Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 6, Juni 2022
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK SEBAGAI PERSIAPAN MEMBACA
MENULIS PEMULAAN (MMP) MELALUI PERMAINAN PUZZLE DI KELOMPOK B TK INSAN TERPADU
Zaenol Fajri, Christiana Pertiwi, Atik Hikmatuz
Zakiyah
Universitas Nurul Jadid Paiton, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Sebagai pengenalan
persiapan membaca dan menulis pada anak maka tugas guru dan orang tua adalah
mendampingi anak ketika belajar, salah satunya adalah mencarikan permainan yang
menunjang anak untuk semangat belajar dan membantu meningkatkan motorik halus
pada anak. Permainan sangat berperan penting dalam proses belajar anak, dengan
adanya permainan anak-anak akan lebih tertarik dengan suatu pelajaran yang akan
mereka pelajari. Untuk meningkatkan motorik halus anak, maka guru bisa
memberikan permainan puzzle. Hal ini dapat melatih motorik-motorik halus anak
dengan memecahkan puzzle sesuai urutannya, tidak lain juga membantu proses baca
tulis anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak
sebagai Persiapan membaca menulis melalui permainan puzzle. Penelitian ini
merupakan penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan mengikuti empat tahapan, yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta tahap refleksi. Instrument
yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan tentang kemampuan anak usia dini tentang indikator
berkembang sesuai harapan dan mampu berkembang sangat baik, yaitu pada siklus
pertama 64% mengalami peningkatan pada siklus 2 yaitu 78% dan pada siklus
ketiga kemampuan motorik halus anak meningkat menjadi 88%. Sehingga dapat
disimpulkan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan permainan puzzle dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok B TK Insan Terpadu..
Kata kunci: motoric halus, permainan puzzle
Abstract
Teachers and parents are tasked with accompanying children throughout
learning as a first step in preparing them for reading and writing. One of
these tasks is finding activities that encourage children to be excited about
learning and that help kids' fine motor abilities. Children's learning
processes are greatly aided by games, as games pique a child's interest in the
material being taught. The teacher might offer puzzle activities to help kids
with their fine motor skills. Resolving the puzzles in the correct order not
only improves kids' reading and writing abilities but also trains their fine
motor skills. This study aimed to evaluate children's fine motor abilities
through puzzle games to prepare them for reading and writing. This study has
four stages: planning, implementation, observation, and reflection. This study
is a classroom action research. Interviews and
observation serve as instruments. The findings indicated an improvement in
early childhood markers of development as expected and the ability to develop
extremely well, with children's fine motor abilities rising to 88 percent in
the third cycle from a cycle one gain of 64 percent to 78 percent. Therefore,
it can be inferred that puzzle games used in classroom action research can
enhance the fine motor skills of kids in Group B at TK Insan
Terpadu.
Keywords: fine motor skills, puzzle games.
Pendahuluan
Anak usia dini adalah perkembangan dan pertumbuhan anak dari usia nol sampai enam tahun salah satunya disebut dengan perkembangan masa keemasan, masa kememasan merupakan perubahan tum uh kembanganya anak yang sangat cepat dan luar biasa (Wulandari & Purwanta, 2020). Pada beberapa aspek banyak sekali perbedaan pengertian anak usia dini namun tidak mengubah makna pada umumnya. Pengertian tentang anak usia dini dipaparkan oleh beberapa ahli. Anak usia dini menurut para ahli, menjelaskan pendidikan anak usia dini adalah bentuk pemberian pelayanan kepada anak sejak lahir sampai usia delapan tahun (Idris, 2016). Sedangkan UU tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan anak usia dini merupakan jenis usaha membimbing dan mengarahkan anak sejak lahir sampai usia enam tahun dengan cara memberika rangsangan pendidikan untuk membantu tumbuh kembang jasmani dan rohani agar anak tersebut siap pada Pendidikan selanjutnya. ( 2005: 4).�����
����������� Untuk
menyampaikan suatu materi pembalajaran untuk anak usia
dini maka harus sesuai karakteristik
pertumbuhan dan perkembangannya,
maka dari itu sesuai dengan
tumbuh kembangnya anak, salah satu metode pembelajaran yang cocok adalah metode
permainan puzzle. Beberapa
puzzle bisa digunakan dalam pembelajaran, akan tetapi hanya
lebih menekankan pada aspek menulis, membaca ataupun berhitung, sehingga dapat kita tentukan
pada permainan puzzle dengan
menggunakan huruf/ angka. Menurut Soebachman (2012) permainan
puzzle merupakan permainan terdiri dari bagian-bagian
satu atau lebih berbentuk gambar tertentu yang dapat digunakan untuk melatih tingkat
kosentrasi, keteraturan dan
kreativitas anak. Dengan permainan puzzle, dapat memabntu menumbuhkan dan meningkatkan aspek kognitif anak usia dini.
Keterampilan kognitif anak sangat erat kaitannya
dengan kemampuan anak dalam belajar,
mencari solusi dan memecahkan yang ada pada puzzle.
Puzzle adalah salah satu alat permainan sederhana yang mudah diterapkan untuk pembelajaran anak usia dini, permainannya
sangat mengasyikan dan meningkatkan
motivasi belajar anak. Saat melakukan
bermian puzzle,� anak dilatih untuk mencoba
berfikir kritis mencari solusi penyusunan gambar dengan cara memasangkan
bagian-bagiannya. Dengan adanya arahan dan bimbingan guru baik sebagi motifator maupun fasilitator, maka anak sedikit
demi sedikit anak dapat menumbukan kemampuan kognitifnya dalam mencoba dan menyusun menyesuaikan bentuknya.
Dengan bermain puzzle anak-anak juga bisa sambil belajar, tujuannya adalah meningkatkan motorik halus anak dan mempersiapkan anak untuk belajar membaca dan menulis (Tahel & Ginting, 2018; Hasanah, L., & Nurhasanah, 2020). Membaca sejak dini baiknya diberikan fasilitas yang mengasyikkan bagi anak. Orang tua bisa memfasilitasi sesuai kemampuan dan perkembangan anak selama tidak membani anak. Hal ini membuat anak sangat bosan dalam tahap membacanya. Bahkan terlalu sering kita sebagai orang tua menekan anaknya untuk cepat bisa membaca dan menulis, apalagi ketika ada orang lain yang seusianya sudah mulai mampu menulis dan baca, orang tua banyak yang tidak menyadari bahwa kemampuan setiap anak pasti berbeda. Sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan anak disamakan kemampuannya dengan orang lain sehingga membuat anak stres. Proses tumbuh kembang anak tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena bagi anak untuk konsentrasi belajar membaca atau menulis dengan duduk manis fokus belajar akan mengalami kesulitan terutama membaca dan menulis, sehingga anak harus diberikan pelayanan sesuai karakter dan tahap perkembangannya yang relatif aktif pada masa usia dini.
����������� Selain keterampilan membaca, keterampilan menulis pada anak usia dini juga sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak terutama melatih motorik halusnya. keterampilan motorik ada dua yaitu: 1). Motorik kasar, yaitu suatu kemapuan yang lebih mengutamakan pada koordinasi tubuh anak, dalam hal ini berkaitan dengan perkembangan gerakan otot besar, seperti keterampilan berjalan, kemampuan berlari, naik turun tangga dan kemampuan otot kaki untuk melompat, 2). Motorik halus, yaitu kemampuan individu pada aspek koordinasi otot kecil/ halus seperti kelenturan tangan dalam hal keterampilan menulis(Primayana, 2020). Keterampilan menulis butuh kelenturan motorik halus meliputi kelenturan jari dan saraf lainnyasperti mata sehingga anak menjadi lebih focus dalam keterampilan melukis, meggambar, melempar, memotong dan jenis keterampilan permainan lainnya(Kusumaningtyas, 2018; Taznidaturrohmah et al., 2020). Dalam aspek menulis, juga membutuhkan keterampilan khusus seperti keterampilan motoric halus agar anak lebih focus dan konsentrasi dalam belajar, kita harus membantu dan menfasilitasinya agar mampu belajar menulis secara bertahap sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Keterampilan baca tulis anak merupakan salah satu keterampilan berbahasa, yang meliputi: a) keterampilan menyimak/ mendengarkan, b) berbicara, c) membaca� dan d) keterampilan menulis ( Tarigan, 1983: 1). Sesuai pendapat baron� Brown S. Rebeca (1990: 5) bahwa: seorang guru bertugas sebagai agen perubahan dan agen pembelajaran, sehingga anak bisa berkemban atau tidaknya tergantung dari gurunya. Terutama dalam aspek perkembangan keterampilan motoric halus anak, guru harus benar-benar mempersiapkan anak untuk dapat berkembang secara maksimal.
Penelitian terdahulu yang membahas
tentang kemampuan anak dalam aspek
perkembangan motoric halus:
Pertama, Sitepu menjelaskan bahwa hasil pelaksanaan penelitiannya didapatkan data adanya peningkatan kemampuan motorik halus peserta didik
menerapkan teknik mozaik di RA Nurul Huda, data awal
(pra siklus) sebesar 31,25 %, meningkat pada siklus I sebesar 42,5 %, meningkat lagi pada siklus II sebesar 66,25 % dan
yang terakhir siklus III berubah menjadi 82,50 %(Sitepu, 2016). Kedua, Paramita menjelaskan
hasil penelitiannya bahwa pengembangan model pembelajaran berbasis permainan siskuit dengan langkah-langkah pembelajaran terdiri dari beberapa pos kegiatan permainan yang didokumentasikan kedalam CD dan buku pelaksanaan pembelajaran, terdiri dari� kegiatan awal, pemanasan dan kegiatan inti (permainan sirkuit) dan diakhiri denganpendinginan. Penelitian ini dikategorikan berhasil, karena pembelajaran menjadi lebih efektif dan dapat meningkatkan motorik halus anak(Paramitha & dan Panggung, 2019). Ketiga, Agustina menjelaskan bahwa kegiatan bermain menggunakan media barang bekas bisa meningkatkan
keterampilan motorik halus peserta didik
mulai dari cara memegang, cara menjimpit, koordinasi mata dengan tangan(Agustina, Nasirun, & D., 2019). Keempat, Taznidaturrohmah
menjelaskan bahwa (1) adanya peningkatan pembelajaran dengan menerapkan kegiatan montase� sehingga berakibat pada meningkatnya kemampuan motorik halus anak
TK. Hasil persentase penelitian
tiap siklus mengalami peningkatan yang awalnya nilai rata-rata anak adalah 74,1 meningkat rata-rata nilainya 87,5
(Taznidaturrohmah et al., 2020).
Sesuai penjabaran
di atas, maka peneliti tertarik mengkaji penelitian dengan judul �Peningkatan
Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini sebagai Persiapan Membaca Menulis Pemulaan (MMP) melalui Permainan Puzzle di Kelompok B TK
Insan Terpadu�. Dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui perubahan peningkatan kemampuan baca tulis anak usia
dini.
Metode Penelitian
Penelitian ini
di lakukan di TK Insan Terpadu kelompok B dengan jumlah peserta
didika ada 16 anak pada tahun pembelajaran 2021/ 2022. Penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini menggunakan beberapa tahapan, antara lain: 1). Tahap Perencanaan/Planning, 2). Tahap
Tindakan/Acting dan Observasi, 3). Tahap Refleksi/ Reflecting, selanjutnya apa bila pelaksanaan penelitian tidak berhasil maka akan
diadakan revisi perencanaan ulang pada siklus berikutnya. Populasi penelitian adalah TK Insan Terpadu dan sampel penelitiannya diambil secara acak yaitu
kelompok B dengan jumlah pesera didik
ada 16 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan wawancara hasil belajar setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan permainan puzzle.
�Cara pengumpulan
datanya mengaplikasi
instrument yang sudah disusun,
yaitu pengamatan melalui lembar observasi, Observasi digunakan untuk memaparkan aktivitas dan hasil belajar siswa
selama proses pembelajaran permainan permainan puzzle. Pelaksanaan wawancara kepada guru dan salah satu siswa setelah pelaksanaan
pembelajaran. Teknik analisis
data dengan cara mengumpulkan data yang didapat dari pelaksanaan penelitian. Selanjutnya data yang
didapat dianalisis dan ditulis hasilnya secara deskriptif dan dalam bentuk table, yaitu membandingkan antara hasil pencapaian
yang sebelumnya dengan pencapaian dengan penelitian (siklus) berikutnya.
Pelaksanaan penelitian
diawali pelaksanaan siklus 1, yang terdiri dari perencanaa, yaitu penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai analisis permasalahan dan kebutuhan, selanjutnya melakukan pembelajaran sesuai RPP dan perangkat lainnya yang sudad disiapkan dan sekaligus dilakukan kegiatan observasi proses pembelajaran. Setelah pembelajaran dilakukan refleksi untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar, yang mencakup hasil observasi dan wawancara tentang pelaksanaan pembelajaran. Siklus 2 dilaksanakan ketika tujuan pembelajaran
belum tercapai atau masih memerlukan
perbaikan hasil pembelajaran, maka peneliti bersama dengan guru pamong/ guru kelas menyusun perencanaan, melaksanakan dan observasi selanjutnya refleksi. Apabila siklus ke-2 belum tuntas, maka dilanjutkan
penelitian pada siklus ke-3
dan seterusnya, namun jika pelaksanaan pembelajaran sudah tuntas maka penelitian
sudah bisa dihentikan
Hasil dan Pembahasan
Guru
sebagai pendidik memiliki peran penting dalam menyusun
dan rencana pembelajaran terutama dalam menentukan media pembelajaran
yang sangat sesuai dengan karakteristik anak. Menurut salah seorang guru, jika siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran sesuai minat karakteristik
anak, maka proses pembelajaran akan meningkatkan terutama tentang pemahaman materi sebagai persiapan membaca dan menulis permulaan (MMP). Guru harus membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang akan diterapkan pelaksanaan pembelajaran sesuai dan sejalan dengan bakat minat
anak usia dini.
Guru
menyiapkan media pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, salah satu media
yang digunakan dalam penelitian ini adalah media permainan puzzle
yang disusun sesuai topik pembelajaran di kelompok B TK Insan Terpadu. Selain media yang digunakan, suasana sekolah yang tenang dan guru yang
ramah akan menjadi berkontribusi terhadap suasana belajar menjadi lebih nyaman. Kegembiraan
belajar merupakan suasana proses pembelajaran, artinya siswa dapat
menfokuskan perhatian sepenuhnya pada pembelajaran. Belajar tidak hanya
membutuhkan mendengarkan ceramah pengetahuan guru, tetapi juga melibatkan anak-anak agar aktif. Peran aktif anak terlihat
dari tersedianya media pembelajaran berupa permainan puzzle yang digunakan.
Media yang menarik dan sesuai
minat belajar anak akan dapat
mendorong anak untuk fokus dalam
belajar (Khotimah, Sunaryati, & Suhartini, 2021).
Tujuan belajar dicapai
dengan meningkatkan aktifitas belajar anak. Hal ini akan
meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar dan meningkatkan kinerja anak yang mengikuti pembelajaran secara terus menerus.
Siklus pelaksanaan
penelitian pertama (siklus 1), didapatkan hasil wawancara terhadap guru dan
siswa tentang Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak sebagai Persiapan
Membaca Menulis Pemulaan (MMP) Melalui Permainan Puzzle di Kelompok B TK Insan
Terpadu, sebagai berikut: �siswa lebih tertarik dalam proses permainan puzzle,
sehingga peluang guru dalam memberikan pemahaman tantang peningkatan kemampuan
motoric halus lebih terbuka lebar, cuma dalam penyusunan puzzle harus lebih
diarahkan bagaimana caranya siswa bisa mengenali huruf dan siswa dengan
bimbingan guru dapat mengeja atau menerapkan cara membaca huruf dengan baik dan
benar�.
Pelaksanaan pembelajaran
siklius 1 menggunakan media
permainan puzzle untuk mempersiapkan anak membaca dan menulis permulaanTK Insan Terpadu, sebagai berikut: 1) guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media permainan
puzzle dapat berjalan dengan baik dan lancar, di awal pembelajaran guru memberikan pengarahan tetang tujuan pembelajaran dan cara menggunakan media permainan puzzle, tampak siswa lebih focus dalam belajar sehingga
mudah diarahkan oleh guru karena siswa sangat suka dengan permainan
salah satunya media puzzle, sehingga
memudahkan guru untuk membuat anak usia
dini berkonsentrasi dalam belajar, 2) berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu anak usia
dini setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan permainan puzzle, bahwa anak tersbut
sangat suka dalam belajar, karena permainannya menarik.
Hasil observasi kegiatan pembelajaran
dalam meningkatkan kemampuan motoric halus anak sebagai persiapan membaca dan
menulis permulaan (MMP) melalui permainan puzzle dari sikulus 1 ke siklus 2
dapat digambarkan dalam table di bawah ini, sebagai berikut:
Table 1. hasil observasi pembelajaran siklus 1
No. |
Motorik halus yang diamati |
Belum berkembang |
Mulai berkembang |
Berkembang sesuai harapan |
Berkembang sangat baik |
jumlah |
Skor 1 |
Skor 2 |
Skor 3 |
Skor 4 |
% |
||
1 |
Keterampilan gerak tangan/
jari tangan dalam menata/ menyusun puzzle |
1 |
2 |
8 |
5 |
16 |
6.25% |
12.50% |
50.00% |
31.25% |
100% |
||
2 |
Keterampilan/ kelincahan menyusun puzzle sesuai alokasi waktu |
2 |
2 |
8 |
4 |
16 |
12.50% |
12.50% |
50.00% |
25.00% |
100% |
||
3 |
Kesesuaian mengenal huruf
pada puzzle |
2 |
1 |
8 |
5 |
16 |
12.50% |
6.25% |
50.00% |
31.25% |
100% |
||
4 |
Kesesuaian cara membaca
kata pada puzzle |
2 |
2 |
6 |
6 |
16 |
12.50% |
12.50% |
37.50% |
37.50% |
100% |
Selanjutnya
berdasarkan table 1 di atas, maka dapat dianalisis bahwa siswa yang berkembang
sesuai harapan dan berkembang sangat baik sebagai berikut:
Table 2. siswa yang berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik pada siklus 1
No. |
Motorik halus yang diamati |
Berkembang sesuai harapan |
Berkembang sangat baik |
jumlah |
Rata-rata persentase |
Skor 3 |
Skor 4 |
% |
|||
1 |
Keterampilan gerak tangan/
jari tangan dalam menata/ menyusun puzzle |
8 |
5 |
11 |
10,25 |
50.00% |
31.25% |
69% |
64% |
||
2 |
Keterampilan/ kelincahan menyusun puzzle sesuai alokasi waktu |
8 |
4 |
9 |
|
50.00% |
25.00% |
56% |
|||
3 |
Kesesuaian mengenal huruf
pada puzzle |
8 |
5 |
11 |
|
50.00% |
31.25% |
69% |
|||
4 |
Kesesuaian cara membaca
kata pada puzzle |
6 |
6 |
10 |
|
37.50% |
37.50% |
63% |
Dapat
disimpulkan pada kegiatan penelitian siklus 1, siswa yang berkembang sesuai
harapan dan berkembang sangat baik hanya mancepai rata-rata 64% dari data
maksimal 100% atau hanya ada 10,25 siswa dari total 16 siswa. Permasalahan yang
terjadi kenapa pelaksanaan penelitian ini masih kurang maksimal, dikarenakan
bahwa penggunaan media permainan puzzle ini masih baru, sehingga siswa masih
merasa kaku dan guru juga perlu Menyusun strategi yang sesuai dalam negarahkan
siswa untuk tetap aktif mengikuti pembelajaran, yaitu banyak siswa yang masih
kurang memperhatikan arahan dari guru. Berdasarkan hasil analisis ini, maka
penelitian dapat dilanjutkan pada siklus 2.
Kesimpulan
Sesuai hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak tiga siklus, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas untuk memperbaiki
pembelajaran tentang kemampuan motoric halus dalam mempersiapkan peserta didik
mengenai kemampuan membaca dan menulis permulaan (MMP) melalui permainan
puzzle. Hasil dari penelitian ini melalui tiga siklus, dan tiap siklus ada 3
tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap Tindakan dan observasi dan tahap
refleksi. Hasil penelitian pada siklus pertama sampai dengan siklus ketiga
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan penelitian tiap siklus
tentang kemampuan motorik halus anak sebagai persiapan membaca dan menulis
permulaan menggunakan bantuan media permainan puzzle selalu mengalami
peningkatan, baik dari siklus pertama, kedua dan ketiga. Peningkatan tentang
kemampuan anak usia dini tentang indikator berkembang sesuai harapan dan mampu
berkembang sangat baik pada siklus pertama 64 % mengalami peningkatan pada
siklus 2 yaitu 78% dan pada siklus ketiga kemampuan motorik halus anak meningkat
menjadi 88%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penelitian Tindakan kelas dengan
menerapkan permainan puzzle dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di
Kelompok B TK Insan Terpadu.
Agustina, Sabaria, Nasirun, M., & D.,
Delrefi. (2019). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Bermain
Dengan Barang Bekas. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), 24�33.
Https://Doi.Org/10.33369/Jip.3.1.24-33
Azis, Muhammad. (2019). Analisis Kesulitan Belajar
Membaca Dan Menulis Permulaan Paud Di Kelompok Bermain Fun Islamic School. Al-Athfaal:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 100�110.
Https://Doi.Org/10.24042/Ajipaud.V2i2.5927
Hasanah, L., & Nurhasanah, A. (2020). Kemampuan
Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Media Papan Flanel Anak Usia Dini 4-5
Tahun. Jurnal Paud Agapedia, 2(1), 12�22.
Idris, Meity H. (2016). Karakteristik Anak Usia Dini. Permata:
Edisi Khusus Hasil Riset Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 1(1),
37�43.
Khotimah, Sita Husnul, Sunaryati, Titin, &
Suhartini, Sri. (2021). Penerapan Media Gambar Sebagai Upaya Dalam Peningkatan
Konsentrasi Belajar Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 5(1), 676�685.
Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V5i1.683
Kusumaningtyas, Lydia Ersta, Anggita Febriana. (2018).
Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok B
Usia 5-6 Tahun. Jurnal Audi, 2(2), 70�75.
Https://Doi.Org/10.33061/Ad.V2i2.1971
Nurwita. (2019). Pemanfaatan Media Puzzle Dalam
Mengembangkan Motorik Halus Anak Di Paud Aiza Kabupaten Kepahiang. Jurnal
Pendidikan Tambusai., 3, 808.
Paramitha, Made Vina Arie, & Dan Panggung, Sutapa.
(2019). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Permainan Sirkuit Untuk
Meningkatkan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Golden Age, 3(01),
1. Https://Doi.Org/10.29408/Goldenage.V3i01.1336
Primayana, Kadek Hengki. (2020). Meningkatkan
Keterampilan Motorik Halus Berbantuan Media Kolase Pada Anak Usia Dini. Purwadita:
Jurnal Agama Dan Budaya, 4(1), 91�100.
Sismulyasih Sb, Nugraheti. (2018). Peningkatan
Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan Menggunakan Strategi Bengkel Literasi
Pada Siswa Sd. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1),
68. Https://Doi.Org/10.33578/Jpfkip.V7i1.5341
Sitepu, Juli Maini Dan Sri Rahayu Janita. (2016).
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Teknik Mozaik Di Raudhatul
Athfal Nurul Huda Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Intiqad, 8(2),
73�83. Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.30596%2fintiqad.V8i2.729
Tahel, Fithry, & Ginting, Erwin. (2018). Penerapan
Aplikasi Flash Dalam Media Pembelajaran Mewarnai Gambar Untuk Meningkatkan
Motorik Halus. Jurnal Informatika Kaputama(Jik), 2(1), 34�43.
Taznidaturrohmah, Yuvi Erfiana, Pramono, Pramono,
& Suryadi, Suryadi. (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Melalui Kegiatan Montase Pada Anak Kelompok B Di Tk Dharma Wanita Dinoyo 01
Mojokerto. Jurnal Pendidikan Anak, 9(1), 20�26.
Https://Doi.Org/10.21831/Jpa.V9i1.29805
Copyright holder: Zaenol Fajri,
Christiana Pertiwi, Atik Hikmatuz
Zakiyah (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |
Wulandari, Hesti, & Purwanta, Edi. (2020).
Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Selama Pembelajaran
Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 5(1), 452. Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V5i1.626