Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6,
Juni 2022
AKTIVITAS PUBLIK
RELATIONS POLITIK PENGELOLAAN CITRA PRABOWO SEBAGAI CAPRES 2019
Hanif Rahman, Fal Harmonis
Magister
Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Komunikasi Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno merupakan salah satu pasangan calon sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019. Dalam ajang ini, banyak strategi yang digunakan para caleg untuk menarik elektabilitas publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra Prabowo-Sandi dalam proses political branding yang ditampilkan di instagram @indonesiaadilmakmur. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis Semiotik untuk melihat makna citra politik yang direpresentasikan dalam instagram @indonesiaadilmakmur dan konsep Political Branding yang difokuskan pada tiga indikator yaitu Penampilan, Kepribadian dan Pesan Kunci Politik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika oleh Charles Peirce dengan pendekatan kualitatif dalam paradigma interpretif. Akhirnya, hasil penelitian ini menemukan bahwa proses branding Prabowo-Sandi yang terbentuk melalui tiga indikator political branding yaitu Penampilan, Kepribadian, dan Pesan Kunci Politik secara umum digambarkan sebagai sosok pribadi yang religius, tegas, keras, patriot, sopan, tenang, berintegritas, cerdas dan dekat dengan masyarakat.
Kata Kunci: Publik Relation Politik, Pengelolaan Citra Prabowo, Capres,
2019
Abstract
Prabowo Subianto and Sandiaga Uno are one of the pairs of candidates as presidential and vice presidential candidates in the 2019 Presidential Election. In this event, there are many strategies used by the calegs to attract public electability. This study aims to find out the image of Prabowo-Sandi in the political branding process displayed on instagram @indonesiaadilmakmur. This research uses a Semiotic Analysis approach to see the meaning of political image represented in instagram @indonesiaadilmakmur and the concept of Political Branding which is focused on three indicators, namely Appearance, Personality and Political Key Messages. The method used in this study is a semiotic analysis by Charles Peirce with a qualitative approach in an interpretive paradigm. Finally, the results of this study found that the Prabowo-Sandi branding process formed through three political branding indicators, namely Appearance, Personality, and Political Key Messages, was generally described as a personal figure who was religious, firm, loud, patriot, polite, calm, integrity, intelligent and close to the community.
Keywords: Public Relations Politics, Prabowo Image
Management, Capres, 2019
Pendahuluan
Dalam konteks modernitas, politik menjadi salah satu ajang perwujudan
kehidupan demokratis dari suatu negara. Sistem politik yang melibatkan seluruh elemen bangsa dan negara merupakan sebuah perwujudan demokrasi yang ideal. Demokrasi sebagai sebuah sistem telah
dijadikan alternatif berbagai tatanan berbagai aktivitas bermasyarakat dan bernegara di banyak negara.
Demokrasi
itu sendiri sebagai bagian dari pranata kehidupan
masyarakat memang berperan penting bagi kehidupan masyarakat pada umumnya, terutama yang berkaitan dengan keputusan-keputusan politik. Joseph Schmeter berpendapat bahwa demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di mana individu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Berangkat
dari itu semua banyak tokoh-tokoh
politik bermunculan berkompetisi untuk menjadi pemimpin dinegeri ini salah satu nama yaitu
Prabowo Subianto dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah seorang pengusaha, politisi, dan mantan perwira TNI Angkatan Darat. Ia menempuh pendidikan
dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung
dalam bisnis dan politik. Bersama Hatta Rajasa, ia maju sebagai
calon Presiden Indonesia
ke-7 dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
Lahir di Jakarta, masa kecil
Prabowo sebagai putra
Begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo banyak dilewatkan di luar negeri bersama orangtuanya. Minatnya pada dunia militer dipengaruhi figur paman Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam pertempuran Lengkong 1946. Masuk Akademi Militer Magelang pada tahun 1970 dan lulus pada tahun
1974 sebagai Letnan dua, Prabowo mencatatkan diri sebagai komandan
termuda saat mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Kariernya
melejit setelah menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983. Merengkuh
jabatan Komandan Kopassus
pada 1995, selang setahun ia dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus, memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Terakhir, ia bertugas sebagai
Panglima Kostrad dua bulan sampai
kejatuhan Presiden Soeharto pada Mei 1998.
Setelah
tidak aktif dalam dinas militer,
Prabowo menghabiskan waktu
di Yordania dan beberapa
Negara Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 Perusahaan
yang bergerak di sector berbeda.
Kembali ke Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik. Pada 2008, ia bersama rekannya mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat
jalur perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia
memipin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004.
Prabowo adalah putra dari pasangan
Soemitro Djojohadikusumo yang
merupakan Begawan ekonomi
Indonesia dan Dora Marie Sigar atau
lebih dikenal dengan nama Dora Soemitro. Ia juga merupakan cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo anggota BPUPKI pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua
DPA pertama. Prabowo Subianto
dinamai menurut Soebianto Djojohadikusumo, pamannya yang gugur dalam pertempuran Lengkong. Ia memiliki
dua kakak perempuan, Biantingsih Miderawati dan Maryani Ekowati, dan satu orang adik, Hashim Djojohadikusumo.
Masa kecilnya banyak dihabiskan di luar negeri, ia menyelesaikan pendidikan dasar dalam waktu
3 tahun di Victoria Instituion,
Kuala Lumpur, Sekolah menengah
di Zurich International School, Zurich pada tahun
1963-1964, SMA di American School, London pada kurun waktu 1964-1967. Pada tahun 1970 barulah ia masuk
ke Akademi Militer Nasional, Magelang.
Prabowo adalah keturunan Panglima Laskar Dipenogoro untuk wilayah Gowong (kedu) yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung
sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas pertama.
Selain itu, garis keturunanya dapat ditilik kembali
ke sultan-sultan Mataram.
Prabowo menikah dengan Siti
Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto pada bulan mei 1983 dan berpisah pada tahun 1998, tidak lama setelah Soeharto mundur dari jabatan Presiden
Republik Indonesia. Dari pernikahan
ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Ragowo
�Didiet� Hediprasetyo. Didiet tumbuh besar
di Boston, AS dan sekarang tinggal
di Paris, Perancis sebagai seorang desainer.
Pendirian
Partai Gerindra Prabowo, bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon, dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono serta sederetan nama lainnya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau
Partai Gerindra pada tanggal 6 Februari 2008. Ia menjabat sebagai
Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan
Pusat (DPP). Partai tersebut
meraih 4.646.406 suara
(4,46 %) dan menempatkan 26 orang wakilnya
di DPR RI pada Pemilu legislatif
Indonesia tahun 2009. Prabowo memulai
karir politiknya dengan gerindra dengan menjadi calon wakil presiden pada 2009 bersama megawati yang menjadi calon presidennya,
pada saat itu kalah oleh SBY, dan mencalonkan diri lagi menjadi
calon presiden 2014 yang saat itu juga mengalami
kekalahan. Setelah mengalami kekalahan, namanya terus melambung
popularitas dan elektabilitas
Prabowo semakin meningkat
di berbagai lembaga survei dalam Pemilihan
umum Presiden Indonesia
2014, dan citra buruk ia terus diserang
kampanye hitam dan opini negatif terkait
tentang keterlibatan
"Prabowo: Satria Piningit, Heru
Cakra Ratu Adil" dan penghembusan kembali isu stigmatisasi
atas tudingan keterlibatan, bahkan nama Prabowo juga disebut-sebut sebagai dalang penculikan aktivis pro demokrasi 1997/1998, penembakan mahasiswa Trisakti, otak penggerak Kerusuhan Mei 1998 dan tuduhan hendak melakukan kudeta Mei 1998.
Pemilu
2019 prabowo muncul lagi menjadi calon
presiden dan wakilnya sandiaga salahudin uno melawan rivalnya Jokowidodo dan ma�ruf amin sebagai wakilnya, Citra dan reputasi Prabowo pada saat pemilihan presiden diketahui rakyat melalui berbagai pemberitaan di media online (Tirto.id dan Kumparan.com). citra dan reputasi Prabowo pada pemilihan presiden ini akan lebih
gambling (terbuka) oleh pemberitaan
media online, karena media sendiri
kini masih dalam suasana euphoria (kegembiraan yang berlebihan), dengan perkataan lain, dalam era pemerintahan orde baru, Presiden Soeharto, kebebasan pers adalah mimpi, karena
banyak penerbitan pers yang
terkena pembredelan. Sedangkan era reformasi sekarang dapat dikatakan kebebasan pers agak �kebablasan�, kendati ada beberapa upaya
hukum untuk mengadili pers yang agak kebablasan tersebut.
Hal yang penting yang perlu diingat mengenai
suatu Citra yang baik adalah anda harus
mengupayakannya. Anda tidak
bisa begitu saja berlenggang dan membeli citra tersebut
seperti membeli baju, Lantas apa sebetulnya
reputasi itu, sehingga harus dijaga dan dipelihara sedemikian rupa? Reputasi ada dasarnya
nama baik. Semua orang membutuhkan nama baik. Semua
organisasi membutuhkan nama baik. Semua
perusahaan membutuhkan nama baik. Karena nama baik itu
lah mereka dipercaya oleh orang, organisasi atau perusahaan lain. Itu lah sebabnya,
Reputasi terkait dengan kepercayaan. Gaotsi dan Wilson medefinisikan Reputasi, yaitu : evaluasi semua
stakeholder terhadap organisasi
sepanjang waktu yang didasarkan atas pengalaman stakeholder tersebut dengan organisasi (Iriantara. 2005:101).
Berbagai
langkah strategi kampanye
yang dilakukan pada pemilihan
Presiden dalam pemberitaan di media online untuk
membentuk citra dan reputasi positif, dalam ilmu Public Relations, termasuk ke dalam
kegiatan Public Relations Politik.
Citra dan Reputasi Prabowo sebagai
kandidat pada pemilihan Presiden ini adalah
sebagai bentuk kegiatan Public Relations Politik
diharapkan dapat membentuk opini public yang menguntungkan bagi kandidat pilpres dan mutual
understanding (saling pengertian)
bagi rakyat.
Media online sebagai pembentuk opini publik, tentunya akan memberitakan berbagai berita dengan sumber berita
dari Prabowo sebagai salah satu kandidat pilpres,
dalam pemuatan beritanya bisa saja terbentuk opini publik positif
dan negatif bagi para calon capres dan cawapres. Apalagi masih banyak media yang menyajikan pemberitaan terjebak dengan �paradigma� bad news is good news, tidak
hanya good news is good news�. Contoh
pemberitaan para kandidat pilpres dapat menggulirkan
Citra dan Reputasi positif atau negatif di mata rakyat.� Pemberitaan kinerja tim sukses
BPN (badan pemenangan nasional)
pun dalam bidang Ilmu Public Relations (Humas) dapat
dikategorikan sebagai
Public Relations Politik tim
sukses dalam membentuk Citra dan Reputasi tersebut.
Citra dan Reputasi para kandidat pilpres sebagai tujuan kegiatan Public Relations Politik.
Public Relations Politik adalah
suatu metode komunikasi untuk menciptakan Citra dan Reputasi positif atas dasar
kepentingan bersama, Secara subtansi, penelitian ini merupakan journalism research, yaitu
penelaahan terhadap teks berita yang disajikan oleh berita online, ditahun 2019. Penelitian ini terfokus kepada
analisis teks berita media online tentang kandidat pemilihan Presiden 2019 yang mana aktivitas
publik relation politik pengelolaan citra capres bisa di branding malalui media.
Pemilihan
presiden (Pilpres) selalu menyediakan ruang bagi kandidat
untuk bertukar pikiran, adu gagasan,
hingga perang citra untuk mendapatkan
simpati masyarakat sebanyak-banyaknya. Rakyat Indonesia sendiri
sudah terbiasa dengan polapola pertarungan politik yang selalu menguat menjelang pemilihan (Zuhro, 2019). Hingga kini perseteruan dari masing-masing kandidat terus muncul. Meskipun
kondisi tersebut wajar dalam era demokrasi, namun Pilpres 2019 melahirkan dua kubu yang saling
bermusuhan sehingga menyita perhatian publik (Karim, 2019). Polarisasi ini semakin menguat
ketika muncul sebutan khas �cebong�
dan �kampret� untuk mengelompokkan perbedaan pemilihan politik yang membuat rivalitas politik semakin terbuka dan perpecahan pada masyarakat semakin luas.
Hingga sekarang penyebutan cebong dan kampret dalam diskursus politik tanah air masih terus terjadi
di berbagai media sosial sebagai representasi kehidupan dalam jaringan (daring). Perang tagar juga tidak dapat dihindari setiap ada kebijakan
pemerintah yang tidak sejalan dengan pihak oposisi, mulai dari sebelum
Pilpres hingga saat Pilpres (Ariefana,
2018; Mabruroh, 2019). Konflik
yang tidak bisa ditolak juga berkaitan dengan politisasi agama (Ikasari & Arifina, 2019; Pepinsky, 2019; Setiawan, 2019). Menurut
Romo Benny Susetyo, politisasi
agama digaungkan karena calon pemimpin politik tidak memiliki
program kerja yang jelas sehingga menggunakan agama sebagai isu sentral
(Sukoy, 2019)
Pilpres
2019 memang sedikit berbeda karena memiliki pesan perpecahan yang kuat ketika dua saingan
paling fenomenal bertarung.
Adu gengsi dua tokoh politik
nasional ini diwarnai dengan banyak manajemen citra, termasuk menggunakan lagu ketika kampanye. Pencitraan yang terjadi dalam kontestasi politik merupakan satu keniscayaan. Pada tingkat dasar, seluruh kandidat kepala daerah maupun
kepala negara akan melakukan perkenalan dengan masif di seluruh media. Hal ini untuk menjajaki popularitas seorang politisi sebelum memutuskan strategi komunikasi politik yang efektif dan efisien (Tamaka & Susanto,
2013). Pencitraan politik tidak menjamin seseorang memenangkan kompetisi politik tetapi merupakan salah satu strategi yang dapat menjamin efektivitas kampanye sehingga tingkat keterpilihannya tinggi (Husna, 2017; C. D. Putri, Cangara,
& Sultan, 2013).
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap makna dari Aktivitas Publik Relation Politik melalui strategi pengelolaan citra Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019, dengan gaungan The Power of Emak-Emak, dan melalui gerakan nasionalis, patriot dan religius. Signifikansi teoritis penelitian ini dapat memberi
sumbangan kajian keilmuan sebagai bentuk pengetahuan politik yang selama ini memanas jelang-jelang
Pemilu, juga menjadi sumbangsih pengetahuan dibidang akademis. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan gambaran kontekstual terkait citra yang bisa dibangun seseorang
dalam alat kampanye modern dimedia sosial dan media baru lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi
fenomenologi.
Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami arti atau mencari makna dari peristiwa
dan kaitan-kaitannya dengan orang-orang biasa
dalam situasi tertentu (Moleong, 2010). Penelitian
kualitatif memungkinkan peneliti mengeksplorasi kajian agar menemukan data akurat terhadap suatu fenomena. Sedangkan studi fenomenologi digunakan karena fokus dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aktivitas Publik Relation Politik
Pengelolaan Citra Prabowo Sebagai
Capres 2019 dalam konteks publik
komunikasi politik selama masa kontestasi pemilihan umum ditahun 2019. Studi fenomenologi memungkinkan peneliti masuk sebagai partisan dalam sebuah fenomena sehingga keakuratan data bisa diperoleh dengan sempurna. Dalam studi fenomenologi, peneliti harus fokus pada bagaimana obyek (anggota) memproduksi (secara interpretif) bentuk-bentuk yang dianggap nyata (Denzin,
2009). Kajian ini selanjutnya dianalisis dengan perspektif komunikasi politik. Perspektif ini disesuaikan dengan bahan kajian agar mendapatkkan kesimpulan terarah dalam konteks ilmu sosial.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Menurut
Auerbach dan Silverstein dalam (Sugiyono,
2011) adalah penelitian
yang menganalisis dan menafsirkan
makna suatu fenomena. Penelitian kualitatif dilakukan dengan membandingkan dan memberikan informasi yang kredibel yang dapat diperoleh (Moleong, 2012). Penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi dari berbagai penelitian
tentang solusi yang efektif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data penelitian bersumber dari berita- berita
resmi, buku, penelitian sebelumnya tentang demokrasi, pemilu, dan media sosial.
Hasil
Dan Pembahasan
A.
Citra dan Komunikasi Politik
yang digunakan oleh Prabowo dan Sandiaga
Uno dalam kampanye di
Instagram
Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap terhadap kita yang mempunyai kelompok-kelompok kepentingan yang berbeda. Citra adalah cara dunia sekeliling kita memandang kita (G. Sach, dalam Effendy. 2002: 166). Membangun citra positif dalam ranah
politik tentunya diperlukan strategi agar
tidak keliru dalam proses menginterpretasikan citra diri kepada
masyarakat. Salah satu strategi
PR menurut Nova (2009:42), yaitu inform or image (memberitahukan atau meraih citra). Maksudnya adalah PR memberikan informasi kepada masyarakat untuk menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
Jika merujuk Wasesa (2011:4)
pencitraan politik adalah pencitraan panjang yang mengaktifkan setiap nilai-nilai partai sebagai pemberi solusi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk membangun citra khususnya citra politik diperlukan waktu setiap hari bukan hanya setiap 5 tahun sekali. Pada sisi lain tidak sedikit politisi yang mengartikan pencitraan adalah kedekatan dengan wartawan. Sebagai contoh menurut Wasesa (2011:4), saat komentar mereka dimuat di media massa, maka itulah pencitraan. Walaupun memang persepsi pencitraan identik dengan liputan media, namun pencitraan politik juga bukan sekedar membangun wacana di media massa. Maka dari itu
pencitraan politik memerlukan proses
yang dibangun dengan strategi.
Komunikasi politik adalah
simbol-simbol atau pesan yang disampaikan itu secara signifikan yang dibentuk atau memiliki konsekuensi terhadap sistem politik. Komunikasi politik setiap pasangan calon presiden tentunya memiliki ciri khas tertentu. Bentuk komunikasi politik yang digunakan oleh pasangan Prabowo-Sandi adalah dengan menggunakan media massa atau disebut juga dengan istilah persuasif massa. Metode ini dilakukan dalam bentuk imbauan kepada massa dilakukan baik melalui hubungan
tatap muka ataupun melalui jenis media perantara, yaitu media social instagram.
Komunikasi politik Kandidat
calon presiden dalam pilpres 2019 akan menjadi poin penting dalam memperoleh dukungan ataupun pemilih. Karena gaya komunikasi politik akan mempengaruhi pesan-pesan yang dibawa oleh para
calon ���untuk menarik perhatian masyarakat. Ada banyak cara yang dilakukan relawan pendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk dalam melakukan kampanye melalui instagram yaitu dengan menunjukkan
Simbol Politik dan beberapa Konten dari Kegiatan Kampanye melalui instagram. Simbol politik yang dikampanyekan oleh para relawan Prabowo Sandi melalui di instagram ini memberikan
pengaruh bagi para pendukungnya ataupun bagi pengguna instagram yang belum memberikan keputusan mengenai pilihan politiknya. Hal ini sebagaimana simbol yang dibuat seperti mengangkat jempoldan telunjuk, atau tagar
#prabowoforpresident2019 memberikan pengaruh tersendiri bagi pendukungnya. Sedangkan Simbol politik yang dikampanyekan oleh
para relawan
Prabowo Sandi melalui di instagram
memberi pengaruh yang baik, tetapi kadang (pendukung) kedua kubu (Prabowo dan Jokowi) kadang sering beradu pendapat atau bahkan saling menjelekkan paslon lain (di instagram).
Banyak daya tarik medsos
instagram dalam kampanye Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno diantaranya gambar-gambar yang disertai caption-caption menarik, video flashmob
Prabowo-Sandi, lagu the power of emak-emak, serta video-video singkat yang menampilkan kegiatan pasangan Prabowo-Sandi saat berkampanye.
a.
Pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk mudah dikenali masyarakat dengan menunjukkan simbol politik dan beberapa konten dari kegiatan kampanye melalui instagram yaitu dengan memposting segala kegiatan, aktivitas Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ataupun hal-hal yang berhubungan dengan Pemilihan Presiden sebagai berikut: Jargon atau Slogan Indonesia Menang,
Indonesia Adil Makmur bersama Prabowo-Sandi. Prabowo-Sandi akan menjamin pangan tersedia dalam harga terjangkau untuk seluruh rakyat
Indonesia. Petani, peternak,
petambak, nelayan harus mendapat imbalan penghasilan yang memadai. Kita akan mengamankan semua sumber-sumber ekonomi Indonesia
dan menjaga pundi-pundi bangsa Indonesia, supaya kekayaan kita tidak
mengalir ke luar negeri. Kami yakin Indonesia
mampu berdiri di atas kaki kita sendiri. Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa
pemenang, rakyat Indonesia harus menang!
b. Salam dua
jari dengan simbol yang dibuat dengan mengangkat jempol dan ���������������������telunjuk
Calon
presiden dan wakil presiden
nomor urut 02 selalu mengacungkan salam dua jari, yaitu dengan mengangkat ibu jari alias jempol dan jari telunjuk. Pose dua jari ini melambangkan nomor urut Prabowo-Sandiaga dalam berbagai ajang, Pose ini kemudian diikuti oleh para pendukungnya untuk menunjukkan dukungan (sebagai jati diri mereka sebagai pendukung) terhadap pasangan Prabowo-Sandi.
c. Penandatanganan Pakta
Integritas di Ijtima Ulama
II Jakarta 16 September 2018 sebagai bentuk kepercayaan Kedua Pihak. Untuk bergerak bersama demi Kemenangan Capres / Cawapres Prabowo-Sandi dengan seluruh kekuatan Muslim
Indonesia dan Rakyat Indonesia.
d. Gerakan The
Power of Emak-Emak
Berawal
dari gerakan The Power of Emak-Emak,
kemudian didirikanlah Pepes (Partai Emak-Emak Pendukung Prabowo Sandi) yang dideklarasikan pada 11 Agustus 2018 dengan pendiri sebanyak 60 orang. Bermarkas di Duren Sawit,
Jakarta, dengan ketua bernama Wulan (@swulll)--atau disebut "Mak wulan" Dalam seri cuitan yang sama, mereka menjelaskan
ada enam tujuan Pepes. Dan yang paling jelas adalah "mengantarkan
Prabowo-Sandi menjadi
Presiden & Wakil Presiden
RI tahun 2019-2024. Cara yang dilakukan adalah "door-to-door
ke masyarakat."
Akun
Instagram mereka, @pepes_official, telah diikuti hampir
30 ribu akun. Twitter Pepes relatif aktif. Pun dengan akun-akun di sosial media lain. Sementara Facebook paling sedikit, hanya 3.000-an pengikut. Konten di semua media sosial itu isinya
kegiatan-kegiatan mereka di
berbagai daerah. Dari mulai
Ambon, Yogya, Klaten,
Tangerang, dan Magetan. Di Bali, Senin, 25 Februari 2019, mereka bertemu langsung dengan Sandiaga Uno. Mereka mengklaim memberikan sumbangan hasil penjualan berbagai produk "untuk dana
perjuangan" yang langsung diserahkan ke yang bersangkutan.
e. Lagu The Power of Emak-Emak
Dalam video yang diunggah melalui
akun Instagram resmi Sandiaga Uno, terlihat video yang berisi banyak emak-emak yang berkumpul dan berjoget bersama sambil menyanyikan lagu 'The Power of Emak-Emak'. Beberapa lirik lagu yang diiringi dengan nada yang asyik terdengar dari lagu ini, seperti:
Kini saatnya gantian dong, untukmu negeri
Prabowo Sandi.
Sebesar apapun rintangan
yang menghadang The Power of Emak-Emak siap menerjang.
Video lagu itu kemudian
ditutup dengan kata-kata terakhir dari Prabowo: "Saya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, berjuang untuk Indonesia menang."
f. Gerakan Rabu Biru
Gerakan Rabu Biru yang awalnya terinspirasi oleh cara berpakaian calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga S Uno, yaitu kemeja berwarna biru serta bawahan
berwarna khaki, kini memiliki filosofi baru tidak sebatas pakaian. Relawan
Prabowo-Sandi Digital Team (Pride) mengenalkan Gerakan Rabu Biru sebagai akronim dari gerakan Rakyat Butuh Pemimpin Baru. Seiring gerakan Rabu Biru, terbentuklah Komunitas Rabu Biru Indonesia. Komunitas Rabu Biru Indonesia dimulai sejak Oktober 2018 Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto sebagai Ketua Dewan Pembina Komunitas Rabu Biru Indonesia.
g. Gerakan tagar untuk mendukung Prabowo-Sandi digaungkan oleh para relawan pendukung.
h. Program OK OCE
OK Oce atau One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship awalnya adalah program pemerintah provinsi DKI Jakarta
yang berusaha melakukan penciptaan dan pembinaan kewirausahaan terhadap pelaku wirausaha (usaha mikro, kecil, dan menengah) di bawah Sudin Koperasi dan UMKM yang membidik 44 kecamatan di DKI Jakarta, di mana setiap kecamatan di DKI Jakarta dibuat satu pusat pelatihan kewirausahaan. Pesertanya ada dari warga yang sudah memiliki usaha untuk dibina agar usahanya berkembang, dan ada dari warga yang baru akan memulai
usaha untuk nantinya dibina dan mendapatkan bantuan permodalan.
i. Program Rumah Siap Kerja
Rumah Siap Kerja adalah suatu wadah
yang Prabowo-Sandi siapkan bagi anak-anak
muda di seluruh wilayah
Indonesia, untuk mengakses berbagai informasi mengenai lapangan pekerjaan, pelatihan keterampilan sesuai minat dan bakat, hingga akses pendidikan dan beasiswa. Rumah Siap Kerja merupakan salah satu program yang dibuat oleh pasangan calon presiden dan wakil
presiden nomor urut 02, dengan tujuan untuk menciptakan
lapangan kerja, terutama untuk anak muda.
Rumah Siap Kerja merupakan tempat di mana para anak muda mendapatkan bimbingan karier, mencari informasi lowongan kerja, pelatihan, pendidikan, atau beasiswa. Program ini ditunjang dengan berbagai fasilitas bagi anak muda.
Rumah Siap Kerja saat ini
sudah aktif menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan pemahaman perencanaan keuangan, pelatihan basic MC
(master of ceremony) training,
character building, dan masih banyak lagi. Prabowo dan Sandiaga Uno ingin seluruh anak-anak muda di Indonesia
memiliki kesempatan, peluang dan kemudahan dalam mengakses informasi khususnya terkait lapangan kerja. Untuk anak-anak muda Indonesia jangan ragu lagi untuk menentukan masa depan kalian, dengan Program Rumah Siap Kerja
kita akan raih cita-cita dan kesuksesan.
j. Video Kampanye Kekinian
�� Video ini memiliki konsep editing yang menarik,
di mana Sandiaga Uno
terlihat berada di
salah satu ruangan yang penuh dengan fasilitas
berteknologi tinggi, layaknya teknologi 'Jarvis' di film Iron Man.
Dengan gerakan tangannya, muncul layar digital yang berisi konten tentang
Indonesia.
Tidak lama kemudian, muncul background
suara dari Prabowo yang menjelaskan secara singkat mengenai Indonesia. Suara Prabowo
tersebut menjelaskan tentang Indonesia sebagai bangsa yang besar karena memiliki kekayaan alam yang melimpah, tanah yang subur, alam yang indah, dan sumber daya manusia yang hebat.
"Negara yang amat kaya raya ini harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk kemakmuran seluruh rakyat, bukan untuk segelintir orang saja," kata Prabowo.
"Sudah
saatnya, wis wayahe. Prabowo-Sandi ambil alih kendali," tambahnya dalam video tersebut.16
1.
Program KTP Super Sakti
Program kartu super sakti, yaitu e-KTP adalah Program yang ditawarkan oleh
Prabowo-Sandi jika terpilih
sebagai presiden dan wakil presiden RI untuk bisa selesaikan
beberapa masalah sekaligus untuk menjadi akses ke berbagai program
pemerintah
dan tidak perlu ada kartu-kartu lain.
2.
Gerakan Mengganti Profil Akun Media Sosial dengan Lambang 02 Seruan/ajakan dari akun instagram pendukung Prabowo-Sandi, salah satunya @indonesiaadilmakmur selama masa tenang (Minggu malam, 14 April jam 12.01 malam sampai dengan Rabu 17 April) yaitu untuk sedekahkan gambar profil WA, Instagram,
Facebook, Twitter, Telegram dan sebagainya milik pendukung untuk 02, dengan menggantinya dengan gambar 02 ini. Sebarluaskan dan ganti gambar profil akun
medsos demi Indonesia Menang.
B. Citra Politik Prabowo-Sandi
Pada dasarnya, pembentukan personal
branding yang kuat merupakan landasan awal bagi
lahirnya sebuah Political
Branding. Berdasarkan analisis data penelitian branding Prabowo melalui
sumber data Instagram, secara tidak
langsung mempunyai peranan penting dalam penyampaian
pesan selama masa kampanye politik. Adapun terciptanya personal branding tersebut
merujuk pada diferensiasi sosok Prabowo yang berbeda dengan politisi lainnya. Hal itu dapat dilihat dari interpretasi dari konsep tanda teori
segitiga makna (triangle
meaning theory) yang diantaranya:
1)
�Beridentitas sebagai kaum elit
2)
�Berjiwa nasionalis
3)
�Berperilaku patriotisme
4)
�Optimistis
5)
�Religius
6)
�Berwatak tegas dan keras
7)
�Sesekali berprilaku humor
Sedangkan
personal branding Sandiaga
Uno yang dibentuk di Instagram juga mempunyai ciri khas dan branding tersendiri,
maka interpretasi makna branding yang
dimiliki Sandi juga mempunyai kemasan baru yang tidak berdasarkan perilaku meniru. Adapun per-sonal branding
Sandi diantaranya yaitu:
1)
Memposisikan sebagai kaum milenial
2)
Mempunyai kepribadian yang religius
3)
Disukai oleh ibu-ibu
4)
Berfisik sehat dan juga pintar.
Oleh karena itu, pentingnya membangun personal branding
guna masyarakat mengetahui bahwa kandidat itu ada
dan mempunyai daya tarik yang berkesan positif sehingga layak dipilih. Berdasarkan kajian teoritis, personal branding adalah
tentang cara mengendalikan orang lain sebelum orang-orang tersebut melihat dan berhubungan langsung dengan Anda (Montoya
& Vandehey, 2008). Selain itu, personal branding merupakan
identitas pribadi mengenai kuali- tas dan nilai yang dimiliki sehingga dapat menciptakan respon terhadap orang lain (Haroen, 2014: 13).
Jadi, personal branding merupakan suatu
proses membentuk
persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang, seperti kepribadian, kemampuan dan nilai yang kemudian
stimulus-stimulus terse-but menimbulkan persepsi positif dari masyarakat (Susanto, 2009). Beranjak dari pemahaman tersebut, maka hasil interpretasi
personal branding Prabowo dan �Sandiaga
Uno jika digabungkan menjadi suatu Political
�Branding.
Kesimpulan
Pada era teknologi informasi ini, media sosial merupakan salah satu media kampanye yang efektif sekaligus sebagai Aktivitas Publik Relation
Politik Pengelolaan Citra
Prabowo Sebagai Capres 2019,
karena memiliki jangkauan luas dan berbiaya murah, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp,
dan lain-lain. Media sosial tidak
hanya memiliki kekuatan sosial, politik, dan budaya, namun juga dapat membentuk publisitas dan pencitraan. Seperti halnya pada Pilpres 2019, dimana media sosial merupakan salah satu sarana kampanye pasangan calon maupun pendukungnya dalam memperkenalkan dan menyebarluaskan program-program calon.
Media sosial menjadi kanal perebutan dan pertarungan pesan-pesan politik untuk berkampanye.
Berbagai tampilan media sosial menunjukan Jokowi sebagai sosok pekerja
dengan karakter sederhana. Setidaknya citra Jokowi dislogankan dalam frase �kerja,
kerja, kerja.� Sementara itu, berbagai tampilan di media sosial memperliatkan Prabowo sebagai sosok yang berani melawan asing, tegas, dan nasionalis. Citra Prabowo tertuang
dalam selogan �adil dan makmur.� Pun sebaliknya, Jokowi dan Prabowo juga tidak
lepas dari berita hoaks yang mengarah kepada kampanye negatif.
Berbagai media yang telah dianalisis
di atas, dapat dilihat adanya perbedaan citraan brand dari Aktivitas
Publik Relation Politik Pengelolaan
Citra Prabowo Sebagai Capres
2019. Citraan Prabowo sebagai brand mengkomunikasikan
citra yang konservatif dengan penggunaan warna-warna dan tata letak layout
yang memberikan kesan klasik dan old-school. Kesan
tegas dan keras juga dikomunikasikan bersamaan dengan kesan kebapakan
dan pengayoman. Hal ini berbeda dengan citraan Jokowi sebagai brand yang
mengkomunikasikan citra modernis. Penggunaan warna-warna dengan saturasi tinggi dan penguasaan white space dalam
layout memberikan kesan
modern dan rapi. Pemakaian tema blog sebagai website dan
ilustrasi kartun sebagai foto muka
memberikan kesegaran dan kesan muda dan ekspresif. Bertujuan untuk mendeskripsikan agenda building yang dilakukan
kedua calon melalui press release
dan bagaimana surat kabar menonjolkan pemberitaan kandidat tersebut. Hal ini mengacu pada aktivitas Public Relations yang disebut sebagai information subsidies dalam bentuk press release yang dapat memberi pengaruh terhadap agenda media
dan agenda building itu sendiri. Hal ini diterapkan agar pandangan kandidat politik dapat diketahui
oleh khalayak melalui publikasi di media. Dalam hal ini kedua
Public Relations politik
kedua pasangan calon melakukan apa yang disebut sebagai informations subsidies
dalam bentuk press release dengan
tujuan memengaruhi agenda media.
Proses branding kedua
capres mampu memberikan citraan brand yang
berbeda membuat Prabowo dan
Jokowi mampu membedakan diri masing-masing dan membentuk interpretasi positioning yang unik
dan jelas di masyarakat. Walaupun muncul serangan dan kampanye hitam sebagai reaksi
negatif atas proses branding
dan kompetisi antar brand
dari kedua capres, tidak dapat
disangsikan bahwa citraan brand Prabowo dan Jokowi sukses
terkomunikasikan kepada masyarakat Indonesia
Mengutip pernyataan Peters (dalam
Schroeder, 2002:23), �You can�t be a leader in the next five years and not
be totally into design... They are your distinguishing characteristics, your
brand�s brand�, pilpres 2019 menunjukkan
bahwa proses branding dalam
era digital menjadi penting
untuk menciptakan ikatan emosional dan pembentukan value of trust target sasaran yaitu masyarakat
Indonesia kepada citraan brand
capres pilihannya.
BIBLIOGRAFI
Ardianto,
Elvinaro. (2011) Handbook of Public Relations.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Ariefana, P.
(2018). Perang Tagar Pilpres 2019 Pancing Konflik Horizontal. Retrieved
September 3, 2019,
from Suara.com website: https://www.suara.com/news/2018/09/03/220300/perang-tagar-pilpres-2019-cakimin-pancing-konflik-horizontal
Heryanto, G., & Zarkasy,
I. (2012). Public Relations Politik. Bogor: Ghalia Indonesia
Instagram relawan Prabowo-Sandi @indonesiaadilmakmur
Iriantara,
Yosal. (2007). Community Relations, Konsep dan Aplikasinya. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Krisyantono,
Rachmat. (2005) Teknik Praktis
Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Mabruroh.
(2019). Gaduh Perang Tagar Cebong-Kampret yang Mendunia | Republika
Online. Retrieved June 25, 2020, from Republika.co.id
website: https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/19/02/20/pn7wu7282-gaduh-perang-tagar-cebongkampret-yang-mendunia
Moleong, L. J.
(2012). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Zuhro, R. S.
(2019). Demokrasi dan Pemilu
Presiden 2019. Jurnal Penelitian Politik,
16(1), 69. https://doi.org/10.14203/jpp.v16i1.782
Copyright
holder: Hanif Rahman, Fal
Harmonis (2022) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |