Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
ANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL DI PT. SUMBERMAS INDAH PLYWOOD
Moch Ivan Eka Surya Rachmana, Moch Nuruddin, Said Salim Dahda
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Gresik, Indonesia
Email: ivansurya[email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
PT. Sumber Mas
Indah Plywood merupakan perusahaan
swasta yang bergerak dibidang pengolahan kayu lapis yang memiliki kualitas tinggi. Setelah melakukan wawancara dengan supervisor bagian produksi masih sering dijumpai
kecelakaan kerja di PT. Sumber Mas Indah Plywood yang berarti
K3 dibagian produksi masih belum bekerja
dengan baik. Setelah mengetahui permasalahan yang ada metode yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan adalah metode Hazard
Identification Risk Assesment and Risk Control atau biasa dikenal
dengan HIRARC. HIRARC adalah
suatu program yang didesain
untuk lebih mengenali potensi bahaya yang ada disekitar tempat kerja, membuat identifikasi bahaya dan mengetahui nilai dari risiko bahaya
kemudian melakukan upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan. Tujuan HIRARC adalah untuk mencari
bahaya yang sering diabaikan oleh pekerja yang memiliki potensi untuk mencelakai pekerja dan memberikan pengendalian misalnya dengan memberikan APD yang sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk menemukan
potensi bahaya dan memberikan cara penanggulangan degan baik dan benar agar kedepanya tidak lagi ditemukan kecelakaan kerja pada saat bekerja. ditemukan
10 potensi bahaya dengan rincian terdapat 5 potensi bahaya yang memiliki nilai High kemudian 3 potensi bahaya bernilai Moderate dan masing � masing 1 potensi
bahaya yang memiliki nilai Low dan Extreme yang berarti
diperlukan proses pengendalian
risiko agar kedepanya dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja. Contoh dari
pengendalian administratif adalah memberikan briefing sebelum memulai pekerjaan, menyediakan kotak P3K, dan contoh pada pengendalian teknis adalah memberikan safety sign, untuk pemberian APD kepada pekerja contoh APD nya adalah sepatu safety, sarung tangan, google glass, helm
safety, dan ear plug.
Kata Kunci: K3; HIRARC; Risk Asessment
Abstract
PT. Sumber Mas Indah Plywood
is a private company engaged in processing plywood that has high quality. After
conducting interviews with supervisors in the production department, there are
still often work accidents at PT. Source Mas Indah Plywood which means K3 in
the production section is still not working properly. After knowing the problem,
there is a suitable method to overcome the problems found is the Hazard
Identification Risk Assessment And Risk Control method
or commonly known as HIRARC. HIRARC is a program designed to better recognize
potential hazards around the workplace, identify hazards and know the value of
hazard risks and then carry out efforts to control potential hazards found. The
purpose of the HIRARC is to look for hazards that are often overlooked by
workers who have the potential to harm workers and provide control for example
by providing PPE that suits their needs. The purpose of this study is to find
potential hazards and provide ways to overcome properly and correctly so that
in the future there will be no more work accidents found while working. found
10 potential hazards with details there are 5 potential hazards that have a High value then 3 potential
hazards worth Moderate and each 1 potential hazard that has a Low and Extreme
value which means a risk control process is needed so that in the future it can
reduce the potential for work accidents. An example of administrative control
is to provide a briefing before starting work, provide a P3K box, and an
example on technical control is to provide safety signs, for giving PPE to
workers examples of PPE are safety shoes, gloves, safety helmet, and ear plug.
Keywords: K3; HIRARC; Risk Asessment
Pendahuluan
Pada era industri yang
modern sering dijumpai beberapa perusahaan sudah melakukan proses produksi yang sudah menggunakan mesin otomatis. Meskipun sudah memakai mesin
yang otomatis tidak menutup kemungkinan masih bisa terjadi
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang harusnya bisa dihindari
dengan melakukan pencegahan yang dirasa tepat kecelakaan kerja juga bisa berdampak buruk pada pekerja diantaranya cidera ringan hingga
yang terparah meninggal
dunia (Alfatiyah, 2017).
Kecelakaan kerja berkaitan erat dengan K3 kecelakaan kerja bisa dijumpai
disaat proses produksi dan bisa terjadi karena
kelalaian manusia yang bisa berakibat fatal jika sudah terjadi
ada beberapa pihak yang dirugikan diataranya pekerja itu sendiri dan perusahaan (Noviyanti, 2020).
Riset yang dilakukan oleh National Safety Council menyatakan bahwa penyebab kecelakaan kerja adalah unsafe behavior dimana pekerja meyakini apa yang dilakukan sudah benar karena
mereka sudah professional padahal yang mereka masih seringkali mengabaikan bahaya yang ada disekitar saat
bekerja (Muhtia et al., 2020).
Kecelakaan kerja sendiri dapat dicegah
dengan cara mengidentifikasi karakteristik medan kerja supaya
pencegahanya lebih efektif, kesehatan keselamatan kerja atau K3 adalah sebuah kondisi dari sebuah pekerjaan
yang dirasa aman, nyaman, dan sehat khususnya untuk pekerja sehingga setiap perusahaan harus meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dengan mencari
sumber potensi bahaya yang ada (Lisdawanti et al., 2021).
PT. Sumber Mas Indah
Plywood merupakan perusahaan
swasta yang bergerak dibidang pengolahan kayu lapis yang memiliki kualitas tinggi, perusahaan ini berletak di Jl. Kapten Darmo Sugondo No. 99, desa karang kering
kec. Kebomas kab. Gresik. Proses produksi yang
ada di PT. PT. Sumber Mas Indah
Plywood dibagi menjadi tiga bagian yaitu
Rotary, Dryer, dan Repair. Produk yang dihasilkan PT. Sumber Mas Indah Plywood diantaranya
adalah laminated
board, overlay plywood, bare core, LVL, LBL, Floor base panel. Setelah
melakukan wawancara dengan supervisor bagian produksi masih sering dijumpai kecelakaan kerja di PT. Sumber Mas Indah Plywood yang berarti
K3 dibagian produksi masih belum bekerja
dengan baik berikut ini adalah
tabel jumlah kecelakaan yang terjadi dari bulan April 2021- Maret 2022 yang bisa dilihat di tabel 1.
Tabel 1
Data Kecelakaan Kerja
No |
Stasiun Kerja |
Jumlah pekerja |
Kategori ringan |
Kategori sedang |
Kategori berat |
Total |
1 |
Dryer |
23 |
15 |
6 |
0 |
21 |
2 |
Repair |
23 |
17 |
3 |
0 |
20 |
3 |
Rotary |
23 |
6 |
6 |
0 |
12 |
Total |
|
|
38 |
15 |
0 |
53 |
Dari tabel 1 didapatkan hasil total data kecelakaan kerja dari bulan April 2021- Maret 2022 dimulai dari stasiun kerja
Dryer yang memiliki 23 pekerja
terdapat 15 kejadian dengan kategori ringan dan terdapat 6 kejadian dengan kategori sedang tidak ada kejadadian
yang masuk dalam kategori berat total kecelakaan yang pernah terjadi di stasiun kerja dryer adalah 21 kecelakaan kerja, pada stasiun kerja repair yang terdapat 23 pekerja tercatat ada 17 kecelakaan kerja dengan kategori ringan dan ada 3 kecelakaan kerja dengan kategori sedang total kejadian kecelakaan kerja pada stasiun kerja repair adalah 20 kejadian, dan pada stasiun kerja Rotary yang memiliki 23 pekerja tercatat ada 6 kecelakaan kerja yang masuk dalam kategori
ringan dan ada 6 kecelakaan kerja yang masuk dalam kategori
sedang total kejadian kecelakaan kerja yang ada di stasiun kerja rotary adalah 12 kejadian, total kejadian di semua stasiun kerja
adalah 53 dengan rincian 38 yang masuk dalam kategori ringan dan 15 masuk kedalam kategori sedang.
Setelah mengetahui permasalahan yang ada metode yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan adalah metode Hazard
Identification Risk Assesment And
Risk Control atau biasa dikenal dengan HIRARC. HIRARC adalah suatu program yang didesain untuk lebih mengenali potensi bahaya yang ada disekitar tempat
kerja, membuat identifikasi bahaya dan mengetahui nilai dari risiko bahaya
kemudian melakukan upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan. Tujuan HIRARC adalah untuk mencari
bahaya yang sering diabaikan oleh pekerja yang memiliki potensi untuk mencelakai pekerja dan memberikan pengendalian misalnya dengan memberikan APD yang sesuai dengan kebutuhan
(Nasution & Namirach, 2020).
HIRARC adalah elemen penting dalam system K3 yang wajib dimiliki oleh sebuah perusahaan agar terhindar dari bahaya yang ada, ini juga mencakup manajemen risiko, identifikasi bahaya, penilaian bahaya, dan juga pengendalian bahaya (Mauliyani et al., 2022). HIRARC dilakukan
pada seluruh kegiatan untuk mencari tahu
pada kegiatan mana yang memiliki
potensi bahaya yang mengintai para pekerja yang memiliki dampak tidak baik kedepanya
kepada perusahaan dan pekerja (Desianna & Yushananta, 2020).
Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian masalah, mengukur permaslahan, memastikan risiko dan membagi strategi untuk mengelola risiko (Triswandana & Armaeni N K, 2020).
Berikut ini adalah beberapa hasil yang ditemukan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Ulfa & Handayani, 2018)
HIRARC dianggap mampu untuk menanggulangi potensi bahaya yang ada pada unit laundry di rumah sakit. Pada penelitian (Purwanto et al., 2022)
HIRARC berhasil mengidentifikasi
beberapa bahaya diantaranya tersengat listrik, terjatuh, terjepit, terbentur pipa, terkena percikan material, terpeleset hingga terkilir. Rekomendasi perbaikan didapatkan dari hasil penegendalian
risiko yang diharapkan bisa memberikan dampak yang baik dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja berikut ini upaya
pencegahan yang dilakukan adalah subtitusi pergantian, pengendalian teknis, dan pemberian APD (Giananta et al., 2020).
Berikut ini upaya pengendalian risiko pada RSUD Gunung Jati Kota Cirebon diberlakukanya
shift kerja, memberi pelatihan pada perawat, berlakunya jadwal red code, pemberian sarung tangan dan masker (Indragiri & Yuttya, 2020). hasil identifikasi pada penelitian (Ihsan et al., 2017)
diketahui bahwa jika pekerja terlalu
lama menghirup partikel berbahaya akan berdampak buruk bagi kesehatan maka penanggulangannya diberi masker yang memiliki
respirator. HIRARC dapat memecahkan
permasalahan yang ada pada penelitian (Ligia Aulia, 2020)
dengan cara memberi APD seperti yang diperlukan oleh pekerja lapangan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 95 risiko bahaya yang ada ditempat kerja
pembuatan tahu dimana 66,3% merupakan bahaya dengan kategori
rendah dan �23,2%
kategori sedang 10,5% merupakan kategori tinggi (Fathimahhayati et al., 2019).
Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk menemukan
potensi bahaya dan memberikan cara penanggulangan degan baik dan benar agar kedepanya tidak lagi ditemukan kecelakaan kerja pada saat bekerja.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif
yang deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh
data yang lebih detail. Penelitian
ini dilakukan di PT. Sumber Mas Indah Plywood perusahaan
ini bergerak dibidang pengolahan kayu lapis yang memiliki kualitas tinggi, objek penelitian ini adalah para pekerja yang ada pada bagian produksi.
Teknik pengumpulan
data didapat dengan cara melakukan wawancara dengan supervisor bagian produksi dan melakukan brainstorming setelah itu peneliti meminta
pada supervisor data kecelakaan untuk
dianalisis.
Prosedur pelaksanaan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yang pertama melakukan identifikasi bahaya, kemudian melakukan penilaian risiko, dan yang terakhir melakukan pengendalian risiko berikut ini merupakan
rincian dari ketiga tahapan tersebut
Identifikasi Bahaya
(Hazard Identification)
Identifikasi bahaya merupakan proses yang krusial
pada metode HIRARC dikarenakan
harus teliti dalam mencari sumber
bahaya pada bagian produksi untuk memberikan pengendalian yang tepat, sehingga pengendalian dapat berfungsi dengan baik dan tepat sasaran.
Penilaian Risiko
(Risk Assesment)
Setelah melakukan identifikasi bahaya langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko bertujuan untuk mengetahui nilai dari potensi bahya
yang ada penilaian risiko dilakukan dengan menentukan nilai likelihood
dan severity. Pemberian
nilai kepada 2 parameter tersebut dilakukan dengan cara melakukan
koordinasi dengan pihak K3 perusahaan dan juga
supervisor bagian produksi.
Contoh dari kerangka skala mengikuti standar dari standar Australia (Madill, 2003)
berikut ini contoh tabelnya sebagai berikut.
Tabel 2
Parameter
Likelihood
Level |
Kriteria |
Keterangan |
5 |
Almost Certain |
Terjadi hampir
disemua keadaan |
4 |
Likely |
Sangat mungkin terjadi hampir disemua keadaan |
3 |
Possible |
Mungkin terjadi pada suatu waktu |
2 |
Unlikely |
Dapat terjadi pada suatu waktu |
1 |
Rare |
Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu |
Tabel 3
Parameter
Consequence
Level |
Kriteria |
Keterangan |
1 |
Insignification |
Tidak terjadi
cidera, kerugian finansial kecil |
2 |
Minor |
P3K, penanganan
ditempat dan kerugian finansial sedang |
3 |
Moderate |
Memerlukan perawatan medis, penanganan ditempat dengan bantuan pihak
luar, kerugian finansial besar |
4 |
Major |
Cidera berat, kehilangan kemampuan produksi, penanganan luar area
tanpa efek negative, kerugian financial besar |
Setelah mengetahui hasil Likelihood dan consequence langkah
selanjutnya adalah menentukan level risiko dengan melihat risk matrix sebagai
patokan penilaian. Berikut ini tabel
risk matrix sesuai dengan standar Australia bisa dilihat di tabel berikut.
Tabel 4
Risk Matrix
Likelihood |
Consequence |
|||||
Insignificant |
minor |
moderate |
Major |
catastropic |
||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
Almost
certain |
5 |
H |
H |
E |
E |
E |
Likely |
4 |
M |
H |
H |
E |
E |
Possible |
3 |
L |
M |
H |
E |
E |
Unlikely |
2 |
L |
L |
M |
H |
E |
Rare |
1 |
L |
L |
M |
H |
H |
Keterangan symbol yang ada ditabel:
L� =� Low Risk
M =�
Moderate Risk
H� =� High
Risk
E� =� Extreme
Risk
Pengendalian Risiko (Risk Control)
Pengendalian risiko merupakan
salah satu cara untuk mengeliminasi potensi bahaya yang ada dengan cara
melakukan pengendalian potensi bahaya dengan solusi yang paling tepat, hirarki dari pengendalian risiko merupakan tindakan untuk mengeliminasi potensi bahaya dengan tahapan
eliminasi, subtitusi,
engineering, control, administrative control.
Hasil dan Pembahasan
Pada tahapan ini merupakan analisis
dan mengidentifikasi risiko
dari metode HIRARC yang dimulai dari mengidentifikasi
bahaya, peniliain risiko, dan pengendalian risiko yang ada dibagian produksi PT. Sumber Mas Indah Plywood.
Identifikasi Bahaya
(Hazard Identification)
Hasil identifikasi potensi bahaya yang ada pada area produksi PT. Sumber Mas Indah Plywood didapatkan hasil
sebagai berikut.
Tabel 5
Identifikasi Potensi
Bahaya Yang Ada Di Proses Produksi
No |
Aktivitas |
Sumber
bahaya |
Potensi
bahaya |
Dampak |
1. |
Pengambilan
bahan baku |
Log kayu,
debu |
Terhirup,
menimpa kaki, masuk ke mata, |
Iritasi
pernafasan, kulit, mata, kaki terkilir |
2. |
Penyortiran
kayu |
Kayu yang tajam |
Tergores
bagian tubuh |
Terluka dan
berdarah |
3. |
Rotary lathe |
Suara mesin,
suhu udara |
Kebisingan,
panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi |
|
|
Benda tajam,
berdebu |
Terhirup,
tergores bagian tubuh, masuk kedalam mata |
Bagian tubuh
terluka, iritasi� mata dan pernafasan |
4. |
Pengeringan/
dryer |
Suara mesin,
suhu udara |
Kebisingan,
panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi |
|
|
Mesin
menyala 24/7, berdebu |
Kebakaran,
terhirup |
Iritasi
pernafasan, dan meninggal |
5. |
Pemotongan
dan penyambungan / repair |
Suara mesin,
berdebu, suhu udara |
Kebisingan,
terhirup, panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi, terhirup |
6. |
Double saw |
Korsleting
listrik, benda tajam |
Kebakaran,
bagian tubuh tergores |
Cacat
permanen, kematian |
7. |
pendempulan |
Suhu udara,
berdebu |
Terhirup,
panas |
Dehidrasi,
gangguan pernafasan |
8. |
pengamplasan |
Korsleting
listrik, suhu udara |
Kebakaran,
panas, terhirup |
Cacat
permanen, dehidrasi, gangguan pernafasan |
9. |
Grading |
Bahan kimia |
Tersiram
cairan |
Iritasi
kulit |
10. |
Packing |
Ergonomi |
Membungkuk
terlalu lama |
Musculoskeletal
disorder |
Dari hasil identifikasi
potensi yang ada di proses produksi di PT. Sumber Mas Indah
Plywood yang ada
di tabel 5, ada 10 tahapan produksi yang ada di PT. Sumber Mas Indah
Plywood yang masing � masing tahapan memiliki potensi bahayanya sendiri. Langkah berikutnya adalah memberikan penilaian risiko yang sudah ditemukan.
�
Penilaian Risiko
(Risk Assesment)
Penilaian risiko ini
dilakukan bertujan untuk memberikan penilaian terhadap potensi bahaya yang ada. Pengisian nilai likelihood dilakukan dengan cara menanyakan
langsung kepada 23 pekerja yang ada diarea produksi adapun hasilnya sebagai berikut.
Tabel 6
Penilaian Risiko
No |
Aktivitas |
Potensi
bahaya |
Dampak |
Likelihood |
consequence |
Level
risiko |
1. |
Pengambilan
bahan baku |
Terhirup,
menimpa kaki, masuk ke mata, |
Iritasi
pernafasan, kulit, mata, kaki terkilir |
2 |
3 |
M |
2. |
Penyortiran
kayu |
Tergores
bagian tubuh |
Terluka dan
berdarah |
2 |
2 |
L |
3. |
Rotary lathe |
Kebisingan,
panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi |
2 |
|
M |
|
|
Terhirup,
tergores bagian tubuh, masuk kedalam mata |
Bagian tubuh
terluka, iritasi� mata dan pernafasan |
4 |
2 |
H |
4. |
Pengeringan/
dryer |
Kebisingan,
panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi |
1 |
1 |
L |
|
|
Kebakaran,
terhirup |
Iritasi
pernafasan, dan meninggal |
4 |
2 |
H |
5. |
Pemotongan
dan penyambungan / repair |
Kebisingan,
terhirup, panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi, terhirup |
4 |
2 |
H |
6. |
Double saw |
Kebakaran,
bagian tubuh tergores |
Cacat
permanen, kematian |
3 |
4 |
E |
7. |
pendempulan |
Terhirup,
panas |
Dehidrasi,
gangguan pernafasan |
3 |
2 |
M |
8. |
pengamplasan |
Kebakaran,
panas, terhirup |
Cacat
permanen, dehidrasi, gangguan pernafasan |
1 |
4 |
H |
9. |
Grading |
Tersiram
cairan |
Iritasi
kulit |
1 |
4 |
H |
10. |
Packing |
Membungkuk
terlalu lama |
Musculoskeletal
disorder |
2 |
2 |
L |
Dari penilaian risiko yang ditemukan di proses produksi dapat dijabarkan di tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7
Deskripsi Tingkat Potensi
Bahaya
NO. |
Kriteria |
Jumlah |
Presentase |
1. |
Extreme
Risk |
1 |
10% |
2. |
High
Risk |
5 |
50% |
3. |
Moderate
Risk |
3 |
30% |
4. |
Low
Risk |
1 |
10% |
jumlah |
|
10 |
100% |
Setelah melakukan penilaian risiko yang ada di proses produksi didapatkan hasil terdapat 5 potensi bahaya yang memiliki nilai High kemudian 3 potensi bahaya bernilai Moderate dan masing � masing 1 potensi bahaya yang memiliki nilai Low dan Extreme.
Pengendalian Risiko
Setelah melakukan tahapan identifikasi bahaya dan penilaian risiko langkah selanjutnya adalah melakukan pengendalian risiko. Beberapa potensi bahaya yang ada di proses produksi berpotensi buruk jika diabaikan begitu saja. Potensi
bahaya harus diidentifikasi dan dilakukan pengendalian risiko dengan langkah akurat untuk mengurangi
kecelakaan kerja. Hasil dari penegendalian risiko tersaji di tabel 8.
Tabel 8
Pengendalian Potensi
Bahaya
No |
Aktivitas |
Sumber
bahaya |
Potensi
bahaya |
Dampak |
Pengendalian
administratif |
Pengendalian
teknis |
APD |
1. |
Pengambilan
bahan baku |
Log kayu,
debu |
Terhirup,
menimpa kaki, masuk ke mata, |
Iritasi
pernafasan, kulit, mata, kaki terkilir |
|
Memberikan
safety sign |
Memakai
sepatu safety dan menggunakan sarung tangan |
2. |
Penyortiran
kayu |
Kayu yang
tajam |
Tergores
bagian tubuh |
Terluka dan
berdarah |
Menyediakan
kotak P3K |
|
Menggunakan
sarung tangan |
3. |
Rotary lathe |
Suara mesin,
suhu udara |
Kebisingan,
panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi |
Melakukan
briefing sebelum memulai pekerjaan, Menyediakan galon air disekitar area
produksi� |
Memberikan
safety sign |
Memakai ear
plug, memakai helm safety |
|
|
Benda tajam,
berdebu |
Terhirup,
tergores bagian tubuh, masuk kedalam mata |
Bagian tubuh
terluka, iritasi� mata dan pernafasan |
Menyediakan
kotak P3K |
|
Menggunakan
masker, menggunakan google glass |
4. |
Pengeringan/
dryer |
Suara mesin,
suhu udara |
Kebisingan,
panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi |
Melakukan
briefing sebelum memulai pekerjaan, Menyediakan galon air disekitar area
produksi� |
|
Memakai ear
plug |
|
|
Mesin
menyala 24/7, berdebu |
Kebakaran,
terhirup |
Iritasi
pernafasan, dan meninggal |
|
Memberikan
safety sign |
Menggunakan
masker, menggunakan google glass |
5. |
Pemotongan
dan penyambungan / repair |
Suara mesin,
berdebu, suhu udara |
Kebisingan,
terhirup, panas |
Gangguan
pendengaran, dehidrasi, terhirup |
Melakukan
briefing sebelum memulai pekerjaan, Menyediakan galon air disekitar area produksi |
Memberikan
safety sign |
Memakai ear
plug |
6. |
Double saw |
Korsleting
listrik, benda tajam |
Kebakaran,
bagian tubuh tergores |
Cacat
permanen, kematian |
Melakukan
briefing sebelum memulai pekerjaan |
Memberikan
safety sign |
Memakai
sepatu safety dan menggunakan sarung tangan |
7. |
pendempulan |
Suhu udara,
berdebu |
Terhirup,
panas |
Dehidrasi,
gangguan pernafasan |
Menyediakan
galon air disekitar area produksi |
|
Menggunakan
helm safety dan sepatu safety, sarung tangan |
8. |
pengamplasan |
Korsleting listrik,
suhu udara |
Kebakaran,
panas, terhirup |
Cacat
permanen, dehidrasi, gangguan pernafasan |
Melakukan
briefing sebelum memulai pekerjaan |
Memberikan
safety sign |
Menggunakan
sarung tangan |
9. |
Grading |
Bahan kimia |
Tersiram
cairan |
Iritasi
kulit |
Melakukan
briefing sebelum memulai pekerjaan |
Memberikan
safety sign |
Menggunakan
sarung tangan |
10. |
Packing |
Ergonomi |
Membungkuk
terlalu lama |
Musculoskeletal
disorder |
Melakukan
briefing sebelum memulai pekerjaan |
|
Memberikan
kursi yang ergonomis |
Dari tabel 8 yang memebahas pengendalian potensi bahaya didapatkan hasil sebagai berikut. Dari 10 tahapan proses produksi didapatkan beberapa pengendaian diantaranya adalah pengendalian administratif, pengendalian teknis dan pengendalian APD. Contoh dari pengendalian
administratif adalah memberikan briefing sebelum memulai pekerjaan, menyediakan kotak P3K, dan contoh pada pengendalian teknis adalah memberikan
safety sign, untuk pemberian
APD kepada pekerja contoh APD nya adalah sepatu safety, sarung tangan, google glass, helm
safety, dan ear plug.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka ditemukan kesimpulan yang ada bahwa di tahapan
proses produksi PT. Sumber
Mas Indah Plywood ditemukan 10 potensi
bahaya dengan rincian terdapat 5 potensi bahaya yang memiliki nilai High kemudian
3 potensi bahaya bernilai Moderate dan
masing � masing 1 potensi bahaya
yang memiliki nilai Low dan Extreme yang berarti diperlukan
proses pengendalian risiko
agar kedepanya dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja.
Berikut ini saran pengendalian risiko yang ada Dari 10 tahapan proses produksi didapatkan beberapa pengendaian diantaranya adalah pengendalian administratif, pengendalian teknis dan pengendalian APD. Contoh dari pengendalian administratif adalah memberikan briefing sebelum memulai pekerjaan, menyediakan kotak P3K, dan contoh pada pengendalian teknis adalah memberikan
safety sign, untuk pemberian
APD kepada pekerja contoh APD nya adalah sepatu safety, sarung tangan, google glass, helm
safety, dan ear plug.
Alfatiyah, R. (2017). Analisis Manajemen Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Metode HIRARC pada Pekerja
Seksi Casting. Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal), 11(2),
88�101. Google Scholar
Desianna, D., & Yushananta, P. (2020). Penilaian
Risiko Kerja Menggunakan Metode Hirarc. Jurnal Kesehatan Lingkungan Ruwa
Jurai, 14(1), 26�32. Google Scholar
Fathimahhayati, L. D., Wardana, M. R., & Gumilar,
N. A. G. (2019). Analisis Risikok3 Dengan Metode Hirarc pada Industri Tahu Dan
Tempe Kelurahan Selili, Samarinda. Jurnal REKAVASI, 7(1), 62�70. Google Scholar
Giananta, P., Hutabarat, J., & Soemanto. (2020).
Analisa Potensi Bahaya Dan Perbaikan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menggunakan Metode HIRARC Di PT. Boma Bisma Indra. Jurnal Valtech (Jurnal
Mahasiswa Teknik Industri), 3(2), 106�110. Google Scholar
Ihsan, T., Edwin, T., & Octavianus Irawan, R.
(2017). Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc Pada Area Produksi Pt Cahaya
Murni Andalas Permai. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(2),
179. https://doi.org/10.24893/jkma.v10i2.204 Google Scholar
Indragiri, S., & Yuttya, T. (2020). Manajemen
Risiko K3 Menggunakan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control
(Hirarc). Jurnal Kesehatan, 9(1), 1080�1094.
https://doi.org/10.38165/jk.v9i1.77 Google Scholar
Ligia Aulia, A. R. H. (2020). Pelayanan Distribusi
Listrik Dengan Metode Hirarc. Pelayanan Distribusi Listrik Dengan Metode
Hirarc, 08(01), 20�24.
https://www.sistemik.sttbandung.ac.id/index.php/sistemik/article/view/36 Google Scholar
Lisdawanti, N., Ismiyah, E., & Dhartikasari, E.
(2021). Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control ( Hirarc ) Di Pt
Sumber Mas Indah Plywood. Jurnal Teknovasi, 08(4), 1�12. Google Scholar
Madill, K. (2003). Standards Australia.
Mauliyani, H., Romadhona, N., Andriyani, &
Fauziah, M. (2022). Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Metode (Hirarc)
Pada Tahap Pembuatan Tangki Di Pt . Gemala Saranaupaya. 2(2),
163�174. Google Scholar
Muhtia, S. A., Suharni A. Fachrin, & Alfina
Baharuddin. (2020). Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc Pada Pekerja Pt.
Varia Usaha Beton Makassar Tahun 2020. Window of Public Health Journal, 01(03),
166�175. Google Scholar
Nasution, A., & Namirach, D. P. N. (2020).
Analisis Lingkungan Kerja Dengan Metode 5S Di Lantai Produksi Dan Penilaian
Risiko Kerja Dengan Metode Hirarc Di Bagian Mesin Press Pada Cv.Xyz. Industrial
Engineering Conference, 236�242. http:eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/23986 Google Scholar
Noviyanti, A. (2020). Penerapan Hazard Identification
Risk Assessment and Risk Control pada Area Proses. Higeia Journal of Public
Health, 4(Special 1), 137. Google Scholar
Purwanto, M. A., Rizqi, A. W., & Hidayat. (2022). Analisis
Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode Hirarc (Hazard Identification, Risk
Assessment Dan Risk Control) Di Divisi Maintenance Cv . Dira Utama. 09,
20�30. Google Scholar
Triswandana, & Armaeni N K. (2020). Penilaian
Risiko K3 dengan Metode HIRARC. UKaRsT, 4(1), 96.
https://doi.org/10.30737/ukarst.v4i1.788 Google Scholar
Ulfa, F., & Handayani, O. W. K. (2018). Higeia
Journal of Public Health. Higeia Journal of Public Health Research and
Development, 2(2), 227�238. Google Scholar
Copyright holder: Moch Ivan Eka Surya Rachmana,
Moch Nuruddin, Said Salim
Dahda (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |