Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 6, Juni 2022

 

ANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL DI PT. SUMBERMAS INDAH PLYWOOD

 

Moch Ivan Eka Surya Rachmana, Moch Nuruddin, Said Salim Dahda

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik, Indonesia

Email: ivansurya[email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

PT. Sumber Mas Indah Plywood merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengolahan kayu lapis yang memiliki kualitas tinggi. Setelah melakukan wawancara dengan supervisor bagian produksi masih sering dijumpai kecelakaan kerja di PT. Sumber Mas Indah Plywood yang berarti K3 dibagian produksi masih belum bekerja dengan baik. Setelah mengetahui permasalahan yang ada metode yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan adalah metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control atau biasa dikenal dengan HIRARC. HIRARC adalah suatu program yang didesain untuk lebih mengenali potensi bahaya yang ada disekitar tempat kerja, membuat identifikasi bahaya dan mengetahui nilai dari risiko bahaya kemudian melakukan upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan. Tujuan HIRARC adalah untuk mencari bahaya yang sering diabaikan oleh pekerja yang memiliki potensi untuk mencelakai pekerja dan memberikan pengendalian misalnya dengan memberikan APD yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk menemukan potensi bahaya dan memberikan cara penanggulangan degan baik dan benar agar kedepanya tidak lagi ditemukan kecelakaan kerja pada saat bekerja. ditemukan 10 potensi bahaya dengan rincian terdapat 5 potensi bahaya yang memiliki nilai High kemudian 3 potensi bahaya bernilai Moderate dan masing � masing 1 potensi bahaya yang memiliki nilai Low dan Extreme yang berarti diperlukan proses pengendalian risiko agar kedepanya dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja. Contoh dari pengendalian administratif adalah memberikan briefing sebelum memulai pekerjaan, menyediakan kotak P3K, dan contoh pada pengendalian teknis adalah memberikan safety sign, untuk pemberian APD kepada pekerja contoh APD nya adalah sepatu safety, sarung tangan, google glass, helm safety, dan ear plug.

 

Kata Kunci: K3; HIRARC; Risk Asessment

 

Abstract

PT. Sumber Mas Indah Plywood is a private company engaged in processing plywood that has high quality. After conducting interviews with supervisors in the production department, there are still often work accidents at PT. Source Mas Indah Plywood which means K3 in the production section is still not working properly. After knowing the problem, there is a suitable method to overcome the problems found is the Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control method or commonly known as HIRARC. HIRARC is a program designed to better recognize potential hazards around the workplace, identify hazards and know the value of hazard risks and then carry out efforts to control potential hazards found. The purpose of the HIRARC is to look for hazards that are often overlooked by workers who have the potential to harm workers and provide control for example by providing PPE that suits their needs. The purpose of this study is to find potential hazards and provide ways to overcome properly and correctly so that in the future there will be no more work accidents found while working. found 10 potential hazards with details there are 5 potential hazards that have a High value then 3 potential hazards worth Moderate and each 1 potential hazard that has a Low and Extreme value which means a risk control process is needed so that in the future it can reduce the potential for work accidents. An example of administrative control is to provide a briefing before starting work, provide a P3K box, and an example on technical control is to provide safety signs, for giving PPE to workers examples of PPE are safety shoes, gloves, safety helmet, and ear plug.

 

Keywords: K3; HIRARC; Risk Asessment

 

Pendahuluan

Pada era industri yang modern sering dijumpai beberapa perusahaan sudah melakukan proses produksi yang sudah menggunakan mesin otomatis. Meskipun sudah memakai mesin yang otomatis tidak menutup kemungkinan masih bisa terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang harusnya bisa dihindari dengan melakukan pencegahan yang dirasa tepat kecelakaan kerja juga bisa berdampak buruk pada pekerja diantaranya cidera ringan hingga yang terparah meninggal dunia (Alfatiyah, 2017).

Kecelakaan kerja berkaitan erat dengan K3 kecelakaan kerja bisa dijumpai disaat proses produksi dan bisa terjadi karena kelalaian manusia yang bisa berakibat fatal jika sudah terjadi ada beberapa pihak yang dirugikan diataranya pekerja itu sendiri dan perusahaan (Noviyanti, 2020). Riset yang dilakukan oleh National Safety Council menyatakan bahwa penyebab kecelakaan kerja adalah unsafe behavior dimana pekerja meyakini apa yang dilakukan sudah benar karena mereka sudah professional padahal yang mereka masih seringkali mengabaikan bahaya yang ada disekitar saat bekerja (Muhtia et al., 2020). Kecelakaan kerja sendiri dapat dicegah dengan cara mengidentifikasi karakteristik medan kerja supaya pencegahanya lebih efektif, kesehatan keselamatan kerja atau K3 adalah sebuah kondisi dari sebuah pekerjaan yang dirasa aman, nyaman, dan sehat khususnya untuk pekerja sehingga setiap perusahaan harus meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dengan mencari sumber potensi bahaya yang ada (Lisdawanti et al., 2021).

PT. Sumber Mas Indah Plywood merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengolahan kayu lapis yang memiliki kualitas tinggi, perusahaan ini berletak di Jl. Kapten Darmo Sugondo No. 99, desa karang kering kec. Kebomas kab. Gresik. Proses produksi yang ada di PT. PT. Sumber Mas Indah Plywood dibagi menjadi tiga bagian yaitu Rotary, Dryer, dan Repair. Produk yang dihasilkan PT. Sumber Mas Indah Plywood diantaranya adalah laminated board, overlay plywood, bare core, LVL, LBL, Floor base panel. Setelah melakukan wawancara dengan supervisor bagian produksi masih sering dijumpai kecelakaan kerja di PT. Sumber Mas Indah Plywood yang berarti K3 dibagian produksi masih belum bekerja dengan baik berikut ini adalah tabel jumlah kecelakaan yang terjadi dari bulan April 2021- Maret 2022 yang bisa dilihat di tabel 1.

 

Tabel 1

Data Kecelakaan Kerja

No

Stasiun Kerja

Jumlah

pekerja

Kategori ringan

Kategori sedang

Kategori berat

 

Total

1

Dryer

23

15

6

0

21

2

Repair

23

17

3

0

20

3

Rotary

23

6

6

0

12

Total

 

 

38

15

0

53

 

Dari tabel 1 didapatkan hasil total data kecelakaan kerja dari bulan April 2021- Maret 2022 dimulai dari stasiun kerja Dryer yang memiliki 23 pekerja terdapat 15 kejadian dengan kategori ringan dan terdapat 6 kejadian dengan kategori sedang tidak ada kejadadian yang masuk dalam kategori berat total kecelakaan yang pernah terjadi di stasiun kerja dryer adalah 21 kecelakaan kerja, pada stasiun kerja repair yang terdapat 23 pekerja tercatat ada 17 kecelakaan kerja dengan kategori ringan dan ada 3 kecelakaan kerja dengan kategori sedang total kejadian kecelakaan kerja pada stasiun kerja repair adalah 20 kejadian, dan pada stasiun kerja Rotary yang memiliki 23 pekerja tercatat ada 6 kecelakaan kerja yang masuk dalam kategori ringan dan ada 6 kecelakaan kerja yang masuk dalam kategori sedang total kejadian kecelakaan kerja yang ada di stasiun kerja rotary adalah 12 kejadian, total kejadian di semua stasiun kerja adalah 53 dengan rincian 38 yang masuk dalam kategori ringan dan 15 masuk kedalam kategori sedang.

Setelah mengetahui permasalahan yang ada metode yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan adalah metode Hazard Identification Risk Assesment And Risk Control atau biasa dikenal dengan HIRARC. HIRARC adalah suatu program yang didesain untuk lebih mengenali potensi bahaya yang ada disekitar tempat kerja, membuat identifikasi bahaya dan mengetahui nilai dari risiko bahaya kemudian melakukan upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan. Tujuan HIRARC adalah untuk mencari bahaya yang sering diabaikan oleh pekerja yang memiliki potensi untuk mencelakai pekerja dan memberikan pengendalian misalnya dengan memberikan APD yang sesuai dengan kebutuhan (Nasution & Namirach, 2020). HIRARC adalah elemen penting dalam system K3 yang wajib dimiliki oleh sebuah perusahaan agar terhindar dari bahaya yang ada, ini juga mencakup manajemen risiko, identifikasi bahaya, penilaian bahaya, dan juga pengendalian bahaya (Mauliyani et al., 2022). HIRARC dilakukan pada seluruh kegiatan untuk mencari tahu pada kegiatan mana yang memiliki potensi bahaya yang mengintai para pekerja yang memiliki dampak tidak baik kedepanya kepada perusahaan dan pekerja (Desianna & Yushananta, 2020). Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian masalah, mengukur permaslahan, memastikan risiko dan membagi strategi untuk mengelola risiko (Triswandana & Armaeni N K, 2020).

Berikut ini adalah beberapa hasil yang ditemukan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Ulfa & Handayani, 2018) HIRARC dianggap mampu untuk menanggulangi potensi bahaya yang ada pada unit laundry di rumah sakit. Pada penelitian (Purwanto et al., 2022) HIRARC berhasil mengidentifikasi beberapa bahaya diantaranya tersengat listrik, terjatuh, terjepit, terbentur pipa, terkena percikan material, terpeleset hingga terkilir. Rekomendasi perbaikan didapatkan dari hasil penegendalian risiko yang diharapkan bisa memberikan dampak yang baik dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja berikut ini upaya pencegahan yang dilakukan adalah subtitusi pergantian, pengendalian teknis, dan pemberian APD (Giananta et al., 2020). Berikut ini upaya pengendalian risiko pada RSUD Gunung Jati Kota Cirebon diberlakukanya shift kerja, memberi pelatihan pada perawat, berlakunya jadwal red code, pemberian sarung tangan dan masker (Indragiri & Yuttya, 2020). hasil identifikasi pada penelitian (Ihsan et al., 2017) diketahui bahwa jika pekerja terlalu lama menghirup partikel berbahaya akan berdampak buruk bagi kesehatan maka penanggulangannya diberi masker yang memiliki respirator. HIRARC dapat memecahkan permasalahan yang ada pada penelitian (Ligia Aulia, 2020) dengan cara memberi APD seperti yang diperlukan oleh pekerja lapangan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 95 risiko bahaya yang ada ditempat kerja pembuatan tahu dimana 66,3% merupakan bahaya dengan kategori rendah dan �23,2% kategori sedang 10,5% merupakan kategori tinggi (Fathimahhayati et al., 2019).

Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah untuk menemukan potensi bahaya dan memberikan cara penanggulangan degan baik dan benar agar kedepanya tidak lagi ditemukan kecelakaan kerja pada saat bekerja.

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif yang deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih detail. Penelitian ini dilakukan di PT. Sumber Mas Indah Plywood perusahaan ini bergerak dibidang pengolahan kayu lapis yang memiliki kualitas tinggi, objek penelitian ini adalah para pekerja yang ada pada bagian produksi.

Teknik pengumpulan data didapat dengan cara melakukan wawancara dengan supervisor bagian produksi dan melakukan brainstorming setelah itu peneliti meminta pada supervisor data kecelakaan untuk dianalisis.

Prosedur pelaksanaan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yang pertama melakukan identifikasi bahaya, kemudian melakukan penilaian risiko, dan yang terakhir melakukan pengendalian risiko berikut ini merupakan rincian dari ketiga tahapan tersebut

 

Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Identifikasi bahaya merupakan proses yang krusial pada metode HIRARC dikarenakan harus teliti dalam mencari sumber bahaya pada bagian produksi untuk memberikan pengendalian yang tepat, sehingga pengendalian dapat berfungsi dengan baik dan tepat sasaran.

Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Setelah melakukan identifikasi bahaya langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko bertujuan untuk mengetahui nilai dari potensi bahya yang ada penilaian risiko dilakukan dengan menentukan nilai likelihood dan severity. Pemberian nilai kepada 2 parameter tersebut dilakukan dengan cara melakukan koordinasi dengan pihak K3 perusahaan dan juga supervisor bagian produksi. Contoh dari kerangka skala mengikuti standar dari standar Australia (Madill, 2003) berikut ini contoh tabelnya sebagai berikut.

 

Tabel 2

Parameter Likelihood

Level

Kriteria

Keterangan

 

5

Almost Certain

Terjadi hampir disemua keadaan

4

Likely

Sangat mungkin terjadi hampir

disemua keadaan

3

Possible

Mungkin terjadi pada suatu

waktu

2

Unlikely

Dapat terjadi pada suatu waktu

1

Rare

Hanya dapat terjadi pada

keadaan tertentu

 

Tabel 3

Parameter Consequence

Level

Kriteria

Keterangan

 

1

 

Insignification

Tidak terjadi cidera, kerugian finansial kecil

 

2

 

Minor

P3K, penanganan ditempat dan kerugian finansial sedang

 

3

 

Moderate

Memerlukan perawatan medis, penanganan ditempat dengan bantuan pihak luar, kerugian finansial besar

 

4

 

Major

Cidera berat, kehilangan kemampuan produksi, penanganan luar area tanpa efek negative, kerugian financial besar

 

Setelah mengetahui hasil Likelihood dan consequence langkah selanjutnya adalah menentukan level risiko dengan melihat risk matrix sebagai patokan penilaian. Berikut ini tabel risk matrix sesuai dengan standar Australia bisa dilihat di tabel berikut.

 

Tabel 4

Risk Matrix

 

Likelihood

Consequence

Insignificant

minor

moderate

Major

catastropic

1

2

3

4

5

Almost certain

5

H

H

E

E

E

Likely

4

M

H

H

E

E

Possible

3

L

M

H

E

E

Unlikely

2

L

L

M

H

E

Rare

1

L

L

M

H

H

 

Keterangan symbol yang ada ditabel:

L� =� Low Risk

M =� Moderate Risk

H� =� High Risk

E� =� Extreme Risk

 

Pengendalian Risiko (Risk Control)

Pengendalian risiko merupakan salah satu cara untuk mengeliminasi potensi bahaya yang ada dengan cara melakukan pengendalian potensi bahaya dengan solusi yang paling tepat, hirarki dari pengendalian risiko merupakan tindakan untuk mengeliminasi potensi bahaya dengan tahapan eliminasi, subtitusi, engineering, control, administrative control.

 

Hasil dan Pembahasan

Pada tahapan ini merupakan analisis dan mengidentifikasi risiko dari metode HIRARC yang dimulai dari mengidentifikasi bahaya, peniliain risiko, dan pengendalian risiko yang ada dibagian produksi PT. Sumber Mas Indah Plywood.

 

Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Hasil identifikasi potensi bahaya yang ada pada area produksi PT. Sumber Mas Indah Plywood didapatkan hasil sebagai berikut.

 

Tabel 5

Identifikasi Potensi Bahaya Yang Ada Di Proses Produksi

No

Aktivitas

Sumber bahaya

Potensi bahaya

Dampak

1.

Pengambilan bahan baku

Log kayu, debu

Terhirup, menimpa kaki, masuk ke mata,

Iritasi pernafasan, kulit, mata, kaki terkilir

2.

Penyortiran kayu

Kayu yang tajam

Tergores bagian tubuh

Terluka dan berdarah

3.

Rotary lathe

Suara mesin, suhu udara

Kebisingan, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi

 

 

Benda tajam, berdebu

Terhirup, tergores bagian tubuh, masuk kedalam mata

Bagian tubuh terluka, iritasi� mata dan pernafasan

4.

Pengeringan/ dryer

Suara mesin, suhu udara

Kebisingan, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi

 

 

Mesin menyala 24/7, berdebu

Kebakaran, terhirup

Iritasi pernafasan, dan meninggal

5.

Pemotongan dan penyambungan / repair

Suara mesin, berdebu, suhu udara

Kebisingan, terhirup, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi, terhirup

6.

Double saw

Korsleting listrik, benda tajam

Kebakaran, bagian tubuh tergores

Cacat permanen, kematian

7.

pendempulan

Suhu udara, berdebu

Terhirup, panas

Dehidrasi, gangguan pernafasan

8.

pengamplasan

Korsleting listrik, suhu udara

Kebakaran, panas, terhirup

Cacat permanen, dehidrasi, gangguan pernafasan

9.

Grading

Bahan kimia

Tersiram cairan

Iritasi kulit

10.

Packing

Ergonomi

Membungkuk terlalu lama

Musculoskeletal disorder

 

Dari hasil identifikasi potensi yang ada di proses produksi di PT. Sumber Mas Indah Plywood yang ada di tabel 5, ada 10 tahapan produksi yang ada di PT. Sumber Mas Indah Plywood yang masing � masing tahapan memiliki potensi bahayanya sendiri. Langkah berikutnya adalah memberikan penilaian risiko yang sudah ditemukan.

�

Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Penilaian risiko ini dilakukan bertujan untuk memberikan penilaian terhadap potensi bahaya yang ada. Pengisian nilai likelihood dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada 23 pekerja yang ada diarea produksi adapun hasilnya sebagai berikut.

 

Tabel 6

Penilaian Risiko

No

Aktivitas

Potensi bahaya

Dampak

 

Likelihood

 

consequence

 

Level risiko

1.

Pengambilan bahan baku

Terhirup, menimpa kaki, masuk ke mata,

Iritasi pernafasan, kulit, mata, kaki terkilir

 

2

 

3

 

M

2.

Penyortiran kayu

Tergores bagian tubuh

Terluka dan berdarah

2

 

2

L

3.

Rotary lathe

Kebisingan, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi

 

2

 

 

 

M

 

 

Terhirup, tergores bagian tubuh, masuk kedalam mata

Bagian tubuh terluka, iritasi� mata dan pernafasan

 

4

 

2

 

H

4.

Pengeringan/ dryer

Kebisingan, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi

 

1

 

1

 

L

 

 

Kebakaran, terhirup

Iritasi pernafasan, dan meninggal

 

4

 

2

 

H

5.

Pemotongan dan penyambungan / repair

Kebisingan, terhirup, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi, terhirup

 

4

 

2

 

H

6.

Double saw

Kebakaran, bagian tubuh tergores

Cacat permanen, kematian

 

3

 

4

 

E

7.

pendempulan

Terhirup, panas

Dehidrasi, gangguan pernafasan

 

3

 

2

 

M

8.

pengamplasan

Kebakaran, panas, terhirup

Cacat permanen, dehidrasi, gangguan pernafasan

 

1

 

4

 

H

9.

Grading

Tersiram cairan

Iritasi kulit

1

4

H

10.

Packing

Membungkuk terlalu lama

Musculoskeletal disorder

2

2

L

 

Dari penilaian risiko yang ditemukan di proses produksi dapat dijabarkan di tabel 7 sebagai berikut.

 

Tabel 7

Deskripsi Tingkat Potensi Bahaya

NO.

Kriteria

Jumlah

Presentase

1.

Extreme Risk

1

10%

2.

High Risk

5

50%

3.

Moderate Risk

3

30%

4.

Low Risk

1

10%

jumlah

 

10

100%

 

Setelah melakukan penilaian risiko yang ada di proses produksi didapatkan hasil terdapat 5 potensi bahaya yang memiliki nilai High kemudian 3 potensi bahaya bernilai Moderate dan masing � masing 1 potensi bahaya yang memiliki nilai Low dan Extreme.

 

Pengendalian Risiko

Setelah melakukan tahapan identifikasi bahaya dan penilaian risiko langkah selanjutnya adalah melakukan pengendalian risiko. Beberapa potensi bahaya yang ada di proses produksi berpotensi buruk jika diabaikan begitu saja. Potensi bahaya harus diidentifikasi dan dilakukan pengendalian risiko dengan langkah akurat untuk mengurangi kecelakaan kerja. Hasil dari penegendalian risiko tersaji di tabel 8.

 

Tabel 8

Pengendalian Potensi Bahaya

No

Aktivitas

Sumber bahaya

Potensi bahaya

Dampak

 

Pengendalian administratif

 

Pengendalian teknis

 

APD

1.

Pengambilan bahan baku

Log kayu, debu

Terhirup, menimpa kaki, masuk ke mata,

Iritasi pernafasan, kulit, mata, kaki terkilir

 

 

Memberikan safety sign

Memakai sepatu safety dan menggunakan sarung tangan

2.

Penyortiran kayu

Kayu yang tajam

Tergores bagian tubuh

Terluka dan berdarah

Menyediakan kotak P3K

 

Menggunakan sarung tangan

3.

Rotary lathe

Suara mesin, suhu udara

Kebisingan, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi

Melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan, Menyediakan galon air disekitar area produksi�

Memberikan safety sign

Memakai ear plug, memakai helm safety

 

 

Benda tajam, berdebu

Terhirup, tergores bagian tubuh, masuk kedalam mata

Bagian tubuh terluka, iritasi� mata dan pernafasan

Menyediakan kotak P3K

 

Menggunakan masker, menggunakan google glass

4.

Pengeringan/ dryer

Suara mesin, suhu udara

Kebisingan, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi

Melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan, Menyediakan galon air disekitar area produksi�

 

Memakai ear plug

 

 

Mesin menyala 24/7, berdebu

Kebakaran, terhirup

Iritasi pernafasan, dan meninggal

 

Memberikan safety sign

Menggunakan masker, menggunakan google glass

5.

Pemotongan dan penyambungan / repair

Suara mesin, berdebu, suhu udara

Kebisingan, terhirup, panas

Gangguan pendengaran, dehidrasi, terhirup

Melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan, Menyediakan galon air disekitar area produksi

Memberikan safety sign

Memakai ear plug

6.

Double saw

Korsleting listrik, benda tajam

Kebakaran, bagian tubuh tergores

Cacat permanen, kematian

Melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan

Memberikan safety sign

Memakai sepatu safety dan menggunakan sarung tangan

7.

pendempulan

Suhu udara, berdebu

Terhirup, panas

Dehidrasi, gangguan pernafasan

Menyediakan galon air disekitar area produksi

 

Menggunakan helm safety dan sepatu safety, sarung tangan

8.

pengamplasan

Korsleting listrik, suhu udara

Kebakaran, panas, terhirup

Cacat permanen, dehidrasi, gangguan pernafasan

Melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan

Memberikan safety sign

Menggunakan sarung tangan

9.

Grading

Bahan kimia

Tersiram cairan

Iritasi kulit

Melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan

Memberikan safety sign

Menggunakan sarung tangan

10.

Packing

Ergonomi

Membungkuk terlalu lama

Musculoskeletal disorder

Melakukan briefing sebelum memulai pekerjaan

 

Memberikan kursi yang ergonomis

 

Dari tabel 8 yang memebahas pengendalian potensi bahaya didapatkan hasil sebagai berikut. Dari 10 tahapan proses produksi didapatkan beberapa pengendaian diantaranya adalah pengendalian administratif, pengendalian teknis dan pengendalian APD. Contoh dari pengendalian administratif adalah memberikan briefing sebelum memulai pekerjaan, menyediakan kotak P3K, dan contoh pada pengendalian teknis adalah memberikan safety sign, untuk pemberian APD kepada pekerja contoh APD nya adalah sepatu safety, sarung tangan, google glass, helm safety, dan ear plug.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan maka ditemukan kesimpulan yang ada bahwa di tahapan proses produksi PT. Sumber Mas Indah Plywood ditemukan 10 potensi bahaya dengan rincian terdapat 5 potensi bahaya yang memiliki nilai High kemudian 3 potensi bahaya bernilai Moderate dan masing � masing 1 potensi bahaya yang memiliki nilai Low dan Extreme yang berarti diperlukan proses pengendalian risiko agar kedepanya dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja.

Berikut ini saran pengendalian risiko yang ada Dari 10 tahapan proses produksi didapatkan beberapa pengendaian diantaranya adalah pengendalian administratif, pengendalian teknis dan pengendalian APD. Contoh dari pengendalian administratif adalah memberikan briefing sebelum memulai pekerjaan, menyediakan kotak P3K, dan contoh pada pengendalian teknis adalah memberikan safety sign, untuk pemberian APD kepada pekerja contoh APD nya adalah sepatu safety, sarung tangan, google glass, helm safety, dan ear plug.

 

 

 


 

BIBLIOGRAFI

 

Alfatiyah, R. (2017). Analisis Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Metode HIRARC pada Pekerja Seksi Casting. Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal), 11(2), 88�101. Google Scholar

 

Desianna, D., & Yushananta, P. (2020). Penilaian Risiko Kerja Menggunakan Metode Hirarc. Jurnal Kesehatan Lingkungan Ruwa Jurai, 14(1), 26�32. Google Scholar

 

Fathimahhayati, L. D., Wardana, M. R., & Gumilar, N. A. G. (2019). Analisis Risikok3 Dengan Metode Hirarc pada Industri Tahu Dan Tempe Kelurahan Selili, Samarinda. Jurnal REKAVASI, 7(1), 62�70. Google Scholar

 

Giananta, P., Hutabarat, J., & Soemanto. (2020). Analisa Potensi Bahaya Dan Perbaikan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode HIRARC Di PT. Boma Bisma Indra. Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri), 3(2), 106�110. Google Scholar

 

Ihsan, T., Edwin, T., & Octavianus Irawan, R. (2017). Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc Pada Area Produksi Pt Cahaya Murni Andalas Permai. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(2), 179. https://doi.org/10.24893/jkma.v10i2.204 Google Scholar

 

Indragiri, S., & Yuttya, T. (2020). Manajemen Risiko K3 Menggunakan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (Hirarc). Jurnal Kesehatan, 9(1), 1080�1094. https://doi.org/10.38165/jk.v9i1.77 Google Scholar

 

Ligia Aulia, A. R. H. (2020). Pelayanan Distribusi Listrik Dengan Metode Hirarc. Pelayanan Distribusi Listrik Dengan Metode Hirarc, 08(01), 20�24. https://www.sistemik.sttbandung.ac.id/index.php/sistemik/article/view/36 Google Scholar

 

Lisdawanti, N., Ismiyah, E., & Dhartikasari, E. (2021). Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control ( Hirarc ) Di Pt Sumber Mas Indah Plywood. Jurnal Teknovasi, 08(4), 1�12. Google Scholar

 

Madill, K. (2003). Standards Australia.

 

Mauliyani, H., Romadhona, N., Andriyani, & Fauziah, M. (2022). Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Metode (Hirarc) Pada Tahap Pembuatan Tangki Di Pt . Gemala Saranaupaya. 2(2), 163�174. Google Scholar

 

Muhtia, S. A., Suharni A. Fachrin, & Alfina Baharuddin. (2020). Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc Pada Pekerja Pt. Varia Usaha Beton Makassar Tahun 2020. Window of Public Health Journal, 01(03), 166�175. Google Scholar

 

Nasution, A., & Namirach, D. P. N. (2020). Analisis Lingkungan Kerja Dengan Metode 5S Di Lantai Produksi Dan Penilaian Risiko Kerja Dengan Metode Hirarc Di Bagian Mesin Press Pada Cv.Xyz. Industrial Engineering Conference, 236�242. http:eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/23986 Google Scholar

 

Noviyanti, A. (2020). Penerapan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control pada Area Proses. Higeia Journal of Public Health, 4(Special 1), 137. Google Scholar

 

Purwanto, M. A., Rizqi, A. W., & Hidayat. (2022). Analisis Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode Hirarc (Hazard Identification, Risk Assessment Dan Risk Control) Di Divisi Maintenance Cv . Dira Utama. 09, 20�30. Google Scholar

 

Triswandana, & Armaeni N K. (2020). Penilaian Risiko K3 dengan Metode HIRARC. UKaRsT, 4(1), 96. https://doi.org/10.30737/ukarst.v4i1.788 Google Scholar

 

Ulfa, F., & Handayani, O. W. K. (2018). Higeia Journal of Public Health. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 2(2), 227�238. Google Scholar

 

Copyright holder:

Moch Ivan Eka Surya Rachmana, Moch Nuruddin, Said Salim Dahda (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: