Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
7, Juli 2022
STRATEGI
PENGEMBANGAN BISNIS PADA APOTEK (STUDI KASUS APOTEK CITRA 1 DAN APOTEK HOLONG)
Mourboy, Aritonang, Lies Putriana
Universitas
Pancasila, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal Apotek
Citra 1 dan Apotek Holong, menganalisis alternatif strategi bisnis serta merumuskan
implementasi strategi bisnis
Apotek Citra 1 dan Apotek Holong melalui pendekatan analisis deskriptif. Alat-alat analisis yang digunakan yaitu; analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities and Threat), analisis persaingan bisnis dengan menggunakan lima kekuatan persaingan Michael
Porter dan analisis QSPM (Quantitative Strategic
Planning Matrix) untuk menentukan
strategi terpilih. Data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder.
Berdasarkan analisis SWOT diperoleh nilai faktor internal dan faktor eksternal Apotek Citra 1
masing-masing sebesar (0,42: -0,07) dan faktor eksternal Apotek Holong masing-masing sebesar (0,38: -0,03) sehingga posisi Apotek Citra 1 dan Apotek Holong berada
di kuadran II, yaitu
strategi diversifikasi. Berdasarkan
hasil analisis SWOT diperoleh lima alternatif
strategi pada Apotek Citra 1 yaitu:
(1) Meningkatkan Skill dan jumlah
SDM untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian. (2) Meningkatkan promosi apotek yang menitikberatkan penjualan produk dengan Delivery Order. (3) Menjalin
kerjasama dengan BPJS
Kesehatan sebagai apotek rekanan. (4) Meningkatkan jenis produk dengan
harga yang kompetitif. (5) Mewajibkan karyawan untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran obat (kartu stok). Berdasarkan
hasil analisis SWOT diperoleh lima alternatif
strategi pada Apotek Holong
yaitu: (1) Menambah jumlah SDM dan mengirim karyawan ikut seminar ilmiah farmasi. (2) Menetapkan minimal order untuk
free delivery order (minimal Rp 60.000). (3) Menjalin
kerjasama dengan BPJS
Kesehatan. (4) Menetapkan waktu
tunggu obat (obat paten maksimal 10 menit, obat racikan
maksimal 20 menit). (5) Mengganti program manual ke komputerisasi. Berdasarkan analisis QSPM Apotek Citra 1
strategi terpilih adalah meningkatkan promosi apotek yang menitikberatkan penjualan produk dengan Delivery Order, yang memiliki
nilai TAS tertinggi yaitu 5,94. Berdasarkan analisis QSPM Apotek Holong strategi terpilih adalah menambah jumlah SDM dan mengirim karyawan ikut seminar ilmiah farmasi, yang memiliki nilai TAS tertinggi yaitu 5,96.
Kata Kunci: Perumusan
strategi, analisis SWOT, analisis
QSPM
Abstract
The purpose of
this study is to identify the internal and external factors of the Citra 1
Pharmacy and the Holong Pharmacy, analyze alternative
business strategies and formulate the implementation of the Citra 1 Pharmacy
and Holong Pharmacy business strategies through a
descriptive analysis approach. The analytical tools used are SWOT (Strength,
Weakness, Opportunities and Threat), Porter's five forces analysis and QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix) to determine the selected strategy.
The data used are primary data and secondary data. The SWOT analysis Citra 1
Pharmacy showed weighted value of 0.42: -0.07. The SWOT analysis Holong Pharmacy showed weighted value of 0.38: -0.03. So
that the positions of Citra 1 Pharmacy and Holong
Pharmacy were in quadrant II, the diversification strategy. Based on the
results of the SWOT analysis, five alternative strategies were obtained at
Citra 1 Pharmacy i.e. (1) Increasing the skills and number of human resources
to improve pharmaceutical services. (2) Increasing the promotion of pharmacies
which emphasize product sales with Delivery Orders. (3) Cooperating with BPJS
Kesehatan as partner pharmacies. (4) Increasing product types with competitive
prices. (5) Requiring employees to record every intake and expenditure of drugs
(stock cards). Based on the results of the SWOT analysis, five alternative
strategies were obtained at Holong Pharmacy i.e.� (1) Increasing the number of human resources
and sending employees to participate in scientific seminars on pharmacy. (2)
Set a minimum order for free delivery orders (a minimum of IDR 60,000). (3) Collaborating
with BPJS Kesehatan. (4) Determine the waiting time for drugs (patent drugs are
a maximum of 10 minutes, concocted drugs are a maximum of 20 minutes). (5) Changing
manual programming to computerized. Based on the QSPM analysis of Citra 1 Pharmacy,
the chosen strategy is to increase pharmacy promotion which focuses on product
sales with Delivery Order, which has the highest TAS value 5.94. Based on the
QSPM analysis of the Holong Pharmacy, the chosen
strategy was to increase the number of human resources and send employees to
participate in scientific pharmacy seminars, which had the highest TAS value
5.96.
Keywords: Strategy
formulation, SWOT analysis, QSPM analysis
Pendahuluan
Dalam industri
farmasi, peritel dikategorikan menjadi dua jenis yaitu
apotek dan toko obat baik konvensional
maupun modern. Konsep apotek dan toko obat konvensional mulai diatur sekitar
tahun 1940-an, dan konsep untuk apotek dan toko obat modern hadir sekitar awal
tahun 1990-an. Apotek dan toko obat konvensional
adalah yang masih menggunakan pencatatan baik itu transaksi
penjualan, pembelian ataupun persediaan obat dan barang ke dalam sebuah
buku. Karena sistem konvensional tersebut terkadang membuat kinerja apotek menjadi kurang efektif dan efisien. Apotek dan toko obat modern adalah yang berorientasi kepada pelanggan, bedanya konseling dengan informasi obat biasa mungkin yang lebih sering terdengar
adalah informasi obat baik itu
melalui kegiatan penyuluhan atau artikel kesehatan. Dalam konseling, seorang Apoteker harus mempunyai solusi atas masalah yang dibawa pelanggan. Konsep baru ini
kemudian mempengaruhi dinamika industri farmasi dari cara-cara
penjualan yang tradisional
(berbasis pada konsep ada resep dan ada
uang, maka ada obat) menuju strategi kompetitif dan pemasaran yang
modern (berbasis pada konsep
manajemen strategi yang komprehensif).(1)
Saat ini
salah satu tempat pelayanan kesehatan yang mudah ditemukan adalah apotek. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat, sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun
2017 tentang Apotek, apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek
merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan tercapainya derajat kesejahteraan yang optimal bagi masyarakat. Sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan,
apotek harus memiliki Apoteker yang bertanggungjawab untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian terhadap konsumen dan kewajiban dalam menjalankan standar profesinya. Pelayanan kefarmasian telah terjadi pergeseran
orientasi dari drug oriented menjadi
patient oriented. Pergeseran
ini jelas akan menjadi tantangan
dan peluang terhadap apotek untuk merespons
perubahan tersebut agar tetap dapat bersaing
dalam bisnis ini.
Bisnis
apotek semakin tumbuh subur sejalan
dengan pertambahan jumlah penduduk, pentingnya kesadaran terhadap kesehatan, harapan hidup yang semakin meningkat, dukungan yang meningkat dalam program kesehatan pemerintah dengan beberapa perbaikan dalam perekonomian dan daya beli masyarakat.
Dalam menjalankan bisnisnya,
apotek dituntut untuk mampu menciptakan
inovasi dan strategi. Strategi bersaing
bergantung pada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Perusahaan besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan kecil. Tetapi hanya dengan
skala besar saja tidaklah cukup,
karena ada beberapa strategi bagi perusahaan besar yang mampu menjamin keberhasilannya dan terdapat pula
hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan
kecil dengan strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan
lebih baik dari pada yang di peroleh perusahaan besar.(8)
Berdasarkan
data yang di peroleh dari
Kalbe Farma perkembangan pasar farmasi
Indonesia tahun 2012-2016 terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 20,6 % pertahun (CAGR).
Salah satu faktor pendorong pertumbuhan industri farmasi, yaitu meluasnya kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
Perkembangan Pasar Farmasi Indonesia
Dari data yang di peroleh dari Kalbe Farma bahwa industri farmasi berada dalam dua jalur
yaitu ethical dan OTC (Over The Counter). Produk ethical
berkembang melalui resep-resep dokter yang kemudian berkembang ke produk-produk obat generik. Obat generik dalam jalur
bisnis ethical memiliki
porsi 62% pada tahun 2016. Tingginya presentase obat ini dikarenakan
masih banyaknya permintaan obat yang diresepkan oleh dokter di klinik, rumah sakit,
puskesmas terutama dalam era JKN ini, dimana dalam JKN obat-obat yang menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan yaitu obat generik.
Gambar 2
Segmentasi Pasar
Farmasi Indonesia
Total Pasar Tahun
2016 Rp 67,2 Triliun
Sumber: IMS
Health ITMA YTD 12 2016
Menurut
survey Nielsen, penjualan OTC atau
obat tanpa resep dokter di dorong oleh konsumen kelas menengah dan bawah. Banyaknya apotek dan modern market yang menyediakan
lebih banyak obat OTC di gerai farmasi akan menyumbang
peningkatan penjualan OTC. Prediksi tentang pertumbuhan industri farmasi yang terus meningkat dan pergeseran pasar farmasi dari produk
ethical ke OTC akan berdampak pada pergeseran pelayanan medis (medical care)
ke pemeliharaan kesehatan (health care) serta
swamedikasi, hal ini menjadi peluang
bisnis apotek di Indonesia.(21)
Kota Administrasi
Jakarta Barat berada di bagian
barat Propinsi DKI Jakarta. Kota Administrasi
Jakarta Barat memiliki luas 23,39 % terhadap wilayah Propinsi DKI
Jakarta sehingga memiliki peranan dan fungsi yang strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan kota diantaranya kawasan industri dan pertanian. Kota Administrasi
Jakarta Barat seperti umumnya
daerah lain di Propinsi DKI
Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian
rerata 7 meter di atas permukaan laut. Kota Administrasi Jakarta Barat ini
berbatasan langsung dengan Tangerang. Kota Administrasi
Jakarta Barat termasuk daerah
yang besar dengan luas sekitar 30,23 Km2. Menurut data statistik 2004, peruntukan tanah tersebut terdiri dari perumahan
1.150 ha, industri 68 ha, perkantoran
272 ha, taman 29 ha, pertanian
729 ha, lahan tidur 430 ha.
Jumlah penduduk Kota
Administrasi Jakarta Barat pada tahun
2019 sebanyak 2.589.933
jiwa (sumber BPS DKI
Jakarta).
Dengan
semakin berkembangnya Kota Administrasi Jakarta Barat ini dari sektor industri,
jumlah penduduknyapun semakin meningkat. Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan
peluang dan sekaligus ancaman dalam bisnis
apotek. Tabel 1 menunjukkan
data delapan kecamatan di
Kota Administrasi Jakarta Barat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak beserta penyebaran jumlah apoteknya.
���� �
Kecamatan dengan jumlah Penduduk
pada Tahun 2019
No |
Kecamatan |
Jumlah Penduduk |
Jumlah Apotek |
1 |
Kembangan |
334.155 |
31 |
2 |
Kebon Jeruk |
383.168 |
27 |
3 |
Palmerah |
206.353 |
23 |
4 |
Gropet |
241.564 |
37 |
5 |
Tambora |
241.889 |
29 |
6 |
Tamansari |
110.252 |
37 |
7 |
Cengkareng |
610.156 |
35 |
8 |
Kalideres |
471.436 |
21 |
Sumber: Badan Pusat Statistik Jakarta Barat
Pertumbuhan
yang pesat ini membuat bisnis apotek semakin tumbuh dan berkembang di Kota Administrasi Jakarta Barat. Oleh karena
hal tersebut, persaingan dalam bisnis ini semakin
kompetitif. Banyaknya jumlah apotek di Kota Administrasi Jakarta Barat dapat menimbulkan persaingan di bidang usaha tersebut.
Oleh karena itu, pimpinan dan pengelola apotek harus dapat
mengantisipasi hal tersebut agar dapat bersaing dan bertahan dengan usaha-usaha yang sejenis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat pengembangan strategi bisnis sehingga apotek mampu berkembang dan bersaing.
Pada penelitian
ini peneliti membatasi hanya pada Apotek Citra 1 yang salah satu merupakan apotek yang terletak di Kecamatan Kalideres. Apotek Citra 1 sudah memulai bisnis
apotek ini pada 2008. Apotek Holong merupakan
apotek yang terletak di Kecamatan Cengkareng. Apotek Holong sudah
berdiri sejak 2010. Data penjualan apotek dapat di lihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Data penjualan Apotek Citra 1 dan Apotek Holong Tahun
2015-2019
No |
Nama Apotek |
Rata-Rata Penjualan per bulan (Rp) |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
||
1 |
Apotek Citra 1 |
65.200.000 |
67.000.000 |
70.600.000 |
72.100.000 |
75.300.000 |
2 |
Apotek Holong |
55.000.000 |
56.700.000 |
59.450.000 |
63.200.000 |
66.000.000 |
Dari data penjualan
diatas dapat terlihat penjualan Apotek Citra 1, Apotek Holong, lima tahun terakhir terlihat stabil, terjadi kenaikan penjualan namun hanya sedikit,
yaitu kurang lebih 5% untuk setiap tahunnya. Dalam wawancara terdahulu yang telah dilakukan hampir 90% penjualan ini bukan merupakan
penjualan resep.�
Bertolak dari hal
tersebut, peneliti ingin melihat bagaimana Apotek Citra 1 dan Apotek Holong dalam
menetapkan strategi bisnis apotek dalam
pengembangan bisnis apotek baik dalam alternatif
strategi dan implementasinya, agar mempunyai keunggulan
bersaing yang kompetitif
dan berkelanjutan.
Metode Penelitian
Metode penelitian
ini menggunakan metode Deskriptif � Kualitatif, yaitu
suatu� penelitian
yang menggambarkan keadaan obyek yang� di
teliti, dengan instrumen penelitian berupa observasi pengamatan secara langsung, wawancara kepada responden mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal
Apotek Citra 1 dan� Apotek Holong. �Kuesioner dan Focus Group Discussion (FGD) dimana FGD dapat diartikan sebagai wawancara berkelompok dengan tujuan menghasilkan
suatu informasi langsung dari berbagai
sudut pandang, serta studi literatur
terhadap informasi yang relevan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SWOT, Lima Kekuatan Persaingan dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM).
Hasil Dan Pembahasan
Dalam penelitian ini untuk memperoleh strategi bisnis Apotek Holong
dalam mengelola apotek dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT dan
QSPM. Analisis SWOT digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal
sehingga dapat diketahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selanjutnya alternatif strategi
yang diperoleh dianalisis dengam QSPM untuk mengetahui strategi terpilih dari alternatif-alternatif strategi
tersebut.
1. Analisis SWOT Apotek
Holong
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal
apotek yang diperoleh melalui wawancara responden dan FGD dengan pimpinan, Apoteker dan staf sehingga diperoleh
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.
a.
Data
faktor-faktor internal dan eksternal
Apotek Holong yang diperoleh dari wawancara responden dan dipertajam dengan FGD.
Tabel 3
Faktor-Faktor
Internal Apotek Holong
No |
KEKUATAN |
KELEMAHAN |
1. |
Pelayanan ramah dan sopan |
Tempat parkir tidak memadai |
2. |
Letak apotek di pinggir jalan raya |
Variasi obat kurang lengkap |
3 |
Melayani delivery order |
Pelayanan apotek masih manual dan belum menggunakan system |
4 |
Bangunan milik sendiri |
Stok obat dan keluar
masuk obat tidak tercatat dengan baik |
5 |
Apotek buka setiap hari walaupun hari libur |
Jumlah SDM masih terbatas |
Tabel 4
��Faktor-Faktor Eksternal
Apotek Holong
No |
PELUANG |
ANCAMAN |
1. |
Meningkatnya swamedikasi |
Program JKN |
2. |
Harga obat lebih murah dari apotek
sekitar |
Perizinan apotek yang rumit |
3 |
Perkembangan teknologi |
Banyaknya pesaing yang memiliki fasilitas yang lengkap |
4 |
Hubungan kerjasama dengan klinik |
Regulasi terbaru mengenai tenaga teknis kefarmasian |
5 |
Sistem pembayaran
kredit dan diskon yang diberikan oleh PBF |
Bertambahnya jenis obat yang beredar |
b.
Pemberian bobot Faktor Internal dan Eksternal Apotek Holong
Setelah faktor-faktor strategis internal dari Apotek Holong di identifikasi selanjutnya faktor-faktor tersebut
masing-masing diberikan pembobotan.
Pemberian bobot dilakukan berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis Apotek Holong. Bobot yang diberikan mulai dari skala 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat
penting).
Adapun hal tersebut dapat di lihat pada tabel 3 dan 4.
Tabel 5
Pembobotan Faktor Internal Apotek
Holong
FAKTOR INTERNAL |
BOBOT |
||
KEKUATAN (STRENGTH) |
S1 |
Pelayanan ramah dan sopan |
0.11 |
S2 |
Letak apotek di pinggir
jalan raya |
0.10 |
|
S3 |
Melaya ni delivery
order |
0.10 |
|
S4 |
Bangunan milik sendiri |
0.11 |
|
S5 |
Apotek buka setiap hari walaupun
hari libur |
0.11 |
|
KELEMAHAN (WEAKNESS) |
W1 |
Tempat parkir belum memadai |
0.10 |
W2 |
Variasi obat kurang lengkap |
0.09 |
|
W3 |
Pelayanan apotek masih manual dan belum menggunakan sistem |
0.07 |
|
W4 |
Stok obat dan keluar
masuk obat belum tercatat dengan baik |
0.08 |
|
W5 |
Jumlah SDM masih terbatas |
0.08 |
|
|
|
Total |
1.00 |
Tabel 6
Pembobotan Faktor Eksternal
Apotek Holong
FAKTOR EKSTERNAL |
BOBOT |
||
PELUANG (OPPORTUNITY) |
O1 |
Meningkatknya swamedikasi |
0.11 |
O2 |
Harga obat lebih murah
dari apotek sekitar |
0.10 |
|
O3 |
Perkembangan teknologi |
0.09 |
|
O4 |
Hubungan kerjasama dengan klinik |
0.09 |
|
O5 |
Sistem pembayaran kredit
dan diskon yang diberikan
oleh PBF |
0.09 |
|
ANCAMAN (THREAT) |
T1 |
Program JKN |
0.11 |
T2 |
Perizinan Apotek yang rumit |
0.10 |
|
T3 |
Banyaknya pesaing yang memiliki fasilitas yang lengkap |
0.10 |
|
T4 |
Regulasi terbaru mengenai tenaga teknis kefarmasian |
0.09 |
|
T5 |
Bertambahnya jenis obat yang beredar |
0.10 |
|
|
|
Total |
1,00 |
c.
Pemberian Peringkat (Rating)
Faktor Internal dan Eksternal Apotek
Holong.
Peringkat menggambarkan seberapa efektif strategi Apotek Holong yang telah diterapkan saat ini dalam
merespon faktor-faktor strategis yang ada. Pemberian peringkat dilakukan berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi Apotek Holong. Peringkat yang diberikan mulai dari 1 (sangat lemah) sampai 4 (sangat kuat). Adapun hal tersebut dapat
di lihat pada tabel 5 dan
6.
Tabel 7
Rating Faktor Internal Apotek
Holong
FAKTOR INTERNAL |
RATING |
||
KEKUATAN (STRENGTH) |
S1 |
Pelayanan ramah dan sopan |
4 |
S2 |
Letak apotek di pinggir
jalan raya |
3 |
|
S3 |
Melayani delivery
order |
3 |
|
S4 |
Bangunan milik sendiri |
3 |
|
S5 |
Apotek buka setiap hari walaupun
hari libur |
4 |
|
KELEMAHAN (WEAKNESS) |
W1 |
Tempat parkir belum memadai |
4 |
W2 |
Variasi obat kurang lengkap |
3 |
|
W3 |
Pelayanan apotek masih manual dan belum menggunakan system |
3 |
|
W4 |
Stok obat dan keluar
masuk obat belum tercatat dengan baik |
3 |
|
W5 |
Jumlah SDM masih terbatas |
3 |
Tabel 8
Rating Faktor Eksternal
Apotek Holong
FAKTOR EKSTERNAL |
RATING |
||
PELUANG (OPPORTUNITY) |
O1 |
Meningkatknya swamedikasi |
4 |
O2 |
Harga obat lebih murah dari apotek
sekitar |
3 |
|
O3 |
Perkembangan teknologi |
3 |
|
O4 |
Hubungan kerjasama dengan klinik |
3 |
|
O5 |
Sistem pembayaran kredit
dan diskon yang diberikan
oleh PBF |
3 |
|
ANCAMAN (THREAT) |
T1 |
Program JKN |
4 |
T2 |
Perizinan Apotek yang rumit |
3 |
|
T3 |
Banyaknya pesaing yang memiliki fasilitas yang lengkap |
3 |
|
T4 |
Regulasi terbaru mengenai tenaga teknis kefarmasian |
3 |
|
T5 |
Bertambahnya jenis obat yang beredar |
3 |
d.
Rekapitulasi nilai Internal Factor
Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) Apotek Holong.
Tabel 9
Rekapitulasi Nilai IFE Apotek
Holong
FAKTOR INTERNAL |
BOBOT |
RATING |
SKOR |
||
KEKUATAN (STRENGTH) |
S1 |
Pelayanan ramah dan sopan |
0.11 |
4 |
0.44 |
S2 |
Letak apotek di pinggir
jalan raya |
0.10 |
3 |
0.30 |
|
S3 |
Melayani delivery
order |
0.10 |
3 |
0.30 |
|
S4 |
Bangunan milik sendiri |
0.11 |
3 |
0.30 |
|
S5 |
Apotek buka setiap hari walaupun
hari libur |
0.11 |
4 |
0.44 |
|
|
|
Total Skoring |
|
|
1.78 |
KELEMAHAN (WEAKNESS) |
W1 |
Tempat parkir belum memadai |
0.10 |
4 |
0.44 |
W2 |
Variasi obat kurang lengkap |
0.09 |
3 |
0.27 |
|
W3 |
Pelayanan apotek masih manual dan belum menggunakan system |
0.07 |
3 |
0.21 |
|
W4 |
Stok obat dan keluar
masuk obat belum tercatat dengan baik |
0.08 |
3 |
0.24 |
|
W5 |
Jumlah SDM masih terbatas |
0.08 |
3 |
0.24 |
|
|
|
Total Skoring |
1.00 |
|
1.40 |
Tabel 10
Rekapitulasi Nilai EFE Apotek
Holong
FAKTOR EKSTERNAL |
BOBOT |
RATING |
SKOR |
||
PELUANG (OPPORTUNITY) |
O1 |
Meningkatknya swamedikasi |
0.11 |
4 |
0.44 |
O2 |
Harga obat lebih murah dari apotek
sekitar |
0.10 |
3 |
0.30 |
|
O3 |
Perkembangan teknologi |
0.09 |
3 |
0.27 |
|
O4 |
Hubungan kerjasama dengan klinik |
0.09 |
3 |
0.27 |
|
O5 |
Sistem pembayaran kredit
dan diskon yang diberikan
oleh PBF |
0.09 |
3 |
0.27 |
|
|
|
Total Skoring |
|
|
1.55 |
ANCAMAN (THREAT) |
T1 |
Program JKN |
0.11 |
4 |
0.44 |
T2 |
Perizinan Apotek yang rumit |
0.10 |
3 |
0.30 |
|
T3 |
Banyaknya pesaing yang memiliki fasilitas yang lengkap |
0.10 |
3 |
0.30 |
|
T4 |
Regulasi terbaru mengenai tenaga teknis kefarmasian |
0.09 |
3 |
0.27 |
|
T5 |
Bertambahnya jenis obat yang beredar |
0.10 |
3 |
0.27 |
|
|
|
Total Skoring |
1.00 |
|
1.58 |
e.
Diagram
Analisis SWOT
Diagram Analisis SWOT Apotek Holong dapat dihitung
sebagai berikut:
Nilai
Faktor Internal�������������� = Kekuatan-Kelemahan
= 1,78 � 1,40
= 0,38
Nilai
Faktor Eksternal����������� =
Peluang-Ancaman
= 1,55 � 1,58
= -0,03
Dari
hasil perhitungan tersebut maka diperoleh
posisi koordinat Apotek Holong pada titik koordinat (0,38: -0,03)
����������������������� �� ����Peluang
����� Kelemahan����������������������������������������������������������������������� Kekuatan
0,38 : -0,03
����������� ����������� �� ���
������ Ancaman
Gambar 3
Diagram
SWOT Apotek Holong
Berdasarkan analisa SWOT Apotek Holong dan digambarkan dalam diagram SWOT Apotek Holong maka
strategi yang diarahkan untuk
Apotek Holong adalah strategi
diversifikasi.
f.
Matriks SWOT
Berdasarkan hasil diagram SWOT diatas, Apotek Holong berada pada posisi Kuadran II selanjutnya dirumuskan alternatif-alternatif strategi menggunakan
matriks SWOT yaitu dengan menggunakan strategi Strenght-Threat (ST). Perumusan
strategi ini dapat di lihat pada tabel 9.
���� �������
Tabel 11
Matriks SWOT Apotek Holong
��������������������������� INTERNAL EKSTERNAL |
KEKUATAN (S) |
||
S1 |
Pelayanan ramah dan sopan |
||
S2 |
Letak apotek di pinggir
jalan raya |
||
S3 |
Melayani delivery
order |
||
S4 |
Bangunan milik sendiri |
||
S5 |
Apotek buka setiap hari walaupun
hari libur |
||
THREAT (T) |
|
STRATEGI (ST) |
|
T1 |
Perizinan Apotek yang rumit� |
a.
Menambah jumlah SDM dan mengirim karyawan ikut seminar ilmiah farmasi. b.
Menetapkan minimal order untuk free delivery order (minimal Rp
60.000). c.
Menjalin kerjasama dengan BPJS
Kesehatan. d.
Menetapkan waktu tunggu obat (obat paten maksimal
10 menit, obat racikan maksimal 20 menit). e.
Mengganti program manual ke komputerisasi. |
|
T2 |
Program JKN |
||
T3 |
Regulasi terbaru mengenai tenaga teknis kefarmasian |
||
T4 |
Persaingan harga yang ketat |
||
T5 |
Bermunculan pesaing baik apotek mandiri
maupun apotek waralaba |
||
g.
Analisa
Persaingan Bisnis
Analisa persaingan bisnis
dalam penelitian ini menggunakan analisa lima kekuatan persaingan. Analisa ini dilakukan untuk menganalisis persaingan yang terjadi dalam industri
ini sehingga dapat menentukan strategi dalam memenangkan persaingan bisnis ini.
h.
Ancaman Pendatang Baru
Ancaman pendatang baru dalam bisnis
apotek ini cukup tinggi. Meningkatnya
swamedikasi masyarakat saat ini menjadi
peluang untuk mendirikan bisnis ini. Hal ini merupakan
salah satu pemicu pendatang baru mulai bermunculan, di samping itu dengan
adanya kebijakan regulasi pemerintah saat ini yang tidak
mempermasalahkan jarak dalam pendirian apotek dan toko obat dapat membuat
persaingan semakin ketat. Beberapa apotek dan sarana pelayanan kesehatan lainnya sudah mulai
berada di sekitar Apotek Holong bahkan
dalam jarak yang relatif dekat.
i.
Posisi Tawar Konsumen
Semakin banyaknya apotek dan fasilitas kesehatan yang ada, membuat daya tawar
konsumen dalam bisnis ini cukup
tinggi. Masyarakat dengan mudah memilih pelayanan
kefarmasian yang sesuai dengan kriteria yang mereka harapkan, selain hal tersebut
perkembangan teknologi saat ini juga dapat
memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi obat, terutama dalam hal harga dan kegunaan
obat yang mereka inginkan. Hal ini menjadi tantangan untuk Apotek Holong.
j.
Tersedianya Jasa atau Produk Pengganti
Dengan adanya program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan membuat
daya beli masyarakat di apotek menjadi menurun, masyarakat akan lebih mengoptimalkan untuk melakukan pelayanan kesehatan menggunakan JKN.
Hal ini berdampak
pada Apotek Holong mengalami penurunan penjualan dengan adanya program JKN.
k.
Posisi Tawar Supplier
Pemilihan distributor atau PBF sangat
penting dalam menjalankan bisnis apotek. Dalam hal ini Apotek Holong
menjalin kerjasama dengan berbagai PBF dalam memasok perbekalan
farmasi yang dibutuhkan
oleh Apotek Holong. Dengan adanya kerjasama
dengan berbagai PBF ini, Apotek Holong
dapat memperoleh harga dan kualitas barang maupun pelayanan
sesuai yang diinginkan, sehingga dalam hal ini posisi
tawar supplier menjadi
rendah.
l.
Persaingan Apotek
Persaingan dalam bisnis
apotek ini semakin ketat, persaingan terjadi bukan hanya dari
bisnis apotek saja tetapi dari
toko obat, usaha-usaha ritel yang menyediakan obat bebas, vitamin, suplemen dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Dalam kurun waktu 3 tahun
ini Apotek Generik sudah mendirikan
1 apotek yang berada di sekitar Apotek Holong dimana Apotek
Generik merupakan pesaing yang memiliki kekuatan dalam hal persediaan perbekalan farmasi.
m.
Posisi Yang Diinginkan
Berdasarkan dari hasil
analisa SWOT Apotek Holong yang digambarkan dalam diagram SWOT di peroleh posisi Apotek Holong
saat ini berada pada kuadran II. Apotek Holong ingin
berupaya mencapai pertumbuhan bisnis yang dapat berjalan untuk jangka panjang,
terutama dengan mengubah ancaman menjadi peluang, dengan hal tersebut
diharapkan Apotek Holong dapat mencapai
posisi pertumbuhan. �Adapun hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menambah jumlah SDM dan mengirimkan karyawan ikut seminar ilmiah farmasi.
b. Menetapkan minimal order untuk
free delivery order ( minimal Rp 60.000).
c. Menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai apotek rekanan.
d. Menetapkan waktu tunggu obat (obat
paten maksimal 10 menit, obat racikan maksimal
20 menit).
e. Mengganti program manual ke
program komputerisasi.
n.
Alternatif Strategi Bisnis
Dari hasil analisa
SWOT yang dilakukan, diperoleh
diagram SWOT Apotek Holong berada pada kuadran II. Dari hasil tersebut alternatif strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.
o.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Setelah dilakukan beberapa analisis strategi bisnis terhadap Apotek Holong ini
maka selanjutnya dilakukan analisis QSPM. Analisis ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi strategi yang akan ditetapkan dan menetapkan
strategi prioritasnya. Adapun analisis
QSPM Apotek Holong� ini
dapat di lihat pada tabel 10.
a. Alternatif strategi 1: Menambah jumlah
SDM dan mengirim karyawan ikut seminar ilmiah farmasi.
b. Alternatif Strategi 2: Menetapkan minimal order untuk free delivery
order (minimal Rp 60.000).
c. Alternatif Strategi 3: Menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
d. Alternatif strategi 4: Menetapkan waktu
tunggu obat (obat paten maksimal 10 menit, obat racikan
maksimal 20 menit).
e. Alternatif strategi 5: Mengganti
program manual ke program komputerisasi.
Tabel 12
Matriks Perencanaan
Strategi Kuantitatif Apotek
Holong
Faktor Utama |
Bobot |
Alternatif Strategi |
|||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||||||
AS |
TAS |
AS |
TAS |
AS |
TAS |
AS |
TAS |
AS |
TAS |
||
Kekuatan (S) |
|||||||||||
Pelayanan ramah dan sopan |
0,11 |
4 |
0,44 |
3 |
0,33 |
2 |
0,22 |
4 |
0,44 |
3 |
0,33 |
Letak apotek di pinggir
jalan raya |
0,1 |
4 |
0,4 |
4 |
0,4 |
3 |
0,3 |
2 |
0,2 |
2 |
0,2 |
Melayani delivery order |
0,1 |
3 |
0,3 |
4 |
0,4 |
1 |
0,1 |
4 |
0,4 |
4 |
0,4 |
Bangunan milik sendiri |
0,11 |
3 |
0,33 |
2 |
0,22 |
2 |
0,22 |
2 |
0,22 |
2 |
0,22 |
Apotek buka setiap
hari walaupun hari libur |
0,11 |
4 |
0,44 |
3 |
0,33 |
3 |
0,33 |
3 |
0,33 |
3 |
0,33 |
Kelemahan (W) |
|||||||||||
Tempat parkir belum
memadai |
0,1 |
2 |
0,2 |
2 |
0,2 |
1 |
0,1 |
2 |
0,2 |
2 |
0,2 |
Variasi obat kurang
lengkap |
0,09 |
3 |
0,27 |
3 |
0,27 |
2 |
0,18 |
2 |
0,18 |
2 |
0,18 |
Pelayanan apotek masih
manual dan belum menggunakan
sistem |
0,07 |
4 |
0,28 |
3 |
0,21 |
1 |
0,07 |
3 |
0,21 |
4 |
0,28 |
Stok obat dan keluar
masuk obat belum tercatat dengan baik |
0,08 |
3 |
0,24 |
2 |
0,16 |
2 |
0,16 |
3 |
0,24 |
3 |
0,24 |
Jumlah SDM masih terbatas |
0,08 |
4 |
0,32 |
4 |
0,32 |
3 |
0,24 |
3 |
0,24 |
4 |
0,32 |
Peluang (O) |
|||||||||||
Meningkatknya swamedikasi |
0,11 |
4 |
044 |
2 |
0,22 |
1 |
0,11 |
3 |
0,33 |
4 |
0,44 |
Harga obat lebih
murah dari apotek sekitar |
0,1 |
2 |
0,2 |
3 |
0,3 |
2 |
0,2 |
3 |
0,3 |
2 |
0,2 |
Perkembangan teknologi |
0,09 |
3 |
0,27 |
3 |
0,27 |
2 |
0,18 |
3 |
0,27 |
4 |
0,36 |
Hubungan kerjasama dengan
klinik |
0,09 |
4 |
0,36 |
2 |
0,18 |
3 |
0,27 |
2 |
0,18 |
2 |
0,18 |
Sistem pembayaran kredit
dan diskon yang diberikan
oleh PBF |
0,09 |
2 |
0,18 |
2 |
0,18 |
2 |
0,18 |
1 |
0,09 |
2 |
0,18 |
Ancaman (T) |
|||||||||||
Program JKN |
0,11 |
3 |
0,33 |
1 |
0,11 |
4 |
0,44 |
2 |
0,22 |
2 |
0,22 |
Perizinan Apotek yang rumit |
0,1 |
2 |
0,2 |
2 |
0,2 |
3 |
0,3 |
1 |
0,1 |
1 |
0,1 |
Banyaknya pesaing yang memiliki
fasilitas yang lengkap |
0,1 |
3 |
0,3 |
3 |
0,3 |
2 |
0,2 |
4 |
0,4 |
4 |
0,4 |
Regulasi terbaru mengenai
tenaga teknis kefarmasian |
0,09 |
2 |
0,18 |
2 |
0,18 |
3 |
0,27 |
3 |
0,27 |
2 |
0,18 |
Bertambahnya jenis obat
yang beredar |
0,1 |
3 |
0,3 |
3 |
0,3 |
2 |
0,2 |
3 |
0,3 |
4 |
0,4 |
|
|
|
5,96 |
|
5,08 |
|
4,27 |
|
5,12 |
|
5,36 |
Berdasarkan hasil analisis
matriks perencanaan strategi
kuantitatif (QSPM) Apotek Holong yang telah dievaluasi diatas maka diperoleh
strategi terpilih yaitu menambah jumlah SDM dan mengirim karyawan ikut seminar ilmiah farmasi, dengan nilai TAS tertinggi yaitu sebesar 5,96.
p.
Implementasi Strategi
Penerapan strategi yang dapat dilakukan oleh Apotek Holong dari strategi yang terpilih, yaitu:
Menambah jumlah SDM dan mengirim karyawan ikut seminar ilmiah farmasi. Program:
a. Bekerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kefarmasian untuk merekrut karyawan.
b. Memasang iklan lowongan kerja online seperti
di website Jobstreet, Jobsdb, dan lain-lainnya.
c. Update untuk acara ilmiah melalui grup whatsapp (WA), instagram (IG)
dan facebook
(FB) untuk mengirimkan karyawan ikut seminar.
q.
Pembahasan Apotek Holong
Identifikasi faktor
internal dan eksternal Apotek Holong dilakukan
dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden dan selanjutnya di peroleh masing-masing
5 kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Apotek Holong.
1. Kekuatan
a. Pelayanan ramah dan sopan
Apotek Holong melayani
pasien setiap hari dari pukul
08.00 sampai dengan 21.00, pelayanan tetap dilakukan walaupun libur hari besar
nasional. Pelayanan yang diberikan oleh Apotek Holong menerapkan
5S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan dan Santun).
b.
Letak apotek di pinggir jalan raya
Apotek Holong berada
di daerah Cengkareng
Jakarta Barat, letaknya di sekitar
perumahan, fasilitas kesehatan dan bahkan berada di pinggir jalan raya. Hal tersebut menjadi keunggulan
Apotek Holong.
c. Melayani delivery order
Dalam pelayanan Apotek
Holong menerima pesan antar obat
dimana pasien dapat memesan obat
ke apotek dan kemudian diantarkan ke rumah pasien.
Dimana hal ini memudahkan pasien untuk menerima obat tanpa harus
datang ke apotek. Pelayanan informasi obat dilakukan dengan adanya komunikasi dengan pasien melalui
telepon. Pelayanan pesan antar obat
ini hanya dilakukan untuk jarak maksimal 2 KM.
d. Bangunan milik sendiri
Bangunan Apotek
Holong adalah milik sendiri dimana
hal ini merupakan
salah satu keunggulan Apotek Holong karena
tidak perlu memikirkan biaya sewa untuk apoteknya.
Bangunan yang di miliki terdiri dari ruang
tunggu pasien, ruang penerimaan resep, penyerahan obat, ruang� peracikan,
ruang kerja administrasi, wastafel dan
toilet. Tata letak apotek
di desain untuk menunjang kerja para karyawan agar bekerja lebih nyaman dan mempermudah pengawasan.
e. Apotek buka setiap hari walaupun hari
libur
Meningkatnya kebutuhan
obat dan vitamin dari masyarakat sekitar Apotek Holong mendorong
apotek untuk buka setiap hari
walaupun hari libur. Hal ini dapat meningkatkan penjualan Apotek Holong.
2. Kelemahan
a. Tempat parkir belum memadai
Lahan parkir Apotek Holong belum memadai
untuk parkir mobil pelanggan sehingga pelanggan sulit untuk memarkirkan
kendaraannya. Lahan parkir Apotek Holong hanya
cukup untuk parkir beberapa motor saja. Hal ini menjadi
kelemahan dari Apotek Holong.
b. Variasi obat kurang lengkap
Letak Apotek Holong
yang berdekatan dengan fasilitas kesehatan lainnya membuat permintaan terhadap obat meningkat. Dalam hal ini Apotek
Holong perlu meningkatkan stok barang dalam apoteknya
dalam bidang ini dimana apabila
permintaan dan daya beli terhadap produk
ini akan meningkatkan penjualan pada Apotek Holong.
c. Pelayanan apotek masih
manual dan belum menggunakan
system komputerisasi
Pelayanan Apotek Holong
masih menggunakan teknik manual. Untuk mempercepat pelayanan apotek maka sebaiknya
Apotek Holong menggunakan sistem komputerisasi. Sudah banyak tersedia software apotek yang dapat mempercepat pelayanan sehingga meningkatkan penjualan dan kepuasan pelanggan. Dengan system komputerisasi ini juga akan membantu Apotek
Holong mengurangi resiko obat hilang.
d. Stok obat dan keluar masuk obat tidak
tercatat dengan baik
Apotek Holong
dalam pencatatan kegiatan operasional apoteknya belum menggunakan komputerisasi. Sehingga pencatatan stok obat di catat
secara manual, hal ini menjadi kendala
dalam pengontrolan keluar masuk obat.
e. Jumlah SDM masih terbatas
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh perusahaan. SDM yang berkualitas
dan kompeten dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya. Salah satu kendala yang dihadapi Apotek Holong adalah jumlah
SDM yang masih sedikit, hal ini dapat
menghambat pelayanan dan operasional Apotek Holong.
3. Peluang
a. Meningkatnya swamedikasi
Meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk sehat dan mahalnya biaya pengobatan merupakan salah satu faktor meningkatknya swamedikasi masyarakat. Hal ini merupakan peluang
bagi Apotek Holong dimana masyarakat
dalam tahap awal masa sakitnya akan membeli obatnya
ke apotek dari pada berobat ke dokter.
b. Harga obat lebih murah
dari sekitarnya
Harga obat menjadi
salah satu pertimbangan masyarakat untuk membeli obat. Harga obatdi Apotek Holong
relative lebih ekonomis dibandingkan dengan apotik sekitarnya. Hal ini dapat meningkatkan
kunjungan pembeli yang berakibat peningkatan penjualan di Apotek Holong.
c. Perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi
yang semakin canggih dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis dalam
memasarkan produknya. Pimpinan Apotek Holong dalam hal
ini melakukan pemasaran untuk membantu penjualan produknya melalui media sosial.
d. Sistem pembayaran kredit dan diskon yang diberikan oleh PBF
Apotek Holong
mendapatkan potongan harga atau diskon
oleh PBF Hal ini menjadi
salah satu peluang untuk melakukan negosiasi dalam hal potongan harga
dan waktu pembayaran kepada supplier (PBF).
4. Ancaman
a. Program JKN
Adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diselenggarakan oleh pemerintah
melalui BPJS. Banyak masyarakat
memanfaatkan fasilitas� layanan
kesehatan ini dimana masyarakat yang terdaftar sebagai anggota JKN, masyarakat akan lebih memilih
datang ke fasilitas kesehatan menggunakan JKN dalam pengobatan penyakitnya, dari pada ke apotek
membeli obat sendiri. Apotek Holong mengalami penurunan penjualan mulai program JKN ini berjalan, hal ini
dapat terlihat pada tabel 1.1.
b. Perizinan apotek yang rumit
Perizinan apotek
merupakan hal yang mutlak dalam mendirikan
usaha apotek ini, agar apotek yang didirikan legal dan sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Banyaknya berkas dan persyaratan yang dibutuhkan dalam membuat perizinan
ini dapat membutuhkan waktu yang cukup lama. Perizinan melalui sistem online yang saat ini mulai
diterapkan juga dapat menjadi penghambat karena apabila ada kekeliruan dalam satu berkas
yang tidak sesuai dengan sistem maka
secara otomatis akan menolak proses perizinan.
c. Banyaknya pesaing yang memiliki fasilitas yang lengkap
Apotek Holong
belum memiliki fasilitas seperti praktek dokter umum, dokter gigi
dan praktek dokter spesialis. Selain itu Apotek Holong juga belum melayani resep BPJS Kesehatan. Hal ini merupakan ancaman �bagi
Apotek Holong.
d. Regulasi terbaru mengenai tenaga teknis kefarmasian
Permenkes No 80 Tahun 2016 tentang Asisten Tenaga Kesehatan, dimana dinyatakan tenaga menengah farmasi/asisten apotek yang masih memiliki surat tanda registrasi
dan surat izin kerja atau surat
izin praktik tenaga kefarmasian yang telah diberikan sebelum tanggal 17 Oktober 2014 dinyatakan masih berlaku dan tetap memberikan pelayanan kefarmasian sampai dengan tanggal 17 Oktober 2020.
Dengan adanya
regulasi tersebut dapat menjadi sebuah
ancaman bagi Apotek Holong dimana
saat ini masih sulitnya lulusan DIII Farmasi dan Apotek Holong harus memiliki
lulusan DIII Farmasi yang memiliki
STRTTK baik untuk pelayanannya maupun dalam perizinan apoteknya.
e. Bertambahnya jenis obat yang beredar
Tingginya konsumsi
obat dan vitamin oleh masyarakat
sehingga mendorong indutri farmasi untuk memperoduksi berbagai macam jenis obat. Sementara
tidak semua jenis obat yang ada di pasaran tersedia di Apotek Holong.
�����������
Hasil identifikasi
faktor internal dan eksternal
Apotek Holong di peroleh nilai faktor
internal Apotek Holong sebesar 0,38. Hal ini menyatakan bahwa faktor-fakor kekuatan yang dimiliki Apotek Holong masih
lebih besar nilainya dibandingkan dengan faktor-faktor kelemahan yang ada di Apotek Holong. Sedangkan nilai faktor eksternal Apotek Holong yaitu
-0,03 dimana
hal ini menyatakan
bahwa faktor-faktor ancaman yang ada di Apotek Holong lebih
besar dibandingkan dengan peluang yang ada.
Nilai faktor-faktor
internal dan eksternal yang ada
di Apotek Holong tersebut selanjutnya dibuatkan kedalam diagram SWOT dengan titik koordinat
(0,38: -0,03), hasil yang digambarkan
pada diagram tersebut bahwa
posisi Apotek Holong saat ini
berada pada kuadran II. Hal
ini dapat diartikan bahwa walaupun Apotek Holong menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi
internal. Strategi yang harus diterapkan pada posisi Apotek Holong ini adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
Kesimpulan
Berdasarkan
observasi dan analisis SWOT
dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1). Nilai IFE Apotek
Citra 1 yang menjadi kekuatan
dengan skor paling tinggi (0,48) adalah pada indikator bangunan milik sendiri dan skor paling rendah (0,30) adalah pada indikator pasien dapat memesan
obat ke apotek
dan diantar ke rumah. Yang menjadi kelemahan dengan skor paling tinggi (0,36) ada pada indikator Turnover karyawan
yang tinggi dan jumlah SDM
yang kompoten masih sangat sedikit. Skor paling rendah
(0,16) ada pada indikator kelengkapan obat dan alat kesehatan masih sedikit. 2). Nilai EFE Apotek Citra 1 yang menjadi peluang dengan skor paling tinggi (0,48) adalah pada indikator meningkatnya swamedikasi dan skor paling rendah (0,16) adalah pada indikator sistem pembayaran kredit dan diskon yang berikan oleh PBF. Yang menjadi ancaman dengan skor paling tinggi (0,44) ada pada indikator program JKN. Skor
paling rendah (0,27) ada
pada indikator persaingan harga yang ketat dan bermunculan pesaing baik apotek mandiri
maupun waralaba. 3). Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan diperoleh diagram SWOT Apotek Citra 1 berada pada kuadraan II. Strategi bisnis di arahkan untuk Apotek
Citra 1 adalah strategi DIVERSIFIKASI. 4). Dari hasil matriks SWOT yang dilakukan pada apotek Citra 1 dirumuskan alternatif strategi menggunakan strategi Strenght-Threat (ST). Adapun perumusan-perumusan
strategi sebagai berikut: pertama meningkatkan Skill dan jumlah
SDM untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian. Kedua meningkatkan pemasaran apotek yang menitikberatkan penjualan produk dengan Delivery Order. Ketiga
menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai apotek rekanan. Keempat meningkatkan jenis produk dengan
harga yang kompetitif. Kelima mewajibkan karyawan untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran obat. 5). Dari hasil analisis matriks QSPM Apotek Citra 1 diperoleh strategi
terpilih dengan skor tertinggi (5,94) yaitu meningkatkan promosi apotek yang menitikberatkan penjualan produk dengan Delivery Order. Program yang dapat di implementasikan yaitu pertama memanfaatkan
teknologi dan media sosial untuk melakukan promosi online gratis biaya pengiriman obat kepada konsumen, yang kedua melakukan kerjasama dengan aplikasi ojek online. 6). Nilai IFE Apotek
Holong yang menjadi kekuatan dengan skor paling tinggi (0,44) adalah pada indikator pelayanan ramah dan sopan. Skor paling rendah (0,30) adalah pada indikator letak apotek di pinggir jalan raya.
Yang menjadi kelemahan dengan skor paling tinggi (0,44) ada pada indikator tempat parkir belum memadai.
Skor paling rendah (0,21) ada
pada indikator pelayanan apotek masih manual. 7). Nilai
EFE Apotek Holong yang menjadi peluang dengan skor paling tinggi (0,40) adalah pada indikator meningkatnya swamedikasi. Skor paling rendah
(0,27) adalah pada indikator
hubungan kerjasama dengan klinik. Yang menjadi ancaman dengan skor paling tinggi (0,44) ada pada indikator program JKN. Skor paling rendah
(0,27) ada pada indikator bertambahnya jenis obat yang beredar. 8). Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan diperoleh diagram SWOT Apotek Holong berada
pada kuadraan II. Strategi bisnis
di arahkan untuk Apotek Holong adalah
strategi DIVERSIFIKASI. 9). Dari hasil matriks SWOT yang dilakukan pada apotek Holong dirumuskan
alternatif strategi menggunakan
strategi Strenght-Threat (ST). Adapun perumusan-perumusan
strategi sebagai berikut: pertama menambah jumlah SDM untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian. Kedua menetapkan minimal order untuk free delivery order. Ketiga
menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Keempat menetapkan waktu tunggu obat. Kelima
mengganti program manual ke
komputerisasi. 10). Dari hasil
analisis matriks QSPM Apotek Holong diperoleh
strategi terpilih dengan skor tertinggi (5,96) yaitu menambah jumlah SDM untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian.
Program yang dapat di implementasikan
yaitu pertama menambah jumlah SDM tenaga farmasi dengan cara bekerja
sama dengan institusi pendidikan farmasi untuk merekrut
karyawan dan yang kedua meningkatkan motivasi dengan peningkatan kesejahteraan karyawan.
BIBLIOGRAFI
Santoso Putra, Imano.
Analisis Strategi Bersaing
pada PT. Anugerah Dwi Abadi.
Program Manajemen Bisnis,
Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra:
Surabaya. 2017. Jurnal AGORA Vol. 5, No.1.
Sampurno. 2010.
Manajemen Stratejik: Menciptakan Keunggulan Bersaiang yang Berkelanjutan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press Yunus, Eddy. 2016. Manajemen Strategis. Andi Offset:
Yogyakarta
Taufiqurokhman. 2016.
Manajemen Strategik. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama:
Jakarta.
Umar, Husein. 2001. Strategic Managenment in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Yunus, Eddy. 2016. Manajemen
Strategis. Andi Offset: Yogyakarta
Mustamu, Ronny
Herowind. Mempersiapkan Ritel Farmasi untuk Menghadapi Persaingan Masa Depan. Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi �
Universitas Kristen Petra. Jurnal Manajemen
& Kewirausahaan Vol. 2, No. 1, Maret 2000: 19 �
32
Herdiansyah, Haris.
2014. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Jakarta:Salemba
Humanika.
Heriyanto, Meyzi Heriyanto. Analisis Strategi Bersaing Industri Bisnis Farmasi/Apotek Di Kota Pekanbaru. JOM FISIP Vol 2 No. 2 Oktober 2015. Universitas
Riau.
Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1332/Menkes/Sk/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor.
922/Menkes/Per/X/1993tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotik
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat. Diakses
23 Oktober 2020. Diakses dari
https://www. https://barat.jakarta.go.id/v15/.
Maulidah,
Silvana. 2012. Pengantar Manajemen
Agribisnis. PT Universitas Brawijaya
Press: Malang.
BPS Jakarta Barat.
Diakses 21 Oktober 2020. Diakses
dari https://jakbarkota.bps.go.id/
Kurniawan, Paulus
dan Made Kembar Sri Budhi.2017. Smart Leadership-Being
A Decision Maker#2. Andi: Yogyakarta.
Sarwono,
Jonathan. 2017. Mengenal Prosedur-Prosedur
Populer Dalam SPSS 23. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.
Saul, Ellen
Yuliani. Strategi Bersaing Dan Strategi Bertahan Pada Industri Mikro Dan Kecil Bakpia Pathok Di Kecamatan Ngampilan Yogyakarta Tahun 2015. 2016
[diperbaharui 10 Februari
2016, diakses tanggal 20 Desember 2018]. Diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/8741.
Sampurno. 2009.
Manajemen Pemasaran
Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rangkuti, Freddy.
1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah
Kasus Bisnis Cara Perhitungan Bobot, Rating dan
OCAI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 35 tahun 2014 tentang
standar pelayanan kefarmasian.
Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 9 Tahun 2017 Tentang Apotek.
Amirullah. 2015.
Manajemen Strategi Teori-Konsep-kinerja.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sunaryo, Karsam. 2018. Sistem Pengendalian Manajemen da Perilaku Disfungsional. Bogor: Cergas Publika.
Rahayuningsih. 2015.
Strategi Bisnis Diversifikasi.
Jurnal ANALISA: Vol.3 No.1, April 2015: 443-451. Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Lusiana Rani Okatviani. Perencanaan Pengembangan Bisnis Apotek K24 Jalan Amarta B-28 Wedormartani
Sleman (Tesis). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 2018.
Suku Dinas Jakarta
Barat. Diakses pada 28 Oktober 2020. Diakses dari http://barat.jakarta.go.id/?p=skpd&node=90
Copyright
holder: Mourboy, Aritonang, Lies Putriana
(2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |