Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 7, Juli 2022
ANALISIS FAKTOR DAN VARIABEL KUALITAS GAMBAR
PERENCANAAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PROYEK APARTEMEN MN
Wachid Tristanto, Jack Widjajakusuma
Universitas
Pelita Harapan, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Dalam kegiatan proyek
konstruksi, sering terjadi keterlambatan waktu pelaksanaan yang menyebabkan
mundurnya proses serah terima bangunan. Pada proyek apartemen, hal ini
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan pengembang karena mundurnya serah terima
unit apartemen. Keterlambatan yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah kualitas gambar perencanaan. Dalam penelitian ini, akan dibahas
mengenai faktor-faktor kualitas gambar perencanaan yang mempengaruhi
penyelesaian proyek. Penelitian ini didasarkan pada jurnal dan literatur yang
relevan serta penelitian langsung pada proyek apartemen MN yang ditangani oleh
konsultan G menggunakan metode kuantitatif kuesioner. Kuesioner didistribusikan
kepada pelaku proyek seperti pemberi tugas, konsultan manajemen konstruksi,
konsultan perencana, konsultan QS, dan kontraktor. Selain berdasarkan kelompok
pelaku proyek, penyebaran kuesioner juga melihat posisi atau jabatan responden
di proyek tersebut. Kuesioner dipaparkan dengan menggunakan skala likert yang
kemudian diolah dan dianalisis dengan metode relative importance index (RII)
untuk menilai faktor yang paling mempengaruhi keterlambatan proyek. Dari hasil
analisis tersebut, faktor gambar perencanaan yang mempengaruhi keterlambatan
proyek apartemen MN di konsultan G yaitu gambar tapak dan tampak yang tidak
jelas, gambar detail yang sulit dimengerti, gambar detail yang sulit dilaksanakan,
gambar detail antara disiplin yang masih banyak perbedaan, dan gambar yang
tidak konsisten. Untuk dapat memperbaiki kualitas gambar perencanaan, konsultan
perencana perlu memahami standar detil gambar yang berlaku dan sudah
dikeluarkan oleh kementerian PUPR dengan menerapkan sistim kontrol terhadap
semua dokumen gambar perencanaan. Oleh karena hal yang penting lainnya, pada
tahap perencanaan proyek, perlu ditunjuk satu koordinator perencana agar dapat
memperkecil risiko perbedaan gambar antar disiplin dalam proses produksi gambar
perencanaan.
Kata Kunci:�� Kualitas Gambar Perencanaan;
Pelaku Proyek; Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Apartemen.
Abstract
In construction project activities, there is often a delay in
implementation time which causes the delay in the building handover process. In
apartment projects, this results in losses for the developer company due to the
delay in the handover of apartment units. The delays that occur are caused by
many factors, one of which is the quality of the planning drawings. In this
study, we will discuss the quality factors of planning drawings that affect
project completion. This research is based on relevant journals and literature
as well as direct research on the MN apartment project handled by consultant G
using a quantitative questionnaire method. Questionnaires were distributed to
project actors such as assignors, construction management consultants, planning
consultants, QS consultants, and contractors. Apart from being based on the
group of project actors, the distribution of the questionnaires also looked at
the respondent's position or position in the project. The questionnaire was
presented using a Likert scale which was then processed and analyzed using the
relative importance index (RII) method to assess the factors that most
influence project delays. From the results of the analysis, the planning
drawing factors that affect the delay in the MN apartment project at consultant
G are tread images and appearances that are not clear, detailed images that are
difficult to understand, detailed drawings that are difficult to implement,
detailed drawings between disciplines that still have many differences, and
images that are difficult to understand. inconsistent. To be able to improve
the quality of planning drawings, planning consultants need to understand the
detailed drawing standards that apply and have been issued by the Ministry of
PUPR by implementing a control system for all planning drawing documents.
Because of another important thing, at the project planning stage, it is
necessary to appoint a planning coordinator in order to minimize the risk of
differences in drawings between disciplines in the planning drawing production
process.
Keywords:� Planning
Image Quality; Project Actors; Apartment Project Implementation Delay
Pendahuluan
Dalam perkembangan
bisnis properti saat ini, ketepatan
waktu penyelesaian proyek merupakan salah satu nilai jual
yang sangat penting. Untuk menjaga kepercayaan para konsumen terhadap produk developer, maka selalu dikaji atau
dijustifikasi penyebab keterlambatan proyek (Bayu, 2017).
Pengendalian waktu
harus selalu dilakukan, dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan sampai tahap pemeliharaan. Maka apabila setiap
tahapan menghasilkan keluaran tidak bagus akan berpengaruh
pada tahapan selanjutnya. Keluaran yang sangat penting pada
tahapan perencanaan adalah gambar, sehingga apabila gambar perencanaan sulit dipresentasikan dalam pelaksanaan maka akan menghambat
pelaksanaan (Jusriadi & Ario, 2020). Dalam
kegiatan konstruksi yang dialami penulis pada umumnya, masih rendahnya pelaku proyek baik pemberi
tugas, konsultan perencana dalam memahami, betapa pentingya gambar perencanaan dalam pelaksanaan. Beberapa pelaku proyek beranggapan
kekurang sempurnaan gambar perencanaan dapat diselesaikan di tahap pelaksanaan (Julianti, 2017).
Dalam penyusunan
penelitian ini, mengambil kasus pada proses pelaksanaan proyek apartemen MN yang telah selesai. Dalam proses pelaksanaan mengalami keterlambatan dari sisi waktu penyelesaian,
salah satu penyebabnya adalah dikarenakan ketidak-jelasan gambar perencanaan sehingga menghambat proses pelaksanaannya.
Tujuan dari
penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengetahui sejauh mana kualitas
gambar perencanaan yang mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek.
Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap Konsultan
Perencana dalam meningkatkan kualitas produksi gambar perencanaan. Dan
memberikan gambaran bagi pelaku proyek yaitu pemberi tugas dalam melakukan
seleksi pemilihan Konsultan Perencanan agar didapatkan Konsultan Perencana yang
berkualitas bukan hanya berdasarkan harga yang murah.
Proyek merupakan
kegiatan sementara, karena dibatasi dengan waktu kapan mulai dan kapan selesai,
serta dibatasi dengan sumber daya yang ada (Imam, 1995).
Dengan Batasan tersebut maka dalam pelaksanaan proyek ditargetkan tepat waktu,
mutu, dan tepat biaya.
Tahapan proyek
meliputi tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi, dan masing
masing tahapan tersebut akan berpengaruh pada tahapan berikutnya. Fase
perencanaan adalah fase sangat penting dalam proyek konstruksi, karena fase ini
akan mempengarui fase-fase berikutnya (Minato, 2003).
Gambar
perancangan arsitektur bertujuan untuk memudahkan user/pembaca gambar dalam
menerjemahkan konsep dan rancangan yang dituangkan ke dalam gambar sehingga
dapat dibangun (dilaksanakan) dengan baik dan sesuai dengan standar yang
berlaku (Anita, 2021).
Selain itu fungsi gambar kerja dan spesifikasi teknis dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan adalah sebagai acuan dalam melakukan pekerjaan proyek. Dengan adanya
acuan tersebut diharapkan produk yang dihasilkan dalam suatu proyek akan sesuai
dengan waktu yang diharapkan oleh Pemilik Proyek (owner) dan tercantum dalam
kontrak kerja (Anita, 2021).
Apabila dalam pelaksanaan dilapangan, gambar perencanaan masih banyak
menimbulkan pertanyaan, berarti kualitas gambar tersebut masih jauh dari
sempurna. Kualitas gambar yang kurang baik menjadi dampak utama terjadi proses
konstruksi menjadi tidak effisien dari sisi waktu (Tucker & Scarlett, 1987).
Pelaksanaan
proyek apartemen MN terdiri dari beberapa konsultan, dengan organisasi proyek
sebagai berikut :
Gambar 1
Struktur Organisasi Proyek
Apartemen MN
Dengan penyedia
jasa perencanaan yang terpisah sesuai disiplin ilmu maka memerlukan koordinasi
didalam produksi gambar. Koordinasi akan mempengaruhi terhadap kualitas gambar
dari masing masing didiplin. Dalam realiasi proyek apartemen MN banyak gambar
perencanaan antar disiplin yang tidak terkordinasi, sehingga dalam pelaksanaan
terjadi kendala. Oleh sebab itu hal yang penting untuk memecahkan hal tersebut
harus mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas design pada konsultan
perencana (Wala, Sompie, & Mandagi, 2013).
Dari kajian
teori tersebut, maka dapat dibuat parameter kualitas gambar yang menjadikan
faktor keterlambatan pada proyek MN apartemen. Paramater kualitas tersebut:
1. Gambar
dengan notasi yang jelas, meliputi notasi struktur, arsitektur, mekanikal dan
elektrikal.
2. Gambar
tapak dengan detail menjelaskan jarak, elevasi, orientasi arah, skala dan block
masa bangunan.
3. Gambar
tampak dengan detail yang menjelaskan jarak, ketinggian, outline
material,notasi dan figure manusia dan tanaman.
4. Gambar
potongan, areal yang dipotong harus jelas, terdapat gambar belakang yang dipotong,
dan menjelaskan jarak, tinggi, elevasi dan outline material.
5. Gambar
design yang tidak rumit.
6. Gambar
yang belum terkoordinasi antara struktur, arsitektur dan ME.
7. Gambar
yang konsisten baik gambar denah, potongan, maupun detail, sehingga tidak ada
kesalahan interprestasi.
8. Gambar
yang relevan terhadap spesifikasi material.
Metode Penelitian
Tahapan yang
dilakukan dalam metode penelitian
ini adalah study literatur yang dilakukan pada beberapa
jurnal dan buku yang berhubungan dengan faktor dan variabel apa saja kualitas
gambar rancangan yang berpengaruh terhadap keterlambatan waktu penyelesaian
proyek. Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data primer secara langsung
dari 40 responden terhadap pelaku proyek yang terlibat baik pemberi tugas,
konsultan perencana arsitek, konsultan perencana struktur, konsultan perencana
mekanikal elektrikal, konsultan qs, konsultan mk, dan 8 kontraktor yang terlibat. Responden yang kita
ambil adalah pelaku yang terlibat di proyek MN. Dalam pertanyaan sebaran
respondennya meliputi� jabatan
koordinator proyek, manajer proyek, engineer dan site manajer. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan skala likert sebagai bentuk penilaian dengan skala dari data responden.
Kuesioner yang ditanyakan dibagi beberapa faktor yang berhubungan dengan
kualitas gambar yang berpengaruh�
terhadap waktu� pelaksanaan, yang
meliputi:
1.
Gambar tapak dan tampak�
(X1)� dengan 3 variabel
2.
Gambar denah dan potong (X2) dengan 3 variabel
3.
Kualitas Gambar detail (X3) dengan 3 variabel
4.
Konsistensi gambar�
(X5) dengan 4 variabel
5.
Gambar koordinasi ( X6) dengan 6 variabel
6.
Keterlambatan proyek ( Y1 ) dengan 5 faktor.
Faktor dari variabel
dapat disusun sesuai tabel 1
Daftar faktor dan
variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Tabel Faktor
dan Variabel Penelitian
Kode |
Pernyataan |
X.1 |
Gambar Tapak
dan Tampak |
X.1.1 |
Gambar tapak
dan tampak yang tidak jelas mencantumkan jarak dari grid ataupun as, banyak terjadi di proyek |
X.1.2 |
Gambar tapak
dan tampak yang tidak jelas mencantumkan elevasi, masih sering terjadi di proyek |
X.1.3 |
Gambar tapak
dan tampak dalam penggambaran orientasi tidak jelas sehingga
menyebabkan kesalahan dan
berakibat terlambatnya penyelesaian proyek |
X.2 |
Gambar Denah
dan Potongan |
X.2.1 |
Gambar denah
dengan skala yg tidak standar
misal 1:15 atau 1: 25, sering terjadi dalam proyek |
X.2.2 |
Gambar denah
dengan potongan tidak sesuai, sering terjadi di proyek |
X.2.3 |
Gambar Potongan
tidak komplit, tidak menjelaskan areal belakang yang dipotong, banyak terjadi di proyek |
X.2.4 |
Gambar Potongan
tidak menjelaskan jarak, elevasi dan notasi, masih banyak terjadi di proyek |
X.2.5 |
Gambar denah
dan potongan tidak memeperlihatkan kejelasan
outline spesikasi, banyak
terjadi di proyek |
X.3 |
Gambar Detail |
X.3.1 |
Gambar detail sulit diinterpretasikan di lapangan� masih sering terjadi |
X.3.2 |
Gambar detail tidak jelas baik
ukuran, skala maupun keterangan outline spesifikasinya, banyak terjadi di proyek |
X.3.3 |
Gambar detail dengan denah tidak sama, mengakibatkan
pelaksanaan terganggu |
X.4 |
Konsistensi Gambar |
X.4.1 |
Konsistensi gambar
tapak dan denah tidak sama, di proyek masih sering terjadi |
X.4.2 |
Konsistensi gambar
denah dengan potongan tidak sama dalam penulisan
outline spesifikasi, terjadi
di proyek |
X.4.3 |
Keterangan di gambar
detail yang berkaitan out line spesifikasi
tidak sama dengan spesifikasinya, banyak terjadi |
X.4.4 |
Gambar denah,
potongan, detail tidak konsisten sehingga muncul banyak interpretasi di pelaksanaan |
X.5 |
Gambar Koordinasi |
X.5.1 |
Gambar antar
disiplin masih banyak perbedaan, antara gambar struktur, arsitektur dan ME |
X.5.2 |
Gambar detail perencanaan tidak relevan terhadap spesifikasi material |
X.5.3 |
Gambar detail sulit dilaksanakan di lapangan, sehingga diperlukan perubahan gambar |
X.5.4 |
Gambar detail tidak sesuai kondisi lapangan berakibat perubahan gambar |
X.5.5 |
Gambar detail tidak jelas berakibat
dalam penyusunan BQ tidak akurat |
X.5.6 |
Gambar detail tidak jelas berakibat
dalam proses penawaran kontraktor banyak asumsi |
Y |
Keterlambatan Proyek |
Y1 |
Gambar tapak
dan tampak yang tidak jelas, akan menghambat
pelaksanaan |
Y2 |
Antara gambar
denah dan potongan yang tidak sama, berpengaruh
pada waktu pelaksanaan di
lapangan |
Y3 |
Gambar detail yang sulit dimengerti akan berakibat pelaksanaan tertunda mengunggu penjelasan gambar detail |
Y4 |
Gambar yang tidak konsisten, antara denah, potongan dan spesifikasi menyebabkan kegiatan lapangan terhenti |
Y5 |
Koodinasi gambar antar disiplin yang tidak sempurna berakibat pada kelancaran waktu pelaksanaan |
Sumber: Olahan
Peneliti (2022)
Dari hasil responden
yang masuk dilakukan penilaian dengan skala likert. Skala dari nilai terendah
dari 1 s/d 5, dengan uraian skala :
skala 1: STS (Sangat Tidak
Setuju)
skala 2: TS (Tidak Setuju)
skala 3: N (Netral)
skala 4: S (Setuju)
skala 5: SS (Sangat Setuju)
Dari data yang telah
diperoleh, diolah dengan menggunakan Analisis RII (Relatife Importance Index),
untuk mendapatkan faktor kualitas gambar apa yang paling berpengaruh terhadap
keterlambatan proyek,� dengan rumusan sebagai berikut :
Dengan
langkah penelitian sebagai berikut:
Hasil dan Pembahasan
Dari keusiner yang telah dibagikan, maka data yang telah diterima dapat dikelompokan menjadi dua latar belakang
pelaku proyek dan latar belakang jabatan. Prosentase tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 1
Presentase Responden Berdasarkan Pelaku Proyek
Sumber: Olahan peneliti (2022)
Grafik 2
Prosentase Responden Berdasarkan Jabatan
Sumber: Olahan
peneliti (2022)
Data data
hasil keusioner, prosentase terbanyak berasal dari kontraktor dan jabatan
terbanyak adalah manajer proyek. Dari dua latar belakang tersebut adalah� pihak yang paling banyak berpengaruh dalam
pengendalian waktu pelaksanaan.�
Data data dari responde masing masing faktor dan variable dibuat skor sesuai
skala likert. Dengan rumus Relatif
Importance Index (RII) dilakukan perhitungan.
Dari hasil hitungan tersebut akan didapatkan
nilai yang menggambarkan faktor dan variable dari kualitas gambar perencanaan yang mempengaruhi keterlambatan waktu pelaksanaan. Nilai yang didapatkan
dari penggunaan RII antara 0 (minimal) sampai dengan 1 (maksimal). Nilai semakin mendekati 1 maka semakin menunjukan
faktor tersebut paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Dalam penggunaan RII dikarenakan lebih mudah diterapkan dan dimengerti (Shobari & Adi, 2015).
Dengan mudah dimengertinya penggunaan RII lebih dapat mempercepat
untuk pengambilan keputusan untuk perbaikan faktor yang mempengaruhi terhadap keterlambatan proyek.��
Pada tabel dibawah disampaikan hasil perhitungan RII dari masing masing variable. Aka dipaparkan dari Tabel 2 sampai Tabel 7.
Dari hasil Analisis RII, maka apabila diambil 5 faktor yang paling berpengaruh adalah sebagai berikut:
1. Faktor
pertama dan kedua y1 dan y3 dengan nilai RII 0,76.
2. Faktor
yang ketiga paling berpenaruh adalah X.5.4 dengan nilai RII 0,75
3. Faktor
keempat adalah X 5.1 dengan nilai RII 0,74
4. Faktor
ke lima y4 nilai RII 0,74
Kesimpulan
Dari hasil Analisis tersebut maka apabila dilihat
dari sisi implementasi lapangan, maka dapat disimpulkan
gambar detail faktor yang
paling berpengaruh terhadap
keterlambatan proyek.
Gambar perencanaan antar disiplin yang masih banyak perbedaan, faktor ini apabila
ditinjau dengan struktur organisasi pelaku proyek pada kajian teori, menggambarkan
masih lemahnya koordinasi antar konsultan perencana.Konsitensi
gambar ini menunjukan lemahnya kontrol dari konsultan
perencana terhadap kualitas gambar� sehingga dalam pelaksanaan masih munculnya pertanyaan bahkan dalam pelaksanaan terjadi kesalahan sehinga terjadi rework.
Anita, Juarni. (2021). Perkembangan
Kebijakan Publik dan Program Bidang Perumahan dan Permukiman di Indonesia. Jurnal
Arsitektur Terracotta, 3(1). Google Scholar
Bayu, Dominggo. (2017). Kajian Potensi
Pengembangan Produk Transportasi Gyroplane. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Google Scholar
Imam, Soeharto. (1995). Manajemen Proyek dari
konseptual sampai operasional. Jilid I & II, Penerbit Erlangga, Jakarta. Google Scholar
Julianti, Shinta. (2017). Kekerasan
Struktural terhadap Orang Lanjut Usia sebagai Hasil dari Konstruksi Sosial yang
Merendahkan tentang Lansia (Studi Pada Penghuni Panti Werdha Di Bekasi). Jurnal
Kriminologi Indonesia, 9(2). Google Scholar
Jusriadi, Edi, & Ario, Ario. (2020).
Evaluasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kelancaran Proses Produksi pada
PT. Semen Bosowa. Invoice, 2(1), 21�37. Google Scholar
Minato, Takayuki. (2003). Design documents
quality in the Japanese construction industry: factors influencing and impacts
on construction process. International Journal of Project Management, 21(7),
537�546. Google Scholar
Shobari, Imam, & Adi, Tri Joko Wahyu.
(2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kualitas Desain Konstruksi di
Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Manajemen
Teknologi XXIII, Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 1. Google Scholar
Tucker, Richard L., & Scarlett, B. R.
(1987). Evaluation of design effectiveness. Bureau of Engineering
Research, University of Texas at Austin. Google Scholar
Wala, Mycle, Sompie, Bonny F., &
Mandagi, Robert J. M. (2013). Penilaian Kinerja Konsultan Perencana Bangunan
dengan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi pada Perencana Bangunan di
Manado). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 3(2). Google Scholar
�������
Copyright holder: Wachid Tristanto,
Jack Widjajakusuma (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |