1), 1�20. Google Scholar
Dey, R., Hossain, S., & Rezaee, Z. (2018).
Financial Risk Disclosure and Financial Attributes among Publicly Traded
Manufacturing Companies: Evidence from Bangladesh. Journal of Risk and Financial
Management, 11(3), 50. https://doi.org/10.3390/jrfm11030050 Google Scholar
Gotri, S. K., & Syafruddin, M. (2019). Faktor
- Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Risiko Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017). Diponegoro
Journal of Accounting, 8(2), 1�15. Google Scholar
Habtoor, O. S., Hassan, W. K., & Aljaaidi, K.
S. (2019). The impact of corporate ownership structure on corporate risk
disclosure: Evidence from the Kingdom of Saudi Arabia. Business and Economic
Horizons, 2, 325. https://liverpool.idm.oclc.org/login?url=https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=edsgao&AN=edsgcl.606943902&site=eds-live&scope=site Google Scholar
Kakanda, M. M., Salim, B., & Chandren, S.
a/p. (2017). Corporate Governance, Risk Management Disclosure, and Firm
Performance: A Theoretical and Empirical Review Perspective. Asian Economic and
Financial Review, 7(9), 836�845. https://doi.org/10.18488/journal.aefr.2017.79.836.845 Google Scholar
Krisnauli, & Hadiprajitno, B. (2014).
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang. Diponegoro Journal of
Accounting, 3(2), 1�13.
Kurniawanto, H., Suhardjanto, D., Bandi, &
Agustiningsih, S. W. (2017). Corporate governance and corporate risk
disclosure: Empirical evidence of non-financial companies listed in Indonesia
Stock Exchange. Review of Integrative Business and Economics Research, 6(4),
255�270. https://liverpool.idm.oclc.org/login?url=https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ecn&AN=1687190&site=eds-live&scope=site
http://buscompress.com/view-articles.html Google Scholar
Mukhibad, H., Nurkhin, A., & Rohman, A.
(2020). Corporate governance mechanism and risk disclosure by Islamic banks in
Indonesia. Banks and Bank Systems, 15(1), 1�11.
https://doi.org/10.21511/bbs.15(1).2020.01 Google Scholar
Rifani, D. R., & Astuti, C. D. (2019).
Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Dan Pengungkapan Risiko. Jurnal Informasi,
Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 14(1), 1. https://doi.org/10.25105/jipak.v14i1.5010 Google Scholar
Saggar, R., & Singh, B. (2017). Corporate
governance and risk reporting: Indian evidence. Managerial Auditing Journal,
32(4�5), 378�405. https://doi.org/10.1108/MAJ-03-2016-1341 Google Scholar
Saskara, I. P. W., & Budiasih, I. G. A. N.
(2018). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas pada Pengungkapan Manajemen
Risiko. E-Jurnal Akuntansi, 24(2018), 1990.
https://doi.org/10.24843/eja.2018.v24.i03.p13 Google Scholar
Wardhana, A. A., Cahyonowati, N., Akuntansi, J.,
Ekonomika, F., & Diponegoro, U. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko (Studi Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Diponegoro Journal of Accounting,
2(3), 155�168. Google Scholar
Wijaya, R., & Cahyonowati. (2014). Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Pengawasan Dewan Komisaris Pada. Dipenogoro
Journal of Accounting, 3, 1�11. Google Scholar
�
Copyright
holder: Ahmad Badiuzzamani,
Devi Puspitasari, Dhea Ramadani Mirwan, Shafira Meidita Subhan (2022) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |