Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 7, Juli 2022
STUDI PERBANDINGAN
KANDUNGAN AMONIA BEBAS (NH3) PADA BUDIDAYA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUSS) DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM RESIRKULASI YANG BERBEDA
I
Dewa Gede Tresna Yudiana, Ni Nyoman Dian Martini, Ida Bagus
Jelantik Swasta
Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja
Bali, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kualitas
air dilihat dari kandungan amonia yang diperoleh melalui sistem resirkulasi
antara yang menggunakan biofilter tanaman pakcoy dan menggunakan biofilter
dengan bakteri starter merek Aquasehat, serta untuk mengetahui dari kedua
sistem resirkualsi tersebut, sistem manakah yang lebih
efektif dalam memperbaiki kualitas air dilihat dari kandungan
amonianya. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen
dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan tiga kali
ulangan. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah konsentrasi amonia pada
air media pemeliharaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode simple random sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahap percobaan, tahap uji amonia di
laboratorium, catatan data di lapangan dan dokumentasi. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptip kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas air dilihat dari
kandungan amonia yang diperoleh melalui sistem resirkulasi antara yang
menggunakan biofilter tanaman pakcoy dan menggunakan biofilter dengan bakteri
starter merek Aquasehat, Sistem resirkulasi yang lebih efektif yaitu sistem
resirkulasi dengan penambahan
tanaman pakcoy.
Kata
Kunci: Amonia
(NH3), Pakcoy, Sistem Resirkulasi
Abstract
The purpose of this study is to find out whether there is a difference in
water quality in terms of ammonia content obtained through the recirculation
system between those using pakcoy plant biofilters
and using biofilters with Aquasehat brand starter
bacteria, as well as to find out from the two recursion systems, which system
is more effective in improving water quality judging from the ammonia content.
The type of research used is an experimental type of research with a complete
randomized design (RAL) method with 2 treatments and three tests. The subject
of research in this study was the concentration of ammonia in the water of the
maintenance medium. The data collection method is carried out using a simple
random sampling method. �Data collection is carried out in several stages, namely the experimental
stage, the ammonia test stage in the laboratory, data records in the field and
documentation. The data obtained were analyzed using quantitative descriptive
data analysis techniques. The results showed that there was a difference in
water quality in terms of ammonia content obtained through the recirculation
system between those using pakcoy plant biofilters
and using biofilters with Aquasehat brand starter
bacteria, a more effective recirculation system, namely a recirculation system
with the addition of pakcoy plants.
Keywords: Ammonia (NH3), Pakcoy, Recirculation
System
Pendahuluan
Budidaya
ikan nila menghasilkan air
limbah yang berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan. Air limbah tersebut berupa
limbah nitrogen seperti amonia, nitrit dan nitrat yang berasal dari endapan
pakan yang tidak termakan dan feses ikan yang mengendap
di dasar perairan (Nugroho et al., 2013).
Sistem resirkulasi merupakan teknologi akuakultur yang berkelanjutan yang
berfungsi untuk menjaga kualitas air media budidaya (Pratama et al., 2021).
Menurut Hapsari et al. (2020),
sistem resirkulasi memiliki mekanisme sesuai dengan konsep nitrifikasi yang
mana dalam prosesnya yaitu menkonversi amonia menjadi nitrit lalu menjadi
nitrat. Nitrat memiliki kandungan racun yang rendah sehingga air media budidaya
dapat dipergunakan kembali.
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jacinda et al. (2021),
keunggulan lain dari sistem resirkulasi adalah hematnya penggunaan air di
lokasi dengan ketersediaan air terbatas, pemeliharaan dengan padat tebar yang
tinggi dapat dilakukan dikarenakan pada sistem ini air media budidaya dikelola
dengan sangat baik sehingga memiliki kualitas air yang baik serta kelestarian
lingkungan dapat dipertahankan, oleh sebab itu masyarakat yang cenderung
memiliki lahan dan ketersediaan air terbatas mampu menerapkan budidaya
perikanan yang ramah lingkungan. Pernyataan diatas membuat peneliti tertarik
untuk meneliti perbandingan sistem resirkulasi dengan komponen filter yang
berbeda. Penelitian ini akan meneliti dua sistem resirkulasi yang berbeda yaitu
dengan rancangan filter fisika dan filter biologi berupa bakteri starter merek
aquasehat dan rancangan filter fisika dan filter tanaman pakcoy.
Sistem resirkulasi dengan komponen filter fisika dan biofilter
bakteri dengan bakteri starter merek aquasehat nantinya air akan difilter pada
filter fisika guna menyaring partikel-partikel padat yang menyebabkan air menjadi
keruh. Setelah itu air akan masuk ke filter bakteri dan pada filter bakteri
akan terjadi proses nitrifikasi. Nitrifikasi merupakan suatu proses reaksi
oksidasi yaitu perubahan senyawa amonia (NH3) menjadi nitrit (NO2)
yang dibantu oleh bakteri Nitrosomonas
kemudian nitrit (NO2) diubah menjadi senyawa nitrat (NO3)
yang tidak beracun yang dibantu oleh bakteri Nitrobacter (Hastuti, 2011).
Sistem resirkulasi yang ditambahkan dengan biofilter tanaman pakcoy, nantinya berfungsi
sebagai biofilter yang akan menyerap amonia melalui proses transpirasi, sehingga
air yang sudah bersih akan dapat dialirkan langsung untuk kembali ke media pemeliharaan
ikan.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap. Penelitian dilaksanakan
selama 1 bulan yaitu bulan Oktober � November 2021 di Dusun Getakan, Desa
Getakan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.
Penelitian ini
dilakukan dengan 3 kali pengulangan dalam 2 perlakuan. Dalam penelitian ini
menggunakan metode sampel berupa metode simple random
sampling. Subyek penelitian
ini adalah kualitas air pada variabel amonia, nitrit dan nitrat. Obyek
penelitian ini adalah pengaruh system resirkulasi antara yang tidak memakai
tanaman pakcoy dengan yang memakai tanaman pakcoy terhadap konsentrasi amonia,
nitrit dan nitrat. Alat dan bahan untuk
sistem resirkulasi terlebih dahulu disterilisasi dengan menggunakan
disinfektan.
Wadah budidaya yang digunakan adalah
kolam terpal dengan ukuran 100x50x50 cm dengan volume air 200 L setiap kolamnya.
Kolam perlakuan dan kontrol ditempatkan saling berhadapan menggunakan naungan
berupa plastic uv yang ditempatkan pada ketinggian 1,5m dari permukaan kolam.
Sistem resirkulasi yang digunakan adalah sistem resirkulasi dimana pada kolam
kontrol menggunakan filter fisika berupa spons dan kapas saringan serta batu
kerikil dan filter biologis dengan bioball dan ditambahkan bakteri starter
merek aquasehat, sedangkan pada kolam perlakuan menggunakan sistem resirkulasi
menggunakan filter fisika berupa spons dan kapas saringan serta batu kerikil
dan filter biologis berupa tanaman pakcoy dengan menggunakan instalasi
hidroponik dengan kepadatan 21 lubang tanam. Media tanam yang digunakan adalah
rockwool. Bibit pakcoy yang digunakan berumur 14 hari atau setelah berdaun 4.
Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan
nila yang berasal dari UPTD BBI Sidembunut ukuran panjang
�8 cm dengan bobot � 10 gram.
Untuk padat penebaran ikan menggunakan padat tebar sesuai dengan SNI: 01 � 6141 �
1999 yaitu 1 ekor/liter air. Untuk pakan yang digunakan adalah pakan komersil
merek Hi-Provite yang diberikan sebanyak 3 kali sehari dengan feeding rate 5%.
Parameter kualitas air yang diukur yaitu
amonia sebagai variabel utama pada penelitian ini. Pengukuran amonia diukur di
Laboratorium Pos Kesehatan Ikan Terpadu Kabupaten Bangli dengan menggunakan
alat Palintest Photometer 7100. Suhu, pH dan DO juga diukur selama penelitian
berlangsung. Pengukuran suhu mengguakan Thermometer, pH menggunakan pH meter,
dan DO menggunakan DO meter. Data yang diperoleh dianalis dengan teknik
analisis data deskriptif kuantitatif.
Hasil Dan Pembahasan
Hasil penghitungan rata-rata
kadar amonia setiap minggu selama 30 hari penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.� Grafik�� penurunan��
kadar�� amonia dapat dilihat pada
Gambar 1 sebagai berikut.
Tabel 1
Data Rata-rata Kadar Amonia Setiap Minggu
No. |
Minggu
Ke- |
Perlakuan
A (mg/L) |
Perlakuan
B (mg/L) |
1. |
1
|
0,487 |
0,552 |
2. |
2 |
0,426 |
0,446 |
3. |
3 |
0,212 |
0,324 |
4. |
4 |
0,201 |
0,327 |
Gambar 1
Grafik Rata-rata Kadar Amonia Setiap Minggu
Kandungan amonia selama penelitian berdasarkan hasil
pengukuran yang telah dilakukan selama 30 hari penelitian menunjukkan hasil
yang berbeda setiap minggunya. Adapun kadar amonia bebas yang didapatkan selama
penelitian berlangsung yaitu berkisar antara 0,201 mg/L � 0,552 mg/L. Amonia
yang tidak terionisasi merupakan racun untuk organisme
yang berada didalamnya.
Sumber pakan yang berlebih dalam kegiatan budidaya ikan merupakan pemicu
terjadinya kenaikan kadar amonia. Sumber amonia dalam air selain dari pakan dan
hasil metabolisme ikan, sumber utama amonia dalam perairan juga berasal dari
difusi sedimen dan bahan organik yang berasal dari alga. Tingkat keasaman atau
pH, suhu dan oksigen terlarut dalam hal ini memiliki keterkaitan dengan amonia.
Konsentrasi amonia selama penelitian berdasarkan hasil
pengukuran yang telah dilakukan selama 30 hari penelitian menunjukkan hasil
yang berbeda setiap minggunya. Dilihat dari konsentrasi amonia tersebut, kisaran
amonia antara 0,201 mg/L � 0,552 mg/L merupakan jumlah amonia dalam air yang
masih bisa ditoleransi oleh ikan. Isroni et. al. (2019),
menyatakan bahwa kadar amonia dalam air diharapkan kurang dari 2,000 mg/L,
karena hal tersebut cukup baik untuk kelangsungan hidup biota yang di
budidayakan. Boyd (1979),
juga menyatakan bahwa konsentrasi amonia yang toksik bagi ikan yaitu dengan
konsentrasi 0,600 mg/L sampai 2,000 mg/L.
Menurut Mustofa (2020),
ikan-ikan jenis tilapia seperti mujair dan nila memiliki kadar amonia yang
bersifat akut atau diatas ambang batas toleransinya adalah sekitar 1,000 mg/L,
namun beberapa jenis tilapia dengan kondisi kesehatan tubuh yang baik bahkan
bisa mentoleransi kadar amonia mencapai 1,500 mg/L. Berdasarkan hasil
pengukuran kadar amonia selama penelitian berlangsung, kadar amonia yang
didapatkan masih menunjukkan kadar amonia dalam air yang baik untuk pertumbuhan
ikan nila.
Lebih rendahnya nilai rata-rata konsentrasi amonia
pada perlakuan A (biofilter bakteri) juga mengindikasikan bahwa telah terjadi
proses nitrifikasi yang baik. Sedangkan pada perlakuan B (biofilter tanaman
pakcoy) cenderung memiliki nilai amonia yang lebih tinggi. Hal ini diduga
dikarenakan pada perlakuan B (biofilter tanaman pakcoy) amonia hanya diserap
sedikit oleh tanaman. Tanaman pakcoy cenderung akan menyerap nitrat. Oleh sebab
itu nilai amonia pada perlakuan B (biofilter tanaman pakcoy) cenderung lebih
tinggi. Dugaan lain dari tingginya amonia pada perlakuan B (biofilter tanaman
pakcoy) juga diduga disebabkan karena pada perlakuan ini tidak terdapat media
untuk menempelnya bakteri nitrifikasi seperti bioball, sehingga kepadatan
bakteri rendah. Hal tersebut menyebabkan proses nitrifikasi tidak dapat
berjalan dengan baik, sehingga amonia hanya diserap pleh tanaman pakcoy melalui
proses transpirasi.
Hasil pengukuran suhu, pH dan oksigen
terlarut (DO) pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kisaran
suhu, pH dan oksigen terlarut (DO) secara berturut-berturut adalah 27,55oC
(suhu), 7,27 (pH) dan 5,86 mg/L (oksigen terlarut). Proses nitrifikasi akan
dapat berjalan dengan baik apabila konsentrasi oksigen terlarut dalam air
minimum lebih dari 1 mg/L, sedangkan untuk suhu yang baik dalam proses
nitrifikasi yaitu berkisar diantara�� 8oC
� 30oC,dan pH optimum bagi bakteri nitrobacter dan nitrosomonas yaitu
7,00 � 8,50 (Marsidi & Herlambang, 2002).
Hal ini juga diduga menyebabkan pada perlakuan A (biofilter bakteri) nilai
amonia menjadi lebih rendah.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan secara mendalam, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapat
perbedaan konsentrasi amonia antara sistem resirkulasi yang memakai biofilter
bakteri dengan sistem resirkulasi yang memakai biofilter tanaman pakcoy. Konsentrasi
amonia lebih baik menggunakan sistem resirkulasi dengan biofilter bakter. Rasa syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing serta pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini.
Boyd, C. E. (1979). Water Quality Management In
Fish Pond Culture Aquaculture Experiment Station. Auburn University. Google Scholar
Hapsari, A. W., Hutabarat, J., & Harwanto, D. (2020).
Aplikasi Komposisi Filter yang Berbeda Terhadap Kualitas Air, Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Ikan Nila(Oreochromis niloticus) Pada Sistem Resirkulasi. Jurnal
Sains Akuakultur Tropis, 4(1), 39�50.
https://doi.org/10.14710/sat.v4i1.6437 Google Scholar
Hastuti, Y. P. (2011). Nitrifikasi dan Denitrifikasi di Tambak.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 10(1), 89�98. Google Scholar
Isroni, W., Setyawati, D., & Maulida, N. (2019). Studi
Komunitas Bakteri pada Sistem Resirkulasi pada Budidaya Lele Dumbo (Clarias
gariepinus). Journal of Aquaculture and Fish Health, 8(3), 159.
https://doi.org/10.20473/jafh.v8i3.15059 Google Scholar
Jacinda, A. K., Yustiati, A., & Andriani, Y. (2021).
Aplikasi Teknologi Resirculating Aquaculture System (RAS) di Indonesia; A
Review. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 11(1), 43�49. Google Scholar
Marsidi, R., & Herlambang, A. (2002). Proses Nitrifikasi
Dengan Sistem Biofilter Untuk Pengolahan Air Limbah Yang Mengandung Amoniak
Konsentrasi Tinggi. Jurnal Teknologi Lingkungan, 3(3), 195�205. Google Scholar
Mustofa, A. (2020). Pengelolaan Kualitas Air untuk
Akuakultur. Unisnu Press. Google Scholar
Nugroho, A., Arini, E., & Elfitasari, T. (2013). Pengaruh
Kepadatan yang Berbeda Terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Arang. Journal
of Aquaculture Management and Technology, 2(3), 94�100.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik Google Scholar
Pratama, M. A., Arthana, I. W., & Kartika, G. R. A.
(2021). Fluktuasi Kualitas Air Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dengan Beberapa Variasi Sistem Resirkulasi. Current Trends in Aquatic
Science, 4(1), 102�107. Google Scholar
Copyright
holder: I Dewa Gede Tresna Yudiana, Ni Nyoman Dian
Martini, Ida Bagus Jelantik
Swasta (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |