Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
IMPLEMENTASI
PENDEKATAN PUBLIC RELATIONS POLITIK WALIKOTA DAN
WAKIL WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERIODE 2021 � 2026 DALAM MENGELOLA ISU PUBLIC
Taofik Hidayat, Fal Harmonis
Departemen
Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta,
Jakarta Selatan,
Indonesia
Email: [email protected], harmonis64@gmail.com
Abstrak
Pendekatan Public Relations Politik menjadi sebuah nilai yang
penting bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Karena hal ini membua dimana
Pemerintah Kota Tangsel ingin membentuk sebuah situasi kedekatan, harmonisasi,
terbuka, saling percaya antara Pemerintah dan Masyarakat agar tidak adanya isu � isu negative yang
berkembang di masyarakat, yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan
sehingga dapat merusak atau hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemimpinnyat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan implementasi pendekatan
public relations walikota dan wakil walikota Tangerang selatan dalam mengelola
isu publik. Metode yang digunakan Analisis isi kualitatif bersifat deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan sejauh ini pendekatan Public Relation politic
berjalan dengan baik sehingga menghasilkan penghargaan khusus serta tentunya
tidak banyak isu � isu negative yang berkembang di masyarakat.
Kata Kunci: Pemerintah Kota Tangsel, Komunikasi Politik, PR Politik
Abstract
The Political Public Relations approach is an important
value for the South Tangerang City Government. Because this is why the Tangsel City Government wants to form a situation of
closeness, harmonization, openness, mutual trustbetween
the Governmentand the Community so that there are no
negative issues that develop in the community, the truth of which cannot be
accounted for so that it can damage or lose public trust in its leader. The
purpose of this study is to explain the implementation of the public relations
approach of the mayor and deputy mayor of South Tangerang in managing public
issues. The method used Qualitative content analysis is descriptive. The
results show that so far the Public Relations politics
approach is going well so that it produces special awards and of course there
are not many negative issues that develop in society.
Keywords: Tangsel City Government,
Political Communication, Political PR
Indonesia saat ini disebut sebagai negara berkembang dengan sistem
demokrasi. Salah satu ciri negara demokrasi tentunya kedaulatan berada ditangan
rakyat. Hal itu, tertuang dalam pembukaan Undang � Undang Dasar 1945, dimana
kekuasaan suatu negara demokrasi berada ditangan rakyat untuk kepentingan
bersama. Salah satu ciri lainnya negara demokrasi adalah diselenggarakannya
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang terjadwal dan berperiode. Salah satunya
Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan dengan dinamika politik
yang ada akhirnya memunculkan wajah lama dan baru, yang dibicarakan sebagai dua
sosok yang mempunyai pengalaman dan inovasi yaitu terpilihnya Benyamin Davnie
dan Pilar Saga Ichan sebagai Walikota dan Wakil Walikota periode 2021 � 2026. Dalam
menjalankan roda pemerintahan yang sudah hampir 1 tahun lebih tentunya banyak
tuntutan atau isu yang membuat Kepala Daerah harus aware dan secepatnya
melakukan penanggulangan atau pengelolaan isu itu sendiri.
Pengelolaan isu publik merupakan hal yang penting dalam menjaga
stabilitas pemerintahan. Peran public relations diperlukan dalam membantu
menjawab dan mengelola isu publik yang berkembang terutama di era arus
informasi seperti saat ini yang di mana segala informasi dapat diakses dengan
berbagai macam cara dan dimudahkan dengan perangkat digital / melalui
handphone yang terkoneksi internet, namun kemudahan mengakses informasi yang
beredar juga bisa berbading lurus dengan kurangnya kualitas dalam pemberitaan dikarenakan
bisa saja informasi yang diakses tidak bersumber dari sumber yang kredibel di
tambah lagi perbincangan di media sosial terkait isu membuat tingkat keakuratan
informasi yang didapat menjadi semakin tidak akurat. Informasi yang tidak
akurat disebabkan peredaran informasi dimasyarakat terkesan simpang siur akan
berdampak buruk jika yang disasar ialah pemerintah, karena akan mempengaruhi
kepuasan publik, Perubahan nilai kepuasan publik bergantung pada bagaimana
pemerintah mengelola isu-isu publik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat. Maka dari latar belakang ini tertarik untuk mengetahui bagaimana
implementasi pendekatan Public Relations Politik Walikota dan Wakil
Walikota Tangerang Selatan Periode 2021 � 2026 dalam mengelola isu Public?
Bagaimana masyarakat melihat Pendekatan Public Relations Politik Walikota dan
Wakil Walikota Tangerang Selatan Periode 2021 � 2026?
Ada sejumlah penelitian yang membahas Public Relations Politik.
Berikut lima penelitian terdahulu terkait Analisis
Pubric Relations Politik.
1. Media Online
dan Kerja Digital Public Relations Politik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Peneliti: Asep Bidin Rosidin
dan Abdul Hamid (Universitas Paramadina Jakarta). Jurnal Ilmiah Ilmu
Komunikasi Vol. 19 No. 2. 2020. Hasil Penelitian, menghasilkan fakta bahwa public relationspolitiktelah memanfaatkan
media baru untuk menyebarkan informasi dengan cepat dan menyeluruh sesuai karakteristik media baru yang dapat diakses secara
global dan efisien.
2.
Publik Relations Politik
Partai Keadilan Sejahtera dalam Pemilukada Jawa Barat. Peneliti: Khoiruddin Muchtar dan Aliyudin Aliyudin (UIN Sunan Gunung Jati
Bandung). Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No.1 2019. Hasil Penelitian,
Public Relations politik di internal Partai Keadilan Sejahtera dilakukan dengan membangun kebersamaan dan konsolidasi sekaligus dengan pembinaan kader secara kekeluargaan
dan kesetaraan. Komunikasi
internal PKS mulai dibenahi
dan dikondisikan, terutama dalam penyebaaran informasi di internal PKS. Komunikasi
eksternal PKS dilakukan dengan membangun citra positif partai,
membangun koalisi dengan partai lain,
dan mensosialisasikan karakteristik
Calon Gubernur Jawa Barat sehingga bisa diterima
oleh masyarakat.
3. Penerapan Konsep Marketing Public Relation Sebagai Strategi Pemasaran Politik dalam Kampanye
Politik. Peneliti:� Yunidyawati Azline (Universitas Bina Sarana Informatika).
Jurnal Akrab Juara Vol. 3 No.4 2020. Hasil Penelitian,
Sebuah konsep pemasaran politik (political marketing)
tentu tidak bisa terlepas dari
dukungan SDM yang loyal dan profesional,
serta�� pemanfaatan�� bidang�� PR, dalam�� hal�� ini�� tentu�� PR yang�� mendukung
marketing�� yaitu
Marketing�� Public�� Relation (MPR). Konsep
marketing public relations adalah celah
yang menguntungkan tersebut,
karena dengan mengandalkan kekuatan utama mereka yaitu
kader, maka setiap partai politik
mampu melakukan strategi kampanye politik dengan� menggunakan
konsep pemasaran politik (political marketing).
4. Peran Tim
Humas: Studi Kasus Pengelolaan Citra Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Era Digital. Peneliti:
Novian Anata Putra dan Ema Oktoviani Raharjo (Ilmu Komunikasi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta). Jurnal
Pekommas, Vol.5 No.2. 2020. Hasil Penelitian,
Munculnya temuan besar bahwa citra
pemimpin daerah tidak hanya dikelola
humas pemerintah daerah, sudah selayaknya dijadikan bahan introspeksi diri bagi humas pemerintah. Sudah seharusnya fungsi kehumasan dengan pengelolaan citra ada di tangan
humas pemerintah. Tidak perlu lagi ada
Tim Puri Gedeh yang lain, juga peran
Tim Situation Room yang dilebur sebagai
bagian dari humas pemerintah. Artinya, kepala daerah seharusnya
tidak perlu merogoh kantong pribadi demi pengelolaan citranya, jika semua kebutuhan pengelolaan citra bisa dipenuhi oleh humas pemerintah.
5. Political
Imaging Techniques Carried Out by Baitul Muslimin
Indonesia (BAMUSI) in Increasing Public Political Support for PDI Perjuangan Medan City. Peneliti: Sutarto, Suwardi Lubis dan Katimin (UINSU).
International Journal Birci, Vol.2 No.3 2019.� Research result, effort to improve the
image for political support for PDI Perjuangan Medan City. The selection of BAMUSI as an object of study
is based on the Indonesian political
constellation the role of religion becomes important when faced with the reality of Indonesia's political dynamics.
Religious issues play an important role in determining the vote when the election event arrives.
Religion is a strategic issue for those concerned. The emergence of the idea of forming the
Baitul Muslimin Indonesia (BAMUSI) in the PDI Perjuangan body was a strategic step
full of careful consideration which was rolled out by the PDI Perjuangan elite, considering that
this party was a nationalist and religious party.
Metode Penelitian
Penelitian
yang dilakukan saat ini menggunakan
pendekatan kualitatif dimana pendekatan ini memfokuskan penelitian pada sisi
tertentu dari suatu fenomena. Menurut
(Creswell, 2016: 56 ) penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
mengeksplorasi dan memahami makna di sejumlah individu atau sekelompok orang
yang berasal dari masalah sosial. Penelitian kualitatif secara umum dapat
digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
konsep atau fenomena, masalah sosial, dan lain-lain.
Salah
satu alasan mengapa menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman
peneliti dimana metode ini dapat menemukan dan memahami apa yang tersembunyi
dibalik fenomena yang kadangkala merupakan suatu yang sulit untuk dipahami.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis isi kualitatif deskriptif. Dalam hal ini peneliti ingin mendeskripsikan implementasi
pendekatan public relations politik walikota dan wakil walikota Tangerang
selatan periode 2021 � 2026 dalam mengelola isu publik.
Hasil dan Pembahasan
Public
Relations Politik merupakan suatu upaya alternatif dalam mengimbangi propaganda
yang dianggap membahayakan kehidupan sosial dan politik. Public Relations
Politics bertujuan untuk menciptakan hubungan saling percaya, harmonis,
terbuka atau akomodatif antara politikus, profesional atau aktivis
(komunikator) dengan khalayak (kader, simpatisan, masyarakat umum).
Menurut
Romy Frohlich (Heryanto & Zarkasy, 2012), public relations politik
adalah sebuah kerja melayani publik dengan membawa sejumlah isu untuk menjadi
perhatian publik. Public relations politik dapat dipahami
sebagai sebuah kekhususan proses public relations yang berupaya
membangun komunikasi dengan publik internal dan publik eksternal organisasi
dalam suatu lingkungan politik dengan melibatkan komponen-komponen dan sumber
daya politik untuk mengelola sejumlah isu agar mendapatkan perhatian, dilakukan
secara sistematis, terencana, dan terarah untuk memperoleh kesepahaman dengan
berbagai pihak dalam upaya mewujudkan tujuan politik organisasi.
Public
relations menurut Edward L. Bernays (dikutip dalam Widjaja, 2008:3) dibagi
menjadi tiga pengertian yaitu, untuk memberi penerangan kepada masyarakat,
pembujukan langsung terhadap masyarakat untuk mengubah sikap dan tindakan,
serta usaha mengintegrasikan sikap dan tindakan masyarakat. Kesimpulannya,
bahwa dalam hal ini PR memperhatikan sikap publik, serta merencanakan dan melakukan
program kegiatan untuk memperoleh penerimaan dan dukungan publik.
Pendekatan
political relations with politik pada dasarnya dipengaruhi oleh praktek
public relations yang berlaku di Amerika Serikat. Fokus dari pendekatan ini (political
relations with politik) terdapat pada proses identifikasi, mencapai/menjangkau
dan mengelola hubungan dengan audiens kunci (key audience). Menurut
Gruning dan Hunt dalam bukunya yang berjudul Managing Public Relations (1984:
4) memandang public relations sebagai manajemen komunikasi antara sebuah
organisasi dengan publiknya. Dari perspektif politik, khususnya public
relations politik, aktivitas ini pada dasarnya berangkat dari proses
marketing politik, political marketing atau pemasaran politik. Berbagai
aktivitas yang berusaha untuk mengetahui need atau kebutuhan dari pasar.
Dalam
hal ini Walikota dan Wakil Walikota Kota Tangerang Selatan sejauh ini
menggunakan pendekatan Public Relations dimana diawali dengan membentuk Tim
Komunikasi baik dari kedinasan Tim Komunikasi Internal (Dinas
Kominfo,Bidang Pengelolaan Informasi dan Kehumasan), dimana ini dari unsur
kedinasan yang mewajibkan untuk seluruh kegiatan yang dijalankan oleh Walikota
dan Wakil Walikota wajib diikuti karena menjaga dan mengawal informasi yang
ada. Lalu Tim Komunikasi Eksternal, dimana dari unsur professional anak
muda yang berada diluar kedinasan yang melaksanakan fungsi layaknya Dinas
Kominfo bidang Pengelolaan Informasi dan Kehumasan, yang keberadaannya bekerja
secara professional namun tidak terikat kedinasan dan juga by request dalam
mendampingi Walikota dan Wakil Walikota Tangsel.
Humas
Pemkot Tangsel membangun hubungan baik dengan pihak internal dan
eksternal, membuat daily brief, menggunakan hastag, triger atau jargon, serta
melaksanakan instruksi pimpinan sehingga pengelolaan opini dapat optimal.
Penggunaan media sosial, mempublikasikan kegiatan pemerintah. Memberikan
kemudahan menyampaikan informasi kepada masyarakat, dapat juga melalui
panggilan darurat 112 untuk memberikan pelayanan keamanan terhadap masyarakat. Artinya
dengan informasi yang diberikan begitu terbuka dan jelas menjadi sebuah tolak
ukur dalam mengelola isu public secara baik.
Pada
Pendekatan ini juga tentunya membangun hubungan yang baik dengan key
audience/person yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda. Hal
ini yang terus menjadi konsen dari walikota dan wakil walikota sehingga melalui
key audience/person dapat diperoleh aspirasi yang mewakilkan
kelompoknya/masyarakat. Walikota dan Wakil Walikota Kota Tangerang Selatan juga
terus melakukan program � program yang membuat masyarakat merasa perlu terlibat
lalu selalu menghadiri dan mengapresiasi undangan dengan bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan, organisasi sosial
dan juga kegiatan yang sifatnya dilakukan oleh tingkatan Rukun Warga (RW). Maka
dari itu dengan informasi yang terbuka, jelas yang disajikan Tim Komunikasi
Internal maupun Eksternal dan juga pendekatan Public Relations Politic yang
baik masyarakat mudah dalam memperoleh informasi ataupun menyampaikan
aspirasinya baik melalui media sosial seperti Instagram, Facebook maupun secara
langsung. Hal ini juga menjadi pondasi pendukung dalam mewujudkan visi yang
gaungkan sejak awal oleh Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan yaitu
terwujudnya Tangsel unggul, menuju kota lestari, saling terkoneksi efektif dan
efisien.
Kesimpulan
Berdasarkan Pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Walikota
dan Wakil Walikota Kota Tangerang Selatan melakukan pendekatan Public Relations
Politik dalam menjalankan roda Pemerintahan, dimana Pemerintah Kota
Tangsel ingin membentuk
sebuah situasi kedekatan, harmonisasi, terbuka, saling percaya antara
Pemrrintah dan Masyarakat agar tidak adanya isu � isu negative yang berkembang
di masyarakat, yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan sehingga
dapat merusak atau hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya. Upaya
ini sejauh ini berjalan dengan baik dengan terakhir Pemerintah Kota Tangerang
Selatan meraih penghargaan sebagai Badan Publik Informatif tahun 2021 dari
Komisi Informasi Provinsi Banten dan juga Pemerintah Kota Tangerang Selatan
(Tangsel) melalui Dinas Kominfo berhasil sabet penghargaan Top Government
Public Relation (GPR) Award 2021, acara yang digelar oleh GPR Institute
berkolaborasi dengan SuaraPemerintah.ID, Jakarta, tentunya penghargaan ini
mendapat apresiasi besar dari seluruh lapisan elemen masyarakat.
BIBLIOGRAFI
Creswell, J. W. (2016). Research Design � Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fiske, John. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono.
(2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
Bandung: Alfabeta.
Arifin, Anwar. 2003. Komuniksi Politik,
Paradigma-Teori-Aplikasi-Strategi & Komunikasi Politik Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Heryanto, G., & Zarkasy, I. (2012).
Public Relations Politik. Bogor: Ghalia Indonesia.
McNair, Brian. 2003. An Intruduction to
Political Communication. London: Routledge.
Rachmat
Kriyantono, S.Sos, M.Si, Public Relations Writing: Teknik Produksi Media
Public
Relations dan Publisitas Korporat, (Jakarta: Kencana, 2008) hlm.5
�
Copyright
holder: Taofik Hidayat, Fal Harmonis (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |