Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 7, Juli 2022

 

HUBUNGAN KEHAMILAN REMAJA DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI PUSKESMAS PABEDILAN

 

Iis, Ela Rohaeni����

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon Jawa Barat, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Kehamilan remaja adalah kondisi perempuanyang hamil ketika berusia dibawah 20 tahun. Komplikasi melahirkan dan kehamilan cenderung akan dialami ibu remaja yang berumur di bawah delapan belas tahun sehingga meningkatkan resiko mortalitasdan morbiditas terhadap mereka sendiri dan bayi yang dikandung dibandingkan ibu yang berusia lebih matang.Desain penelitian menggunakan desain analitik dan cross sectional rancangan penelitian. Dalam penelitian ini, populasi berjumlah 32 kasus. Kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data menggunakan metode yaitu uji statistik pearson chi square dengan SPSS. Hasil penelitian membuktikan ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun mengalami preeklamsia dengan nilai signifikansi P Value = 0,00 maka didapatkan P<0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwaterdapat hubungan antara kehamilan remaja dengan terjadinya preeklamsia. Kesimpulan berdasarkan�� uraian�� di atas�� bahwa pre eklampsia mempunyai faktor risiko yaitu kehamilanremaja dengan nilai Asymp.Sig (2- Sided) menunjukan p=0.00 dalam hasil ini p<0,05.


Kata kunci: Kehamilan Remaja, Preeklamsia

 

Abstract

Adolescent pregnancy is a condition in which a woman's pregnancy occurs at the age of less than 20 years. Adolescent mothers, especially those under 18 years of age, are more likely to experience complications of pregnancy and childbirth than older mothers, which increases the risk of morbidity and mortality both for themselves and for their children. The research design used an analytic design with a cross sectional research design. The population in this study were 32 cases. Data collection techniques using a questionnaire. The data analysis method used is the Pearson chi square statistical test with SPSS. The results showed that pregnant women aged < 20 years experienced preeclampsia with a significance value of P Value = 0.00, then P <0.05 was obtained so that it could be concluded that there was a relationship between teenage pregnancy and the incidence of preeclampsia. risk factors for pre-eclampsia with the value of Asymp.Sig (2-Sided) showed p = 0.00 in this result p <0.05

 

Keywords: Teen Pregnancy, Preeclampsia

 

Pendahuluan

Kehamilan remaja ialah kehamilan yang terjadi pada wanita remaja yang belum ataupun sudah menikah dengan rentang usia 14�20 tahun Pada usia remaja, kehamilan dapat mengalami pendarahan yang menjadi faktor kematian ibu. Oleh karena itu, risiko kehamilan remaja terhadap kematian ibu dan bayi sangat tinggi.(Krisylva, Joewono, & Maramis, 2019).

Selain infeksi dan pendarahan Morbiditas dan mortalitas ibu juga disebabkan oleh penyebab utama lain salah satunya Preeklampsia. Perlu dilakukan diagnosis preeklampsia sejak awal yang merupakan pendahuluan dari eklampsia agar angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan. (Nursal, Tamela, & Fitrayeni, 2017).

Menurut (Organization, 2017), melaporkan angka kejadian preeklamsia sebanyak 0,51% - 38,4% ibu hamil. Asia selatan merupakan daerah yang memiliki pravelensi kehamilan dengan preeklamsia tertinggi di dunia, yaitu sebesar yaitu 56%. Ditinjau dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) kementrian kesehatan pada 2017 menunjukan 49%. Angka kejadian kehamilan dengan preeklamsia di kabupaten cirebon pada tahun 2019 sebanyak 31%. (Dinkes Kabupaten Cirebon, 2019).

Menurut (Fiolentina & Ernawati, 2021) masalah kehamilan pada remaja jika di biarkan akan berdampak pada janin yang dapat menyebabkan berat badan lahir rendah akibat gangguan fungsi plasenta yang disebabkan aliran darah ke plasenta turun karena spasmus arteriol spinalis deciduas. Keterbatasan pertumbuhan intrauterine (IUGR) dan hipoaksia janin dapat terjadi karena kerusakan plasenta ringan, dan dapat menyebabkan dismaturitas, IUFD, dan prematuritas serta kematian janin dalam kandungan apabila kerusakan bertambah parah. Pada ibu, preeklamsia berdampak diantaranya abruption plasenta, hipofibrinogemia, solusio plasenta,�� hemolysis, kerusakan pembuluh kapiler mata hingga kebutaan, perdarahan otak, edema paru, kerusakan jantung, nekrosis hati, kelainan ginjal, dan sindroma HELLP. Oleh sebab itu pemerintah melakukan pencegahan preeklamsia dengan cara memperkuat asuhan antenatal yang terpadu, kemungkinan risiko preeklamsia bisa dideteksi di fasilitas kesehatan layanan primer.

�� Penguatan Asuhan Antenatal Care (ANC) terpadu merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan karena preeklamsia (Kemenkes, 2012). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.4 tahun 2019 Pasal 49 ayat 1 tentang pelayanan Kesehatan ibu, wewenang bidan deteksi dini kasus komplikasi dan risiko dilakukanketika masa kehamilan, masa persalinan, pasca persalinan, asuhan pasca keguguran, masa nifas dan setelah itu, rujukan diberikan.

�� Angka kejadian kehamilan remaja usia < 20 tahun dengan preeklamsia di Puskesmas Pabedilan sebanyak 17 orang (53,2%). Menilik latar belakang permasalahan di atas peneliti akan melaksanakan penelitian tentang hubungan kehamilan remaja dengan kejadian Preeklamsia di Puskesmas Pabedilan Kec. Pabedilan Kab. Cirebon.

 

Metode Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

a.    Tempat Penelitian

Tempat yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di Puskesmas Pabedilan KabupatenCirebon .

b.     Waktu Penelitian

Penelitian telah dilakukan bulan Mei 2021

Populasi dan Sempel Penelitian

1.     Populasi Penelitian

Seluruh ibu hamil remaja yang ada di Puskesmas Pabedilan Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon merupakan populasi penelitian yang berjumlah 32 ibu hamil.

2.     Sampel Penelitian

Penelitan ini menggunakan sampel yakni semua remajayang memenuhi kriteria. Dengan ketentuan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria Inklusi : Semua ibu hamil dibawah usia 20 tahun, Kriteria Ekslusi :Ibu hamil berumur sama dengan atau lebih dari 20 tahun dan Ibu hamil normal

Teknik Pengambilan sampel����������

Purposive sampling menjadi pilihan untuk penelitian ini. Berdasarkan Sugiyono (2014), purposive sampling ialah teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memanfaatkan 30 sampel dalam penelitian ini.

Alat dan Tehnik Pengumpulan Data

Alat penelitian yang digunakan Kuisioner Observasi.

Analisis Data

Analisa data menggunakan univariat dan bivariat

 

Hasil dan Pembahasan

1.     Analisis Univariat

 

Tabel 1

Distribusi responden berdasarkan Usia Ibu Hamil di Puskesmas Pabedilan Kec Pabedilan, Kab. Cirebon

No

Usia Ibu hamil

Frekuensi

Presantese

1

17-19 tahun

17

53,1 %

2

20-35 tahun

15

46,9%

 

Jumlah

32

100%

 

 

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden (53,1%) berumur 17-19 tahun yang artinya terlalu muda untuk hamil. Di Puskesmas Pabedilan kabupaten cirebon.

 

Tabel 2

Distribusi responden berdasarkan Tekanan Darah di Puskesmas Pabedilan Kec. Pabedilan, Kab Cirebon

No

Tekanan Darah

Frekuensi

Presentase

1

Preeklamsia

22

68,7%

2

Tidak Preeklamsia

10

31,3%

 

Jumlah

32

100%

 

Tabel 2 menunjukkan bahwa hanya sepuluh orang (31,3%)tidak mengalami preeklamsia sedangkan 22 orang (68,7%) lain mengalami preeklamsia.

 

2.     Analisis Bivariat

 

Tabel 3

Hasil Chi Square Hubungan Kehamilan Remaja Dengan Kejadian Preeklamsia di Puskesmas Pabedilan

 

Frekuensi

%

Frekuensi

%

 

Usia < 20 thn

17

53,2%

��� ��0

0%

53,1% 0.00

Usia > 20 thn

5

15,6%

���� 10

31,2%

46,9%

Total

22

68,8%

���� 10

31,2%

100%

 

Hasil analisis data yang didapat nilai p= 0.00 dalam hasil ini p<0,05. Maka di simpulkan kehamilan remaja dan kejadian preeklamsia berhubungan secara signifikan. Hasil analisis dip eroleh bahwa usia kehamilan < 20 tahun mempunyai peluang untuk mengalami preeklamsia.

Dari data yang ada diperoleh X2hitung = 16.485 dan X2tabel = 1. Karena X2hitung > X2 = 16.485 > 1 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara kehamilan remaja dengan kejadian preeklamsia.

Berdasarkan hasil penelitian kehamilan remaja dengan kejadian preeklamsia di Puskesmas Pabedilan Kab. Cirebon diperoleh bahwa mayoritas responden sebanyak 53,1% berumur 17-19 tahun yang artinya terlalu muda untuk hamil. Hasil penelitian didapat bahwa yang terdapat 10 orang (31,3%) yang tidak mengalami preeklamsia dan yang mengalami preeklamsia berjumlah 22 orang (68,7%).

Menurut (Ramie & Fahreza, 2018) Kehamilan remaja adalah kehamilan dengan usia < 20 tahun, Jika dibandingkan �kurun waktu reproduksi sehat� dengan rentang usia 20 sampai 30 tahun risiko lebih tinggi dimiliki kehamilan remaja. Alat reproduksi yang belum matang untuk kehamilan menjadi sebab kondisi ini, sehingga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan ibu serta pertumbuhan dan perkembangan janin. Jika ditambah dengan tekanan sosial, (stress) psikologis, ekonomi kondisi akan semakin menyulitkan sehingga stress emosi yang terjadi mengakibatkan hipotalamus melepaskan corticotropic releasing hormon (CRH), yang selanjutnya meningkatkan kortisol. Kortisol meriliki efek yang akan merespon tubuh agar menaikkan simpatis untuk mempertahankan tekanan darah dalam peningkatan curah jantung, Peningkatan resistensi perifer total dan curah jantungakan menyebabkan hipertensi sehingga pre eklampsia atau keracunan kehamilan mudah terjadi.

Berdasarkan Data Primer, hasil dari analisis bivariat pada tabel 4.3 diketahui bahwa ibu hamil berusia < 20 tahun mengalami preeklamsia sebanyak 17 orang (53,2%), tidak mengalami preeklamsia 0 orang (0%). pada ibu hamil dengan usia > 20 tahun mengalami preeklamsia sebanyak 5 orang (15,6%) tidak mengalami preeklamsia sebanyak 10 orang (31,2%) dalam penelitian ini ibu hamil dengan usia < 20 tahun lebih dominan mengalami preeklamsia di bandingkan dengan ibu hamil dengan usia > 20 tahun. Berdasarkan uji statistik pearson chi square nilai signifikansi P Value =0,00 maka didapatkan P<0,05 sehingga kesimpulannya, adalah terdapat hubungan antara kehamilan remaja dengan kejadian preeklamsia.

����������� Menurut Arvianti Karina (2019) untuk mengetahui hubungan antara vaiabel dilakukan analisis bivariat. Dari data yang ada diperoleh X2hitung = 6.485 dan X2tabel = 1. Karena X2hitung > X2tabel = 16.485 > 1 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Maka kesimpulanyang diperoleh adalah terdapat hubungan antara kehamilan remaja dengan kejadian preeklamsia. Hal tersebut sejalan dengan teori bahwa usia < 20 tahun berhubungan dengan kejadian preeklamsia, hamil belum mencukupi usia matang, hal itu disebabkan alat reproduksi kurang matang terutama rahim yang dalam suatu proses kehamilan belum siap sehingga rahim akan menyempit ketika berkembangnya janin hal tersebut akan mengakibatkan aliran darah ke uterus atau plasenta terganggu sehingga mengalami gejala penyebab kejadian pre eklampsi berupa naikknya tekanan darah. (Rosdiana, Raharjo, & Indarjo, 2017).

����������� (Ertiana & Wulan, 2019)mengungkapkan betapa pentingnya umur sebagai bagian dari status reproduksi. Penurunan atau peningkatan fungsi tubuh yang mempengaruhi status kesehatan seseorang berkaitan dengan usia. Suatu penelitian menemukan bahwa preeklampsia beresiko besar untuk dialami wanita remaja yang hamil. Rambulangi (2018) menyatakan terhambatnya pertumbuhan janin dan kecenderungan tekanan darah naik adalah risiko yang bisa terjadi pada kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun.

����������� Sejak awal masa hamil, diperlukan upaya yang dapat mencegah preeklamsia yaitu dengan anamnese untuk menanyakan keluhan yang sedang dirasakan atau keluhan utama, lalu meminta semua riwayat kesehatan sekarang dan terdahulu termasuk pemeriksaan obstetri dan ginekologi sebagai skrining preeklamsia pada ibu hamil. Pemeriksaan yang dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada keadaan fisik ibu hamil secara komprehensifhead to toe (dari kepala ke kaki)dengan memeriksa tanda-tanda vital utamanya seperti tekanan darah ibu serta pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang yang diperlukan disebut pemeriksaan lengkap.

(Ertiana & Wulan, 2019).

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan kehamilan remaja dengan kejadian preeklamsia di Puskesmas Pabedilan Kecamatan Pabedilan Kab. Cirebon dapat diambil kesimpulan bahwa: ibu hamil dengan usia < 20 tahun lebih dominan mengalami preeklamsia di bandingkan dengan ibu hamil dengan usia > 20 tahundan uji statistik pearson chi square nilai signifikansi P Value = 0,00 maka didapatkan P<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kehamilan remaja dengan kejadian preeklamsia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ertiana, Dwi, & Wulan, Suci Retno. (2019). Hubungan Usia Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil Di Rsud Kabupaten Kediri Tahun 2018. Jurnal Kebidanan Midwiferia, 5(2), 24�30. Https://Doi.Org/10.21070/Mid.V5i2.2765

 

Fiolentina, Cindy Ega, & Ernawati, Rini. (2021). Hubungan Kehamilan Remaja Dengan Kejadian Stunting Di Puskesmas Harapan Baru Samarinda Seberang. Borneo Student Research (Bsr), 3(1), 17�24.

 

Krisylva, Agnes, Joewono, Hermanto Tri, & Maramis, Margarita M. (2019). Faktor Yang Memengaruhi Kehamilan Sebelum Menikah Pada Remaja Di Empat Puskesmas Kabupaten Sikka Tahun 2017. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(2).

 

Nursal, Dien Gusta Anggraini, Tamela, Pratiwi, & Fitrayeni, Fitrayeni. (2017). Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), 38�44. Https://Doi.Org/10.24893/Jkma.V10i1.161

 

Organization, World Health. (2017). Global Diffusion Of Ehealth: Making Universal Health Coverage Achievable: Report Of The Third Global Survey On Ehealth. World Health Organization.

 

Ramie, Agustine, & Fahreza, Fahreza. (2018). Riwayat Keluarga Preeklampsia Meningkatkan Kejadian Preeklampsia. Jurnal Citra Keperawatan, 6(2), 35�51. Https://Doi.Org/10.31964/Jck.V6i2.80

 

Rosdiana, Ayu Imade, Raharjo, Bambang Budi, & Indarjo, Sofwan. (2017). Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Higeia (Journal Of Public Health Research And Development), 1(3), 140�150.

 

Copyright holder:

Iis, Ela Rohaeni (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: