Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 6, Juni 2022
PERAN POLIMORFISME GEN
GAS6 C.834 + 7AA PADA PREEKLAMSIA DAN NORMOTENSIF DI KOTA PALEMBANG
1 Ariani Susanti, 2 Legiran, 3 Yusuf Effendi
1,2 Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya, Indonesia
3 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pendahuluan :
Preeklamsia (PE) adalah sindrom multi sistemik yang ditandai dengan kerusakan
endotel umum, sehingga berdampak negatif pada hampir semua organ wanita
preeklamsia, termasuk potensi untuk mempengaruhi terjadinya penyakit
kardiovaskular dan ginjal di masa depan bahkan beberapa dekade setelah kejadian
penyakit. Polimorfisme GAS6 akan menghasilkan perbedaan dalam tingkat GAS6 yang
dapat mempengaruhi regulasi atherogenesis atau aktivasi sel endotel dan sel
otot polos pembuluh darah oleh protein ini. Tujuan :
Membuktikan peran polimorfisme gen GAS6 c.834 + 7AA pada preeklamsia di kota
Palembang dengan mengidentifikasi polimorfisme gen GAS6 c.834 + 7AA pada
kehamilan preeklamsia dan normotensif di Kota Palembang dan menganalisis
hubungan antara polimorfisme gen GAS6 c.834 + 7AA dengan preeklamsia di Kota
Palembang. Metode : Desain penelitian kuantitatif observasional analitik dengan
desain case control study dengan Teknik consecutive sampling (1:2)
yang melibatkan 117 sampel yang memenuhi kriteria inklusi (39 sampel sebagai case
group dan 78 sampel sebagai control group). Sampel darah dan data
dilakukan di Laboratorium Bioteknologi FK Unsri Palembang. Analisis statistik
tes normalitas data menggunakan Uji Shapiro-Wilk pada case group (39
sampel), dan Uji Kolmogorov-Smirnov pada control group (78 sampel), Uji
Chi Square digunakan untuk menganalisis hasil observasi terdapat hubungan yang
signifikan atau tidak dengan nilai kemaknaan jika p<0,05 dan menggunakan Uji
Kolmogorov- Smirnov (uji alternatif table 2 x K) jika p>0,05 dan dilakukan
Analisa Odds Ratio (OR)untuk mengukur kekuatan hubungan antara
variabel yang diuji. Hasil penelitian : Dari hasil analisa univariat di
dapatkan karakteristik responden usia pada PE mean 28,64 + 7,41 (16-43),
normotensif median, minimum-maximum 27,00 (16-40); gravida median, minimum-maximum
3,0 (1-7), normotensif 2,00 (1-6); SBP pada PE 150,00 (140-220), normotensif 110,02
(80-130); DBP pada PE 100,00 (90-130), normotensive 70,00 (60-90). Hasil
Analisa Bivariat pada genotip gen GAS6 teridentifikasi polimorfisme gen GAS6
c.834+7AA pada PE (9,1%) pada normotensif (2,6%), secara statistik tidak
signifikan (p>0,05). Analisa Odds Ratio (OR) didapatkan kekuatan
hubungan antara variable dengan nilai OR = 0,423 95% CI 0,129-1,381. Kesimpulan
: Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara polimorfisme gen GAS6 c.834 +
7AA dengan PE di Kota Palembang (p=0,149; OR=0,423, 95% CI =0,129-1,381)
artinya alel A merupakan gen kandidat dengan probabilitas untuk PE sebesar
29,7% atau berperan ) protektif untuk varian GAS6 pada PE.
Kata Kunci: preeklamsia; GAS6; polimorfisme
Abstract
Introduction : Preeclampsia
(PE) is a multi-systemic syndrome characterized by generalized endothelial
damage, so that it has a negative impact on almost all organs of preeclamptic
women, including the potential to influence the occurrence of cardiovascular
and renal disease in the future even decades after the disease event. GAS6
polymorphisms will result in differences in GAS6 levels that may influence the
regulation of atherogenesis or activation of endothelial cells and vascular
smooth muscle cells by this protein. Objective: To prove the role of GAS6 c.834
+ 7AA gene polymorphisms in preeclampsia in Palembang city by identifying GAS6
c.834 + 7AA gene polymorphisms in preeclampsia and normotensive pregnancies in
Palembang City and analyzing the relationship between GAS6 c.834 + 7AA gene
polymorphisms with preeclampsia in Palembang City. Methods: Analytical
observational quantitative research design with a case control study design
with consecutive sampling technique (1:2) involving 117 samples that met the
inclusion criteria (39 samples as the case group and 78 samples as the control
group). Blood samples and data were carried out at the Biotechnology Laboratory
of Medical Faculty Unsri Palembang. Genomic DNA using
the blood genomic DNE Extraction Kit and PCR-RFLP was performed to measure SNPs
genotype GAS6 c.834+7AA in intron 8, using the restriction enzyme Acinetobacter
lwoffii N 1 (AlwN 1)
following the Alshami' I et.al 2017 method with the
PCR protocol. product. Statistical analysis of the data normality test used the
Shapiro-Wilk test in the case group (39 samples), and the Kolmogorov-Smirnov
test in the control group (78 samples), Chi Square test was used to analyze the
results of observations that there was a significant relationship or not with
the significance value if p <0.05 and using the Kolmogorov-Smirnov test
(table 2 x K alternative test) if p>0.05 and an Odds Ratio (OR) analysis was
carried out to measure the strength of the relationship between the variables
tested. Results : From the results of univariate
analysis, it was found that the characteristics of the respondents were age at
mean PE 28.64 + 7.41 (16-43), normotensive median, minimum-maximum 27.00(16-40); median gravida, minimum-maximum 3.0 (1-7),
normotensive 2.00 (1-6); SBP at PE 150.00 (140-220), normotensive 110.02
(80-130); DBP at PE 100.00 (90-130), normotensive 70.00 (60-90). The results of
Bivariate Analysis on the GAS6 gene genotype identified the GAS6 gene
polymorphism c.834+7AA in PE (9.1%) in normotensive (2.6%), statistically
insignificant (p>0.05). Odds Ratio (OR) analysis found the strength of the
relationship between variables with OR value = 0.423 95% CI 0.129-1.381. Conclusion
: There is an insignificant relationship between GAS6 gene polymorphism c.834 +
7AA with PE in Palembang City (p = 0.149; OR = 0.423, 95% CI = 0.129-1.381)
meaning that allele A is a candidate gene with a probability for PE of 29 ,7%
or plays a protective role for the GAS6 variant in PE.
Keywords: preeclampsia; GAS6; polymorphisms
Pendahuluan
Preeklamsia
(PE) adalah gangguan yang kompleks dan serius mempengaruhi 5-8% wanita hamil di
seluruh dunia (Ye et al., 2017). PE
merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi di seluruh dunia yang
mempengaruhi 2-8% dari semua kehamilan di Timur, Barat dan negara berkembang (Pierik et al., 2020) dan Zang, N.
et.al 2020). PE adalah salah satu penyebab utama kematian ibu, sekitar
50.000-60.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia dan dikaitkan dengan
peningkatan risiko ibu dan anaknya mengembangkan komplikasi kardiovaskular dan Diabetes Mellitus di kemudian hari (Gathiram & Moodley, 2016). Di
Indonesia pada tahun 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi, yaitu 305 per
100.000 kelahiran hidup (Susiana, 2019), PE dan
eklamsia menjadi penyebab mortalis paling banyak kedua (CIMSA, 2019). Beberapa
faktor demografi, genetik, makanan dan lingkungan, serta biomarker ibu yang bersirkulasi� telah�
dikaitkan dengan PE. Faktor demografis seperti ras dan etnis ibu dapat
berperan dalam PE. Polimorfisme genetik spesifik telah diidentifikasi pada PE,
usia ibu, paritas, pendidikan dan status sosial ekonomi dapat terlibat dalam PE
(Zhang, Tan, Yang, & Khalil, 2020).
Selanjutnya, PE adalah sindrom multi-sistemik dengan satu-satunya pengobatan
yang diketahui adalah persalinan janin dan plasenta (Gathiram & Moodley, 2016).
Growth Arrest-Specific 6 (GAS6) merupakan salah satu anggota
keluarga protein Vitamin K Dependent (VKD)
yang memainkan banyak peran penting pada patofisiologi autoimmun, inflamasi,
metabolik disorder dan aterosklerosis serta pada pemeliharaan vaskular dan
homeostatis selular. GAS6 disarankan sebagai anti inflamasi, saat Endhotelial Cells (Ecs) istirahat dan
selesai ketika ECs diaktifkan sebagai pro-inflammatory
stimuli. Kondisi ini memperlihatkan bahwa GAS6 memicu aktivasi ECs sebagai
respon terhadap inflamasi in vitro dan in vivo yang meningkatkan interaksi
antara platelet, ECs, leukosit selama inflamasi. Studi terbaru memperlihatkan level GAS6 berubah pada pasien
preeklamsia, tetapi hasil penelitian tersebut masih menjadi kontroversi (Ozakpinar et al., 2016).
1.
Preeklamsia
Preeklamsia
merupakan suatu sindroma spesifik pada kehamilan berupa berkurangnya perfusi
plasenta akibat vasospasme dan aktivasi endotel yang akhirnya dapat
mempengaruhi seluruh sistem organ, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria
pada pertengahan akhir kehamilan atau diatas 20 minggu kehamilan (Keman, 2014).
Faktor-faktor
risiko yang berhubungan dengan preeklamsia antara lain:
a) Obesitas
dan dislipidemia
b) Terpapar
oleh vili korionik untuk pertama kalinya, yaitu pada primigravida dan
primipaternitas.
c) Terpapar
vili korionik yang berlebihan atau hiperplasentosis, misalnya pada mola
hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, makrosomia.
d) Umur
yang ekstrim (terlalu tua atau terlalu muda)
e) Riwayat
keluarga pernah preeklamsia / eklampsia maupun hipertensi.
f) Penyakit-penyakit
ginjal dan kardiovaskuler termasuk hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.
Preeklamsia
bukanlah suatu �one disease� namun
melibatkan seluruh aspek maternal,
plasental dan fetal. Sementara
itu, etiologinya dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu genetik,
immunologi, nutrisi dan infeksi, serta interaksinya didukung oleh faktor
lingkungan (Keman, 2014).
Beberapa
penelitian telah menyarankan untuk memodernisasi definisi PE dengan memasukkan
biomarker utama dari asal- usul plasenta atau vaskular, termasuk Placenta Growth Factor (PlGF) dan faktor
antiangiogenik seperti soluble fms-like
tyrosine kinase-1 (sFLT1) atau souble
endoglin ( sENG) dalam diagnosis PE dan risiko berkembangnya penyakit dan
bahkan dalam memprediksi hasilnya (Armaly, Jadaon, Jabbour, & Abassi, 2018).
Ada 2
subtipe preeklamsia yang didasarkan pada waktu onset atau pengenalan penyakit.
Umumnya dibagi menjadi 2 jenis utama, onset dini dan onset lambat. Tipe Onset
dini (early onset) tanda- tanda
klinis muncul sebelum kehamilan 33 minggu, ciri patologis utama adalah
transformasi yang tidak lengkap dari arteri spiral menghasilkan hipoperfusi
plasenta dan mengurangi suplai nutrisi ke janin, sehingga ditemukan tanda-tanda
Fetal Growth Restriction (FGR) dan
terjadi penurunan volume plasma pada 14-17 minggu kehamilan, jika pada
kehamilan normal cairan ekstraselular dan volume plasma masing-masing meningkat
30-50% dan 30-40% karena penurunan resistensi vaskuler sistemik dan peningkatan
curah jantung. Tipe onset lambat (late
onset) terjadi setelah kehamilan 34 minggu mayoritas/80% pra eklamsia.
Diameter Arteri spiral sedikit berubah dan tidak ada tanda-tanda FGR. Dengan
kata lain tidak ada perubahan atau remodeling
arteri spiralis yang dalam beberapa kasus menyebabkan hiperperfusi
plasenta. Oleh karena itu, tampaknya onset dini dan onset lambat memiliki jalur
patofisiologi dan etiologi yang berbeda (Gathiram & Moodley, 2016).
Plasenta
memiliki peran sentral dalam patogenesis preeklamsia. Preeklamsia hanya terjadi
dengan adanya plasenta, bahkan ketika tidak ada janin (seperti pada mola
hidatidosa) dan berakhir setelah plasenta dilahirkan. Spesimen patologi telah
menunjukkan infark plasenta, kemungkinan karena iskemia dan oklusi arteri
spiral. Renovasi vaskular fisiologis arteri spiral oleh trofoblas tidak terjadi
pada preeklamsia (Keman, 2014).
Faktor
keturunan atau familial dianggap berpengaruh terhadap terjadinya preeklamsia
dengan ditemukannya mutasi gen tunggal pada wanita preeklamsia, yang
berpengaruh terhadap invasi trofoblas yang abnormal. Genotip ibu lebih
menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotip janin (Keman, 2014).
Bukti
untuk peran genom janin yang diturunkan secara ayah berasal dari analisis data
dari Norwegian Medical Birth Registry dari
1967 hingga 1992, yang mengidentifikasi hampir 400.000 wanita yang memiliki
setidaknya dua kehamilan, dari catatan tersebut untuk membedakan antara
kehamilan dengan orang tua yang sama dan orang-orang di mana ibu atau ayah
berbeda dalam kehamilan kedua. Pada kehamilan pertama risiko preeklamsia di
atas 3%, sedikit meningkat dengan usia ibu. Risiko adalah 1,7% di antara
kehamilan kedua pada ibu yang memiliki kehamilan kedua dengan pasangan yang
sama dan 1,9% di antara kehamilan kedua pada ibu yang telah mengubah
pasangannya sejak kehamilan pertama. Pria yang lahir dari kehamilan preeklamsia
berisiko mengalami kehamilan preeklamsia. Kerabat perempuan tingkat pertama
dari wanita dengan preeklamsia memiliki risiko 5 kali lipat lebih tinggi dan
kerabat tingkat kedua memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi terkena
preeklamsia dibandingkan wanita tanpa riwayat keluarga preeklamsia. Studi
agregasi keluarga dari preeklamsia menunjukkan bahwa faktor genetik dapat
berkontribusi lebih dari 50% dari variabilitas dalam tanggung jawab terhadap
preeklamsia (Haram, Mortensen, & Nagy, 2014).
Pemahaman
terbaru terhadap preeklamsia adalah merupakan penyakit sistemik yang ditandai
dengan kerusakan endotel umum, sehingga berdampak negatif pada hampir semua
organ wanita preeklamsia, termasuk potensi untuk mempengaruhi penyakit
kardiovaskular dan ginjal di masa depan bahkan beberapa dekade setelah kejadian
penyakit (Armaly et al., 2018).
Mengingat
pesatnya perkembangan masalah ini dan relevansi klinisnya, tinjauan saat ini
berkonsentrasi pada terobosan terbaru dalam mendiagnosis preeklamsia dan
pilihan terapi yang diturunkan, yang saat ini telah diuji dalam uji klinis
lanjutan.
2.
Growth arrest-specific 6 (GAS6)
Growth arrest-specific 6
(GAS6) adalah protein vitamin K-dependent
(VKD) yang disekresikan oleh sel imun, sel endotel, sel otot polos pembuluh
darah, dan adiposit (Li, Y.H. et.al. 2018). Gen-nya dinamakan growth arrest-specific 6 gene (GAS6;MM#14456) dan ekspresinya
ditemukan diatur 30 kali ketika sel memasuki fase G0 dalam siklus sel. Gen ini
mengkode protein yang mengandung gamma-carboxyglutamic
(Gla) yang diduga terlibat dalam stimulasi proliferasi sel. Gen ini sering
diekspresikan secara berlebihan pada banyak jenis kanker dan dianggap sebagai
penanda prognostik yang merugikan. Kadar protein yang meningkat terkait dengan
berbagai keadaan penyakit, termasuk penyakit tromboemboli vena, systemic lupus eratematosus (SLE), gagal
ginjal kronis, dan preeklamsia (NCBI, 2021). Lokasi kromosom pada manusia di
13q34 intron 8 (Ye et al., 2017). Gen
tersebut diurutkan pada tahun 1993 dan berbagi 44% homologi dengan Protein S
(ProS) sebagai VKD lainnya. Walaupun sama secara struktural tetapi ekspresi di
jaringan GAS6 jelas berbeda dari protein S. Protein S terutama diekspresikan
dalam hati dan sel endotel (Kr�l et al., 2018). GAS6
diekspresikan di paru-paru, endometrium dan 24 jaringan lain (adrenal, appendix, sumsum tulang, otak,
kolon, duodenum, esophagus, fat, kantong empedu, jantung, ginjal,
hati, lymph node, ovarium, pankreas,
plasenta, prostat, salivary gland,
kulit, usus halus, limpa, stomach,
testis, tyroid, kandung kemih) (NCBI, 2021).
Growth arrest-specific 6
(GAS6) dan Protein S (ProS) hadir dalam serum pada konsentrasi 0,2 nM dan 350
nM. Konsentrasi lingkungan mikro GAS6 mungkin lebih tinggi dari 1 nM, terutama
dalam kondisi inflamasi (Cohen & Shao, 2019). GAS6 adalah
protein multidomain dengan berat molekul 74,925 Da (75 kDa) yang mampu mengikat
dan mengaktifkan semua reseptor TAM, sedangkan ProS hanya dapat mengikat Mer
dan Tyro3, tanpa berinteraksi dengan Axl. GAS6 mampu mengikat dan mengaktifkan
semua TAM, tetapi efek paling�� kuat�� diamati��
setelah�� aktivasi Axl. Selain
itu, baik murine maupun rekombinan manusia ProS dapat mengikat dan mengaktifkan
murine Tyro3 dan Mer (tetapi tidak Axl) secara in vitro (Salmi et al., 2019).
Gen GAS6 berada di dalam
siklus sel pada fase G0, fosfolipid
anion terlokalisasi dalam leaflet membran plasma. Eksposisi fosfolipid anionik pada permukaan
sel adalah gambaran cedera
sel, aktivasi, dan apoptosis. Dalam kondisi
seperti tersebut, lipid ini menyediakan platform docking
untuk pengikatan protein
VKD dan aktivitasnya. Target domain Gla GAS6 ke sel apoptosis atau teraktivasi yang terjadi dalam
berbagai patologi. Aktivasi TAM, yang terjadi melalui
fosforilasi silang tirosin,
dimediasi oleh pengikatan dengan ligannya, GAS6 dan ProS berbagi
di bagian C-terminal �domain Sex Hormone
Globulin Binding (SBHG)�, yang mengikat domain mirip Ig TAM. Pada posisi N-
terminal termasuk γ-carboxylate "domain gamma-carboxyglutamic acid
(Gla)", yang bertanggung jawab dalam mengikat phospholipid
phosphatidylserine (PtdSer) dalam reaksi yang bergantung pada Ca ++ (Salmi et
al., 2019).
GAS6
adalah ligan untuk keluarga reseptor keluarga TAM (disusun oleh Tyro 3, Axl,
dan Mer) mewakili subkelompok khusus dengan peran penting dalam banyak kondisi
fisiologis dan patologis. Terlepas dari mekanisme aktivasi yang berbeda
(misalnya, protein S dan Galaktin-3), aksi TAM terkait erat dengan ligan umum
mereka (yaitu GAS6), karena ekspresi TAM dan GAS6 tersebar luas di antara
jaringan, setiap perubahan salah satu komponen ini dapat menyebabkan kondisi
patologis yang berbeda. Dan pada beberapa tahun terakhir minat meningkat
terkait peran GAS6/TAM sangat diperlukan untuk pemeliharaan homeostasis terkait
peran pada pengaturan proses inflamasi (Salmi et al., 2019). Reseptor
TAM memainkan peran penting dalam mengatur innate
immunity dan menjaga efisiensi pembersihan sel apoptosis. Pengenalan sel
apoptosis yang difasilitasi oleh reseptor TAM membutuhkan pengikatan ligan TAM,
sebagai molekul penghubung, ke PtdSer yang terpapar pada permukaan sel
apoptosis. Reseptor TAM memiliki signifikansi khusus untuk makrofag dan pengenalan
monosit dari sel apoptosis. Fagositosis yang difasilitasi TAM pada sel
apoptosis melepaskan sitokin anti-inflamasi oleh fagosit dan menginduksi
toleransi kekebalan dengan memasok autoantigen dalam lingkungan non-inflamasi.
Keterlibatan reseptor TAM dalam regulasi imunitas telah ditunjukkan dengan
jelas pada model hewan. Tikus yang kekurangan Mer saja (single knockout) menderita gangguan pembersihan sel apoptosis yang
diinfuskan dan terus mengembangkan autoimunitas seperti moderate lupus. Tikus yang tidak memiliki reseptor Mer dan Axl
mengembangkan patologi mirip lupus yang lebih parah. Ablasi dari ketiga
reseptor TAM pada tikus (TAM triple
knockout) menghasilkan spektrum yang luas dari penyakit autoimun dengan
titer autoantibodi yang tinggi dan patologi yang mempengaruhi banyak organ,
termasuk ginjal (Cohen & Shao, 2019). dan,
sebaliknya, ekspresi berlebih atau aktivasi menyimpang (yaitu, mutasi fungsi)
dikaitkan dengan perkembangan dan perkembangan kanker (Tutusaus et al., 2020).
Jalur
PI3K / AKT telah memanifestasikan pengaruhnya yang menarik pada beberapa proses
seluler, setelah pengikatan, rekativasi GAS6/Axl berfungsi sebagai
antiapoptosis GAS6 dalam beberapa jenis sel seperti ECs, VSMC, fibroblast,
Chrondrocytes, Oligodendrocytes, neuro dan beberapa sel kanker. Jalur
pensinyalan GAS6 / AXL dikaitkan dengan pertumbuhan sel tumor, metastasis,
invasi, transisi epitel-mesenkim (EMT), angiogenesis, resistensi obat, regulasi
imun, dan pemeliharaan sel induk (Zhu, Wei, & Wei, 2019).
3.
Polimorfisme
Gen GAS6
Polimorfisme (definisi
biologi )
adalah terjadinya lebih dari satu
jenis atau bentuk organisme dari spesies yang sama yang ada Bersama-sama dalam satu
lokalitas. Secara etimologi :
Poli dalam Bahasa Yunani Kuno (banyak);
morph (bentuk);-ism, yang berarti
banyak bentuk. Sehingga polimorfisme dalam biologi adalah
variasi genetik yang tidak bersambung, atau dapat dikatakan
bahwa keadaan terputus-putus diakhiri dengan terjadinya beberapa jenis organisme tunggal di antara anggota spesiesnya. Ketidaksamaan genetik yang terputus dapat dibagi di antara individu- individu suatu populasi menjadi dua atau lebih
dari dua bentuk yang sangat jelas. Sedangkan yang dimaksud Polimorfisme protein adalah jika lebih dari
satu variasi atau alel menempati
lokus gen tersebut dalam suatu populasi,
yang dapat menyebabkan ekspresi abnormal dari protein nutrisi, dan kemudian dapat menyebabkan banyak penyakit. Polimorfisme DNA adalah perbedaan yang ada dalam urutan DNA dengan frekuensi 1% dalam populasi. Gen penyandi protein menempati 1-2% dari genom manusia,
hal ini menyebabkan
sejumlah besar variasi polimorfisme tidak akan berdampak
langsung pada aktivitas gen, tetapi jika terjadi pada wilayah regulasi gen,
dapat menyebabkan implikasi fungsional yang serius (Dictionary, 2021).
Single Nucleotida Polymorphisms (SNPs)
adalah variasi genetik yang paling banyak diamati diantara individu. Jika suatu
gen memiliki lebih dari satu alel berarti SNPs terjadi pada gen tersebut. SNPs
juga bertanggungjawab pada variasi urutan asam amino, namun bersamaan dengan
asosiasi mereka dengan gen, polimorfisme juga dapat terjadi di area non-coding DNA. Sekitar 90% variasi
genetik pada manusia disebabkan karena SNPs, dan Sebagian besar variasi tidak
mempengaruhi fungsi seluler pada manusia, namun beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa SNPs bisa menjadi alasan berkembangnya berbagai penyakit
seperti kanker, dan dapat juga mempengaruhi respon fisiologis terhadap
obat-obatan. Polimorfisme DNA berguna antara lain untuk analisis keterkaitan
DNA sebagai teknik untuk mendeteksi penyakit melalui keluarga (Dictionary, 2021).
Ada
beberapa penyebab polimorfisme diantaranya adalah sebagai salah satu alasan
mempertahankan polimorfisme untuk menciptakan keseimbangan antar variasi yang
tercipta karena proses mutase atau karena seleksi alam. Seleksi yang bergantung
pada frekuensi menjadi penyebab variasi genetik atau polimorfisme. Migrasi
populasi spesies juga menghasilkan polimorfisme. Sebuah sel homozigot memiliki
gen tertentu dengan alel identik hadir pada kedua kromosom homolog. Individu
yang dominan homozigot membawa salinan ganda dari alel dominan misalnya AA.
Sebaliknya, sel heterozigot adalah ketika ia membawa pasangan alel yang tidak
mengkode sifat fenotipe yang sama dan salah satunya dominan sedangkan yang lain
resesif. Keunggulan heterozigot memiliki kesesuaian relatif yang lebih tinggi
daripada genotip lain yang mungkin. Sebuah lokus tunggal (over dominance) bertanggung jawab atas kasus spesifik dari
keuntungan heterozigot. Ketika gen langka mulai mendapatkan dan mempertahankan
keuntungan secara keseluruhan, gen itu akan terus menyebar dan akan mengurangi
alel normalnya sebanyak gen tersebut mencapai status mutan. Saat proses ini
terjadi, menghasilkan polimorfisme transien karena tekanan selektif lingkungan
yang intens sehingga menyebabkan pemilihan arah untuk menghilangkan satu alel.
Dua gen yang berbeda dipertahankan (polimorfisme seimbang) dalam populasi satu
spesies atau organisme terjadi karena invidivu membawa kedua versi polimorfisme
gen relatif cocok dibandingkan dengan mereka yang memiliki dua salinan dari
salah satu versi saja (Dictionary, 2021).
Telah dilaporkan bahwa polimorfisme pada gen GAS6 ditemukan terkait dengan stroke.
Reseptor GAS6 terbukti
mengatur kalsifikasi pembuluh
darah dan jalur kelangsungan hidup Axl-GAS6 telah terlibat dalam patofisiologi aterosklerosis. Penelitian sebelumnya juga melaporkan struktur
genetik dan varibilitas alelik gen GAS6 Human (Mendelian
Inheritance in Man#600441), menunjukkan bahwa ada hubungan antara stroke dan single nucleotida
polymorhism (SNP; c834 + 7G> A) dalam intron 8 gen GAS6, ini menunjukkan potensi peran protektif
dari genotipe AA (Ye et al.,
2017).
Metode Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik dengan desai case control study dilakukan pada bulan
Januari � Oktober 2020 di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang. Populasi target pada penelitian ini adalah ibu
hamil yang didiagnosis PE dan populasi terjangkau adalah ibu hamil dengan PE di
Kota Palembang dengan kriteria inklusi pada case
group yaitu ibu hamil usia kehamilan > 20 minggu dan di diagnose PE
menurut NHBPEP, 2000 di Kota Palembang, control
group yaitu ibu hamil usia kehamilan > 20 minggu normotensif (tanpa
tanda-tanda PE), dan kriteria ekslusi adalah Wanita dalam persalinan, kehamilan
ganda, selaput pecah, Riwayat medis hipertensi kronis dan diabetes mellitus.
Penentuan
besar sampel menggunakan Teknik consecutive sampling dengan memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi, dengan uji hipotesis besar sampel 2 populasi dengan k kontrol per kasus (1:2), yaitu 39
sampel case group, 78 sampel control group.
Isolasi DNA
menggunakan Quick Protocol Wizard�
Genomic DNA Purification Kit Products dari Promega.
Amplifikasi
PCR menggunakan enzim AlwN1 S R0514S
500 Units (ALSHAMI, ALHARBI, & FOUAD, 2017), Cut Smart 10,000 units/ml disimpan pada
suhu -20oC dari New England
Biolabs, penggunaan mengikuti Time-SaverTM
Protocol. Cetakan DNA menggunakan BenchTop
100bp DNA Ladder REF G8291, CHN
dari Promega mengikuti Primer :
5�-TTC CCT
CAA GAA AGA GCC CG-3� 5�-TCT CAT CCC AAA CCT CCA CA-3� Taq DNA Polimerase menggunakan Go
Taq� Green Master Mix REF M7122 dari Promega. Program PCR 30-35 siklus,
meliputi : 1) Denaturasi / annealing / ekstensi : 95oC/94oC/55,1oC/72oC/72oC/12oC,
selama 3:03:35� untuk sampel 1-88, 2. Denaturasi. 2) Denaturasi / annealing /
ekstensi : 95oC/94oC/55,1oC/72oC/72oC/12oC,
selama 3:03:37� untuk sampel 89-120.
Elektroforesis
menggunakan agarose 2% (2 gr agarose dalam 100 ml TAE dan 900 ml) untuk cetakan
besar, dan agarose 1% (1 gr agarose dalam 50 ml TAE) untuk cetakan kecil.
RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism)
menggunakan agarose 3% (3 gr dalam 100 ml TAE), selanjutnya divisualisasikan
menggunakan Gel Doc, Uvitec dan
aplikasi Uvitec Cambridge, 2014.
Parameter
keberhasilan penelitian ini jika terdapat polimorfisme gen GAS6 c.834 dan dapat
dilakukan Analisa statistik.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik
Demografi Subjek Penelitian Hasil penelitian didapatkan karakteristik
demografi pada
variabel usia, gravida dan tekanan darah sistolik dan diastolik pada PE dan
normotensive adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 1
Distribusi Frekuensi
Preeklamsia Dan Normotensif
Berdasarkan Karakteristik
Karakteristik subjek penelitian |
Preeklamsia
(n=39) |
Kontrol
(n=78) |
Usia |
28,64 + 7,41 (16-43)* |
27,00 (16-40)** |
Gravida |
3,0 (1-7)** |
2,00 (1-6)** |
Tekanan
Darah sistolik |
150,00(140-220)** |
110,02 (80-130)** |
Tekanan darah diastolik |
100,00 (90-130)** |
70,00 (60-90)** |
���� Mean
+ SD
������������� Median, Minimum - Maximum
Hasil penelitian
dari 39 sampel dengan preeklamsia dan 78 kontrol ibu hamil
normotensif di dapatkan karakteristik usia pada preeklamsia mean 28,64 dengan standar deviasi 7,411
minimum-maximum usia 16-43 tahun.
Sedangkan pada kontrol usia median, minimum-maximum 27,00 (16-40). Gravida pada preeklamsia median, minimum-maximum 3,0, (1-7), pada kontrol median minimum-maximum 2,00 (1-6). Tekanan darah sistolik
pada preeklamsia median, minimum-maximum 150,00
(140-220). pada kontrol median, minimum-maximum 10,00
(80-130). Sedangkan tekanan
darah diastolik pada preeklamsia median,
minimum-maximum 100,00 (90-100), pada kontrol median, minimum-maximum 70,00
(60-90).
Karakteristik
subjek penelitian berdasarkan usia lebih banyak pada kelompok usia <35 tahun
pada preeklamsia yaitu 79,5% dan normotensif 84,6%. Kehamilan dengan
preeklamsia lebih banyak terjadi pada kelompok multigravida (51,3%), sedangkan
pada kelompok normotensif pada primigravida (60,3%). Secara statistik tidak ada
hubungan antara variabel yang diuji (p>0,05), seperti pada tabel berikut :
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Dengan Preeklamsia
Dan Normotensif Berdasarkan Karakteristik
Genotip
gen GAS6 terdapat heterozigot mutan dan homozigot lebih sedikit pada
preeklamsia yaitu 22,7% dibandingkan dengan normotensif yaitu 41,0%. Tetapi
secara statistik memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara hasil
nalisa genotip gen GAS6 dengan preeklamsia (p>0,05).
1.
Hubungan
antara Polimorfisme Gen GAS6 dan Preeklamsia
Hasil nalisa genotip
polimorfisme gen GAS6 pada posisi c.834+7G>A sebagai berikut :
Tabel 3
Frekuensi Genotipik Dan Alellik Gen GAS6 C.834 +7AA
Antara Subjek Preeklamsia Dan Normotensif
Distribusi frekuensi
genotip AA pada preeklamsia (13,6%),
pada normotensif (38,5%),
genotip AG pada preeklamsia
(9,1%), pada normotensif (2,6%), dan genotip GG pada preeklamsia (77,3%), pada
normotensif (59,0%).
Alel A pada preeklamsia
diekpresikan lebih sedikit pada preeklamsia (18,18%) dibandingkan pada
normotensif (39,74%). Alel G lebih banyak pada preeklamsia (81,81%)
dibandingkan dengan normotensif (60,25%).
2.
Odds Ratio (OR) Polimorfisme Gen GAS6 pada preeklamsia
Hasil analisa statistik
didapatkan kekuatan hubungan antara variabel dengan nilai OR, sebagai berikut :
Tabel 4
Nilai OR Polimorfisme Gen GAS6 Pada Preeklamsia
Dari tabel 4 diatas didapatkan OR sebesar 0,423 artinya Alel A pada ibu
hamil preeklamsia diekspresikan frekuensi lebih rendah (22,7%) dibandingkan
dengan ibu hamil normotensif (34,4%) atau Genotip GAS6 c.834+7AA dikaitkan
dengan penurunan risiko preeklamsia sebesar 0,423 kali dengan� 95% CI 0,129 � 1,38, artinya alel A Gen GAS6
merupakan gen kandidat kerentanan dengan probabilitas untuk penyakit
preeklamsia sebesar 29,7% atau berperan protektif untuk varian GAS6 dalam
preeklamsia.
Berbagai penelitian telah banyak dilakukan terkait peran gen GAS6 sebagai
pengendali imunitas bawaan dan proses inflamasi, dan target terapi yang
menjanjikan untuk agen anti-platelet baru. Jalur ini juga aktif dalam berbagai
jenis sel jinak dan ganas dengan fungsi termasuk regulasi inflamasi,
fagositosis, sel apoptosis dan puing seluler, stabilisasi trombosit,
pemeliharaan pembuluh darah homeostasis otot polos, spermatogenesis,
pemeliharaan retina, dan perkembangan kanker.
Penelitian
Al Shami�I, et.al. 2017, memperlihatkan perbedaan yang signifikan antara
frekuensi alel G dan alel A pada pasien SLE dan kontrol. GG genotip berhubungan
dengan peningkatan resiko pada SLE (GG vs GA OR : 3,4, 95%CI 1,2- 9,5, dan GG
vs AA OR 3,6, 95% CI 1,1- 11,8).
Penelitian (Erkoc et al.,
2015). Polimorfisme GAS6 intron 8
c.834 + 7G>A tidak terkait dengan nefropati diabetik pada diabetes melitus
tipe 2. Namun, keadaan heterozigot dari polimorfime ini dapat menjadi faktor
risiko retinopati diabetik pada pasien dengan nefropati diabetik. Genotip GA
dan AA serupa pada nefropati diabetik dan kelompok kontrol (p=0,837). Genotip
GA secara signifikan lebih sering daripada genotip GG pada pasien dengan
retinopati diabetik jika dibandingkan dengan tanpa retinopati diabetik
(p=0,10).
Pada
penelitian (Ozakpinar et al., 2016). Secara prevalensi genotip GG > AA. Genotip
GG�� adalah yang mendominasi, dan risiko
preeklamsia adalah 3,5 kali lipat lebih tinggi pada wanita hamil dengan GG
genotipe dibandingkan dengan wanita dengan AA genotipe ( p <0,01). Alel A lebih sedikit pada pasien preeklamsia
dibanding subyek kontrol (OR = 2,118, 95% CI = 1,330-3,371, p<0,001), memperlihatkan polimorfisme
GAS6 c.834 + 7G> alel A mungkin memiliki peran
penting dalam patogenesis preeklamsia yang menunjukkan bahwa alel A memiliki
peran protektif untuk preeklamsia, 5 kali lipat lebih tinggi pada wanita hamil
dengan genotip GG dibandingkan wanita dengan genotip AA (p<0,01). Alel A
lebih jarang pada pasien preeklamsia dibandingkan pada subjek kontrol
(OR=2,118, 95% CI = 1,330-3,371, p<0,001).
Hasil penelitian ini, memperlihatkan hasil yang serupa dengan penelitian
terdahulu terkait dengan polimorfisme gen GAS6 c.834+7AA, yaitu hasil analisa
genotip gen GAS6 c.834+7AA, memperlihatkan proporsi homozigot wildtype GG lebih banyak pada kelompok
preeklamsia (77,3%) dibandingkan dengan kelompok normotensif (59,0%), homozigot
AA lebih sedikit pada preeklamsia (13,6%) dibandingkan dengan kelompok
normotensif (38,5%), dan di dapatkan heterozigot mutan (AG) pada kelompok
preeklamsia dan normotensif, tetapi lebih banyak pada kelompok preeklamsia
(9,1%) dibandingkan dengan kelompok normotensif (2,6%). Hasil analisa statistik
memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara polimorfime dengan
preeklamsia (p=0,149) dengan nilai OR sebesar 0,423, 95% CI = 0,129 � 1,381.
Hasil analisa statistik ini memperlihatkan alel A berperan protektif
terhadap preeklamsia atau genotip AA menurunkan resiko preeklamsia.
Kesimpulan
1. Polimorfisme
gen GAS6 c. 834 + 7AA teridentifikasi pada kehamilan preeklamsia di Kota
Palembang yaitu sebesar 9,1%.
2. Polimorfisme
gen GAS6 c. 834 + 7AA teridentifikasi pada kehamilan normotensif di Kota
Palembang yaitu sebesar 2,6%.
3. Terdapat
hubungan yang tidak signifikan antara polimorfisme gen GAS6 c. 834 + 7AA dengan
preeklamsia di Kota Palembang, yaitu p=0,149 dan didapatkan nilai OR = 0,423,
95% CI = 0,129-1,381. Artinya alel A Gen GAS6 merupakan gen kandidat kerentanan
dengan probabilitas untuk penyakit preeklamsia sebesar 29,7% atau berperan
protektif untuk varian GAS6 dalam preeklamsia, atau hasil tersebut
memperlihatkan bahwa alel A berperan protektif terhadap preeklamsia atau
genotip AA terkait dengan penurunan resiko preeklamsia.
(NCBI), National Center for Biotechnology Information.
(2021). National Center for Biotechnology Information (NCBI). Retrieved from
Www.ncbi.nlm.nih.gov website: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/gen e/?term=gas6
Alshami, Issam, Alharbi, Ahmed E. I. D.,
& Fouad, Nehad Ahmed. (2017). The potential role of Serum Level of
Growth Arrest�Specific 6 (GAS6) Protein and its Genetic Variations in.
Armaly, Zaher, Jadaon, Jimmy E., Jabbour,
Adel, & Abassi, Zaid A. (2018). Preeclampsia: novel mechanisms and
potential therapeutic approaches. Frontiers in Physiology, 9,
973.
Cohen, Philip L., & Shao, Wen Hai.
(2019). Gas6/TAM receptors in systemic lupus erythematosus. Disease Markers,
2019.
Dictionary, Biology Online. (2021). Genetic
plymorhphism. Retrieved from www.biologyonline.com website:
https://www.biologyonline.com
Erkoc, Reha, Cikrikcioglu, Mehmet Ali,
Aintab, Emre, Erek Toprak, Aybala, Kilic, Ulkan, Gok, Ozlem, Yasin Cetin, Ayse
Irem, Zorlu, Mehmet, Kiskac, Muharrem, & Cakirca, Mustafa. (2015). GAS6
intron 8 c. 834+ 7G> A gene polymorphism in diabetic nephropathy. Renal
Failure, 37(5), 866�870.
Gathiram, Pre eclampsia, & Moodley,
JJCJOA. (2016). Pre-eclampsia: its pathogenesis and pathophysiolgy: review
articles. Cardiovascular Journal of Africa, 27(2), 71�78.
Haram, Kjell, Mortensen, Jan Helge, &
Nagy, B�lint. (2014). Genetic aspects of preeclampsia and the HELLP syndrome. Journal
of Pregnancy, 2014.
Keman, Kusnarman. (2014). Patomekanisme
Preeklampsia Terkini: Mengungkapkan Teori-Teori Terbaru tentang Patomekanisme
Preeklampsia Dilengkapi dengan Deskripsi Biomolekuler. Universitas
Brawijaya Press.
Kr�l, Magdalena Beata, Galicki,
Michał, Gre�ner, Peter, Wieczorek, Edyta, Jabłońska, Ewa,
Reszka, Edyta, Morawiec, Zbigniew, Wąsowicz, Wojciech, &
Gromadzińska, Jolanta. (2018). ESR1 and GPX1 genes expression level in
human malignant and non-malignant breast tissues. Acta Biochimica Polonica,
65(1), 51�57.
Li, Yu Huei, Lu, Chieh Hua, Lin, Fu Huang,
Su, Sheng Chiang, Liu, Jhih Syuan, Hsieh, Chang Hsun, Hung, Yi Jen, Shieh, Yi
Shing, & Lee, Chien Hsing. (2019). Plasma Growth Arrest-Specific 6 Protein
and Genetic Variations in the GAS6 Gene in Patients with Metabolic Syndrome. Metabolic
Syndrome and Related Disorders, 17(1), 22�28.
Ozakpinar, Ozlem Bingol, Sahin, Sadık,
Verimli, Nihan, Simsek, Gulhayat Golbasi, Maurer, Anne Marie, Eroglu, Mustafa,
Tetik, Sermin, & Uras, Fikriye. (2016). Association between the growth
arrest-specific 6 (Gas6) gene polymorphism c. 834+ 7G> A and preeclampsia. The
Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 29(7), 1149�1153.
Pierik, E., Prins, Jelmer R., van Goor,
Harry, Dekker, Gustaaf A., Daha, Mohamed R., Seelen, Marc A. J., &
Scherjon, Sicco A. (2020). Dysregulation of complement activation and placental
dysfunction: a potential target to treat preeclampsia? Frontiers in
Immunology, 10, 3098.
Salmi, Livia, Gavelli, Francesco, Patrucco,
Filippo, Caputo, Marina, Avanzi, Gian Carlo, & Castello, Luigi Mario.
(2019). Gas6/TAM axis in sepsis: Time to consider its potential role as a therapeutic
target. Disease Markers, 2019.
Susiana, S. (2019). Angka kematian ibu:
Faktor penyebab dan upaya penanganannya. Bidang Kesejahteraan Sosial Info
Singkat, 11(24), 13�18.
Tutusaus, Anna, Mar�, Montserrat,
Ortiz-P�rez, Jos� T., Nicolaes, Gerry A. F., Morales, Albert, & Garc�a de
Frutos, Pablo. (2020). Role of vitamin K-dependent factors protein S and GAS6
and TAM receptors in SARS-CoV-2 infection and COVID-19-associated
Immunothrombosis. Cells, 9(10), 2186.
Ye, Liyan, Guan, Linbo, Fan, Ping, Liu, Xinghui,
Liu, Rui, Chen, Jinxin, Zhu, Yue, Wei, Xing, Liu, Yu, & Bai, Huai. (2017).
Association study between GAS6 gene polymorphisms and risk of preeclampsia in
Chinese population. European Journal of Obstetrics & Gynecology and
Reproductive Biology, 211, 122�126.
Zhang, Ning, Tan, Jing, Yang, HaiFeng,
& Khalil, Raouf A. (2020). Comparative risks and predictors of preeclamptic
pregnancy in the Eastern, Western and developing world. Biochemical
Pharmacology, 182, 114247.
Zhu, Chenjing, Wei, Yuquan, & Wei, Xiawei.
(2019). AXL receptor tyrosine kinase as a promising anti-cancer approach:
functions, molecular mechanisms and clinical applications. Molecular Cancer,
18(1), 1�22.
Copyright holder: Ariani Susanti, Legiran, Yusuf Effendi
(2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |