Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.
7, Juli 2022
TROMBEKTOMI MEKANIK PADA
STROKE AKUT
Tranggono Yudo Utomo
Staff
Pengajar Departemen Neurologi FK UKI Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Restorasi aliran darah otak secara cepat dengan terapi reperfusi merupakan manuver paling efektif untuk menyelamatkan jaringan otak iskemik yang belum mengalami infark. Terdapat jendela waktu yang sempit untuk mencapai hal tersebut, dimana manfaat semakin berkurang dengan bertambahnya waktu. Trombektomi mekanik (MT) endovaskular untuk tatalaksana stroke akut akibat oklusi pembuluh darah besar berkembang secara signifikan dengan berbagai penelitian. MT memiliki berbagai komplikasi intraprosedur maupun paska operatif yaang perlu diminimalilsasi untuk mencapai manfaat yang maksimal. Hasil MT yang baik pada sebagain besar pasien sangat dependen waktu, dengan hasil terbaik ketika cidera iskemik dini terbatas (skor ASPECT ≥6). American Stroke Association merekomendasikan MT sebagai standard terapi pasien LVO dalam waktu 6 jam. Dalam beberapa waktu terakhir, cakupan lebih luas ketika terdapat penelitian yang membuktikan manfaat MT bahkan pada periode jendela lebih lanjut pada pasien tertentu.
Kata
Kunci: iskemik, stroke, trombektomi, mekanik
Abstract
Timely
restoration of cerebral blood flow using reperfusion therapy is the most
effective maneuver for salvaging ischemic brain
tissue that is not already infarcted. There is a narrow window during which
this can be accomplished, since the benefit of reperfusion decreases over time.
Endovascular mechanical
thrombectomy (MT) for the treatment of acute stroke due to large vessel
occlusion has evolved significantly with the trials. MIT is associated with a
number of intra-procedural or post-operative complications, which need to be
minimized and effectively managed to maximize the benefits of
thrombectomy. Favourable outcomes from MT
in most patients are strongly time dependent, and best results are achieved
when early ischaemic brain injury is limited (ASPECTS score ≥6). American Stroke Association guidelines include MT as the
standard of care in patients with LVO presenting within 6 hours. In the past
year, the horizon was further expanded when major landmark trials established
the benefit of MT in the delayed window period in a select group of patients.
Keywords: ischemic, stroke, thrombectomy,
mechanical.
�����������������������������������������������������������������������������������������
Pendahuluan
Stroke masih menjadi ancaman kesehatan yang besar di dunia meskipun dengan berbagai perkembangan pesat di bidang pencegahan dan tatalaksana beberapa tahun terakhir. Di negara Barat, stroke iskemik akibat oklusi arteri besar mendominasi penyebab disabilitas, dan kebutuhan biaya yang tinggi.1
Mechanical thrombectomy (MT) dikembangkan untuk mengatasi fakta bahwa trombolisis
intravena (IVT) efektif dalam membuka arteri
hanya pada 10 � 30% pasien dengan oklusi pembuluh
darah besar (LVO). Terapi dini dengan trombolisis
intra-arterial (IAT) dan insersi stent permanen dan alat ekstaksi bekuan, seperti alat Mechanical
Embolus Removal in Cerebral Ischaemia (MERCI), perkembangan
alat stent-retreiver dan
yang terbaru adalah alat aspirasi.2
Bukti MT untuk
stroke LVO sirkulasi
anterior jelas dan seragam,
dimana 11 RCT yang dipublikasi
sejak Desember 2015 menunjukkan manfaat melebihi terapi medis. Situasi terbaru implementasi MT di Inggris serupa dengan yang ditemukan di Eropa Timur. Pada tahun 2018-2019,
sekitar 1200 prosedur MT dicatat di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara; yakni sekitar 1.4% dari seluruh kasus stroke iskemik.3
Metode Penelitian
Jumlah pasien yang layak untuk trombektomi
berdasarkan guideline terbaru
dibahas pada beberapa studi. Pada sebuah penelitian dari 318 pasien dengan AIS selama periode 1 tahun, 7% layak untuk menjalani EVT berdasarkan kriteria guideline dalam jendela waktu
awal. Pada tingkat populasi terdapat estimasi 11 potensi kasus EVT per 100,000 per tahun. Analisis pusat stroke menemukan 2,7% pasien layak menjalani EVT berdasarkan kriteria DAWN atau DEFUSE3. Selain itu 42% pasien dengan jendela waktu 6 � 24 jam pada oklusi pembuluh darah besar sirkulasi anterior layak untuk menjalani
EVT. Mengingat dampak yang tidak proporsional antara stroke LVO terhadap morbiditas dan mortalitas, trombektomi perlu ditawarkan untuk semua pasien yang layak, dan alasan ketidaklayakan perlu disampaikan. 10
����������� Alasan ketidaklayakan dapat dibagi menjadi
lokasi oklusi (distal atau posterior), NIHSS rendah
(<6), inti besar (ASPECTS <6 atau >70 cc), dan klinis dasar yang buruk (mRS>1). Analisis dari 445 pasien dengan LOV, NIHSS rendah ditemukan pada 22% pasien, beban stroke besar pada 21%, kondisi baseline buruk pada 20% pasien dan oklusi MCA-M2 pada 23%
pasien dan vertebrobasilar pada 24%. 10
Area lain yang tidak
pasti adalah strategi terapeutik yang perlu diterapkan dalam sekelompok pasien dengan defisit ringan (skor NIHSS ≤5) dan
LVO, dengan pertimbangan utama adalah penurunan
neurologi siMTomatik dini (END). Meta analisis menunjukkan tren manfaat yang mengarah pada trombektomi di 177 pasien dengan skor NIHSS <10; namun, estimasi titik tidak signifikan
secara statistik. Pada sebuah kohort prospektif
oleh Khatri dkk, ditemukan bahwa END terjadi pada sekitar 25% pasien dengan stroke ringan. Mereka menemukan bahwa prediktor independen kunci END adalah oklusi pembuluh
darah simtomatik. Kemudian, Kim dkk juga menyimpulkan bahwa penurunan neurologi dini lebih mungkin
terjadi pada oklusi ICA dan
MCA proksimal. Noguire dkk juga menemukan bahwa deteriorasi terjadi pada 41% pasien dengan LVO.6,11
Hasil dan Pembahasan
Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam tanpa tanda-tanda penyebab non vaskuler, termasuk didalamnya tanda-tanda perdarahan subarakhnoid, perdarahan intraserebral, iskemik atau infark serebri. Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke iskemik secara umum diakibatkan oleh aterotrombosis pembuluh darah serebral, baik yang besar maupun yang kecil. 1
Tanda
dan gejala neurologis yang timbul pada stroke tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya, diantaranya yaitu hemiparesis mendadak, gangguan sensori, perubahan status mental,
aphasia, disarthria, gangguan
penglihatan, ataxia, vertigo, mual,
muntah atau nyeri kepala. Tujuan
terapi adalah memulihkan perfusi ke jaringan otak
yang mengalami infark dan mencegah serangan stroke
berulang.1
Hipotesis reperfusi
Iskemi serebri terjadi ketika terjadi hipoperfusi jaringan target oleh pembuluh darah. Jaringan target kemudian akan mengalami
kerusakan ireversibel dengan cara dependen
waktu, dimana jaringan yang mati disebut �inti� atau core,
dan jaringan berisiko disebut �penumbra�. Hipotesis reperfusi menyatakan bahwa penumbra merupakan jaringan yang masih dapat diselamatkan dengan mengembalikan aliran darah. Sebaliknya,
gagalnya mengembalikan aliran darah dapat
menyebabkan penumbra mengalami
kerusakan ireversibel dan ekspansi dari inti. 4
����������� Meskipun pendekatan trombolisis intravena lebih mudah diterapkan
dan tersedia lebih luas, terdapat jendela waktu yang terbatas dan efikasi yang rendah untuk oklusi
pembuluh darah besar, sehingga muncul ketertarikan pada pendekatan endovaskular. Mengingat adanya kekhawatiran akan komplikasi pendarahan yang berhubungan dengan litik, perkembangan alat mekanik untuk
disrupsi bekuan dan menarik bekuan semakin menarik para peneliti. Beberapa kelas alat yang dikembangkan adalah laser, ultrasonografi, angioplasti, dan
micro-snares. Pada tahun 2004, FDA menyetujui retreiver Merci dengan kawat nitinol memory-shaped
dengan loop heliks yang
diteruskan menuju trombus melalui navigasi mikrokateter. Persetujuan ini didasari oleh studi prospektif, single-arm, pada pasien
yang datang 8 jam dari
onset stroke dan tidak memenuhi
kelayakan IV tPA. Rekanalisasi
tercapai pada 46% kasus serta memberikan hasil klinis yang jauh lebih baik.
FDA juga menyetujui jalur
510K sebagai alat pengangkatan bekuan pada Stroke Iskemik
Akut (AIS), namun bukan untuk indikasi
klinis mengurangi disabilitas. Jalur 510-K berhasil
diterapkan pada tahun 2007 sebagai alat kelas
dua: kateter reperfusi dengan pompa aspirasi. Hal ini didasari oleh penelitian Penumbra pivotal prospektif
single arm dengan pasien refrakter IV tpa dengan jarak 8 jam sejak onset gejala. MT didukung oleh rekomendasi AHA/ASA
yakni kelas II tingkat B. Mengingat harga dan ketersediaan yang bervariasi, Endovaskular Treatment (EVT) ditawarkan secara sporadik, dan penggunaan MT pada tahun 2013 masih tergolong pada rekomendasi kelas II level B. Meskipun beberapa penelitian memiliki sedikit perbedaan, mayoritas pasien diterapi dengan teknologi generasi pertama (alteplase intraarteri, retreiver Merci, kateter reperfusi Penumbra) dengan hasil rekanalisasi
yang rendah. 5
Alat stent-retriever
����������� Untuk menguji hipotesis reperfusi yang tepat, sebuah rekanalisasi
pembuluh darah dicapai dengan rekanalisasi total (TICI3) atau hampir total (TICI2b). Keterbatasan
utama dari alat generasi pertama
adalah rekanalisasi risiko rendah. Misalnya, keberhasilan trombektomi nilai IMS3 hanya 44% bahkan lebih rendah pada MR RESCUE
(27%). Melihat trombolisis
intra arterial dengan efikasi
yang rendah pada LVO, retreiver
MERCI dan kateter aspirasi
Penumbra generasi pertama menjadi pilihan berikut untuk pendekatan
MT. Pada kasus dimana pembuluh darah tidak dapat direkanalisasi
dengan teknologi yang ada, klinisi mulai
beralih pada pemasangan
stent intrakranial angioplasti
sebagai metode salvage. Meskipun berhasil dengan metode membuka
pembuluh darah, kebutuhan antiplatelet ganda rutin berikutnya untuk menjaga patensi
implan terkait kekhawatiran adanya komplikasi pendarahan. Prinsip umum dari
menempatkan seluruh panjang trombus pada dinding vaskular secara radial sambil memasukkan bekuan ke dalam strut stent membutuhkan alat seperti stent kelas baru yang disebut stent retreiver. Setelahnya, alat ini akan
ditarik dari pembuluh darah intra-kranial setelah mengikat bekuan tanpa mengganggu pembuluh darah dan menghilangkan kebutuhan
antiplatelet ganda.4
Gambar 1
(a) Stent retreiver dengan bekuan yang terekstrasi, serta (b) kateter
aspirasi kaliber besar dengan bekuan pada MT stroke akut dengan alat generasi
kedua. 4
Periode jendela
Umumnya, kurang dari 10% pasien stroke menjalani trombolisis, menjelaskan bahwa rintangan utama adalah untuk memasukkan
pasien dalam jendela waktu yang dapat diterima. Untuk menjawab pertanyaan apakah pasien dapat ditangani
diluar jendela waktu, telah dilakukan
dua penelitian trombektomi dasar yaitu DAWN dan DEFUSE 3. Pada penelitian
DAWN, 206 pasien direkrut dalam periode 6-24 jam bila memiliki volume inti kurang dari 50ml dengan defisit klinis yang besar (skor NIHSS >20) atau volume
inti <30 ml dengan defisit
lebih ringan (skor NIHSS >10). Mereka menemukan manfaat absolut yang condong ke arah trombektomi
36% (49% vs 13%); tidak ada
peningkatan kejadian ICH siMTomatik. Pada penelitian seleksi berdasarkan pencitraan perfusi, DEFUS 3, titik potong volume inti adalah 80 ml dan rasio jaringan berisiko terhadap volume adalah ≥1.8. Terdapat 182 pasien yang diajak ke dalam jendela
waktu 6 hingga 16 jam dan didapatkan manfaat absolut 28% condong ke arah trombektomi.
6
Tabel 1
Skor NIHSS.2
Sebelum kedua penelitian
tersebut dilakukan, dipercaya bahwa waktu merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan luaran yang baik paska trombektomi. Berkebalikan dengan kepercayaan yang ada, penelitian tersebut menunjukkan manfaat absolut yang lebih tinggi pada mereka dengan jendela waktu lanjut dibandingkan
awal. Paradox ini dapat dijelaskan dengan kecepatan progresi infark. Setelah onset stroke, diketahui bahwa sekelompok pasien yang memiliki mismatch
target (TMM) mengalami progresi
volume infark lebih lambat dibandingkan kelompok tanpa TMM. Kecepatan dimana progresi infark ditentukan oleh derajat kolateral, menjadi lambat (2.9 ml/jam) atau cepat (43.9 ml/jam). Oleh karena itu, tampak bahwa
penelitian jendela terapi yang lambat hanya terdiri dari
pasien dengan volume inti
yang kecil dan berprogres lambat. Namun, diketahui bahwa jika mereka dengan
progres lambat tidak menjalani reperfusi, volume inti DWI-MRI cenderung
bertambah dan meningkat bertahap mencapai maksimum dalam waktu 3 hari. Sehingga,
American Stroke Association merekomendasikan MT
pada pasien stroke iskemik akut (AIS) dalam waktu 6 � 16 jam dari kondisi normal terakhir yang diketahui untuk mereka dengan oklusi
pembuluh darah besar di sirkulasi anterior dan memenuhi kriteria kelayakan DAWN atau DEFUSE 3
lainnya.6,7
Kandidat
dan Kelayakan Terapi
����������� Melihat sifat intervensi
stroke yang sensitif waktu dengan infrastruktur yang kompleks membutuhkan triase, terapi dan manajemen oklusi pembuluh darah besar. Estimasi frekuensi klusi terutama sulit karena definisi yang diterapkan berbeda sesuai populasi. Pada sebuah meta analisis dari 16 penelitian yang mengevaluasi insiden oklusi pembuluh darah besar, penulis
menemukan prevalensi berkisar dari 7.3% hingga 60.6% dengan prevalensi rerata 31.1%. Dengan definisi termasuk oklusi ICA dan MCA-M1, terdapat berbagai inklusi dari oklusi
basilar atau lokasi distal
lainnya.8
����������� Tujuan utama trombektomi
mekanik pada AIS adalah untuk menyelematkan penumbra iskemik. Indikasinya semakin bertambah dengan adanya literatur
baru yang membuktikan efikasinya dan superioritas terhadap trombolitik IV.8 AHA/ASA merekomendasikan manajemen dini stroke iskemik dengan kriteria berikut untuk menjalani trombektomi mekanik: skala Rankin pra-stroke� <2; skor NIHSS ≥ 6; skor
CT dini progran stroke
Alberta ≥ 6; prosedur dimulai
dalam waktu 6 jam dari gejala; penyebab
oklusi arteri karotis interna atau arteri serebri media proksimal (MCA M1), dan usia 18 tahun keatas.9
Jumlah pasien yang layak untuk trombektomi
berdasarkan guideline terbaru
dibahas pada beberapa studi. Pada sebuah penelitian dari 318 pasien dengan AIS selama periode 1 tahun, 7% layak untuk menjalani EVT berdasarkan kriteria guideline dalam jendela waktu
awal. Pada tingkat populasi terdapat estimasi 11 potensi kasus EVT per 100,000 per tahun. Analisis pusat stroke menemukan 2,7% pasien layak menjalani EVT berdasarkan kriteria DAWN atau DEFUSE3. Selain itu 42% pasien dengan jendela waktu 6 � 24 jam pada oklusi pembuluh darah besar sirkulasi anterior layak untuk menjalani
EVT. Mengingat dampak yang tidak proporsional antara stroke LVO terhadap morbiditas dan mortalitas, trombektomi perlu ditawarkan untuk semua pasien yang layak, dan alasan ketidaklayakan perlu disampaikan. 10
����������� Alasan ketidaklayakan dapat dibagi menjadi
lokasi oklusi (distal atau posterior), NIHSS rendah
(<6), inti besar (ASPECTS <6 atau >70 cc), dan klinis dasar yang buruk (mRS>1). Analisis dari 445 pasien dengan LOV, NIHSS rendah ditemukan pada 22% pasien, beban stroke besar pada 21%, kondisi baseline buruk pada 20% pasien dan oklusi MCA-M2 pada 23%
pasien dan vertebrobasilar pada 24%. 10
Area lain yang tidak pasti adalah strategi terapeutik yang perlu diterapkan dalam sekelompok pasien dengan defisit ringan (skor NIHSS ≤5) dan
LVO, dengan pertimbangan utama adalah penurunan
neurologi siMTomatik dini (END). Meta analisis menunjukkan tren manfaat yang mengarah pada trombektomi di 177 pasien dengan skor NIHSS <10; namun, estimasi titik tidak signifikan
secara statistik. Pada sebuah kohort prospektif
oleh Khatri dkk, ditemukan bahwa END terjadi pada sekitar 25% pasien dengan stroke ringan. Mereka menemukan bahwa prediktor independen kunci END adalah oklusi pembuluh
darah simtomatik. Kemudian, Kim dkk juga menyimpulkan bahwa penurunan neurologi dini lebih mungkin
terjadi pada oklusi ICA dan
MCA proksimal. Noguire dkk juga menemukan bahwa deteriorasi terjadi pada 41% pasien dengan LVO.6,11
����������� Bergeser dari fokus
stroke minor, berikut akan dibahas manfaat MT pada pasien dengan stroke luas. Sebuah meta analisis menunjukkan manfaat trombektomi pada pasien dengan ASPECTS 6 � 8 (OR
2.34); namun tidak ditemukan manfaat yang terlihat pada kelompok pasien ASPECTS 0 � 5 (OR 1.24). Dari 218 pasien yang menjalani MT pada pasien dengan DWI ASPECTS 6, kecenderungan luaran yang baik pada skor DWI ASPECTS 5 dan tidak ada manfaat
pada pasien dengan DWI
ASPECTS 0 � 4. Tidak ditemukan
pula peningkatan ICH siMTomatik.
Rebello dkk menunjukkan manfaat reperfusi mekanik pada pasien dengan volume infark inti 50 � 70
ml, namun tidak ditemukan manfaat pada volume
>70 ml. 10
����������� Wake
up stroke (WUS) dan onset waktu tidak diketahui (UTS) merupakan domain dimana strategi manajemen masih tidak jelas. WUS dan UTS memiliki karakteristik patofisiologi yang berbeda. Peningkatan agregasi platelet dan
tekanan darah mungkin berhubungan dengan WUS namun tidak UTS. Sehingga, WUS mungkin terjadi segera sebelum terbangun. Salah satu cara untuk menentukan
onset waktu pada pencitraan
adalah dengan mismatch
DWI-FLAIR. Penelitian DAWN terdiri
dari 114 pasien WUS dan 67 pasien UTS. Terdapat manfaat signifikan di kedua kelompok yang mengarah pada MT. begitu pula
pada DEFUSE 3, manfaat absolut
signifikan condong ke arah MT di kedua
kelompok. 10
����������� Data ulasan sistemik dan meta analisis dari studi
HERMES pada pasien lansia berusia diatas 80 tahun yang menjalani MT untuk AIS menunjukkan manfaat yang bermakna dengan MT pada populasi oktogenerian. Sekitar 30% pasien memiliki luaran fungsional yang baik dengan kemungkinan
luaran baik meningkat 4 kali lipat, kejadian ICH siMTomatik meningkat 8% dan mortalitas 28%. Peneliti merekomendasikan bahwa populasi oktogenerian tidak dieksklusi dari terapi yang sangat menguntungkan
ini.10
Pemilihan
pencitraan
����������� Secara umum pencitraan
untuk stroke akut dilakukan dengan CT scan atau MRI. CT scan merupakan dasar dari pencitraan
stroke di instalasi gawat darurat karena cepat dan mudah diakses, mengingat stroke sangat kritis waktu. Penggunaan
NCCT sebelum IVT telah terbkuti. Masih banyak informasi yang dibutuhkan mengenai trase MT yang diperoleh dari kombinasi NCCT dengan CTA fase tunggal, melibatkan
CT scan kepala leher injeksi bolus terjadwal dengan kontras untuk menggambarkan arteri intrakranial. Strategi ini dibentuk atas
dasar seleksi MT berdasarkan 4 penelitian utama. NCCT dan CTA mengijinkan identifikasi lokasi oklusi, penilaian non invasif dari pembuluh
darah servikal dan lesi arteri servikal
lainnya, estimasi infark inti iskemik, dan aliran kolateral dengan opasifikasi vena korteks, yang semakin dikenali sebagai aliran kolateral efektif. 12
����������� CT
non kontras dapat menyingkirkan pendarahaan intraserebri dan estimasi awal derajat inti infark, yang muncul sebagai area hipodensitas akibat pergeseran kadar air jaringan otak akibat iskemia.
Infark area MCA dapat diestimasai dengan sistem ASPECTS, yang membagi MCA menjadi 10 regio, termasuk tingkat ganglion basal
dan supraganglion. Scan normal diberi
skor 10, dengan setiap 1 poin dikurangi
untuk setiap area dengan tanda infark.
Sebagian besar penelitian mengeksklusi pasien dengan ASPECTS <6, menurut bukti sebelumnya bahwa rekanalisasi dapat berbahaya atau tidak berguna
pada pasien dengan ASPECTS rendah. Meskipun sebagian besar departmen radiologi memiliki NCCT, CTA terkadang tersedia untuk penggunaan praktis seperti mengambil keputusan IVT untuk area abu-abu. Akibat lebih seringnya penggunaan CTA, jumlah pasien yang layan untuk MT juga meningkat. 13
����������� Peran
CT perfusi (CTP) pada pasien
dengan gejala dini lebih kontroversial,
dan opini ahli masih bervariasi. Teknik ini memungkinkan untuk membedakan inti infark dengan penumbra, dengan tujuan identifikasi
mismatch antar derajat
masing-masing pengukuran dinamis
densitas kontras iodin saat melalui jaringan
otak. CTP di beberapa penelitian menunjukkan hasil klinis superior dalam menangani pasien dengan onset waktu 6 jam berdasarkan CT/CTA saja. 14
Diantara penelitian periode jendela dini, penelitian MR CLEAN tidak memiliki estimasi volume inti sebagai bagian dari kriteria
inklusi. ESCAPE dan SWIFT PRIME memiliki
NCCT ASPECTS 6 � 10 pada kriteria inklusi
imaging. Skor kolateral CT angiografi
dengan aliran kolateral lebih dari 50% dari teritori
teroklusi dimasukkan dalam estimasi volume inti CTP
dan ESACPE dengan batas atas 70 ml dan rasio mismatch
>1.2 (TAR/Volume core) merupakan bagian dari penelitian
EXTEND IA. Pada penelitian DAWN, estimasi
inti didasari oleh imaging MRI-DWI atau CTP. DEFUSE 3 mewajibkan pemeriksaan profil target
mismatch pada CTP atau MRI (volume iskemik <70 ml, mismatch rasio
>1.8, dan volume mismatch >15 ml). 14
����������� Berdasarkan hal diatas, ASA merekomendasikan intervensi pasien dengan pengukuran inti pada NCCT
oleh ASPECT 6 atau lebih dengan kontribuso LVO pada jendela dini dan penilaian inti pada MRI atau penilaian volume penumbra dan inti melalui
imaging perfusi CTP atau MR
pada periode jendela lanjut. 14
Oklusi pembuluh darah Cerebri Media
����������� Pertimbangan penting pada populasi ini adalah variabilitas anatomi terkait berapa besar area yang terlibat vaskular yang terseumbat, terutama berkaitan dengan apakah oklusi berada pada MCA-M2 distal atau proksimal; dominan atau non-dominan; serta area topografi suplai MCA-M2 dan seberapa banyak cabang yang ada. Heterogenitas tersebut memiliki implikasi penting dalam menentukan profil risiko dan manfaat. Mengingat sedikitnya data yang berkualitas, guideline AHA/ASA 2019 memiliki rekomendasi kelas IIB untuk pasien EVT dengan oklusi area M2 atau M3 dari MCA. Namun, berbagai studi tidak acak atau case control dan meta analisis EVT (terapi endovaskular) mendukung keamanan dan efikasi EVT untuk oklusi MCA-M2. Sedangkan guideline Society for Neuro-interventional Surgery 2019 memberikan rekomendasi kelas IA untuk trombektomi pada lokasi MCA-M2.5
Tatalaksana
stroke ringan
����������� Mayoritas pasien yang ditangani pada penelitian EVT memiliki skor NIHSS 6 atau lebih tinggi sehingga data untuk populasi ini masih terbatas. Analisis tingkat pasien pada jendela waktu awal condong menyetuju EVT untuk 177 pasien dengan NIHSS 0 � 10, namun hasilnya tidak signifikan dan tidak dilaporkan mereka dengan NIHSS 0-5. Parameter seperti elevasi tekanan darah, stabilitas klinis tergantung posisi, defisit perfusi besar, dan adanya gangguan motorik atau bahasa dapat membantu identifikasi populasi rentan. 4
Terapi
pada pasien dengan inti luas
����������� Data
lama menunjukkan bahwa pada
ambang 70 cc, tidak terdapat manfaat yang bermakna paska EVT dan mayoritas penelitian menetapkan ambang atas 50 � 70 cc atau ASPECTS 6.
Pada sebuah meta analisis, manfaat EVT tetap ditemukan pada pasien dengan ASPECT 6-10 serta 3-5 namun tidak pada ASPECT 0-2. Risiko cidera reperfusi
paska rekanalisasi stroke luas perlu diperhatikan
dan beberapa studi menemukan peningkatan insiden pendarahan parenkim paska trombektomi pada populasi ini. Beberapa tambahan
studi prospektif retrospektif dan prospektif tidak acak mengkonfirmasi
keamanan dan kemungkinan terapi pasien dengan
infark yang luas. Manfaat EVT lebih nyata pada pasien lebih muda, yang mampu mencapai pemulihan fungsional dengan ambang infark
yang lebih besar. Manfaat EVT dibandingkan terapi medis diantara
pasien dengan infark besar diteliti
pada penelitian TENSION, TESLA dan LASTE. 4
Terapi pada usia lanjut
dan pasien dengan baseline
yang buruk
����������� Meskipun usia tua merupakan faktor
efek terapi terhadap luaran paska AIS, usia saja tidak dianggap
sebagai kontraindikasi EVT.
Pada berbagai penelitian, tidak terdapat batas maksimum usia sebagai kriteria
inklusi. Pada meta analisis
tingkat pasien dengan luaran menurut
usia, efek terapi yang disesuaikan paling tinggi pada usia 80 tahun keatas. Hal ini mungkin menggambarkan
perjalanan penyakit yang buruk pada oklusi pembuluh darah besar yang tidak ditangani pada populasi usia lanjut. Sebuah
studi menyatakan bahwa volume infark <10 cc merupakan prediktor kuat untuk �pulang
dari RS�. 4
Meskipun usia saja bukan merupakan
kontraindikasi, pasien dengan status fungsional baseline
yang buruk dan gangguan kognitif dieksklusi dari seluruh penelitian
EVT. Pada pasien dengan disabilitas pra-stroke, ditemukan bahwa 20 � 27% pasien akan kembali
ke disabilitas dasar. Bergantung pada preferensi individu dan keluarga, terapi populasi ini dapat
dipertimbangkan di luar kriteria guideline. 4
Komplikasi
����������� MT
memiliki sejumlah komplikasi intraprosedur dan paskaoperasi, yang perlu diminimalisasi untuk mencapai manfaat maksimum. Komplikasi prosedural adalah masalah lokasi-akses, cidera pembuluh darah atau saraf,
hematoma lokasi akses, infeksi inguinal, komplikasi akibat alat, vasospasme,
perforasi dan diseksi arteri, salah penempatan atau lepasnya alat,
pendarahan intraserebri simtomatik, pendarahan subarachnoid,
serta embolisasi ke area pembuluh darah target atau baru. Komplikasi lain terdiri dari komplikasi
terkait anestesi, kontras, paska bedah, ekstrakranial, dan pseudoaneurisma. Secara keseluruhan, dari RCT terbaru, risiko komplikasi dari MT dengan sekuele pada pasien sekitar 15%. Morbiditas dan mortalitas terkait prosedur hampir seluruhnya terjadi dalam waktu
30 hari dan diterapkan di dalam manfaat MT pada hasil klinis hari
ke 90.15
Kesimpulan
Trombektomi mekanik bagi stroke akut iskemik sirkulasi anterior untuk LVO proksimal yang terbukti dalam 6 jam aman dan sangat efektif, dan menjadi tatalaksana baru. Hasil fungsional independen keseluruhan (mRS 0-2) pada hari ke 90 sekitar
20% lebih besar dengan MT dibandingkan terapi medikasi saja, hampir separuh
pasien mencapai hasil yang sangat baik dengan MT. Hasil yang baik pada sebagian besar pasien sangat tergantung waktu, dan hasil paling baik dicapai bila
cidera iskemik otak terbatas, misalnya skor ASPECT ≥6.
Pada pasien terpilih (dengan teknik imaging terpilih), MT antara 6 hingga 24 jam paska onset juga efektif dan aman.
BIBLIOGRAFI
1. ��� Chugh C. Acute Ischemic Stroke: Management Approach. Indian J Crit Care Med Peer-Rev Off Publ Indian Soc Crit Care Med. Juni 2019;23(Suppl 2):S140�6.
2. ��� Harrichandparsad R. Mechanical thrombectomy for acute ischaemic stroke. S Afr Med J. 31 Januari 2019;109(2):77�80.
3. ��� Aguiar de Sousa D, von Martial R, Abilleira S, Gattringer T, Kobayashi A, Gallofr� M, dkk. Access to and delivery of acute ischaemic stroke treatments: A survey of national scientific societies and stroke experts in 44 European countries. Eur Stroke J. Maret 2019;4(1):13�28.
4. ��� Jadhav AP, Desai SM, Jovin TG. Indications for Mechanical Thrombectomy for Acute Ischemic Stroke: Current Guidelines and Beyond. Neurology. 16 November 2021;97(20 Supplement 2):S126�36.
5. ��� Powers WJ, Rabinstein AA, Ackerson T, Adeoye OM, Bambakidis NC, Becker K, dkk. Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: 2019 Update to the 2018 Guidelines for the Early Management of Acute Ischemic Stroke: A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke. Desember 2019;50(12):e344�418.
6. ��� Nogueira RG, Jadhav AP, Haussen DC, Bonafe A, Budzik RF, Bhuva P, dkk. Thrombectomy 6 to 24 Hours after Stroke with a Mismatch between Deficit and Infarct. N Engl J Med. 4 Januari 2018;378(1):11�21.
7. ��� Albers GW, Marks MP, Kemp S, Christensen S, Tsai JP, Ortega-Gutierrez S, dkk. Thrombectomy for Stroke at 6 to 16 Hours with Selection by Perfusion Imaging. N Engl J Med. 22 Februari 2018;378(8):708�18.
8. ��� Mathews S, De Jesus O. Thrombectomy. Dalam: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 [dikutip 28 Mei 2022]. Tersedia pada: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562154/
9. ��� Albers GW, Lansberg MG, Kemp S, Tsai JP, Lavori P, Christensen S, dkk. A multicenter randomized controlled trial of endovascular therapy following imaging evaluation for ischemic stroke (DEFUSE 3). Int J Stroke Off J Int Stroke Soc. Oktober 2017;12(8):896�905.
10. � Parthasarathy R, Gupta V. Mechanical Thrombectomy: Answering Unanswered. Ann Indian Acad Neurol. 2020;23(1):13�9.
11. � Mokin M, Ansari SA, McTaggart RA, Bulsara KR, Goyal M, Chen M, dkk. Indications for thrombectomy in acute ischemic stroke from emergent large vessel occlusion (ELVO): report of the SNIS Standards and Guidelines Committee. J NeuroInterventional Surg. 1 Maret 2019;11(3):215�20.
12. � Muir KW, Ford GA, Messow CM, Ford I, Murray A, Clifton A, dkk. Endovascular therapy for acute ischaemic stroke: the Pragmatic Ischaemic Stroke Thrombectomy Evaluation (PISTE) randomised, controlled trial. J Neurol Neurosurg Psychiatry. Januari 2017;88(1):38�44.
13. � Khoury NN, Darsaut TE, Ghostine J, Deschaintre Y, Daneault N, Durocher A, dkk. Endovascular thrombectomy and medical therapy versus medical therapy alone in acute stroke: A randomized care trial. J Neuroradiol J Neuroradiol. Juni 2017;44(3):198�202.
14. � Campbell BCV, Mitchell PJ, Kleinig TJ, Dewey HM, Churilov L, Yassi N, dkk. Endovascular therapy for ischemic stroke with perfusion-imaging selection. N Engl J Med. 12 Maret 2015;372(11):1009�18.
15. � Balami JS, White PM, McMeekin PJ, Ford GA, Buchan AM. Complications of endovascular treatment for acute ischemic stroke: Prevention and management. Int J Stroke Off J Int Stroke Soc. Juni 2018;13(4):348�61.
Copyright holder: Tranggono Yudo Utomo
(2022) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |