Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 6, Juni 2022

 

KARAKTERISTIK DEWAN DIREKSI DAN PENGUNGKAPAN RISIKO PERUSAHAAN: PERAN MODERASI KEPEMILIKAN KELUARGA PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN

 

Ahmad Badiuzzamani, Devi Puspitasari, Dhea Ramadani Mirwan, Shafira Meidita Subhan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bermaksud menguji tingkat praktik pengungkapan risiko terhadap perusahaan serta pengaruh karakteristik dewan direksi (ukuran dewan, rapat dewan, serta keahlian dewan) dalam praktik Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2015 - 2019, menggunakan 100 data sampel penelitian terdiri 20 perusahaan yang dianggap sebagai sumber terpenting dan berkontribusi dalam pengungkapan resiko perusahaan di Indonesia. Studi ini juga menambah literatur dengan menguji efek moderasi kepemilikan keluarga pada hubungan antara karakteristik dewan direksi dan pengungkapan risiko perusahaan. Pendekatan analisis penelitian ini, menggunakan analisis regresi linear berganda. Temuan penelitian ini, membuktikan adanya pengaruh negatif signifikan ukuran perusahaan atas pengungkapan resiko, kemudian pengaruh positif siginfikan frekuensi rapat dewan terhadap pengungkapan resiko pada perusahaan dan kepemilikan keluarga terbukti dapat memoderasi hubungan ukuran dewan dengan pengungkapan resiko perusahaan, serta hubungan frekuensi rapat dewan dengan pengungkapan resiko perusahaan di Indonesia dengan variabel kontrol yang ikut berpengaruh adalah ukuran perusahaan dan tipe audit perusahaan. Penelitian ini bermanfaat untuk perusahaan maupun investor, karena bisa diaplikasikan untuk mengetahui peran variabel moderasi (Family Ownership), variabel independen (Board Size, Board Meeting, Board Expertise), dan variabel kontrol (Company size, Type of sector, Audit Firm type, Leverage) terhadap Corporate Risk Disclosure. �

�

Kata Kunci:�� Dewan direksi, Keahlian Dewan, Kepemilikan keluarga, Pengungkapan risiko, Rapat Dewan.

 

Abstract

Study aims to examine the level of risk disclosure practices in companies and the effect of three characteristics of the board of directors (board size, board meeting, and board expertise) on practice in Manufacturing Companies listed on the IDX (Indonesian Stock Exchange) in 2015 to 2019, using The 100 research sample consisted of 20 companies that were considered the most important sources and contributed to the disclosure of corporate risk in Indonesia. This study also adds to the literature by examining the moderating effect of family ownership on the relationship between board of directors characteristics and corporate risk disclosure. The analytical approach in this studynuses multiple regression analysis using the Eviews 9 program and IBM SPSS Statistics 25. The findings of this study indicate that there is a significant negative effect of firm size on risk disclosure in the company and a significant positive effect on the frequency of board meetings on risk disclosure in Firms and family ownership are proven to moderate the relationship between board size and corporate risk disclosure and the relationship between the frequency of board meetings and corporate risk disclosure in Indonesia. The results of this study are useful for companies and investors, because it can be applied to know the role of moderation variables (Family Ownership), independent variables (Board Size, Board Meeting, Board Expertise), and control variables (Company size, Type of sector, Audit Firm type, Leverage) to Corporate Risk Disclosure.

 

Keywords:� Board of directors, Board Expertise, Board Meeting, Family ownership, Risk disclosure.

 

Pendahuluan

Belakangan ini, kemajuan pesat di bidang ekonomi, teknologi, dan politik dunia berdampak pada lingkungan bisnis serta meningkatkan ketidakpastian. Selain itu, perusahaan menghadapi berbagai risiko dari dalam internal maupun dari lingkungan eksternal. Hasil dari, mengelola dan mengendalikan risiko bisnis menjadi lebih sulit. Sebagai buntut dari skandal perusahaan dan krisis keuangan, menyebabkan perlambatan ekonomi global dan kegagalan banyak perusahaan. Regulator telah mengakui informasi transparan dan pelaporan keuangan yang komprehensif dapat membantu mencegah krisis (Alshirah et al., 2020).

CRD merupakan standar penyikapan laporan keuangan (LK) yang jelas dan potensial, yang membuat aktiva dan liabilitas mengalami fluktuasi, penurunan, serta sebaliknya dengan adanya penyampaian CRD, maka perusahaan akan jelas dalam penyampaian informasi perusahaan kepada stakeholder. Perusahaan di Indonesia masih sering terjadi tindakan fraud, contohnya PT Garuda Indonesia pada tahun 2018 melakukan manipulasi LK yang menandakan bahwa Garuda Indonesia memiliki lemahnya manajemen resiko perusahaan (Ellensia & Indira, 2018).

Penelitian sebelumnya tentang pengungkapan telah menggunakan berbagai kerangka teoretis dalam penyelidikan mengapa perusahaan melibatkan diri dalam berbagai tingkat pengungkapan. Namun demikian, teori tunggal tidak dapat menjelaskan pengungkapan perusahaan sepenuhnya, dan peneliti mencoba untuk memilih teori, yang sejalan dengan penyelidikan mereka. Oleh karena itu, penelitian menerapkan teori keagenan serta teori sinyal untuk menjelaskan praktik pengungkapan risiko perusahaan yang terdaftar serta pengaruh antara dewan komisaris, direksi,� dan tingkat CRD (Alshirah et al., 2020).

Penelitian ini bermaksud untuk memberikan hasil tentang CRD melalui perspektif negara berkembang dan menyajikan wawasan tentang penilaian tingkat CRD di Indonesia, dengan menyelidiki praktik CRD dalam pelaporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 � 2019, karena terbatasnya studi terkait efek mekanisme manajemen perusahaan pada CRD pada negara berkembang. Penelitian ini berusaha untuk mengisi kesenjangan, melalui melakukan studi komprehensif tentang hubungan antara dewan direksi dan tingkat CRD di Indonesia sebagai tanggapan terhadap rekomendasi dari penelitian sebelumnya. Lebih khusus lagi, penelitian ini meneliti efek moderasi keluarga kepemilikan atas hubungan antara dewan direksi dan tingkat pengungkapan risiko Dalam hal ini, beberapa studi menganalisis efek kepemilikan keluarga pada tingkat informasi risiko, tetapi tidak satupun dari mereka yang mengujinya sebagai variabel pemoderasi pada hubungan ini, khususnya dalam konteks Indonesia. Selanjutnya, dibandingkan dengan studi sebelumnya, untuk pengukuran CRD menggunakan rumus yang berbeda dan tabel klasifikasi risiko.��

Berdasar pada latar belakang yang disampaikan, maka penelitian bermaksud melakukan kajian dengan judul �Karakteristik Dewan Direksi dan CRD: Peran Moderasi Kepemilikan Keluarga�. Pengungkapan risiko akan menaikkan tingkat keterbukaan informasi dan memperoleh kembali kepercayaan pemangku kepentingan dalam bisnis. Studi ini, memberikan kontribusi untuk memberikan lebih banyak pengetahuan tentang tingkat CRD serta faktor yang dapat mempengaruhi tingkat tersebut, yaitu: atribut dewan direksi. Studi ini, juga bertujuan untuk menganalisis apakah Corporate Risk Disclosure yang dapat terjadi melalui peran direksi: board size, board expertise, dan frequency of board�s meetings, serta apakah Familty Ownership memoderasi variabel independen dan berpengaruh terhadap Corporate Risk Disclosure. Pengukuran variabel dependen Corporate Risk Disclosure menggunakan metode analisa regresi linear berganda dan analisis statistik deskriptif. Penelitian diharapkan bisa menjadi referensi bagi seluruh stakeholder. �

A.    Corporate Risk Disclosure

Corporate Governance mempengaruhi kualitas pengungkapan risiko perusahaan dengan memakai data sampel perusahaan yang terdaftar di Bahrain. Hasilnya menunjukkan bahwa investor institusional dan pemilik besar secara signifikan dan positif mempengaruhi pengungkapan risiko. Sebaliknya, ukuran dewan berpengaruh negatif terhadap CRD. Kemudian, kepemilikan asing, rasio utang dan komposisi dewan berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan risiko (Alshirah et al., 2020).

Tingkat CRD dipengaruhi oleh budaya lingkungan, nilai-nilai sosial, dan pengaturan kelembagaan di mana perusahaan beroperasi. Dikatakan bahwa praktik pengungkapan perusahaan dan transparansi sangat bergantung pada kesediaan manajer dan pemilik perusahaan untuk terlibat dalam pengungkapan yang efektif. Bahkan, kuantitas dan kualitas informasi yang mengalir dari orang dalam ke orang luar adalah dipengaruhi oleh jenis pemilik perusahaan dan ukuran kepemilikannya (Habtoor et al., 2019).

Pada dasarnya, pengungkapan risiko adalah informasi tentang strategi, karakteristik, operasi, dan faktor eksternal lainnya yang berpotensi mempengaruhi hasil yang diinginkan. Perusahaan menanggung berbagai jenis risiko untuk mencapai misi dan tujuan sepanjang siklus hidup dan manajemen mereka, dan risiko keuangan termasuk di antaranya (Dey et al., 2018). CRD adalah salah sebagian solusi untuk mengurangi risiko yang berlebihan pada perusahaan. CRD adalah strategi manajemen risiko yang dikelola secara holistik bukan pendekatan yang terfragmentasi (Saskara & Budiasih, 2018).

B.    Board Size

Board Size yang mencukupi dapat mengaktifkan fungsi pengawasan di perusahaan, sehingga membantu menghindari terjadinya informasi asimetri. Teori agensi mengungkapkan bahwa ukuran dewan yang besar membantu dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, karena dewan yang lebih besar dapat meningkatkan pemantauan manajerial yang lebih tinggi dan keahlian yang beragam serta tingkat representasi pemangku kepentingan yang lebih tinggi, sehingga informasi yang dirilis ke publik yang berisi informasi risiko yang dapat dipercaya (Alshirah et al., 2020).

Board Size yang besar menambah efisiensi manajemen dengan menggagalkan upaya manajemen untuk mengeksploitasi investor. Dewan besar bisa berkontribusi lebih dalam meminimalisasi konflik antar pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas (Krisnauli & Hadiprajitno, 2014). Dewan yang besar melakukan peran pemantauannya lebih efektif daripada yang kecil. Selain itu, bahwa CRD berhubungan positif dengan ukuran papan. Penelitian ini, mengantisipasi hubungan positif antara tingkat CRD dan ukuran dewan, mengingat penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ukuran dewan yang besar lebih efisien dalam mengungkapkan lebih banyak informasi tentang risiko (Gotri & Syafruddin, 2019).

C.    Board Meetings

Dewan direksi yang makin sering rapat lebih proaktif untuk mengawasi manajemen perusahaan, frekuensi pertemuan akan meningkatkan tekananan pada manajemen untuk memperkenalkan tambahan informasi. Rapat dewan yang dilihat sebagai janji untuk informasi antara manajer dan investor, dimana biasanya rapat dewan memberikan kesempatan kepada anggota berbagi lebih banyak informasi. Rapat dewan yang efektif selalu cenderung lebih efektif memenuhi tugasnya dan menjalankan fungsi pengawasan untuk proses penyampaian LK. Berdasarkan pandangan teori keagenan, dewan memiliki intensitas rapat yang lebih, memiliki peran penasehat dan pemantauan yang lebih baik pada manajemen. Berdasarkan sudut pandang teori ketergantungan, rapat dewan membawa infromasi penting selama diskusi rapat, sehingga berkontribusi dalam fungsi pemantauan yang efektif (Alshirah et al., 2020).

Pengendalian investor tidak memiliki insentif untuk membantu perkembangan dari aktivitas dewan karena lingkungan pengawasan dapat menaikkan biaya dalam eksplorasi keuntungan pribadi (Wijaya & Cahyonowati, 2014). Kepemilikan manajerial memiliki efek subtitusi antara investor orang dalam dan aktivitas pengawasan oleh direksi, baik dewan atau Komite Audit. Investor orang dalam berdampak negatif terhadap frekuensi rapat dewan (Wijaya & Cahyonowati, 2014).

D.    Board Expertise

Dewan direksi terdiri dari anggota dengan keahlian baik diharapkan bisa melaksanakan tugas pengawasannya secara efektif, yang dapat berkontribusi dalam menciptakan pelaporan keuangan yang baik, berharga, serta meningkatkan pengungkapan berbagai resiko manajemen. Berdasarkan teori keagenan, jika dewan memiliki pengalaman bervariasi, akan menjadi mekanisme pengawasan yang efektif. Direksi yang memiliki keahlian dan pengetahuan seperti akuntansi, keuangan, teknologi informasi dan lain-lain akan mengurangi biaya keagenan serta masalah keagenan. Teori ketergantungan, menyampaikan bahwa dewan lebih besar dengan direktur berpengalaman dapat memperkaya perusahaan dengan sumber daya kompetitif yang kritis, memberikan saran konstruktif kepada manajemen dan berkontribusi pada sistem pemantauan yang lebih baik, selain itu direktur yang memegang berbagai posisi di banyak dewan, memiliki sumber daya eksternal dan opini yang di informasikan yang dapat membantu perusahaan dalam mengakses sumber daya dan asosiasi eksternal (Alshirah et al., 2020).

E.    Family Ownership

Kepelimilikan Keluarga dalam perusahaan yaitu anggota keluarga yang memiliki saham pada di perusahaannya, dimana nilai-nilai keluarga di antara pemilik keluarga dapat meningkatkan cinta dan loyalitas anggota untuk perusahaan. Berdasarkan teori keagenan, hubungan keluarga antara manajer dan pemilik berkontribusi untuk mengurangi masalah keagenan di antara mereka, karena mereka memiliki akses lebih ke informasi perusahaan, kepemilikan keluarga mampu memantau manajemen secara lebih efektif, sehingga mengurangi masalah keagenan (Alshirah et al., 2020).

Dikatakan bahwa efektivitas tata kelola perusahaan dan dengan demikian praktik pengungkapan adalah sangat dipengaruhi oleh konteks lingkungan sosial dan kelembagaan dalam suatu negara. Pemerintah Saudi memiliki komunikasi yang kuat dengan keluarga kerajaan anggota dewan perusahaan lainnya dan anggota kerajaan lainnya dari luar dewan yang berinvestasi di pasar keuangan. Anggota keluarga kerajaan di dewan direksi lebih kuat daripada anggota keluarga lainnya di dewan untuk mempengaruhi perilaku manajemen dan tindakan karena mereka biasanya berbagi kepemimpinan, kekuatan politik, suku, dan hubungan sosial dengan keluarga penguasa Saudi (Dey et al., 2018).

Dalam teori agensi, pemegang saham mayoritas memiliki motivasi untuk mengambil alih apa yang menjadi ketertarikan dari minoritas. Hasil penelitian sebelumnya terkait penyikapan, bahwa para investor besar mempunyai dampak negatif terhadap frekuensi rapat Komite Audit (Wijaya & Cahyonowati, 2014).

F.     Company Size, Type of Sector, Audit Firm Type, Leverage

Manajer perusahaan besar akan menyampaikan informasi dengan lengkap dan manajer di perusahaan kecil akan menyampaikan sedikit informasi. Perusahaan besar lebih tinggi daripada perusahaan kecil, karena terdapat berbagai aspek yang harus dilengkapi oleh perusahaan. Pemegang saham perusahaan besar berjumlah banyak dan memiliki kepentingan yang cukup tinggi dalam perusahaan. Teori agensi menyampaikan, perusahaan besar mengharapkan penyampaian informasi yang luas untuk dapat menunjukkan eksistensi perusahaan dengan menyuruh penyampaian informasi perusahaan secara luas (Ellensia 2018).

Perusahaan besar memiliki manajemen perusahaan yang termasuk high profile industri, maka memiliki insentif untuk menyampaikan risiko lebih luas untuk mempengaruhi stakeholder dalam persepsi reputasi perusahaan. Perusahaan dengan cost agency yang tinggi, cenderung menggunakan Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan kualitas yang lebih baik. KAP yang lebih besar dan terkenal cenderung mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih baik (Wardhana et al., 2013).

LK yang diaudit oleh KAP Big 4 dianggap lebih kredibel daripada yang bukan Big 4. Perusahaan audit terkenal mendorong perusahaan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi untuk melindungi reputasi perusahaan. Dikemukakan dalam penelitian sebelumnya antara hubungan positif antara ukuran perusahaan audit dan tingkat pengungkapan (Dey et al., 2018).

Leverage merupakan perbandingan antara hutang dengan aktiva yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban. Ketika leverage tinggi, maka perusahaan mempunyai struktur modal dengan jumlah hutang lebih besar dari jumlah ekuitas, perusahaan memiliki risiko atas kemungkinan kesulitan dalam melunasi hutang beserta bunganya. Penelitian menunjukkan bahwa leverage berdampak positif terhadap CRD (Saskara & Budiasih, 2018).

 

Metode Penelitian

Identifikasi Pengukuran Variabel

Variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian bermaksud untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan kontrol terhadap variabel dependen yang mana pengukurannya adalah sebagai berikut:

 

Tabel 1

Identifikasi dan Pengukuran Variabel

Jenis Variabel

Nama Variabel

Proxy

Simbol

Variabel Operasional

Referensi

Dependent Variables/ variabel terikat

Corporate Risk

Disclosure

Number of risk-relatedm sentences

CRD

Diukur dengan jumlah kalimat terkait risiko yang ada dalam laporan tahunan

Tingkat Pengungkapan Risiko =

Σ item CRD

Σ Total item CRD

(Alshirah et al., 2020)

 

(Wardhana et al., 2013)

Independent Variables/ variabel bebas

Board Size

Totalmnumbermof board of directors

BSIZ

Diukur dengan jumlah dewan direksi

Menggunakan jumlah komisaris dan direksi di perusahaan

(Alshirah et al., 2020)

Board Meeting

Number of board meetings

BM

Diukur dengan jumlah rapat dewan yang diadakan selama tahun buku

Menggunakan jumlah rapat komisaris, rapat direksi, rapat direksi dan komisaris

Board Expertise

Proportion of board members

BEXP

Diukur dengan proporsi anggota dewan yang memiliki keahlian keuangan atau/dan akuntansi terhadap total anggota dewan

Menggunakan gelar pendidikan yang ditempuh oleh komisaris dan direksi

Moderasi Variabel

Family Ownership

% of shares

FAW

Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh keluarga terhadap jumlah kotor saham perusahaan

% saham milik BOC dan BOD

(Alshirah et al., 2020)

Control Variabel

/Variabel tetap

/terkontrol

Company size

Ln Total Assets

SIZE

Diukur dengan log alami dari total aset

((Alshirah et al., 2020)

Type of sector

Companies belong to an industrial (Dummy)

SECTR

Diklasifikasikan ke dalam sektor industri atau jasa, dan diukur dengan dummy variabel, 1 jika perusahaan termasuk dalam sektor industri. 0 sebaliknya

Audit Firm type

Audited by big 4 (Dummy)

BIG4

Diukur dengan variabel dummy, 1 jika diaudit oleh KAP 4 besar. 0 sebaliknya

Leverage



LEVER

Diukur dengan total utang terhadap total aset

 

Tabel 2

Pengungkapan Risiko

Resiko keuangan

Suku bunga; Kurs; Komoditas; Likuiditas; Kredit

Risiko Operasi

Kepuasan pelanggan; Efisiensi dan kinerja; Sumber; Keusangan dan penyusutan stok; Kegagalan produk dan layanan; Lingkungan; Kesehatan dan keselamatan; Erosi nama merek

Risiko Pemberdayaan

Kepemimpinan dan manajemen; outsourcing; Insentif kinerja; Ubah kesiapan; Komunikasi

Pemrosesan informasi dan risiko teknologi

Integritas; Mengakses; Ketersediaan; Infrastruktur

Risiko Integritas

Kebijakan manajemen risiko; penipuan manajemen dan karyawan; Tindakan ilegal; Reputasi

Risiko Strategis

Pemindaian lingkungan; Industri; Portofolio bisnis; Pesaing; Harga; Penilaian; Perencanaan; Lingkaran kehidupan; Pengukuran kinerja; Peraturan; Berdaulat dan politik

Sumber: (Saskara & Budiasih, 2018)

 

CRD seperti pada tabel 2, terdapat 6 poin yang masing-masing terdiri dari poin pengungkapan risiko, jika terdapat pengungkapan risiko diberikan nilai 1 dan jika tidak diberikan nilai 0, kemudian risiko yang diungkapkan dibandingkan jumlah total. BISZ, BM, BEXP dilakukan pengujian data dari komisaris dan direksi, sehingga terlihat yang lebih berpengaruh. FAW yang direkap menggunakan data prosentase saham yang dimiliki oleh komisaris dan direksi perusahaan.

 

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data sekunder dimana data yang diperoleh berasal dari sumber yang sudah ada. Sumber data dari penelitian ini diperoleh melalui website BEI (https://www.idx.co.id) dan website perusahaan. Dalam penelitian ini, terdapat 100 sampel penelitian, yaitu 20 perusahaan sektor industri di Indonesia. Data panel diperoleh dari Annual Report selama 5 tahun (2015 � 2019), Perusahaan yang dipakai adalah dianggap sebagai sumber terpenting dan berkontribusi dalam CRD di Indonesia. ���

 

Tabel 3

KriterianPengambilannSampel

No

Keterangan

Jumlah

1

Perusahaan Industri Manufaktur Consumer Goods yang terdaftar di BEI Periode 2015-2019

66

2

Perusahaan Sektor Food&Beverages

34

3

Less: Perusahaan yang datanya tidak lengkap

(14)

4

Jumlah perusahaan yang layak dijadikan sampel

20

 

Uji Model

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas untuk mengetahui apakah di dalam model persamaan regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas atau tidak (Ghozali, 2013, p. 105). Kriteria pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut:

�       VIF ≤ 10 dan tolerance > 0.1, maka tidak terjadi multikolinearitas.

�       VIF > 10 dan tolerance < 0.1, maka terjadi multikolinearitas.

Dari Tabel 4 uji multikolinearitas, menunjukkan hasil bahwa nilai VIF untuk variabel Board size, Board meeting, Board expertise, Company Size, Audit Firm Type dan Leverage, yaitu ≤ 10 dan nilai toleransi >0.1, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

 

Tabel 4

Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

Board size

.477

2.097

Board meeting

.914

1.094

Board expertise

.869

1.151

Company Size

.534

1.871

Audit Firm Type

.748

1.336

Leverage

.932

1.073

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

 

Uji Heteroskediditas

Uji heteroskedastisitas untuk menguji persamaan regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan (Ghozali 2013, p. 139). Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0.05, jika korelasi antara variabel independen dengan residual didapat signifikansi > 0.05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

Hal ini juga ditunjukkan dalam Tabel 5, bahwa nilai signifikansi korelasi Spearman Rho dari variabel bebas semuanya >0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Penelitian

Sig.

Board size

0.885

Board meeting

0.148

Board expertise

0.885

Family Ownership

0.794

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

 

Uji Normalitas � (Kolmogorov Smirnov Test)

Pada uji Kolmogorov-Smirnov data dinyatakan residual berdistribusi normal jika tingkat signifikan > 0,05 (α=5%). Pada tabel 6, menunjukkan bahwa hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikansi > 0.05 (α=5%), yaitu sebesar 0,118. Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal.�

 

Tabel 6

Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

 

Metode Analisis Data & Model Penelitian

Analisis Data

a.     Uji-F (serentak) �

Uji F atau concurrent test bertujuan untuk menguji apakah variabel independen (Board Size, Board Meeting, Board Expertise) dan kontrol (Company size, Type of sector, Audit Firm type, Leverage) mempengaruhi variabel dependen (Corporate Risk Disclosure) secara bersamaan. Hipotesis dalam uji F dapat disebutkan sebagai berikut:

H0: Variabel independen dan kontrol secara bersama tidak berpengaruh terhadap Variabel dependen sehingga model regresi tidak layak digunakan.

Ha: Variabel independen dan kontrol secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model regresi layak digunakan.

Adapun keputusannya:

a.     F-statistic < 0.05, H0 ditolak

b.     F-statistic > 0.05, H0 diterima

 

b.   T-Tabel (individu)

Uji T dilakukan secara parsial untuk mengukur apakah variabel independen dan kontrol memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis pada uji T dapat disebutkan sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh variabel independen dan kontrol terhadap dependen

Ha: Terdapat pengaruh variabel independen dan kontrol terhadap dependen

Adapun keputusannya:

�       Jika signifikansi t < 0.05, H0 ditolak

�       Jika signifikansi t > 0.05, H0 diterima

c.      Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini merupakan fase yang membicarakan penjabaran dan penggambaran, termasuk penyajian data. Analisis ini bertujuan untuk meringkas data sehingga dapat memberikan gambaran dan informasi yang mudah dipahami. Analisis ini dilakukan dengan cara menghitung variasi rata-rata, median, dan standar deviasi masing-masing variabel, yaitu board size, board meeting dan board expertise (variabel independent); CRD (variabel dependen); Family Ownership (variabel moderasi); Company size, Type of sector, Audit Firm type, Leverage (variabel control).

d.     Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai adjusted R2 yang semakin besar atau mendekati 1 berarti variabel bebas (X) mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Y). Begitu sebaliknya Nilai adjusted R2 yang semakin kecil berarti dapat dikatakan pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).

 

Metode Regresi Penelitian

Terdapat 100 sampel dalam penelitian ini, yaitu 20 perusahaan sektor industri Food & Beverages di Indonesia, tidak termasuk perusahaan sektor keuangan dan asuransi. Data panel diperoleh dari Annual Report selama 5 tahun (2015 � 2019). Analisis Regresi digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara variabel dependen, independen, dan kontrol. Dalam hal ini model (CRD) antara lain sebagai berikut:

Model regresi berganda untuk menguji pengaruh karakteristik direksi pada tingkat CRD sebelum moderasi

CRD = β0 + β1 BSIZit + β2 BMit + β3 BEXPit + β4 SIZEit + β5 SCTRit + β6 BIG4it +

β7 LEVERit + εit

Model regresi berganda untuk menguji pengaruh karakteristik direksi pada tingkat CRD setelah moderasi (FamilynOwnership)

CRD = β0 + β1 BSIZit + β2 BMit + β3 BEXPit + β4 SIZEit + β5 SCTRit + β6 BIG4it +

β7 LEVERit + β8 (BSIZ * FAW) it + β9 (BM * FAW) it + β10 (BEXP* FAW) it

+ εit

Hasil dan pembahasan

a.     Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan Tabel 8 Uji Analisis Statistik Deskriptif, terdapat interpretasi yang dijelaskan sebagai berikut:

Corporate Risk Disclosure (CRD) memiliki nilai mean sebesar 70,73 dan standar deviasi sebesar 20,40. Adapun nilai maks. dari CRD sebesar 100,00 yang dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2015 - 2019 dan nilai min. dari CRD sebesar 70,73 yang dimiliki oleh PT Siantar Top Tbk pada tahun 2015.�

Board Size (BSIZ) memiliki nilai mean sebesar 3,77 dan standar deviasi sebesar 1,65. Adapun nilai maks. dari BSIZ sebesar 8,00 yang dimiliki oleh Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019 dan nilai min. dari BSIZ sebesar 2,00 yang dimiliki oleh Inti Agri Resources Tbk.; Board Meeting (BM) memiliki nilai mean sebesar 13,09 dan standar deviasi sebesar 8,35. Adapun nilai maks. dari BM sebesar 48,00 yang dimiliki oleh PT Akasha Wira International Tbk pada tahun 2015 dan 2016 dan nilai min. dari BM sebesar 1,00; Board Expertise (BEXP) memiliki nilai mean sebesar 37,77 dan standar deviasi sebesar 18,09. Adapun nilai maks. dari BEXP sebesar 80,00 yang dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk 2017 � 2019 dan nilai min. dari BEXP sebesar 13,00 yang dimiliki oleh PT Sekar Bumi Tbk 2016 dan 2017.

Family Ownership (FAW) memiliki nilai mean sebesar 740,58 dan standar deviasi sebesar 1783,02. Adapun nilai maks. dari FAW sebesar 8125,00 yang dimiliki oleh PT Sariguna Primatirta Tbk pada tahun 2018 dan 2019 dan nilai min. dari FAW sebesar 0; FO BSIZ memiliki nilai mean sebesar 3349,34 dan standar deviasi sebesar 8660,19. Adapun nilai maks. sebesar 40625,00 dan nilai min. sebesar 0; FO BM memiliki nilai mean sebesar 8681,64 dan standar deviasi sebesar 21427,41. Adapun nilai maks. sebesar 97500,00 dan nilai min. sebesar 0; FO BEXP memiliki nilai mean sebesar 178,07 dan standar deviasi sebesar 389,11. Adapun nilai maks. sebesar 1625,00 dan nilai min. sebesar 0.

Company Size (SIZE) memiliki nilai mean sebesar 2838,83 dan standar deviasi sebesar 150,65. Adapun nilai maks. dari SIZE sebesar 3220,00 yang dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2018 & 2019 dan nilai min. dari SIZE sebesar 2582,00 yang dimiliki oleh PT Wahana Interfood Nusantara Tbk.; Type of Sector (SECTR) memiliki nilai mean sebesar 1,00 dan standar deviasi sebesar 0. Adapun nilai maks. dari SECTR sebesar 1,00 dan nilai min. dari SECTR sebesar 1; Audit Firm Type (BIG4) memiliki nilai mean sebesar 0.30 dan standar deviasi sebesar 0.46. Adapun nilai maks. dari BIG4 sebesar 1 dan nilai min. dari BIG4 sebesar 0; Leverage (LEVER) memiliki nilai mean sebesar 4682,33 dan standar deviasi sebesar 2890,09. Adapun nilai maks. dari LEVER sebesar 24129,00 yang dimiliki oleh PT Sariguna Primatirta Tbk pada tahun 2019 dan nilai min. dari LEVER sebesar 387,00 yang dimiliki oleh Inti Agri Resources Tbk pada 2015.

 

 

Tabel 7

Uji Analisis Statistik Deskriptif

DescriptivenStatistics

 

N

Min,

Maks.

Mean

Std.nDeviation

Corporate Risk Disclosure

100

17.00

100.00

70.7300

20.4034

Board size (BOC)

100

2.00

8.00

3.7700

1.6505

Board size (BOD) *

100

2.00

10.00

4.8000

2.0201

Board meeting (BOC)

100

1.00

12.00

6.2600

3.2925

Board meeting (BOD) *

100

1.00

48.00

13.0900

8.3473

Board meeting (BO C&D)

100

1.00

12.00

4.4300

3.0525

Board expertise (BOC)

100

.00

100.00

38.3300

19.2564

Board expertise (BOD) *

100

13.00

80.00

37.7700

18.0889

Family ownership

100

.00

8125.00

740.5800

1783.0186

BSIZ.D_FAW

100

.00

40625.00

3349.3400

8660.1937

BM.D_FAW

100

.00

97500.00

8681.6400

21427.4070

BEXP.D_FAW

100

.00

1625.00

178.0700

389.1137

Company Size

100

2582.00

3220.00

2838.8300

150.6483

Type of Sector

100

1.00

1.00

1.000

.0000

Audit Firm Type

100

.00

1.00

.3000

.4605

Leverage

100

387.00

24129.00

4682.3300

2890.0988

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

 

b.     Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Dari Tabel 9 dibawah ini, menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,493 yang berarti bahwa variabel independen (Board Size, Board Meeting, dan Board Expertise) mampu menjelaskan nilai variabel dependen yaitu (CRD) sebesar 49,3% dan sisanya sebesar 50,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Tabel 9 setelah variabel Family Ownership memoderasi hubungan Board Size, Board Meeting, dan Board Expertise terhadap CRD menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,585 yang berarti bahwa variabel independen mampu menjelaskan nilai variabel dependen yaitu sebesar 58,5% dan sisanya sebesar 41,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Dapat diketahui pada tabel 9 sebelum dan setelah variabel Family Ownership memoderasi Board Size, Board Meeting, dan Board Expertise, nilai koefisien determinasi (R2) yang awalnya 0,493 menjadi 0,585 sehingga efek moderasi menaikkan nilai sebesar 0,092 atau jika diprosentasekan sebesar 9,2% terhadap CRD.

 

Tabel 8

Hasil Uji Koefisien Diterminasi (sebelum dan setelah Moderasi)

Sebelum Moderasi

Model

R

R Square

AdjustednRnSquare

Std.nError of thenEstimate

1

.738a

.544

0.493

14.52875

Setelah Moderasi

Model

R

R Square

AdjustednRnSquare

Std.nError of thenEstimate

1

.800a

.639

0.585

13.14515

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

 

c.      Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh variabel Board Size (X1), Board Meeting (X2), dan Board Expertise (X3) terhadap variabel CRD (Y) dengan Family Ownership (Z) sebagai variabel moderasi pada perusahaan food and beverages di Indonesia yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia. Berikut adalah tabel hasil uji regresi linier berganda: Dari Tabel 10 didapatkan persamaan regresi sebelum moderasi, yaitu sebagai berikut:

Y (CRD) = - 44.214 + 4.473 BSIZ + 0.773 BM + 0.382 BEXP + 0.017 SIZE � 16.592 BIG4 + 0.001 LEVER + Ɛ �

Persamaan regresi setelah moderasi, yaitu sebagai berikut:

Y (CRD) = -105.538 + 4.534 BSIZ + 1.023 BM + 0.286 BEXP + 0.009 (BSIZ * FAW) � 0.006 (BM * FAW) + 0.135 (BEXP* FAW) + 0.036 SIZE � 14.055 BIG4 + 0.001 LEVER + Ɛ

 

Tabel 9

Analisis Regresi Linier Berganda (sebelum dan setelah Modeasi)

 

 

 

 

Moderasi

Sebelum

Setelah

Variable

Coefficient

Coefficient

konstanta

C

-44.214

-105.538

Board size (BOC)

X1.1

6.291

5.817

Board size (BOD) *

X1.2

4.473

4.534

Board meeting (BOC)

X2.1

-2.489

-3.042

Board meeting (BOD) *

X2.2

0.773

1.023

Board meeting (BO C&D)

X2.3

1.386

1.419

Board expertise (BOC)

X3.1

0.192

0.395

Board expertise (BOD) *

X3.2

0.382

0.286

BSIZ.D_FAW

X1.2_Z

 

0.009

BM.D_FAW

X2.2_Z

 

-0.006

BEXP.D_FAW

X3.2_Z

 

0.135

Company Size

K1

0.017

0.036

Audit Firm Type

K3

-16.592

-14.055

Leverage

K4

0.001

0.001

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

 

 

d.     Uji F (serentak)

Dari tabel 11 hasil uji F di bawah ini diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 atau < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya semua variabel independen (Board Size, Board Meeting, dan Board Expertise) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Corporate Risk Disclosure).

 

Tabel 10

HasilnUjinF

Sebelum Moderasi

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

22427.182

10

2242.718

10.625

.000b

Residual

18786.528

89

211.085

 

 

Total

41213.710

99

 

 

 

Setelah Moderasi

1

Regression

26353.336

13

2027.180

11.732

.000b

Residual

14860.374

86

172.795

 

 

Total

41213.710

99

 

 

 

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

e.      Uji T (individu)

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa variabel Board Size, Board Meeting, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CRD. Variabel Family Ownership memiliki pengaruh signifikan dalam memoderasi antara hubungan variabel Board Size dan Board Meeting terhadap CRD.�� �

�  Pengaruh antara�Board Size dan CRD

Berdasarkan Tabel 12 Board Size berpengaruh signifikan terhadap CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.001 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh positif Board Size dan variabel kontrol terhadap CRD. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020), namun sejalan dengan jurnal (Darussamin et al., 2018); �(Saggar & Singh, 2017); (Krisnauli & Hadiprajitno, 2014), yaitu keberadaan jumlah yang cukup dari anggota dewan direksi kemungkinan mengaktifkan fungsi pengawasan di perusahaan, yang membantu dalam menghindari terjadinya asimetri informasi. Menurut teori keagenan berpendapat bahwa ukuran dewan yang besar membantu dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. �����

�  Pengaruh�antara Board�s Meetings dan CRD

Berdasarkan Tabel 12 Board Meeting berpengaruh positif signifikan terhadap CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.000 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh positif Board Meeting dan variabel kontrol terhadap CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020); (Saggar & Singh, 2017); (Rifani & Astuti, 2019), yaitu rapat dewan yang sering dilihat sebagai janji untuk berbagi informasi antara manajer dan pemegang saham, dimana dalam rapat dewan memberikan kesempatan kepada anggota berbagi lebih banyak informasi. Berdasarkan perspektif teori agensi, dengan frekuensi pertemuan, dewan menunjukkan kemampuan yang signifikan dalam hal konseling, menghukum, dan mengawasi tindakan manajemen. Rapat dewan komisaris wajib dilakukan secara berkala, paling sedikit empat kali dalam setahun dan dihadiri secara fisik paling sedikit dua kali dalam setahun. Hubungan ini menegaskan pentingnya akuntansi dan pengalaman keuangan direksi dalam memantau dan mengamati pelaporan keuangan.

�  Pengaruh antara Board Expertise dan CRD

Berdasarkan Tabel 12 Board Expertise berpengaruh signifikan terhadap CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.009 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai positif, sehingga H0 diterima yaitu terdapat pengaruh positif Board Expertise dan variabel kontrol terhadapn CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020); (Darussamin et al., 2018), �temuan penelitian ini sesuai dengan argumen teori keagenan dan sumber daya teori ketergantungan, yang menyatakan bahwa anggota dewan dengan direktur yang berpengalaman dapat memperkaya dewan dengan sumber daya kompetitif yang kritis, saran konstruktif, dan lebih banyak pengalaman, sehingga berkontribusi untuk meningkatkan fungsi pemantauan dewan, yang meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

�  Pengaruh antara Family Ownership dan CRD

Dapat diketahui nilai R2 dari model regresi linear berganda (setelah moderasi) pada tabel 9 bernilai 0.585 dibandingkan dengan nilai dalam regresi utama (hubungan langsung) bernilai 0.493, maka dapat disimpulkan dengan jelas bahwa R2 meningkat drastis (dari 0.493 menjadi 0.585). Hasil penelitian ini, menunjukkan peningkatan R2 signifikansi moderator, artinya kepemilikan keluarga memoderasi hubungan antar pengurus direksi dan CRD, yang sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh (Alshirah et al., 2020). �

Berdasarkan Tabel 12, antara Family Ownership dan Board Size (FAW*BSIZ) berpengaruh positif signifikan CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.000 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu kepemilikan keluarga memoderasi hubungan antara ukuran dewan dan level dari CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020). Hubungan langsung antara Board Size (BSIZ) dan CRD positif signifikan, dengan demikian menunjukkan bahwa Family Ownership memoderasi hubungan antara Board Size dan CRD. Dengan demikian, H1a didukung yaitu ketika jumlah dewan direksi banyak, tingkat pengungkapan risiko lebih tinggi pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang lebih rendah. Artinya, keberadaan pemilik terkonsentrasi keluarga menunjukkan adanya kelompok dominan yang mungkin mempengaruhi efektivitas dewan. Hasil ini, mengungkapkan keluarga-pemilik terkonsentrasi atau anggota keluarga yang melayani di dewan cenderung memiliki kemampuan yang hebat untuk memantau manajemen secara ketat.

BerdasarkannTabel 12, antara Family Ownership dan Board Meeting (FAW*BM) berpengaruh negatif signifikan CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.000 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai negatif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu kepemilikan keluarga memoderasi hubungan antara rapat dewan dan level dari pengungkapan risiko. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020). Hubungan langsung antara Board Meeting (BM) dan CRD positif signifikan, dengan demikian menunjukkan bahwa Family Ownership memoderasi hubungan antara Board Meeting dan CRD. Dengan demikian, H2a didukung, yaitu ketika jumlah rapat dewan banyak, tingkat pengungkapan risiko lebih tinggi pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang lebih rendah. Artinya, keberadaan pemilik terkonsentrasi keluarga menunjukkan adanya kelompok dominan yang mungkin mempengaruhi jumlah rapat dewan. Penjelasan yang masuk akal tentang hasil ini adalah ketika anggota keluarga mengendalikan sebagian besar saham, mereka akan mencoba menyelaraskan kepentingan dengan kepentingan manajer mereka, sehingga mengarah untuk mengkomunikasikan informasi risiko di antara mereka sendiri tanpa perlu mengungkapkan informasi dalam laporan tahunan atau pertemuan resmi, yang mengakibatkan berkurangnya efektivitas pertemuan tersebut.

Berdasarkan Tabel 12, antara Family Ownership dan Board Expertise (FAW*BEXP) tidak mempengaruhi terhadap CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.000 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu kepemilikan keluarga memoderasi hubungan antara keahlian dewan dan level dari pengungkapan risiko. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020) dan (Saggar & Singh, 2017). Hasil analisis pada Tabel 12 (hubungan langsung) menunjukkan bahwa keahlian dewan adalah signifikan dan berhubungan positif dengan tingkat pengungkapan risiko, Board Expertise efektivitasnya meningkat dengan adanya kepemilikan keluarga terkonsentrasi. Dengan demikian, H3a didukung, hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, bahwa hasil ini konsisten dengan argumen teori keagenan, yaitu hubungan keluarga antara manajer (pengambil keputusan) dan pemilik (penggugat sisa) berkontribusi untuk mengurangi tipe I masalah keagenan di antara mereka karena mereka sama, karena mereka memiliki akses yang lebih besar ke informasi perusahaan, keluarga pemilik lebih mampu memantau manajemen secara efektif, sehingga mengurangi masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham.

�  Pengaruh antara (Audit Firm Type, Company Size, Leverage, Type of Sector) dan CRD

Berdasarkan Tabel 12, antara Audit Firm Type (BIG 4) berpengaruh negatif signifikan terhadap CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.003 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai negatif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu adanya pengaruh negatif variabel kontrol (Audit Firm type) terhadap CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Dey et al., 2018), yaitu audit KAP mendorong perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih detail dan jelas dalam laporannya. LK KAP yang diaudit oleh KAP BIG4 adalah dianggap lebih kredibel daripada yang di audit oleh perusahaan bukan BIG 4. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya (Alshirah et al., 2020); (Wardhana et al., 2013) yang memiliki hasil tidak berpengaruh.

BerdasarkannTabel 12, antara Company Size (SIZE) berpengaruh positif signifikan terhadap CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.025 < 0.05} dan dikarenakan nilai uji T bernilai positif, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu adanya pengaruh positif variabel kontrol (Company size) terhadap CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020); (Ellensia 2018); (Dey et al., 2018), yaitu semakin besar perusahaan, maka semakin banyak informasi yang diungkapkan, manajer di perusahaan besar akan menyampaikan informasi dengan lebih lengkap dan manajer perusahaan kecil akan mengungkapkan sedikit informasi. Teori agensi menyebutkan, perusahaan besar menginginkan pengungkapan informasi yang luas untuk dapat menunjukkan eksistensi perusahaan dihadapan publik dengan menyuruh atau bahkan memaksa melaporkan informasi perusahaan secara luas.

Berdasarkan Tabel 12, antara Leverage (LEV) tidak berpengaruh signifikan terhadap CRD, karena memiliki nilai probabilitas {0.132 > 0.05}, sehingga H0 diterima, yaitu tidak adanya pengaruh variabel kontrol (Leverage) terhadap CRD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Alshirah et al., 2020); (Wardhana et al., 2013), yaitu karena kreditor bisa mendapatkan informasi mengenai risiko yang dihadapi perusahaan dengan mudah melalui prosedur pemberian pinjaman, sehingga perusahaan tidak harus mengungkapkannya secara luas. Type of Sector terhadap CRD dalam penelitian ini belum dapat di analisis, karena mungkin ada faktor lain yang menyebabkan Type of Sector tidak berpengaruh terhadap CRD dan pemilihan perusahaan masih di sektor industri yang sama.�

 

Tabel 11

HasilnUji T

Variable

Coefficient

t-Statistic

Prob.

Keterangan

konstanta

C

-105.538

-2.638

0.010

 

Board size (BOC)

X1.1

5.817

3.543

0.001

Signifikan

Board size (BOD) *

X1.2

4.534

3.335

0.001

Signifikan

Board meeting (BOC)

X2.1

-3.042

-4.101

0.000

Negatif Signifikan

Board meeting (BOD) *

X2.2

1.023

5.414

0.000

Signifikan

Board meeting (BO C&D)

X2.3

1.419

1.859

0.066

Tidak Signifikan

Board expertise (BOC)

X3.1

0.395

3.813

0.000

Signifikan

Board expertise (BOD) *

X3.2

0.286

2.675

0.009

Signifikan

BSIZ.D_ FAW

X1.2_Z

0.009

3.949

0.000

Signifikan

BM.D����� FAW

X2.2_Z

-0.006

-4.136

0.000

Negatif Signifikan

BEXP.D_FAW

X3.2_Z

0.135

4.243

0.000

Signifikan

Company Size

K1

0.036

2.281

0.025

Signifikan

Audit Firm Type

K3

-14.055

-3.037

0.003

Negatif Signifikan

Leverage

K4

0.001

1.519

0.132

Tidak Signifikan

Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25

 

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis Karakteristik Dewan Direksi dan CRD: Peran Moderasi Kepemilikan Keluarga. Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada 2015 - 2019. Dari hasil pengujian analisis regresi berganda, dapat diambil kesimpulkan bahwa: 1). Hasil olah data menunjukkan bahwa Board Size berpengaruh positif terhadap CRD; 2). Hasil olah data menunjukkan bahwa Board Meeting berpengaruh positif terhadap CRD; 3). Hasil olah data yang ketiga menunjukkan bahwa Board Expertise berpengaruh positif terhadap CRD; 4). Hasil olah data menunjukkan bahwa Family Ownership mampu memoderasi hubungan Board Size terhadap CRD; 5). Hasil olah data menunjukkan bahwa Family Ownership mampu memoderasi negatif hubungan Board Meeting terhadap CRD; 6). Hasil olah data menunjukkan bahwa Family Ownership mampu memoderasi hubungan Board Expertise terhadap CRD. ���

�

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Alshirah, M. H., Abdul Rahman, A., & Mustapa, I. R. (2020). Board of directors� characteristics and corporate risk disclosure: the moderating role of family ownership. EuroMed Journal of Business, 15(2), 219�252. https://doi.org/10.1108/EMJB-09-2019-0115 Google Scholar

 

Darussamin, A. M., Ali, M. M., Ghani, E. K., & Gunardi, A. (2018). The effect of corporate governance mechanisms on level of risk disclosure: Evidence from Malaysian government linked companies. Journal of Management Information and Decision Sciences, 21(1), 1�20. Google Scholar

 

Dey, R., Hossain, S., & Rezaee, Z. (2018). Financial Risk Disclosure and Financial Attributes among Publicly Traded Manufacturing Companies: Evidence from Bangladesh. Journal of Risk and Financial Management, 11(3), 50. https://doi.org/10.3390/jrfm11030050 Google Scholar

 

Gotri, S. K., & Syafruddin, M. (2019). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Risiko Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017). Diponegoro Journal of Accounting, 8(2), 1�15. Google Scholar

 

Habtoor, O. S., Hassan, W. K., & Aljaaidi, K. S. (2019). The impact of corporate ownership structure on corporate risk disclosure: Evidence from the Kingdom of Saudi Arabia. Business and Economic Horizons, 2, 325. https://liverpool.idm.oclc.org/login?url=https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=edsgao&AN=edsgcl.606943902&site=eds-live&scope=site Google Scholar

 

Kakanda, M. M., Salim, B., & Chandren, S. a/p. (2017). Corporate Governance, Risk Management Disclosure, and Firm Performance: A Theoretical and Empirical Review Perspective. Asian Economic and Financial Review, 7(9), 836�845. https://doi.org/10.18488/journal.aefr.2017.79.836.845 Google Scholar

 

Krisnauli, & Hadiprajitno, B. (2014). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang. Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1�13.

 

Kurniawanto, H., Suhardjanto, D., Bandi, & Agustiningsih, S. W. (2017). Corporate governance and corporate risk disclosure: Empirical evidence of non-financial companies listed  in Indonesia Stock Exchange. Review of Integrative Business and Economics Research, 6(4), 255�270. https://liverpool.idm.oclc.org/login?url=https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ecn&AN=1687190&site=eds-live&scope=site http://buscompress.com/view-articles.html Google Scholar

 

Mukhibad, H., Nurkhin, A., & Rohman, A. (2020). Corporate governance mechanism and risk disclosure by Islamic banks in Indonesia. Banks and Bank Systems, 15(1), 1�11. https://doi.org/10.21511/bbs.15(1).2020.01 Google Scholar

 

Rifani, D. R., & Astuti, C. D. (2019). Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Dan Pengungkapan Risiko. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 14(1), 1. https://doi.org/10.25105/jipak.v14i1.5010 Google Scholar

 

Saggar, R., & Singh, B. (2017). Corporate governance and risk reporting: Indian evidence. Managerial Auditing Journal, 32(4�5), 378�405. https://doi.org/10.1108/MAJ-03-2016-1341 Google Scholar

 

Saskara, I. P. W., & Budiasih, I. G. A. N. (2018). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas pada Pengungkapan Manajemen Risiko. E-Jurnal Akuntansi, 24(2018), 1990. https://doi.org/10.24843/eja.2018.v24.i03.p13 Google Scholar

 

Wardhana, A. A., Cahyonowati, N., Akuntansi, J., Ekonomika, F., & Diponegoro, U. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko (Studi Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Diponegoro Journal of Accounting, 2(3), 155�168. Google Scholar

 

Wijaya, R., & Cahyonowati. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Pengawasan Dewan Komisaris Pada. Dipenogoro Journal of Accounting, 3, 1�11. Google Scholar

�

Copyright holder:

Ahmad Badiuzzamani, Devi Puspitasari, Dhea Ramadani Mirwan, Shafira Meidita Subhan (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: