Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 7, Juli 2022
PENGETAHUAN,
PERILAKU DAN KESADARAN PARA DOKTER DALAM
PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL
Carolina
Chloe Gracia Silaban
Siswa Kelas XI
SMA YP. MARS, Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia, lebih dari setengah
obat yang tersedia dan beredar umum yang seharusnya menggunakan resep dijual secara
tidak semestinya.� Selanjutnya setengah dari pasien
yang menerima pengobatan gagal mendapatkan pengobatan yang tepat. Pengetahuan para dokter mengenai obat-obatan adalah suatu hal
yang mandatori.�
Artinya obat yang diresepkan merupakan obat-obatan yang tepat untuk mencapai harapan pengobatan yang efektif dan tepat sasaran serta dapat
menjangkau semua lapisan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Menurut dr. Gisheila Ruth Anggita pada
ALOMEDIKA bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan menjadi penentu dalam pengambilan
keputusan yang akan cenderung menjadi perilaku yang biasa diprakatekkan oleh seorang dokter antara lain: pengaruh dari bagian
pemasaran, hubungan dokter dengan pasien,
kolaborasi apoteker dan dokter serta faktor
kontekstual yang mencakup
rasa percaya dokter terhadap apoteker. Penggunaan obat yang tidak rasional akan mengakibatkan bebagai masalah yang tidak diharapkan oleh setiap insan. Penggunaan
obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan
klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu
maupun masyarakat. Studi ini menggunakan
metode cross-sectional obsevatori
dengan besaran quota sampel sebesar 70 responden yang berprofesi dokter.� Alasan penggunaan metode kuota adalah
anggapan penulis bahwa para dokter akan memiliki pengetahuan,
perilaku serta kesadaran terkait penggunaan obat yang rasional yang kurang lebih sama. Studi ini bertujuan
untuk mengasses pengetahuan, perilaku serta kesadaran para dokter terkait dengan penggunaan obat yang rasional.� Studi ini menunjukkan bahwa para dokter memiliki pengetahuan yang mendekati sesuai.� Besaran persentase peringkat pengetahuan dengan respon yang tepat terhadap limabelas pernyataan terkait, menghasilkan nilai rata-rata 60.3
dan 9.67 respon yang kurang
tepat dan dalam persentase 86.19% dengan
13.81%.� Dalam kaitannya dengan perilaku para dokter terhadap obat-obatan didapatkan angka nilai rata-rata sebesar 59.2 untuk respon yang sesuai dan 10.8 yang tidak sesuai tepat yang dalam bentuk persentase
84.57% dan 15.43%.� Secara
total nilai dari respon para dokter didapati tingkat rasionalitas penggunaan obat terindikasi mendekati sesuai dimana nilainya sebesar 72.00% berbanding 28% tingkat kesesuaiannya. Dari studi ini
dapat disimpulkan bahwa para dokter memiliki pengetahuan, perilaku serta kesadaran dalam rasionalitas penggunaan obat adalah mendekati
ideal.
Kata Kunci: Pengetahuan tentang obat,
Perilaku, Rasionalitas penggunaan obat.
Abstract
According to the World Health Organization, more than half of the commonly
available and circulating drugs that are supposed to use prescriptions are sold
improperly.� Furthermore, half of the
patients who received treatment failed to get the right treatment. The
knowledge of doctors about medicines is mandatory.� This means that the prescribed drugs are the
right medicines to achieve the expectation of effective and targeted treatment
and can reach all levels of society who need health services. According to dr. Gisheila Ruth Anggita in
ALOMEDIKA that there are several factors that influence and determine in
decision making that will tend to be behaviors that are commonly practiced by a
doctor, including: the influence of the marketing department, the doctor's
relationship with patients, the collaboration of pharmacists and doctors and
contextual factors that include the doctor's trust in pharmacists. Irrational
use of drugs will result in various problems that are not expected by everyone.
The use of drugs is said to be rational according to WHO if the patient receives
the right drug for clinical needs, in doses that meet the needs for a
sufficient period of time, and at an affordable cost for both individuals and
society. �This
study used the cross-sectional obsevatory method with
a sample quota of 70 respondents who were doctors by profession.� The reason for the use of the quota method is
the author's assumption that doctors will have more or less the same knowledge,
behavior and awareness regarding the rational use of drugs. �This study aims to
assess the knowledge, behavior and awareness of doctors related to the rational
use of drugs.� The study showed that the
doctors had close knowledge accordingly.�
The percentage of knowledge ratings with appropriate responses to
fifteen related statements, resulted in an average score of 60.3 and 9.67
inappropriate responses and in percentages of 86.19% with 13.81%.� In relation to the behavior of the doctors
towards drugs, an average value of 59.2 for the corresponding response and 10.8
for the appropriate in accordance with the appropriate 10.8 which was in the
form of percentages of 84.57% and 15.43%.�
In total, the value of the response of the doctors found that the level
of rationality of using the drug was indicated to be close to the appropriate
where the value was 72.00% versus 28% the degree of suitability. �From this study it
can be concluded that the doctors have knowledge, behavior as well as awareness
in the rationality of the use of drugs is close to the ideal.
Keywords: Knowledge of drugs, Behavior, Rationality of
drug use.
Pendahuluan
Obat
adalah sesuatu yang digunakan untuk mengatasi dan memelihara kesehatan. �Berbagai jenis obat yang tersedia baik secara resep
maupun secara bebas termasuk di dalamnya suplemen kesehatan. �Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia, lebih dari setengah obat
yang tersedia dan beredar umum yang seharusnya menggunakan resep dijual secara tidak
semestinya.� Selanjutnya setengah dari pasien yang menerima pengobatan gagal mendapatkan pengobatan yang tepat.
Pengetahuan
para dokter mengenai obat-obatan adalah suatu hal yang mandatori.� Artinya obat yang diresepkan merupakan obat-obatan yang tepat untuk mencapai harapan pengobatan yang efektif dan tepat sasaran serta dapat
menjangkau semua lapisan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.�
Menurut
dr. Gisheila Ruth Anggita
pada ALOMEDIKA bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan menjadi penentu dalam pengambilan
keputusan yang akan cenderung menjadi perilaku yang biasa diprakatekkan oleh seorang dokter antara lain: pengaruh dari bagian
pemasaran, hubungan dokter dengan pasien,
kolaborasi apoteker dan dokter serta faktor
kontekstual yang mencakup
rasa percaya dokter terhadap apoteker.
Penggunaan
obat yang tidak rasional akan mengakibatkan
bebagai masalah yang tidak diharapkan oleh setiap insan.� Hal yang umum terjadi secara luas sehubungan dengan ketidak tepatan dalam penggunaan
obat adalah penggunaan yang berlebihan dan dosis yang kurang serta pemborosan yang mempengaruhi perekonomian serta kemungkinan munculnya gangguan kesehatan yang baru.� Pengetahuan yang kurang tentang obat-obatan kerapkali mengakibatkan perilaku yang kurang tepat dalam
usaha untuk berobat oleh pasien atau penderita penyakit secara umum yang selanjutnya bermuara pada penggunaan obat yang tidak rasional.� Sebagai contoh pengobatan atau penggunaan obat yang tidak rasional antara lain: dosis yang tidak tepat, penggunaan
obat yang terlalu mahal, swamedikasi yang tidak tepat, penggunaan antibiotik yang tidak tepat, penggunaan obat bebas yang berkepanjangan, kegagalan mengikuti pola pengobatan yang tepat dan hal hal lain yang bersifat �tidak efektif dan efisien.
Penggunaan
obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan
klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu
maupun masyarakat.
Terjadinya
perilaku penggunaan obat tidak rasional
dapat terjadi pada fasilitas pelayanan kesehatan ataupun di masyarakat.� Perobabilita terjadinya hal tersebut tidak
terbatas pada rendahnya pemahaman masyarakat terhadap obat dan pengobatan namun bisa juga akibat dari faktor peraturan
atau dari tenaga pelayan kesehatan itu sendiri
bahkan pihak industri farmasi.
Menurut
detikhealth (2011) diketahui
50 persen obat yang diberikan dokter baik di rumah sakit
maupun puskesmas tidak sesuai atau
irasional. "Sekitar 50 persen resep yang diberikan tidak sesuai, hal
ini membuat biaya terbuang karena obat yang diberikan tidak efektif," ujar Prof Iwan Dwiprahasto, guru besar Farmakologi UGM dalam acara Workshop Jurnalis
Kesehatan di Gedung FISIP UI, Depok, sabtu
(26/3/2011). Konsep rasional dalam penggunaan obat merupakan hal yang sangat penting sehingga adalah penting untuk menamkan praktek penggunaan obat yang tepat dan rasional. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat rasionalitas pemberian obat oleh para dokter kepada pasien serta
pengetahuan dan perilaku pelayanan obat yang diterapkan.
Metode Penelitian
Studi ini menggunakan
metode cross-sectional obsevatori
dengan besaran quota sampel sebesar 70 responden yang berprofesi dokter.� Alasan penggunaan metode kuota adalah
anggapan penulis bahwa para dokter akan memiliki pengetahuan,
perilaku serta kesadaran terkait penggunaan obat yang rasional yang kurang lebih sama.� Adapun para dokter yang
menjadi responden adalah secara menyeluruh
adalah yang bertugas melayani di poli-rumah sakit di berbagai kota di Indonesia. Studi ini dilakukan pada bulan Maret hingga
Mei 2022.
Keseluruhan dokter yang mengambil
bagian dalam studi ini telah
diberikan penjelasan terlebih dahulu tentang maksud dan tujuan studi ini.� Responden dipastikan melakukan dengan sukarela serta kerahasiaanya dijaga.
Pengumpulan informasi dilakukan
dengan menerbitkan angket semi terstuktur dengan jumlah penyataan
45 pernyataan yang terdiri dari tiga bagian.� Pertama sebanyak 15 pernyataan berhubungan dengan pengetahuan tentang obat. �Kedua sehubungan dengan sikap terhadap
obat dan ketiga sehubungan dengan kesadaran dalam penggunaan obat yang rasional.� Selanjutnya data akan diolah dengan menggunakan
MS. Excel.� Berikut
adalah tabel interpretasi skala Guttman untuk meniai angka
hasil respon para responden.
Tabel 1
Tabel Interpretasi Nilai X
Nilai X |
Interpretasi |
0 |
Tidak Sesuai |
0.01 � 0.49 |
Mendekati tidak sesuai |
0.50 |
Agak Sesuai |
0.51 � 0.99 |
Mendekati Sesuai |
1 |
Sesuai |
Hasil Studi Dan Pembahasan
Karalteristik Responden
Studi dilakukan terhadap
70 responden yang menyebar
di beberapa provinsi di
Indonesia.� Responden
terdiri dari dokter poli yang dibagi dalam kelompok usia 40 tahun ke
atas dan dibawah 40 tahun masing masing 35 responden.� Adapun berdasarkan jenis kelamin, maka responden
wanita sebanyak 37 orang
dan pria sebanyak 33 orang seperti yang digambarkan pada tabel 2.
Tabel 2
Komposisi Responden
|
N |
|
% |
Jenis Kelamin |
|
|
|
Pria |
33 |
|
47% |
Wanita |
37 |
|
53% |
Usia |
|
|
|
< 40 tahun |
35 |
|
50% |
40 tahun ke atas |
35 |
|
50% |
|
|
|
|
Pengetahuan Tentang Obat-Obatan
Hasil pengumpulan
data yang dilakukan dengan menghimpun data respon dari responden menunjukkan bahwa para dokter memiliki pengetahuan yang mendekati sesuai baik terkait
obat-obatan. Besaran persentase peringkat pengetahuan dengan respon yang tepat terhadap limabelas pernyataan terkait, menghasilkan nilai rata-rata 60.3
dan 9.67 respon yang kurang
tepat dan dalam persentase 86.19% dengan 13.81%.� Secara detail dapat dilihat pada tabel 3.� Ketika ditanyakan mengenai keamanan dalam swamedikasi, ada 33 orang dokter atau 47% menyatakan bahwa hal itu aman
dan selebihnya sebanyak 37
orang atau 53% tidak menyetujuinya.� Selanjutnya pengetahuan tentang obat-obatan bebas adalah sebesar
60 responden 86% mengatakan
sangat memahami dan 10 responden
atau 14% mengaku kurang memahami.� Sebanyak 74% dokter mengatakan bhwa obat bebas
akan aman jika menggunakan resep dokter.
Tabel 3
Pengetahuan Responden Tentang
Obat-Obatan.
No |
Pernyataan |
Sesuai |
Tidak Sesuai |
1 |
Mengobati diri sendiri adalah aman. |
47.14% |
52.86% |
2 |
Saya sangat mengenal dan paham dengan obat bebas. |
85.71% |
14.29% |
3 |
Obat bebas akan aman jika
digunakan melalui resep |
74.29% |
25.71% |
4 |
Mengetahui dengan baik tentang obat generik |
94.29% |
5.71% |
5 |
Ada berbagai
variasi harga dan merek obat-obatan yang sama. |
100.00% |
0.00% |
6 |
Kandungan generik yang sama tersedia dengan merek yang berbeda |
97.14% |
2.86% |
7 |
Obat Generik memiliki fungsi dan manfaat yang sama dengan obat non generik. |
82.86% |
17.14% |
8 |
Sadar akan amaran penggunaan obat yang harus diikuti selama pembelian obat secara online. |
97.14% |
2.86% |
9 |
Amaran penggunanaan obat-obatan harus dipertimbangkan dengan baik sehubungan dengan pengobatan terhadap anak-anak |
100.00% |
0.00% |
10 |
Amaran penggunaan obat harus dipertimbangkan
dengan baik sehubungan dengan pengobatan terhadap ibu hamil dan sedang menyusui. |
98.57% |
1.43% |
11 |
Amaran penggunaan obat harus dipertimbangkan
dengan baik sehubungan dengan pengobatan terhadap orang tua dan lanjut usia. |
100.00% |
0.00% |
12 |
Obat memiliki tanggal kadaluwarsa |
100.00% |
0.00% |
13 |
Semua obat sebaiknya menggunakan resep dokter |
58.57% |
41.43% |
14 |
Tablet boleh dibelah untuk aplikasi pengobatan pediatri/anak |
47.14% |
52.86% |
15 |
Penggunaan obat generik adalah sama manjurnya dengan obat paten. |
85.71% |
14.29% |
|
Jumlah |
85.19% |
13.81% |
Terkait dengan pengetahuan
tentang obat-obatan generik diperoleh nilai 85.98% yang kesesuaiannya
yang tidak sesuai 14.02%
yang menggambarkan bahwa secara rata-rata pengetahuan tentang obat generik
mendekati sesuai.� Sedangkan sehubungan dengan amaran yang terdapat pada obat menunjukkan nilai 99.14% dengan interpretasi sangat mendekati sesuai.
Bilamana dilakukan penilaian
sesuai kelompok usia, tidak terdapat
pengaruh yang signigikan antar kelompok usia.� Kelompok usia di bawah 40 tahun memberikan respon yang sesuai sebesar 80.95% dan kelompok usia di atas 40 tahun memberikan
jawaban yang sesuai sebesar 81,59%.
Perilaku Dokter Terhadap
Penggunaan Obat Yang Rasional
Dalam kaitannya dengan
perilaku para dokter terhadap obat-obatan didapatkan angka nilai rata-rata sebesar 59.2 untuk respon yang sesuai dan 10.8 yang tidak sesuai tepat yang dalam bentuk persentase
84.57% dan 15.43%.
Tabel 4
Respon Terhadap Pernyataan
Terkait Perilaku Reponden
Pernyataan |
Sesuai |
Tidak Sesuai |
|
1 |
Resep dokter
akan dituliskan dengan mempertimbangkan merek atau produsen. |
71.43% |
28.57% |
2 |
Obat yang mahal lebih baik daripada
obat yang murah |
92.86% |
7.14% |
3 |
Obat-obat impor
adalah lebih baik |
95.71% |
4.29% |
4 |
Obat-obatan dibutuhkan
untuk setiap penyakit. |
61.43% |
38.57% |
5 |
Pasien penting
untuk mengetahui akan efek samping
obat yang akan digunakan |
98.57% |
1.43% |
6 |
Semakin banyak
daftar obat-obatan dalam resep berarti semakin lebih baik dan lebih awal untuk sembuh. |
94.29% |
5.71% |
7 |
Obat-obatan dari
rumah sakit pemerintah memiliki kualitas yang lebih terbelakang dibandingkan dari farmasi swasta. |
95.71% |
4.29% |
8 |
Dokter dapat
dengan sempurna bergantung kepada Informasi yang disediakan mengenai obat-obatan oleh produsen obat tersebut. |
60.00% |
40.00% |
9 |
Pembuatan resep
yang irrasional hanyalah memberikan keuntungan yang maksimum kepada industri farmasi. |
80.00% |
20.00% |
10 |
Komunikasi massal
adalah media yang buruk untuk mengedukasi masyarakat tentang obat-obatan |
41.43% |
58.57% |
11 |
Antibiotik sebaiknya
tersedia tanpa menggunakan resep dokter. |
100.00% |
0.00% |
`12 |
Penggunaan antibiotik
yang terlalu sering akan mengakibatkan bakteri tidak respon terhadap antibiotik kedepannya. |
97.14% |
2.86% |
13 |
Antibiotik boleh
dihentikan apabila simptomnya sudah tidak ada. |
94.29% |
5.71% |
14 |
Pengobatan infeksi
virus dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik |
91.43% |
8.57% |
15 |
Penggunaan antibiotik
sangat dianjurkan untuk pengobatan semua penyakit. |
94.29% |
5.71% |
Jumlah |
84.57% |
15.43% |
|
|
|
|
|
Hasil studi
ini menunjukkan indikasi bahwa perilaku dokter mendekati sesuai.� Namun, terdapat beberapa hal yang cukup tinggi ketidaksesuaiannya berdasarkan respon para dokter antara lain, bahwa 28.57% responden menyatakan bahwa penulisan resep mempertimbangkan merk dan produsen.� Terdapat 38.57% responden yang menyatakan bahwa semua penyakit
membutuhkan obat obatan.� Menurut pendapat para responden bahwa komunikasi massal bukanlah alat yang baik untuk mengkomunikasikan
informasi terkait obat-obatan sebesar 41.43%.
Kesadaran Para Dokter Terhadap
Penggunaan Obat Yang Rasional
Selajutnya responden ditanyakan
perihal penggunaan obat yang rasional.� Respon yang diberikan adalah seperti yang diuraikan pada tabel 5.� Secara total nilai dari respon para dokter didapati tingkat rasionalitas penggunaan obat terindikasi mendekati sesuai dimana nilainya
sebesar 72.00% berbanding
28% tingkat kesesuaiannya.�
Tabel 5
Respon Partisipan Terkait
Penggunaan Obat Yang Rasional
|
Pernyataaan |
Sesuai |
Tidak Sesuai |
1 |
Pengobatan infeksi ringan pun sebaiknya menggunakan resep dokter. |
80.00% |
20.00% |
2 |
Apakah anda menyarankan pembelian obat tanpa resep
dokter untuk jenis penyakit tertentu? |
58.57% |
41.43% |
3 |
Apakah baik membeli obat secara online? |
64.29% |
35.71% |
4 |
Apakah pasien anda sering tidak
menebus resep sebagai akibat dari pengalam pasien lainnya? |
54.29% |
45.71% |
5 |
Apakah anda pernah membeli obat karena iklan? |
65.71% |
34.29% |
6 |
Apakah anda pernah mengkonsumsi obat dari berbagai
resep dokter tanpa memberitahukan kepada mereka? |
85.71% |
14.29% |
7 |
Apakah anda setuju memadukan pengobatan medis dengan pengobatan tradisional? |
45.71% |
54.29% |
8 |
Apabila anda berobat ke dokter
yang lain, Apakah anda membeli seluruh obat yang tertulis pada resep dokter? |
72.86% |
27.14% |
9 |
Apakah anda akan konsultasi ke dokter sebelum
membeli obat? |
87.14% |
12.86% |
10 |
Dapatkah suplemen nutrisi dituliskan pada resep dokter? |
87.14% |
12.86% |
11 |
Apakah anda lebih memilih keluarga anda menggunakan resep anda daripada dokter lain? |
61.43% |
38.57% |
12 |
Apakah anda merasa lebih aman jika anda
membuatkan resep untuk diri sendiri? |
57.14% |
42.86% |
13 |
Apakah anda memberikan obat antibiotik tanpa menanyakan kecocokannya terhadap pasien anda? |
94.29% |
5.71% |
14 |
Apakah anda akan mengabulkan permintaan pasien untuk diberikan obat tertentu sesuai keinginan mereka? |
85.71% |
14.29% |
15 |
Apakah anda akan memberikan obat penghilang rasa sakit sesuai permintaan pasien? |
80.00% |
20.00% |
|
72.00% |
28.00% |
Jika dilihat
secara rinci maka didapati berbagai
item pernyataan yang direspon
hampir mendekati kriteria agak sesuai,
seperti pembelian obat tanpa resep
dokter untuk jenis penyakit tertentu yaitu tingkat kesesuaiannya 58.57% berbanding 41.43%, pemaduan pengobatan medis dengan pengobatan tradisional sebesar 45.71% berbanding 54.29%, menulis resep untuk diri
sendiri 57.14% dengan
42,86%, pembelian obat secara online 64.29% dengan
35.71%, pembelian obat karena iklan 65.71% berbanding 34.29% serta pembuatan resep untuk keluarga 61.43% berbanding 38.57%.� Untuk hal lainnya
terindikasi mendekati ideal.
Kesimpulan
Studi ini dilakukan
untuk mengetahui pengetahuan dokter tentang obat-obatan yang walaupun suatu keharusan bagi para dokter untuk menguasai
akan hal tersebut, demikian juga halnya tentang perilaku dan kesadaran dalam hal penggunaan
obat yang rasional.� Jika dihubungkan dengan karakteristik responden pada perbedaan usia, tidak didapati
adanya perbedaan secara signifikan secara keseluruhan.
Dari hasil
studi ini dapat disimpulkan bahwa: 1). Pengetahuan tentang obat obatah
adalah mendekati ideal namun masih didapati
beberapa responden memberikan respon yang menggambarkan keterbatasan pengetahuannya tentang obat-obatan. 2). Perilaku yang dimiliki responden adalah juga mendekati ideal dengan pengecualian adanya perilaku dalam penulisan resep mempertimbangkan merk ataupun produsen obat tertentu. 3). Penerapan rasionalitas penggunaan obat tergolong baik dalam posisi 72% walaupun agak jauh
dibawah ideal.�
Hasil studi menjukkan
angka yang lebih baik jika dibandingkan
dengan hasil yang diberitakan pada DetikHealth yang
menyatakan 50% resep obat yang diberikan oleh dokter tidak rasional.
BIBLIOGRAFI
Detik Health, "50 Persen Resep Obat
yang Diberikan Dokter Tidak Rasional"
selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1601917/50-persen-resep-obat-yang-diberikan-dokter-tidak-rasional.
World
Health Organization: Guide to Good Prescribing, Geneva. World Health
Organization. 1994;101-3.
World
Health Organization, Promoting rational use of medicines: core components,
Geneve: WHO;2011
Sekretariat Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan
Alat Kesehatan, Modul Penggunaan Obat
Rasional, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;2020
Poonam Khetrapal Singh Direktur WHO untuk Kawasan Asia Tenggara, Menyediakan
Akses Obat untuk Semua Sabtu
26 Agustus 2017, https://mediaindonesia.com/opini/119413/menyediakan-akses-obat-untuk-semua
dr. Gisheilla,Bagaimana Mengatakan �Tidak� pada Permintaan Resep yang Tidak Perlu �dikutip dari https://www.alomedika.com/bagaimana-mengatakan-tidak-pada-permintaan-resep-yang-tidak-perlu
;September 2017
Copyright holder: Carolina Chloe Gracia Silaban (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |