Vol. 7, No.
6, Juni 2022
PENERAPAN TEKNIK DAYLIGHTING SEBAGAI KONSEP SAINS BANGUNAN PADA DESAIN BANGUNAN KARYA NORMAN FOSTER
X Furuhitho, Veronika Widi Prabawasari, Apidianto, Liliek Setiawan HP
Program Studi Arsitektur, Universitas Gunadarma, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Proses perancangan suatu bangunan sangat berkaitan dengan konsep yang dikemukakan sangat bergantung
pada wawasan yang dimiliki
oleh seseorang. Arsitek
yang berbekal sains bangunan dan lingkungan akan memiliki ciri
khas dalam menghasilkan karya bentuk arsitekturnya. Tujuan penelitian adalah memahami teknik daylighting. implementasi teknik daylighting pada desain bangunan karya Norman Foster, dan
mengetahui penerapan teknik dayligthing pada bangunan Beijing Capital International Airport, London
Stansted Airport, serta Swiss Re Headquarters. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif eksploratif
dan evaluatif dengan penekanan pada studi empiris terhadap bangunan rancangan Norman Foster dalam mengaplikasikan Teknik
daylighting dan konsistensi pada prinsip
estetika desain arsitekturnya. Teknik daylighting merupakan
teknik penerangan/pencahayaan alami dengan memanfaatkan cahaya alami yang dihasilkan oleh sumber energi terbesar, yaitu matahari. Beijing Capital
International Airport memanfaatkan skylight sebagai bentuk pemanfaatan cahaya alami pada lantai atas dan bentuk konservasi energi, London
Stansted Airport memiliki kolom-kolom
yang mendukung kanopi atap
yang dilengkapi dengan
skylight untuk membiarkan cahaya matahari masuk menerangi ruangan, serta Swiss Re
Headquarters menggunakan curtain wall sebagai fasad bangunan
sebagai bentuk pemanfaatan cahaya matahari.
Kata Kunci: Daylighting; Sains Bangunan; Norman Foster
Abstract
The process of designing a
building is closely related to the concepts put forward, depending on the
insight possessed by a person. Architects who are armed with building and
environmental science will have a characteristic in producing works of
architectural forms. The research aim is to understand daylighting techniques.
implementation of daylighting techniques in building designs by Norman Foster,
and knowing the application of daylighting techniques to buildings of Beijing
Capital International Airport, London Stansted Airport, and Swiss Re
Headquarters. The methodology used is an exploratory and evaluative qualitative
approach with an emphasis on empirical studies of buildings designed by Norman
Foster in applying daylighting techniques and consistency to the aesthetic
principles of architectural design, namely symmetrical balance, rhythm, and
scale. Daylighting technique is a technique of lighting / natural lighting by
utilizing natural light produced by the largest energy source, namely the sun.
Beijing Capital International Airport utilizes skylights as a form of utilizing
natural light on the top floor and as a form of energy conservation, London
Stansted Airport has columns that support the roof canopy which is equipped
with skylights to let sunlight enter the room, and Swiss Re Headquarters uses
curtain walls as the facade of the building as a form of utilization of
sunlight.
Keywords: Daylighting; Building Science;
Norman Foster
Pendahuluan
Proses perancangan suatu bangunan sangat berkaitan dengan konsep yang dikemukakan. Kesanggupan membangkitkan suatu konsep sangat bergantung pada wawasan yang dimiliki oleh seseorang dalam menentukan sebuah desain perancangan (Dharma, 1998). Lebih
jauh, konsep menunjukkan suatu intelektualitas seorang arsitek dalam memaknai
sains yang dikemukakan dalam bentuk desain
perancangan. Semakin tinggi wawasan yang dimiliki oleh seorang arsitek akan menunjukkan
tingginya makna yang terkandung dalam setiap ide-ide perancangan.
Alam
semesta telah banyak memberikan pelajaran kepada manusia. Pelajaran alam semesta tidak cukup
terungkap hanya dengan hasil penelitian
para saintis mengenai seluk beluk alam
semesta ini sedalam-dalamnya, karena alam tetap alam
dan manusia yang harus memanfaatkan dan kompromi dengan kekuatan sains alam (Mintorogo, 1999). Elemen
alam turut serta dalam perubahan
visi dan misi kehidupan manusia. Beberapa elemen alam, seperti api,
bumi, udara, air, radiasi, dan energi telah menjadi inspirasi
berbagai pihak usaha pengungkapan visi dan misi. Salah satunya adalah visi dan misi dalam
pemanfaatan energi.
Strategi hemat energi merupakan bagian salah satu sains bangunan dan sains lingkungan yang masih banyak diterapkan
oleh banyak para arsitek di
berbagai dunia. Arsitek
yang berbekal sains bangunan akan sangat berbeda dalam menghasilkan
karya - karya bentuk arsitektur. Tiap arsitek pun juga turut mengimplementasikan visi dan misi tertentu
(yang paling lazim hemat energi, ramah lingkungan
hidup) dalam menghasilkan suatu karya arsitektur. Salah satu arsitek terkenal
yang selalu mengaplikasikan
ilmu sains dan lingkungannya, yaitu Norman
Foster.
Norman Foster merupakan seorang arsitektur kelahiran Manchester yang berlatar
belakang ilmu sains bangunan dan lingkungan yang sangat kuat banyak dipakai sebagai konsep desain baik dalam
tahap gagasan maupun ide-ide perancangannya.
Norman Foster berdasarkan pada pemikiran
�meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi
atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya� memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. Kemampuannya
untuk mengoptimasikan sistem tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistem tata udara buatan-alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi mampu terlaksana
dengan baik. Credo form
follows function bergeser menjadi
form 9 follows energy yang berdasarkan pada prinsip konservasi energi (non-renewable resources) merupakan
konsep sains bangunan dan lingkungan yang banyak terdapat pada karya-karyanya (Priatman,
2002).
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat kualitatif eksploratif dan evaluatif dengan penekanan pada studi empiris terhadap
bangunan rancangan Norman
Foster. Pada dasarnya metode
analisis yang digunakan
pada dilakukan dengan menyusun objek-objek penelitian yang telah dikumpulkan untuk kemudian dicari persamaan dan perbedaannya, sehingga dapat dilihat rumusan karakter yang ada pada rancangan bangunan Norman Foster.
Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan mengenai sosok Norman Foster dan karya-karyanya.
Penelitian ini dimaksudkan
untuk mencari karakter dari beberapa
karya arsitektur dari Norman Foster. Dalam penelitian ini, style seorang arsitek diintrepretasikan dari hasil rancangannya dan dari proses desain yang dilakukannya. Seperti halnya beberapa bangunan karya-karya Frank Lloyd
Wright, dianalisis, lalu disimpulkan bahwa style dari seorang arsitek
dapat diidentifikasi dari banyaknya pengulangan elemen arsitektural pada bangunan (Chan, 1992). Hal ini
disebabkan oleh adanya replikasi dari kesamaan design constraints, prinsip,
metode, dan urutan yang sama yang dilakukan dalam proses desain.
Metode kualitatif eksploratif
dengan menganalisis 3 (tiga) karya Norman Foster dari konsep desainnya
dan penerapan teknik daylighting
yang mempertimbangkan aspek
klimatologi dan ekologi terhadap eksistensi bangunannya dengan cara : mengaplikasikan sistem lingkungan pada bangunan yang didasarkan konservasi energi dalam bangunan (energy
conservation in building), mengaplikasikan berbagai teknik tata cahaya alami, teknologi
kontrol pencahayaan baik secara pasif/
aktif, serta mengaplikasikan sistem kontruksi pada bangunan yang didasarkan pada sistem dan konservasi berbagai material dalam bangunan untuk pencapaian sinkronisasi antara struktur dan sains.
Metode Evaluatif pada penelitian ini dengan menganalisis dari ke-3 (ketiga) karya Norman Foster didasarkan
pada prinsip estetika desain arsitektur (Ching, 2015), yaitu:
a.
Keseimbangan
simetri, adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana perhatian visual
dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat perhatian) adalah
sama
b. Irama, adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau
perasaan yang terdalam. Didalam seni estetika, irama merupakan suatu obyek yang
ditandai dengan sistim pengulangan secara teratur
c. Skala, adalah suatu system pengukuran (alat pengukur) yang
menyenangkan, dapat dalam satuan apa saja dari unit-unit yang akan diukur.
Dalam arsitektur yang dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara
bangunan beserta komponen-komponennya dengan manusia.
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan terhadap karya-karya Norman
Foster menunjukkan bahwa
Foster termasuk kedalam profil arsitek The Rebel. The
Rebel adalah profil arsitek yang senantiasa mencari terobosan-terobosan baru, mencoba menciptakan
langgam-langgam baru, mencoba menciptakan citra baru dalam
arsitektur. Hal ini ditunjukkan dengan arsitek Sir Norman Foster selalu mengaplikasikan teknik daylighting
pada karya-karyanya. Foster selalu
menghadirkan skylight disetiap
karyanya untuk merefleksikan cahaya-cahaya alami sebanyak dan sedalam mungkin kedalam interior bangunan. Dalam penelitian ini, membahas teknik
daylighting dalam konsep
sains bangunan dan lingkungan pada 3 (tiga) karya Norman Foster, yaitu : Beijing Capital International Airport, London Stansted
Airport dan Swiss Re Headquarters
A. Beijing Capital International Airport
Beijing Capital International Airport
adalah bangunan bandar udara internasional di Cina yang dirancang untuk membangkitkan semangat, menyambut Olympiade Beijing 2008.
Gambar 1. Beijing
Capital International Airport
Sumber: (Foster, 2008)
Teknik daylighting sebagai konsep sains lingkungan dan sains bangunan menjadi ciri khas
sang arsitek pada bangunan
Beijing Capital International Airport, dimana menggabungkan berbagai konsep hemat energi
pasif seperti skylight
berorientasi arah datangnya sinar matahari dan sistem kontrol lingkungan terintegrasi yang meminimalkan konsumsi energi dan emisi karbon.
Dengan konsep iconic
design, Foster mengangkat sebuah
ikon simbol kebanggan dan kemegahan bangsa Cina sebagai ide bentuk desainnya, yaitu naga. Desain ini menggunakan bentuk-bentuk yang secara historis telah dicoba dan diterima oleh masayarakat tradisional, yakni bentuk naga
yang menjadi ikon negara tersebut.
Gambar 2. Sketsa Konsep dan Desain Beijing
Capital International Airport
Sumber: (Foster P. N.,
2022)
Bandara dengan
atap aerodinamis dengan bentuk naga dan didukung dengan konstruksi bangunan yang mengandung unsur-unsur simbol, tradisi, dan mitos kebudayaan pada masyarakat Cina ini memberikan sensasi penerbangan yang kuat dan membangkitkan kebanggaan akan tradisi dan simbol Cina.
Gambar 3. Analogi sisik Naga
B. Implementasi Teknik Daylighting
Simbol Naga ini terlihat pada bagian atapnya, skylight-skylight yang terdapat
pada atap menyerupai sisik naga cina. Foster mendesain skylight-skylight pada atap bangunan sebagai bentuk pemanfaatan cahaya alami dan bentuk konservasi energi agar cahaya yang didapat maksimal dan ruangan tidak panas,
yaitu dengan mengorientasikan skylight langsung
ke arah matahari
terbit.
Desain pasif
optimasi skylight di atap memberikan
cahaya alami dari lantai atas
yang juga berorientasi untuk
memaksimalkan keuntungan awal matahari pagi,
menyediakan pemanas surya pasif untuk
ruang. Kombinasi fitur lingkungan pasif dan aktif dalam sistem kontrol
lingkungan yang terintegrasi
akan meminimalkan konsumsi energi mengurangi biaya operasional bangunan.
Gambar 4. Orientasi Skylight Pada Matahari Terbit
Sumber: (Foster P. N.,
2022)
Gambar 5. Ruang Luar Dan Ruang Dalam Bangunan
Sumber: (Foster P. N.,
2022)
Dalam hal konstruksi dioptimalkan dengan menggunakan bahan yang dipilih berdasarkan ketersediaan lokal, fungsi, keterampilan lokal dan rendahnya biaya pengadaan. Konstruksi Atap pada bangunan ini menggunakan
rangka baja space truss
dengan logam berwarna dan lubang berbentuk segitiga.
Gambar 6. Skala Monumental
Dari Dalam Bangunan
Sumber: (Foster N. ,
2008)
Konstruksi atap dibentuk lengkung dengan sehingga menciptakan ketinggian yang megah dan skala monumental di ruang dalamnya.
C. London Standsted Airport
Bandar udara
Stansted London adalah sebuah
bandar udara penumpang besar dengan landasan
pacu tunggal dan berhubungan bagi beberapa maskapai penerbangan Eropa bertarif rendah. Bandar udara ini terletak
di Distrik Uttlesford, Essex kira-kira
30 mil (48 km) timur laut
London. Bandar udara Stansted dimiliki
dan dioperasikan oleh BAA dan juga merupakan bandar udara terpadat ke-3 di London setelah Heathrow
dan Gatwick. Bandar Udara Stansted memiliki CAA Public
Use Aerodrome Licence (Number P529) yang mengizinkan penerbangan untuk transportasi penumpang atau untuk latihan menerbangkan
pesawat. Tahun 2005,
Stansted telah digunakan hampir 22 juta penumpang dengan beberapa maskapai penerbangan, seperti Ryanair dan
easyJet memiliki basis di Stansted. Bandar udara ini diberi
nama dari sebuah desa kecil,
Stansted Mountfitchet.
Gambar 7. London
Stansted Airport� (Davis,
1991)
Konsep desain London
Stansted Airport termasuk ke
dalam kategori jenis konsep analogi
dan metafora. Kombinasi antara kedua konsep
ini ditunjukkan dengan sifat dan bentuk struktur bangunan yang menyerupai pohon. Konsep analogi
merupakan konsep yang mengidentifikasi hubungan sifat khas suatu
benda dengan desain.
Gambar 8. Analogi Pohon Dan Transformasinya (Davis,
1991)
Konsep metafora merupakan konsep yang menggunakan ungkapan �bagaikan� atau �seperti� untuk mengidentifikasikan suatu hubungan antara benda tertentu dengan desain. Konsep analagi menjadi inspirasi penerapan teknik daylighting, dimana dianalogikan dari sifat pohon
yang dapat ditembus cahaya matahari melalui celah daun,
sedangkan konsep metafora terlihat dari struktur kolom
penopang kanopi yang terinspirasi dari bentuk pohon.
D. Implementasi Teknik Daylighting
Ide bentuk dari sebuah pohon
pada Bandara Stansted dianalogikan sebagai sebuah kolom struktur yang menopang atap (atap merupakan analogi dari daun-daun).
Layaknya sebuah pohon, terdapat celah-celah daun yang kemudian dilalui cahaya matahari. Pada desain Stansted London Airport, Foster kembali
memanfaatkan sumber energi alami sebagai
bentuk konservasi energi dengan menggunakan
skylight-skylight pada atap bangunan. Pemanfaatan sumber-sumber daya energi dengan
daya guna yang lebih tinggi dengan
mempergunakan cara-cara
yang mempunyai kelayakan teknis, dapat dibenarkan
secara ekonomis, tidak mengganggu lingkungan, dan dapat diterima oleh masyarakat �(Muslim, 2008)
Gambar 9. Penerapan Teknik Daylighting Pada Bangunan
Selain itu, desain Bandara Stansted mengubah semua aturan desain
terminal bandar udara pada umumnya.
Ketinggian plafon normal di
terminal bandara adalah sekitar enam meter. Untuk mempertahankan kesatuan visual ruang, ruang utama bandara
Stansted didesain dua kali lebih tinggi. Ketinggian
ekstra diperlukan, bukan hanya untuk
alasan estetika, tetapi karena bermanfaat
sebagai penampung asap, memungkinkan banyak waktu bagi bangunan
untuk dievakuasi sebelum asap mencapai permukaan lantai. Asap dapat dikeluarkan tidak ke atas
tetapi ke bawah, melalui bagian atas saluran
di tengah setiap pohon struktural.
Batang pohon tidak hanya menopang
cabang, tetapi juga memberikan nutrisi dari tanah ke
daun; dan begitulah, dengan analogi, dengan pohon struktural
di Stansted yang berfungsi sebagai
kolom struktur bangunan. Karena tidak ada layanan mekanik
atau listrik di langit-langit atau dinding, udara, cahaya, dan listrik harus dikirim ke
shaft utama dari bagian bawah melalui
saluran di batang pohon. Empat saluran
pasokan udara persegi panjang, diatur dalam box bujur sangkar, membentuk dinding saluran udara balik
pusat yang mengalir ke ruang tahan
api di bagian bawah.
Gambar 10. Kolom
Struktur menjadi Kolom Utilitas Bangunan
Kolom-kolom struktur ini juga mendukung kanopi atap untuk menahan hujan dan membiarkan cahaya masuk. Sepenuhnya cahaya matahari masuk namun tidak
menyilaukan dan menyengat, cahaya terus berubah
setiap jam sesuai dengan posisi matahari
memberikan dimensi energi cahaya yang signifikan untuk keuntungan ekonomi, dimana menyebabkan biaya operasional yang lebih efisien, Stansted telah menjadi model bagi para perencana bandara dan desainer di seluruh dunia.
E. Swiss Re Headquarters
Swiss Re Headquarters merupakan bangunan tinggi pertama di London yang ramah lingkungan. Ketinggian bangunan ini mencapai 180 m yang berfungsi sebagai gedung perkantoran yang dilengkapi fasilitas penunjang berupa pertokoan dan kafe-kafe yang mudah diakses oleh masyarakat kota London. Bangunan Swiss Re Headquarters yang terdiri
dari 41 lantai dengan luas total 46.000 m2 ini menjadi terkenal
di London akan keramahannya
karena dalam desain ruangnya memadukan unsur arsitektur, sosial dan spasial. Selain itu, panorama spektakuler ibukota London dapat dinikmati pada bagian puncak bangunan ini.
Gambar 11.� Swiss Re Headquarters Dan Panorama Dari Puncak Bangunan
Swiss Re Headquarters yang kemudian dikenal dengan �The Gherkin� pada tahun
2013 mendapat penghargaan sebagai Gedung Pencakar Langit dengan Bentuk
yang Unik dari Council
on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH). Keunikan
Gedung Swiss Re Headquarters karena bentuknya yang meruncing dengan struktur penyangga diagonal, ruang sosial internal berventilasi alami yang memberikan kenyamanan penggunanya sekaligus memberikan penghematan energi pada bangunan serta dilengkapi dengan ruang publik yang luas dan terlindungi dengan aman (Rosenfield, 2013).
Gambar 12. Ide Bentuk Dan Transformasi Desain
Swiss Re Headquarters menunjukkan bahwa bangunan ini termasuk
ke dalam ketegori jenis konsep analogi (analogic design)
pada bentuk-bentuk alam, analogi terhadap sifat pergerakan angin. Foster terinspirasi oleh desain pesawat terbang dengan bentuk yang memanjang berinteraksi dengan angin. Oleh karena itu, bentuk
bangunan ini didasarkan pada sifat pergerakan angin yang mengenai bangunan melingkar dengan ujungnya mengecil akan menurunkan defleksi angin. Konsep analogi merupakan konsep yang mengidentifikasi hubungan sifat khas suatu
benda dengan desain
Swiss Re Headquarters direncana melingkar, dengan geometri radial, bangunan melebar dalam profil seperti
naik dan mengecil menuju puncaknya. Profilnya mengurangi defleksi angin dibandingkan dengan menara bujursangkar
dengan ukuran hampir sama, membantu
untuk mempertahankan lingkungan yang nyaman dan menciptakan perbedaan tekanan eksternal yang dimanfaatkan dengan menggerakkan sistem ventilasi alami yang unik (Christiaanse, 2007)
Gambar 13.� Studi Massa Terhadap Sirkulasi Udara Dan Cahaya Matahari Dengan Menggunakan Maket
F. Implementasi Teknik Daylighting
Ide bentuk
Swiss Re Headquarters merupakan gagasan
yang muncul akan penanggulangan deflaksi yang terjadi dari sebuah
bangunan tinggi. Pada tiap lantainya terdapat void yang mengulir, hal ini bertujuan
sebagai sirkulasi cahaya yang masuk dari bagian atas
bangunan.
Pemanfaatan sumber energi alami dari
cahaya matahari dengan menggunakan curtain
wall pada fasad bangunan
sebagai bentuk pemanfaatan cahaya alami. Cahaya matahari
yang menjadi sumber penerangan pada ruangan di dalam Gedung, dapat menghemat sumber energi listrik tiap harinya. Pemanfaatan
pencahayaan alami pada karya Norman Foster ini merupakan salah satu bentuk konservasi energi.
�
Gambar 14. Suasana Interion Bangunan Di
Ruang Kerja Dan Restoran
Yang Mengandalkan Cahaya Alami
Bangunan ini menjadi unik karena
menggunakan 2 struktur utama, yaitu struktur
diagrid dengan double helix untuk menahan beban
horizontal dan gravitasi serta
struktur inti (core) untuk
menahan beban gravitasi. Selain itu keunikan bangunan
ini juga terletak pada sistem ventilasi udara dengan double skin shell serta rotasi tiap
lantai untuk menghubungkan bangunan ini dengan sumber
cahaya vertikalnya.
Gambar 15. Struktur Diagrid Dan Struktur
Inti Pada Bangunan
Struktur diagrid ini menjadikan solusi structural yang
unik dengan bentuk bangunan yang inovatif, menciptakan bentuk aerodinamis untuk mengurangi efek angin serta
dapat menahan beban internal dan eskternal dari bangunan ini.
Selain menerapkan teknik daylighting dalam setiap perancangannya, Norman
Foster tetap menerapkan prinsip estetika desain arsitektur pada ke-3 karyanya tersebut di atas. Prinsip desain
arsitektur yang sangat menonjol
dari setiap karya Norman Foster adalah Keseimbangan simetrik, Irama dan Skala.
Karya Norman Foster |
Kesimbangan Simetrik |
Irama |
Skala |
||||||
Beijing Capital
International Airport |
Pemotongan yang dilakukan
terhadap sumbu aksis akan menghasilkan
bentuk dan ukuran yang sama besar antara
bagian kiri dan bagian kanan. Selain itu, tiap
elemennya memiliki pola yang sepasang-sepasang
yang diulang pada bagian kiri dan kanan garis sumbu aksis |
Bangunan Beijing Capital
International Airport memiliki irama
yang dinamis yang ditunjukkan
dengan pengulangan bentuk/garis dengan jarak, peletakan, dan dimensi yang berbeda pada setiap detail bangunanny |
�Skala Monumental dalam
bangunan bersifat tak terduga yang memberi kejutan kepada penikmatnya. Pusat perhatian yang dimiliki bangunan Beijing Capital International Airport saat pertama kali melihat adalah bagian atap yang memanfaatkan skylight.
Adanya skylight� ini memberikan cahaya alami di lantai atas sehingga memberikan refleksi penerangan alami terhadap seluruh ruangan |
||||||
London Standsted Airport |
Keseimbangan pada bangunan
London Standsted Airport ini
termasuk ke dalam kategori formal simetris. Adanya pemotongan dilakukan terhadap sumbu aksis akan menghasilkan
bentuk yang sama besar dan seimbang antara bagian kiri dan bagian kanan bangunan. Selain itu, pola
pengulangan pada tiap elemennya sepasang-sepasang
pada bagian kiri dan kanan garis sumbu aksis |
Bangunan London Standsted
Airport memiliki irama
yang statis yang ditunjukkan dengan
pengulangan bentuk, pengulangan garis dan pengulangan
dimensi pada setiap
detail bangunannya. Selain
itu, irama terbuka juga dimiliki bangunan ini karena terjadi pengulangan bentuk atau garis pada jarak yang sama tanpa permulaan
atau pengakhiran dari tiap bangunannya |
Skala yang dimiliki bangunan London Standsted Airport ini termasuk ke dalam
kategori monumental yang kelihatan
megah. Norman Foster menerapkan
bangunan utama dengan ukuran yang lebih besar daripada
ukuran bangunan disekitarnya. Pada bagian langit-langit memanfaatkan
skylight. Adanya skylight
�ini
memberikan cahaya alami ke lantai
atas sehingga memberikan refleksi penerangan alami terhadap seluruh ruangan |
||||||
Swiss Re
Headquarters |
Keseimbangan yang terdapat
pada bangunan Swiss Re Headquarters termasuk ke dalam
kategori jenis keseimbangan radial.
Keseimbangan radial adalah
simetri yang mengelilingi
suatu titik pusat. Bangunan ini memiliki semua elemen desain mengelilingi titik pusat |
Bangunan Swiss Re Headquarters memiliki irama yang dinamis yang ditunjukkan dengan pengulangan bentuk, pengulangan garis dan pengulangan dimensi pada setiap detail bangunannya.
Selain itu,
irama tertutup juga dimiliki bangunan ini karena Foster mengubah ukuran pada unit bagian akhirnya |
Bangunan Swiss Re Headquarters ini termasuk ke dalam kategori
skala monumental dengan bangunan utama dengan ukuran yang lebih besar daripada
ukuran bangunan disekitarnya dan kelihatan megah. |
Kesimpulan
Karya bangunan/arsitektur yang didesain para arsitek dengan latar belakang ilmu sains bangunan
dan lingkungan yang tinggi akan menghasilkan ciri-ciri bentuk arsitektur yang reality, tecnology,
fungsional, dan served. Norman Foster adalah arsitek yang mencoba menciptakan citra baru dalam
arsitekturnya dalam usaha konservasi energi. Arsitek Sir Norman Foster
selalu mengaplikasikan teknik daylighting pada karya-karyanya.
Teknik daylighting ini dikombinasikan dengan sistem kontruksi yang didasarkan pada sistem dan konservasi berbagai material dalam bangunan untuk pencapaian sinkronisasi antara struktur dan sains sehinggga menghasilkan karya yang spektakuler.
Beijing Capital International Airport memanfaatkan
skylight sebagai bentuk
pemanfaatan cahaya alami pada lantai atas dan bentuk konservasi energi, London
Stansted Airport memiliki kolom-kolom
yang mendukung kanopi atap
yang dilengkapi dengan
skylight untuk membiarkan cahaya matahari masuk menerangi ruangan, serta Swiss Re
Headquarters menggunakan curtain wall sebagai fasad bangunan
sebagai bentuk pemanfaatan cahaya matahari.
Selain penekanannya pada teknik daylighting yang menjadikan
Foster peka terhadap konservasi energi, Foster juga masih memperhatikan prinsip estetika dalam setiap karya desainnya.
Style karya Norman Foster dapat
diidentifikasi dari desainnya yang memiliki keseimbangan simetris, irama yang dinamis dan skala yang monumental. Teknik daylighting yang dipadukan dengan 3 (tiga) prinsip estetika
desain arsitektur ini menghasilkan karya yang unik dengan bentuk yang elegan.
BIBLIOGRAFI
Chan, C. (1992). Exploring Individual Style
Through Wright's Design. Journal of Architectural and Planning Research,
207 - 238.
Ching, F. D. (2015). Architecture : Form
Space and Order (Fourth Edition). Hoboken, New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.
Christiaanse, K. (2007). 30 St. Mary Axe
Built Identity : Swiss Re's Corporate Architecture. Basel: Birkhäuser,
139-166.
Davis, C. (1991, May 9). Foster's
Stansted : How it was bulit. Retrieved from Architectural-review: https://www.architectural-review.com/archive/fosters-stansted-how-it-was-built
Dharma, A. (1998). Teori Arsitektur 3.
Depok: Penerbit Gunadarma.
Foster, N. (2008). Beijing Airport.
Retrieved from Archdaily: https://www.archdaily.com/1339/beijing-airport-foster-partners
Foster, P. N. (2022). International
Airport, Beijing. Retrieved from Arquitecturaviva: https://arquitecturaviva.com/works/aeropuerto-internacional-de-pekin-3
Mintorogo, D. S. (1999). Peran Sains
Bangunan dan Sains Lingkungan terhadap Bentuk Arsitektur. Dimensi. Journal
of Architecture and Built Environment, 57-64.
Muslim, E. (2008). Konservasi Energi. Konservasi
Energi, 1-13.
Priatman, J. (2002). Energy-Efficient
Architecture : Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau. Dimensi. Journal
of Architecture and Built Environment, 167-175.
Rosenfield, K. (2013, July 24). The
Gherkin Receives CTBUH�s Inaugural 10 Year Award. Retrieved from Archdaily:
https://www.archdaily.com/406794/the-gherkin-receives-ctbuh-s-inaugural-10-year-award
Copyright holder: X Furuhitho, Veronika Widi Prabawasari, Apidianto, Liliek Setiawan HP (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |