Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN PETUGAS DALAM MENCEGAH PENULARAN COVID-19 DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
Yolanda
Putri Ayu Kaiba, Hanifa
Maher Denny, Yuliani Setyaningsih
Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
World Health Organization atau
organisasi kesehatan dunia mengumumkan pada tanggal 11 Maret 2020 bahwa wabah coronavirus menyebar secara cepat ke
seluruh dunia. Berdasarkan
data persebaran kasus pada tanggal 14 Oktober 2020 di
Indonesia ditemukan 344.749 kasus
positif COVID-19. Sedangkan
Kota Semarang merupakan salah satu
kota dengan angka kasus COVID-19 yang tertinggi di Jawa Tengah. Adapun Rumah Sakit X atau
disingkat sebagai RS X menjadi salah satu rumah sakit rujukan
dalam penanganan COVID-19 disamping sebagai rumah sakit pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku K3 pada petugas dalam mencegah
penularan COVID-19 di lingkungan
RS X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Informan terdiri atas delapan
peserta yang meliputi tiga kepala ruang
rawat inap, satu kepala ruang
IGD, dan empat petugas dari kedua instalasi
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan wawasan para petugas tentang pencegahan penularan COVID-19 di lingkungan RS X setelah mengikuti kegiatan seminar,
workshop, serta pelatihan maupun update informasi. Sedangkan petugas bersikap menjadi lebih waspada terhadap
beberapa perilaku yang berisiko menularkan COVID-19. Petugas juga saling mengingatkan apabila ada rekan kerja
yang lupa dalam menggunakan alat pelindung diri tertentu. Sedangkan pada prakteknya, pihak pengelola RS X selalu berusaha menyediakan perlengkapan alat pelindung diri bagi semua petugas
sesuai peruntukannya. Selain itu para petugas secara disiplin mempraktekkan cuci tangan sesuai
prosedur, secara berkala menggunakan hand
sanitizer, memakai alat pelindung diri yang memadai dan melakukan pembatasan jumlah dan jam penjaga pasien.
Keywords: COVID-19; Perilaku
K3; Petugas Kesehatan; Rumah
Sakit.
Abstract
The World Health Organization or the world health organization announced
on March 11, 2020 that the virus outbreak was spreading rapidly throughout the
world. Based on data on the distribution of cases on October 14, 2020 in
Indonesia, there were 344,749 positive cases of COVID-19. Meanwhile, Semarang
City is one of the cities with the highest number of COVID-19 cases in Central
Java. The X Hospital or abbreviated as RS X is one of the referral hospitals in
handling COVID-19 in addition to being an educational house. This study aims to
analyze the OSH behavior of officers in preventing the transmission of COVID-19
in the X Hospital environment. This study used a qualitative research method
with data collection through in-depth interviews. The informants consisted of
eight participants including three heads of inpatient rooms, one head of the
emergency room, and four officers from the two installations. The results
showed that increased knowledge and training of officers regarding the
prevention of COVID-19 transmission in the X Hospital environment after
attending seminars, workshops, as well as updating information. Meanwhile,
attention is becoming more alert to some behaviors that are at risk of
transmitting COVID-19. Officers also remind each other if there are co-workers who
forget to use certain personal protective equipment. Whereas in practice, the
management of RS X always tries to provide personal protective equipment for
all officers according to its designation. In addition, the officers disciplinedly practice hand washing according to
procedures, periodically use hand sanitizers, wear adequate personal protective
equipment and maintain the number and hours of patient care.
Keywords: COVID-19;
OSH behavior; Health workers; Hospital.
Pendahuluan
World Health Organization pada januari
2020 mengumumkan wabah yang
dapat menyebar dengan cepat ke
negara di seluruh dunia (WHO, 2020).Pada awalnya penyakit ini
dinamakan sementara sebagai 2019 novel
coronavirus (2019-nCov), kemudian pada 11 Februari 2020 WHO mengumumkan nama
baru yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) (Organization, 2020b).
Sejak muncul
kasus pertama di wuhan, kasus COVID-19 di china terus mengalami
peningkatan setiap harinya dan memuncak di akhir januari sampai
awal februari. Berdasarkan data World Health Organization dunia per tanggal 14 oktober 2020 kasus
terkonfirmasi sebanyak 38.002.699 data ini berasal dari 235 negara atau wilayah
dengan kasus (Chiodini, 2020).� Indonesia
menjadi salah satu negara yang tidak terlepas dari persebaran COVID-19 jumlah
kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 344.749 kasus (Hodijah, Solihah, & Octavian,
2021), Semarang menjadi salah satu kota dengan kasus
terbanyak berdasarkan sumber data dinas kesehatan kota Semarang per tanggal 15
Oktober 2020 jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 9149
kasus (Sadiq, Naryoso, & Yuliyanto,
2022).
Tenaga
kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan tanggap terhadap wabah
COVID-19 dan menjadi garda pertahanan suatu negara dalam membatasi atau
menanggulangani penyebaran penyakit (Organization, 2020a).
Dalam
upaya penanganan COVID-19 diperlukan kesiapan dan respon yang tepat seperti
melengkapi tenaga kesehatan manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dengan
informasi, prosedur, dan alat yang penting agar dapat aman dan efektif bekerja,
menjadi peran penting dalam merespons wabah COVID-19 dan menjadi garda terdepan
dalam membatasi atau menangani persebaran penyakit. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kemenkes, 2016)..
Rumah
sakit X merupakan salah satu rumah sakit yang ada di kota semarang yang terlibat
dalam penanganan COVID-19 dan merupakan rumah sakit pendidikan. Berdasarkan informasi yang didapatkan
bahwa ada 13 pasien yang diisolasi, dari 13 pasien tersebut ada 8 pasien
positif COVID-19, 2 pasien belum di tes dan 3 pasien dinyatakan negatif.� Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terkait petugas ada beberapa petugas di rumah sakit X yang terkonfirmasi
positif COVID-19. Perilaku para petugas dapat dinilai dari tingkat pengetahuan, sikap, dan
praktik untuk mencapai otoritas kesehatan dengan
tujuan untuk mengontrol laju percepatan transmisi COVID-19 (Azlan, Hamzah, Sern, Ayub, & Mohamad, 2020).
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
melakukan kajian studi kualitatif terhadap perilaku keselamatan dan kesehatan petugas dalam mencegah
penularan COVID-19 di lingkungan
rumah sakit
Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan
rancangan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Informan terdiri atas delapan
peserta yang meliputi tiga kepala ruang
rawat inap, satu kepala ruang
IGD, dan empat petugas dari kedua instalasi
tersebut.Penelitian di lakukan di RS X pada bulan
September- November 2021.
Hasil dan Pembahasan
1.
Analisis pengetahuan
petugas dalam mencegah penularan COVID-19 di lingkungan RS
Selama pandemi COVID-19
petugas mengikuti kegiatan seminar lewat zoom atau online beberapa kali. Hal
ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan.
Oh
kalau seminarkan udah banyak karena dimusim pandemic ini rata-rata online jadi
kita ngikutnya online.
Dari
RS pernah ngasih sosialisai kalau awal-awal dulu sudah sempat ada eh selepas
itu karena kasusnya makin banyak jadikan via online aja gak bisa tatap muka.
(IU)
Dari pihak RS pun sering memberikan sosialisasi atau
berita terupdate mengenai COVID-19 melalui wa grup
pihak RS juga sering memberikan sosialisai yang di kirim
di wa grup, zoom dan person to person
RS
juga beberapa kali memberikan sosialisasi terkahir kemarin salah satunya
mengenai perawatan medis (IT)
Hasil wawancara dengan informan didapatkan
bahwa petugas mengikuti seminar tentang COVID-19 yang dilakukan secara online,
selain mengikuti kegitan seminar pihak RS pun sering memberikan sosialisai
ataupun berita terupdate mengenai COVID-19 melalui wa grup, zoom dan person to
person.
2.
Analisis sikap petugas
dalam mencegah penularan COVID-19 di lingkungan RS
Selama pandemic COVID-19
petugas memiliki sikap yang lebih waspada dan saling mengingatkana antar rekan
kerja. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan.
Yah
sesama teman kerja kita saling mengingatkan satu sama lain sama-sama selama
bertugas
Karena
kita di garda terdepan yah mau gak mau gak mau misalkan eeh karena pasiennya
misalkan ehh kondisi gawat gitu katakanlah kita sebisa mungkin hampir aja
kelupaan (penggunaan alat pelindung diri) kita tetap saling mengingatkan sih,
maksudnya takutnya ada yang tumbang terus nanti personilnya jadi berkurang
segala macam (IU)
Jika ada petugas yang dalam pemakaian alat pelindung
diri kurang tepat atau belum menggunakan akan di panggil Kembali ke ruangan
sterilisasi untuk memakai alat pelindung diri�
yang sesuai
sesama rekan kerja akan saling mengingatkan satu
sama lainnya untuk sama sama menjaga keselamatan kesehatan bersama selama di
tempat kerja untuk mengurangi risiko terpapar COVID-19 (IT)
Hasil wawancara dengan informan didapatkan bahwa sikap petugas menjadi
lebih waspada terhadap perilaku yang berisiko penularan COVID-19. Petugas juga
saling mengingatkan mengingatkan satu dengan yang lain apabila ada yang lupa
dalam menggunakan alat pelindung diri.
3.
Analisis praktik petugas
dalam mencegah penularan COVID-19 di lingkungan RS
Selama pandemic COVID-19 dalam praktiknya petugas memperhatikan hal-hal
Cukup
sih gak ada kekurangan, selama saya kerja disini dari februari itu cukup.
Jalan
terus lima momen cuci tangan kalau pakai handscoon kan tangannya kena powder
itu bikin kering ehh gak bisa kalau Cuma pakai handsinitizer harus cuci tangan
Kalau kita biasanya dari kepasien sebelum kepasien
kalau mau tindakan pun kita mencuci tangan
Sangat membantu sih, apalagi kebetulan kalau
diruangan yang rawat inap itu selain untuk yang menunggu maksimal hanya satu
orang itu persyaratannya juga sudah vaksin minimal dosis pertama kalau misalkan
belum vaksin sama sekali biasanya anggota keluarga yang menunggu itu di
wajibkan untuk swab antigen. (IU)
Alhamdulillah sudah, dulu kesulitan sekarang udah
tersedia lengkap
Pembatasan jelas adalah apalagi yang penunggu itu
harus sudah vaksin kan harus sudah swab antigen pasti ada perbedaan antara yang
sebelumnya sama aturan yang sekarang.
Penggunaan handsinitizer ehhh satu bila tangan tidak
kotor yang kedua baru sekali pakai handsinitizer, penggunaan handsinitizer itu
durasinya tadi 20-30 detik tapi pada saat saya sudah dua kali sudah pakai
handwash pakai air
Ada info terkait tata cara penggunaan dan pelepasan
APD yang tepat, kemudian tata cara menangani pasien COVID gitu yang semakin
kebelakang membutuhkan ruangan ICU padahal terbatas (IT)
Hasil wawancara dengan
informan didapatkan bahwa petugas memperhatikan
aspek-aspek penting dalam penanganan pasien di tengah pandemi. Ketersediaan alat pelindung diri yang awalnya terbatas sekarang sudah tersedia lengkap, selain itu para petugas mempraktikan cuci tangan yang terstandar, secara berkala dalam penggunaan handsinitizer dan adanya pembatasan jumlah penjaga pasien.
Pembahasan
1.
Analisis pengetahuan
petugas dalam mencegah penularan COVID-19 dilingkungan RS
Berdasarkan hasil
wawancara diketahui selama pandemic COVID-19 ada kegiatan seminar secara online
yang diikuti oleh petugas, selain kegiatan seminar yang diikuti karena
inisiatif sendiri petugas pun sering mendapatkan sosialisasi dari pihak RS yang
dikirim melalui wa grup dan person to person.
Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanty 2014 pengetahuan tidak hanya
diperoleh dibangku pendidikan tetapi dapat diperoleh juga dari informasi yang
baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu lingkungan petugasan
juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, dimana seringnya diadakannya
pelatihan internal maupun eksternal di Rumah Sakit Eka Hospital yang sangat
mempengaruhi pengetahuan petugas IGD dalam melakukan tindakan triage (Gurning & Karim, 2014).
Pengetahuan dan peningkatan
wawasan serta cara berfikir akan memberikan dampak terhadap persepsi,
nilai-nilai dan sikap yang akan menentukan seseorang mengambil keputusan
melakukan suatu tindakan, hal ini juga berkaitan dengan kemudahan seseorang
mendapatkan pengetahuan baik melalui televisi, radio, surat kabar, majalah,
buku, dan juga internet. Sumber informasi dapat memberikan suatu bentuk
informasi yang di dapatkan baik dari kegiatan seminar ataupun sosialisai yang
diikuti oleh seseorang.
2.
Analisis sikap petugas
dalam mencegah penularan COVID-19 dilingkungan RS
Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa petugas saling mengingatkan satu dengan yang
lainnya selama bertugas, saling menyemangati dan saling mengingatkan satu
dengan yang lainnya mengurangi risiko terpapar COVID-19 dan ketika ada petugas
yang dalam pemakaian APD nya kurang tepat atau belum menggunakan akan dipanggil
Kembali keruangan sterilisasi untuk memakai APD yang sesuai.
Sikap mempunyai
hubungan yang erat dengan tingkat pengetahuan seseorang. Sikap seseorang
terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang
bersangkutan Zhong, 2020 (Zhong et al., 2020).
Faktor penyebab
terjadinya perilaku pada diri seseorang merupakan pengetahuan dan sikap
seseorang terhadap apa yang telah dilakukan, Perubahan pengetahuan dan sikap
individu dimulai dengan tahap kepatuhan, melakukan identifikasi kemudian
menjadi internalisasi. Di awal seseorang mematuhi anjuran atau instruksi
petugas tanpa kesadaran untuk melakukan tindakan dan seringkali melakukan
instruksi karena adanya hukuman, tapi apabila mendapatkan imbalan/reward mereka
akan mematuhi anjuran tetapi masih bersifat sementara.
3. Analisis
praktik petugas dalam mencegah penularan COVID-19 di lingkungan RS
Berdasarkan hasil wawancara diketahui
petugas memperhatikan aspek-aspek penting dalam
penanganan pasien di tengah pandemic petugas memperhatikan
aspek-aspek penting dalam penanganan pasien di tengah pandemi. Ketersediaan
alat pelindung diri yang awalnya terbatas sekarang sudah tersedia lengkap,
selain itu para petugas mempraktikan cuci tangan yang terstandar, secara
berkala dalam penggunaan handsinitizer dan adanya pembatasan jumlah penjaga
pasien.
Tindakan atau praktik
merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata, dapat
dilihat dan diamati. Tindakan individu dalam melakukan pencegahan penyakit akan
mendorong terbentuknya perilaku pencegahan penyakit dalam diri individu
tersebut. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)
adalah respon individu untuk melakukan pencegah penyakit(Notoatmodjo, 2014).
Tindakan pencegahan COVID-19 merupakan respon dari seseorang
berupa tindakan nyata yang dilakukan oleh orang tersebut untuk mencegah penyakit COVID-19.
Tindakan pencegahan COVID-19 akan
mendorong terbentuknya perilaku pencegahan COVID-19 (Wonok,
Wowor, & Tucunan, 2020).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara diketahui selama
pandemic COVID-19 ada kegiatan seminar secara online yang diikuti oleh petugas,
selain kegiatan seminar yang diikuti karena inisiatif sendiri petugas pun
sering mendapatkan sosialisasi dari pihak RS yang dikirim melalui wa grup dan
person to person, sedangkan petugas bersikap yang menjadi lebih waspada
terhadap hal-hal yang berisiko menularkan COVID-19. Petugas saling mengingatkan
apabila ada rekan kerja yang lupa dalam menggunakan alat pelindung diri. Dalam
praktiknya petugas memperhatikan aspek-aspek penting dalam penanganan pasien di
tengah pandemi. Ketersediaan alat pelindung diri yang awalnya terbatas sekarang
sudah tersedia lengkap, selain itu para petugas mempraktikan cuci tangan yang
terstandar dan adanya pembatasan jumlah penjaga pasien
Azlan, Arina Anis, Hamzah, Mohammad Rezal,
Sern, Tham Jen, Ayub, Suffian Hadi, & Mohamad, Emma. (2020). Public
knowledge, attitudes and practices towards COVID-19: A cross-sectional study in
Malaysia. Plos One, 15(5), e0233668.
Chiodini, Jane. (2020). Maps, masks and
media�Traveller and practitioner resources for 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV) acute respiratory virus. Travel Medicine and Infectious Disease,
33, 101574.
Gurning, Yanty, & Karim, D. (2014). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Petugas Kesehatan IGD Terhadap Tindakan Triage
Berdasarkan Prioritas. Riau University.
Hodijah, Cucu, Solihah, Rika, &
Octavian, Rizky Ferrari. (2021). Analysis of the Impact of Covid-19 on the
Tourism Sector. Almana: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 5(3),
416�424.
Kemenkes, R. I. (2016). Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. K3RS.
Notoatmodjo, S. (2014). IPKJRC (2015). Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Biomass Chem Eng, 49(23�6).
Organization, World Health. (2020a). Materi
komunikasi risiko COVID-19 untuk fasilitas pelayanan kesehatan. World Health
Organization, 1�11.
Organization, World Health. (2020b). Naming
the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it. Brazilian
Journal Of Implantology And Health Sciences, 2(3).
Sadiq, Hafiz Maulana, Naryoso, Agus, &
Yuliyanto, Muchamad. (2022). Peran Digital PR Diskominfo Kota Semarang Dalam
Mendukung Komunikasi Publik Pada Penanganan Pandemi Covid-19. Interaksi
Online, 10(2), 138�151.
WHO. (2020). Getting your workplace
ready for COVID-19. (March), 1�8.
Wonok, Melvin Josua, Wowor, Ribka, &
Tucunan, Ardiansa A. T. (2020). Gambaran perilaku masyarakat tentang pencegahan
covid-19 di desa tumani kecamatan maesaan kabupaten minahasa selatan. KESMAS,
9(7).
Zhong, Bao Liang, Luo, Wei, Li, Hai Mei,
Zhang, Qian Qian, Liu, Xiao Ge, Li, Wen Tian, & Li, Yi. (2020). Knowledge,
attitudes, and practices towards COVID-19 among Chinese residents during the
rapid rise period of the COVID-19 outbreak: a quick online cross-sectional
survey. International Journal of Biological Sciences, 16(10),
1745.
������������������������������������������������
Copyright holder: Yolanda Putri Ayu Kaiba, Hanifa Maher Denny, Yuliani Setyaningsih (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |