Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 6, Juni 2022

 

PENGEMBANGAN MEDIA LAYANAN INFORMASI MENGGUNAKAN BOOKLET UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH

 

Sri Isnaendyah, Evi Afiati, Bangun Yoga Wibowo

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten, Indonesia

Email: [email protected], [email protected],

[email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan rendahnya sikap disiplin siswa disekolah, yang kemudian dilakukannya pengembangan media layanan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Penelitian dan perkembangan ini� bertujuan untuk dapat mengembangkan media layanan informasi booklet kepada siswa di SMA Negeri 1 Cijaku, dan juga bertujuan untuk dapat menguji kelayakan media yang dikembangkan oleh peneliti melalui ahli media, ahli materi, praktisi, juga respon siswa dengan adanya booklet yang dikembangkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research And Development (R&D). Prosedur penelitian menggunakan alpha testing dan beta testing. Penelitian dan pengembangan media menggunakan metode ADDIE. Prosedur pengembangan media yaitu: Analyze (analisis), Tahap design (perancangan), Tahap development (pengembangan), Tahap implementation (implementasi), dan tahap evaluation (evaluasi). Subjek penelitian ini adalah 20 siswa yang memiliki kategori disiplin sedang dan rendah yang ada di Kelas X Ips SMA Negeri 1 Cijaku. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Analisis data menggunakan data kuantitatif yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah media booklet layanan informasi untuk meningkatkan disiplin siswa di sekolah, dengan perolehan nilai sebesar 85% dari ahli materi, 86% dari ahli media, 86% Praktisi aspek materi, dan 81% praktisi aspek media, dan 89,2% dari pengguna atau siswa. Dengan perolehan hasil Pre-test 62,4% dan hasil post-test 84,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran menggunakan booklet layanan informasi untuk meningkatkan disiplin siswa di sekolah ini sangat layak digunakan oleh siswa dan dapat di uji cobakan dalam skala yang lebih luas.

 

Kata Kunci: Media Booklet, Layanan Informasi, Disiplin

 

Abstract

This research was conducted on the basis of the problem of the low discipline attitude of students at school, which then carried out the development of service media according to the needs and developments of the times. This research and development aims to be able to develop booklet information service media to students at SMA Negeri 1 Cijaku, and also aims to be able to test the feasibility of the media developed by researchers through media experts and material experts, as well as student responses to the booklets developed. The method used in this research is Research And Development (R&D). The research procedure uses alpha testing and beta testing. Media research and development uses the ADDIE method. The media development procedures are: Analyze (analysis), Design stage (design), Development stage (development), implementation stage (implementation), and evaluation stage (evaluation). The subjects of this study were 20 students who had moderate and low discipline categories in Class X Ips SMA Negeri 1 Cijaku. Techniques Data collection is done with a questionnaire. Data analysis used quantitative data which was then analyzed descriptively qualitatively. The results obtained are Media Booklet Information services to improve student discipline in schools, with a score of 85% from material experts, 86% from media experts, 86% practitioners of material aspects, and 81% of practitioners of media aspects, and 89.2% from users or students. With the acquisition of 62.4% pre-test results and 84.5% post-test results. So it can be concluded that the learning media using information service booklets to improve student discipline in this school is very suitable for use by students and can be tested on a wider scale.

 

Keywords: Media Booklet, Information service, Discipline

 


Pendahuluan


Pendidikan memiliki arti yang sangat luas, bukan hanya proses yang terjadi hanya di lingkungan sekolah. Pendidikan pada dasarnya merupakan kegiatan sosial yang dirasakan setiap individu untuk tumbuh, berkembang dan menggali potensi yang ada dalam dirinya. Mereka terampil dan sepenuhnya menyadari hubungan antara orang-orang dan tantangan sosial yang harus mereka penuhi. Pendidikan pada umumnya ditujukan untuk memungkinkan terbentuknya manusia yang bermoral dan berkompeten. Pendidikan sekolah bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku manusia sehingga dapat menjadi sikap dan perilaku yang lebih positif dan dewasa. Peran sekolah� sangat penting dampaknya terhadap siswa, terutama pada tingkat kedisiplinan. Disiplin adalah perjuangan untuk menjaga sikap dan perilaku siswa serta mencegahnya dari melakukan perilaku yang tidak baik atau menyimpang agar tidak terindikasi melanggar� tata tertib sekolah.

Sekolah adalah bidang pendidikan, dan tindakan pendisiplinan di sekolah bukanlah upaya untuk menjadikan siswa menerima perilaku-perilaku tidak adil di sekolah, tetapi pada akhirnya bertujuan untuk memperkenalkan atau menanamkan jalur pengubah pengalaman. Disiplin sekolah� mendukung terselenggaranya proses dan kegiatan pendidikan serta membantu kelancarannya. Hal ini dapat dicapai dan dirancang dengan menggunakan bantuan pihak sekolah dan kebijakan yang disajikan kepada siswa. Dengan cara ini, kebijakan sekolah dirancang dan dilaksanakan dengan baik dengan tujuan mempengaruhi sekolah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang membantu kegiatan belajar. Pentingnya masalah disiplin di sekolah diakui oleh faktor-faktor yang relevan, dan pedoman disiplin masing-masing sekolah dalam bentuk aturan, peraturan dan norma yang berlaku di sekolah adalah untuk siswa, guru, pemerintah, kepala sekolah, orang tua, dll.

Pada umumnya perilaku disiplin harus ditanamkan kepada siswa dari sejak dini oleh orang tua dirumah, agar menjadikan siswa semakin tumbuh besar semakin kuat dan besar pula tingkat kedisiplinannya, baik disiplin dalam ruang lingkup pendidikan ataupun ruang lingkup diluar pendidikan seperti di rumah dan masyarakat.

Perilaku disiplin siswa di sekolah menengah atas di lingkungan sekolah dapat berupa perilaku seperti menggunakan seragam sesuai aturan yang berlaku di sekolah, sesuai dengan jadwal dan melengkapi atribut sekolah seperti logo, dasi, dan gesper, tidak merubah bentuk dari seragam agar terlihat lebih kekinian atau modis dan fashionable, datang tepat waktu dan pulang sesuai aturan yang tetapkan, mengikuti jam KBM secara baik, tidak membolos di jam KBM, tidak menggunakan HP pada saat proses belajar mengajar berlangsung, tidak merokok di sekolah, tidak berpacaran atau melakukan hal tidak senonoh di sekolah, mengerjakan tugas/PR, tidak mengobrol atau ramai disaat proses pembelajaran berlangsung, mencontek disaat ulangan atau ujian, serta mentaati tata tertib dan peraturan sekolah yang sudah dibuat oleh pihak sekolah.

Kondisi ideal disiplin siswa sekolah menengah atas harus memberikan manfaat untuk diri sendiri, yaitu siswa dapat memberikan kecakapan dalam hal cara belajar yang baik, dan proses kearah pembentukan watak atau karakter yang baik. Dari 2 hal tersebut menurut (Tu�u, 2004) disiplin siswa memiliki fungsi: menyadarkan siswa bahwa perlunya menghargai orang lain dengan mentaati peraturan yang telah di buat di sekolah, sehingga tidak akan merugikan pihak manapun dan menjadikan hubungan sesama menjadi baik dan lancar, dapat membantu proses belajar dengan baik, siswa akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku sehingga lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan yang baik dan membangun pribadi yang baik untuk siswa.

Sedangkan fakta dilapangan yang terjadi merupakan kebalikan dari apa yang diharapkan oleh semua orang, perilaku disiplin siswa saat ini masih tergolong kurang. Masih ditemukannya siswa yang rajin untuk membolos, datang kesekolah terlambat, tidak menggunakan seragam dengan atribut lengkap dan rapi, masih banyaknya pertengkaran yang sering terjadi dilingkungan sekolah, penggunaan HP didalam jam KBM berlangsung, bahkan ramai dan mengobrol ketika proses belajar mengajar berlangsung didalam kelas, banyak ditemukannya siswa yang merokok, mabuk, dan menongkrong diluar sekolah pada saat jam KBM berlangsung, dan banyaknya siswa yang tidak mengerjakan tugas/PR beserta siswa yang mencontek disaat ulangan atau ujian. Dengan adanya siswa yang tidak disiplin dan melakukan pelanggaran menjadikan sekolah dan tenaga pendidik memiliki usaha lebih untuk dapat menghilangkan perilaku tidak disiplin dan pelanggaran tersebut, karena memiliki banyak dampak tidak baik untuk siswa, yaitu dapat merugikan diri sendiri, merugikan orang lain, dan merusak tatanan dan nilai pendidikan. Lebih khusus untuk diri sendiri yaitu dapat berdampak pada keterlambatan dalam mengikuti proses belajar mengajar, tertinggalnya materi pelajaran oleh siswa yang lain, hubungan sosial menjadi tidak harmonis, masalah kesehatan, dan masalah moral.

Dalam sebuah studi pendidikan, Programme For International Student Assessment (PISA) tahun 2009, mengungkapkan bahwa Indonesia menempati urutan ke 19 dengan persentase murid yang disiplin sebanyak 79% dan 29% siswa yang indisipliner. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perilaku indisipliner dan berbagai pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di sekolah SMA Negeri 1 Cijaku. Yaitu adanya perilaku menyimpang atau perilaku tidak disiplin seperti datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, tidak menggunakan atribut lengkap, dan terdapati siswa yang merokok bahkan membolos di jam KBM berlangsung.

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan pertanyaan yang diajukan peneliti adalah penelitian Muh. Mansyur Thalib, Ridwan Syahran, dan Azam Arifyadi, 2019, tentang dampak penggunaan media grafis dalam layanan informasi terhadap perilaku tidak disiplin dalam meningkatkan perilaku disiplin siswa sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak perilaku disiplin siswa sebelum penggunaan media flyer dalam layanan informasi terhadap perilaku tidak disiplin tersebut sangat kurang dan berkembang setelah penggunaan media flyer tersebut. Sebelumnya, 0% siswa memiliki perilaku disiplin tinggi, namun setelah menggunakan media flyer, 13,33% siswa memiliki perilaku disiplin tinggi dan 80% memiliki perilaku disiplin sedang.

Selanjutnya Hamidah fajri, Gimin dan Supentri melakukan penelitian pada tahun 2017 tentang faktor-faktor yang menyebabkan perilaku tidak disiplin siswa SMK Kansai Pekanbaru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab kericuhan antar siswa adalah faktor yang ditimbulkan oleh siswa itu sendiri yaitu sebesar 76,73%. Alasan siswa dapat melakukan pelanggaran adalah: 86,79% perilaku aneh siswa menarik perhatian, alasannya karena suasana lebih santai, 88,68% siswa tidak membaca, karena siswa malas membaca buku teks, dan 88,68% siswa melakukannya. tidak mengerjakan PR guru %, karena siswa malas mengerjakan PR sendiri, memilih mencontek dan meniru PR temannya, dan 83,02% siswa yang sering datang ke sekolah tanpa PR melakukan persiapan sendiri karena tidak menyiapkan peralatan untuk hari itu malam.

Terakhir, penelitian tahun 2019 oleh Nisa Lisnawati, Wasidi, dan Vira Afriyanti menjelaskan efektivitas layanan konseling kelompok dengan teknik self-management untuk mengurangi tindakan disiplin di sekolah di VIII SMP Negeri 14 Bengkulu Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa layanan konseling kelompok berpengaruh signifikan terhadap perilaku� disiplin, t = 9,629 (p < 0,05). Disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok berpengaruh terhadap perilaku� disiplin� SMP Negeri 14 Bengkulu Tengah. Fakta di lapangan berdasarkan wawancara dengan seorang guru BK� di� SMA Negeri 1 Cijaku, yaitu :

Pertama, dalam wawancara terbuka Guru BK mengatakan bahwa �di sekolah SMA Negeri 1 Cijaku masih minim dengan siswa yang memiliki disiplin tinggi, bisa dibuktikan dengan selalu adanya siswa yang terlambat masuk sekolah, cara berpakaian yang tidak sesuai dengan aturan, adanya siswa yang membolos, nongkrong, dan pada saat kelas online pun masih terdapati siswa yang tidak hadir dengan berbagai alasan�. Bersamaan dengan hal tersebut peneliti pun melakukan pengecekan absensi pada agenda kelas yang mana ditemukan siswa yang tidak masuk karena berbagai alasan, seperti sakit, izin dan tanpa keterangan.

Kedua, terdapat juga siswa yang terlambat masuk sekolah. Siswa diharuskan hadir sebelum pukul 07.15 namun siswa rata-rata hadir pukul� 07.30-07.50 dengan menggunakan atribut kurang lengkap dan tidak sesuai dengan aturan umum sekolah.

Ketiga, masih sering terjadinya siswa yang membolos di jam pelajaran berlangsung, tidak mengikuti upacara bendera, merokok di lingkungan sekolah dan jam KBM, serta menggunakan HP di jam pelajaran tanpa seijin guru yang bersangkutan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, solusi yang dapat ditemukan guru BK untuk meningkatkan disiplin siswa di sekolah, yaitu merancang materi layanan informasi di sekolah berbasis masalah� dan� media layanan informasi. Materi berorientasi masalah sekolah yang relevan mengidentifikasi masalah tindakan kurang disiplin dan dampak potensial dari tindakan kurang disiplin tersebut. Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul �Pengembangan Media Layanan Informasi menggunakan Booklet Untuk Meningkatkan Disiplin Siswa Sekolah�


 

Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode R&D. (Sugiyono, 2014) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai metode penelitian yang dapat digunakan untuk memproduksi suatu produk dengan menggunakan uji kelayakan produk. Metode R&D adalah metode penelitian yang memproduksi suatu produk, menguji produk, dan menguji kelayakan produk yang digunakan atau diproduksi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi model survei ADDIE. Edisi ini terdiri dari cara yang sistematis dan rinci� untuk menjawab pertanyaan tentang proses pendidikan. Menurut Borg dan Gall (Pangesti, 2019), R&D merupakan salah satu proses menghasilkan produk pendidikan. R&D juga merupakan kegiatan untuk mengembangkan produk baru, yang dapat dilakukan dengan menyempurnakan produk yang sudah ada. Pengembangan produk dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak. Produk yang dikembangkan berupa perangkat keras berupa buku, modul pembelajaran, dan media pembelajaran. Perangkat lunak� berupa program komputer, pengolahan data, edisi pendidikan, kursus pelatihan, instruksi, dan lainnya (Trianto, 2010).

Penelitian dan pengembangan ini mengembangkan media untuk meningkatkan perilaku disiplin siswa di SMA Negeri 1 Cijaku, dengan target siswa kelas X IPS. Produk yang dikembangkan dalam bentuk booklet yang memberikan informasi tentang perilaku disiplin, peraturan sekolah, manfaat, akibat dan hukuman disiplin. Diharapkan layanan informasi yang diberikan oleh media booklet ini dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa untuk membaca, sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.


 


Hasil dan Pembahasan

Hasil dari kuisioner mengenai disiplin siswa di sekolah untuk kelas X IPS di SMAN 1 Cijaku dilakukan sebagai need assesment atau studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti sebagai data awal pada proses penelitian yang akan dilakukan. Pada hasil kuisioner yang telah diberikan terbagi menjadi 4 kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Kuisioner ini disebarkan pada 36 siswa dengan perolehan data kategori rendah 38,8% terdiri dari 14 siswa dan kategori sedang 16,6% terdiri dari 6 siswa, terakhir kategori tinggi 44,4% terdiri dari 16 siswa. Sehingga dari hasil studi pendahuluan ini kedisiplinan siswa di sekolah bisa terbilang sangat rendah dan perlu diadakannya layanan atau pemberian informasi kepada siswa untuk dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa mengenai kedisiplinan. Siswa yang akan diberikan treatment menggunakan media merupakan siswa yang berkategori rendah dan sedang sebanyak 55,4% untuk dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Hasil dari studi pendahuluan atau need assessment yang dilakukan peneliti memperoleh data dimana siswa SMAN 1 Cijaku masih memiliki kedisiplinan yang rendah sehingga peneliti membuat suatu media untuk dapat menunjang pemberian layanan bimbingan dan konseling agar siswa dapat memahami dengan mudah. Media yang dibuat oleh peneliti yaitu media booklet yang dimodifikasi oleh peneliti agar lebih menarik dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga peneliti membuat produk yaitu pengembangan media booklet untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Disiplin diperlukan bagi semua individu, khususnya siswa sekolah, yang harus mampu mengikuti tata tertib sekolah, belajar taat, menyelesaikan tugas dengan disiplin, dan belajar disiplin� di rumah. Ini akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya tercapai. Dari (Tu�u, 2008) tentang pentingnya disiplin, diantaranya :

a.        Disiplin yang bersumber dari rasa percaya diri memungkinkan siswa� berhasil dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, ketika siswa sering melanggar peraturan sekolah, mereka menghambat optimalisasi potensi dan hasil mereka.

b.       Tanpa� disiplin yang baik, suasana sekolah dan kelas� kurang aman untuk proses pembelajaran.

c.        Orang tua ingin siswa terbiasa menerapkan tata cara, nilai-nilai kehidupan, dan disiplin di sekolah. Dengan cara ini, siswa dapat menjadi pribadi yang teratur, tertib dan disiplin.

d.       Singkatnya, disiplin adalah cara siswa untuk belajar dengan baik dan membiasakan diri ketika mereka kelak pergi bekerja. Dengan membiasakan diri akan pentingnya disiplin, siswa menjadi pribadi yang lebih baik.

Pengembangan produk tersebut menggunkan model ADDIE, model ADDIE memiliki lima tahapan yaitu Analyze (Analisis), Design (desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), Evaluation (Evaluasi) yang dikembangkan oleh Branch. Adapun alasan peneliti menggunakan model ADDIE karena dapat dengan mudah untuk dipahami, dan dimengerti setiap langkah dan tahapannya serta melihat kondisi lingkungan sekolah yang masih terbatas dalam hal pengajarannya. Peneliti dalam pengembangan model ADDIE ini dilakukan sampai tahap evaluasi dengan implementasi yaitu uji terbatas atau uji kelompok kecil.

Uji kelayakan produk dalam pembuatannya sangat dibutuhkan hal ini untuk menunjang keberhasilan layanan yang diberikan sesuai dengan permasaahan yang ada. Produk tidak hanya sekedar dibuat akan tetapi harus diuji kepada 3 orang ahli, yaitu ahli media, ahli materi, dan praktisi. Uji kelayakan ahli media dilakukan oleh Bapak Alfiandhy Warih Handoyo, M.Pd selaku Dosen Bimbingan dan Konseling Untirta, ahli Materi dilakukan oleh Ibu Rahmawati, S,Psi.,MA Selaku Dosen Bimbingan dan Konseling Untirta, dan Praktisi oleh Ibu Nina Agustini, S.Pd selaku Guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Cijaku. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala likert dan tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui kelayakan produk atau media yang dihasilkan sebelum diuji cobakan dilapangan.

Berdasarkan hasil uji kelayakan produk media booklet yang telah dibuat oleh peneliti, telah mencapai kriteria baik dan layak dari segi materi, media, dan praktisi. Secara kuantitatif hasil uji kelayakan materi mencapai 93% , uji kelayakan media mencapai 85%, dan praktisi aspek materi 86% sedangkan praktisi aspek media mencapai 81%. Secara kuantitatif ketiga ahli tersebut mengungkapkan desain produk sudah menarik dan mudah dipahami namun ada beberapa masukan dalam segi isi/konten. Uji kelayakan yang dilakukan oleh para ahli ini nantinya akan digunakan untuk mengukur dan menilai keefektifan produk yang dibuat, layak atau tidaknya suatu produk sebelum diuji cobakan di lapangan.

Disiplin sekolah� mendukung terselenggaranya proses dan kegiatan pendidikan serta membantu kelancarannya. Hal ini dapat dicapai dan dirancang dengan menggunakan bantuan pihak sekolah dan kebijakan yang disajikan kepada siswa. Dengan cara ini, kebijakan sekolah dirancang dan dilaksanakan dengan baik dengan tujuan mempengaruhi sekolah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang membantu kegiatan belajar. Pentingnya masalah disiplin di sekolah diakui oleh faktor-faktor yang relevan, dan pedoman disiplin masing-masing sekolah dalam bentuk aturan, peraturan dan norma yang berlaku di sekolah adalah untuk siswa, guru, pemerintah, kepala sekolah, orang tua, dll. Pada umumnya perilaku disiplin harus ditanamkan kepada siswa dari sejak dini oleh orang tua dirumah, agar menjadikan siswa semakin tumbuh besar semakin kuat dan besar pula tingkat kedisiplinannya, baik disiplin dalam ruang lingkup pendidikan ataupun ruang lingkup diluar pendidikan seperti di rumah dan masyarakat.

Produk yang dibuat oleh peneliti merupakan media booklet yang mana peneliti mengharapkan dapat memberikan hal baru kepada siswa maupun guru BK dalam memberikan layanan informasi di dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah. Media booklet ini dapat dikatakan sama dengan buku, tetapi cenderung lebih kecil (format setengah perempat) dan lebih tipis, booklet tidak lebih dari 30 halaman bolak-balik, dan booklet juga berisi gambar atau animasi serta teks. Namun ada juga yang mengatakan bahwa kata booklet berasal dari singkatan book dan leaflet, artinya media booklet merupakan gabungan dari leaflet dan buku, atau buku dengan ukuran yang lebih kecil seperti leaflet. Struktur isi seperti buku (pendahuluan, isi dan penutup), tetapi isi disajikan berbeda, lebih praktis, lebih singkat dan lebih ekonomis dari pada buku. Sama dengan buku saku namun buku saku berbeda di ukurannya yaitu lebih kecil sehingga dapat masuk kedalam saku.

Hasil dari uji produk media booklet yang dikembangkan oleh peneliti ini di implementasikan kepada siswa dengan uji terbatas yaitu sebanyak 20 siswa dengan memperoleh nilai 89,2% yang artinya media booklet ini dapat dikatakan sangat layak untuk digunakan.

1.     Proses Pengembangan Produk

Proses pengembangan produk yang dilakukan oleh peneliti berupa pengembangan media booklet. Media booklet ini telah dimodifikasi dan dibuat lebih menarik dengan memberikan gambar dan warna-warna cerah agar menarik untuk siswa membacanya, dan tidak memberikan kesan membosankan ketika membaca. Tujuan dari dibuatnya produk ini untuk memberikan informasi tentang perilaku disiplin kepada siswa, agar siswa memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai disiplin sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Desain penelitian yang digunakan merupakan model pengembangan ADDIE atau analyze, design, development, implementation, and evaluation. Prosedur yang digunakan peneliti sampai tahap evaluation, dengan uraian sebagai berikut :


 

Tabel 1

Prosedur model penelitian ADDIE

No

Prosedur

Keterangan

1

Analyze

Pada tahap ini peneliti menganalisis kebutuhan untuk mengembangkan bahan ajar dan kelayakannya. Analisis yang dilakukan� peneliti ini terdiri dari dua tahap yaitu analisis kebutuhan dan analisis karakter siswa. Secara garis besar tahapan analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1.     Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan informasi utama dalam penelitian pengembangan, pertama menganalisis kebiasaan siswa selama tahun ajaran, kemudian menganalisis layanan informasi� seperti� apa yang telah diberikan selama ini. Tahap ini menentukan media yang perlu dikembangkan untuk mendukung penyediaan layanan informasi siswa di sekolah.

2.     Analisis Karakter Siswa

Analisis ini dilakukan untuk melihat seperti apa karakter siswa yang sering melakukan pelanggaran. Dan bagaimana caranya agar pengembangan media yang dibuat bisa sesuai dengan karakter siswa tersebut.

 

2

Design

Pada tahap ini booklet dirancang untuk dibuat sesuai dengan hasil analisis sebelumnya. Ini diikuti oleh tahap desain yang mendefinisikan elemen yang diperlukan untuk booklet. Membuat layanan informasi tentang tindakan disiplin, tindakan non disiplin, peraturan sekolah, dan hukuman. Selama tahap ini, peneliti juga mengembangkan perangkat untuk mengevaluasi booklet yang dibuat. Alat ini mempertimbangkan aspek evaluasi booklet. Kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, kelayakan grafis, dan kesesuaian pendekatan yang digunakan. Perangkat yang dibuat tersedia dalam bentuk lembar evaluasi dan angket respon. Selain itu, alat yang dibuat telah divalidasi untuk mendapatkan alat evaluasi yang valid.

3

Development

Tahap pengembangan merupakan tahap realisasi produk dimana pengembangan booklet dilakukan sesuai dengan desain. Booklet tersebut kemudian divalidasi oleh ahli berpengalaman dan praktisi berpengalaman. Dalam proses validasi, validator menggunakan lembar yang dibuat pada tahap sebelumnya.

�Validasi telah dilakukan untuk mengevaluasi bahan dan media dalam booklet. Validasi diminta untuk memberikan peringkat untuk booklet. Hal ini didasarkan pada aspek kelayakan, saran, komentar mengenai isi booklet. Nantinya akan dijadikan� acuan untuk revisi/perbaikan. Validasi dilakukan hingga booklet tersebut akhirnya dinyatakan layak untuk� kegiatan pemberian layanan informasi. Selama fase ini, peneliti juga menganalisis hasil evaluasi booklet yang diterima dari validator.

4

implementation

Tahap keempat adalah implementasi. Pelaksanaannya terbatas pada sekolah yang ditunjuk sebagai pusat penelitian. Selama fase ini, peneliti mengimplementasikan media yang telah dibuat kepada siswa yang sudah dikategorikan kurang disiplin, pada fase ini juga peneliti membagikan angket respon kepada siswa sebagai responden. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang sejauh mana nilai praktis penggunaan booklet. Selain itu, responden juga diminta untuk memberikan komentar sebagai acuan untuk revisi kedua. Setelah membagikan angket respon kepada siswa, peneliti menganalisis data. Analisis� pertama didasarkan pada hasil angket respon. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui nilai praktis dari booklet yang dihasilkan. Pada fase ini, selain nilai praktis, efektivitas booklet juga dievaluasi.

5

evaluation

Selama fase ini, peneliti melakukan revisi akhir booklet, yang didasarkan pada masukan� dari angket respon atau catatan lapangan pada lembar observasi. Hal ini� agar booklet yang dikembangkan benar-benar tepat dan dapat digunakan di sekolah yang lebih luas.

 


Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan, produk yang dihasilkan berupa booklet pengembangan disiplin siswa denga hasil pengembangan produk secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat layak dari segi materi, media, dan praktisi. Pengembangan produk tersebut terdiri dari materi-materi yang membahas mengenai perilaku disiplin, peraturan sekolah, manfaat, akibat dan hukuman disiplin, dan terdapat challange disiplin yang dapat siswa lakukan untuk melatih kedisiplinan siswa di sekolah yang dapat dipantau secara langsung oleh guru BK. Hasil uji kelayakan produk dari segi media, materi, dan praktisi memperoleh rata-rata 86,4%. Maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan media booklet untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di kategrikan baik dan layak diimplementasikan kepada siswa.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengembangan media layanan informasi menggunakan booklet pada materi meningkatkan disiplin siswa disekolah SMA Negeri 1 Cijaku, maka dapat disimpulkan profil kedisiplinan siswa di sekolah SMA Negeri 1 Cijaku berdasarkan hasil angket kedisiplinan terhadap 36 siswa mendapatkan hasil sebesar 62,8% yang berkategorikan 14 siswa dengan tingkat disiplin rendah, 6 siswa dengan tingkat disiplin sedang, dan 16 siswa dengan tingkat disiplin tinggi.

Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan sebuah produk layanan bimbingan pribadi-sosial berupa informasi layanan menggunakan media booklet. Media layanan informasi menggunakan booklet ini dapat dikategorikan meningkat dilihat dari data hasil pre-test dan post test. Hasil data pre-test sebesar 62,8% sedangkan hasil data post test sebesar 84,5% maka dapat dikategorikan meningkat dengan peningkatan persentase sebesar 21,7% dengan kategori kedisiplinan siswa rata-rata tinggi.

Media layanan infomasi menggunakan booklet pada materi meningkatkan disiplin siswa disekolah ini layak untuk digunakan di sekolah, sesuai dengan hasil dari penilaian tiga orang ahli yaitu ahli materi, ahli media, dan praktisi pendidikan yaitu guru BK di SMA Negeri 1 Cijaku dengan persentase ahli materi 85%, ahli media 86%� praktisi aspek media 81%, dan praktisi aspek materi 86%, dengan hasil rata-rata ketiga ahli tersebut yaitu 86,4%.� Sedangkan hasil uji respon siswa terhadap media layanan informasi menggunakan booklet mendapatkan hasil� persentase 89,2% dengan kategori �Sangat Layak� untuk digunakan.


 


BIBLIOGRAFI

 

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia. 63-67.

 

Amti, Erman dan Prayitno.(2004). Layanan bimbingan dan konseling kelompok. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

 

Arief S. Sadiman, dkk. (2003). Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persaja.

 

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta.

 

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

 

Arsyad, Azhar. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

 

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

 

Ayuningtyas, Intan. 2017. Studi Korelasi Antara Hasil Belajarranah Kognitif Pada Pembelaaan Aqidah Akhlaq Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas X Di Sman Ketanggungan Brebes Tahun 2016/2017 . Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. UIN Walisongo. Semarang

 

Borg, Walter R. & Gall, Meredith Damien. (1983). Education Research:an Introduction. New York & Londen: Longman

 

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka.

 

Ernawati, I., & Sukardiyono, T. (2017). Uji Kelayakan Media layanan informasi Interaktif Pada Mata Pelajaran Administrasi Server. Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), 2 (2), 204�210.

 

Ernawati, Ika. (2016). Pengaruh Layanan Informasi Dan Bimbingan Pribadi Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas XI MA Cokroaminoto Wanadadi Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015. G-Couns Jurnal Bimbingan dan Konseling. Universitas PGRI Yogyakarta. Vol.1 No.1

 

Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara

 

Hamidah, Fajri, dkk. (2017). Analisis Faktor Penyebab Perilaku kurang disiplin Siswa di Smk Kansai Pekanbaru. Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. FKIP. Universitas Riau. Riau

 

Hurlock, Elizabeth. B. (1995). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

 

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. Edisi Kelima.Jakarta: Erlangga.

 

Hurlock, Elizabeth B. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga

 

Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

 

Hurlock, Elizabeth B. (2009). Perkembangan Anak dan Remaja Jilid I. Jakarta: Erlangga.

 

John, D Latuheru. 1998. Media Pengajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud.

 

KBBI. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka.

 

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

 

Musaddad, Z. H. (2016). Pengaruh Media Belajar berbasis Aplikasi Android terhadap Minat Belajar Mandiri Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia. SKRIPSI. Fakultas Agama Islam. Universitas Islam Indonesia, 20-29.

 

Monks, K., Conway, E., & Dhuigneain, M. N. (2006). Integrating personal development and career planning: The outcomes for first year undergraduate learning. Active Learning in Higher Education, 7(1), 73-86.

 

Putri, Riska S. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Materi Sistem Koloid di SMA Negeri 2 banda aceh. Skripsi. Banda Aceh. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

 

Prayitno dan Erman Amti. (2013). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 260.

 

Rahman, Muhammad dan Amri Sofan. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

 

Slameto. Conny R. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Rineke cipta.

 

Syifaunnur, H. (2015). Pengembangan dan Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif "Smart Chemist" berbasis Intertekstual sebagai Media Pembelajaran Kimia SMA. Semarang: FMIPA UNNES.

 

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

 

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung : Alfabeta.

 

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

 

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfebeta.

 

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.

 

Sunarto. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amus.

 

Surono.(2011). Pengembangan Media Pembelajaran Macromedia Flash pada Kompetensi Mengelas dengan Oksi Asitilen di SMK Muhammadiyah Prambanan, Skripsi, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.h. 41.�

 

Thalib, M, dkk. (2019). Pemanfaatan Media Grafis Dalam Layanan Informasi Dampak Perilaku kurang disiplin Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Siswa Di Sekolah. Indonesian journal of education counseling. Vol.3 N0.3 page 261-272.

 

Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

 

Tulus Tu�u. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo.

�

Tulus Tu�u. (2008). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta. Grasindo.

 

Wahono, R. S. (2006, Juni 21). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Retrieved Mei 28, 2020, from Romi Satrio Wahono.net: https://romisatriawahono.net

 

Widya Sari, Erna, dkk. (2012). Penggunaan Layanan Informasi Dalam Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar. Jurnal Fkip Unila.ac.id. Lampung.

��������

 

 

 

 

Copyright holder:

Sri Isnaendyah (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: